Jurnal Untuk Diskusi BAB 1
Jurnal Untuk Diskusi BAB 1
JJjjagghg
Kata Abstrak
Kunci
How to teach religion; Pendidikan agama adalah hal yang paling krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak muslim yakni
young learners; agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Pengajaran agama yang baik akan menghasilkan generasi
doktrin; ajaran Islam; muslim yang benar, karena aqidah adalah substansi dari bisa berakhlakul karimah dan implemetasi syariat
generasi muslim; agama. Pengajaran agama Islam tidak bisa hanya pada ranah kognitif semata, karena yang diajarkan adalah
pandemi. perkara keimanan dan keseharian seorang muslim. Dalam hal ini bagaimana mengajarkan aqidah dan adab
Islami bagi generasi dewasa ini menjadi tantangan tersendiri, khususnya untuk generasi digital native, yang
artinya pendidikan agama pun perlu terus berkembang dan berinovasi dalam cara doktrinnya. Selain itu di
masa sekarang ini dunia global telah mengalami masa sulit karena dampak Virus Corona yang
mengharusnya anak-anak belajar di rumah maupun blended learning. Tulisan ini merupakan bagian kajian
rekonstruksi metodologi doktrin untuk anak-anakb terkait bagaimana menanamkan ke-aqidah-an,
penanaman akhlakul karimah serta syariah/fiqh (termasuk juga membaca dan menghafal Alquran), dengan
tidak mengenyampingkan esensi mereka sebagai generasi digital native dan tantangan di masa pandemi.
Alamat Korespodensi:
159 | J u r n a l H a w a Jalan Raden Fatah, Pagar Dewa,
Kota Bengkulu
Gedung Pelatihan lantai II
E-mail: Hawa@iainbengkulu.ac.id.
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
Pendahuluan
160 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
161 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
162 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
163 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
164 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
165 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
166 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
167 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
mendoktrin ajaran Islam terhadap generasi Tuhanan, ibadah ritual dan interaksi dalam
digital native ini dalam tujuannya adalah ibadah sosial, dan contoh/ keteladan bagi
menghasilkan perubahan religiusitas anak anak-anak muslim dalam beragama bisa
dalam berperilaku, berprinsip pada tujuan didukung melalui teknologi informasi,
yang jelas, penekanan pada hal-hal positif visual, audio, literasi media, literasi
dalam rangka pertumbuhan agama, komunikasi dan media interaktif. Hal ini
pergerakan pembelajaran yang mudah dan sejalan dengan sosio religius-kultur
efektif, dan penilaian berfokus pada demografi anak-anak muslim dalam
perubahan sikap. Model ini memiliki konteksnya sebagai generasi digital native.
paradigma ynag kuat karena outcomes dari Berdasarkan sosio religius-kultur
model ini adalah sikap anak-anak yang bisa demografi, dalam memberi pemahaman
diamati dan doktrin yang efektif sesuai agama kepada anak-anak, setidaknya ada
zaman—dalam rangka menjadi individu tiga dimensi yang diimplementasikan,
yang religius—dengan cara yang aman dan yaitu: (1) dimensi modeling force
tidak menghilangkan kewajiban protokol (memberikan contoh dalam mendoktrin);
kesehatan dalam pendidikan di masa (2) dimensi cognitive force (pembentukan
pandemi. Model ini mengafirmasi nilai pengetahuan agama bersifat eksklusif semi-
interaktif, edukatif, inovatif dan efektif di totalistik untuk kaitannya tentang ke-
tengah pandemi dalam pengajaran agama Tuhanan, dan inklusif –humanis-komunal
tanpa mengaburkan esensi doktrin agama. dalam aspek sosial bermasyarakat); (3)
Seiring perkembangan teknologi Conditional force (kultur yang dibangun
banyak inovasi yang bisa dilakukan dengan kental dengan nuansa aktivitas keagamaan).
akses daring dalam pengajaran agama. Dengan kata lain, dalam memahamkan
Mengajar/mendidik tentang ajaran Islam ajaran agama adalah dengan kerangka
kepada anak-anak di masa CoVid-19 bisa doktrin yang positif. Artinya, doktrin
dilakukan dengan aman tanpa dilakukan berdasarkan prinsip objektif,
menghilangkan esensi karakteristik anak reflektif, observatif, tidak dogmatis, dan
concrete operational thought (Desmita, 2005: tidak fanatik buta (Kurdi, 2018: 239)
156), dunia bermain (Hogg & Blau, 2004: Dimensi pemahaman agama bagi
112), literasi digital (Ng, 2012; Martin, 2006) anak-anak digital native tersebut secara tidak
dan pembelajaran yang bermakna (Ausubel, langsung juga mengharuskan generasi
; Gunstone, 2015). Gadget dan internet bisa muslim memiliki kompetensi multi literasi.
dijadikan sebagai sarana positif dalam Penguasaan menggunakan
doktrin ajaran agama Islam kepada generasi komputer/program, mengakses internet
digital native. Partisipasi anak-anak dalam dan website, membaca teks dari screen,
lingkungan yang serba digital bisa memahami informasi dan pengetahuan
diupayakan dalam kerangka meningkatkan agama secara audio-visual, dan etika dalam
pengetahuan atau wawasan dalam dunia cyber menjadi satu kesatuan
beragama serta amaliyah dalam religiusitas simpulan perhatian dalam implementasi
mereka. Aktivitas keagamaan, konsep ke- doktrin ajaran Islam kepada anak-anak
168 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
169 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
170 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
171 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
yakni proses interaksi multiarah, proses anak-anak generasi digital native di era
komunikasi verbal dan tulisan, proses pandemi.
refleksi makna agama dan beragama, dan 1. Dalam perspektif teknis: (1)
proses eksplorasi pengetahuan agama Perlu adanya pengetahuan yang
hingga proses aktivasi karakter dalam baik dalam penggunaan
kehidupan sehari-hari. komputer dan program; (2)
Proses pengajaran daring di rumah Efektifitas, efisiensi dan
maupun blended learning di masa pandemi optimalisasi waktu yang
ini tidak akan menghilangkan makna digunakan harus diperhatikan,
pembelajaran layaknya di sekolah, namun tidak boleh digunakan dalam
malah menjadi nilai plus karena pendidikan kurun durasi waktu yang lama
yang bermakna akan lebih muncul ketika dan terus menerus tanpa batasan
ada support di lingkup keluarga. Dengan karena akan mengganggu
mengoptimalkan platform digital yang ada kesehatan fisik dan indera jika
memungkinkan untuk muncul tidak hanya tidak ada batasan, dan bahkan
ranah akademik intelektual saja, tetapi juga berdampak pada kecanduan
life skill dan karakter (akhlakul karimah) gadget/game; oleh karenanya,
yang didukung dengan uswah, qudwah dan manajemen waktu beribadah,
mauidzah dari orangtua. Keteladan dan belajar dan bersosial/bermain
nasihat dari orangtua memungkinkan menjadi perhatian (3)
orangtua menjadi role model dalam Diperlukan variasi dalam
beragama dan pengamalan Aqidah, implementasi pengajaran agama
akhlakul karimah, dan Syariah. Tidak ada dengan platform digital yang
yang paling bisa diikuti dalam beragama tersedia;
bagi anak-anak kecuali dengan mencontoh 2. Dalam perspektif literasi kritis:
dan didampingi, diarahkan, dan (1) Terbangunnya pemahaman
dikembangkan oleh orangtuanya. Oleh dengan gaya belajar yang varian
karenaya, hal positif yang diperoleh dengan dan bersifat multiple intelligence,
mengoptimalkan sarana tersebut adalah dengan begitu tantangannya
maka pengajaran agama akan memiliki adalah tingkat kematangan
nuansa yang menarik, menyenangkan, beragama, tingkat intelektual,
edutainment, kreatif, interaktif, edukatif, dan perbedaan karakteristik
muncul rasa koriusitas yang cukup tinggi, individu anak patut menjadi
inspiratif, meaningful learning dan nilai-nilai pertimbangan; (2) Keterampilan
positif lainnya. dalam membaca teks melalui
Berdasarkan keseluruhan hal di atas, layar gadget/ screen
ada 3 (tiga) perspektif yang menjadi memungkinkan anak menjadi
perhatian sebagai analisis akhir, yakni kritis dalam berpikir,
teknis, literasi kritis, dan literasi sosial- mereproduksi karya
emosional dalam pengajaran agama bagi (lisan/tulisan/aksi), dan
172 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
173 | J u r n a l H a w a
Muqarramah Sulaiman Kurdi :
Doktrin Ajaran Islam untuk Generasi Muslim Di Masa Pandemi
Anisah, Ani. Siti. 2017. Pola asuh orang tua Jalaluddin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta:
dan implikasinya terhadap PT Raja Grafindo Persada.
pembentukan karakter anak. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 5(1), 70-84. ________. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
As. Gilcman. 1991. Keterampilan Dasar
Mengajar Guru. Jakarta: Rineka Jukes, I., McCain, T., dan Crockett, L. 2010.
Cipta. Understanding the Digital Generation:
Teaching and Learning in the New
Cornu, B. 2011. Digital Natives: How Do Digital Landscape. Thousand Oaks,
They Learn? How to Teach Them? USA: Corwin Press.
Moscow, Russian Federation:
UNESCO Institute for Information Juliane, C., Arman, A. A., Sastramihardja,
Technologies in Education. H. S., & Supriana, I. 2017. Digital
Teaching Learning for Digital Native;
Daradjat, Zakiyah. 1996. Ilmu Pendidikan Tantangan dan Peluang. Jurnal Ilmiah
Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Rekayasa dan Manajemen Sistem
Informasi, 3(2), 29-35.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kurdi, M. S., 2018. Madrasah Ibtidaiyah
dalam Pandangan Dunia: Isu-Isu
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagan Kontemporer dan Tren dalam
Agama Islam. 1982. Metodologi Pendidikan. Al Ibtida: Jurnal
Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pendidikan Guru MI, 5(2), pp.231-
Pembinaan Sarana dan Prasarana 248.
Perguruan Tinggi Islam.
Kurdi, M. S., 2018. Evaluasi Implementasi
Gunstone, Richard. 2015. Meaningful Desain Pendidikan Karakter
Learning. Australia: Monash Berbasis Pendekatan
University Humanistik. Elementary: Jurnal
https://www.researchgate.net/pu Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(2),
blication/302567262. pp.125-138.
Hamid, Sholeh Moh. 2011. Metode Edu Kurdi, M. S., Mardiah, M., Kurdi, M. S.,
Tainment, Yogyakarta: Diva Pres. Usman, M. I. G., &
Taslimurrahman, T. T. 2020.
Jalaluddin & Ramayulis. 1998. Pengantar Speaking Activities In Madrasah
Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Ibtidaiyah: A Meta Narrative
Mulia. About Character Building And
174 | P a g e
Jurnal Hawa Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2020
Martin, A. 2006. Literacies for the Digital Age: Syafe'i, Imam. 2015. Tujuan Pendidikan
Preview of Prt 1. In Martin, A., (Ed). Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Digital Literacies Learning. London: Pendidikan Islam, 6(2), 151-166.
Facet Publishing. hlm. 3-25
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Mawardi. 2000. IAD,ISD,IBD. Bandung: Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Pustaka Setia. dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19.
Muhadjir, Noeng. 2011. Metodologi
Penelitian, Jakarta: Rake Sarasen. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem pendidikan nasional dan
Newton, Robert R. 1981. Four Models of Penjelasnnya. Yogyakarta, Media
Teaching Religion. PACE. Volume Wacana Press, 2003.
11, 17. USA: Boston College
175 | J u r n a l H a w a