Anda di halaman 1dari 6

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk
penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia.Ciri utama jaringan ini
adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait
dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum yang harus dipenuhi
penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman
atau dengan jangkauan manusia.
Bagian saluran udara tegangan menengah sendiri terdiri dari :

I. Tiang
Tiang utilitas adalah sebuah tiang yang menopang kabel jaringan utilitas, seperti jaringan
listrik, telepon, telekomunikasi, penerangan jalan, dan lain sebagainya. Dengan bergantung
dengan apa yang ditopang, sebuah tiang utilitas dapat dinamai seperti tiang listrik, tiang telepon,
tiang lampu, dan semacamnya. Dalam dunia kelistrikan, tiang utilitas menjadi percabangan yang
lebih kecil dari saluran udara tegangan ekstra tinggi untuk menyalurkan tegangan ke pengguna
energi listrik di wilayah yang membutuhkan.
Dalam sejarah, tiang utilitas pertama kali digunakan pada tahun 1816 sebagai penyalur
jaringan telegraf listrik oleh penemu telegraf Sir Francis Ronalds. Ia membangun jaringan kabel
telegraf sepanjang 8 mil di Hammersmith, Inggris. Penggunaan tiang utilitas semakin
berkembang di Amerika Serikat sebagai bagian dari sistem komunikasi telegraf, berawal dari
Samuel Morse yang mengalihkan teknologi membenamkan jaringan kabel telegraf ke tiang
listrik sepanjang Baltimore dan Washington, D.C. Saat ini, tiang utilitas semakin jarang
digunakan dalam lanskap kawasan perkotaan modern karena mengganggu pemandangan.

Macam-macam Tiang Listrik


1. Tiang kayu / wood pole
Sebuah tiang kayu ini bisa dimanfaatkan sebagai penyangga jaringan distribusi. Hal ini
dikarenakan tiang kayu mempunyai konstruksi yang sederhana serta juga mempunyai biaya
investasi yang sangat terjangkau jika dibandingkan dengan tiang jenis yang lainnya. Tiang kayu
ini juga tergolong dalam pengikat yang mempunyai penopang saluran udara. Sebuah kayu yang
akan dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tiang
kayu yaitu biasanya didapatkan dari jenis kayu
tertentu. Negara Indonesia mempunyai berjuta-juta
hutan berbagai macam jenis yaitu kayu yang
digunakan sebagai jaringan distribusi dari semua
jenis kayu seperti Contohnya yaitu antara lain: Kayu
ulin, kayu jati, kayu Rasamala, kayu Cemara, dan
lain sebagainya.
2. Tiang baja / Steel pole
Tiang listrik baja merupakan sebuah tiang yang
memiliki tipe bulat yang kemudian disambung dengan
diameter yang berbeda dari sebuah tiang hingga ujung
yang merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
membuat tiang baja. Pada umumnya ukuran
penampang sebuah pangkal lebih besar dibandingkan
dengan ukuran penampang untuk bagian atas dari tiang
listrik baja. Tiang jenis baja ini lebih sering digunakan
jika kita melihat konstruksinya yang lebih lurus
dibandingkan dengan tiang kayu, hal ini dikarenakan
tiang baja lebih kokoh serta bentuk tiangnya Lebih
Indah. Namun dengan ongkos pengiriman dan
perawatan tiang baja tersebut lebih mahal.
Jika dibandingkan dengan sebuah tiang listrik
jenis kayu maka tiang jenis baja ini Tentunya lebih banyak dipilih oleh masyarakat dikarenakan
dalam menyanggah kawat penghantar jaringan distribusi lebih kuat.
3. Tiang Beton
Tiang listrik beton yaitu yang terbuat dari semen dan di campur dengan semen dan di tambah
besi kecil sebagai tulangnya. Tiang beton merupakan dua tiang yang mempunyai dua macam
jenis yaitu tiang beton bertulang serta tiang beton pracetak.
II. Penghantar

Penghantar dalam tehnik elektro adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, yang
disebut juga konduktor, konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil
seperti emas,perak,tembaga,alumunium dan lain lain . jenis-jenis kawat penghatantar yang
dipakai dalam saluran udara tegangan menengah (SUTM) antara lain:
1. Tembaga dengan konduktivitas 100% (cu 100 %)

2. Tembaga dengan konduktivitas 97.5% (cu 97.5%)

3. Alumunium dengan konduktivitas 61% (cu 61%)


III. Isolator
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang kawat penghantar
jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan untuk memisahkan secara elektris dua buah
kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga api
(flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik.
Langkah yang perlu diambil untuk menghindarkan terjadinya kerusakan terhadap
peralatan listrik akibat tegangan lebih dan loncatan bunga api, ialah dengan menentukan
pemakaian isolator berdasarkan kekuatan daya isolasi (dielectric strenght) dan kekuatan mekanis
(mechanis strenght) bahan-bahan isolator yang dipakai. Karena sifat suatu isolator ditentukan
oleh bahan yang digunakan.Kemampuan suatu bahan untuk mengisolir atau menahan tegangan
yang mengenainya tanpa menjadikan cacat atau rusak tergantung pada kekuatan dielektriknya.
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan tiang penopang/travers
dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
1. Isolator Tumpu

2. Isolator Tarik
IV. Peralatan Hubung (Switching)

Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud
kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS), selain LBS
dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO). Berikut penjelasanya

1. Load Break Switch / LBS


Load Break Switch (LBS) merupakan suatu alat
pemutus atau penyambung sirkuit pada sistem distribusi
listrik dalam keadaaan berbeban. LBS mirip dengan alat
pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan
biasanya dipasang dalam saluran distribusi listrik. LBS
digunakan untuk pemutusan lokal apabila terjadi
gangguan atau ingin dilakukan perawatan jaringan
distribusi pada daerah tertentu sehingga daerah yang
tidak mengalami gangguan atau perawatan tidak
mengalami pemadaman listrik. Pada saat terjadi bencana
atau gangguan listrik, seperti gempa, angin ribut, pohon
tumbang, dan lain-lain sering terjadi gangguan pada
jaringan distribusi seperti kabel tumbang. Pada kasus seperti itu diperlukan tindakan yang cepat
dalam memutuskan saluran listrik untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan.
2. Fused Cut-Out (FCO)

Fuse Cut Out atau sering disingkat FCO, merupakan alat listrik
yang berperan penting dalam sistem jaringan listrik. Fuse Cut Out
merupakan alat pemutus rangkaian listrik pada jaringan distribusi.
Fuse Cut Out berfungsi sebagai pengaman pada sistem, dengan cara
membatasi tegangan lebih maupun arus lebih yang mengalir pada
sistem tersebut, dan mengalirkanya ke tanah. Fuse Cut Out juga
berperan dalam melindungi gangguan fisik dari luar, terutama untuk
saluran udara, misalnya karena sambaran petir.

V. Transformator

Transformator merupakan salah satu alat listrik yang dapat


mengubah level tegangan listrik dari satu ke level tegangan listrik lainnya berdasarkan jumlah
lilitan atau kumparan yang ada didalam bagian primer dan sekundernya. Apabila salah satu
kumparan di berikan tegangan listrik, maka akan timbul fluksi yang akan menginduksi kumparan
lainnya sehingga timbul tegangan dikumparan lainnya.
Kerja transformator berdasarkan induksi-elektromagnet. Dalam bidang tenaga listrik
pemakaian transformator di kelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran, terdiri atas transformator arus dan transformator tegangan.

Namun dalam sistem distribusi SUTM menggunakan trasformator distribusi,


transformator distribusi ada dua jenis yaitu satu fasa dan tiga fasa, pada umumnya
transformator distribusi yang dipergunakan adalah tipe step down yang menurunkan
tegangan dari 20 kV menjadi 400V. Transformator distribusi mempunyai dua buah kumparan
yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder, apabila pada kumparan primer dialiri arus
listrik bolak-balik, maka akan timbul garis gaya magnet yang kemudian akan menginduksi
kumparan sekunder sehingga timbul tegangan pada kumparan sekunder.berikut contoh trafo
distribusi yang biasa digunakan dalam sistem distribusi di Indonesia.

Transformator distribusi

~ TERIMA KASIH ~

NAMA: M.KAMAL FAHRUR ROZI


NIM: 2052004
JURUSAN: T.LISTRIK DIII

Anda mungkin juga menyukai