Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN ATAS PERIZINAN MIGAS DI

KABUPATEN BANGGAI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN


2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

NIZLAWATI MS. KONO / D 101 09 365

ABSTRAKSI
Masuknya kegiatan usaha perusahaan PT. DS-LNG (Donggi-Senoro Liquid Natural Gas) di
Kecamatan Batui kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah diharapkan dapat mampu
mendorong peningkatan pendapatan regional maupun nasional. Pembangunan proyek
pengembangan Gas itu dibagi dengan dua konsep yaitu sektor hulu dan sektor hilir. Adapun
GDODP SHQXOLVDQ LQL SHQXOLV PHQJDQJNDW MXGXO ³Pengendalian Kerusakan Lingkungan Atas
Perizinan Migas Di Kabupaten Banggai Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
TerkaitUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengendalian
lingkungan hidup di mana UU tersebut berfungsi sebagai instrumen hukum, khususnya
kegiatan usaha yang dilakukan oleh DS-LNG yang akan menimbulkan risiko positif ataupun
negatif.
Dari uraian di atas, penulis mencoba mangangkat masalah: (1) Apakah kegiatan pengolahan
proyek pengembangan Gas DS-LNG berisiko menimbulkan dampak bagi lingkungan dan
masyarakat; (2) Bagaimana pengendalian dan pencegahan kerusakan lingkungan atas
pengolahan Gas oleh DS-LNG menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian yuridis normatif. Dimana metode penelitian ini mengkaji asas-asas hukum
dan sistematika hukum. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan berupa
bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Semua data kepustakaan dikumpulkan,
kemudian dianalisis dan hasilnya dituangkan dalam bentuk deskriptif.Jadi berdasarkan hasil
analisis penulis, maka dapat ditarik satu benang merah bahwa proyek pengembangan Gas DS-
LNG dapat menimbulkan risiko negatif maupun positif.

Kata Kunci : Pengendalian dan pencegahan,dampak/risiko terhadap lingkungan hidup

1. PENDAHULUAN berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha


A. Latar Belakang Masalah pengolahan, pengangkutan, penyimpanan,
Pembangunan proyek pengembangan dan/atau niaga.
Gas bumi PT. DS-LNG (Donggi-Senoro Terkait mengenai pembangunan dan
Liquid Natural Gas) terbagi atas dua konsep pengolahan Gas Bumi oleh DS-LNG
yaitu pembangunan hulu dan hilir.Kegiatan merencanakan membangun fasilitas terminal
usaha hulu merupakan kegiatan usaha yang khusus LNG untuk melayani kegiatan
berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha operasional kilang LNG dalam hal angkutan
eksplorasi dan eksploitasi, sedangkan kegiatan bahan baku.
usaha hilir merupakan kegiatan usaha yang

1
Sektor Hulu PPGM (Proyek DS-LNG yang melakukan studi
Pengembangan Gas Matindok), merupakan analisis risiko lingkungan ataupun PT.
kegiatan pembangunan fasilitas yang lengkap PERTAMINA EP-PPGM yang wajib
mulai dari memproduksi Gas Bumi dan sumur melakukan studi AMDAL karena kegiatan itu
yang telah dieksplorasi. Namun dari rencana diperkirakan akan berdampak besar dan
sumur pengembangan yang berasal dari 5 penting terhadap lingkungan hidup. Kegiatan
(lima) lapangan Gas Bumi yaitu: lapangan Gas studi AMDAL tersebut, sebagai upaya sedini
Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, mungkin untuk menanggulangi dan mencegah
dan Minahaki, adapun Gas disalurkan melalui adanya dampak negatif dan mengembangkan
1
pipa menuju kilang LNG. dampak positif yang diperkirakan akan timbul.
Secara demografis tempat/lokasi Sehingga diharapkan pembangunan
Pembangunan pengolahan Gas begitu dekat tidak menimbulkan dampak negatif, bahkan
dengan pemukiman penduduk, kondisi ini dapat memberikan manfaat kepada para
cukup ironis dan menjadi perhatian bersama pelaku kepentingan (pemerintah, swasta, dan
ketika pengolahan gas tersebut mulai masyarakat) dan tetap memperhatikan risiko
operasional/produksi, dan tidak menutup dari kegiatan proyek pengembangan gas
kemungkinan akan membawa risiko besar bagi tersebut.
kelanjutan kehidupan manusia dan B. Rumusan Masalah
lingkungan. Berdasarkan latar belakang masalah di
Kegiatan usaha pengembangan Gas atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai
akan membawa dampak positif terhadap berikut:
pertumbuhan ekonomi nasional, teknologi dan 1. Apakah kegiatan pengolahan proyek
meningkatkan perkembangan daerah, tetapi di pengembangan Gas DS-LNG berisiko
sisi lain Pembangunan terminal khusus LNG menimbulkan dampak bagi lingkungan
ataupun pembangunan pada sektor hulu dan masyarakat.?
PPGM diperkirakan akan menimbulkan 2. Bagaimana pengendalian dan pencegahan
risiko/dampak negatif terhadap berbagai kerusakan lingkungan atas pengolahan
komponen lingkungan hidup baik lingkungan Gas oleh DS-LNG berdasarkan Undang-
fisik, biologi, sosial ekonomi dan budaya serta Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
kesehatan masyarakat.2 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.?
1
. Dalam hal ini Donggi-Senoro LNG atau DS-
LNG yang selanjutnya dipasarkan melalui pelabuhan
menggunakan kapal tanker LNG.
2
II. PEMBAHASAN
. Studi Analisis Resiko Lingkungan,Kerjasama
antara DS-LNG dan PPLH UNTAD, hlm. 1-2. A. Tempat Usaha PT. DS-LNG

2
Perusahaan DS-LNG di Desa Uso di pisahkan mengacu kepada konsep yang di
Kecamatan Batui maupun sumur jelaskan di dalam dokumen ANDAL. Secara
pengembangan yang berasal dari 5 (lima) substantif dokumen ANDAL tersebut, pada
lapangan Gas Bumi yaitu: lapangan Gas dasarnya menggambarkan mengenai rencana-
Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, rencana kegiatan dan perkiraan dampak besar
dan Minahaki. Selain akan memajukan daerah dan penting yang akan timbul dan menggangu
tersebut, juga dapat menciptakan lapangan kondisi lingkungan hidup.
pekerjaan dan kesempatan berusaha, sehingga Penyusunan dokumen ANDAL dapat
kesempatan untuk meningkatkan pendapatan disesuaikan dengan rencana kegiatan yang
untuk keluarga akan terbuka lebar. Oleh akan dilakukan itu merupakan langkah-
karena itu, mereka berharap agar perusahaan langkah strategis dan praktis dalam
dapat merekrut tenaga-tenaga kerja lokal melindungi lingkungan hidup dari pencemaran
sebagai karyawan pada perusahaan. atau kerusakan akibat kegiatan perusahaan
Sebagian kecil warga masyarakat industri MIGAS.5 Adapun pengelolaan
yang kurang sependapat terhadap keberadaan lingkungan di bagian hulu menjadi tanggung
proyek pengembangan Gas itu. Maka menjadi jawab sepenuhnya oleh PT. PERTAMINA EP
tanggung jawab pihak pemrakarsa untuk dan pengelolaan lingkungan di bagian hilir
meningkatkan efektivitas kegiatan sosialisasi menjadi tanggung jawab PT. DS-LNG.
proyek kepada masyarakat setempat, agar B. Risiko Lingkungan Atas Pengolahan
masyarakat memperoleh informasi yang Pengembangan Gas PT. DS-LNG
lengkap dan benar atas rencana pembangunan Berdasarkan uraian di atas, maka pihak
proyek tersebut, dimana berkaitan dengan DS-LNG melakukan studi analisis terhadap
dampak yang diperkirakan akan timbul.
Dengan adanya konsep bisnis Hulu
dan Hilir, 3 maka tanggungjawab pelaksanaan kegiatan yang dapat menimbulkan dampak; komponen
lingkungan yang terkena dampak; serta sebagai dasar
kegiatan pengelolaan lingkungan hasil kajian
atau arahan pengelolaan dan pemantauan. Berdasarkan
ANDAL4 (Analisis Dampak Lingkungan) juga kegunaan ANDAL tersebut, pada dasarnya semua
rencana usaha atau kegiatan tercantum dalam dokumen
ANDAL memuat beberapa tahapan yaitu: (1) Tahapan
perencanaan, pematangan rencana, dan pembebasan
3
. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok, lahan (pra konstruksi); (2) Tahapan pembangunan fisik
tahun 2008, Bab 1 hlm. 2. (konstruksi); (3) Tahapan berproduksi (operasi), dan (4)
4
. Salah satu kelengkapan dokumen studi Tahapan kegiatan berhenti (pasca operasi). Erri N.
kelayakan lingkungan hidup lainnya yang merupakan Megantara, Pengertian, Proses, Dan Metode Analisis
bagian penting dalam AMDAL yaitu ANDAL. Dalam Mengenai Dampak Lingkungan, Bandung, 2003, hlm.
ketentuan PP No. 27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa 7.
5
ANDAL adalah merupakan telaah secara cermat dan . Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Hukum
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu Administrasi Lingkungan Kontemporer, Setara Press
rencana usaha dan/atau kegiatan. Penyusunan dokumen (Kelompok In-TRANS Publishing), Malang. 2010, hlm.
ANDAL adalah bertujuan untuk mengetahui komponen 117.

3
berbagai risiko yang muncul, adapun risiko itu pemanfaatan tenaga kerja dan
antara lain:6 peluang berusaha, keselamatan
1. Tahap pra konstruksi: Penerimaan dan kesehatan kerja,
tenaga kerja/Sekitar lokasi terminal peningkatan pendapatan
khusus LNG di Desa Uso masyarakat, dan persepsi
(Terbukanya kesempatan bekerja, masyarakat.
peningkatan pendapatan 3. Tahap beroperasi
masyarakat, persepsi masyarakat - Penerimaan tenaga
terhadap proyek); kerja/masyarakat sekitar Kec.
2. Tahap konstruksi Batui, Kec. Kintom, Kabupaten
- Mobilisasi dan demobilisasi Banggai dan sekitarnya
peralatan, material dan tenaga (pemanfaatan tenaga kerja,
kerja/jalan raya sepanjang peningkatan pendapatan
pelabuhan perintis BSS Desa masyarakat, proses-proses
Lamo rencana lokasi kontruksi sosial, terganggunya keamanan
MOF Desa Uso dan masyarakat dan ketertiban, dan persepsi
di Desa Uso (Peningkatan masyarakat terhadap proyek);
kebisingan, peningkatan kadar - Operasional pelabuhan khusus
debu, risiko kecelakaan lalu LNG/sekitar terminal khusus
lintas darat dan laut, LNG di Desa Uso (penurunan
pemanfaatan tenaga kerja dan kualitas udara, kebisingan,
terbukanya kesempatan bekerja penurunan kualitas air laut,
dan berusaha, dan persepsi terganggunya kehidupan biota
masyarakat); laut, keselamatan pelayaran,
- Konstruksi terminal khusus kesehatan dan keselamatan
LNG beserta fasilitas kerja, terbukanya kesempatan
pendukungnya/tapak proyek bekerja dan berusaha,
terminal khusus LNG di desa gangguan kesehatan
Uso (peningkatan kadar debu, masyarakat, kamtibmas,
peningkatan kebisingan, menurunnya hasil tangkapan
penurunan kualitas air laut, nelayan, kebocoran dan
penurunan biota air laut, kebakaran gas, dan persepsi
masyarakat terhadap kegiatan
6
. Ibid, Bab V hlm. 57-58.

4
operasional terminal khusus masyarakat, penurunan
LNG; kesempatan berusaha,
- Pemeliharaan fasilitas perubahan sikap dan persepsi
LNG/sekitar terminal khusus masyarakat, dan peningkatan
LNG di Desa Uso (perubahan kerawanan sosial.
kualitas udara, perubahan Seperti yang dikemukakandi atas,
kualitas air laut, kebocoran dan bahwa kategori semua aspek lingkungan
kebakaran gas, keselamatan sensitif tersebut, sudah sesuai dengan besaran
dan kesehatan kerja dan dan risiko yang ada, sehingga risiko-risiko itu
persepsi masyarakat). harus dikelola dan dipantau oleh pihak
4. Tahap pasca operasi pemrakarsa PT. DS-LNG. Jadi hasil studi dan
- Penghentian operasi/di tapak analisis yang dilakukan DS-LNG atas risiko-
proyek terminal khusus LNG risiko yang akan timbul dikemudian hari itu,
(persepsi masyarakat terhadap akan menjadi pegangan baik bagi
kinerja perusahaan secara pemrakarsa/DS-LNG, pemerintah, dan
keseluruhan, peningkatan masyarakat.
kualitas udara, peningkatan C. Pengendalian Dan Pencegahan
kualitas air laut, penurunan Kerusakan Lingkungan Berdasarkan
kepadatan lalu lintas laut, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
perubahan sikap dan persepsi Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
masyarakat); Lingkungan Hidup
- Demobilisasi alat dan bahan/di Sebagaimana uraian di atas, sangat
tapak proyek terminal khusus relevan dengan UU No. 32 Tahun 2009
LNG (peningkatan kepadatan UUPPLH (Undang-Undang Perlindungan dan
lalu lintas laut dan darat, Pengelolaan Lingkungan Hidup). Dimana UU
peningkatan risiko, dan ini menyediakan instrumen pengendalian dan
perubahan sikap dan persepsi pencegahan. Adapun instrumen pengendalian
masyarakat); dijelaskan dalam bab V bagian kesatu umum
- Penglepasan tenaga bahwa:
kerja/khususnya Kec. Batui dan (1) Pengendalian pencemaran
Kec. Kintom, Kabupaten dan/atau kerusakan lingkungan
Banggai umumnya hidup dilaksanakan dalam rangka
(peningkatan pengangguran, pelestarian fungsi lingkungan
penurunan pendapatan hidup.

5
(2) Pengendalian pencemaran g. Perizinan;
dan/atau kerusakan lingkungan h. Instrumen ekonomi lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud pada hidup;
ayat (1) meliputi: i. Peraturan perundang-undangan
a. Pencegahan; berbasis lingkungan hidup;
b. Penanggulangan; dan j. Anggaran berbasis lingkungan
c. Pemulihan. hidup;
(3) Pengendalian pencemaran k. Analisis risiko lingkungan
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
hidup sebagaimana dimaksud pada l. Audit lingkungan hidup; dan
ayat (1) dilaksanakan oleh m. Instrumen lain sesuai dengan
pemerintah, pemerintah daerah, kebutuhan dan/atau
dan penanggung jawab usaha perkembangan ilmu
dan/atau kegiatan sesuai dengan pengetahuan.
kewenangan, peran, dan tanggung Adapun yang dimaksud dalam
jawab masing-masing. penjelasan Pasal 13 ayat (1) mengenai
Sedangkan mengenai instrumen pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
pencegahan dijelaskan di bagian kedua lingkungan hidup dalam ketentuan di atas
Pasal 14 bahwa: antara lain:
Instrumen pencegahan pencemaran Pengendalian:
dan/atau kerusakan lingkungan a. Pencemaran air, udara, dan laut;
hidup terdiri atas: dan
a. KLHS (Kajian lingkungan b. Kerusakan ekosistem dan
hidup strategis); kerusakan akibat perubahan iklim.
b. Tata ruang; Sedangkan penjelasan Pasal 15 ayat (2)
c. Baku mutu lingkungan hidup; huruf b mengenai dampak dan/atau risiko
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang dimaksud meliputi:
lingkungan hidup; a. Perubahan iklim;
e. AMDAL (Analisis mengenai b. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau
dampak lingkungan); kepunahan keanekaragaman hayati;
f. UKL (Upaya pengelolaan c. Peningkatan intensitas dan cakupan
lingkungan hidup) dan UPL wilayah bencana banjir, longsor,
(Upaya pemantauan lingkungan kekeringan, dan/atau kebakaran
hidup); hutan dan lahan;

6
d. Penurunan mutu dan kelimpahan Kabupaten banggai, karena tanpa izin suatu
sumber daya alam; kegiatan usaha tidak dapat berjalan.
e. Peningkatan alih fungsi kawasan Pengolahan kegiatan usaha industri MIGAS
hutan dan/atau lahan; mulai dari hulu sampai ke hilir sangat
f. Peningkatan jumlah penduduk bersentuhan dengan perizinan, karena izin
miskin atau terancamnya tersebut sangat penting tanpa izin pun
keberlanjutan penghidupan pengolahan MIGAS itu tidak dapat terlaksana.
sekelompok masyarakat; dan/atau Sebagaimana prosedur dan mekanisme
g. Peningkatan risiko terhadap yang berlaku untuk mendapatkan izin, harus
kesehatan dan keselamatan memenuhi beberapa syarat yang harus
manusia. dipenuhi salah satu diantaranya harus
Instrumen hukum di atas terkait mempunyai dokumen AMDAL, dan beberapa
mengenai pengendalian dan pencegahan rekomendasi terkait pengelolaan migas
dalam hal kegiatan usaha pengembangan Gas lainnya.
DS-LNG di Desa Uso Kec batui yang Sebagaimana kita ketahui bahwa
membawa dampak/risiko negatif maupun pelaksanaan pengembangan kegiatan usaha
positif bagi lingkungan hidup, akan sangat pengolahan Gas DS-LNG di Batui dipisahkan
bermanfaat bagi setiap pelaksanaan dengan mengacu pada konsep pengembangan
pembangunan yang berada di Indonesia, hulu dan hilir. 8 Namun prosedur dan
khususnya daerah sebagai penghasil SDA mekanisme yang berlaku untuk mendapatkan
(Sumber Daya Alam). izin, harus memenuhi beberapa syarat yang
D. PERIZINAN MIGAS PT. DS-LNG harus dipenuhi salah satu diantaranya harus
Terkait izin7 sangat berkaitan dengan mempunyai dokumen AMDAL, dan beberapa
pengolahan MIGAS di Kecamatan Batui rekomendasi terkait pengelolaan migas
lainnya.
7
. Pengertian izin secara luas adalah suatu
instrumen atau sarana yuridis yang mengandung suatu
persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang
atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu
menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan Otda, penjelasan pasal 7 PP Nomor 27 Tahun 1999,
perundang-undangan. Dalam kaitannya dengan pasal 2 ayat (3) dan pasal 3 ayat (5) PP Nomor 25
pengelolaan lingkungan hidup pengertian izin secara Tahun 2000. Pada ketiga produk hukum tersebut yang
normatif dapat ditemukan dalam ketentuan UUPPLH, pertama adalah ditetapkannya izin sebagai bagian dari
UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah jo perizinan yang harus dipenuhi dalam melakukan usaha
UU No. 12 Tahun 2008 tentang pemerintahan daerah, dan/atau kegiatan. Sedangkan pada pasal 2 ayat (3) dan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang pasal 3 ayat (5) PP Nomor 25 Tahun 2000, ditetapkan
AMDAL, Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 izin sebagai salah satu jenis perizinan disamping dalam
tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan bentuk rekomendasi, persetujuan, tanda daftar dan lain
provinsi sebagai daerah otonom. Pembedaan perizinan sebagainnya.
8
dengan izin secara normatif dapat ditemukan dalam .RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok,
ketentuan UU PLH Bab IV, penjelasan pasal 18 UU Tahun 2008, Op.,Cit, Bab I hlm. 2.

7
Untuk mendapatkan izin harus kedudukan pemerintah sebagai pelaksana
memenuhi beberapa syarat tertentu, terkait kewenangan sangatlah dominan.
dengan hal itu, selain dokumen AMDAL ada Seperti mengacu pada pengolahan kegiatan
juga rekomendasi-rekomendasi terkait usaha hulu dan kegiatan usaha hilir 12.
pengolahan Gas tersebut. Adapun Sementara kegiatan hilir 13 diselenggarakan
rekomendasi yang dimaksud tentang kegiatan melalui mekanisme persaingan usaha yang
eksplorasi pemboran MIGAS sumur wajar, sehat, dan transparan.
matindok9 dan izin lokasi pengadaan tanah10 E. Urgensi Pengelolaan Lingkungan Dan
di Desa Masing Kecamatan Batui Kabupaten Peranan AMDAL Dalam Mewujudkan
Banggai maupun beberapa izin terkait Pembangunan Yang Berwawasan
pengolahan tersebut,11 dalam pemberian izin Lingkungan Hidup
Pada sektor pembangunan hulu14
9
. Bupati Banggai Rekomendasi maupun sektor pembangunan hilir ada
Nomor:005/1873/BAG. TAPEM tentang kegiatan
eksplorasi pemboran MIGAS sumur Matindok (MTD)- beberapa risiko-risiko yang akan timbul nanti.
B Desa Masing Kecamatan Batui. Menunjuk surat
manajer operasi eksplorasi PT. PERTAMINA EP Berbagai upaya pengendalian risiko penting,
Nomor: 415/EP2035/2007-SO Tanggal 13 Agustus
baik untuk pencegahan, penanggulangan,
2007 perihal permohonan izin prinsip lokasi matindok
(MTD)-B untuk keperluan eksplorasi , maka Bupati maupun pengembangan atas risiko yang
Banggai atas nama pemerintah daerah tidak keberatan
atas izin lokasi dan pengadaan tanah di Desa Masing ditimbulkan oleh pembangunan dan
Kecamatan Batui Kabupaten Banggai, Luwuk 21
DJXVWXV %XSDWL EDQJJDL 0D¶PXQ $PLU
10
. Surat Izin Bupati Banggai Nomor:
593/411/BAG. TAPEM tentang Izin lokasi dan
12
pengadaan tanah untuk proyek kilang LNG di Desa Uso . H. Salim HS, Hukum Pertambangan Di
Kecamatan Batui Kabupaten Banggai, Dasar: 1. Surat Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
PT. MEDCO LNG INDONESIA Nomor: LNG- hlm. 236-237. Kegiatan usaha dilaksanakan dan
003/JKT/08, Tanggal 21 Januari 2008, perihal dikendalikan melalui KKS (Kontrak Kerjasama), KKS
pengalihan izin lokasi dan pengadaan tanah untuk adalah kontrak bagi hasil atau bentuk kontrak kerjasama
proyek LNG kepada PT. DONGGI-SENORO LNG. 2. lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang
Surat PT. DONGGI-SENORO LNG Nomor: MGT- lebih menguntungkan negara dan hasilnya
003/JKT/08, Tanggal 21 Januari 2008, perihal dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
permohonan izin lokasi dan pengadaan tanah untuk rakyat.
13
proyek LNG, Luwuk 25 Januari 2008 Bupati Banggai . Kegiatan yang bertumpu pada usaha: (1)
0D¶PXQ $PLU Pengolahan; (2) Pengangkutan; (3) Penyimpanan; dan
11
. BADAN KOORDINASI PENANAMAN (4) Niaga. Kegiatan usaha hilir dilaksanakan dengan
MODAL, SURAT PERSETUJUAN PENANAMAN izin usaha, izin usaha adalah izin yang diberikan kepada
MODAL, Nomor: 1128/I/PMA/2007, Nomor Kode badan usaha untuk melaksanakan pengolahan,
Proyek: 2320-72-21649. Sehubungan dengan pengangkutan, penyimpanan dan/atau niaga dengan
permohonan tersebut terkait dengan Undang-Undang tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
14
Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, . Risiko-risiko lingkungan yang mungkin
memberikan penanaman modal dan memberikan terjadi akibat adanya pembangunan LNG dan fasilitas
persetujuan penanaman modal yang berlaku pula pendukung lainnya wilayah Desa Uso Kecamatan Batui
sebagai persetujuan prinsip fasilitas fiskal dan izin Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, meliputi 3 (tiga)
sementara sampai dengan perusahaan memperoleh izin tahapan kegiatan yaitu tahap konstruksi, tahap operasi,
usaha, Jakarta 04 September 2007 a.n. KEPALA serta tahap pasca operasi terhadap komponen
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi dan
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Ahmad kesehatan masyarakat. Semua aspek lingkungan
Kurniadi. tersebut.

8
operasional DS-LNG dan fasilitas penunjang operasional terminal khusus LNG. Hal di atas
lainnya. telah sesuai dengan hasil studi risiko
Pada dasarnya dilakukan dengan lingkungan DS-LNG tersebut, di mana
menggunakan pendekatan teknologi, pengelolaan akan difokuskan kepada risiko
pendekatan sosial ekonomi, dan budaya serta yang bersifat penting, baik positif maupun
pendekatan negatif.
institusi/kelembagaan.15Pengelolaan Selain itu berdasarkan hasil kajian
lingkungan terhadap komponen lingkungan studi ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
tersebut yang mengalami perubahan rencana kegiatan PPGM diperkirakan
mendasar/dampak penting baik positif maupun berpotensi menimbulkan dampak positif
negatif sebagai akibat dari rencana kegiatan maupun negatif terhadap
Proyek Pengembangan Gas baik yang berada lingkungan.16Dampak negatif yang
pada sektor hulu maupun hilir. diperkirakan timbul diupayakan untuk
Rencana pengelolaan lingkungan yang ditanggulangi dan dicegah, sedangkan dampak
akan dilaksanakan DS-LNG disusun positifnya akan dikembangkan melalui
berdasarkan pada bentuk kegiatan yang pengelolaan lingkungan.
menjadi sumber risiko pada setiap Adapun RPL (Rencana Pemantauan
komponen/parameter lingkungan yang Lingkungan) dapat digunakan sebagai upaya
diperkirakan terkena risiko penting oleh pemantauan dan penanggulangan dampak
rencana kegiatan pembangunan dan negatif, serta mengembangkan dampak positif
15 yang ada, sehingga lingkungan di dalam dan
. Pendekatan teknologi sebagai salah satu
alternatif pengelolaan lingkungan hidup merupakan di sekitar kegiatan PPGM dapat terjaga
suatu pendekatan yang menggunakan cara atau
teknologi untuk mengelola risiko penting. Beberapa kualitasnya.
teknologi yang tersedia di bidang perminyakan saat ini
untuk berbagai upaya penanganan risiko penting, yang Begitu luasnya area/wilayah DS-LNG,
telah dilengkapi dengan Standard Operation Procedur
(SOP), meliputi: (a) Teknologi pengelolaan limbah cair khususnya PPGM yang akan mempengaruhi
dan limbah padat; (b) Teknologi penanganan limbah
kualitas lingkungan yang ada. Sehingga dalam
B3; (c) Teknologi dan sistem penanggulangan tanggap
darurat operasi. Sosial ekonomi, dalam pengelolaan pelaksanaanya perlu diikutsertakan RKL17
lingkungan pemrakarsa akan bekerja sama dengan
instansi pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk
menanggulangi risiko sosial ekonomi dan budaya yang
timbul akibat kegiatan pembangunan dan operasional
terminal khusus LNG, Sementara pendekatan
kelembagaan institusi/pendekatan institusional sebagai
16
salah satu alternatif pengelolaan lingkungan hidup . RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok,
merupakan suatu pendekatan yang melibatkan institusi Tahun 2008.
17
kelembagaan dalam pengelolaan. Dalam penyusunan . RKL merupakan salah satu upaya untuk
rencana pengelolaan lingkungan hidup pembangunan menangani dan mengelola lingkungan dalam
dan operasional terminal khusus LNG. Dengan melaksanakan proyek PPGM di Kabupaten Banggai
mempertimbangkan fungsi pelayanan kelembagaan Sulawesi Tengah. RKL sebuah dokumen penting bagi
formal dan informal. pemrakarsa, pemda, dan masyarakat.

9
(Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL18 1. Proyek pengembangan Gas DS-LNG
(Rencana Pemantauan Lingkungan), mulai dapat menimbulkan risiko negatif
dari kegiatan pra konstruksi sampai tahap maupun positif. Dengan berbagai risiko-
pasca operasi. Berhasil tidaknya pelaksanaan risiko yang akan timbul nanti dan
pengelolaan lingkungan tersebut, dapat kegiatan proyek DS-LNG memenuhi
diketahui melalui upaya RKL dan RPL. kriteria proyek yang mengharuskan
Sementara itu, dokumen RKL19 wajib melakukan studi AMDAL.
merupakan dokumen yang memuat upaya- Adapun risiko itu meliputi 3 tahapan
upaya mencegah, mengendalikan, dan yaitu tahap konstruksi, tahap operasi,
menanggulangi dampak penting lingkungan serta tahap pasca operasi baik terhadap
yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana komponen lingkungan fisik kimia,
usaha atau kegiatan. Sedangkan RPL biologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan
merupakan rencana yang disusun berkenaan masyarakat.
dengan pengulangan pengukuran komponen 2. Melalui AMDAL merupakan salah satu
atau parameter lingkungan pada waktu-waktu cara pengendalian dan pencegahan yang
tertentu, guna mengetahui adanya perubahan efektif. Dampak negatif yang sering
lingkungan karena pengaruh kegiatan atau ditimbulkan oleh proyek pembangunan
proyek tersebut. dapat diminimalisir dengan AMDAL.
Dengan demikian yang terkandung Selain AMDAL sebagi instrumen
dalam pemantauan tersebut adalah sejauhmana hukum administrasi lingkungan dan
aktivitas proyek menimbulkan perubahan pada secara substantif harus juga memiliki
lingkungan, guna mengetahui sejauhmana pula dokumen-dokumen studi kelayakan
efektivitas peralatan pengendalian pencemaran lingkungan berupa KA-ANDAL,
yang dipergunakan.20 ANDAL, RKL dan RPL. Adapun
dokumen terkait itu sebagai upaya-upaya
III. PENUTUP untuk mengendalikan dan mencegah
C. Kesimpulan dampak penting lingkungan yang timbul
sebagai akibat dari rencana usaha atau
kegiatan.
18
. RPL merupakan salah satu upaya untuk
memantau pelaksanaan dan hasil pengelolaan B. Saran
lingkungan dalam melaksanakan PPGM.
19 1. Diharapkan agar pemerintah daerah
. RM. Gatot P. Soemartono, Hukum
Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, kususnya Kabupaten Banggai Provinsi
hlm. 174.
20
. Harun M. Husein, Berbagai Aspek Hukum Sulawesi Tengah, dapat membuat dan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Bumi Aksara,
Jakarta, 1992, hlm. 121. menyusun rancangan Perda (Peraturan

10
Daerah), terkait mengenai perlindungan referensi dan masukan bagi ilmu
dan pengelolaan lingkungan hidup atas hukum, khususnya Hukum
pengolahan pertambangan gas bumi di Pertambangan dan Hukum Lingkungan.
Desa Uso Kecamatan Batui dan dalam Sehingga gagasan atau wacana terkait
tahun ini segera masuk dalam Prolegda mengenai pengembangan gas yang
(program legislatif daerah) Kabupaten membawa risiko negatif dan positif
Banggai 2014. dalam menjaga fungsi kualitas
2. Penulis mengharapkan agar lingkungan hidup dapat terlindungi dan
penelitian/penulisan ini menjadi bahan tejaga secara berkelanjutan.
3.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Erri N. Megantara, Pengertian, Proses, Dan Metode Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
Bandung, 2003.
Harun M Husein. Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan Dan Penegakan Hukumnya,
Bumi Aksara, Jakarta, 1992.
H. Salim HS, Hukum Pertambangan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Laporan Final Studi Analisis Resiko Lingkungan Terminal Khusus LNG Donggi-Senoro
(Kerjasama PT. Donggi-Senoro LNG Dengan PPLH- UNTAD November 2008).
Mukhlish dan Mustafa Lutfi, Hukum Administrasi Lingkungan Kontemporer, Setara Press
(Kelompok In-TRANS Publishing), Malang, 2010.
PT. Pertamina EP-Proyek Pengembangan Gas Matindok,RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup) Dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup), Jakarta,
Tahun2008.
RM. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996.
B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup. (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
Bupati Banggai Rekomendasi Nomor: 005/1873/BAG. TAPEM Tentang Kegiatan Eksplorasi
Pemboran Migas Sumur Matindok (MTD)-B Desa Masing Kecamatan Batui, Perihal

11
Permohonan Izin Lokasi Matindok Untuk Keperluan Eksplorasi, Luwuk 21 Agustus
2007.
Surat Izin Bupati Banggai Nomor: 593/411/BAG. TAPEM Tentang Izin Lokasi Dan
Pengadaan Tanah Untuk Proyek Kilang LNG Di Desa Uso, Luwuk 25 Januari 2008.
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, SURAT PERSETUJUAN
PENANAMAN MODAL, Nomor: 1128/I/PMA/2007, Nomor Kode Proyek: 2320-72-
21649. Sehubungan dengan permohonan tersebut terkait dengan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, memberikan penanaman modal dan
memberikan persetujuan penanaman modal yang berlaku pula sebagai persetujuan
prinsip fasilitas fiskal dan izin sementara sampai dengan perusahaan memperoleh izin
usaha, Jakarta 04 September 2007 a.n. KEPALA BADAN KOORDINASI
PENANAMAN MODAL Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Ahmad
Kurniadi.
BIODATA PENULIS

Nama : Nizlawati MS. Kono


TTL : Luwuk. 4 April 1991
Agama : Islam
Alamat : Lrg. Nangka
No. Telp : 085656511603
Alamat E-Mail : Nizlawati@yahoo.co.id

12

Anda mungkin juga menyukai