Anda di halaman 1dari 16

PERUBAHAN SOSIAL, EKONOMI DAN TATA RUANG PROYEK

GAS ALAM CAIR DI KECAMATAN BATUI KABUPATEN


BANGGAI

SOCIAL, EKONOMIC AND SPATIAL LIQUEFIED NATURAL GAS


PROJECT IN BATUI BANGGAI

Etty Mediatris Nuha,1 Deddy Tikson ². Darmawan Salman²


1
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
² Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, PPS Universitas Hasanuddin,Makassar

Alamat Korespondensi :

Etty Mediatris Nuha


Fakultas Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah
Universitas Hasanuddin Makasar
Kantor : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Banggai
HP : 081524246967
Email : ettymediatrisnuha@yahoo.com

1
Abstrak

LNG (liquefied natural gas) adalah gas alam yang dicairkan dengan didinginkan hingga mencapai suhu
-160 ° C pada tekanan 1 atm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi
dan tata ruang masyarakat dengan adanya PT. DSLNG. Data dilakukan dengan wawancara mendalam
pada pemerintah, masyarakat, dan PT. DSLNG serta observasi langsung dilapangan dan dokumentasi.
Mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan eksplanatif. Sehingga mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan secara rinci perubahan sosial, ekonomi dan tata ruang PT DSLNG di kecamatan batui.
Yang dimulai sejak pembebasan lahan tahun 2008 sebagai acuan tahun sebelum proyek pembangunan
kilang dibangun dan tahun 2010 sebagai acuan sesudah proyek. Kilang LNG dibangun di desa Uso
kec. Batui kabupaten banggai yang merupakan cadangan gas keempat di Indonesia. Masayarakat Desa
Uso, Honbola, Lamo dan kel Balantang sebelumnya adalah masyarakat yang memiliki tingkat
kekerabatan tinggi namun pada proses pembebasan lahan bayak terjadi konflik sosial dikarenakan
harga pembebasan lahan yang tidak sama. Kecemburuan akibat tenaga kerja terpakai dari masyarakat
pendatang dan juga mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi untuk mengantisipasi tenaga kerja Ring-2. Penurunan kesehatan akibat mobilisasi
alat-alat berat tingginya kandungan debu di udara serta rawan kecelakaan lalu lintas. Pembebasan
lahan menjadi lahan industri mengakibatkan berkurangnya lahan produksi hasil pertanian dan
perkebunan berdampak pada penurunan hasil produksi dan bergantinya mata pencaharian dari
pertanian menjadi perdagangan dan home industri dan adanya rencana kawasan strategis kota untuk
batui menjadi derah industri besar gas. Direncanakan akan berproduksi pada tahun 2014 selama 20-25
tahun. Dengan kapasitan 2 juta ton bertahun. Disimpulkan bahwa Terjadinya perubahan yang
berdampak positif maupun negatif dari segi sosial, ekonomi dan tataruang.

Kata Kunci: Perubahan sosial, ekonomi, tata ruang

Abstract

LNG (liquefied natural gas) is a liquefied natural gas is cooled until it reaches the temperature of
-160 ° C at a pressure of 1 atm. This study aims to determine the socio-economic changes and spatial
community with the PT. DSLNG. Data on in-depth interviews conducted with government, community,
and PT. DSLNG and direct field observation and documentation. Using qualitative descriptive and
explanative approach. To be able to describe and explain in detail the social, economic and spatial PT
DSLNG in Batui. Which began land acquisition in 2008 as the reference year prior to the construction
of the refinery was built and in 2010 as a reference after the project. The LNG plant was built in the
village Uso excl. Batui Banggai which is the fourth gas reserves in Indonesia. Rural communities Uso
Honbola, Lamo and kel Balantang before is people who have high levels of kinship but on the process
of land acquisition stout social conflicts due to land acquisition prices are not the same. Jealousy is a
result of the unused labor force entrants and also resulted in an increase in the population. Increasing
higher education workforce in anticipation of Ring-2. Decline in health due to mobilization of heavy
equipment, the high content of dust in the air and prone to traffic accidents. Exemption of land into
industrial land resulting in reduced agricultural production land and plantations impact on the yield
and the alternation of livelihoods from agriculture to trade and home industry and the strategic plan
of the city to be derah Batui large industrial gas. Planned for production in 2014 for 20-25 years. With
a capacitance of 2 million tonnes of many. It was concluded that the occurrence of changes in the
positive and negative impacts in terms of social, economic and spatial.

Keywords: Changes in social, economic, spatial


PENDAHULUAN
Pelaksanaan pembangunan selalu berhadapan dengan kebutuhan akan
sumberdaya baik alam maupun manusia, serta kebutuhan akan ruang/lahan.
Kebutuhan akan sumberdaya dan ruang/lahan akan semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas penduduk.
Perubahan yang terjadi tersebut selain membawa dampak positif terhadap kemajuan
wilayah juga akan membawa dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan,
terjadinya kesenjangan wilayah maupun kesenjangan sosial-ekonomi.
Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah,
sekaligus mengindikasikan perubahan terhadap aspek kehidupan sosial ekonomi
masyarakat desa. Dampak perubahan yang signifikan meliputi perubahan mata
pencaharian, jumlah penduduk, pemanfaatan lahan, interaksi sosial, dimana terjadi
pergeseran orientasi dari sektor pertanian menjadi sektor industri, jasa dan
perdagangan yang berkembang pesat yang terakumulasi dari proses modernisasi
dalam perkembangannya. Hubungan antara SDA dan pembangunan di dunia yang
dinamakan sedang berkembang sangat penting (Seda, 2006).Gas alam sangat
potensial sebagai bahan bakar yang bersih dan bebas polusi, pengolahan lain gas alam
adalah untuk industri petrokimia yang menciptakan nilai tambah ekonomi lebih besar
(Mansoer, 2007)
Kabupaten Banggai memiliki sumberdaya alam yang sangat besar dan
salah satunya adalah sumberdaya mineral. Areal pengunaan lahan kegiatan secara
administratif termasuk dalam tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Toili Barat,
Toili dan Batui dengan lokasi kilang dan pelabuhan Donggi – Senoro LNG terletak
di Desa Uso, Kecamatan Batui, sekitar 48 kilometer barat daya Luwuk, ibukota
Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah (Andal, 2008). Industri minyak bumi
dan gas adalah salah satu industry yang sarat dengan teknologi baik di level upstream
(hulu) maupun downstream (hilir) dilain pihak pengolahan industry ini oleh
pemerintah membutuhkan kecermatan karna menguasai hajat hidup orang banyak
(Noekent,2009) Proyek pengembangan gas matindok merupakan kegiatan
pembangunan fasilitas yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur
yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang berasal dari
lima lapangan gas bumi, yaitu: lapangan gas donggi, matindok, maleo raja, sukamaju,
dan minahaki. Kemudian gas tersebut disalurkan melalui pipa menuju kilang PT.
DSLNG, untuk kemudian gas tersebut dipasarkan melalui pelabuhan menggunakan
kapal tanker LNG. Saat ini, struktur pemegang saham DSLNG adalah PT Pertamina
Hulu Energi 29.0 %, PT Medco LNG Indonesia 11.1 %, Sulawesi LNG
Development Ltd. 59.9 %. Sumber gas alam di Indonesia saat ini terdapat dibeberapa
wilayah seperti Aceh kilang Arung/Natuna, Sumatra selatan/ladang grist, kalimatan
timur/kilang badak Sulawesi tengah/donggi-senoro, papua /tangguh (Oscarino
NS,2010).
LNG (Liquefied Natural Gas adalah gas alam yang dicairkan dengan
didinginkan hingga mencapai -160 ° C pada tekanan 1 atm sehinga dengan
didinginkan volumenya berkurang sekitar 600 kali sehingga menjadi layak untuk
diangkut, LNG akan mudah terbakar jika menguap dan memiliki kandungan gas di
udara (Artaria, 2005). Ada empat kriteria yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi LNG receiving terminal yaitu technical(teknik), cost health and
safety(keamanan) serta dampak lingkungan (Magdahina, 2008)
Kondisi perekonomian masyarakat LNG dapat dilihat dari sebaran
pendapatan berkapita pekerja yang dapat mempengaruhi PDRB (Rumanto, 1977).
Tantangan yang dihadapi industry gas bumi Indonesia khususnya disektor hilir saat
ini adalah rencana penyiapan rencana induk pembangunan jaringan trnasmisi dan
distribusi gas nasional yang berdampak pada masyarakat baik sosial, ekonomi dan
tataruang (Nugroho, 2004). Penelitian ini ingin melihat adanya perubahan dari segi
sosial,ekonomi dan tataruang sebelum dan sesudah adanya proyek gas alam cair
PT.Donggi-Senoro.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dan eksplanatif dimana mendeskripsikan dan menjelaskan secara rinci tentang
fenomena perubahan sebelum proyek PT. DSLNG (tahun 2008-2009) dan sesudah
proyek (tahun 2010-2011) dari segi sosial, ekonomi dan tata ruang Desa uso, desa
honbola, desa lamo, dan kelurahan balantang, baik secara alami maupun buatan
manusia yang merupakan desa yang terkena dampak langsung.
Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap
informan pemerintah, masyarakat pihak perusahan PT.DSLNG selama tahun 2008-
2011. dengan indikator data perubahan sosial yaitu, data jumlah penduduk,
pendidikan,dan kesehatan data perubahan ekonomi yaitu data mata pencaharian
angkatan kerja dan pendapatan berkapita, serta data perubahan tataruang yaitu
infrastruktur, pengunaan lahan, peta penataan ruang wilayah, observasi dilapangan
yaitu pada empat desa uso, honbola, lamo dan kelurahan balantang dan dokumentasi
terhadap perubahan pada proyek. Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah tiga
bulan mulai dari bulan September - November 2012 dan dilakukan di PT.DSLNG di
desa Uso kecamatan batui kabupaten banggai.

HASIL
Kecamatan batui terletak di kabupaten banggai dengan Visi kabupaten
Banggai adalah “Menjadikan kabupaten banggai sebagai sentra produktif yang
berbasis kerakyatan tahun 2016” masyarakat di kecamatan batui sebelumnya adalah
masyarakat yang hubungan sosial masih sangat erat karena proses kekerabatan yang
dimiliki sangat dekat. Dengan masuknya PT. DSLNG di kecamatan batui memberi
harapan bagi masyarakat untuk dapat melihat adanya perubahan yang dulunya
desa/kelurahan masih bersifat tradisional berubah menjadi desa/kelurahan yang dari
masyarakat modern khususnya sejak disosialisasikan kepada masyarakat dengan
adanya PT. DSLNG ini akan membawa manfaat bagi tingkat kesejahteraan, namun
sosialisasi yang diberikan dengan hasil yang diharapkan harusnya terjadi kesamaan
sehingga tidak timbul masalah. dikarenakan adanya perbedaan – perbedaan presepsi
dari masyarakat yang timbul serta kurangnya sosialisasi lanjutan terhadap masyarakat
dengan kemampuan pemahaman masyarakat juga membawa dampak negative
terhadap proses sosial bahkan telah berdampak pada konflik- konflik sosial sampai
saat ini.
Sejak tahun 2008 masyarakat kecamatan batui dengan adanya rencana
pembangunan LNG sudah mulai dilakukan pembebasan lahan, analisa lokasi,dan
berbagai bentuk perencanaan awal dari para investor. Pembangunan fisik LNG sudah
dimulai sejak tahun 2010 dan sepanjang awal tahun 2013 terjadi banyak perubahan
pada pembangunan jaringan pipa dan kilang LNG (Liquified Natural Gas), dan
rencana PT.DSLNG ini beroperasi pada tahun 2014 dapat memiliki konstribusi yang
besar bagi perekonomian desa, sehingga kegiatan ini berdampak pada peningkatan
pendapatan, penyerapan tenaga kerja, jaringan ekonomi tetapi dapat juga membawa
risiko negatif bagi masyarakat. Upaya yang menarik perhatian pembangunan proyek
LNG (Liquified Natural Gas), yang dibangun justru telah merubah relasi sosial
penduduk lokal, munculnya pendatang, mengusur tempat-tempat yang dianggap
sakral, merusak lingkungan margasatwa bangkirian, mengancam hak atas tanah
masyarakat lokal, membahayakan mata pencaharian meningkatkan pendidikan,
berkurangnya kesehatan dan perubahan infrakstruktur. Lebih lanjut pengaruh yang
besar dari kehadiran PT DSLNG selain berdampak positif dari segi ekonomi dan
tataruang namun berdampak pula negative dari segi sosial.
Kegiatan pembebasan lahan dan tanaman tumbuh pada masyarakat
kecamatan batui karena kurangnya proses sosialisasi dan ketidak jelasan kepada
masayarakat serta tingkat pemahaman masyarakat yang berbeda karena berbeda latar
budaya dan pendidikan telah menimbulkan berbagai interpretasi dikalangan warga
masyarakat sehingga menimbulkan berbagai perbedaan pendapat di masyarakat
kepada pemerintah dan PT.DSLNG.
Pekerja lokal merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah tenaga skill
yang umumnya berasal dari luar dengan tingkat penghasilan yang lebih tinggi.
Masyarakat beranggapan bahwa merekalah yang berhak menikmati semua ini
dibandingkan pendatang, ditambah banyaknya penduduk lokal yang mengangur,
kondisi ini juga telah memicu adanya ketidak harmonisan hubungan sosial bahkan
sudah banyak terjadi konflik sosial di masyarakat. Hubungan sosial yang semula
relative dekat dan erat telah berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan
yang pada akhirnya memunculkan konflik sosial. Karena itu perlu adanya komunikasi
yang intensif yang bersifat kumulatif baik oleh pihak perusahan maupun pemerintah
terhadap masyarakat.
Tenaga kerja Ring-2. Sangat menuntut keahlian tinggi dengan jumlah yang
sangat sedikit dan merupakan tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk dapat
menghasilkan jumlah tenaga kerja lokal yang masuk kategori Ring-2 karena
mensyaratkan pelatihan ekstensif, sementara Konstruksi yang berlangsung singkat
tidak memungkinkan bagi pekerja untuk mempelajari pekerjaan-pekerjaan yang
menuntut keahlian tinggi. Ini termasuk bukan hanya untuk posisi enjinering dan
manajemen, tapi juga pekerjaan manual yang menuntut keterampilan tinggi seperti
pengelasan khusus. Untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja warga kabupaten
banggai khususnya kecamatan batui, maka perlu adanya peningkatan tingkat
pendidikan bagi anak-anak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dimana
tenaga dan skillnya di khususkan bagi Perusahan PT. DSLNG. Hal ini memberikan
pengaruh adanya perubahan pada tingkat pendidikan usia sekolah dimana terdapat
peningkatan pada pendidikan yang telah melanjutkan sekolah pada jurusan-jurusan
yang dibutuhkan oleh perusahan berdampak pada tingkat pendidikan.
Kegiatan demobilitas peralatan sehubungan dengan kegiatan selama proyek
telah menimbulkan dampak berupa sikap dan presepsi negative masyarakat sebagai
akibat meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan
ganguan lalu lintas Kegiatan konstruksi selama proyek juga menyebabkan sampah
atau limbah konstruksi sampah padat dan cair para pekerja tampak menumpuk dan
berserahkan di lokasi proyek, dan adanya sanitasi yang masih dikategorikan sedang,
sedangkan kondisi saluran pembuang air limbah turun menjadi sangat buruk
akibatnya berkurangnya tingkat kesehatan pada masyarakat.
Kecamatan Batui dan sebagian besar berasal dari suku Banggai, Balantak
dan Saluan dan beberapa suku pendatang seperti bugis, jawa dan gorontalo. Pada
umumnya masyarakat memiliki pola gaya hidup tradisional, dengan pendapatan
rumah tangga yang sederhana. Sebagian besar masyarakat di daerah sekitar proyek
dan perkebunan, selebihnya bekerja dalam kegiatan jasa dan perdagangan.
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan
komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Kondisi perekonomian masyarakat LNG dapat
dilihat dari sebaran pendapatan berkapita pekerja yang dapat mempengaruhi PDRB.
Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan
terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Banggai tahun 2011. Berdasarkan peranan masing-masing
menunjukan sektor pertanian merupakan sektor dominan dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Banggai dengan peranan sebesar 51.59 persen, sedangkan sektor jasa-jasa
berada diurutan kedua dengan peranan sebesar 10,56 persen, untuk sektor
perdagangan, hotel dan restoran berada diurutan ketiga dengan peranan sebesar 8,96
persen. Sektor lainnya yang cukup dominan seperti sektor bangunan 7.87 industri
6.97 persen; dan keuangan 5.07 persen sedangkan pertambangan 1.88 persen.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap kabupaten-kabupaten di indonesia,
kabupaten banggai memiliki peringkat ke 42 dari 50 kabupaten terkaya di Indonesia
tahun 2012. Sektor pertambangan terus meningkat menyumbang mulai dari tahun
2007 1,34 % ( Rp 17.312) tahun 2008 1,36 % (18.874), tahun 2009 1.27 % (Rp
23.112) Tahun 2010 1.41% ( Rp 28.603) dan tahun 2011 1.88 % ( Rp 43.167).
Sebagian besar dari tenaga kerja yang terserap untuk tahapan konstruksi
proyek LNG merupakan pekerja dengan tingkat ketrampilan menengah ke bawah.
Hal ini tidak mengherankan karena jumlah tenaga kerja hingga april tahun 2012 data
dari Dinas tenaga kerja dan transmigrasi pada tingkat Ring–1 dengan Unskilled
993, semi skilled 187, skilled 722, hingga jumlah total 1911. Dengan jumlah tenaga
kerja yang tertinggi terdapat di kecamatan Batui yaitu 62 %,
Tenaga kerja yang direkrut merupakan tenaga kerja kontraktor. Artinya
tenaga kerja tersebut akan bekerja untuk mendapatkan upah dari kontraktor dan
menerima perintah kerja dan bekerja di bawah pengawasan kontraktor. Pekerjaan
yang diberikan merupakan pekerjaan yang bersifat jangka pendek. Pada tahap
konstruksi proyek yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki ketrampilan
yang rendah dan menengah. Posisi tenaga kerja dengan ketrampilan menengah oleh
pemrakarsa proyek diberikan pelatihan agar penduduk di dekat proyek tersebut dapat
memenuhi kualifikasi pekerjaan tersebut.
Pembukaan lahan di daerah hilir terdapat di desa Uso dilakukan di lokasi
kilang LNG dan areal pelabuhan dimana sekitar 300 Ha untuk pendirian kilang, dan
pelabuhan 60 Ha. Total luas lahan perkebunan ± 48.193.15 Ha yang dimiliki ± 70
orang umumnya diusahakan tanaman kelapa sisanya adalah semak. Rona kelimpahan
jenis vegetasi di areal adalah 230 pohon. Dengan adanya pembangunan kilang PT.
DSLNG ini tumbuhan yang ada dalam tapak kegiatan sudah habis dibersihkan dan
sudah dibangun proyek industri dan pelabuhan sehingga secara langsung mengurangi
keaneka ragam flora. Walaupun perubahan kepemilikan lahan dikecamatan batui
sangat kecil namun mengingat bahwa lahan merupakan sumber mata pencaharian
penduduk yang utama maka perubahan yang ada sangat dirasakan oleh penduduk
yang kehilangan lahannya.
Proyek PT. DSLNG secara langsung mengakibatkan perubahan fungsi
penggunaan lahan sehingga secara tidak langsung mengakibatkan pergeseran mata
pencaharian pada mulanya masyarakat lebih banyak bekerja pada bidang pertanian
dan perkebunan tetapi dengan adanya pembangunan khususnya industri gas terjadi
pergeseran mata pencaharian berubah menjadi perdagangan dan sektor jasa. Dengan
adanya perubahan pada pengalihan fungsi lahan memiliki dampak pada hasil
produksi yang dihasilkan oleh kecamatan batui khususnya hasil-hasil pertanian dan
perkebunan yang dapat mempengaruhi produktivitas hasil yang sangat diharapkan
untuk kecamatan batui sehingga untuk hutan produksi semakin berkurang dan
diganti dengan industri besar yaitu pertambangan yang menghasilkan gas alam cair
sehingga hasil pertanian dan perkebunan terjadi perubahan berkurangnya lahan
mengakibatkan hasil produksi komoditi lahan pertanian dan perkebunan semakin
berkurang.

PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini memperlihatkan adanya perubahan secara alami maupun
secara buatan ditinjau dari segi sosial desa Uso pertumbuhan jumlah penduduk selalu
bertambah setiap tahun mulai dari 995 jiwa tahun 2008 dan tahun 2011 dengan laju
pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2008 – 2011 adalah 1.02. Desa Honbola
jumlah penduduk tahun 2008 mulai dari 990 jiwa tahun 2011 turun menjadi 874 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2008 – 2011 adalah -1.59.
Pengurangan jumlah penduduk karena adanya migrasi keluar dimana tanah yang
berada di desa Uso khususnya yang berada di tempat kilang PT. DSLNG adalah
sebagian besar ± 90%) tanah milik warga masyarakat Honbola sedangkan tanah
perkebunan lainnya yang berada di desa lamo sudah menjadi perkebunan sawit milik
perusahan sawit sehingga masyarakat melakukan perpindahan di desa sekitarnya, atau
membeli tanah di kota Luwuk dari hasil penjualan tanah pada pihak perusahan dan
sebagian lagi tinggal dan menetap di desa honbola. Desa lamo pertumbuhan jumlah

10
penduduk. bertambah di tahun 2008 berjumlah 1590 naik tahun 201.1 berjumlah
1685. Dimana laju pertumbuhan rata- rata dari tahun 2008 – 2011 adalah 1.91.
Perubahan pada masyarakat Kelurahan Balantang tahun 2008 penduduk berjumlah
1241 jiwa dan tahun 2011 berjumlah 1321 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan
dari tahun 2008 – 2011 adalah 2,05. Bidang kesehatan sarana yang dimiliki yaitu
satu buah pos yandu dan polindes.Dengan adanya PT. DSLNG mrngakibatkan
munculnya mobilisasi dan demobilisasi peralatan akibatnya terjadi perubahan pada
desa Uso, Honbola, Lamo dan kelurahan Balantang yaitu meningkatnya tingkat
kecelakaan berlalu lintas, adanya kerusakan jalan dan polusi udara tingginya
kandungan debu diudara. Sarana pendidikan sekolah negeri yang dimiliki oleh desa
Uso, Honbola dan lamo adalah gedung tingkat SD berjumlah satu buah sedangkan
kelurahan Balantang selain memiliki gedung tingkat SD juga memiliki fasilitas dua
buah gedung SMP, dan SMA. Gedung mesjid berada di desa Uso, Lamo dan
Kelurahan Balantang, sedangkan gedung greja terdapat di desa Honbola, sejak tahun
2010 jumlah siswa terus meningkat yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
naik untuk dengan harapan dapat diterima di PT.DSLNG serta mengantisipasi tenaga
kerja local Ring-2 tahun 2013.
Masyarakat desa Uso, Honbola, lamo dan kelurahan Balantang didominasi
suku saluan dan suku banggai dan suku balantak yang merupakan suku asal
kabupaten banggai dan juga pendatang yang berasal dari suku bugis, jawa, Lombok
dan gorontalo, dengan sumber penghasilan sebagian besar adalah petanian tanaman
perkebunan ± 80% dengan hasil perkebunan campuran yaitu tanaman kelapa dan
kopra serta padi dan mente dan sebagian lagi menekuni sebagai nelayan yang
mengunakan perahu-perahu tradisional, namun untuk kelurahan balantang merupakan
dataran rendah. Penggunaan lahan di daerah ini merupakan area pemukiman dan
lahan pekarangan dan hanya sedikit lahan perkebunan yang dimiliki warga sehingga
terjadi pergeseran mata pencaharian dari perkebunan tanaman pangan menjadi
perdagangan dengan adanya PT. DSLNG masyarakat masuk dalam program
pembentukan kelompok peternakan sehingga dibentuk dua kelompok penduduk
masuk dalam proses kelompok dengan hadirnya PT. DSLNG dengan bantuan bibit
ungas untuk diternakan khususnya untuk desa Uso dan desa Honbola .
Ditinjau dari segi ekonomi dengan melihat angkatan kerja pada saat pra
konstruksi dan konstruksi sebagian masyarakat untuk keempat desa yang bekerja di
PT. DSLNG sebagai tenaga kontraktor dengan kualifikasi pekerjaan
Unskill,semiskill dan skilled dengan gaji untuk desa uso tenaga kerja berjumlah 158
orang dengan gaji yang dihasilkan Rp 170.845.000/bulan. desa honbola yang
dihasilkan dari jumlah 53 tenaga kerja yaitu Rp 33.470.000/bulan. Desa lamo dari
jumlah tenaga kerja yang diterima yaitu 363 orang dengan jumlah gaji yang
dihasilkan adalah Rp 403.540.000/bulan. Kelurahan Balantang jumlah tenaga kerja
yang diterima adalah 154 orang dengan penghasilan gaji yang diterima
Rp 164.495.000/bulan. Sehingga total jumlah tenaga kerja yang dimiliki dari empat
desa yaitu 728 orang dengan penghasilan perbulan yaitu Rp 772. 350.000
penghasilan ini di luar hasil lembur yang diterima pekerja. Kegiatan ini berdampak
positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat desa uso, honbola, lamo dan
kelurahan balantang khususnya yang terlibat secara langsung yang dapat terekrut oleh
proyek. Walaupun kenaikan pendapatan ini sebenarnya relative hanya dapat
dinikmati oleh sebagian kecil penduduk saja dan tidak begitu signifikan terhadap
upaya peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan masyarakat hanya sedikit
bekerja di PT. DSLNG. Besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh tiap keluarga
dalam Rumah tangga dapat di jadikan kesempatan bagi masyarakat sebagai modal
untuk berusaha yang dulunya kesempatan usaha masih terkait dengan alam sehingga
terjadi perubahan adanya kesempatan kerja mulai meningkat pada sector jasa dan
perdagangan sehingga terjadi pertambahan jumlah kios, warung makan, bengkel,
tukang jahit, aktivitas jasa ini mendukung konstruksi pengembangan gas sehingga
meningkatkan penghasilan penduduk.
Ditinjau dari tata ruang dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian
menjadi lahan industri, sehingga perlu penyesuaian lokasi sehingga dilakukan
perubahan jalan dengan rencana trace jalan -Tangkian – Uso : Panjang -APL =
12.850 meter, HKP = 2800 meter ( luas ±13,52 Ha). Namum areal ini hanyalah lahan
perkebunan yang pemiliknya adalah masyarakat yang bertempat tinggal di desa
honbola yang sebagian besar di tanami tanaman perkebunan yang menghasilkan
tanaman tahunan dan bulanan ± lahan perkebunan 48.193.15 Ha milik warga ± 70
orang. Tanaman yang berkembang di luas areal itu 90 % adalah masyarakat honbola
sisanya adalah masyarakat uso. Untuk pengurangan lahan masyarakat oleh PT.
DSLNG untuk lahan yang dekat dengan jalan ≤ 100 m dibayar Rp 12.500 sedangkan
untuk yang jauh ≥ 100 M dibayar Rp 9500 ini berlaku untuk semua tempat
pembelian oleh perusahan namun karena adanya pembayaran yang tidak sama oleh
masyarakat merasa adanya ketidak puasan terhadap hasil penjualan lahan mereka
terhadap PT. DSLNG akibatnya terjadi kecemburuan sosial bahkan berdampak pada
konflik-konflik sosial yang terjadi sampai saat ini.
Infrastruktur jalan relative baik namun dengan dilalui kendaraan berat
mengakibatkan perubahan jalan menjadi rusak sedang dan dapat dilalui oleh
kendaraan umum, Demikian juga dengan komunikasi telah dapat diakses oleh oleh
berbagai jaringan telepon selular dan juga memiliki pasar tradisional yang dimiliki
oleh kecamatan batui dan bank BNI. Untuk kawasan Kecamatan batui akan di
rencanakan sesuai revisi RTRW 2013-2032 yaitu pembangunan depo bahan bakar
gas, SPBU, menjadi kawasan peruntukan tambang gas dan industri besar dan juga
kecamatan batui akan dijadikan kawasan strategis kabupaten untuk pengembangan
kawasan koridor Kintom-Batui (Bapeda, 2012).

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya perubahan sosial, ekonomi
dan tata ruang yang berdampak positif dan negative.Dari segi sosial perubahan yang
terjadi pada masyarakat desa Uso,Honbola,Lamo dan Kelurahan Balantang dimana
nilai kekerabatan tinggi berubah menjadi konflik sosial diakibatkan munculnya
presepsi yang berbeda dimasyarakat karena adanya pembebasan lahan yang berbeda
dan munculnya tenaga kerja pendatang yang meyebabkan jumlah penduduk
bertambah dan kecemburuan pada tenaga kerja yang memiliki skill yang tinggi,
terjadi peningkatan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk pekerjaan pada
Ring-2 yang membutuhkan skill. Dari segi ekonomi pembebasan Lahan untuk
pendirian kilang dan pelabuhan ±360 Ha semula merupakan lahan perkebunan dan
semak akibatnya lahan perkebunan berkurang dan menimbulkan penurunan hasil
produksi serta terjadi perubahan mata pencaharian tanaman perkebunan menjadi
perdagangan, serta tingginya angkatan kerja telah meningkatkan pendapatan
berkapita penduduk.dari segi tataruang adanya pengembangan kawasan strategis
industri besar gas alam cair (LNG).
Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi keuntungan dan dampak PT.
DSLNG pada masyarakat dengan benar dan tepat sasaran. program community
development mengunakan pendekatan partisipatoris khususnya masyarakat yang
terkena dampak langsung.

DAFTAR PUSTAKA
Artaria Buda, Kartariyasa, Ketut,. (2005). Risk Assesment Tangker LNG benoa bali.
Institut teknologi Surabaya
Andal. (2008). Proyek pengembangan gas alam Matindok Kabupaten Banggai
Sulawesi tengah. bp migas.
Magdalina, Maria,. (2008). Studi kepemilikan teknologi LNG receivy terminal untuk
pulau bali. Institut teknologi Surabaya
Mansoer, faried. (2007). Pengembangan lapangan dan industri gas alam. Bulletin
ekonomi vol.5 no. 2
Nugroho, Hanan. (2004) Pengembangan Industri hilir gas bumi di indonesia ;
tantangan dan gagasan. Jurnal perencanaan pembangunan No. IX.
Noekent. (2009). Fasibilitas proyek donggi-senoro ditinjau dari aspek ekonomi dan
politik. Jurnal dinamika manajemen volume 2 No. 1.
Oscarino NS, Yohanes. (2010). Distribusi LNG dari kilang menuju floating stroge
regasification. Insitut teknologi Surabaya.
Bapeda. (2012). RTRW revisi tahun 2013 -2032.Kabupaten Banggai.
Rumanto, Bambang., (1997). Peranan Moda angkutan dan karakteristik perjalanan
masyarakat LNG-Bontang. Institut teknologi Surabaya.
Seda, Fransiska. ( 2006). Sumber daya alam dan pembangunan sebuah prespektif
komperatif. Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai