KS-05. POS Kepala Sekolah
KS-05. POS Kepala Sekolah
PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR
Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru, merupakan tiga pilar penting dalam
mewujudkan implementasi Kurikulum 2013. Efektivitasnya sangat bergantung pada
kompetensi yang mereka miliki dikaitkan dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan merupakan langkah strategis yang perlu disertai
dengan langkah penjaminan mutu bahwa kompetensi ketiga pilar kurikulum tersebut
benar-benar terkontrol dan terukur.
POS yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta
pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah. POS Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah terdiri atas struktur program pelatihan, deskripsi materi, skema pelaksanaan
pelatihan, strategi pelatihan, penilaian pembelajaran, silabus pelatihan, dan materi
pelatihan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi
tinggi para tim pengembang materi, penyusun Prosedur Operasional Standar dan
pengembang perangkat pelatihan lainnya. Terima kasih pula saya sampaikan kepada
seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi,
konsultan, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam
kegiatan pengembangan POS ini.
Semoga keberadaan POS dan seluruh perangkat pelatihan dapat berkontribusi positif
terhadap efektivitas pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dan dapat digunakan secara
baik oleh para nara sumber dan instruktur nasional dalam melaksanakan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Prosedur
Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. POS
ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam pelatihan Kurikulum
2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah pada tahun 2014. Di samping sebagai
bahan pelatihan, POS ini juga berfungsi sebagai referensi utama Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah dalam menerapkan Kurikulum 2013 di wilayahnya masing-masing.
POS Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah ini terdiri atas empat
materi pokok, yaitu: Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Manajemen Implementasi
Kurikulum 2013, Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013, dan Kepramukaan.
Masing-masing materi dilengkapi dengan silabus, dan lembar kerja. POS Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 yang disusun, terdiri atas POS untuk Kepala SD, Kepala
SMP, dan Kepala SMA/SMK dan POS untuk Pengawas SD, SMP, dan SMA/SMK.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi
aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, tim
pengembang materi, konsultan, widyaiswara, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang
terlibat di dalam penyusunan POS ini, maupun perangkat pendukung
pembelajaran/pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 lainnya.
Semoga keberadaan POS ini dapat membantu para Narasumber, Instruktur dan pelatih
dalam menjalankan tugas melaksanakan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, serta
penjaminan mutu atas terlaksananya Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Halaman
SAMBUTAN ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
PETA KONSEP .................................................................................................... 1
SKENARIO PELATIHAN .................................................................................. 5
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 26
A. Kompetensi yang harus dicapai ............................................................. 26
B. Tujuan Pelatihan .................................................................................... 26
C. Hasil yang diharapkan ............................................................................ 26
D. Sasaran ................................................................................................... 27
II. PELAKSANAAN ............................................................................................ 28
A. Struktur Program Pelatihan .................................................................... 26
B. Deskripsi Materi ..................................................................................... 26
C. Skema Pelaksanaan Pelatihan ................................................................ 27
D. Strategi Pelatihan .................................................................................... 30
E. Penilaian Pembelajaran .......................................................................... 31
III. SILABUS PELATIHAN .............................................................................. 32
A. Silabus Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah................................... 33
B. Silabus Manajemen Implementasi Kurikulum 2013............................... 37
C. Silabus Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013 ................. 44
D. Silabus Kepramukaan ............................................................................ 47
IV. MATERI PELATIHAN ............................................................................... 50
A. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah ............................................... 51
B. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 ........................................... 103
C. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013.............................. 161
D. Kepramukaan .......................................................................................... 196
V. PENUTUP ........................................................................................................ 222
Halaman
Tabel 1 Distribusi Sasaran Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 27
Tabel 2 Struktur Program Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah 28
Tahun 2014
Tabel 3 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Narasumber Nasional 31
Tabel 4 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Instruktur Nasional 31
Tabel 5 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Kepala Sekolah Sasaran 31
Halaman
Gambar 1 Peta Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah 1
Gambar 2 Peta Konsep Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 2
Gambar 3 Peta Konsep Supervisi Akademik Kepala Sekolah 3
Gambar 4 Peta Konsep Kepramukaan 4
Gambar 5 Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 15
Sekolah yang Menginap
Gambar 6 Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 25
Sekolah yang Tidak Menginap
Gambar 7 Skema Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 29
Sekolah
Gambar 8 Pola Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah 30
Gambar 9 Strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 30
Sekolah
Gambar 1
Peta Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Gambar 2
Peta Konsep Manajemen Implementasi Kurikulum 2013
Gambar 3
Peta Konsep Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Gambar 4
Peta Konsep Kepramukaan
HARI KE-2
1. Manajemen dan 1 JP 1. Pengkondisian 1. Nama Ketua Fasilitator 1 dan 2 Menempelkan daftar nama Di kelas masing-
Kepemimpinan peserta, pemilihan Kelas dan Kegiatan diawali dengan peserta di setiap ruang kelas. masing
Sekolah ketua kelas, dan kelompok Berdoa bersama. Mengecek fungsi penayangan
kelompok diskusi 2. Daftar hadir Perkenalan fasilitator /LCD projector
Pengkondisian peserta 2. Perkenalan peserta Memfasilitasi pembentukan Menyediakan ATK tiap kelas.
fasilitator kelompok Mengumpulkan daftar hadir
3. Informasi tujuan dan Mengkomunikasikan tujuan peserta dan fasilitor
alur kegiatan dan alur kegiatan
4. Diskusi dan tanya Memfasilitasi kegiatan diskusi
jawab dan tanya jawab
2- 3 Refleksi Diri 2 JP Presentasi Panel tentang Isian lembar Fasilitator 1 dan 2 Menyiapkan lembar penilaian Pada diskusi panel
Pemahaman Materi refleksi Memfasilitasi kegiatan panel sikap dan keterampilan tidak ada tanya
Kurikulum 2013 yang Proyek overview peserta Lembar penilaian proyek. jawab dan
diintegrasikan dengan bahan presentasi. Menilai presentasi setiap tanggapan.
tugas kepala sekolah Hasil penilaian peserta panel
15 menit /4 orang. teman sejawat. Menyerahkan hasil penilaian ke Merekap nilai sikap dan Anggota kelompok
Penilaian teman sejawat admin keterampilan peserta heterogen (Nilai
Dan nilai temen sejawat pretest atas, tengah,
bawah)
6-7 Budaya Sekolah 2 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 1 Merekap kehadiran peserta Video Budaya
tentang konsep LKKS.3.A2 Memfasilitasi kegiatan curah Memfasiltasi kebutuhan Sekolah di SMAN
budaya sekolah (Rancangan pendapat tentang konsep fasilitator dan peserta selama 81
2. Mengamati program budaya sekolah kegiatan berlangsung Jakarta(VKS.3.A1)
tayangan video pengembang Menayangkan video tentang Menginput nilai peserta
tentang budaya an budaya contoh pelaksanaan budaya Mengarsipkan LKKS serta
sekolah sekolah) sekolah di SMAN 81 Jakarta instrumen monitoring dan
3. Diskusi tentang: (11 menit) evaluasi pelaksanaan budaya
kerangkan, tujuan, Instrumen Diskusi dan menganalisis sekolah
dan pengelolaan monitoring kerangka pengembangan
pengembangan dan evaluasi budaya sekolah berdasarkan
budaya sekolah pelaksanaan tayangan video sekolah model
4. Mempresentasikan budaya Memfasilitasi pelaksanaan
hasil diskusi sekolah diskusi kelompok
5. Menyusun Membimbing peserta dalam
instrumen menyusun instrumen
monitoring dan monitoring dan evaluasi
evaluasi pelaksanaan budaya sekolah
pelakasanaan
budaya sekolah Fasilitator 2
Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
Mengumpulkan dan menilai
LKKS serta instrumen
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan budaya sekolah
8 Kepemimpinan pembelajaran 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 1 Merekap kehadiran peserta Pada silabus
tentang konsep LKKS.3.A3 Memfasilitasi kegiatan curah Memfasiltasi kebutuhan Kepemimpinan
kepemimpinan (Kepemimpinan pendapat tentang fasilitator dan peserta selama pembelajaran = 3
pembelajaran Pembelajaran kepemimpinan pembelajaran kegiatan berlangsung JP, pada tataran
2. Diskusi kelompok dalam Memfasilitasi pelaksanaan Menginput nilai peserta implementasi 1 JP
tentang:(1) tujuan, Pelaksanaan diskusi kelompok Mengarsipkan LKKS tatap muka dan 2 JP
strategi, dan evaluasi Kurikulum 2013) tugas mandiri.
kepemimpinan Fasilitator 2 Nilai akhir hasil
HARI KE-3
1-2 Manajemen Implementasi 2 JP 1. Menelaah beban Jawaban Fasilitator 1 Admin/Panitia Hasil diserahkan ke
Kurikulum belajar setiap mata LKKS.3.B3 Membuka pelatihan dengan Menyiapkan daftar hadir harian Admin/Panitia -
pelajaran pada (Pengaturan mengajak peserta berdoa Menyiapkan alat bantu Aplikasi
Beban belajar di satuan kerangka dan beban belajar) bersama pembelajaran
pendidikan struktur kurikulum Menjelaskan konsep beban Menyiapkan LKKS.3.B3 Hasil Penilaian
11-12 Tugas Mandiri 2 JP Merangkum materi Rangkuman Fasilitator -1 dan 2 Mengumpulkan dan mengimput Jam mandiri berasal
Manajemen Menilai Lk dan berdiskusi data nilai kedalam format dari materi Hasil
Tugas merangkum materi Implementasi persiapan hari ke-4 rekapitulasi. penilaian kelas (1
Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 JP) dan Program
Kurikulum 2013 tindak lanjut hasil
penilaian
pembelajaran (1 JP)
HARI KE-4
1-2 Penyusunan Instrumen 2 JP 1. Mendiskusikan Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk Hasil diserahkan ke
Supervisi Akademik pembuatan Program LKKS.3.C2 Membuka pelatihan dengan mendukung kelancaran Admin/Panitia -
b. Penyusunan Program Supervisi Akademik (Membuat kisi- mengajak peserta berdoa pembelajaran dan menyediakan Aplikasi
Supervisi Akademik dan instrumen kisi instrumen bersama LK KS 3 C2
c. Penyusunan Instrumen supervisi akademik supervisi Memfasilitasi peserta dalam Hasil Penilaian
Kegiatan Pembelajaran 2. Mempraktikkan akademik) pelaksanaan diskusi setiap akhir
pembuatan instrumen penyusunan program kegiatan harian
supervisi akademik Jawaban supervisi dan istrumen
LKKS.3.C3 supervisi akademik
(Mereview dan
menyusun Fasilitator -1
instrumen Membagi LKKS.3.C2, C.3,
supervisi C4
akademik) Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan.
Jawaban
LKKS.3.C4
(Menyusun
instrumen
supervisi
akademik)
3-6 Pelaksanaan, Pengolahan 4 JP 1. Melakukan simulasi Laporan Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk Video pembelajaran
Hasil dan Umpan Balik Hasil penggunaan pelaksanaan hasil Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran matematika
Observasi Supervisi instrumen supervisi simulasi supervisi pelaksanaan simulasi pembelajaran
Akademik akademik akademik penggunaan instrumen
a. Pelaksanaan Observasi supervisi akademik melalui
2. Melakukan simulasi tayangan video pembelajaran
Fasilitator -2
Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan menggunaan
format penilaian
7-8 Program Tindak Lanjut 2 JP 1. Mendiskusikan Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
Supervisi Akademik pembuatan program LKKS.3.C5 Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran
tindak lanjut (Simulasi dan pembuatan program tindak pembelajaran dan menyediakan
2. Mempraktikkan kerja kelompok) lanjut lembar LK KS C 5
pembuatan program Mendampingi pembuatan
tindak lanjut program tindak lanjut
Fasilitator -1
Membagi LKKS.3.C5
Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan.
9 Kepramukaan 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk Video
Kegiatan Kepramukaan tentang kepramukaan LKKS.3.D1 Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran kepramukaan di
(Konsep dasar kepramukaan 2. Mengamati tayangan (Konsep Dasar penayangan video tentang pembelajaran dan menyediakan sekolah(VKS.3.D1)
dan Jenis kegiatan, video tentang dan Kegiatan kepramukaan di sekolah lembar LK KS
Intenalisasi nilai-nilai kepramukaan di Pembentuk Memfasilitasi kegiatan
karakter) sekolah dengan Karakter) diskusi hasil pengamatan
menggunakan tayangan video dan
LKKS.3,D,1 pengisian LKKS
3. Dikusi tentang hasil
pengamatan video Fasilitator -2
kepramukaan Membagikan LKKS 3. D1
4. Presentasi hasil Melakukan penilaian sikap
diskusi dan keterampilan
10 Strategi implementasi 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
kegiatan kepramukaan untuk menggali LKKS.3.D2 Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran
pengalaman menggali pengalaman pembelajaran
menyusun program menyusun program
ekstrakurikuler ekstrakurikuler pramuka di
pramuka di sekolah sekolah yang dipimpinnya
yang dipimpinnya
Catatan :
1. Penginapan disediakan untuk peserta pelatihan Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional. Sedangkan peserta pelatihan Kepala Sekolah Sasaran
tidak disediakan penginapan, kecuali bagi Kepala Sekolah Sasaran yang jaraknya jauh dari tempat pelatihan sehingga berdasarkan pertimbangan
penyelenggara tidak memungkinkan untuk pulang pergi.
2. Calon Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional harus menyerahkan laporan penyelesaian kasus berbasis bukti nyata pada saat chek in.
3. Peserta dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi Narasumber Nasional jika memiliki nilai akhir 80. Sementara itu, bagi Instruktur Nasional,
peserta dinyatakan memenuhi syarat jika memiliki nilai akhir 70.
4. Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional yang dinyatakan memenuhi persyaratan, selanjutnya diminta menyusun dan menyerahkan skenario
pelatihan bagi Instruktur Nasional atau Kepala Sekolah Sasaran kepada lembaga penyelenggara (PPPPTK, LPMP, LPPKS) melalui email maksimal 1
minggu setelah pelatihan.
49
Gambar 5
Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah yang Menginap
15
SKENARIO PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI KS TAHUN 2014
(PESERTA YANG TIDAK MENGINAP)
6-7 2 JP Presentasi Panel tentang Isian lembar refleksi Fasilitator 1 dan 2 Menyiapkan lembar Pada diskusi panel
Refleksi Diri Pemahaman Materi Kurikulum Proyek overview Memfasilitasi kegiatan panel penilaian sikap dan tidak ada tanya
2013 yang diintegrasikan bahan presentasi. peserta keterampilan jawab dan
dengan tugas kepala sekolah Hasil penilaian teman Menilai presentasi setiap Lembar penilaian proyek. tanggapan.
15 menit /4 orang. sejawat. peserta panel
Penilaian teman sejawat Menyerahkan hasil penilaian Merekap nilai sikap dan Anggota kelompok
ke admin keterampilan peserta serta heterogen (Nilai
nilai temen sejawat pretest atas, tengah,
bawah)
Fasilitator 1
Membagi LK
Mendampingi peserta dalam
menelaah kelender
pendidikan
Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
Mengumpulkan dan menilai
LKKS
HARI KE-3
1-2 Sistem penilaian di 2 JP 1. Menelaah dan curah .Fasilitator 1 Membantu fasilitator Hasil diserahkan ke
sekolah pendapat tentang sistem Memfasilitasi kegiatan untuk mendukung Admin/Panitia -
penilaian di sekolah sesuai menelaahsistem penilaian di kelancaran pembelajaran Aplikasi
tuntutan Kurikulum 2013 sekolah sesuai tuntutan
Kurikulum 2013 Hasil Penilaian
2. Menelaah dan curah Mendampingi peserta dalam setiap akhir
pendapat tentang pelaporan menelaah sistem penilaian di kegiatan harian
hasil belajar di sekolah sekolah sesuai tuntutan
sesuai tuntutan Kurikulum Kurikulum 2013
2013 Menfasilitasi kegiatan
presentasikan hasil curah
3. Menetapkan sistem sistem pendapat perwakikan
penilaian di sekolah kelompok
bendasarkan telaah dan
curah pendapat dari Fasilitator -2
permendikbud Nomor 66 Melakukan penilaian sikap
dan 81A tahun 2013. dan keterampilan
menggunaan format penilaian
3-4 Hasil 2 JP 1. Mentabulasi penilaian hasil Jawaban LKKS.3.B6 Fasilitator 2 Membantu fasilitator
penilaian mata pelajaran dari (Pengolahan hasil Mengorganisir aktivitas curah untuk mendukung
kelas persoalan yang diberikan penilaian) pendapat tentang cara kelancaran pembelajaran
2. Menentukan nilai sikap penentuan penilaian sikap dan menyediakan LK KS
2. Mengatur pelaksanaan
remedial dan pengayaan
pembelajaran
7-10 Supervisi Akademik 4 JP Overview konsep, prinsip, Jawaban LKKS.3.C1 Fasilitator 2 Membantu fasilitator Hasil diserahkan ke
Implementasi prosedur, model, dan teknik (Mereview program Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung Admin/Panitia -
Kurikulum 2013 supervisi supervisi akademik) pelaksanaan proses overview kelancaran pembelajaran Aplikasi
Penyusunan dan menyediakan LK KS
Instrumen Fasilitator -1 3 C1 Hasil Penilaian
a. Konsep, Prinsip, Membagi LKKS.3.C1 setiap akhir
Prosedur, Model penilaian sikap dan kegiatan harian
dan Teknik keterampilan.
Supervisi
Akademik
b. Penyusunan
Program
Supervisi
Akademik
c. Penyusunan
Instrumen
Kegiatan
Pembelajaran
HARI KE-4
Fasilitator -2
Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
menggunaan format penilaian
7-8 Program Tindak 2 JP 1. Mendiskusikan pembuatan Jawaban LKKS.3.C5 Fasilitator 2 Membantu fasilitator
Lanjut Supervisi program tindak lanjut (Simulasi dan kerja Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung
Akademik 2. Mempraktikkan pembuatan kelompok) pembuatan program tindak kelancaran pembelajaran
program tindak lanjut lanjut dan menyediakan lembar
Mendampingipembuatan LK KS C 5
program tindak lanjut
Fasilitator -1
Membagi LKKS.3.C5
Melakukan penilaian sikap
Fasilitator -1
Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
Mengumpulkan dan menilai
LKKS.
HARI KE-5
Fasilitator -2
Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
3 Tes Akhir 1 JP Tes Tertulis Hasil Tes Tim Fasilitator Admin/Panitia
Penyusunan Rencana Mengisi Format Rencana Tindak Tim Fasilitator Admin/Panitia Dilaksanakan di
Tindak sela-sela waktu
Evaluasi Instrumen Evaluasi Hasil Evaluasi Admin/Panitia Admin/Panitia pelaksanaan
Penyelenggaraan pelatihan
4 Penutupan Pleno Tim Fasilitator Admin/Panitia Pejabat
Undangan
Catatan :
1. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran tidak disediakan penginapan, kecuali bagi Kepala Sekolah Sasaran yang jaraknya jauh dari tempat pelatihan sehingga berdasarkan
pertimbangan penyelenggara tidak memungkinkan untuk pulang pergi.
2. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran harus menyerahkan laporan hasil supervisi akademik pada saat chek in.
3. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran yang mencapai nilai akhir ≥ 86 dikategorikan sangat baik dan akan menjadi nominator (diunggulkan untuk dicalonkan) menjadi Instruktur
Nasional. Skor 75 sampai dengan 85 dikategorikan baik dan akan menjadi implementator (pelaksana penerapan) kurikulum 2013. Sedangkan yang mendapat nilai akhir < 75
dikategorikan cukup dan akan menjadi prioritas pendampingan pada implementasi kurikulum 2013
Hari ke-5 3 JP
48
Gambar 6
Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah yang Tidak Menginap
25
I. PENDAHULUAN
Materi Pelatihan dalam bentuk Prosedur Operasional Standar (POS) ini disiapkan untuk digunakan
fasilitator dan peserta pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2014 sesuai dengan
jenjang pendidikan dimana Kepala Sekolah bertugas. POS ini memberi panduan bagi para
pengguna mengenai (1) Silabus, (2) Bahan/Materi Pelatihan, (3) Lembar Kerja untuk memandu
aktivitas peserta, (4) Lembar Tayang atau Power Point, serta (5) Kegiatan Penilaian.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang dan tahapan pelatihan, sasaran
pelatihan, dan struktur program pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tahun kalender
2014.
Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta setelah mengikuti pelatihan, adalah Kepala
Sekolah mampu :
1. Mengelola dan memimpin sekolah sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2. Mengelola Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah.
3. Melaksanakan supervisi akademik dalam implementasi Kurikulum 2013.
4. Mengelola kegiatan kepramukaan di sekolah.
B. Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum
Secara umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ditujukan untuk memberikan bekal
agar kepala sekolah mampu mengimplementasikan Kurikulum 2013 secara efektif dan
efisien.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ditujukan agar Kepala Sekolah
mampu :
a. Mengelola perubahan sesuai dengan 4 elemen perubahan pada Kurikulum 2013
b. Membangun budaya sekolah yang mampu mendukung implementasi Kurikulum 2013;
c. Menerapkan kepemimpinan pembelajaran dalam mengelola Kurikulum 2013;
d. Menyusun dokumen KTSP sesuai dengan kebutuhan implementasi Kurikulum 2013.
e. Mengelola sistem penilaian berbasis kompetensi sesuai dengan pendekatan autentik.
f. Menyusun instrumen supervisi akademik sesuai dengan tuntutan implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah.
g. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik di sekolah.
h. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik untuk perbaikan proses pembelajaran.
i. Merancang program kepramukaan untuk membentuk karakter siswa.
D. Sasaran
Peserta Pelatihan Narasumber Nasional sebanyak 584 orang, pelatihan Instruktur Nasional
sebanyak 9.343 orang dan pelatihan kepala sekolah sasaran sebanyak 167.345 orang. Peserta
Pelatihan Narasumber Nasional terdiri dari unsur Pengawas Sekolah, Widyaiswara, Dosen dan
Kepala Sekolah. Peserta Pelatihan Instruktur Nasional terdiri dari unsur Pengawas Sekolah dan
Kepala Sekolah. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran adalah Kepala Sekolah sasaran.
Tabel 1
Distribusi Sasaran Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KEPALA SEKOLAH
NO JENIS PELATIHAN
SD SMP SMA SMK TOTAL
Narasumber
1 250 152 98 84 584
Nasional
Program Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah tahun 2014
dilaksanakan dengan pola 42 jam, dengan sebaran materi seperti tercantum pada tabel 2 berikut
ini.
Tabel 2.
Struktur Program Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
A. UMUM
Orientasi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2
B. POKOK
1. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah 10
1.1. Refleksi diri
1.2. Manajemen perubahan
1.3. Budaya Sekolah
1.4. Kepemimpinan Pembelajaran
2. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 12
2.1. Penyusunan Dokumen KTSP
2.2. Manajemen penilaian tingkat sekolah (sistem penilaian, dampak
penilaian terhadap sekolah, bank soal, regulasi penilaian)
3. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013 12
3.1. Penyusunan Instrumen Supervisi
3.2. Pelaksanaan, Hasil dan Umpan Balik Hasil Supervisi Akademik
3.3. Tindak Lanjut Supervisi
4 Kepramukaan 4
4.1. Jenis Kegiatan Kepramukaan dalam Pembentukan Karakter
4.2. Strategi Implementasi Kegiatan
4.3. Evaluasi Kegiatan
C. PENUNJANG 2
1. Tes awal 1
2. Tes Akhir 1
Total 42
B. Deskripsi Materi
Pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan pada tingkat pusat, propinsi
dan kabupaten/kota. Pada tingkat pusat dilaksanakan pelatihan narasumber nasional untuk
kepala sekolah oleh Pusbangtendik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud. Pada tingkat propinsi
dilaksanakan pelatihan instruktur nasional oleh LPMP/PPPPTK/LPPKS. Pada tingkat
kabupaten/kota dilaksanakan pelatihan kepala sekolah sasaran oleh LPMP/PPPPTK/LPPKS,
seperti skema pelatihan berikut ini:
Gambar 7
Skema Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
POS Kepala Sekolah 29
Pelatihan narasumber nasional dilatih oleh Tim Pengembang Nasional Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Bagi peserta pelatihan narasumber nasional yang dinyatakan lulus akan melatih
calon instruktur nasional pada pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi instruktur nasional.
Dan bagi instruktur nasional yang dinyatakan lulus akan melatih kepala sekolah sasaran pada
pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi kepala sekolah sasaran, seperti pola pelatihan kepala
sekolah sebagai berikut:
Gambar 8
Pola Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
Pendekatan belajar yang digunakan dalam proses pelatihan adalah konstruktivisme dan
andragogi. Sementara itu, metoda yang digunakan adalah metoda diskusi, studi kasus,
penugasan, ceramah, role play, kerja kelompok, dan presentasi.
Gambar 9
Strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
1. Aspek Penilaian
Penilaian peserta pelatihan meliputi, penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi terhadap kedisiplian, kerjasama dan
tanggungjawab peserta selama mengikuti pelatihan.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes awal, tes akhir, serta penugasan.
c. Penilaian keterampilan dilakukan melalui uji performasi terhadap proses latihan
atau pengerjaan tugas dan produk yang dihasilkan untuk masing-masing mata
latih.
2. Pengolahan Nilai
Nilai untuk masing-masing aspek penilaian, diolah dengan formulasi sebagai berikut :
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
NS = Nilai Sikap (rerata dari semua mata pelatihan)
NK = Nilai Keterampilan (rerata dari semua mata pelatihan)
TA = Tes Akhir
Berdasarkan ketentuan BPSDMPK dan PMP kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan
implementasi kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah seperti pada tabel 3, 4 dan 5 berikut:
2 Memiliki kemampuan Manajemen 1. Menjelas-kan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. BahanTa- Konsep dasar 3
secara utuh tentang : Perubahan konsep manaje- tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan yang manajemen
1. Konsep manajemen men perubahan manaje-men menerima Sikap PPT.B1.1 perubahan
perubahan 2. Menjelas-kan perubahan perubahan 2. Bahan Ajar
2. Elemen perubahan elemen 2. Diskusi tentang 3. LKKS 3.A1
dalam Kurikulum perubahan 4 elemen
3 Memiliki kemampuan Budaya Sekolah 1. Menjelaskan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Konsep dasar 2
secara utuh tentang Konsep budaya tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan Tayang buaya sekolah
1. Konsep budaya sekolah budaya sekolah menerima Sikap PPT.B1.2
sekolah 2. Menjelaskan 2. Diskusi tentang budaya sekolah 2. Bahan Ajar
2. Tujuan tujuan tujuan pengem- 3. Video VKS
pengembangan pengembangan bangan budaya B1.1
budaya sekolah budaya sekolah sekolah 4. LKKS 3.A2
4 Memiliki kemampuan Kepemimpin-an 1. Menjelaskan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Konsep dasar 3
secara utuh tentang : Pembela-jaran konsep tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan Tayang kepemimpin-an
1. Konsep kepemimpinan kepemimpinan menerima Sikap PPT B1.3 pembela-jaran
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran berbagai macam 2. Bahan Ajar
2 Mengidentifikasi muatan Muatan 1. Menjelaskan 1. Menelaah Sikap Pengamatan Lembaran penga- Bahan tayang Kerangka 1
kurikulum tingkat satuan Kurikulum kerangka dasar kerangka dasar Menelaah matan hand out dasar dan
pendidikan (nasional, Tingkat Satuan dan struktur dan struktur secara cermat struktur
daerah, kekhasan satuan pendidikan kurikulum kurikulum pada muatan struktur kurikulum
pendidikan) (nasional, 2. Menjelaskan Permendikbud dan Kurikulum
daerah, kekasan muatan No 67/68/69/70 2013
satuan kelompok mata tahun 2013
pendidikan) pelajaran 2. Menelaah Pengetahuan Tes Tertulis Soal tes objektif
3. Menjelaskan muatan Mengelom-
muatan kelompok mata pokkan muatan
kurikulum pelajaran pada mata pelajaran
tingkat nasional, Permendikbud sesuai
daerah dan atau No 67/68/69/70 pengelom-
satuan tahun 2013 pokannya.
pendidikan 3. Mencirikan
muatan
kurikulum
nasional; daerah
atau satuan
pendidikan
3 Mengatur beban belajar Beban belajar 1. Menghitung jam 1. Menelaah beban Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Kerangka 2
di satuan pendidikan di satuan efektif mata belajar setiap Menelaah pengamatan hand out dasar dan
pendidikan pelajaran setiap mata pelajaran secara cermat Permendikbu struktur
semester/tahun pada kerangka beban belajar d No kurikulum,
dan struktur pada kerangka 67/68/69/70 beban belajar
dan struktur tahun 2013 efektif satuan
3. Menetapkan
sistem penilaian
di sekolah
bendasarkan
telaah dan curah
pendapat dari
Permendikbud
66 dan 81A
tahun 2013.
1. Merekap hasil 1. Mentabulasi Sikap Pengamatan Lembaran
penilaian mata penilaian hasil Bekerjasama pengamatan
pelajaran tingkat mata pelajaran dan antusias
dalam
6 Mengolah hasil penilaian Hasil penilaian 1. Merekap hasil 1. Mentabulasi Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Penentuan 3
kelas kelas penilaian tiap penilaian hasil Bekerja sama pengamatan hand out KKM, teknik
mata pelajaran mata pelajaran dan teliti dalam rekapitulasi
dari persoalan merekap hasil nilai,
2. Mengoperasikan
yang diberikan nilai mata teknik
kan penilaian
pelajaran sesuai penilaian
sikap antar mata
2. Menentukan nilai Kurikulum 2013 sikap antar
pelajaran
sikap antar mata mata
3. Membuat peta pelajaran pelajaran,
pencapaian hasil berdasarkan nilai Pengetahuan Tes tertulis Soal tes objektif pembuatan
belajar sikap mata Menentukan peta hasil
pelajaran niai sikap antar belajar.
mata pelajaran
3. Membuat peta
pencapaian hasil
7 Merancang program program 1. Menganalisis 1. Melakukan Sikap Pengamatan Lembaran Bahan Analisis 1
tindak lanjut hasil tindak lanjut peta pencapaian curah pendapat Bekerja sama pengamatan Tayang pencapaian
pembelajaran tingkat hasil hasil belajar terhadap peta dan teliti dalam hasil belajar
sekolah pembelajara tingkat sekolah pencapaian hasi menganalisis Hand Out tingkat
n tingkat 2. Menentukan belajar sekolah peta hasil sekolah;
sekolah kebijakan waktu 2. Merancang belajar tingkat Perencanaan
pelaksanaan waktu sekolah remedial
remedial dan pelaksanaan pembelajaran
pengayaan remedial dan Pengetahuan Tes tertulis Soal tes objektif dan
3. Memantau pengayaan Mengemukakan pengayaan
pelaksanaan pembelajaran rancangan tingkat
remedial dan tingkat sekolah pelaksanaan sekolah,
pengayaan 3. Merancang remedial dan Instrumen
4. Mengevaluasi Instrumen pengayaan Monev
hasil Monev remedial pembelajaran pelaksanaan
pelaksanaan dan pengayaan remedial dan
remedial dan 4. Mengisi pengayaan
pengayaan Instrumen tingkat
Monev sekolah
5. Mengolah hasil Psikomotor
monev remedial 1. Membuat
dan pengayaan rancangan 1. Pengam 1. Lembaran
pembelajaran Monev atan pengamatan
tingkat sekolah pelaksanaan hasil hasil unjuk
remedial unjuk kerja
dan kerja
pengayaan
2. Membuat
kerangka 2. Lembaran
dan laporan pengamatan
hasil monev hasil unjuk
2. Pengam kerja
atan
hasil
unjuk
kerja
3.2 Melaksanakan 1. Teknik 1. Mengimplementasi 1. Melakukan Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Pelaksanaan, 4
supervisi akademik pelaksanaan kan instrumen simulasi Mampu dan pengamatan tayang hasil, dan
sesuai rencana observasi supervisi akademik penggunaan mau sikap 2. Hand umpan balik
2. Teknik 2. Melakukan instrumen bekerjasama out hasil supervisi
pengolahan pengolahan data supervisi 3. LKKS akademik
hasil hasil observasi akademik Ketrampilan Kinerja Rubrik kinerja
observasi 2. Melakukan Menggunakan Naskah
simulasi instrumen, pelaksanaan,
pengolahan data mengolah hasil, hasil, dan
hasil observasi dan melakukan umpan balik
umpan balik hasil supervisi
akademik
Pengetahuan Tes Tertulis (HO-3.1/3.2)
Memahami Tes objektif
penggunaan pilihan ganda
insrumen,
mengolah hasil,
umpan balik
3.3 Membuat program Program tindak Membuat program 1. Mendiskusikan Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Program 2
tindak lanjut lanjut tindak lanjut sesuai pembuatan Aktif dalam pengamatan Tayan tindak lanjut
hasil supervisi program tindak kerja kelompok sikap g (PPT-3.3)
lanjut 2. Hand
2 1. Memiliki Strategi 1. Menyusun program 1. Menggali Sikap: Pengamatan Lembar 1. Bahan Strategi 1
kemampuan Implemen tasi ekstrakurikuler pengalaman Menunjukkan pengamatan tayang implementasi
menyusun program Kegiatan pramuka tentang sikap aktif selama sikap 2. Bahan kegiatan
ekstrakurikuler 2. Melaksanakan pengalaman diskusi ajar
Pramuka. program dalam menyusun 3. LKKS 3
2. Memiliki ekstrakurikuler program Pengetahuan Tes Tulis Pilihan ganda D2
kemampuan pramuka ekstrakurikuler Memahami
melaksanakan 3. Melaksanakan pramuka di secara utuh
program penilaian program sekolah sistematika
ekstrakurikuler ekstrakurikuler 2. Diskusi tentang penyusunan
Pramuka. pramuka. penyusunan dan program
3. Memiliki penilaian ekstrakurikuler
kemampuan program pramuka
melaksanakan ekstrakurikuler
penilaian program pramuka Keterampilan: Penugas-an Rubrik
ekstrakurikuler Terampil penilaian
pramuka. menyusun produk program
program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di pramuka
sekolah
3 1. Memiliki a. Evaluasi 1. Melaksanakan 1. Curah pendapat Sikap: Pengamatan Lembar 1. Bahan Penyusunan 2
kemampuan Program monitoring dan tentang Menunjukkan pengamat-an tayang laporan hasil
melaksanakan evaluasi program pengalaman sikap yang kritis sikap 2. Bahan evaluasi
monitoring dan kepramukaan melakukan terhadap laporan ajar program
evaluasi program 2. Menyusun laporan monitoring, hasil monitoring ekstrakurikuler
ekstrakurikuler hasil ME evaluasi dan dan evaluasi pramuka di
35 Menit
Keterampilan
menerapkan manajemen
perubahan
15 Menit 85 Menit
53
MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kompetensi kepala sekolah meliputi Manajemen Perubahan, Manajemen
Budaya Sekolah dan Manajemen Kepemimpinan Pembelajaran.
Manajemen perubahan, terdiri atas:
1. Konsep manajemen perubahan
2. Ruang lingkup perubahan (4 SNP dalam kurikulum 2013)
3. Tujuan perubahan
4. Strategi mencapai perubahan
5. Penjaminan proses dan hasil perubahan
B. Tujuan Pembelajaran
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dalam
menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar kompetensi lulusan dalam melaksanakan
kurikulum 2013 melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.
C. Uraian Materi
1. Konsep Manajemen Perubahan Perubahan
Menurut Tim Creacev, Director of Research and Development kurikulum 2013,
Prosci Research (2011) manajemen perubahan diartikan perlu!
sebagai berikut,
"Change management: the process, tools and techniques to
manage the people-side of change to achieve a required
business outcome. Ultimately, the goal of change is to
improve the organization by altering how work is done".
Berdasarkan gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa manajemen perubahan adalah proses
pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan sekarang ini menuju keadaan baru yang
diharapkan. Kalau dikaitkan dengan organisasi sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa,
manajemen perubahan sekolah adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk
membawa keadaan sekolah sekarang, sekolah dengan kurikulum 2006 menuju keadaan
sekolah yang diinginkan yaitu sekolah dengan kurikulum tahun 2013.
Kepala sekolah menghadapi tantangan perubahan penerapan kurikulum 2013. Kesiapan yang
perlu dicermati adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah
yang adaptif terhadap perubahan.
Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi
Kepala sekolah
terhadap perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar,
dalam dinamika
sehingga memandang perubahan kurikulum sebagai sesuatu yang
iptek adaptif
seharusnya. Alasannya jelas, karena ilmu pengetahuan, teknologi,
terhadap
dan tantangan hidup terus berubah, maka kebutuhan siswa pun
perubahan
terus berubah menyesuaikan dengan kebutuhan jamannya. Lebih
kurikulum
dari itu, pengalaman kita bekerja membuktikan bahwa apa yang
dihasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan, sehingga
perubahan merupakan keharusan.
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala
Sekolah menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas
memimpin perubahan ada di tangannya. Selain sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang budaya sekolah.
Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar dari pengalaman
menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan fakta keberhasilan maupun
kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri, maupun belajar dari pengalaman rekan
sejawat, kepala sekolah dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya dalam
menerapkan kurikulum 2013. E. Mulyasa (2013) perubahan-perubahan yang perlu dicermati
oleh kepala sekolah dalam implemnetasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
b. Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
c. Pedoman Pengelolaan Kurikulum 2013
d. Pedoman Evaluasi Kurikulum
e. Standar Kompetensi Lulusan
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
g. Buku Guru
h. Buku Siswa
i. Silabus dan RPP
j. Standar Proses dan Model Pembelajaran
k. Standar Penilaian
l. Pedoman penilaian dan Rapor
m. Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling
Manajemen perubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan manajemen inovasi.
Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola keadaan yang bersifat transisi dari kondisi
lama menuju kondisi baru. Dikatakan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan
adalah untuk pembaharuan, dari yang lama ke yang baru supaya lebih baik
Perbedaan utama antara manajemen perubahan dengan manajemen yang konvensional/biasa
adalah terletak pada adanya faktor-faktor kuat yang menghambat perubahan. Faktor-faktor
penghambat tersebut perlu dikelola agar berubah menjadi faktor pendorong perubahan.
Karena adanya hambatan, maka kemungkinan perjalanan dalam mencapai tujuan perubahan
ditunjukkan pada gambar 2.3. Berdasarkan gambar 2.3 terlihat bahwa, pencapaian perubahan
yang efektif ditunjukkan dalam lintasan 1. Lintasan 1 merupakan garis lurus, garis yang
terpendek untuk mencapai visi perubahan. Lintasan 2, 3, dan 4, adalah suatu lintasan untuk
mencapai visi yang tidak efisien, karena harus berbelok-belok baru mencapai tujuan.
Lintasan 5, adalah suatu contoh manajemen perubahan yang tidak mencapai sasaran.
Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya berada pada konteks hambatan dan
daya dorong. Pada gambar di atas menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan (bergerak
atau direm mendadak) badan akan melakukan perlawanan.
Berdasarkan tingkat kedalaman perubahan dan metodenya, jenis perubahan meliputi
perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro:
a. Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari
b. Perubahan darurat yaitu perubahan yang sangat mendadak dan tidak terduga sebelumnya
c. Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk
d. Perubahan radikal yaitu perubahan sistem manajemen atau struktur organisasi karena
adanya perundang-undangan baru.
e. Perubahan kondisi makro yaitu perubahan kondisi perekonomian, politik dan keamanan,
kodisi lingkungan.
Manajemen perubahan sering diartikan sebagai manajemen transisi dan transformasi. Kata
transformasi berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mengubah struktur organisasi
sekolah, kultur sekolah, tugas-tugas, teknologi, dan perilaku warga sekolah (Manning &
Curtis, 2003). Oleh karena itu model kepemimpinan yang sesuai adalah kepemimpinan
transformasional.
Kepemimpinan transformasional ialah kepemimpinan yang memiliki visi jauh ke depan dan
mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan
tersebut ke dalam organisasi; memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inpsirasi
kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work
yang solid; membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan
bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi (Bass,1985). Esensi
kepemimpinan transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan bawahan secara
bersama-sama untuk melakukan perubahan. Dalam merumuskan perubahan biasanya
digunakan pendekatan transformasional yang manusiawi, dimana lingkungan kerja yang
partisipatif dengan model manajemen yang kolegial penuh keterbukaan dan kebersamaan
dalam mengambil keputusan. Dengan demikian kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-
nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya
dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
Dalam menyikapi perubahan diperlukan agen perubahan (agent of change), yaitu individu
atau kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya.
Adapun pergeseran dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam
matrik di bawah ini.
3. Tujuan Perubahan
Tujuan manajemem perubahan adalah mengupayakan agar proses transformasi berlangsung
dalam waktu yang relatif cepat dengan kesulitan-kesulitan yang seminimal mungkin,
bersikap positif terhadap perubahan (mengurangi resistensi), meningkatnya daya inisiatif
Perubahan yang telah dilaksanakan harus dikontrol, agar rencana perubahan yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dan hasilnya tercapai. Hussey (2000) menyatakan terdapat
paling tidak 10 (sepuluh) penyebab kegagalan dalam melaksanakan perubahan sebagai
berikut:
1) Implementasi memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan
2) Banyak masalah yang tidak teridentifikasi sebelumnya
3) Aktivitas perubahan tidak cukup terorganisir
4) Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan dan rencana
tidak dilaksanakan sebagimana mestinya
5) Manajer kurang memiliki kapabilitas untuk melakukan perubahan
6) Instruksi dan pelatihan yang diberikan kepada sub-ordinat tidak cukup.
7) Faktor eksternal yang tidak terkendali berdampak serius terhadap implementasi
perubahan
8) Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah dalam
kepemimpinan
9) Tugas pokok implementasi tidak terdefinisikan secara rinci.
10) Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi
Nama sekolah :
Kecamatan :
Kota /Kabupaten :
Hari/
Program Sasaran Target Hasil Hambatan
Tgl
7 Pelaksanaan Pendidik di Seluruh proses Baru sekitar 30 Pendidik di kelas
Maret proses kelas sasaran pembelajaran di % kelas sasaraan kurang
2014 pembelajaran pelaksana kelas sasaran sasaran mampu secara
dengan kurikulum pelaksana kurikulum 2013 optimal untuk
pendekatan 2013 kurikulum 2013 melaksanakan melaksakan kegiatan
saintifik dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
dengan pembelajaran pendekatan
pendekatan menggunakan pembelajaran
saintifik sesuai pendekatan saintifik
karakteristik saintifik
materi pembajaran
Kesimpulan dan Rekomendasi :
Pelaksanaan pembelajaran saintifik di kelas sasaran belum terlaksana sesuai target . yang diprogramkan.
Perlu adanya penguatan bagi pendidik di kelas sasaran agar lebih memahami dan mampu melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu ………………., ……………2014
Mengetahui Pelaksana Monitoring/Evaluasi
Pengawas Pembina
---------------------------------- ------------------------------
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
a. Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Manajemen Perubahan
b. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
c. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan
manajemen perubahan. Mengumpulkan beberapa fakta tentang perubahan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
E. Penilaian
Penilaian Otentik dengan instrumen pengamatan
Indikator Pencapaian
1. Sikap
a. Kedisiplinan : hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Kerjasama : memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan baik
c. Tanggung jawab : Mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan bersama-
sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
kelompok
2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes Awal dan Tes Akhir
3. Keterampilan
a. Keterampilan berpikir
b. Keterampilan reaktif
c. Keterampilan interaktif
d. Ketersmpilan kontibusi dalam kelompok
e. Keterampilan memimpin
F. Lembar Kerja
LKKS 3.A1
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam
merencanakan dan mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan pada pelaksanaan
kurikulum 2013.
Setelah mengikuti pelatihan peserta hendaknya memiliki kompetensi mengelola perubahan dengan
indikator kompetensi, materi, dan aktivitas peserta dapat dilihat pada gambar berikut:
Prasyarat
Visi-misi Perubahan
berkelanjutan
Kepemimpinan
Tata Kelola
Pemangku kepentingan
Motivasi dan
Komunikasi & Kolaborasi Pencegahan
penolakan
(resistensi)
Dukungan kultur sekolah
Kapasitas
perubahan Pelaksanaan Dukungan Infrastruktur
menyeluruh SDM pengelolaan dan
• Tujuan pengendalian
• Sistem • Strategi • Pengetahuan perubahan
• Proses • Teknik • Keterampilan
• Manusia • Kinerja • Pelatihan
• Resiko • Penghargaan
Penerapan manajemen perubahan pada dasarnya untuk mengembangkan daya adaptasi sekolah
dalam memenuhi kebutuhan siswa yang terus berubah dan usaha sekolah memperbaiki pemenuhan
standar. Tabel berikut menunjukkan contoh kegiatan yang dapat Saudara kembangkan dengan
indikator pemenuhan standarnya.
Berdasarkan materi yang telah Saudara pelajari, kerjakan tugas berikut pada lembar jawaban
yang tersedia!
1. Berdasarkan berbagai informasi yang telah Saudara perhatikan, coba tentukan satu rencana
kegiatan perubahan serta gambaran kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan. Setiap
peserta mengerjakan tugas individu sesuai dengan kebutuhan sekolah, namun jawaban
hendaknya didiskusikan lebih dahulu dalam kelompok. Jawaban saudara uraikan dalam
matrik yang tersedia !
2. Berdasarkan analisis pada matrik di atas, coba rumuskan tujuan yang ingin Saudara capai
dalam pelaksanaan perubahan.
3. Tentukan indikator pencapaian tujuan yang telah Saudara buat, sebagai dasar untuk
menentukan keberhasilan.
Contoh : Kegiatan penilaian
Indikator : Guru-guru menguasai teknik penerapan penilaian otentik
4. Tentukan strategi yang akan Saudara gunakan dalam mencapai tujuan perubahan
Contoh :
a. Menggunakan visi-misi sebagai poros penggerak perubahan
5. Bagaimana Saudara dapat menjamin bahwa perubahan yang Saudara rencanakan terlaksana
dan mencapai tujuan?
Pencapaian Tujuan
Mencapai
mencapai
Melebihi
melebihi
standar
standar
Indikator Deskripsi
No. Kegiatan Perubahan
Keberhasilan Kondisi Nyata Belum
Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota
1. ……………....................
2. …………….…………….
3. ..........................................
4. ..........................................
H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi manajemen perubahan ?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi manajemen
perubahan?
3. Apa manfaat materi manajemen perubahan terhadap tugas Bapak/Ibu sebagai kepala
sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ?
5. Untuk mencapai mutu lulusan yang unggul, perubahan apa yang akan dilakukan oleh
Bapak/Ibu?
A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kepala sekolah tentang budaya sekolah dalam persiapan pelaksanaan
kurikulum 2013 meliputi:
1. Konsep budaya sekolah
2. Tujuan pengembangan budaya sekolah
3. Kerangka pengembangan budaya sekolah
4. Model strategi pengembangan budaya sekolah
5. Penjaminan keterlaksanaan dan keberhasilan budaya sekolah
B. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu meningkatkan kompetensi SDM yang ada di sekolah secara efektif
dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan pada
pelaksanaan kurikulum 2013 melalui pengembangan budaya sekolah.
C. Uraian Materi
1. Konsep Budaya Sekolah
Kebudayaan menurut Koentjaraningkat (1987) merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
miliknya melalui belajar.
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang
menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk
stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau
kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu
sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta
dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh
lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan
stakeholder sekolah baik itu kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik
dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah
Budaya sekolah sangat erat kaitanya dengan pembentukan suasana sekolah yang kondusif.
Efektivitas pengembangan kondisi sekolah mengacu pada materi diskusi Partnership For
Global Learning (2012) harus memenuhi 6 indikator sebagai berikut:
a. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar peserta didik.
b. Menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individual, kolaborasi, dan belajar dalam
interaksi sosial.
c. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi peserta didik.
d. Sensitif terhadap perbedaan individu
e. Menantang peserta didik dengan tidak memberikan
lebih dari kapasitasnya.
Belum semua sekolah memahami pentingnya budaya Tingkat pemahaman
sekolah. Hal ini terlihat pada fakta bahwa belum semua dan kepatuhan pada
norma, nilai-nilai,
sekolah memiliki program pengembangannya. Kondisi ini keyakinan, ritual,
terjadi karena sebagian kepala sekolah belum memahami tradisi, mite yang
dan terampil dalam merencanakan, melaksanakan sekolah miliki
pengembangan, dan mengukur efektivitas pengembangan menyebabkan tradisi,
budaya sekolah. Hal itu tidak berarti kepala sekolah tidak penampilan fisik, dan
memperhatikan pengembangannya. Pada kenyataannya prestasi sekolah
berbeda beda.
banyak kepala sekolah yang sangat memperhatian akan
pentingnya membangun suasana sekolah, suasana kelas,
membangun hubungan yang harmonis untuk menunjang terbentuknya norma, keyakinan,
sikap, karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh menjadi sikap berpikir warga sekolah
Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan budaya sekolah menjadi penentu
keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu, kepala sekolah penting
memperhatikan berbagai prinsip utama sebagai berikut:
1) Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya sebagai
hasil belajar.
2) Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai, keyakinan, dan tradisi
sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang dikembangkan melalui
komunikasi dan interaksi sehingga mengukuhkan partisipasi.
3) Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin inspiratif dan inovatif
dalam mengembangkan perubahan perilaku melalui proses belajar
4) Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan mengembangkan sekolah
sebagai organisasi pembelajar melalui peran kepala sekolah menjadi teladan.
5) Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan, keharmonisan, dan perjuangan
tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah yang tidak selalu
sesuai dengan harapan sekolah.
Eksternal Visi-misi
Tujuan
Lingkungan Strategi
Sosial
Kebijakan
Program
Internal
Anggaran
Umpan Balik
Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap ini
apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman
yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan diperlukan
untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis lingkungan akan
diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang
menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan penetapan
kebijakan. Arah pengembangan dapat dijabarkan dari visi-dan misi menjadi indikator pada
pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan akan dibuktikan dengan
sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian. Contoh ini dapat dijabarkan
lebih lanjut pada model operasional penguatan nilai kerja sama dan yang kompetitif.
Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan, namun antar
kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk mencapai target yang terbaik. Oleh
karena itu, sekolah secara internal tidak mengembangkan model kompetisi individual karena
dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja
berbasis kolaborasi pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja
yang ditetapkan dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah ketiga; Implementasi strategi, langkah ini harus dapat menjawab bagaimana
caranya sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah berencana untuk
mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan kolaboratif dan
kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang mana yang dapat
dikolaborasikan dan dikompetisikan.
Nama sekolah :
Kecamatan :
Kab/Kota :
Hari/
Program Sasaran Target Hasil Hambatan
Tgl
Kesimpulan:
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
………………., ……………2014
Mengetahui Pelaksana Monitoring/Evaluasi
Pengawas Pembina
---------------------------------- ------------------------------
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
1. Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Budaya Sekolah
2. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
3. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan budaya
sekolah. Mengumpulkan beberapa fakta tentang budaya sekolah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.
4. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi dari tayangan video.
5. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes awal dan Tes akhir
3. Keterampilan
a. Keterampilan berpikir
b. Keterampilan reaktif
c. Keterampilan interaktif
d. Ketersmpilan kontibusi dalam kelompok
e. Keterampilan memimpin
F. Lembar Kerja
LKKS 3.A2
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah mengelola sumber
daya sekolah yang dipimpinnya sehingga dapat mewujudkan keunggulan budaya sekolahnya dalam
melaksanakan kurikulum 2013.
Pengembangan budaya menunjang suasana sekolah, suasana kelas, dan membangun hubungan kerja
harmonis sehingga terwujud sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif. Dengan
dukungan budaya sekolah yang bermutu dapat tumbuh norma, keyakinan, sikap, karakter, dan motif
berprestasi seluruh warga sekolah dengan dukungan keunggulan budaya.
Di bawah ini dapat dilihat diagram model aktivitas kepala sokolah yang perlu mendapat dukungan
iklim sekolah yang kondusif.
Arah dari pengembangan budaya sekola adalah meningkatkan keunggulan belajar siswa melalui
dukungan budaya sekolah. Diagram ruang lingkup kegiatan pengembangan arah kegiatannya dapat
dilihat pada diagram berikut:
Indikator pencapaian
Strategi kegiatan
Waktu pelaksanaan
Biaya Kegiatan
Strategi penjaminan
keterlaksanaan dan keberhasilan:
Sebagai bagian dari penjaminan cobalah Saudara kembangkan instrumen untuk memantau
keterlaksanaan dan keberhasil program pada tabel di bawah ini.
Pencapaian Tujuan
target
mencapai
Belum
target
Mencapai
Target
Melebihi
Kegiatan
Indikator Catatan Deskripsi
No. Pengembangan
Keberhasilan Keberhasilan
budaya
Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota
1. …………….
2. …………….
3. …………….
H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang budaya sekolah?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi budaya
sekolah?
3. Apa manfaat materi budaya sekolah terhadap tugas Bapak /Ibu sebagai kepala sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ?
A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kepemimpinan kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013
meliputi:
1. Konsep kepemimpinan pembelajaran
2. Tujuan kepemimpinan pembelajaran
3. Strategi pelaksanaan pogram kepemimpinan pembelajaran
4. Evaluasi keberhasilan kepala sekolah dalam peranannya sebagai pemimpin pembelajaran
B. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu melaksanakan kepemimpinan pembelajaran dan merancang rencana
tindakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
C. Uraian Materi
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam
menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam
mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola kegiatan
sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah
mampu menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan
yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak
bisa menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam pengelolaan
sekolah, maka perlu diuraikan tentang konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota menjadi percaya, loyal, dan
termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang
menunjukkan performansi anggota adalah semangat kerjanya.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja guru
dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Hersey menunjukkan bahwa ada sepuluh faktor
yang mempengaruhi semangat kerja seseorang dalam melaksanakan tugas, yaitu kesiapan kerja,
kondisi kerja, organisasi kerja, kepemimpinan, gaji, kesempatan mengemukakan ide,
kesempatan mempelajari tugas, jam kerja, dan kemudahan kerja (Tiffin, 1952). Di sisi lain, hasil
penelitian Sylvia dan Hutchison juga menemukan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi
turunnya semangat kerja pegawai, khususnya guru, yaitu: (1) dukungan teman sejawat, (2)
hubungan dengan pimpinan, (3) gaji, (4) pekerjaan dan tanggung jawab, (5) kurangnya
kesempatan berkembang, (6) kondisi dan beban kerja yang berlebihan (Gorton, 1991). Secara
lebih jelas, Mc Laughtin menemukan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya
semangat kerja guru, yaitu: (1) kurangnya input dalam pengambilan keputusan, (2) kurangnya
hubungan teman sejawat, (3) dan kurangnya pengakuan prestasi.
Berdasarkan landasan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan sangat berperan
dalam meningkatkan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas. Tinggi rendahnya
semangat kerja guru banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Semakin baik
kepala sekolah menerapkan kepemimpinan, semakin tinggi semangat kerja pendidik dalam
melaksanakan tugas. Sebaliknya, semakin rendah kepala sekolah menerapkan kepemimpinan,
semakin rendah pula semangat kerja peserta didik dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah.
Kepemimpinan
Pembelajaran
Sikap
Pengeta
Budaya
huan
Sekolah
Kepala sekolah dalam memerankan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya dapat
memenuhi enam prinsip, yaitu: (1) membangun tujuan bersama, (2) meningkatkan kreasi dan
inovasi dalam mengembangkan kurikulum, (3) mengembangkan motivasi pendidik dalam
mengembangkan kompetensi, (4) menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran melalui
pelaksanaan monitoring atau supervisi, (5) mengembangkan sistem penilaian dalam memantau
perkembangan belajar peserta didik, dan (6) mengambil keputusan berbasis data.
Dalam menunjang efektivitas pengambilan keputusan kepala sekolah hendaknya menghimpun
data dengan menggunakan strategi berikut:
a. menjadi pendengar,
b. berbagi pengalaman,
c. menggunakan contoh,
d. memberikan peluang untuk memilih,
e. menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu
f. mendorong pendidik berani mengambil resiko
g. menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ;
Dalam tugas utama memantau atau melaksanakan supervisi, menurut Joseph Blase and Jo Blase
(1999), dalam kegiatan sehari-hari kepala sekolah melakukan strategi berikut:
a. Memberikan saran;
b. Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik;
c. Mengembangkan model;
d. Menggunakan hasil riset,
e. Meminta pendapat;
f. Memberikan pujian atau penghargaan.
Peran pertama kepala sekolah adalah menentukan arah pengembangan sekolah. Peran
penting kepemimpinannya terefleksikan dalam tugas menetapkan keputusan berbasis data
dan penetapan kebijakan sekolah. Dampak lanjutannya kepala sekolah memfasilitasi satuan
pendidikan menentukan visi-misi, tujuan, dan strategi dalam meningkatkan efektivitas
perannya sebagai kepala sekolah.
Tugas penting berikutnya adalah menyelaraskan hubungan kerja antar personal seluruh
pemangku kepentingan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Kepemimpinan Pembelajaran
1. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
2. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan
Kepemimpinan Pembelajaran. Mengumpulkan beberapa fakta tentang perubahan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi dari tayangan video.
4. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
5. Refleksi
E. Penilaian
1. Sikap
a. Kedisiplinan : hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Kerjasama : memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan baik
c. Tanggung jawab : Mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan bersama-
sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
kelompok
2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes awal dan Tes akhir
F. Lembar Kerja
LKKS 3.A3
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Penyelesaian tugas ini umum untuk membekali peserta medapat pengalaman dan keterampilan dalam
meningkatkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengerahkan sumber
daya secara efektif sehingga dapat menjamin terwujudnya kualitas pembelajaran yang diharapkan
pada pelaksanaan kurikulum 2013.
Deskripsi indikator kompetensi, materi yang perlu kepala sekolah kuasai, dan deskripsi aktivitas
belajar dapat dilihat pada gambar berikut:
Definisi dan ruang lingkup kegiatan kepala sekolah dalam melaksanakan peran sebagai
pemimpin pembelajaran yang telah dikuasai, diharapkan dapat mengungkit inspirasi Saudara
sehingga mendapatkan pikiran baru untuk memperbaharui model-model tindakan
kepemempinan di sekolah. Untuk mengeksplorasi gagasan baru, ada baiknya Saudara langsung
mencoba mengerjakan lembar kerja di bawah ini.
Perumusan Masalah
A.Amati gambar ruang lingkup kepemimpinan pembelajaran. Selajutnya rumuskan pertanyaan
untuk mendalami fakta dan konsep dengan menggunakan model berikut:
Apa...?
Mengapa....?
B. Berdasarkan pertanyaan yang telah Saudara rumuskan, coba rumuskan masalah yang paling
strategis pada peran kepempimpinan pembelajaran yang perlu Saudara pecahkan
Contoh pertanyaan:
1) Apakah kepala sekolah telah berperan efektif sebagai pemimpin pembelajar?
Rumusan pertanyaan tersebut dapat diubah ke dalam bentuk pernyataan masalah seperti
berikut:
2) Kepala sekolah belum efektif berperan sebagai pemimpin pembelajaran.
Berdasarkan contoh itu, coba rumuskan satu masalah yang Saudara paling penting untuk
mengembangkan peran kepemimpinan di sekolah.
C. Mengembangkan Solusi:
Berdiskusilah dalam kelompok untuk pengetahuan, fakta, data, informasi dari pengalaman
Saudara sebagai kepala sekolah. Selanjutnya tentukan solusi untuk menyelesaikan masalah.
Tidakan apa yang akan Saudara lakukan agar pelaksanaan kurikulum berhasil mencapai
tujuan?
Contoh Rencana Tindakan: Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran akan
mengadakan rapat tiap akhir bulan dengan guru-guru secara bekala, membahas data yang
terhimpun dari kegiatan supervisi, dan menggunakan data untuk bahan perbaikan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Berikut rumuskan program kepemimpinan yang akan Saudara lakukan.
Program:
Tujuan:
Indikator Keberhasilan:
Penunjang
................................................................................................................................
Penghambat
..................................................................................................................................
E. Strategi Kepemimpinan
a. Melaksanakan pertemuan berkala untuk memantau perkembangan keterlaksanaan dan
keberhasil menerapkan kurikulum 2013.
Strategi:
a. Mengarahkan guru dalam menyusun RPP
b. Menelaah RPP
c. Melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik meliputi;
1) Pertemuan pra-supervisi
2) Pelaksanaan supervisi
Monitoring input, proses, dan output
Wawancara
Studi dokumen
Penilaian
Penyusunan Rekomendasi
3) Evaluasi–Refleksi terhadap seluruh kegiatan supervisi
d. Membahas data hasil telaah RPP dan Supervisi dalam rapat rutin bulanan. Hasil
pembahasan digunakan kepala sekolah untuk mengarahkan dan membangun
motivasi guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa.
target
Mencapai
Target
Melebihi
Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota
H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang, Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi kepemimpinn pembelajaran ?
1. Pengalaman penting apa yang, Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi kepemimpinn
pembelajaran ?
2. Apa manfaat materi kepemimpinan pembelajaran terhadap tugas, Bapak/Ibu sebagai kepala
sekolah?
3. Apa rencana tindak lanjut yang akan, Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan?
Anderson, D. & Anderson, LA 2001. Beyon Change Management: Advanced Strategies for Today’s
Transformational Leaders. San Francisco: Jossey-Bass.
Bradford, D.L. and Burke, W.W. 2005. Reinventing Organization Development. New Approaches to
Change in Organizations San Francisco, CA: Pfeiffer.
Celtus R. Bulach, Fred C. Lunenburg, and Les Potter, 2011. High-Performing School: A
comprehensive Approach to School Reform, Dropout Prevention, and Bullying Behavior, Second
Edition, Rowman & Littlefield education, USA.
Glickman, C.D., Gordon, S.P. and Ross-Gordon, J.M. 1995. Supervision of Instruction: A
Developmental Approach, 3rd ed., Allyn and Bacon, Boston, MA.
Gordon Mitchell. 1999. Change Management: Best Practice in Whole School Development, Danida,
Denmark.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013. tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013. tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta :
Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013. tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta :
Kemdikbud
Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Gramedia. Jakarta.
MANAJEMEN
IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
A. PETUNJUK PEMBELAJARAN
Diskusi
Dengan panduan lembar kerja, peserta melaksanakan diskusi secara berkelompok untuk
mengisi LK
Refleksi
Peserta pelatihan melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh Kepala Sekolah. Selain disajikan prinsip-
prinsip dan kebijakan, dilakukan diskusi kelompok, latihan-latihan, dan praktik untuk
pendalaman materi yang mendorong kreativitas untuk berinovasi. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan kembali
pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam
suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.
A. DESKRIPSI MATERI
Materi Penyusunan Dokumen KTSP akan membahas tentang komponen KTSP yaitu
komponen-komponen dari KTSP menurut KTSP tahun 2006 dibandingkan dengan
perubahan yang ada pada kurikulum tahun 2013. Komponen yang harus disesuaikan dan
dikembangkan sesuai dengan perubahan kurikulum tahun 2013 adalah: 1) Visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan; 2) Muatan kurikulum nasional, daerah, dan kekhasan satuan
pendidikan; 3) Pengaturan beban belajar; 4) Kalender pendidikan.
B. TUJUAN PELATIHAN
Adapun tujuan pelatihan ini agar peserta dapat:
1. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
2. Mengidentifikasi muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. Mengatur beban belajar di satuan pendidikan
4. Menyusun agenda sekolah sesuai kalender pendidikan
C. URAIAN MATERI
1. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan tahun pelajaran 2013/2014 pada sejumlah
sekolah sasaran. Dalam rangka implementasi selanjutnya semua kegiatan sekolah harus
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 tersebut. Salah satu kegiatan dalam
pengelolaan sekolah adalah penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Adapun
landasan yuridis yang harus diperhatikan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan adalah: UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemeritah No 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 19 tahun 2007,
Permendikbud No. 54, 64, 65, 66, dan 81a Tahun 2013.
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah yang digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain visi adalah pandangan jauh ke depan
ke mana sekolah akan dibawa. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh
sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya.
Gambaran masa depan atau visi tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu
Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah Peraturan Pemerintahannya, khususnya tujuan
pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai demgan profil sekolah
yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus tetap berada dalam koridor
kebijakan nasional, tetapi sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani.
Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan
masyarakat yang dilayani sekilah tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan
sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari
koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.
a. Penyusunan Visi
Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan
dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak langkah
organisasi menuju masa depan yang lebih baik, sehingga eksistensi/keberadaan
organisasi dapat diakui oleh masyarakat. Visi merupakan gambaran tentang masa depan
(future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Ini sejalan
dengan pendapat Akdon, yang menyatakan bahwa “Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang
menjangkau masa yang akan datang” (2006:94).
Gambar-1
Rumusan Visi
Visi yang tepat bagi suatu instansi pemerintah akan menjadi accelerator (pemercepat)
kegiatan instansi pemerintah bersangkutan, meliputi perencanaan strategi, perencanaan
kinerja tahunan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja,
pengukuran kinerja, dan evaluasi pengukuran kinerja instansi tersebut.
1) Syarat perumusan visi
a) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang
ingin diwujudkan.
b) Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
c) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
d) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
e) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
STRENGTHS WEAKNESSES
ALI Susun daftar kekuatan Susun daftar kelemahan
ALE 1. …………………………. 1. ………………………….
2. …………….…………… 2. …….……………………
3. …………………………. 3. ………………………….
Strategi SO Strategi WO
OPPORTUNITIES
Pakai kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
Susun daftar peluang
memanfaatkan peluang dgn memanfaatkan peluang
1. ……………………….
1. …………………………. 1. ………………………….
2. ……………….………
2. …………….…………… 2. ………………….………
3. ……………………….
3. …………………………. 3. ………………………….
Strategi ST Strategi WT
THREATS
Pakai kekuatan untuk Perkecil kelemahan dan
Sususn daftar ancaman
menghindari ancaman hindari ancaman
1. ……………………….
1. …………………………. 1. ………………………….
2. ………………….……
2. ……….………………… 2. ………….………………
3. ……………………….
3. …………………………. 3. ………………………….
Ket:
b. Penyusunan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Suatu pernyataan misi setidaknya harus mampu menjawab tiga pertanyaan, berikut ini:
WHAT?
(Customer Functions,
Products Or Services)
HOW?
WHO?
(Activities, (Customer or
Technologies,
Client Groups)
Methodologies)
1
Bryson, op. cit., pp. 52-53
Gambar-2
2) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain:
Berdasarkan pengertian, teknik perumusan, prosedur perumusan dan kriteria misi
sebagaimana diuraikan di atas, terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian
dalam perumusan misi yaitu :
a) Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak
dicapai oleh sekolah.
b) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan”
dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada
rumusan visi.
c) Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
d) Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan
pada masyarakat (siswa)
e) Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.
3) Kriteria Misi
Rumusan misi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :
a) Rumusannya sejalan dengan visi satuan organisasi/satuan kerja;
b) Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas;
c) Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan;
d) Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;
e) Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi.
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan
pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan
setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa
mendatang (Akdon, 2006:143). Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu
tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator.
Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi.
Penjabaran dari visi dan misi ke tujuan dan sasaran dapat digambarkan seperti berikut
ini.1
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
Memperhatikan gambar di atas, maka jelas keterkaitan antara visi, misi, tujuan (goals),
dan sasaran (objectives).
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
PROGRAM
KEGIATAN
1
Diadaptasi dari Bahan Pelatihan Strategic Planning, CPSC, Manila, 2002.
112 POS Kepala Sekolah
1. Contoh Visi Sekolah
a. Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu,
berpendidikan tinggi, yang memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat,
lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan
visinya:
b. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju dari sekolah
perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah favorit atau
berprestasi dapat merumuskan visinya:
Ketiga contoh visi tersebut, sama-sama benar sepanjang dalam koridor tujuan
pendidikan nasional, sesuai dengan tujuan dari setiap jenjang sesuai dengan
peraturan pemerintah..
Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filosofi seperti contoh di atas
seringkali memiliki aneka tafsir, setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda
sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya. Bahkan jika terjadi
penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang baru tidak jarang memberi tafsir
yang berbeda kepada kepala sekolah sebelumnya. Oleh karena itu agar tidak memberikan
tafsir yang berbeda, visi itu sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator atau
penanda-penanda yang dimaksudkanya.
VISI INDIKATOR
Unggul dalam prestasi Unggul dalam memperoleh UASBN atau UN
Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di
atasnya
Unggul dalam karya ilmiah remaja
Unggul dalam lomba kreativitas
Unggul dalam lomba kesenian
Unggul dalam lomba olah raga
Unggul dalam keterampilan (mengoperasikan Komputer dan
internet, Public Speaker)
Beriman dan bertaqwa Unggul dalam disiplin
Unggul dalam aktvitas keagamaan
Unggul dalam kepedulian social
Tugas
2. Temukan data faktual berkaitan dengan instusi/lembaga atau sekolah dimana Anda
bertugas
3. Analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan (goals), dan sasaran (objectives),
program dan kegiatan
Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada
tingkat nasional, tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.
a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana
yang diatur dalam ketentuan:
1) untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
2) untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs;
3) untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA;
4) untuk SMK/MAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK;
Secara rinci muatan kurikulum tingkat nasional untuk jenjang Pendidikan Dasar yang
terdiri satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs diorganisasikan pada kelompok mata
pelajaran wajib A dan wajib B. Sedang pada jenjang pendidikan menengah, yang terdiri
dari SMA/MA dan SMK/MAK diorganisasikan pada mata pelajaran kelompok wajib A,
wajib B dan mata pelajaran peminatan. Peminatan pada SMK/MAK dinamakan paket
keahlian yang diorganisasikan pada kelompok mata pelajaran dasar bidang kejuruan,
dasar kejuruan, dan paket keahlian.
b. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh
daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan
gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah
kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Untuk mencapai tujuan satuan pendidikan diperlukan pengaturan beban belajar yang sesuai
dengan perkembangan peserta didik, muatan pembelajaran, kecepatan belajar dan jenjang
pendidikannya. Kurikulum tahun 2013 (KTSP) mengatur beban belajar dalam bentuk Sistem
Paket atau Sistem Kredit Semester
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat
pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran. Beban belajar pada sistem paket
berdasarkan Permendikbud No 67, 68, 69 dan 70 tahun 2013 terdiri atas pembelajaran tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Di luar pengaturan yang telah diuraikan di atas, satuan pendidikan dapat menambah
beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
Konsekuensi penambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan pada Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan
beban belajar 1 SKS yaitu dengan formula sebagai berikut :
1 SKS = = 2 jam Pembelajaran
Dengan demikian, beban belajar SKS untuk SMP/MTs dengan mengacu pada rumus
tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 SKS
pada SKS sama dengan beban belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket.
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu ditetapkan batas minimal beban belajar SKS
sebagai berikut:
a) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMP/MTs yaitu minimal 114
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).
b) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu minimal 130
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).
c) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMK/MAK yaitu minimal 144
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).
(3) Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi peserta didik
yaitu:
pengambilan beban belajar (jumlah SKS) pada semester 1 sesuai dengan
prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes
seleksi masuk dan/atau penempatan peserta didik baru;
pengambilan beban belajar (jumlah SKS) semester berikutnya ditentukan
berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya.
Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam
Struktur Kurikulum.
Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas
dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan
hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.
Penghitungan beban belajar suatu mata pelajaran/Tema atau subtema pada suatu satuan
pendidikan, sangat tergantung dari penentuan minggu efektif yang digunakan oleh satuan
1. Dari Struktur program Sekolah Mengengah Pertama mata pelajaran IPA kelas VII
terdapat 10 KD (KD 3/10, ; KD 4/13) tentukan beban belajar dari setiap KD, dan
minggu efektif yang digunakan jika beban tatap muka pada struktur program mata
pelajaran IPA 5 JP /minggu dan minggu efektif semester diantara 18 s.d 20 minggu
termasuk Ujian Tengah Semester dan Ujian akhirSemester.
Pemecahan :
Berdasarkan pencapaian KKM dengan kecepatan rata-rata siswa berdasarkan data
empirik di dapat beban belajar misal : KD3.1dan KD4.1 =8 Jp; KD3.2 dan KD4.2
= 10 Jp; KD3.3 dan KD4.3 = 10 Jp; KD3.4 dan KD4.4- KD4.5 = 10 Jp; KD3.5 dan
KD4.6-4.7 = 9 Jp; KD3.6 dan KD4.8 = 9 Jp; KD3.7 dan KD4.10-4.11 = 9 Jp;
KD3.8 dan KD4.9= 8Jp; KD3.9 dan KD4.12= 8 Jp; KD3.10 dan KD4.13 = 9 Jp
Jumlah jam pembelajaran pencapaian KD adalah 90 Jp
Ulangan tengah semester dan Ulangan akhir semester menggunakan waktu 2
minggu.
Penentuan minggu efektif pembelajaran mata pelajaran IPA kelas VII semester
ganjil adalah 90 + 10 = 100 jp/5 jp = 20 Minggu efektif pembelajaran
D. AKTIVITAS PELATIHAN
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) memahami dan mencermati materi pelatihan
b) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c) menyimpulkan mengenai manajemen implementasi kurikulum 2013
d) melakukan refleksi.
2. Aktivitas kelompok meliputi:
a) mendiskusikan materi pelatihan
b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus
c) membuat rangkuman.
E. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi : kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi ; keterampilan berfikir, reaktif, interaktif, dan kontribusi
dalam kelompok, serta keterampilan memimpin.
PetunjuK:
Bacalah materi Penyusunan Visi Misi danTujuan, yang terdapat dalam Hand Out kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawahini!
1. PENYUSUNAN VISI
Analisis visi sekolah Anda yang sekarang berlaku apakah sudah sesuai dengan
kriteria penyusunan visi dan tuntutan kurikulum 2013 (Standar Nasional Pendidikan
/SNP: SKL Permendikbud No. 54 Thn. 2013, SI Permendikbud No. 64 Thn. 2013,
Standar Proses Permendikbud No. 65 Thn. 2013, Standar Penilaian Permnendikbud
No. 66 Thn. 2013, dan Standar Pengelolaan Permendiknas No. 19 Thn. 2007).
Buatlah contoh rumusan visi sesuai kriteria, tuntutan kurikulum dan kondisi sekolah
masing-masing!
1.
2.
4. Pelajarilah dan perhatikan visi, misi dan tujuan dari SMP 1 Jakarta berikut ini:
VISI :
Memiliki SDM berakhlak mulia, kreatif, dan berprestasi Internasional
MISI:
1. Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam rangka mempersiapkan
siswa berkompetisi di era global.
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, indah, hijau, dan nyaman
berwawasa nwiyata mandala.
3. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berakhlak, kreatif,
berprestasi, berwawasan iptek dan lingkungan.
4. Mengadakan layanan publik berupa informasi kegiatan di sekolah yang
berbasis ICT.
TUJUAN :
1. Membina berkembangnya akhlak siswa.
2. Mengembangkan kreatifitas siswa.
3. Meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki.
4. Menyiapkan siswa untuk masuk ke SLTA yang diinginkan baik di dalam
maupun di luarnegeri.
5. Menyiapkan siswa untuk dapat menyusun karya ilmiah dalam bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris.
Petunjuk:
Bacalah materi Muatan Kurikulum yang terdapat dalam Hand Out. Kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
Analisis masing-masing muatan kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan sesuai
dengan tempat Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang
2. Adakah perbedaan dalam menetapkan muatan lokal pada kurikulum 2006 dengan
tuntutan kurikulum 2013?
3. Upaya apa saja yang akan dilakukan oleh kepala sekolah dalam nenyusun muatan
lokal dan ciri khas satuan pendidikan
4. Dari struktur program Sekolah Dasar kelas 4 didapat jam pembelajaran/minggu sebesar
36 Jp. Dengan beban belajar muatan pembelajaran Agama 4 jp; PKN 5 Jp; Bhs Indonesia
7 Jp; Matematika 6 Jp; IPA 3 Jp; IPS 3 Jp; SBP 4 Jp dan Penjaskes 4 Jp. Jika Agama
tidak ditematikan dan minggu efektif di antara 18 s.d. 20 /semester, berapa beban jam
belajar setiap kegiatan pembelajaran dari 5 tema yang setiap temanya memiliki 4 sub
tema dan setiap sub tema terbagi ke dalam 6 kegiatan pembelajaran/minggu. Berapa
minggu efektif yang digunakan oleh Sekolah Dasar tersebut jika UTS dan UAS
memakan waktu dua minggu
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
LKKS 3.B4
Topik : Pengaturan Beban Belajar
Waktu : 120 menit
Petunjuk:
LK ini digunakan untuk peserta diklat yang mendapatkan nilai Tes Awal di
atas rata-rata.
Bacalah materi Pengaturan Beban Belajar yang terdapat dalam Hand Out.
Kemudian diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
Tentukan langkah-langkah bimbingan yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap guru dalam melakukan perhitungan beban belajar untuk
jenjang pendidikan menengah atau pendidikan dasar sesuai dengan tempat
Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang Saudara
kuasai. Analisis mengacu pada kasus di bawah ini
1. Pada saat Supervisi, Pak Amir sebagai guru IPS mengalami hambatan dalam
menentukan beban belajar dari setiap KD mata pelajaran IPS kelas VII yang
terdapat pada silabus atau kerangkan dan struktur kurikulum SMP
(Permendikbud 68 tahun 2013). Apa yang saudara akan sarankan sebagai
seorang Kepala Sekolah kepada guru tersebut dalam kaitan penentuan beban
belajar setiap KD, bila sekolah tersebut menentukan dari waktu efektif
semester di antara 18 s.d 20 minggu, satu minggu digunakan UTS dan satu
minggu digunakan UAS. Serta silabusnya terdiri dari KDi3.1;
KDi3.2;KDi3.3;KDi3.4 dan KDi4.1;KDi4.2; KDi4.3.
4. Pada saat Supervisi, Pak Amir sebagai guru IPS mengalami hambatan dalam
menentukan beban belajar dari setiap KD mata pelajaran IPS kelas VII yang
terdapat pada silabus atau kerangkan dan struktur kurikulum SMP
(Permendikbud 68 tahun 2013). Apa yang saudara akan sarankan sebagai
seorang Kepala Sekolah kepada guru tersebut dalam kaitan penentuan beban
belajar setiap KD, bila sekolah tersebut menentukan dari waktu efektif
semester di antara 18 s.d 20 minggu, satu minggu digunakan UTS dan satu
minggu digunakan UAS. Serta silabusnya terdiri dari KDi3.1;
KDi3.2;KDi3.3;KDi3.4 dan KDi4.1;KDi4.2; KDi4.3.
RANGKUMAN
1. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: (i) perumusan visi dan
misi berdasarkan analisis konteks dengan tetap mempertimbangkan keunggulan dan
kebutuhan nasional dan daerah; penyiapan dan penyusunan draf; riviu, revisi, dan
finalisasi; pemantapan dan penilaian; serta pengesahan. ;
2. Prinsip penyusunan KTSP meliputi, 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia ; 2.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan ;3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat
sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik;4. Keragaman
Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan; 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan
Nasional ; 6 tuntutan dunia kerja; 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Seni ; 8. Agama; 9. Dinamiuka perkembangan global 10. Persatuan nasional dan nilai-
nilaia kebangsaan; 11.kondisi sosial budaya masayarakat setempat; 12. Kesetaraan
gender; 13.karakteristik Satuan Pendidikan
3. Komponen KTSP, terdri dari : visi,misi dan tujuan pendidikan satuan pendidikan; muatan
Kurikulum satuan pendidikan (muatan Kurikulum pada tingkat nasiona, tingkat daerah
dan tingkat satuan pendidikan); Pengaturan Beban Belajar , Kalender Pendidikan
4. Visi mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan. Misi
mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui rencana tindakan
dalam mewujudkan visi satuan pendidikan. Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal
yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Oleh karena itu
perumusannya harus sesuai dengan kriteria-kritria yang telah ditentukan
1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Apa yang seharusnya saudara lakukan agar pepenyusunan kurikulum sesuai dengan
prinsip-prinsip penyusunan kurikulum ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusununan visi,misi dan tujuan sekolah
sesuai dengan kriteria dan kondisi sekolah yang ada
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusunan kaalender pendidikan, sesuai
dengan visi,misi dan tujuan sekolah serta program kerja tahunan sekolah
.................................................................................................................................
.................................................................. ...............................................................
A. DESKRIPSI MATERI
Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan
dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai
tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab
itu proses pembelajaran yang baik perlu didukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana,
dan berkesinambungan.
Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis
aktivitas, maka penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses yakni pada aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap terlaksananya
penilaian tersebut.
Tugas kepala sekolah dalam manajemen implementasi kurikulum 2013, salah satunya adalah
mengelola penilaian di sekolah dengan melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menetapkan sistem penilaian di sekolah
2. Merekap dan mengolah hasil penilaian seluruh kelas.
3. Merancang program tindak lanjut dari hasil pengolahan penilaian.
B. TUJUAN PELATIHAN
1. Peserta pelatihan terampil dalam menetapkan sistem penilaian.
2. Peserta pelatihan terampil dalam merekap dan mengolah hasil penilaian.
3. Peserta pelatihan terampil dalam merancang program tindak lanjut dari hasil pengolahan
nilai.
C. URAIAN MATERI
1. Menetapkan Sistem penilaian di Sekolah
a. Pengertian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi penilaian merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi untuk dijadikan sebagai
pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik. (BSNP 2007: 9)
Sedangkan Nana Sudjana (1995:3) menyatakan bahwa penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk
interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan
tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria
dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu.
2. Disiplin ……………………..
2) Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui
instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian
kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan Daftar pertanyaan.
Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan
pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi
beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik,
menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan
penugasan mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
3) Penilaian Keterampilan
Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian,
pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang
akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Pada bagian ini akan membahas tentang rekap hasil penilaian dan pengolahan data hasil
penilaian. Diharapkan kepala sekolah dapat membuat rekap hasil penilaian di satuan
pendidikannya masing-masing dan melakukan peta pencapaian hasil belajar.
Capaian
Kompetensi
No Rata-rata Tindakan Keterangan
Dasar dari Individual
Kelas
1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial secara
individual
< 2,66 Remedial secara
(75% klasikal
siswa )
≥ 2,66 ≥ 2,66 Melanjutkan ke
KD berikutnya
2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaan
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4.00 4.00
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3.00 3.00 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2.00 2.00 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1.00 1.00
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai
suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari posisi nilai yang diperoleh
berdasarkan tabel konversi berikut.
Contoh Untuk SD
Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada posisi
predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya, peserta
didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi
tertentu.
Pernyataan di atas adalah penentuan KKM berdasarkan standar minimal yang
diberlakukan oleh pemerintah. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan
KKM di atas KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah.
KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui
musyawarah antara guru, kepala sekolah, dan stake holder lainnya. KKM
ditetapkan oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan:
1) Intake (Kemampuan rata-rata peserta didik)
2) Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar)
3) Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar)
Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 (berlaku kelipatan 0,33) digunakan untuk Nilai
Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4). Indeks Nilai Kuantitatif dengan
Skala 1 – 4 adalah:
Capaian Kompetensi Pengetahuan merupakan rerata RNH, NTS, dan NAS. Dalam
LCK, capaian kompetensi pengetahuan diisi angka menggunakan skala 1 – 4, dengan
dua desimal dan diberi predikat sebagai berikut:
INTERVAL
HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA
SKOR
96– 100 4.00 A
SB
91 – 95 3.66 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B B
75 – 80 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
K
< 54 1.00 D
1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing aspek:
(a) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan
guru terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru
terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
(b) Aspek Sumber Daya Pendukung: Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
(c) Aspek intake: Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi.
3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan
KKM setiap KD!
4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran!
5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi (Inteks) siswa.
Sekolah…………………………………..
Keterangan:
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S = Sosial
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah
Sekolah…………………………………..
Keterangan:
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S = Sosial
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah
Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.
1) Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali
kelas.
2) Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan
disampaikan dalam diskusi antar guru.
3) Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konferensi,
maupun melalui rapat penilaian untuk kenaikan kelas
4) Deskripsi sikap antarmata pelajaran bersumber pada nilai kualitatif dan deskripsi
setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai
kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.
5) Kriteria pengolahan nilai akhir sikap :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19
Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40
Keterangan:
1. Pendidikan agama dan budi pekerti
2. PPKn
3. Bahasa Indonesia
4. dst
Bila sudah melakukan rekap penilaian, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
mengolah data hasil penilaian. Pengolahan data hasil penilaian tersebut dapat
dilakukan dengan pembuatan peta hasil belajar. Peta hasil belajar adalah pemetaan
yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian KKM mata pelajaran
untuk setiap kelas pada satuan pendidikan. Sehingga peta hasil belajar dapat dijadikan
sebagai potret ketercapaian KKM pada satuan pendidikan. Peta hasil belajar juga
dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan oleh kepala sekolah.
dst.
Keterangan:
P = Pengetahuan (KI 3)
K = Keterampilan (KI 4)
S = Sikap Spiritual dan Sosial (KI 1 dan KI 2)
II Bank Soal merupakan sekumpulan butir soal terkalibrasi baik secara teoritis maupun
empiris dan memuat informasi penting sehingga dapat dengan mudah dipergunakan
dalam penyusunan sebuah instrumen penilaian. Mengacu pada pengertian di atas
setiap soal yang dapat dimasukan kedalam bank soal harus memenuhi beberapa
karakteristik dan prinsip-prinsip tertentu.
a) Karakteristik Bank Soal
1) Butir Soal pada bank soal merupakan butir soal yang teruji (terkalibrasi),
sehingga dinyatakan layak karena soal tersebut telah memenuhi
persyaratan validitas, reliabilitas (keterpercayaan), keterukuran
(measurable), maupun aspek efisien dan lugas
2) Setiap butir soal dilengkapi informasi yang berguna dalam penyusunan
sebuah instrumen.
3) Soal-soal dibangun secara terstruktur dimana antara satu soal dengan yang
lainnya mempunyai hubungan berdasarkan komponen spesifikasi yang
sama.
d) Komponen Kisi-kisi
Komponen terdiri atas dua kelompok, yaitu: identitas dan matriks/format.
Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas matriks, sedangkan
matriks/format dicantumkan dalam baris-kolom yang sesuai.
Kelompok identitas, antara lain :
1) Jenis /jenjang sekolah
2) Peminatan/paket keakhlian untuk SMA dan SMK
3) Mata Pelajaran
4) Alokasi waktu
5) Jumlah soal
6) Bentuk soal
e)Kelompok matriks/format isi, antara lain:
1) Kompetensi Dasar (KD)
2) Indikator / Kinerja
3) Indikator Soal
4) Nomor urut soal
1. Kisi-Kisi Soal
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :
Kompetensi Aspek Bentuk Nomor
No Indikator Indikator Soal
Dasar (KD) Soal/Tugas Soal/Tugas
P K S
Keterangan :
P : Pengetahuan
K : Keterampilan
S : Sikap
V : Diisi pada kolom aspek yang sesuai dengan indikator soal
Indikator soal : adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional,
memuat perilaku peserta didik dan materi yang akan diukur sesuai dengan Indikator.
Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi
Indikator soal menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
Indikator soal mengacu pada kriteria kinerja sesuai KD
D. LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a. memahami dan mencermati materi pelatihan
b. mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c. menyimpulkan mengenai manajemen implementasi kurikulum 2013
d. melakukan refleksi.
F. LEMBAR KERJA
3.2 Membedakan teks hasil observasi, tanggapan 3.2.1 Membedakan teks hasil
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita observasi dengan teks deskripsi
pendek baik melalui lisan maupun tulisan dilihat dari struktur isinya
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :
Keterangan :
Beri tanda (V) pada kolom P, K, S. Disesuaikan dengan aspek pengetahuannya.
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S= Sikap
Tugas:
1) Masukanlah data perolehan hasil belajar siswa di atas ke dalam format rekapitulasi
ketercapaian KKM di bawah ini!
Keterangan:
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah
2) Buatlah peta keberhasilan belajar setiap kelas per-mata pelajaran (terlebih dahulu
ubah perolehan data nilai mata pelajaran di atas ke dalam bentuk persentase)
Sekolah:……………
4) Kasus : Dari data nilai sikap antarmata pelajaran, diperoleh nilai sikap di kelas
tersebut mayoritas siswa mendapat nilai cukup (di bawah kategori baik).
5) Analisis kemungkinan penyebab kesalahan guru dalam pembelajaran!
Analisis kasus:
G. RANGKUMAN
1. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi
untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian berfungsi untuk menentukan kemajuan belajar dan mengembangkan
perilaku siswa, sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan tentang metode
yang digunakannya sudah tepat. Instrumen yang digunakan dalam penilaian sikap
adalah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Penilaian
pengetahuan melalui tes tertulis maupun lisan dan penugasan. Penilaian Keterampilan
melalui penilaian praktik (unjuk kerja), Proyek, dan portofolio
2. Sistem Penilaian: Dalam pendidikan dikenal adanya sistem Peniaian Acuan Norma
(PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK), sejak diberlakukannya kurikulum 2013
sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan
Kriteria adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dibandingkan dengan kriteria yang telah dibuat terlebih dahulu. PAK berasumsi bahwa
hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekuensi
dari acuan ini adalah adanya kegiatan remedial. Kegiatan yang dilakukan di sekolah
meliputi: menentukan KKM, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan;
mengkoordinasikan UH, UTS, UAS, UKK, dan UTK; menyelenggarakan Ulangan
dan Ujian Sekolah; menentukan kelulusan; menerbitkan ijazah; melaporkan hasil
penilaian kepada orangtua peserta didik dan kepada instansi terkait.
3. Mengolah Hasil Penilaian: berdasarkan Permendikbud 81 a tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman umum pembelajaran dinyatakan
bahwa: ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-) serta KD pada KI-1 dan KI-
2, ketuntasan seorang peserta didik jika profil sikap peserta didik secara umum berada
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
Adapun teknik rekapitulasi nilai yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah:
mendata nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada setiap kelas, membuat format
rekapitulasi nilai, dan mengisi nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada format
rekapitulasi yang telah dibuat.
Penilaian Sikap Antarmata Pelajaran: Penilaian sikap spiritual (KI 1) dan penilaian
sikap sosial (KI 2) di dalam raport terdapat penilaian antarmata pelajaran. Maksud dari
penilaian antarmata pelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata
pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan
wali kelas. Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban
melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif.
Laporan penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta
didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif
menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria
penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu : sangat baik (SB), baik (B),
cukup (C), kurang (K). Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian
kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran . Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap
peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.
5. Pengolahan Data Hasil Penilaian: Bila sudah melakukan rekap penilaian, maka yang
dilakukan selanjutnya adalah mengolah data hasil penilaian. Pengolahan data hasil
penilaian tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta hasil belajar. Peta hasil
belajar adalah pemetaan yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian
KKM mata pelajaran untuk setiap kelas pada satuan pendidikan. Sehingga peta hasil
belajar dapat dijadikan sebagai potret ketercapaian KKM pada satuan pendidikan. Peta
hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan oleh
kepala sekolah, apakah remidial atau pengayaan.
6. Bank Soal: butir Soal pada bank soal merupakan butir soal yang teruji (terkalibrasi),
setiap butir soal dilengkapi informasi yang berguna dalam penyusunan sebuah
instrumen, dan soal-soal dibangun secara tersetruktur. Sedangkan prinsip
pengembangan bank soal meliputi: prinsip perencaan, pengembangan sistem, butir soal
E. Refleksi
1. Tuliskan materi pelatihan yang dapat anda pahami secara mudah, dan materi yang
sulit anda pahami!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini ?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Apa yang seharusnya saudara lakukan agar mudah menetapkan sistem penilaian di
sekolah?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusununan KKM di sekolah mudah
dilakukan?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
5. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusunan program remedial, pengayaan,
dan refleksi bagi guru mudah diterapkan di sekolah?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan:
Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran,
Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud,22 Agustus, 2013
BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/02/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penilaian.html
(diunduh 10 Januari 2014
Depdiknas;2008 Pedoman Penilaian dan Rapor Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar
(2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013.
Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Penutup
A. Deskripsi Materi
Bahan belajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, dan teknik
supervisi akademi. Manfaat yang dapat diraih oleh Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan
ajar ini, antara lain: 1) dapat memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi
akademik;2) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 4)
meningkatkan kepercayaan diri pengawas/Kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan Kepala sekolah profesional dapat
terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
B. Tujuan Pembelajaran
Setalah mengikuti pelatihan peserta mampu menjelaskan:
1. Konsep supervisi akademik,
2. Prinsip supervisi akademik,
3. Prosedur dan teknik supervisi akademik
Pengembangan
Profesionalisme
TIGA TUJUAN
SUPERVISI
Pengendalian
Penumbuhan Mutu
Motivasi
Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function) dalam
keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et
al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan profesionalisme guru.
2. Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya
adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-
kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Secara umum, aspek-
aspek yang diobservasi adalah usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam
proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan
penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi
kelas ini melalui tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil
observasi; dan tindak lanjut. Dalam melakukan observasi kelas, supervisor seyogyanya:
a) sudah siap dengan instrumen observasi,
b) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan
c) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
3. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara supervisor dan guru. Tujuannya adalah:
a) memberikan kemungkinan pengembangan jabatan guru melalui pemecahan
kesulitan yang dihadapi;
b) mengembangkan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik;
c) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan menghilangkan
atau menghindari segala prasangka.
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) yaitu;
D. Aktifitas Pembelajaran
Review pemahaman materi melalui tanya jawab dan konfirmasi
E. Penilaian
1. 1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab (lembar Instrumen
terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
F. Rangkuman
G. Refleksi
1. Apa yang telah Bapak/Ibu pahami dan peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
3. Bagaimana Bapak/Ibu merencanakan implementasi materi ini dalam kegiatan supervisi di
sekolah
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi model-model supervisi yang sering digunakan dalam pelaksanaan
supervisi akademik. Manfaat yang dapat diraih oleh kepala sekolah setelah mempelajari bahan
ajar ini, antara lain:1) untuk mengkaji model-model supervisi;2) untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kelemahan model supervisi dalam pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) untuk
memilih menentukan model supervisi sesuai dengan kompetensi dan motivasi kerja guru dalam
pelaksanaan supervisi akademik.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan model-model supervisi akademik
2. Membedakan model supervisi konvensional dengan supervisi klinis
3. Menentukan model supervisi dengan sasaran kegiatan supervisi
C. Uraian Materi
Dalam praktek supervisi Akademik dikenal beberapa model supervisi yang masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Model supervisi dimaknai sebagai bentuk atau kerangka
sebuah konsep atau pola supervisi yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan kegiatan supervisi.
Menurut Sahertian (2008), model supervisi dibagi sebagai berikut.
1. Model Supervisi Konvensional
Model supervisi konvensional adalah model supervisi yang menganut paham bahwa
supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib guru.
Biasanya supervisor dengan gaya konvensional akan mencari-cari kesalahan guru bahkan
sering kali memata-matai guru. Perilaku memata-matai ini disebut dengan istilah
snoopervision atau juga sering disebut supervisi korektif.
a) Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan guru tentang apa
saja yang akan diobservasi.
Keterkaitan supervisi klinis dengan tingkat abstraksi dan komitmen guru dalam proses
pembelajaran diuraikan pada peta pikir (mind map) berikut ini:
Studi Kasus
Pak Bambang mengajar mata pelajaran biologi di kelas 2 setiap proses pembelajaran ada 3
peserta didik yang selalu mengganggu proses belajar mengajar (reaksi pasif, reaksi aktif
negatif, mengganggu teman dll). Setelah diamati secara seksama, ternya kenakalan ketiga
anak tersebut terjadi hanya di kelas Pak Bambang saja, sedangkan dengan guru yang lainnya
tidak.
Bagaimana anda sebagai seorang kepala sekolah melakukan supervisi klinis. Diketahui guru
tersebut mempunyai kemampuan akademis/abstraksi dan komitmennya rendah.
Selesaikan masalah tersebut dengan pendekatan simulasi. Untuk melakukan simulasi, tentukan
peran masing-masing, siapa yang berperan sebagai kepala sekolah, guru, 3 orang peserta didik
yang selalu mengganggu, peserta didik yang lainnya, dan pengamat dalam simulasi.
E. Rangkuman
Supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas
keinginan kepala sekolah tetapi atas kesadaran guru datang ke supervisor
untuk minta bantuan mengatasi masalahnya. Dalam supervisi klinis terdiri
dari kegiatan materi:1. Konsep supervisi klinis, 2. Tujuan supervisi klinis,
3. Ciri-ciri supervisi klinis, 4. Pelaksanaan supervisi klinis, 5. Pendekatan
supervisi klinis, 6. Perilaku pendekatan supervisi klinis, 7. Keterkaitan
supervisi klinis dan kondisi guru, 8. Studi kasus.
1. Refleksi
Apa yang saudara pahami tentang supervisi klinis?
Bilamana saudara menggunakan model supervisi klinis dalam
pembinaan kompetensi guru? Jelaskan dengan singkat!
A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan program supervisi akademik. Manfaat yang
dapat diraih oleh peserta diklat setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain:
Meningkat kompetensinya dalam menyusun program supervisi akademik.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan eksperimen peserta pelatihan dapat:
1. Menjelaskan fungsi program supervisi akademik
2. Membuat program supervisi akademik
C. Uraian Materi
Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik meliputi; menyusun program
supervisi yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil supervisi
akademik. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan kegiatan supervisi, maka kepala sekolah
harus memiliki kompetensi membuat program supervisi akademik. Perencanaan program
supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan.
Program supervisi disusun dengan memperhatikan ketentuan tentang pelaksanaan pengawasan
dan supervisi yang diatur dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses yaitu:
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara
berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh,
diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam
bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik
secara berkelanjutan.
Program perencanaan supervisi akademik yang dibuat oleh kepala sekolah, dapat dibuat
dengan sistematika sbb:
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
d. Ruang Lingkup
BAB II. RENCANA PROGRAM SUPERVISI TAHUN.....
a. Rencana Program Supervisi Tahun
b. Jadwal Kegiatan Supervisi Akademis Tahun...
BAB III. PENUTUP
D. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggungjawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk
F. Refleksi
1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini?
2. Apa yang seharusnya saudara lakukan dalam penyusunan program supervisi akademik
agar pelaksanaan supervisi akademik lebih terarah?
A. Deskripsi Materi
Instrumen supervisiak akademik secara esensial merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Setelah mempelajari
bahan ajar ini, manfaat yang diperoleh oleh kepala sekolah, antara lain: 1) memberikan bekal
keterampilan bagi kepala sekolah dalam menyusun instrument supervisi akademik; 2)
menggunakan instrumen supervisi akademik sesuai dengan tahapan kegiatan supervisi; 3)
meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.
Kebijakan pengembangan kurikulum 2013 tentu akan membawa dampak perubahan dalam
beberapa hal, terutama pada komponen standar kelulusan sesuai dengan permendikbud No 54
tahun 2013, standar proses No 65 tahun 2013, standar penilaian Permendikbud No 66 tahun
2013, dan Permendikbud No 81 A tentang Pedoman implementasi kurikulum tahun 2013.
B. Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan kemampun kepala sekolah dalam:
1. Membuat Instrumenobservasiperencanaanpembelajaran.
2. MembuatInstrumenobservasipelaksanaanpembelajaran.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Instrumen
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2002: 437), kata instrumen dapat diartikan
sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh
pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik dan kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa
seperangkat tes, angket, dan sebagainya) untuk mengumpulkan data. Arikunto (1988: 51)
menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan
sesuatu. Ia pun menjelaskan bahwa instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data.
Supervisi dapat diartikan sebagai proses melihat dan mencermati apakah yang terjadi sesuai
dengan apa yang seharusnya terjadi. Supervisi terdiri atas empat langkah, yaitu: (1)
menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai
perbuatan (performance) yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan
dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (4)
memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan pembetulan.
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
Contoh: Tujuan menyusun angket untuk mengumpulkan data tentang besarnya minat
belajar dengan modul.
b. Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrumen
yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan.
Contoh: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas
diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.
c. Membuat butir-butir instrumen
Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting. Bagi peneliti atau kepala
sekolah, tugas menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang menantang.
d. Menyunting instrumen
Apabila butir-butir instrumen sudah selesai dilakukan, maka kepala sekolah melakukan
pekerjaan terakhir dari penyusunan instrumen yaitu mengadakan penyuntingan
(editing). Hal-hal yang dilakukan dalam tahap-tahap ini adalah:
1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki kepala sekolah untuk
mempermudah pengolahan data.
2) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.
Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan
mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).
Menurut Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam mengembangkan sendiri instrumen supervisi akademik. Langkah-langkah tersebut
dapat mengikuti tahapan berikut:
a. Menentukan fokus/sasaran.
b. Menentukan variabel.
c. Menentukan instrumen yang akan digunakan.
d. Menjabarkan bangun setiap variabel.
e. Menyusun kisi-kisi.
f. Penulisan butir-butir insrtrumen.
g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh kepala sekolah.
h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.
i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah instrumen itu dapat
diadministrasikan; (b) apakah setiap butir instrumen itu dapat dan dipahami;(c)
mengetahui validitas; dan (d) mengetahui reliabilitas.
j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
Sedangkan bila kepala sekolah ingin mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi
(menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan
butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (a) variabel; (b) kisi-kisi; (c)
butir-butir instrumen.
b. Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
c. Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.
d. Uji validitas instrumen.
e. Uji reliabilitas instrumen
a. Pedoman Observasi
Bagi kelancaran dan keefektivan observasi, supervisor hendaknya memiliki suatu
pedoman observasi yang harus direncanakan sebelum observasi dilaksanakan.
Karena observasi di sini sebagai teknik supervisi, maka supervisor harus menetapkan:
Contoh:
PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN IPS
Dan seterusnya.
Contoh 1:
Berilah tanda cek (V) pada kolom Ya / tidak, sesuai dengan kriteria yang tertera pada
kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
pada kolom
ANALISIS PEMBELAJARAN
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
E. Rangkuman
F. Refleksi
1. Setelah saudara mempelajari bahan ajar ini, apakah sejauh ini instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat digunakan secara efektik dalam
mengindentifikasi profil kompetensi guru?
2. Bagaimana cara saudara mengembangkan instrumen supervisi akademik selanjutnya?
A. Deskripsi Materi
Materi terkait dengan hasil supervisi yang perlu ditindak lanjuti setelah kepala sekolah
melakukan supervisi dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil supervisi
kegiatan belajar mengajar.
Materi tindak lanjuthasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkankinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti programpengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta Pelatihan mampu membuat program tindak lanjut hasil supervisi akademik, sesuai
dengan kebutuhan pengembangan guru.
C. Uraian Materi
Tindak lanjut hasil supervisi dilakukan segera setelah selesai melakukan observasi. Pertemuan
balikan ini merupakan tahap yang penting dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru
dengan cara memberikan balikan tertentu.
Seorang supervisor dalam kegiatan melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan
sebagaimana tercantum dalam Permendikbud No 65. Tahun 2013 tentang standar proses
meliputi:
penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkankinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan
pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan
Pelaksanaan tinda klanjut diawali dengan melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru,
atau menganalisis instrumen yang digunakan. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran,
meningkatkan profesional guru. Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi
yang harmonis, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki kinerjanya melalui
kegiatan sebagai berikut.
1. Pembinaan Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.
a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan
dengan segera dari hasil analisis supervisi. Dalam standar proses disebutkan bahwa
pembinaan dapat dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan
b. Pembinaan Tidak Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan
dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan supervisor dalam membina guru untuk
meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan buku teks secara efektif.
c. Coaching
Bagi guru yang performance-nya sudah baik dapat diberikan inovasi-inovasi yang
terkait dengan tugas pokoknya (pedagogik, profesional, sosial). Model pengembangan
dapat dilakukan misalnya melalui coaching. Coaching merupakan proses mengantar
atau mendampingi orang yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhannya. Hayes (2003) menulis bahwacoaching adalah kunci
dari keberhasilan dalam suatu proses managemen, karena coaching membawa orang-
orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagai mitra kerja yang aktif.
Coaching yang efektif adalah proses yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki
seseorang pribadi. Hal ini selaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bahwa
coaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan
diri terjadi sehingga meningkatkan kinerja.
Salah satu model pelaksanaan feed back supervisi akademik dapat digunakan coaching
denganModel GROW ME.
Tujuan
Evaluasi Realitas
COACHING
Monitoring Alternatif
Langkah
selanjutnya
D. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk
E. Lembar Kerja
3. Identifikasilah program supervisi akademik yang diberikan oleh fasilitator, dan temukan
kelebihan, dan hal yang perlu mendapat perhatian. Tuliskan masukan yang diberikan oleh
kelompok dalam tabel di bawah ini (khususnya pada komponen: Rencana Pelaksanaan
Supervisi Akademik, dan Jadwal Supervisi Akademik).
2. Jadwal Kegiatan
Supervisi Akademis
Tahun...
Petunjuk Kegiatan:
LKKS.3.C3
Materi : Instrumen/Lembar Observasi untuk Kegiatan Supervisi Pelaksanaan
Pembelajaran
Petunjuk Kegiatan:
6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi tayangan video pembelajaran
yang akan ditayangkan oleh fasilitator.
LKKS.3.C4
Materi: Coahing GROW ME
1. Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan maksud setiap kata G-R-O-W- M-E tersebut
beserta penjelasannya.
NamaKelompok:...............................................
Nama Pengawas:................................................
Nama Pemeran Guru:................................................
Tingkat Kemampuan
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
Menggunakan pertanyaan non direktif atau
1.
menyadarkan
2. Menggunakan bahasa yang santun
3. Menggunakan bahasa tubuh yang efektif
4. Menyimak permasalahan dengan seksama
5. Menyimpulkan permasalahan dengan cermat
Memberikan feedback/balikan, atau saran yang
6.
kreatif dan konstruktif
Total skor
F. Rangkuman
G. Refleksi
1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini?
2. Apa yang seharusnya saudara lakukan dalam penyusunan program tindak lanjut?
Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997) Techniques in the Clinical Supervision of the Teachers:
Preservice and Inservice Applications (4th ed.). White Palins, NY: Longman.
Daresh, J.C. (1989) Supervision as a Proactive Process. White Plains, NY: Longman.
Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press.
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007.Supervision and Instructional
Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.
Glickman, C.D. 1981. Developmental supervision: Altenative practices for helping teachers. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Goldhammer, R., Anderson, R., and Krajewski, R. 1981,Clinical Supervision. New York: Holt,
Rinehart & Winston, 1981
Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.
Jasmani Asf, Drs,M.Ag. dan Syaiful Mustofa,M.Pd.,M.A.2006.Supervisi Pendidikan. Sleman: Ar-
Ruzz Media
Ng, P.T. 2005,GROW ME! – Coachingfor Schools. Singapore: Prentice Hall.
Robbins, S.P.2008. The Truth about Managing People.Second Edition. Upper Sadle River, New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching.Alexandria: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Suadin. 2012. Model, Pendekatan, dan Teknik-Teknik Supervisi
Pendidikan.http://suaidinmath.wordpress.com/2012/04/20/.diunduh tgl 9 Januari 2014
Sullivan, S. & Glanz, J. 2005.Supervision that Improving Teaching Strategies and
Techniques.Thousand Oaks, California: Corwin Press.
Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi Supervisi Kepala
Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTKDepdiknas.
Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004) Penilaian Portofolio, Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Rosda.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal 53
ayat (2) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) serta
dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal
79 ayat (2) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan).
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah terbagi menjadi ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler
pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti
oleh setiap peserta didik mulai dari SD, SMP, SMA/SMK kecuali yang memiliki
kekhususan.Kepramukaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan dalam
menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual,
intlelektual, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.
B. Petunjuk Pembelajaran
1. Materi ajar ini digunakan selama mengikuti pelatihan pada mata latih Kepramukaan dengan
alokasi waktu tatap muka 4 JP atau 180 menit.
2. Materi ajar ini memandu ketercapaian kompetensi yang harus dicapai selama proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan metode yang sesuai dengan
karakteristik materi sehingga peserta berperan aktif selama pelatihan untuk memperoleh
pengalaman belajar yang optimal.
3. Selama pembelajaran materi pokok/submateri pokok difasilitasi dengan Lembar Kegiatan
(LK), yaitu LKKS.3.D1dan LKKS.3.D2 untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dalam pelatihan dan produk yang dihasilkan
oleh peserta baik secara individu/dan atau kelompok.
Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta pelatihan adalah memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan kegiatan kepramukan yang mencakup konsep dasar kepramukaan, jenis
kegiatan pembentuk karakter, dan internalisasi nilai-nilai karakter.
2. Menjelaskan strategi implementasi program yang meliputi perencanaan program,
pelaksanaan program, dan penilaian.
3. Melaksanakan evaluasi program yang meliputi monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut.
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Curah pendapat tentang ekstrakurikuler wajib Pramuka baik mengacu pada kebijakan
pemerintah Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III, maupun mengacu pada pengalaman melaksanakan program
ekstrakurikuler pramuka di sekolah sehingga diperoleh pemahaman bersama konsep dasar
kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
2. Mengamati tayangan video kegiatan pramuka di sekolah dengan menggunakan Lembar
Kegiatan (LKKS.3.D1) untuk menjelaskan konsep dasar kepramukaan dan mengidentifikasi
jenis kegiatan pramuka pembentuk karakter.
3. Mendiskusikan hasil pengamatan yang dituangkan dalam LKKS.3.D1 sehingga diperoleh
informasi bersama berbagai jenis kegiatan pramuka pembentuk karakter dan rasional
mengapa ekstrakurikuler pramuka bersifat wajib.
4. Curah pendapat tentang strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
5. Mendiskusikan contoh Rencana Program Ekstrakurikuler Pramuka untuk mengkaji ruang
lingkup/komponen yang harus ada dalam sebuah program ekstrakurikuler pramuka
(LKKS.3.D2) sehingga dicapai kemampuan dalam menyusun program ekstrakurikuler
pramuka.
6. Melakukan evaluasi program ekstrakurikuler pramuka melalui kegiatan diskusi tentang
kegiatan monitoring dan evaluasi, penyusunan laporan, dan tindak lanjut.
A. Deskripsi Materi
Muatan materi pada pembelajaran 1 berisi tentang kegiatan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler
wajib Pramuka di sekolah yang meliputi: 1) konsep dasar kepramukaan: a) sejarah kepramukaan;
b) pengertian gerakan pramuka; c) tujuan kegiatan pramuka; d) fungsi kegiatan pramuka; e) Peran
dan Fungsi Mabigus; f) Syarat Kecakapan dalam Gerakan Pramuka: 2) jenis kegiatan pembentuk
karakter; 3) Internalisasi Nilai-nilai Kepramukaan.
Materi tersebut di atas memberikan gambaran utuh tentang kepramukaan yang menjadi
kewenangan Kepala Sekolah untuk menyelenggarakan di satuan pendidikannya.
Materi tentang konsep dasar kepramukaan di atas memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan
materi-materi berikutnya karena sebagai landasan dalam menyusun dan mengevaluasi program
ekstrakurikuler pramuka.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan curah pendapat, pengamatan, dan diskusi, peserta pelatihan dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
2. Mengidentifikasi jenis kegiatan kepramukaan pembentuk karakter.
3. Menjelaskan pendekatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan.
C. Uraian Materi
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka mengacu pada Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada lampiran III, secara jelas dituliskan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional kurikulum yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti
disebutkan pada Pasal 53 ayat 92) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan serta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan.
Kedudukan ekstrakurikuler dalam sistem kurikulum hendaknya tidak dipandang sebagai pengisi
waktu luang, tetapi ditempatkan sebagai komplemen kurikulum yang dirancang secara sistematis
untuk membangun relevansinya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini,
seluruhnya didedikasikan kepada peserta didik, maksudnya menyelenggarakan kegiatan
kurikuler maupun ekstra untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik.
Secara konsepsional Kurikulum 2013 telah ditata dari landasan filosofis, landasan teoritis dan
membangun struktur kurikulum yang komprehensif untuk mencapai kompetensi inti dengan
amanat: kompetensi sikap (spiritual dan sosial), kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Ketiga amanat inilah yang harus diperjuangkan dalam setiap proses pendidikan di
sekolah, termasuk dengan keberadaan ekstrakurikuler.
Dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di Sekolah,
agar sejalan dan relevan dengan amanat Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum 2013 maka
pelaksanaan harus didisain dalam bentuk Buku Panduan atau Petunjuk Pelaksanaan yang
memiliki kekuatan hukum yang jelas, tentunya tidak saja berdasarkan Peraturan Menteri No.81A
tahun 2013 tetapi ditindaklanjuti dengan adanya SKB Mendikinas dan Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka tentang Petunjuk Pelaksanaannya.
Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan,
sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu.
1) Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter
dan pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3) Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh
peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-
ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.
Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi
oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka
Garuda.Untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-
ujian dan disematkan dalam upacara pelantikan.
Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus
dan Syarat Pramuka Garuda dititikberatkan kepada perkembangan proses kemampuan
peserta didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan
c. Ketangkasan Pionering
1) Cara dan Manfaat
Ada beberapa kegiatan keterampilan dan pengetahuan yang sekiranya dapat
membantu membuat kegiatan kepramukaan tetap menarik dan menantang minat
peserta didik untuk tetap menjadi anggota gerakan pramuka. Kegiatan ketangkasan
pionering merupakan kegiatan yang sudah biasa dalam kegiatan kepramukaan.
Kegiatan itu meliputi membuat gapura, menara pandang, membuat tiang bendera,
membuat jembatan tali goyang, meniti dengan satu atau dua tali.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Dalam kegiatan membuat gapura, menara pandang dan membuat tiang bendera
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian, percaya diri, ketekunan, dan
kerjasama. Dalam kegiatan membuat jembatan tali goyang dan meniti dengan satu
g. Kegiatan Pengembaraan
1) Cara dan Manfaat
Kegiatan pengembaraan ini bukan sekedar jalan-jalan di alam bebas atau rekreasi
bersama melainkan melakukan perjalanan dengan berbagai rintangan yang perlu
diperhitungkan agar tujuan kita dapat dicapai. Hal ini dengan sendirinya juga
mendidik generasi muda bahwa untuk dapat mencapai cita-cita itu banyak
rintangan dan sangat memerlukan perjuangan yang kuat. Oleh karena itu,
pendidikan di alam bebas dengan berbagai rintangan merupakan pendidikan yang
menantang dan menyenangkan.
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Curah pendapat tentang konsep dasar kepramukaan berdasarkan Permendikbud RI Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dan hasil
pengalaman/empiris dalam merancang, melaksanakan kegiatan, mendampingi, dan memantau
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
2. Kegiatan curah pendapat difasilitasi dengan terlebih dahulu mengamati tayangan video
kegiatan kepramukaan di sebuah sekolah.
3. Pencapaian kompetensi menjelaskan konsep dasar kepramukaan diiperkuat selain melalui
pengamatan tayangan video, tetapi juga melalui kegiatan diskusi dengan menggunakan
LKKS.3.D1.
E. Penilaian
1. Penilaian sikap: selama mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Penilaian pengetahuan terkait materi tentang konsep dasar dan jenis kegiatan pembentuk
karakter.
3. Penilaian keterampilan pada saat mengkomunikasikan pikiran/tanggapan terhadap kebijakan
dan produk berupa hasil identifikasi jenis kegiatan pembentuk karakter yang dihasilkan baik
secara individu maupun kelompok dengan bantuan LKKS.3.D1.
F. Lembar Kerja
LKKS. 3.D1
Tujuan Pramuka:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Manfaat Pramuka:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Keterangan:
1 = Religius 7 = Mandiri 13 = Bersahabat/Komunikatif
2 = Jujur 8 = Demokratis 14 = Cinta damai
3 = Toleransi 9 = Rasa ingin tahu 15 = Gemar membaca
4 = Disiplin 10 = Semangat kebangsaan 16 = Peduli lingkungan
5 = Kerja keras 11 = Cinta tanah air 17 = Peduli sosial
6 = Kreatif 12 = Menghargai prestasi 18 = Tanggung jawab.
c. Berdasarkan hasil identifikasi di atas, jelaskan rasional mengapa pramuka merupakan ekstrtrakurikuler wajib di satuan pendidikan!
H. Refleksi
1. Nilai-nilai apa yang paling mendasar dari kegiatan Pramuka bagi peserta didik sebagai
Warga Negara Indonesia?
2. Bagaimana pendapat Ibu/Bapak peran strategis organisasi “Pandu” pada masa
penjajahan Belanda dalam merintis semangat pergerakan nasional Indonesia?
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan curah pendapat, pengkajian contoh, dan diskusi, peserta dapat menyusun
rencana program ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan.
C. Uraian Materi
Setiap satuan pendidikan berkewajiban menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
karenakepramukaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem kurikulum pendidikan
(suplement dan complement) dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang
berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektual, emosional, maupun fisik dan
ketrampilan.
1. Strategi Implementasi Kegiatan
Berikut deskripsi materi strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang
meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian.
a. Perencanaan Program Kegiatan:
Revitalisasi gerakan pramuka perlu dilakukan agar kegiatan-kegiatan kepramukaan
dapat terselenggara secara lebih berkualitas, menarik minat dan menjadi pilihan
peserta didik, dan mewujudkan peserta didik yang berkarakter kuat untuk menjadi
calon pemimpin bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Guna menunjang dan
memperkuat kebijakan tersebut perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka mutlak diperlukan yang meliputi :
1) Program Kerja Kegiatan Pramuka;
2) Rencana Kerja Anggaran Kegiatan Pramuka;
3) Program Tahunan;
4) Program Semester;
5) Silabus Materi Kegiatan Pramuka;
6) Rencana Pelaksanaan Kegiatan; dan
7) Kriteria Penilaian Kegiatan.
A. Berdasarkan uraian di atas, maka penyusunan program ekstrakurikuler pramuka di
satuan pendidikan perlu dikuasai oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan
pengawas sekolah sebagai pembimbing maupun pemantau pelaksanaan program
tersebut di sekolah binaannya.
b. Pelaksanaan Pelatihan Pramuka
1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pelatihan Pramuka.
Alokasi Waktu Jam Pelatihan Pramuka per Minggu : SD/MI : 2 x 35
menit.SMP/MTs: 2 x 40 menit.SMA/MA: 2 x 45 menit. SMK/MAK : 2 x 45
menit.
2) Pengelolaan Pelatihan Pramuka
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktifitas yang dibangun dalam kegiatan pembelajaran 2 tentang strategi implementasi
kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai berikut.
1. Curah pendapat tentang strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler di satuan
pendidikan.
2. Diskusi kelompok untuk mengkaji contoh program ekstrakurikuler pramuka di satuan
pendidikan untuk memberikan pengalaman memperoleh informasi tentang sistematika
penyusunan program ekstrakurikuler pramuka pramuka dan deskripsi masing-masing
komponen dalam dokumen program tersebut.
3. Selama diskusi peserta menggunakan LKKS.3.D2.
4. Hasil diskusi dipresentasikan sehingga diperoleh kesepahaman maupun kesepakatan
tentang perencanaan program ekstrakurikuler pramuka pramuka.
E. Penilaian
1. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan sikap, yaitu pada saat dilakukan diskusi dan presentasi.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir pembelajaran melalui tes.
3. Penilaian keterampilan dilakukan pada saat mengkomunikasikan gagasan/ide/pikiran-
pikiran dalam mengkaji contoh dan merumuskan sistematika penyusunan program
ekstrakurikuler pramuka pramuka. Selain itu, keterampilan mengkomunikasikan secara
tertulis diperoleh melalui produk-produk berupa laporan tertulis dengan menggunakan
LKKS.3.D2
F. Lembar Kerja
LKKS. 3.D2
ANALISIS RENCANA PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
1. Baca dengan cermat rencana contoh Program Ekstrakurikuler Pramuka yang terdapat
dalam materi pelatihan!
2. Hubungkan pengetahuan tersebut dengan pengalaman Ibu/Bapak ketika mengikuti atau
melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Program Kerja Ekstrakurikuler Pramuka!
3. Diskusikan bersama dengan rekan sejawat:
a. Ruang lingkup/komponen yang harus tertuang dalam sebuah Rencana Program
Ekstrakurikuler Pramuka
b. Rumuskan sistematika penulisan Rencana Kerja Ekstrakurikuler Pramuka yang
ideal!
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
G. Rangkuman
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah melalui intervensi, pemberian keteladanan,
habituasi atau pembisaan, mentoring atau pendampingan, penguatan, dan keterlibatan
berbagai pihak.
Program-program yang harus disusun untuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah
perencanaan Program Tahunan, Program Semester, Silabus Materi Kegiatan Pramuka,
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), dan Kriteria Penilaian Kegiatan.
H. Refleksi
1. Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan ketika diketahui bahwa contoh yang dikaji
terdapat perbedaan dengan pengalaman pribadi dengan program ekstrakurikuler
pramuka pramuka yang telah disusun?
2. Apa yang akan dilakukan di KKKS/MKKS untuk mengembangkan dokumen program
ekstrakurikuler pramuka pramuka?
A. Deskripsi Materi
Muatan materi pada kegiatan pembelajaran 3 meliputi monitoring dan evaluasi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi, dan menyusun
program tindak lanjut.
Materi evaluasi program ekstrakurikuler pramuka terkait dengan upaya penerapan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sebagai program yang dilaksanakan kegiatan di masing-masing satuan
pendidikan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan curah pendapat peserta dapat menjelaskan tentang evaluasi program
ekstrakurikuler pramuka.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat mengetahui monitoring dan evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut program ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan.
C. Uraian Materi
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri
dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta tindak lanjut yang perlu dilakukan
sebagai satu kesatuan untuh dari sistem manajemen.
Manfaat dari evaluasi program kemungkinan dapat memberikan kebijakan yang dapat
dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu
Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program,
yaitu mengukur sejauh mana sebuah kebijakan dapat terimplementasikan. Dalam kegiatan
evaluasi program, tahapan yang akan dilakukan adalah kegiatan monitoring dan evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut.
b. Evaluasi
Pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka perlu dilakukan evaluasi.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dan efiesiensi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka termasuk kendala dan masalah serta solusi yang dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan evaluasi ini diharapkan akan menjadi
bahan pertimbangan dalam memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
agar menjadi lebih baik pada masa mendatang.
Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, guru pembimbing ekstrakurikuler dan stakeholder terutama orang tua.Kepala
sekolah bisa mengevaluasi keseluruhan program ekstrakurikuler yang berada dalam
tanggung jawabnya. Guru pembimbing ekstrakurikuler pramuka mengevaluasi program
kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam bimbingannya. Stakeholder dan orang tua
mengevaluasi dampak yang ditimbulkan (baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan) oleh program ekstrakurikuler di tingkat sekolah, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan oleh masing-masing guru pembimbing.
Berdasarkan rentang waktu, evaluasi dapat dilakukan dalam rentang per-kegiatan,
bulanan, semesteran dan tahunan.Dari hasil evaluasi perkegiatanakan mudah dilakukan
evaluasi bulanan, semesteran dan tahunan. Dengan evaluasi yang terus menerusakan
dapat diambil berbagai langkah-langkah tindak lanjut, baik yang terkait dengan
perbaikan program, kontinyuitas program dan pemantapan program.
Aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan perencanaan program ekstrakurikuler
pramukameliputi: (1) program kegiatan pramuka, (2) program tahunan, (3) program
semester, (4) program silabus materi kegiatan, (5) rencana pelaksanaan kegiatan, (6)
rencana penilaian kegiatan, (7) alokasi waktu latihan, dan (8) relevansi materi latihan.
Evaluasi rencana kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan dengan teknik studi
dokumentasi yang dilihat oleh supervisor penanggungjawab kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler pramuka dilakukan terhadap: (1)
kesesuaian rencana kegiatan, (2) keefektifan pelaksanaan kegiatan, (3) penerimaan
peserta didik terhadap kompetensi yang diberikan, dan (4) performansi/unjuk kerja
pembina/pelatih pramuka. Kemudian, aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan meliputi: (1) kualias pelayanan dalam pemilihan tempat, (2)
penyediaan alat/media penyajian, (3) perangkat latihan, (4) kelengkapan ATK, (5)
konsumsi, (6) penerimaan peserta didik, (7) alokasi waktu latihan, dan (8) relevansi
materi latihan. Evaluasi pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan
dengan teknik angket yang diisi oleh peserta pada akhir kegiatan.
Aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan penerimaan peserta didik terhadap
kompetensi yang diberikan meliputi: (1) kehadiran peserta didik selama kegiatan, (2)
aktivitas religius (berdo’a dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya) dalam
kegiatan,(3) aktivitas sosial dan emosional dalam berbagai kegiatan, (4) pembiasaan
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Curah pendapat tentang pengalaman melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler pramuka di
satuan pendidikan yang dipimpinnya.
2. Mengkaji materi ajar dan deskripsi singkat laporan hasil evaluasi program
3. Curah pendapat tentang rencana tindak lanjut program peningkatan/pengembangan
ekstrkurikuler pramuka.
E. Penilaian
1. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan sikap, yaitu pada saat dilakukan diskusi dan presentasi. Penilaian sikap
kesungguhan dalam kegiatan curah pendapat dan memberikan ide-ide terhadap
permasalahan untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir pembelajaran melalui tes. Penilaian
pengetahuanterkait dengan tujuan dan manfaat evaluasi program.
3. Penilaian keterampilan dilakukan pada saat mengkomunikasikan gagasan/ide/pikiran-
pikiran dalam mengkaji laporan hasil ME dan penyusunan tindak lanjut untuk
peningkatan/pengembangan program ekstrakurikuler pramuka. Selain itu, keterampilan
mengkomunikasikan
F. Rangkuman
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri
dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta tindak lanjut yang perlu dilakukan
sebagai satu kesatuan utuh dari sistem manajemen.
G. Refleksi
1. Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan ketika rencana tindak lanjut yang disampaikan
kelompok lain berbeda dengan pendapat atau pengalaman pribadi Anda?
2. Jika instrumen evaluasi program ekstrakurikuler pramuka akan dikembangkan di lapangan,
pada komponen manakah yang menjadi prioritas? Mengapa demikian?
3. Apa yang akan dilakukan di KKKS/ MKKS untuk mengembangkan program
ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan yang Anda pimpin atau bina?
Keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ini sangat bergantung pada
kesungguhan dan partisipasi aktif seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan ini. Prosedur
Operasional Standar (POS) ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam
pelatihan Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah pada tahun 2014. Di samping sebagai bahan
pelatihan, POS ini juga berfungsi sebagai referensi utama Kepala Sekolah dalam menerapkan
Kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing. Semoga keberadaan POS dan materi diklat ini
dapat membantu para nara sumber, Instruktur dan pelatih dalam menjalankan tugas melaksanakan
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.