Anda di halaman 1dari 230

I

POS Kepala Sekolah i


PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAGI KEPALA SEKOLAH

PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014

POS Kepala Sekolah i


SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru, merupakan tiga pilar penting dalam
mewujudkan implementasi Kurikulum 2013. Efektivitasnya sangat bergantung pada
kompetensi yang mereka miliki dikaitkan dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan merupakan langkah strategis yang perlu disertai
dengan langkah penjaminan mutu bahwa kompetensi ketiga pilar kurikulum tersebut
benar-benar terkontrol dan terukur.

Pelaksanaan kurikulum 2013 berimplikasi pada mekanisme, prosedur, dan strategi


meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pengawas sekolah, kepala sekolah dan
guru melalui pelatihan. Untuk merespon kebutuhan itu Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan
PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan telah menyusun
Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah.

POS yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta
pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah. POS Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah terdiri atas struktur program pelatihan, deskripsi materi, skema pelaksanaan
pelatihan, strategi pelatihan, penilaian pembelajaran, silabus pelatihan, dan materi
pelatihan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi
tinggi para tim pengembang materi, penyusun Prosedur Operasional Standar dan
pengembang perangkat pelatihan lainnya. Terima kasih pula saya sampaikan kepada
seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi,
konsultan, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam
kegiatan pengembangan POS ini.

Semoga keberadaan POS dan seluruh perangkat pelatihan dapat berkontribusi positif
terhadap efektivitas pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dan dapat digunakan secara
baik oleh para nara sumber dan instruktur nasional dalam melaksanakan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Jakarta, Januari 2014


Kepala Badan PSDMPK dan PMP

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.


NIP 196202031987031002

ii POS Kepala Sekolah


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Prosedur
Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. POS
ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam pelatihan Kurikulum
2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah pada tahun 2014. Di samping sebagai
bahan pelatihan, POS ini juga berfungsi sebagai referensi utama Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah dalam menerapkan Kurikulum 2013 di wilayahnya masing-masing.
POS Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah ini terdiri atas empat
materi pokok, yaitu: Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Manajemen Implementasi
Kurikulum 2013, Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013, dan Kepramukaan.
Masing-masing materi dilengkapi dengan silabus, dan lembar kerja. POS Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 yang disusun, terdiri atas POS untuk Kepala SD, Kepala
SMP, dan Kepala SMA/SMK dan POS untuk Pengawas SD, SMP, dan SMA/SMK.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi
aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, tim
pengembang materi, konsultan, widyaiswara, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang
terlibat di dalam penyusunan POS ini, maupun perangkat pendukung
pembelajaran/pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 lainnya.
Semoga keberadaan POS ini dapat membantu para Narasumber, Instruktur dan pelatih
dalam menjalankan tugas melaksanakan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, serta
penjaminan mutu atas terlaksananya Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Jakarta, Januari 2014


Kepala Pusbangtendik

Dr. Muhammad Hatta, M.Ed.


NIP.195507201983031003

POS Kepala Sekolah iii


DAFTAR ISI

Halaman
SAMBUTAN ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
PETA KONSEP .................................................................................................... 1
SKENARIO PELATIHAN .................................................................................. 5
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 26
A. Kompetensi yang harus dicapai ............................................................. 26
B. Tujuan Pelatihan .................................................................................... 26
C. Hasil yang diharapkan ............................................................................ 26
D. Sasaran ................................................................................................... 27
II. PELAKSANAAN ............................................................................................ 28
A. Struktur Program Pelatihan .................................................................... 26
B. Deskripsi Materi ..................................................................................... 26
C. Skema Pelaksanaan Pelatihan ................................................................ 27
D. Strategi Pelatihan .................................................................................... 30
E. Penilaian Pembelajaran .......................................................................... 31
III. SILABUS PELATIHAN .............................................................................. 32
A. Silabus Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah................................... 33
B. Silabus Manajemen Implementasi Kurikulum 2013............................... 37
C. Silabus Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013 ................. 44
D. Silabus Kepramukaan ............................................................................ 47
IV. MATERI PELATIHAN ............................................................................... 50
A. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah ............................................... 51
B. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 ........................................... 103
C. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013.............................. 161
D. Kepramukaan .......................................................................................... 196
V. PENUTUP ........................................................................................................ 222

iv POS Kepala Sekolah


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Distribusi Sasaran Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 27
Tabel 2 Struktur Program Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah 28
Tahun 2014
Tabel 3 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Narasumber Nasional 31
Tabel 4 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Instruktur Nasional 31
Tabel 5 Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Kepala Sekolah Sasaran 31

POS Kepala Sekolah v


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Peta Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah 1
Gambar 2 Peta Konsep Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 2
Gambar 3 Peta Konsep Supervisi Akademik Kepala Sekolah 3
Gambar 4 Peta Konsep Kepramukaan 4
Gambar 5 Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 15
Sekolah yang Menginap
Gambar 6 Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 25
Sekolah yang Tidak Menginap
Gambar 7 Skema Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 29
Sekolah
Gambar 8 Pola Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah 30
Gambar 9 Strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala 30
Sekolah

vi POS Kepala Sekolah


PETA KONSEP
PETA KONSEP 1

Gambar 1
Peta Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah

POS Kepala Sekolah 1


PETA KONSEP 2

Gambar 2
Peta Konsep Manajemen Implementasi Kurikulum 2013

2 POS Kepala Sekolah


PETA KONSEP 2

Gambar 3
Peta Konsep Supervisi Akademik Kepala Sekolah

POS Kepala Sekolah 3


PETA KONSEP 4

Gambar 4
Peta Konsep Kepramukaan

4 POS Kepala Sekolah


SKENARIO PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI KS TAHUN 2014
(PESERTA YANG MENGINAP)

JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.


MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
HARI KE-1
6-7 Check in dan Registrasi Pendaftaran langsung Dok. Perjalanan Diskusi Fas-1 & fas-2 persiapan  Menerima dan mengecek  Pembagian kamar
ke panitia Biodata pelatihan, mengecek perangkat Dokumen Perjalanan, Surat langsung oleh
dan media pembelajaran tugas SPPD Tiket petugas hotel,
(Kit Pelatihan  Membagikan Kit. Pelatihan kordinasi dengan
Dari Panitia )  Menerima isian biodata panitia.
peserta .  Dokumen Best
 Menerima dokumen Best Practice
Practice (Implementasi (Implementasi
Kurikulum 2013) Kurikulum 2013)
diterima oleh
panitia lalu
diserahkan kepada
fasilitator
penanggung
jawab kelas
masing-masing
8 Pembukaan / Orientasi 1 JP Pleno/ Gabung: Dokumentasi Seluruh Fasilitator menghadiri Memfasilitasi kegiatan Bahan tayang
program Pengarahan, paparan Foto Kegiatan pembukaan pembukaan, mengecek peralatan
kebijakan (diambil oleh sound system, susunan acara
Panitia) Pejabat, undangan pembukaan, mengatur tata laku
kegiatan pembukaan.
Mempersiapkan sarana pewayang
tayang / LCD projector
9 Orientasi program 1 JP Pleno/ Gabung: Bahan Presentasi Penjab Fas./ Pejabat yang Mempersiapkan sarana Notulen
Paparan orientasi bertugas penayangan / LCD projector
program pelatihan oleh
pejabat atau yang
mewakili
10 Tes Awal 1 JP Gabung: lembar Jawaban Tim Fasilitator Mempersiapkan naskah soal dan Pelaksanaan sesuai
Penjelasan dan yang sudah diisi Mengawasi tes, memeriksa tes lembar jawab. kondisi, bisa
pelaksanaan tes awal membagi peserta ke dalam Mengumpulkan lembar jawab dilakukan pleno
kelompok berdasarkan hasil tes yang sudah diisi dan soal. atau per kelas
Mengentri data hasil tes

POS Kepala Sekolah 5


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK

HARI KE-2

1. Manajemen dan 1 JP 1. Pengkondisian 1. Nama Ketua Fasilitator 1 dan 2 Menempelkan daftar nama Di kelas masing-
Kepemimpinan peserta, pemilihan Kelas dan  Kegiatan diawali dengan peserta di setiap ruang kelas. masing
Sekolah ketua kelas, dan kelompok Berdoa bersama. Mengecek fungsi penayangan
kelompok diskusi 2. Daftar hadir  Perkenalan fasilitator /LCD projector
 Pengkondisian peserta 2. Perkenalan peserta  Memfasilitasi pembentukan Menyediakan ATK tiap kelas.
fasilitator kelompok Mengumpulkan daftar hadir
3. Informasi tujuan dan  Mengkomunikasikan tujuan peserta dan fasilitor
alur kegiatan dan alur kegiatan
4. Diskusi dan tanya  Memfasilitasi kegiatan diskusi
jawab dan tanya jawab
2- 3 Refleksi Diri 2 JP Presentasi Panel tentang Isian lembar Fasilitator 1 dan 2 Menyiapkan lembar penilaian Pada diskusi panel
Pemahaman Materi refleksi  Memfasilitasi kegiatan panel sikap dan keterampilan tidak ada tanya
Kurikulum 2013 yang Proyek overview peserta Lembar penilaian proyek. jawab dan
diintegrasikan dengan bahan presentasi.  Menilai presentasi setiap tanggapan.
tugas kepala sekolah Hasil penilaian peserta panel
15 menit /4 orang. teman sejawat.  Menyerahkan hasil penilaian ke Merekap nilai sikap dan Anggota kelompok
Penilaian teman sejawat admin keterampilan peserta heterogen (Nilai
Dan nilai temen sejawat pretest atas, tengah,
bawah)

Setiap ruang kelas memerlukan 2 Peserta menilai


buah LCD teman sejawat
4-5 Manajemen Perubahan 2 JP 1. Curah pendapat 1. Jawaban Fasilitator 1  Merekap kehadiran peserta Nilai akhir hasil
tentang manajemen LKKS.3.A.1  Memfasilitasi kegiatan belajar  Memfasiltasi kebutuhan karya peserta
perubahan (Rencana peserta fasilitator dan peserta selama tentang rencana
2. Diskusi kelompok Implementasi  Mengorganisir kegiatan kegiatan berlangsung pengembangan
tentang manajemen Manajemen pembelajaran  Menginput nilai peserta Manajemen
perubahan Perubahan  Mendampingi peserta dalam  Mengarsipkan LKKS serta Perubahan
Kurikulum 2013 dalam menyusun instrumen instrumen monitoring dan
3. Presentasi hasil Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
diskusi kelompok Kurikulum Fasilitator 2 manajemen perubahan
4. Menyusun 2013)  Melakukan penilaian
instrumen 2. Lembar ketrampilan dan sikap
monitoring dan instrumen  Mengumpulkan dan menilai
evaluasi monitoring dan LKKS serta instrumen
pelaksanaan evaluasi

6 POS Kepala Sekolah


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
program perubahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
secara kelompok program pelaksanaan manajemen
manajemen perubahan
perubahan

6-7 Budaya Sekolah 2 JP 1. Curah pendapat  Jawaban Fasilitator 1  Merekap kehadiran peserta Video Budaya
tentang konsep LKKS.3.A2  Memfasilitasi kegiatan curah  Memfasiltasi kebutuhan Sekolah di SMAN
budaya sekolah (Rancangan pendapat tentang konsep fasilitator dan peserta selama 81
2. Mengamati program budaya sekolah kegiatan berlangsung Jakarta(VKS.3.A1)
tayangan video pengembang  Menayangkan video tentang  Menginput nilai peserta
tentang budaya an budaya contoh pelaksanaan budaya  Mengarsipkan LKKS serta
sekolah sekolah) sekolah di SMAN 81 Jakarta instrumen monitoring dan
3. Diskusi tentang: (11 menit) evaluasi pelaksanaan budaya
kerangkan, tujuan,  Instrumen  Diskusi dan menganalisis sekolah
dan pengelolaan monitoring kerangka pengembangan
pengembangan dan evaluasi budaya sekolah berdasarkan
budaya sekolah pelaksanaan tayangan video sekolah model
4. Mempresentasikan budaya  Memfasilitasi pelaksanaan
hasil diskusi sekolah diskusi kelompok
5. Menyusun  Membimbing peserta dalam
instrumen menyusun instrumen
monitoring dan monitoring dan evaluasi
evaluasi pelaksanaan budaya sekolah
pelakasanaan
budaya sekolah Fasilitator 2
 Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
 Mengumpulkan dan menilai
LKKS serta instrumen
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan budaya sekolah
8 Kepemimpinan pembelajaran 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 1  Merekap kehadiran peserta Pada silabus
tentang konsep LKKS.3.A3  Memfasilitasi kegiatan curah  Memfasiltasi kebutuhan Kepemimpinan
kepemimpinan (Kepemimpinan pendapat tentang fasilitator dan peserta selama pembelajaran = 3
pembelajaran Pembelajaran kepemimpinan pembelajaran kegiatan berlangsung JP, pada tataran
2. Diskusi kelompok dalam  Memfasilitasi pelaksanaan  Menginput nilai peserta implementasi 1 JP
tentang:(1) tujuan, Pelaksanaan diskusi kelompok  Mengarsipkan LKKS tatap muka dan 2 JP
strategi, dan evaluasi Kurikulum 2013) tugas mandiri.
kepemimpinan Fasilitator 2 Nilai akhir hasil

POS Kepala Sekolah 7


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
pembelajaran, (2)  Melakukan karya peserta
evaluasi tugas kepala penilaianketrampilan dan sikap tentang manajemen
sekolah sebagai  Mengumpulkan dan menilai dan kepemimpinan
pemimpin LKKS sekolah (nilai mata
pembelajaran latih)
3. Presentasi hasil kerja
kelompok
9-10 Manajemen Implementasi 1 JP 1. Melakukan curah Jawaban Fasilitator 1  Merekap kehadiran peserta
Kurikulum 2013 pendapat cara LKKS.3.B1  Memfasilitasi kegiatan curah  Memfasiltasi kebutuhan
menyusun Dokumen (Penyusunan Visi, pendapat dan diskusi kelompok fasilitator dan peserta selama
 Visi, Misi dan Tujuan Satu Kurikulum misi dan tujuan kegiatan berlangsung
Satuan Pendidikan
2013 sekolah) Fasilitator 2  Menginput nilai peserta
2. Merumuskan visi,  Melakukan penilaian  Mengarsipkan LKKS
misi dan tujuan ketrampilan dan sikap
pendidikan sesuai  Mengumpulkan dan menilai
SKL Kurikulum LKKS
2013 secara
berkelompok
 Muatan Kurikulum 1 JP 1. Menelaah muatan Jawaban Fasilitator 1  Memfasiltasi kebutuhan
Tingkat Satuan kurikulum pada LKKS.3.B2 Memfasilitasi kegiatan diskusi fasilitator dan peserta selama
Pendidikan (Nasional, permendikbud No 67, (Muatan Fasilitator 2 kegiatan berlangsung
68, 69, 70 tahun 2013 kurikulum)  Melakukan penilaian  Menginput nilai peserta
Daerah, Kekhasan Satuan
2. Mengidentifikasi ketrampilan dan sikap  Mengarsipkan LKKS
Pendidikan) muatan kurikulum  Mengumpulkan dan menilai
nasional; daerah atau LKKS
satuan pendidikan
11-12 Mandiri : 2 JP Merangkum materi Rangkuman 1. Fasilitator 1 dan 2 diskusi Merekap nilai dan menyerahkan Jam mandiri berasal
Manajemen dan mempersiapkan materi untuk nilai pada koordinator/meng up dari materi
Materi Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah hari berikutnya load ke sistem aplikasi Kepemimpinan
Kepemimpinan Sekolah 2. Menyelesaikan penilaian pembelajaran (2 JP)
Mempersiapkan kebutuhan untuk
hari berikutnya

HARI KE-3
1-2 Manajemen Implementasi 2 JP 1. Menelaah beban Jawaban Fasilitator 1 Admin/Panitia Hasil diserahkan ke
Kurikulum belajar setiap mata LKKS.3.B3  Membuka pelatihan dengan Menyiapkan daftar hadir harian Admin/Panitia -
pelajaran pada (Pengaturan mengajak peserta berdoa Menyiapkan alat bantu Aplikasi
Beban belajar di satuan kerangka dan beban belajar) bersama pembelajaran
pendidikan struktur kurikulum  Menjelaskan konsep beban Menyiapkan LKKS.3.B3 Hasil Penilaian

8 POS Kepala Sekolah


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
permendikbud no. Jawaban belajar Membantu fasilitator untuk setiap akhir
67, 68, 69, 70 dan LKKS.3.B4  Memfasilitasi diskusi mendukung kelancaran kegiatan harian
permendikbud 81 A (Pengaturan mengerjakan LKKS pembelajaran
tahun 2013 secara beban belajar)
berkelompok Fasilitator 2
2. Menghitung jam  Melakukan penilaian
belajar efektif mata ketrampilan dan sikap
pelajaran Mengumpulkan dan menilai
persemester LKKS
3. Menentukan
penambahan jam
belajar mata
pelajaran
berdasarkan analisis
3-4 Agenda Sekolah Sesuai 2 JP 1. Menelaah dan curah Jawaban Fasilitator 2 Menyiapkan LKKS.3.B5
Kalender Pendidikan pendapat tentang LKKS.3.B5  Memfasilitasi kegiatan Membantu fasilitator untuk
aktifitas dalam (Penyusunan menelaah kalender pendidikan mendukung kelancaran
kalender pendidikan kalender dan curah pendapat tentang pembelajaran
pendidikan) aktivitas dalam kalender
2. Menyusun kalender pendidikan dan beban belajar
pendidikan sesuai  Mendampingi penyusunan
agenda sekolah kalender pendidikan
Fasilitator 1
Membagi LK
Mendampingi peserta dalam
menelaah kelender
pendidikan
 Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
Mengumpulkan dan menilai
LKKS
5-6 Sistem Penilaian di sekolah 2 JP 1. Menelaah dan curah .Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk
pendapat tentang  Memfasilitasi kegiatan mendukung kelancaran
sistem penilaian di menelaah sistem penilaian di pembelajaran
sekolah sesuai sekolah sesuai tuntutan
tuntutan Kurikulum Kurikulum 2013
2013  Mendampingi peserta dalam
2. Menelaah dan curah menelaah sistem penilaian di
pendapat tentang sekolah sesuai tuntutan

POS Kepala Sekolah 9


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
pelaporan hasil Kurikulum 2013
belajar di sekolah  Menfasilitasi kegiatan
sesuai tuntutan presentasikan hasil curah
Kurikulum 2013 pendapat perwakikan
3. Menetapkan sistem kelompok
sistem penilaian di
sekolah bendasarkan Fasilitator -2
telaah dan curah Melakukan penilaian sikap
pendapat dari dan keterampilan menggunaan
permendikbud format penilaian .
Nomor 66 dan 81A
tahun 2013.
7-8 Hasil Penilaian Kelas 2 JP 1. Mentabulasi Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
penilaian hasil mata LKKS.3.B6  Mengorganisir aktivitas curah mendukung kelancaran
pelajaran dari (Pengolahan hasil pendapat tentang cara pembelajaran dan menyediakan
persoalan yang penilaian) penentuan penilaian sikap dan LK KS 3 B6 dan B7
diberikan cara mendeskripsikan
2. Menentukan nilai Jawaban  Mendampingi peserta dalam
sikap antar mata LKKS.3.B7 membuat peta pencapaian
pelajaran (Pengolahan hasil hasil belajar.
berdasarkan nilai penilaian)  Memfasilitasi kegiatan
sikap mata pelajaran presentasi kelompok
3. Membuat peta
pencapaian hasil Fasilitator -1
belajar  Membagi LKKS.3.B6,
4. Melakukan curah LKKS.3.B7 Melakukan
pendapat terhadap penilaian sikap dan
peta pencapaian keterampilan menggunaan
hasil belajar format penilaian
5. Mengatur
pelaksanaan
remedial dan
pengayaan
pembelajaran
9-10 Supervisi Akademik 2 JP Overview konsep, Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
Implementasi Kurikulum prinsip, prosedur, LKKS.3.C1  Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran
2013 model, dan teknik (Mereview pelaksanaan proses overview pembelajaran dan menyediakan
Penyusunan Instrumen supervisi program supervisi LK KS 3 C1
a. Konsep, Prinsip, Prosedur, akademik) Fasilitator -1

10 POS Kepala Sekolah


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
Model dan Teknik  Membagi LKKS.3.C1
Supervisi Akademik penilaian sikap dan
keterampilan.

11-12 Tugas Mandiri 2 JP Merangkum materi Rangkuman Fasilitator -1 dan 2 Mengumpulkan dan mengimput Jam mandiri berasal
Manajemen  Menilai Lk dan berdiskusi data nilai kedalam format dari materi Hasil
Tugas merangkum materi Implementasi persiapan hari ke-4 rekapitulasi. penilaian kelas (1
Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 JP) dan Program
Kurikulum 2013 tindak lanjut hasil
penilaian
pembelajaran (1 JP)
HARI KE-4
1-2 Penyusunan Instrumen 2 JP 1. Mendiskusikan Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk Hasil diserahkan ke
Supervisi Akademik pembuatan Program LKKS.3.C2  Membuka pelatihan dengan mendukung kelancaran Admin/Panitia -
b. Penyusunan Program Supervisi Akademik (Membuat kisi- mengajak peserta berdoa pembelajaran dan menyediakan Aplikasi
Supervisi Akademik dan instrumen kisi instrumen bersama LK KS 3 C2
c. Penyusunan Instrumen supervisi akademik supervisi  Memfasilitasi peserta dalam Hasil Penilaian
Kegiatan Pembelajaran 2. Mempraktikkan akademik) pelaksanaan diskusi setiap akhir
pembuatan instrumen penyusunan program kegiatan harian
supervisi akademik Jawaban supervisi dan istrumen
LKKS.3.C3 supervisi akademik
(Mereview dan
menyusun Fasilitator -1
instrumen  Membagi LKKS.3.C2, C.3,
supervisi C4
akademik)  Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan.
Jawaban
LKKS.3.C4
(Menyusun
instrumen
supervisi
akademik)
3-6 Pelaksanaan, Pengolahan 4 JP 1. Melakukan simulasi Laporan Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk Video pembelajaran
Hasil dan Umpan Balik Hasil penggunaan pelaksanaan hasil  Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran matematika
Observasi Supervisi instrumen supervisi simulasi supervisi pelaksanaan simulasi pembelajaran
Akademik akademik akademik penggunaan instrumen
a. Pelaksanaan Observasi supervisi akademik melalui
2. Melakukan simulasi tayangan video pembelajaran

POS Kepala Sekolah 11


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
b. Pengolahan Hasil pengolahan data hasil  Mendampingi dan
Observasi observasi memfasilitasi pengolahan data
hasil observasi.

Fasilitator -2
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan menggunaan
format penilaian
7-8 Program Tindak Lanjut 2 JP 1. Mendiskusikan Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
Supervisi Akademik pembuatan program LKKS.3.C5  Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran
tindak lanjut (Simulasi dan pembuatan program tindak pembelajaran dan menyediakan
2. Mempraktikkan kerja kelompok) lanjut lembar LK KS C 5
pembuatan program  Mendampingi pembuatan
tindak lanjut program tindak lanjut

Fasilitator -1
 Membagi LKKS.3.C5
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan.
9 Kepramukaan 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk Video
Kegiatan Kepramukaan tentang kepramukaan LKKS.3.D1  Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran kepramukaan di
(Konsep dasar kepramukaan 2. Mengamati tayangan (Konsep Dasar penayangan video tentang pembelajaran dan menyediakan sekolah(VKS.3.D1)
dan Jenis kegiatan, video tentang dan Kegiatan kepramukaan di sekolah lembar LK KS
Intenalisasi nilai-nilai kepramukaan di Pembentuk  Memfasilitasi kegiatan
karakter) sekolah dengan Karakter) diskusi hasil pengamatan
menggunakan tayangan video dan
LKKS.3,D,1 pengisian LKKS
3. Dikusi tentang hasil
pengamatan video Fasilitator -2
kepramukaan  Membagikan LKKS 3. D1
4. Presentasi hasil  Melakukan penilaian sikap
diskusi dan keterampilan
10 Strategi implementasi 1 JP 1. Curah pendapat Jawaban Fasilitator 2 Membantu fasilitator untuk
kegiatan kepramukaan untuk menggali LKKS.3.D2  Memfasilitasi peserta dalam mendukung kelancaran
pengalaman menggali pengalaman pembelajaran
menyusun program menyusun program
ekstrakurikuler ekstrakurikuler pramuka di
pramuka di sekolah sekolah yang dipimpinnya
yang dipimpinnya

12 POS Kepala Sekolah


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
2. Diskusi tentang  Memfasilitasi kegiatan
penyusunan dan diskusi tentang penyusunan
penilaian program dan penilaian program
ekstrakurikuler ekstrakurikuler pramuka
pramuka
Fasilitator -1
Melakukan penilaian sikap dan
keterampilan
Mengumpulkan dan menilai
LKKS.
11-12 Tugas Mandiri 2 JP Merangkum materi Rangkuman Fasilitator -1 dan 2 Mengumpulkan dan mengimput
Supervisi Akademik Supervisi Akademik Menilai Lk dan berdiskusi data nilai kedalam format
Implementasi Kurikulum Implementasi persiapan hari ke-5 rekapitulasi.
2013 Kurikulum 2013
HARI KE-5
1-2 Evaluasi program 2 JP 1. Curah pendapat Fasilitator 1 Membantu fasilitator untuk
ekstrakurikuler pramuka di tentang  Membuka pelatihan dengan mendukung kelancaran
sekolah pengalaman mengajak peserta berdoa pembelajaran dan menyediakan
melakukan bersama
monitoring dan  Memfasilitasi peserta dalam
mengevaluasi dan kegiatan curah pendapat
penyusunan tentang pengalaman
laporan program melakukan monitoring dan
ekstrakurikuler evaluasi serta penyusunan
pramuka laporan program
2. Diskusi kelompok ekstrakurikuler pramuka
untuk  Memfasilitasi kegiatan
merencanakan diskusi kelompok untuk
tindak lanjut hasil merencanakan tindak lanjut
evaluasi program hasil evaluasi program
ekstrakurikuler ekstrakurikuler pramuka
pramuka
Fasilitator -2
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
3 Tes Akhir 1 JP Tes Tertulis Hasil Tes Tim Fasilitator ikut mengawasi Membagikan soal tes
kegiatan tes Menginput hasil tes
Memeriksa Menyampaikan hasil tes kepada

POS Kepala Sekolah 13


JAM JML ADMIN/ PANITIA KEG.
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM AKADEMIK
korlap dan tim fasilitator
Penyusunan Rencana Tindak Mengisi Format Rencana Tindak Fasilitator -1 dan 2 memfasilitasi Admin/Panitia Dilaksanakan di
penyusunan rencana tindak sela-sela waktu
Evaluasi Penyelenggaraan Instrumen Evaluasi Hasil Evaluasi Admin/Panitia Admin/Panitia pelaksanaan
pelatihan

4 Penutupan Pleno Tim Fasilitator Admin/Panitia Pejabat


Undangan

Catatan :
1. Penginapan disediakan untuk peserta pelatihan Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional. Sedangkan peserta pelatihan Kepala Sekolah Sasaran
tidak disediakan penginapan, kecuali bagi Kepala Sekolah Sasaran yang jaraknya jauh dari tempat pelatihan sehingga berdasarkan pertimbangan
penyelenggara tidak memungkinkan untuk pulang pergi.
2. Calon Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional harus menyerahkan laporan penyelesaian kasus berbasis bukti nyata pada saat chek in.
3. Peserta dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi Narasumber Nasional jika memiliki nilai akhir 80. Sementara itu, bagi Instruktur Nasional,
peserta dinyatakan memenuhi syarat jika memiliki nilai akhir 70.
4. Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional yang dinyatakan memenuhi persyaratan, selanjutnya diminta menyusun dan menyerahkan skenario
pelatihan bagi Instruktur Nasional atau Kepala Sekolah Sasaran kepada lembaga penyelenggara (PPPPTK, LPMP, LPPKS) melalui email maksimal 1
minggu setelah pelatihan.

14 POS Kepala Sekolah


Jadwal Pelatihan KS – Menginap

Waktu Keterangan Waktu Keterangan


15.30 – 16.15 Jam ke-8 08.00 – 08.45 Jam ke-1
16.15 – 17.00 Jam ke-9 08.45 – 09.30 Jam ke-2
17.00 – 17.45 Jam ke-10 09.30 – 10.15 Jam ke-3
10.15 – 10.30 Istirahat
Hari ke-1  3 JP 10.30 – 11.15 Jam ke-4
11.15 – 12.00 Jam ke-5
12.00 – 13.30 Istirahat
13.30 – 14.15 Jam ke-6
14.15 – 15.00 Jam ke-7
15.00 – 15.30 Istirahat
Waktu Keterangan 15.30 – 16.15 Jam ke-8
08.00 – 08.45 Jam ke-1 16.15 – 17.00 Jam ke-9
08.45 – 09.30 Jam ke-2 17.00 – 17.45 Jam ke-10
09.30 – 10.15 Jam ke-3 17.45 – 19.30 Istirahat
19.30 – 20.15 Jam ke-11 (Mandiri)
Hari ke-5  3 JP
20.15 – 21.00 Jam ke-12 (Mandiri)

Hari ke-2 s.d ke-4  36 JP

49

Gambar 5
Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah yang Menginap

15
SKENARIO PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI KS TAHUN 2014
(PESERTA YANG TIDAK MENGINAP)

JAM JMH ADMIN/ PANITIA


MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
HARI KE-1
1 Check in dan Pendaftaran langsung ke panitia Dok. Perjalanan Biodata Diskusi Fas-1 & fas-2  Menerima dan
Registrasi persiapan pelatihan, mengecek
mengecek perangkat dan Dokumen
media pembelajaran Perjalanan, Surat
tugas SPPD Tiket
 Membagikan Kit.
Pelatihan
 Menerima isian
biodata peserta .
 Menerima
dokumen Best
Practice
(Implementasi
Kurikulum 2013)
2 Pembukaan / 1 JP Pleno/ Gabung: Dokumentasi Foto Seluruh Fasilitator menghadiri Memfasilitasi kegiatan Pejabat, undangan
Orientasi program Pengarahan, paparan kebijakan Kegiatan pembukaan pembukaan, mengecek & Fasilitator
(diambil oleh Panitia ) peralatan sound system,
Pejabat, undangan susunan acara
pembukaan, mengatur
tata laku kegiatan
pembukaan.
Mempersiapkan sarana
pewayang tayang / LCD
projector
3 Orientasi program 1 JP Pleno/ Gabung: Bahan Presentasi Penjab Fas./ Pejabat yang Mempersiapkan sarana Notulen
Paparan orientasi program bertugas penayangan / LCD
pelatihan projector
4 Tes Awal 1 JP Gabung: lembar Jawaban yang Tim Fasilitator Mempersiapkan naskah Pelaksanaan sesuai
Penjelasan dan pelaksanaan tes sudah diisi Mengawasi tes, memeriksa tes soal dan lembar jawab. kondisi, bisa
awal membagi peserta ke dalam Mengumpulkan lembar dilakukan pleno
kelompok berdasarkan hasil tes jawab yang sudah diisi atau per kelas
dan soal.
Mengentri data hasil tes

16 POS Kepala Sekolah


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
5. Manajemen dan 1 JP 1. Pengkondisian peserta, 1. Nama Ketua Kelas Fasilitator 1 dan 2 Menempelkan daftar Di kelas masing –
Kepemimpinan pemilihan ketua kelas, dan dan kelompok  Kegiatan diawali dengan nama peserta di setiap masing
Sekolah kelompok diskusi 2. Daftar hadir peserta berdoa bersama. ruang kelas.
2. Perkenalan fasilitator  Perkenalan fasilitator Mengecek fungsi
Pengkondisian 3. Informasi tujuan dan alur  Memfasilitasi pembentukan penayangan /LCD
peserta kegiatan kelompok projector
4. Diskusi dan tanya jawab  Mengkomunikasikan tujuan Menyediakan ATK tiap
dan alur kegiatan kelas.
 Memfasilitasi kegiatan Mengumpulkan daftar
diskusi dan tanya jawab hadir peserta dan fasilitor

6-7 2 JP Presentasi Panel tentang Isian lembar refleksi Fasilitator 1 dan 2 Menyiapkan lembar Pada diskusi panel
Refleksi Diri Pemahaman Materi Kurikulum Proyek overview  Memfasilitasi kegiatan panel penilaian sikap dan tidak ada tanya
2013 yang diintegrasikan bahan presentasi. peserta keterampilan jawab dan
dengan tugas kepala sekolah Hasil penilaian teman  Menilai presentasi setiap Lembar penilaian proyek. tanggapan.
15 menit /4 orang. sejawat. peserta panel
Penilaian teman sejawat  Menyerahkan hasil penilaian Merekap nilai sikap dan Anggota kelompok
ke admin keterampilan peserta serta heterogen (Nilai
nilai temen sejawat pretest atas, tengah,
bawah)

Setiap ruang kelas Peserta menilai


memerlukan 2 buah LCD teman sejawat
8-9 Manajemen 2 JP 1. Curah pendapat tentang 1. Jawaban LKKS.3.A.1 Fasilitator 1  Merekap kehadiran Nilai akhir hasil
Perubahan manajemen perubahan (Rencana  Memfasilitasi kegiatan peserta karya peserta
2. Diskusi kelompok tentang Implementasi belajar peserta  Memfasiltasi tentang rencana
manajemen perubahan Manajemen Perubahan  Mengorganisir kegiatan kebutuhan fasilitator pengembangan
Kurikulum 2013 dalam Pelaksanaan pembelajaran dan peserta selama Manajemen
3. Presentasi hasil diskusi Kurikulum 2013)  Mendampingi peserta dalam kegiatan berlangsung Perubahan
kelompok 2. Lembar instrumen menyusun instrumen  Menginput nilai
4. Menyusun instrumen monitoring dan peserta
monitoring dan evaluasi evaluasi pelaksanaan Fasilitator 2  Mengarsipkan LKKS
pelaksanaan program program manajemen  Melakukan penilaian serta instrumen
perubahan secara perubahan ketrampilan dan sikap monitoring dan
kelompok  Mengumpulkan dan menilai evaluasi pelaksanaan
LKKS serta instrumen manajemen
monitoring dan evaluasi perubahan
pelaksanaan manajemen
perubahan

POS Kepala Sekolah 17


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
10 Budaya Sekolah 1 JP 1. Curah pendapat tentang  Jawaban Fasilitator 1 dan 2  Menginput nilai
konsep budaya sekolah LKKS.3.A2  Memfasilitasi kegiatan curah peserta
2. Mengamati tayangan video (Rancangan pendapat tentang konsep
tentang budaya sekolah program budaya sekolah
pengembangan  Menayangkan video tentang
budaya sekolah) contoh pelaksanaan budaya
sekolah di SMAN 81 Jakarta
(11 menit)
HARI KE 2
1 Budaya Sekolah 1 JP 1. Diskusi tentang: kerangkan,  Instrumen Fasilitator 1  Merekap kehadiran Video Budaya
tujuan, dan pengelolaan monitoring dan  Diskusi dan menganalisis peserta Sekolah di SMAN
pengembangan budaya evaluasi kerangka pengembangan  Memfasiltasi 81
sekolah pelaksanaan budaya budaya sekolah berdasarkan kebutuhan fasilitator Jakarta(VKS.3.A1)
2. Mempresentasikan hasil sekolah tayangan video sekolah dan peserta selama
diskusi model kegiatan berlangsung
3. Menyusun instrumen  Memfasilitasi pelaksanaan  Menginput nilai
monitoring dan evaluasi diskusi kelompok peserta
pelakasanaan budaya  Membimbing peserta dalam  Mengarsipkan LKKS
sekolah menyusun instrumen serta instrumen
monitoring dan evaluasi monitoring dan
pelaksanaan budaya sekolah evaluasi pelaksanaan
budaya sekolah
Fasilitator 2
 Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
 Mengumpulkan dan menilai
LKKS serta instrumen
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan budaya sekolah
2-4 Kepemimpinan 3 JP 1. Curah pendapat tentang Jawaban LKKS.3.A3 Fasilitator 1  Merekap kehadiran
pembelajaran konsep kepemimpinan (Kepemimpinan  Memfasilitasi kegiatan curah peserta
pembelajaran Pembelajaran dalam pendapat tentang  Memfasiltasi
2. Diskusi kelompok Pelaksanaan Kurikulum kepemimpinan pembelajaran kebutuhan fasilitator
tentang:(1) tujuan, 2013)  Memfasilitasi pelaksanaan dan peserta selama
strategi, dan evaluasi diskusi kelompok kegiatan berlangsung
kepemimpinan  Menginput nilai
pembelajaran, (2) evaluasi Fasilitator 2 peserta
tugas kepala sekolah  Melakukan penilaian  Mengarsipkan LKKS
sebagai pemimpin ketrampilan dan sikap

18 POS Kepala Sekolah


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
pembelajaran  Mengumpulkan dan menilai
3. Presentasi hasil kerja LKKS
kelompok
5-6 Manajemen 1 JP 1. Melakukan curah pendapat Jawaban LKKS.3.B1 Fasilitator 1  Merekap kehadiran
Implementasi cara menyusun Dokumen (Penyusunan Visi, misi  Memfasilitasi kegiatan curah peserta
Kurikulum 2013 Satu Kurikulum 2013 dan tujuan sekolah) pendapat dan diskusi  Memfasiltasi
 Visi, Misi dan 2. Merumuskan visi, misi dan kelompok kebutuhan fasilitator
Tujuan Satuan tujuan pendidikan sesuai dan peserta selama
Pendidikan SKL Kurikulum 2013 secara Fasilitator 2 kegiatan berlangsung
berkelompok  Melakukan penilaian  Menginput nilai peserta
ketrampilan dan sikap  Mengarsipkan LKKS
 Mengumpulkan dan menilai
LKKS
 Muatan 1 JP 1. Menelaah muatan kurikulum Jawaban LKKS.3.B2 Fasilitator 1  Memfasiltasi
Kurikulum pada permendikbud No 67, (Muatan kurikulum) Memfasilitasi kegiatan kebutuhan fasilitator
Tingkat Satuan 68, 69, 70 tahun 2013 diskusi dan peserta selama
Pendidikan 2. Mengidentifikasi muatan Fasilitator 2 kegiatan berlangsung
(Nasional, kurikulum nasional; daerah  Melakukan penilaian  Menginput nilai
Daerah, atau satuan pendidikan ketrampilan dan sikap peserta
Kekhasan Satuan  Mengumpulkan dan menilai  Mengarsipkan LKKS
Pendidikan) LKKS
7-8 Manajemen 2 JP 1. Menelaah beban belajar Jawaban LKKS.3.B3 Fasilitator 1 Admin/Panitia Hasil diserahkan ke
Implementasi setiap mata pelajaran pada (Pengaturan beban  Membuka pelatihan dengan Menyiapkan daftar hadir Admin/Panitia -
Kurikulum kerangka dan struktur belajar) mengajak peserta berdoa harian Aplikasi
Beban belajar di kurikulum permendikbud no. bersama Menyiapkan alat bantu
satuan pendidikan 67, 68, 69, 70 dan Jawaban LKKS.3.B4  Menjelaskan konsep beban pembelajaran Hasil Penilaian
permendikbud 81 A tahun (Pengaturan beban belajar Menyiapkan LKKS.3.B3 setiap akhir
2013 secara berkelompok belajar)  Memfasilitasi diskusi Membantu fasilitator kegiatan harian
2. Menghitung jam belajar mengerjakan LKKS untuk mendukung
efektif mata pelajaran kelancaran pembelajaran
persemester Fasilitator 2
3. Menentukan penambahan  Melakukan penilaian
jam belajar mata pelajaran ketrampilan dan sikap
berdasarkan analisis  Mengumpulkan dan menilai
LKKS
9-10 Agenda 2 JP 1. Menelaah dan curah Jawaban LKKS.3.B5 Fasilitator 2 Menyiapkan LKKS.3.B5
Sekolah pendapat tentang aktifitas (Penyusunan kalender  Memfasilitasi kegiatan Membantu fasilitator
sesuai dalam kalender pendidikan pendidikan) menelaah kalender untuk mendukung

POS Kepala Sekolah 19


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
Kalender pendidikan dan curah kelancaran pembelajaran
Pendidikan 2. Menyusun kalender pendapat tentang aktivitas
pendidikan sesuai agenda dalam kalender pendidikan
sekolah dan beban belajar
 Mendampingi penyusunan
kalender pendidikan

Fasilitator 1
 Membagi LK
 Mendampingi peserta dalam
menelaah kelender
pendidikan
 Melakukan penilaian
ketrampilan dan sikap
 Mengumpulkan dan menilai
LKKS
HARI KE-3
1-2 Sistem penilaian di 2 JP 1. Menelaah dan curah .Fasilitator 1 Membantu fasilitator Hasil diserahkan ke
sekolah pendapat tentang sistem  Memfasilitasi kegiatan untuk mendukung Admin/Panitia -
penilaian di sekolah sesuai menelaahsistem penilaian di kelancaran pembelajaran Aplikasi
tuntutan Kurikulum 2013 sekolah sesuai tuntutan
Kurikulum 2013 Hasil Penilaian
2. Menelaah dan curah  Mendampingi peserta dalam setiap akhir
pendapat tentang pelaporan menelaah sistem penilaian di kegiatan harian
hasil belajar di sekolah sekolah sesuai tuntutan
sesuai tuntutan Kurikulum Kurikulum 2013
2013  Menfasilitasi kegiatan
presentasikan hasil curah
3. Menetapkan sistem sistem pendapat perwakikan
penilaian di sekolah kelompok
bendasarkan telaah dan
curah pendapat dari Fasilitator -2
permendikbud Nomor 66  Melakukan penilaian sikap
dan 81A tahun 2013.  dan keterampilan
menggunaan format penilaian
3-4 Hasil 2 JP 1. Mentabulasi penilaian hasil Jawaban LKKS.3.B6 Fasilitator 2 Membantu fasilitator
penilaian mata pelajaran dari (Pengolahan hasil  Mengorganisir aktivitas curah untuk mendukung
kelas persoalan yang diberikan penilaian) pendapat tentang cara kelancaran pembelajaran
2. Menentukan nilai sikap penentuan penilaian sikap dan menyediakan LK KS

20 POS Kepala Sekolah


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
antar mata pelajaran Jawaban LKKS.3.B7 dan cara mendeskripsikan 3 B6 dan B7
berdasarkan nilai sikap mata (Pengolahan hasil  Mendampingi peserta dalam
pelajaran penilaian) membuat peta pencapaian
3. Membuat peta pencapaian hasil belajar.
hasil belajar  Memfasilitasi kegiatan
4. Melakukan curah pendapat presentasi kelompok
terhadap peta pencapaian
hasil belajar Fasilitator -1
5. Mengatur pelaksanaan  Membagi LKKS.3.B6,
remedial dan pengayaan LKKS.3.B7 Melakukan
pembelajaran penilaian sikap dan
keterampilan menggunaan
format penilaian
5-6 Program tindak 2 JP 1. Melakukan curah Memfasilitasi curah pendapat Membantu fasilitator
lanjut hasil penilaian pendapat terhadap peta terhadap peta pencapaian hasil untuk mendukung
pembelajaran pencapaian hasil belajar belajar kelancaran pembelajaran

2. Mengatur pelaksanaan
remedial dan pengayaan
pembelajaran
7-10 Supervisi Akademik 4 JP Overview konsep, prinsip, Jawaban LKKS.3.C1 Fasilitator 2 Membantu fasilitator Hasil diserahkan ke
Implementasi prosedur, model, dan teknik (Mereview program  Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung Admin/Panitia -
Kurikulum 2013 supervisi supervisi akademik) pelaksanaan proses overview kelancaran pembelajaran Aplikasi
Penyusunan dan menyediakan LK KS
Instrumen Fasilitator -1 3 C1 Hasil Penilaian
a. Konsep, Prinsip,  Membagi LKKS.3.C1 setiap akhir
Prosedur, Model penilaian sikap dan kegiatan harian
dan Teknik keterampilan.
Supervisi
Akademik
b. Penyusunan
Program
Supervisi
Akademik
c. Penyusunan
Instrumen
Kegiatan
Pembelajaran
HARI KE-4

POS Kepala Sekolah 21


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
1-2 Penyusunan 2 JP 1. Mendiskusikan pembuatan Jawaban LKKS.3.C2 Fasilitator 2 Membantu fasilitator Hasil diserahkan ke
Instrumen Supervisi Program Supervisi Akademik (Membuat kisi-kisi  Membuka pelatihan dengan untuk mendukung Admin/Panitia -
Akademik dan instrumen supervisi instrumen supervisi mengajak peserta berdoa kelancaran pembelajaran Aplikasi
 Penyusunan akademik akademik) bersama dan menyediakan LK KS
Instrumen  Memfasilitasipeserta dalam 3 C2 Hasil Penilaian
Kegiatan pelaksanaan diskusi setiap akhir
Pembelajaran Jawaban LKKS.3.C3 penyusunan program kegiatan harian
2. Mempraktikkan pembuatan (Mereview dan supervisi dan istrumen
instrumen supervisi akademik menyusun instrumen supervisi akademik
supervisi akademik)
Fasilitator -1
Jawaban LKKS.3.C4  Membagi LKKS.3.C2, C.3,
(Menyusun instrumen C4
supervisi akademik)  Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan.
3-6 Pelaksanaan, 4 JP 1. Melakukan simulasi Laporan pelaksanaan Fasilitator 1 Membantu fasilitator
Pengolahan Hasil dan penggunaan instrumen hasil simulasi supervisi  Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung Video pembelajaran
Umpan Balik Hasil supervisi akademik akademik pelaksanaan simulasi kelancaran pembelajaran matematika
Observasi Supervisi melalui tayangan video penggunaan instrumen
Akademik pembelajaran supervisi akademik melalui
 Pelaksanaan tayangan video pembelajaran.
Observasi 2. Melakukan simulasi  Mendampingi dan
 Pengolahan pengolahan data hasil memfasilitasi pengolahan
Hasil Observasi observasi data hasil observasi.

Fasilitator -2
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
menggunaan format penilaian
7-8 Program Tindak 2 JP 1. Mendiskusikan pembuatan Jawaban LKKS.3.C5 Fasilitator 2 Membantu fasilitator
Lanjut Supervisi program tindak lanjut (Simulasi dan kerja  Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung
Akademik 2. Mempraktikkan pembuatan kelompok) pembuatan program tindak kelancaran pembelajaran
program tindak lanjut lanjut dan menyediakan lembar
 Mendampingipembuatan LK KS C 5
program tindak lanjut

Fasilitator -1
 Membagi LKKS.3.C5
 Melakukan penilaian sikap

22 POS Kepala Sekolah


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
dan keterampilan.
9 Kepramukaan 1 JP 1. Curah pendapat tentang Jawaban LKKS.3.D1 Fasilitator 1 Membantu fasilitator Video
Kegiatan kepramukaan (Konsep Dasar dan  Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung kepramukaan di
Kepramukaan 2. Mengamati tayangan video Kegiatan Pembentuk penayangan video tentang kelancaran pembelajaran sekolah (VKS.3.D1)
(Konsep dasar tentang kepramukaan di Karakter) kepramukaan di sekolah dan menyediakan lembar
kepramukaan dan sekolah dengan  Memfasilitasi kegiatan LKKS
Jenis kegiatan, menggunakan LKKS.3,D,1 diskusi hasil pengamatan
Intenalisasi nilai- 3. Dikusi tentang hasil tayangan video dan pengisian
nilai karakter) pengamatan video LKKS
kepramukaan
4. Presentasi hasil diskusi Fasilitator -2
 Membagikan LKKS 3. D1
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
10 Strategi 1 JP 1. Curah pendapat untuk  Jawaban LKKS.3.D2 Fasilitator 2 Membantu fasilitator
implementasi menggali pengalaman  Memfasilitasi peserta dalam untuk mendukung
kegiatan menyusun program menggali pengalaman kelancaran pembelajaran
kepramukaan ekstrakurikuler pramuka di menyusun program
sekolah yang dipimpinnya ekstrakurikuler pramuka di
2. Diskusi tentang sekolah yang dipimpinnya
penyusunan dan penilaian  Memfasilitasi kegiatan
program ekstrakurikuler diskusi tentang penyusunan
pramuka dan penilaian program
ekstrakurikuler pramuka

Fasilitator -1
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
 Mengumpulkan dan menilai
LKKS.
HARI KE-5

POS Kepala Sekolah 23


JAM JMH ADMIN/ PANITIA
MATERI KEGIATAN TAGIHAN PENYAJI/ FASILITATOR KETERANGAN
KE JAM KEG. AKADEMIK
1-2 Evaluasi program 2 JP 1. Curah pendapat tentang Fasilitator 1 Membantu fasilitator
ekstrakurikuler pengalaman melakukan  Membuka pelatihan dengan untuk mendukung
pramuka di sekolah monitoring dan mengajak peserta berdoa kelancaran pembelajaran
mengevaluasi dan bersama dan menyediakan
penyusunan laporan  Memfasilitasi peserta dalam
program ekstrakurikuler kegiatan curah pendapat
pramuka tentang pengalaman
2. Diskusi kelompok untuk melakukan monitoring dan
merencanakan tindak lanjut evaluasi serta penyusunan
hasil evaluasi program laporan program
ekstrakurikuler pramuka ekstrakurikuler pramuka
 Memfasilitasi kegiatan
diskusi kelompok untuk
merencanakan tindak lanjut
hasil evaluasi program
ekstrakurikuler pramuka

Fasilitator -2
 Melakukan penilaian sikap
dan keterampilan
3 Tes Akhir 1 JP Tes Tertulis Hasil Tes Tim Fasilitator Admin/Panitia

Penyusunan Rencana Mengisi Format Rencana Tindak Tim Fasilitator Admin/Panitia Dilaksanakan di
Tindak sela-sela waktu
Evaluasi Instrumen Evaluasi Hasil Evaluasi Admin/Panitia Admin/Panitia pelaksanaan
Penyelenggaraan pelatihan
4 Penutupan Pleno Tim Fasilitator Admin/Panitia Pejabat
Undangan

Catatan :
1. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran tidak disediakan penginapan, kecuali bagi Kepala Sekolah Sasaran yang jaraknya jauh dari tempat pelatihan sehingga berdasarkan
pertimbangan penyelenggara tidak memungkinkan untuk pulang pergi.
2. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran harus menyerahkan laporan hasil supervisi akademik pada saat chek in.
3. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran yang mencapai nilai akhir ≥ 86 dikategorikan sangat baik dan akan menjadi nominator (diunggulkan untuk dicalonkan) menjadi Instruktur
Nasional. Skor 75 sampai dengan 85 dikategorikan baik dan akan menjadi implementator (pelaksana penerapan) kurikulum 2013. Sedangkan yang mendapat nilai akhir < 75
dikategorikan cukup dan akan menjadi prioritas pendampingan pada implementasi kurikulum 2013

24 POS Kepala Sekolah


Jadwal Pelatihan KS – Tidak Menginap
Waktu Keterangan Waktu Keterangan
08.45 – 09.30 Jam ke-2 08.00 – 08.45 Jam ke-1
09.30 – 10.15 Jam ke-3 08.45 – 09.30 Jam ke-2
10.15 – 10.30 Istirahat 09.30 – 10.15 Jam ke-3
10.30 – 11.15 Jam ke-4 10.15 – 10.30 Istirahat
11.15 – 12.00 Jam ke-5 10.30 – 11.15 Jam ke-4
12.00 – 13.30 Istirahat 11.15 – 12.00 Jam ke-5
13.30 – 14.15 Jam ke-6 12.00 – 13.30 Istirahat
14.15 – 15.00 Jam ke-7 13.30 – 14.15 Jam ke-6
15.00 – 15.30 Istirahat 14.15 – 15.00 Jam ke-7
15.30 – 16.15 Jam ke-8 15.00 – 15.30 Istirahat
16.15 – 17.00 Jam ke-9 15.30 – 16.15 Jam ke-8
17.00 – 17.45 Jam ke-10 16.15 – 17.00 Jam ke-9
17.00 – 17.45 Jam ke-10
Hari ke-1  9 JP
Waktu Keterangan Hari ke-2 s.d ke-4  30 JP
08.00 – 08.45 Jam ke-1
08.45 – 09.30 Jam ke-2
09.30 – 10.15 Jam ke-3

Hari ke-5  3 JP
48

Gambar 6
Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah yang Tidak Menginap

25
I. PENDAHULUAN
Materi Pelatihan dalam bentuk Prosedur Operasional Standar (POS) ini disiapkan untuk digunakan
fasilitator dan peserta pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2014 sesuai dengan
jenjang pendidikan dimana Kepala Sekolah bertugas. POS ini memberi panduan bagi para
pengguna mengenai (1) Silabus, (2) Bahan/Materi Pelatihan, (3) Lembar Kerja untuk memandu
aktivitas peserta, (4) Lembar Tayang atau Power Point, serta (5) Kegiatan Penilaian.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang dan tahapan pelatihan, sasaran
pelatihan, dan struktur program pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tahun kalender
2014.

A. Kompetensi yang harus dicapai

Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta setelah mengikuti pelatihan, adalah Kepala
Sekolah mampu :
1. Mengelola dan memimpin sekolah sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2. Mengelola Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah.
3. Melaksanakan supervisi akademik dalam implementasi Kurikulum 2013.
4. Mengelola kegiatan kepramukaan di sekolah.

B. Tujuan Pelatihan

1. Tujuan Umum
Secara umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ditujukan untuk memberikan bekal
agar kepala sekolah mampu mengimplementasikan Kurikulum 2013 secara efektif dan
efisien.

2. Tujuan Khusus
Secara khusus Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ditujukan agar Kepala Sekolah
mampu :
a. Mengelola perubahan sesuai dengan 4 elemen perubahan pada Kurikulum 2013
b. Membangun budaya sekolah yang mampu mendukung implementasi Kurikulum 2013;
c. Menerapkan kepemimpinan pembelajaran dalam mengelola Kurikulum 2013;
d. Menyusun dokumen KTSP sesuai dengan kebutuhan implementasi Kurikulum 2013.
e. Mengelola sistem penilaian berbasis kompetensi sesuai dengan pendekatan autentik.
f. Menyusun instrumen supervisi akademik sesuai dengan tuntutan implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah.
g. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik di sekolah.
h. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik untuk perbaikan proses pembelajaran.
i. Merancang program kepramukaan untuk membentuk karakter siswa.

C. Hasil yang diharapkan

a. Tersusunnya dokumen langkah-langkah cara mengelola perubahan sesuai dengan elemen


perubahan pada Kurikulum 2013
b. Tersusunya rencana tidak langkah-langkah membangun budaya sekolah yang mampu
mendukung implementasi Kurikulum 2013;
26 POS Kepala Sekolah
c. Tersusunnya dokumen rancangan Implementasi kepemimpinan pembelajaran dalam
mengelola Kurikulum 2013;
d. Tersusunnya dokumen KTSP sesuai dengan kebutuhan implementasi Kurikulum 2013.
e. Tersusunnya model dan sistem penilaian berbasis kompetensi sesuai dengan pendekatan
autentik.
f. Tersusunnya instrumen supervisi akademik sesuai dengan tuntutan implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah.
g. Tersusunnya rancangan kegiatan supervisi akademik di sekolah.
h. Tersusunnya pola tindaklanjut hasil supervisi akademik untuk perbaikan proses
pembelajaran.
i. Tersusunnya rancangan program kepramukaan untuk membentuk karakter siswa.

D. Sasaran

Peserta Pelatihan Narasumber Nasional sebanyak 584 orang, pelatihan Instruktur Nasional
sebanyak 9.343 orang dan pelatihan kepala sekolah sasaran sebanyak 167.345 orang. Peserta
Pelatihan Narasumber Nasional terdiri dari unsur Pengawas Sekolah, Widyaiswara, Dosen dan
Kepala Sekolah. Peserta Pelatihan Instruktur Nasional terdiri dari unsur Pengawas Sekolah dan
Kepala Sekolah. Peserta Pelatihan Kepala Sekolah Sasaran adalah Kepala Sekolah sasaran.

Tabel 1
Distribusi Sasaran Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

KEPALA SEKOLAH
NO JENIS PELATIHAN
SD SMP SMA SMK TOTAL
Narasumber
1 250 152 98 84 584
Nasional

2 Instruktur Nasional 5.584 2.254 932 664 9.434

3 Pengawas Sekolah 10.376 34.489 11.940 9.106 157.911

Total 108.210 36.895 12.970 9.854 167.929

POS Kepala Sekolah 27


II. PELAKSANAAN

A. Struktur Program Pelatihan

Program Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah tahun 2014
dilaksanakan dengan pola 42 jam, dengan sebaran materi seperti tercantum pada tabel 2 berikut
ini.

Tabel 2.
Struktur Program Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah

No MATA LATIH JPL

A. UMUM
Orientasi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2
B. POKOK
1. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah 10
1.1. Refleksi diri
1.2. Manajemen perubahan
1.3. Budaya Sekolah
1.4. Kepemimpinan Pembelajaran
2. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 12
2.1. Penyusunan Dokumen KTSP
2.2. Manajemen penilaian tingkat sekolah (sistem penilaian, dampak
penilaian terhadap sekolah, bank soal, regulasi penilaian)
3. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013 12
3.1. Penyusunan Instrumen Supervisi
3.2. Pelaksanaan, Hasil dan Umpan Balik Hasil Supervisi Akademik
3.3. Tindak Lanjut Supervisi
4 Kepramukaan 4
4.1. Jenis Kegiatan Kepramukaan dalam Pembentukan Karakter
4.2. Strategi Implementasi Kegiatan
4.3. Evaluasi Kegiatan
C. PENUNJANG 2
1. Tes awal 1
2. Tes Akhir 1
Total 42

B. Deskripsi Materi

Materi Deskripsi Materi


Manajemen dan Materi ini meliputi :
Kepemimpinan  Refleksi diri
Sekolah  Manajemen perubahan
 Budaya Sekolah
 Kepemimpinan Pembelajaran

28 POS Kepala Sekolah


Materi Deskripsi Materi
Manajemen Materi ini meliputi :
Implementasi  Penyusunan Dokumen KTSP (visi, misi, tujuan satuan
Kurikulum 2013 pendidikan); muatan kurikulum; muatan lokal/kekhasan;
pengaturan beban belajar; kalender pendidikan)
 Manajemen penilaian tingkat sekolah (sistem penilaian,
dampak penilaian terhadap sekolah, bank soal, regulasi
penilaian)
Supervisi Akademik Materi ini meliputi :
 Penyusunan Instrumen (instrumen KBM, Instrumen umpan
balik, instrumen tindak lanjut)
 Pelaksanaan, Hasil dan Umpan Balik Hasil Supervisi akademik
menggunakan instrumen
 Tindak lanjut supervisi (program perbaikan)
Kepramukaan Materi ini meliputi :
 Penyusunan program
 Strategi implementasi kegiatan kepramukaan
 Evaluasi kegiatan kepramukaan di sekolah

C. Skema Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan pada tingkat pusat, propinsi
dan kabupaten/kota. Pada tingkat pusat dilaksanakan pelatihan narasumber nasional untuk
kepala sekolah oleh Pusbangtendik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud. Pada tingkat propinsi
dilaksanakan pelatihan instruktur nasional oleh LPMP/PPPPTK/LPPKS. Pada tingkat
kabupaten/kota dilaksanakan pelatihan kepala sekolah sasaran oleh LPMP/PPPPTK/LPPKS,
seperti skema pelatihan berikut ini:

Gambar 7
Skema Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah
POS Kepala Sekolah 29
Pelatihan narasumber nasional dilatih oleh Tim Pengembang Nasional Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Bagi peserta pelatihan narasumber nasional yang dinyatakan lulus akan melatih
calon instruktur nasional pada pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi instruktur nasional.
Dan bagi instruktur nasional yang dinyatakan lulus akan melatih kepala sekolah sasaran pada
pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi kepala sekolah sasaran, seperti pola pelatihan kepala
sekolah sebagai berikut:

Gambar 8
Pola Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah

D. Strategi Pelatihan /pembelajaran Kepala Sekolah

Pendekatan belajar yang digunakan dalam proses pelatihan adalah konstruktivisme dan
andragogi. Sementara itu, metoda yang digunakan adalah metoda diskusi, studi kasus,
penugasan, ceramah, role play, kerja kelompok, dan presentasi.

Gambar 9
Strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah

30 POS Kepala Sekolah


E. Penilaian (Evaluasi Peserta)

1. Aspek Penilaian
Penilaian peserta pelatihan meliputi, penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi terhadap kedisiplian, kerjasama dan
tanggungjawab peserta selama mengikuti pelatihan.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes awal, tes akhir, serta penugasan.
c. Penilaian keterampilan dilakukan melalui uji performasi terhadap proses latihan
atau pengerjaan tugas dan produk yang dihasilkan untuk masing-masing mata
latih.
2. Pengolahan Nilai
Nilai untuk masing-masing aspek penilaian, diolah dengan formulasi sebagai berikut :

NA = [{(NS x 40%) + (NK x 60%)} x 70%] + [TA x 30%]

Keterangan :
NA = Nilai Akhir
NS = Nilai Sikap (rerata dari semua mata pelatihan)
NK = Nilai Keterampilan (rerata dari semua mata pelatihan)
TA = Tes Akhir

Pengolahan nilai untuk Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Narasumber


Nasional, Instruktur Nasional dan Kepala Sekolah Sasaran menggunakan aplikasi pengolah
angka excel yang telah disiapkan oleh BPSDMPK dan PMP dan dapat diunduh pada
http://sikur2013.tendik.net

Berdasarkan ketentuan BPSDMPK dan PMP kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan
implementasi kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah seperti pada tabel 3, 4 dan 5 berikut:

Tabel 3. Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Narasumber Nasional


NILAI PENCAPAIAN PREDIKAT
≥ 80.00 Kompeten Lulus
< 80.00 Belum Kompeten Tidak Lulus

Tabel 4. Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Instruktur Nasional


NILAI PENCAPAIAN PREDIKAT
≥ 70.00 Kompeten Lulus
< 70.00 Belum Kompeten Tidak Lulus

Tabel 5. Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta Kepala Sekolah Sasaran


NILAI KATAGORI PREDIKAT
Menjadi Nominator Instruktur
≥ 86.00 Sangat Baik
Nasional
75.00 – 85.00 Baik Menjadi Implementator
Menjadi Prioritas Pendampingan pada
< 75.00 Cukup
Implementasi

POS Kepala Sekolah 31


32 POS Kepala Sekolah
SILABUS
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2014 BAGI KEPALA SEKOLAH

MATA LATIH : MANAJEMEN DAN KEPEMIPINAN SEKOLAH


ALOKASI WAKTU : 10 JP @ 45 MENIT (450 MENIT)
JENJANG : SD, SMP, SMA, SMK

KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN


MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1. Memiliki kemampuan Refleksi Diri 1. Menjelas-kan 1. Presentasi Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Refleksi diri 2
yang utuh tentang Kurikulum tentang Terbuka Pengamatan Tayang tentang konsep
Kurikulum 2013 2013 kurikuum 2013 menerima Sikap 2. Bahan Ajar dasar dan
2. Memahami isi 2. Penilaian teman Kurikulum 2013 3. LK regulasi
Permendikbud No 65 sejawat Kurikulum 2013
Tahun 2013 dan
Pemendikbud No.
Pengeta-huan TesTulis Pilihan Ganda
81A Tahun 2013
Memami
sebagai bahan
Kurikulum 2013
pengembangan
kepemimpinan
pembelajaran dan
manajemen sekolah
3. Memahami Keteram-pilan Penugas-an Rubrik peilaian
Permendiknas No. 19 Trampil dalam hasil
Tahun 2007 tentang mengimplement
Standar Pengelolaan asikan
Pendidikan Kurikulum 2013

2 Memiliki kemampuan Manajemen 1. Menjelas-kan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. BahanTa- Konsep dasar 3
secara utuh tentang : Perubahan konsep manaje- tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan yang manajemen
1. Konsep manajemen men perubahan manaje-men menerima Sikap PPT.B1.1 perubahan
perubahan 2. Menjelas-kan perubahan perubahan 2. Bahan Ajar
2. Elemen perubahan elemen 2. Diskusi tentang 3. LKKS 3.A1
dalam Kurikulum perubahan 4 elemen

POS Kepala Sekolah 33


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2013 Kurikulum 2013 perubahan Pengeta-huan TesTulis Pilihan Ganda
3. Tujuan perubahan 3. Menjelas-kan Kurikulum 2013 Memahami
4. Strategi mencapai tujuan 3. Diskusi tentang Manejemen
perubahan perubahan tujuan perubahan
4. Menganalisis perubahan
strategi 4. Diskusi tentang
mencapai strategi
Keteram-pilan Penugas-an Rubrik penilaian
perubahan mencapai
Terampil untuk hasil
5. Menyusun perubahan
melakukan Lembar kerja
instrumen 5. Presentasi hasil
perubahan
monitoring dan kerja kelompok
evalu-asi pelak- 6. Menyusun
sanaan program instrumen
perubahan monitoring dan
6. Membuat evaluasi
instrumen pelakasa-naan
tindak lanjut program
hasil evaluasi perubahan
program 7. Menyusun
perubahan instrumen tindak
lanjut hasil
monitoring
pelaksa-naan
program
perubahan

3 Memiliki kemampuan Budaya Sekolah 1. Menjelaskan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Konsep dasar 2
secara utuh tentang Konsep budaya tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan Tayang buaya sekolah
1. Konsep budaya sekolah budaya sekolah menerima Sikap PPT.B1.2
sekolah 2. Menjelaskan 2. Diskusi tentang budaya sekolah 2. Bahan Ajar
2. Tujuan tujuan tujuan pengem- 3. Video VKS
pengembangan pengembangan bangan budaya B1.1
budaya sekolah budaya sekolah sekolah 4. LKKS 3.A2

34 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3. Kerangka budaya 3. Mendeskripsikan 3. Melihat tayangan Pengetahuan TesTulis Pilihan Ganda
sekolah Kerangka video tentang Memahami
4. Strategi pengelolaan pengem-bangan budaya sekolah tentang Budaya
budaya sekolah budaya sekolah 4. Diskusi tentang Sekolah
4. Menyusun kerangka
Strategi pengembangan
pengelolan budaya sekolah
budaya sekolah 5. Diskusi tentang Keteram-pilan Penugasan Rubrik penilaian
5. Menyusun strategi Terampil untuk hasil
instrumen pengelolan memba-ngun lembar kerja
monitoring dan budaya sekolah budaya sekolah
evaluasi 6. Menyusun
pelaksanaan instrumen
program monitoring dan
perubahan evaluasi
6. Membuat pelaksanaan
instrumen tindak program
lanjut hasil perubahan
evaluasi program 7. Menyusun
perubahan instrumen tindak
lanjut hasil
monitoring
pelaksanaan
program
perubahan
8. Presentasi hasil
kerja kelompok
9. Simulasi
penerapan budaya
sekolah

4 Memiliki kemampuan Kepemimpin-an 1. Menjelaskan 1. Tanya jawab Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Konsep dasar 3
secara utuh tentang : Pembela-jaran konsep tentang konsep Terbuka untuk Pengamatan Tayang kepemimpin-an
1. Konsep kepemimpinan kepemimpinan menerima Sikap PPT B1.3 pembela-jaran
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran berbagai macam 2. Bahan Ajar

POS Kepala Sekolah 35


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
pembelajaran 2. Menjelaskan 2. Diskusi tentang gagasan inovatif 3. LKKS 3 A3
2. Tujuan tujuan tujuan dalam
kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
3. Strategi pemimpinan 3. Mendeskripsikan 3. diskusi tentang
pembelajaran strategi strategi
4. Melakukan evaluasi kepemimpinan kepemimpinan
tugas kepala sekolah pembelajaran pembelajaran
Sebagai pimpinan 4. Simulasi 4. Melakukan Pengetahuan TesTulis Pilihan ganda
pembelajaran evaluasi evaluasi tugas Memahami
keberhasilan kepala sekolah kepemimpinan
kepala sekolah Sebagai pimpinan pembelajaran
dalam perannya pembelajaran
Sebagai pimpinan 5. Presentasi hasil
pembelajaran kerja kelompok

Keteram-pilan Penugas-an Rubrik penilaian


Terampil untuk hasil
merancang
pembelajaran
yang efektif
mengguna-kan
berbagai teknik
dan strategi
dalam proses
belajar mengajar

36 POS Kepala Sekolah


SILABUS
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2014 BAGI KEPALA SEKOLAH

MATA LATIH : MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


ALOKASI WAKTU : 12 JP @ 45 MENIT (540 MENIT)
JENJANG : SD, SMP, SMA, SMK

KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN


MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Merumuskan Visi, Misi 1. Visi 1. Menjelaskan 1. Melakukan Sikap Pengamatan Lembar Bahan tayang UU Sikdiknas 1
dan Tujuan Satuan 2. Misi cara menyusun curah pendapat Menerima pengamatan PPT B1.3 No. 20 Tahun
pendidikan visi dan misi cara menyusun pendapat yang hand out 2013, pasal
3. Tujuan rasional dari 36;
Satuan sekolah Buku Satu
Kurikulum 2013 teman lain Permendik-
Pendidikan
2. Merumuskan berkaitan bud No. 54
visi, misi dan 2. Melakukan landasan yuridis tahun 2013;
tujuan satuan perumusan visi, dan teknik perumusan
pendidikan misi dan tujuan penyusunan visi, misi dan
sesuai satuan visi, misi dan tujuan satuan
karakteristik pendidikan tujuan satuan pendidikan
Kurikulum 2013 sesuai pendidikan. dengan teknik
karakteristik SWOT
Kurikulum 2013 Tes tertulis Soal test objektif Analisis
Pengeta-huan
Mengemu-
kakan fungsi
landasan yuridis
dan teknik
penyusunan
visi, misi dan
tujuan satuan
pendidikan

POS Kepala Sekolah 37


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikomo-tor Hasil unjuk Lembaran
Merumuskan kerja penilaian unjuk
visi, misi dan kerja
tujan satuan
pendidikan
sesuai SKL
Kurikulum 2013

2 Mengidentifikasi muatan Muatan 1. Menjelaskan 1. Menelaah Sikap Pengamatan Lembaran penga- Bahan tayang Kerangka 1
kurikulum tingkat satuan Kurikulum kerangka dasar kerangka dasar Menelaah matan hand out dasar dan
pendidikan (nasional, Tingkat Satuan dan struktur dan struktur secara cermat struktur
daerah, kekhasan satuan pendidikan kurikulum kurikulum pada muatan struktur kurikulum
pendidikan) (nasional, 2. Menjelaskan Permendikbud dan Kurikulum
daerah, kekasan muatan No 67/68/69/70 2013
satuan kelompok mata tahun 2013
pendidikan) pelajaran 2. Menelaah Pengetahuan Tes Tertulis Soal tes objektif
3. Menjelaskan muatan Mengelom-
muatan kelompok mata pokkan muatan
kurikulum pelajaran pada mata pelajaran
tingkat nasional, Permendikbud sesuai
daerah dan atau No 67/68/69/70 pengelom-
satuan tahun 2013 pokannya.
pendidikan 3. Mencirikan
muatan
kurikulum
nasional; daerah
atau satuan
pendidikan

3 Mengatur beban belajar Beban belajar 1. Menghitung jam 1. Menelaah beban Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Kerangka 2
di satuan pendidikan di satuan efektif mata belajar setiap Menelaah pengamatan hand out dasar dan
pendidikan pelajaran setiap mata pelajaran secara cermat Permendikbu struktur
semester/tahun pada kerangka beban belajar d No kurikulum,
dan struktur pada kerangka 67/68/69/70 beban belajar
dan struktur tahun 2013 efektif satuan

38 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2. Menetapkan kurikulum Kurikulum 2013 pendidikan
minggu efektif permendik-bud
pembelajaran 67/68/69/70 dan
per semester permendikbud Pengeta-huan Tes tulis Lembaran soal
berdasarkan 81 A tahun 2013
kebutuhan 2. Menghitung jam Menghitung
satuan belajar efektif beban belajar
pendidikan mata pelajaran setiap mata
persemester pelajaran/ tema
3. Menentukan /sub tema
penambahan jam berdasarkan
belajar mata minggu efektif
pelajaran semester yang
berdasarkan ditentukan
analisis
4 Menyusun agenda Agenda sekolah 1. Menjelaskan 1. Menelaah dan Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Pengertian dan 2
sekolah sesuai kalender sesuai kalender kegunaan curah pendapat Bekerja sama pengamatan hand out kegunaan,
pendidikan pendidikan kalender tentang aktifitas dan menelaah Permendikbu aktifitas utama
pendidikan bagi dalam kalender secara cermat d No kegiatan
satuan pendidikan kegiatan- 67/68/69/70 sekolah,
pendidikan kegiatan tahun 2013 format
2. Membuat sekolah sesuai kalender
2. Membuat kalender Kurikulum 2013 pendidikan
kalender pendidikan
pendidikan sesuai Pengetahuan Tes tertulis Tes obyektif
sesuai Kurikulum 2013 Menjelaskan
Kurikulum 2013 kegunaan
kalender
pendidikan bagi
satuan
pendidikan

POS Kepala Sekolah 39


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikomotor Hasil unjuk Lembaran
Membuat Kerja pengamatan hasil
kalender kerja
pendidikan
satuan
5 Menetapkan sistem Sistem 1 Menjelaskan 1. Menelaah dan Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Pengertian 2
penilaian di sekolah penilaian di fungsi dan curah pendapat Bekerja sama pengamatan hand out dan kegunaan
sekolah kegunaan tentang sistem dan menelaah Permendikbu penilaian,
penilaian dalam penilaian di secara cermat d 66 dan 81 komponen
pembelajaran sekolah sesuai komponen A tahun 2013 utama sistem
tuntutan utama sistem penilaian di
2 Menjelaskan Kurikulum 2013 penilaian sesuai sekolah
Aspek-aspek Kurikulum 2013
dalam sistem 2. Menelaah dan
penilaian di curah pendapat Pengeta-huan Tes Tertulis Soal tes objektif
sekolah tentang Menjelaskan
pelaporan hasil kegunaan dan
3 Menetapkan belajar di komponen
Sistem penilaian sekolah sesuai utama sistem
di sekolah tuntutan penilaian di
Kurikulum 2013 sekolah

3. Menetapkan
sistem penilaian
di sekolah
bendasarkan
telaah dan curah
pendapat dari
Permendikbud
66 dan 81A
tahun 2013.
1. Merekap hasil 1. Mentabulasi Sikap Pengamatan Lembaran
penilaian mata penilaian hasil Bekerjasama pengamatan
pelajaran tingkat mata pelajaran dan antusias
dalam

40 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
sekolah dari persoalan melakukan
2. Mengoperasikan yang diberikan curah pendapat
kan penilaian 2. Menentukan pengembangan
sikap antarmata nilai sikap antar sistem bank soal
pelajaran mata pelajaran
3. Membuat peta berdasarkan nilai
pencapaian hasil sikap mata Pengetahuan Tes tertulis Soal tes objektif
belajar tingkat pelajaran Mendeskripsika
sekolah 3. Membuat peta n persyaratan
pencapaian hasil pengembangan
4. Menjelaskan
bank soal
pengembangan belajar
sistem bank soal
4. Melakukan curah
Psikomotor Pengamatan Lembar observasi
pendapat
Mengembangka hasil unjuk hasil unjuk kerja
pengembangan
n kisi-kisi soal kerja
sistem bank soal

6 Mengolah hasil penilaian Hasil penilaian 1. Merekap hasil 1. Mentabulasi Sikap Pengamatan Lembaran Bahan tayang Penentuan 3
kelas kelas penilaian tiap penilaian hasil Bekerja sama pengamatan hand out KKM, teknik
mata pelajaran mata pelajaran dan teliti dalam rekapitulasi
dari persoalan merekap hasil nilai,
2. Mengoperasikan
yang diberikan nilai mata teknik
kan penilaian
pelajaran sesuai penilaian
sikap antar mata
2. Menentukan nilai Kurikulum 2013 sikap antar
pelajaran
sikap antar mata mata
3. Membuat peta pelajaran pelajaran,
pencapaian hasil berdasarkan nilai Pengetahuan Tes tertulis Soal tes objektif pembuatan
belajar sikap mata Menentukan peta hasil
pelajaran niai sikap antar belajar.
mata pelajaran
3. Membuat peta
pencapaian hasil

POS Kepala Sekolah 41


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
belajar Psikomotor Pengamatan Lembar observasi
Membuat peta hasil unjuk hasil unjuk kerja
pencapaian hasil kerja
belajar
berdasarkan
hasil rekap nilai
mata pelajaran.

7 Merancang program program 1. Menganalisis 1. Melakukan Sikap Pengamatan Lembaran Bahan Analisis 1
tindak lanjut hasil tindak lanjut peta pencapaian curah pendapat Bekerja sama pengamatan Tayang pencapaian
pembelajaran tingkat hasil hasil belajar terhadap peta dan teliti dalam hasil belajar
sekolah pembelajara tingkat sekolah pencapaian hasi menganalisis Hand Out tingkat
n tingkat 2. Menentukan belajar sekolah peta hasil sekolah;
sekolah kebijakan waktu 2. Merancang belajar tingkat Perencanaan
pelaksanaan waktu sekolah remedial
remedial dan pelaksanaan pembelajaran
pengayaan remedial dan Pengetahuan Tes tertulis Soal tes objektif dan
3. Memantau pengayaan Mengemukakan pengayaan
pelaksanaan pembelajaran rancangan tingkat
remedial dan tingkat sekolah pelaksanaan sekolah,
pengayaan 3. Merancang remedial dan Instrumen
4. Mengevaluasi Instrumen pengayaan Monev
hasil Monev remedial pembelajaran pelaksanaan
pelaksanaan dan pengayaan remedial dan
remedial dan 4. Mengisi pengayaan
pengayaan Instrumen tingkat
Monev sekolah
5. Mengolah hasil Psikomotor
monev remedial 1. Membuat
dan pengayaan rancangan 1. Pengam 1. Lembaran
pembelajaran Monev atan pengamatan
tingkat sekolah pelaksanaan hasil hasil unjuk
remedial unjuk kerja
dan kerja
pengayaan

42 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2. Membuat
kerangka 2. Lembaran
dan laporan pengamatan
hasil monev hasil unjuk
2. Pengam kerja
atan
hasil
unjuk
kerja

POS Kepala Sekolah 43


SILABUS
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2014 BAGI KEPALA SEKOLAH

MATA LATIH : SUPERVISI AKADEMIK


ALOKASI WAKTU : 10 JP @ 45 MENIT (450 MENIT)
JENJANG : SD, SMP, SMA, SMK

KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN


MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3.1 Menyusun instrumen 1. Konsep, 1. Mereview konsep, 1. Over view konsep, Sikap Pengamat-an Lembar penga- 1. Bahan Menyusun 4
supervisi akademik prinsip, prinsip, prosedur, prinsip, prosedur, Kesediaan matan sikap Tayan instrumen
dan program prosedur, model, dan teknik model, dan teknik untuk belajar g PPT supervisi
supervisi akademik model dan supervisi akademik supervisi konsep, prinsip, B3.1 akademik
teknik 2. Menyusun program 2. Mendiskusikan prosedur, 2. Hand- (PPT-)
supervisi supervisi akademik pembuatan model, dan out
akademik 3. Menyusun program supervisi teknik supervisi 3. LKKS Naskah
2. Indikator instrumen akademik dan akademik 3 C4 instrumen
keberhasilan observasi instrumen 4. Vidoe supervisi
supervisi perencanaan supervisi Ketrampilan Produk Rubrik produk VKS akademik
akademik pembelajaran akademik Praktik B3 2 (HO-)
3. Program 4. Menyusun 3. Mempraktikan membuat
supervisi instrumen pembuatan program
akademik observasi instrumen supervisi
4. Instrumen pelaksanaan supervisi akademik dan
kegiatan pembelajaran akademik instrumen
pembelajaran supervisi
akademik

Pengetahuan Tes Tertulis Tes objektif


Memahami pilihan ganda
prosedur,
model, dan
teknik supervisi
akdemik serta
pembuatan

44 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
program
supervisi
akademik dan
instrumen
supervisi
akademik

3.2 Melaksanakan 1. Teknik 1. Mengimplementasi 1. Melakukan Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Pelaksanaan, 4
supervisi akademik pelaksanaan kan instrumen simulasi Mampu dan pengamatan tayang hasil, dan
sesuai rencana observasi supervisi akademik penggunaan mau sikap 2. Hand umpan balik
2. Teknik 2. Melakukan instrumen bekerjasama out hasil supervisi
pengolahan pengolahan data supervisi 3. LKKS akademik
hasil hasil observasi akademik Ketrampilan Kinerja Rubrik kinerja
observasi 2. Melakukan Menggunakan Naskah
simulasi instrumen, pelaksanaan,
pengolahan data mengolah hasil, hasil, dan
hasil observasi dan melakukan umpan balik
umpan balik hasil supervisi
akademik
Pengetahuan Tes Tertulis (HO-3.1/3.2)
Memahami Tes objektif
penggunaan pilihan ganda
insrumen,
mengolah hasil,
umpan balik

3.3 Membuat program Program tindak Membuat program 1. Mendiskusikan Sikap Pengamatan Lembar 1. Bahan Program 2
tindak lanjut lanjut tindak lanjut sesuai pembuatan Aktif dalam pengamatan Tayan tindak lanjut
hasil supervisi program tindak kerja kelompok sikap g (PPT-3.3)
lanjut 2. Hand

POS Kepala Sekolah 45


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2. Mempraktikan Ketrampilan Produk Rubrik produk out Naskah RPA
pembuatan Praktik 3. LK dan instrumen
program tindak membuat observasi
lanjut program tindak (HO-3.1/3.2)
lanjut

Pengetahuan Tes tertulis Tes objektif


Memahami pilihan ganda
pembuatan
program tindak
lanjut

46 POS Kepala Sekolah


SILABUS
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2014 BAGI KEPALA SEKOLAH

MATA LATIH : KEPRAMUKAAN


ALOKASI WAKTU : 4 JP @ 45 MENIT (180 MENIT)
JENJANG : SD, SMP, SMA, SMK

KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN


SUB MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1. Memiliki Jenis kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mengamati Sikap: Pengamatan Lembar 1. Bahan Konsep dasar 1
kemampuan kepramukaan konsep dasar tayangan video Terbuka untuk pengamatan tayang kepramukaan
menjelaskan konsep kepramukaan tentang menerima sikap PPT B4.1 dan jenis
dasar kepramukaan 2. Mengidentifikasi kepramukaan di kebijakan 2. Bahan kegiatan
2. Memiliki jenis kegiatan sekolah pemerintah ajar pembentuk
kemampuan kepramukaan 2. Tanya jawab tentang 3. Video karakter
mengidentifikasi pembentuk tentang tujuan kepramukaan kegiatan
jeis kegiatan karakter dan manfaat sebagai pramuka
kepramukaan 3. Menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler VKS.B4.1
pembentuk karakter pendekatan dalam pramuka wajib di sekolah 4. LKKS 3
3. Memiliki rangka 3. Diskusi tentang D1
kemampuan internalisasi nilai- jenis kegiatan
menjelaskan nilai karakter pramuka Pengetahuan Tes tulis Pilihan ganda
pendekatan dalam pembentuk Memahami
rangka internalisasi karakter dan secara utuh
nilai-nilai karakter pendekatan tujuan kegiatan
dalam rangka pramuka di
internalisasi sekolah
nilai-nilai
karakter

POS Kepala Sekolah 47


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUB MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterampilan: Penugasan Rubrik
Terampil penilaian hasil
mengidentifikasi analisis jenis
jenis kegiatan kegiatan
kepramukaan kepramukaan
pembentuk pembentuk
karakter karakter

2 1. Memiliki Strategi 1. Menyusun program 1. Menggali Sikap: Pengamatan Lembar 1. Bahan Strategi 1
kemampuan Implemen tasi ekstrakurikuler pengalaman Menunjukkan pengamatan tayang implementasi
menyusun program Kegiatan pramuka tentang sikap aktif selama sikap 2. Bahan kegiatan
ekstrakurikuler 2. Melaksanakan pengalaman diskusi ajar
Pramuka. program dalam menyusun 3. LKKS 3
2. Memiliki ekstrakurikuler program Pengetahuan Tes Tulis Pilihan ganda D2
kemampuan pramuka ekstrakurikuler Memahami
melaksanakan 3. Melaksanakan pramuka di secara utuh
program penilaian program sekolah sistematika
ekstrakurikuler ekstrakurikuler 2. Diskusi tentang penyusunan
Pramuka. pramuka. penyusunan dan program
3. Memiliki penilaian ekstrakurikuler
kemampuan program pramuka
melaksanakan ekstrakurikuler
penilaian program pramuka Keterampilan: Penugas-an Rubrik
ekstrakurikuler Terampil penilaian
pramuka. menyusun produk program
program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di pramuka
sekolah
3 1. Memiliki a. Evaluasi 1. Melaksanakan 1. Curah pendapat Sikap: Pengamatan Lembar 1. Bahan Penyusunan 2
kemampuan Program monitoring dan tentang Menunjukkan pengamat-an tayang laporan hasil
melaksanakan evaluasi program pengalaman sikap yang kritis sikap 2. Bahan evaluasi
monitoring dan kepramukaan melakukan terhadap laporan ajar program
evaluasi program 2. Menyusun laporan monitoring, hasil monitoring ekstrakurikuler
ekstrakurikuler hasil ME evaluasi dan dan evaluasi pramuka di

48 POS Kepala Sekolah


KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUB MATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR BENTUK
PELATIHAN PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI (JP)
PELATIHAN INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
kepramukaan. 3. Merencanakan penyusunan program sekolah
2. Memiliki tindak lanjut laporan program ekstrakurikuler (PPT-03)
kemampuan ekstrakurikuler pramuka.
menyusun laporan pramuka
hasil ME. 2. Diskusi Pengeta-huan Tes Tulis Pilihan ganda
3. Memiliki kelompok Memahami
kemampuan merencanakan secara utuh cara
merencanakan tindak lanjut mengevaluasi
tindak lanjut. hasil evaluasi program yang
program telah
ekstrakurikuler dilaksanakan
pramuka
Keterampilan: Penugasan Rubrik peilaian
Terampil hasil
menyusun penyusunan
rencana tindak
lanjut laporan
hasil evaluasi
program
ekstrakurikuler
pramuka

POS Kepala Sekolah 49


A. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah
B.Manajemen Implementasi Kurikulum 2013
C. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013
D.Kepramukaan

50 POS Kepala Sekolah


POS Kepala Sekolah 51
52 POS Kepala Sekolah
A.

35 Menit
Keterampilan
menerapkan manajemen
perubahan

15 Menit 85 Menit

53
MANAJEMEN PERUBAHAN

A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kompetensi kepala sekolah meliputi Manajemen Perubahan, Manajemen
Budaya Sekolah dan Manajemen Kepemimpinan Pembelajaran.
Manajemen perubahan, terdiri atas:
1. Konsep manajemen perubahan
2. Ruang lingkup perubahan (4 SNP dalam kurikulum 2013)
3. Tujuan perubahan
4. Strategi mencapai perubahan
5. Penjaminan proses dan hasil perubahan

B. Tujuan Pembelajaran
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dalam
menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar kompetensi lulusan dalam melaksanakan
kurikulum 2013 melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.

C. Uraian Materi
1. Konsep Manajemen Perubahan Perubahan
Menurut Tim Creacev, Director of Research and Development kurikulum 2013,
Prosci Research (2011) manajemen perubahan diartikan perlu!
sebagai berikut,
"Change management: the process, tools and techniques to
manage the people-side of change to achieve a required
business outcome. Ultimately, the goal of change is to
improve the organization by altering how work is done".

Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik


untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka
mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama
dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara mengubah
bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.
Wikipedia (2012) menyatakan bahwa, "Change management is an approach to
shifting/transitioning individuals, teams, and organizations from a current state to a desired
future state". Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan untuk mengubah individu, tim
dan organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan masa depan. Selanjutnya dalam
English Collins Dictionary, dinyatakan bahwa "Change management is a systematic
approach to dealing with change, both from the perspective of an organization and on the
individual level (English Collins Dictionary)". Manajemen perubahan adalah pendekatan
yang sistematis yang berkenaan dengan perubahan, baik dari perspektif individu maupun
organisasi.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa, manajemen perubahan
adalah suatu pendekatan, alat, teknik dan proses pengelolaan sumber daya untuk membawa
organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan baru yang diinginkan, agar kinerja
organisasi menjadi lebih baik. Dalam organisasi, perubahan itu meliputi individu, tim,
organisasi, struktur, proses, pola pikir dan budaya kerja. Hal ini dapat digambarkan seperti
gambar 2.1 berikut,

POS Kepala Sekolah 54


Keadaan
Kondisi Manajemen Baru Yang
Sekarang Perubahan Diinginkan

Gambar 2.1. Konsep Dasar Manajemen Perubahan

Berdasarkan gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa manajemen perubahan adalah proses
pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan sekarang ini menuju keadaan baru yang
diharapkan. Kalau dikaitkan dengan organisasi sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa,
manajemen perubahan sekolah adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk
membawa keadaan sekolah sekarang, sekolah dengan kurikulum 2006 menuju keadaan
sekolah yang diinginkan yaitu sekolah dengan kurikulum tahun 2013.
Kepala sekolah menghadapi tantangan perubahan penerapan kurikulum 2013. Kesiapan yang
perlu dicermati adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah
yang adaptif terhadap perubahan.
Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi
Kepala sekolah
terhadap perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar,
dalam dinamika
sehingga memandang perubahan kurikulum sebagai sesuatu yang
iptek adaptif
seharusnya. Alasannya jelas, karena ilmu pengetahuan, teknologi,
terhadap
dan tantangan hidup terus berubah, maka kebutuhan siswa pun
perubahan
terus berubah menyesuaikan dengan kebutuhan jamannya. Lebih
kurikulum
dari itu, pengalaman kita bekerja membuktikan bahwa apa yang
dihasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan, sehingga
perubahan merupakan keharusan.
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala
Sekolah menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas
memimpin perubahan ada di tangannya. Selain sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang budaya sekolah.
Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar dari pengalaman
menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan fakta keberhasilan maupun
kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri, maupun belajar dari pengalaman rekan
sejawat, kepala sekolah dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya dalam
menerapkan kurikulum 2013. E. Mulyasa (2013) perubahan-perubahan yang perlu dicermati
oleh kepala sekolah dalam implemnetasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
b. Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
c. Pedoman Pengelolaan Kurikulum 2013
d. Pedoman Evaluasi Kurikulum
e. Standar Kompetensi Lulusan
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
g. Buku Guru
h. Buku Siswa
i. Silabus dan RPP
j. Standar Proses dan Model Pembelajaran
k. Standar Penilaian
l. Pedoman penilaian dan Rapor
m. Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling

POS Kepala Sekolah 55


Karena itu, mengenali data atau fakta tentang keberhasilan atau ketidak berhasilan
sebelumnya merupakan input yang berharga dalam dalam pelatihan ini. Daya analisisnya
dikuatkan dengan kemampuan menggunakan teori sehingga dapat memilah data yang sudah
sesuai dengan yang tidak sesuai dalam menunjang pembelajaran yang efektif.
Pada gambar 2.2 dapat dikemukakan bahwa, sebelum proses pengelolaan sumber daya
dilakukan, maka terlebih dulu diketahui keadaan sekarang (existing condition) secara
lengkap, akurat dan obyektif. Setelah kondisi sekarang ditetapkan, maka selanjutnya
ditentukan arah kondisi yang diinginkan juga ditetapkan. Dengan mengetahui secara pasti
kondisi sekarang dan kondisi yang akan datang, maka kegiatan pengelolaan sumber daya
(manajemen) untuk mencapai tujuan perubahan dapat dilakukan.

Gambar 2.2. Ruang lingkup manajemen perubahan.

Manajemen perubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan manajemen inovasi.
Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola keadaan yang bersifat transisi dari kondisi
lama menuju kondisi baru. Dikatakan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan
adalah untuk pembaharuan, dari yang lama ke yang baru supaya lebih baik
Perbedaan utama antara manajemen perubahan dengan manajemen yang konvensional/biasa
adalah terletak pada adanya faktor-faktor kuat yang menghambat perubahan. Faktor-faktor
penghambat tersebut perlu dikelola agar berubah menjadi faktor pendorong perubahan.
Karena adanya hambatan, maka kemungkinan perjalanan dalam mencapai tujuan perubahan
ditunjukkan pada gambar 2.3. Berdasarkan gambar 2.3 terlihat bahwa, pencapaian perubahan
yang efektif ditunjukkan dalam lintasan 1. Lintasan 1 merupakan garis lurus, garis yang
terpendek untuk mencapai visi perubahan. Lintasan 2, 3, dan 4, adalah suatu lintasan untuk
mencapai visi yang tidak efisien, karena harus berbelok-belok baru mencapai tujuan.
Lintasan 5, adalah suatu contoh manajemen perubahan yang tidak mencapai sasaran.

56 POS Kepala Sekolah


Gambar 2.3. Berbagai kemungkinan dalam mencapai visi perubahan

Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya berada pada konteks hambatan dan
daya dorong. Pada gambar di atas menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan (bergerak
atau direm mendadak) badan akan melakukan perlawanan.
Berdasarkan tingkat kedalaman perubahan dan metodenya, jenis perubahan meliputi
perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro:
a. Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari
b. Perubahan darurat yaitu perubahan yang sangat mendadak dan tidak terduga sebelumnya
c. Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk
d. Perubahan radikal yaitu perubahan sistem manajemen atau struktur organisasi karena
adanya perundang-undangan baru.
e. Perubahan kondisi makro yaitu perubahan kondisi perekonomian, politik dan keamanan,
kodisi lingkungan.
Manajemen perubahan sering diartikan sebagai manajemen transisi dan transformasi. Kata
transformasi berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mengubah struktur organisasi
sekolah, kultur sekolah, tugas-tugas, teknologi, dan perilaku warga sekolah (Manning &
Curtis, 2003). Oleh karena itu model kepemimpinan yang sesuai adalah kepemimpinan
transformasional.
Kepemimpinan transformasional ialah kepemimpinan yang memiliki visi jauh ke depan dan
mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan
tersebut ke dalam organisasi; memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inpsirasi
kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work
yang solid; membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan
bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi (Bass,1985). Esensi
kepemimpinan transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan bawahan secara
bersama-sama untuk melakukan perubahan. Dalam merumuskan perubahan biasanya
digunakan pendekatan transformasional yang manusiawi, dimana lingkungan kerja yang
partisipatif dengan model manajemen yang kolegial penuh keterbukaan dan kebersamaan
dalam mengambil keputusan. Dengan demikian kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-
nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya
dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
Dalam menyikapi perubahan diperlukan agen perubahan (agent of change), yaitu individu
atau kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya.

POS Kepala Sekolah 57


Agen perubahan terdiri atas pimpinan organisasi (sebuah keharusan) dan pegawai-pegawai
yang “dipilih” berdasarkan kriteria tertentu. Adapun peran agen perubahan adalah sebagai
berikut :
a. Katalis adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk meyakinkan pendidik dan
tenaga kependidikan di masing-masing sekolah yang dipimpinnya bahwa perubahan yang
dilakukan akan membuat sekolah menjadi lebih baik.
b. Pemberi Solusi adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat memberi jalan
keluar untuk pemecahan masalah yang dialami warga sekolah dalam melakukan
perubahan.
c. Mediator adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk membantu melancarkan
proses perubahan.
d. Penghubung Sumber Daya adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk
menghubungkan pegawai yang ada di dalam satu sekolah.
2. Ruang Lingkup Perubahan
Pelaksanaan perubahan kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013. Berdasarkan PP Nomor
32 Tahun 2013, fokus utama perubahan kurikulum 2013 meliputi empat Standar Nasional
Pendidikan, yaitu: (1) Standar Kompetensi Lulusan, (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, dan
(4) Standar Penilaian. Ruang lingkup perubahan terdapat pada irisan keempat standar seperti
terlihat pada diagram berikut:

Adapun pergeseran dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam
matrik di bawah ini.

a. Pergeseran dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Yang Lalu Elemen Perubahan


1. Terstruktur: Terstruktur dalam:
 SKL,  SKL
 SK,  Kompetensi Inti (KI)
 KD, dan  Kompetensi Dasar
 Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi inti meliputi:
KI-1 : Kompetensi inti sikap spiritual .
KI-2: Kompetensi inti sosial.
KI-3: Kompetensi inti pengetahuan
KI-4: Kompetensi inti keterampilan
2. Lebih menitik beratkan pada pengembangan Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap
kompetensi dimensi kognitif. orang beriman, berahlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan

58 POS Kepala Sekolah


Yang Lalu Elemen Perubahan
Memiliki kemampuan pikir serta tindak yang efektif
dan kreatif.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural yang berwawasan kemanusiaan,
lingkungan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban.
Pembelajaran mengembangkan kemampuan
menguasai fakta, konsep, prosedur, metakognitif.
 SD: menguasai fakta dan konsep
 SMP: menguasai fakta, konsep, dan prosedur.
 SMA/SMK: menguasai fakta, konsep, prosedur,
dan metakognitif.
3. SKL pada tiap mata pelajaran dikembangkan SKL dikembangkan menjadi kompetensi inti sebagai
secara lepas pengikat dan acuan bagi pengembangan kompetensi
dasar.

b. Pergeseran dalam Standar Isi

Yang Lalu Elemen Perubahan


1. Kurikulum masih belum optimal memberikan Kurikulum holistik dan integratif yang berfokus
kepada peserta didik untuk mempelajari pada alam, sosial, dan budaya
permasalahan di lingkungan masyarakatnya
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pembelajaran tematik di SD diberikan hanya di Pendekatan pembelajaran tematik terpadu pada
kelas I, II dan III saja. semua jenjang kelas.
3. Dalam pembelajaran siswa pada umumnya Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik,
hanya menerima apa yang diberikan guru saja, sehingga memiliki perilaku khas yang berkaitan
sehingga daya inisiatif dan kreativitas berkarya dengan kebutuhan siswa pada hidupnya, meliputi;
yang tidak optimal. Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
Domain pengetahuan : mengingat, memahami,
menerapkan, Menganalisis, mengevaluasi
Domain keterampilan: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak 10 Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam belajar
mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran maupun keseluruhan
ditambah.
Jumlah mata pelajaran di SD kelas 1 s.d kelas 3
adalah 6 mata pelajaran, kelas 4 s.d kelas 6 adalah 8
mata pelajaran.
5. Jumlah mata pelajaran SMP 12 mata pelajaran Jumlah mata pelajaran di SMP adalah 10 mata
pelajaran
6. Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III masing Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III masing
masing 26, 27, dan 28 jam, dan untuk kelas IV, masing 30, 32, dan 34 jam, dan untuk kelas IV,V
V dan VI masing-masing 32 Jam Pelajaran, dan VI adalah 36 Jam Pelajaran
dengan catatan boleh nambah masing-masing 4
jam/minggu
7. Pembelajaran di kelas masing-masing berdiri Khusus untuk mata pelajaran IPA dan IPS, di SMP
sendiri (parsial) pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema
8. TIK merupakan salah satu mata pelajaran. TIK menjadi media semua mata pelajaran di SMP

POS Kepala Sekolah 59


c. Pergeseran dalam Standar Proses

Yang Lalu Elemen Perubahan


1. Pembelajaran berpusat pada guru. Guru Pembelajaran berpusat pada siswa. Memperhatikan
ceramah dan siswa mendengar dan siswa berinteraksi, beragumen, berdebat, dan
menyimak, dan menulis. berkolaborasi. Guru Sebagai fasilitator.
2. Pembelajaran satu arah, guru mengajari Pembelajaran interkatif (multi arah), siswa dengan guru,
siswa. siswa dengan siswa, siswa dengan objek pembelajaran.
3. Pembelajaran menerapkan model isolasi, Pembelajaran dalam konteks jejaring.
sebelumnya siswa bertanya kepada guru Siswa menimba ilmu dari berbagai sumber; dari siapa
dan berguru pada buku yang ada di dalam saja, dari mana saja, dari internet, dari perpustakaan
kelas semata sekolah, dari hasil praktik di luar dan di dalam kelas.
4. Pembelajaran disampaikan secara verbal Pembelajaran menggunakan contoh yang diperoleh dari
dan abstrak. Contoh-contoh diberikan guru analisis bacaan, dari kenyataan pada kehidupan sehari-
yang artifisial (buatan atau bukan diangkat hari hasil pengamatan dan pengalaman belajar siswa.
dari fakta yang sesungguhnya).
5. pembelajaran mengembangkan kapasitas Pembelajaran berbasis tim. Guru mengembangkan
tiap individu. kapasitas belajar individu melalui kerja sama dalam
kelompok.
Belajar merupakan proses interaksi sosial dengan
sesama siswa yang saling mengasah, saling membantu
untuk meraih keberhasilan kelompok dan keberhasilan
individu.
6. Proses pembelajaran menstimulasi indra Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra,
lihat dan dengar. komponen jasmani dan rohani terlibat aktif dalam
kegiatan belajar.
7. Proses pembelajaran merujuk pada Pembelajaran merujuk pada buku guru dan buku siswa
referensi yang dipilih guru yang telah ditetapkan.
8. Pembelajaran bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dan
disetarakan dengan mata pelajaran lain. menjadi penghela mata pelajaran lainnya.

d. Pergeseran dalam Standar Penilaian

YANG LALU ELEMEN PERUBAHAN


1. Penilaian dilakukan berorientasi pada hasil, Penilaian otentik mulai proses sampai hasil mencakup
tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian
Acuan Kriteria (PAK)

Penilaian sikap meliputi: observasi, penilaian diri,


penilaian antar peserta didik dan jurnal
Penilaian pengetahuan meliputi : Tes tertulis, tes lisan
dan penugasan.
Penilaian keterampilan meliputi : tes praktik, projek dan
portofolio.

3. Tujuan Perubahan
Tujuan manajemem perubahan adalah mengupayakan agar proses transformasi berlangsung
dalam waktu yang relatif cepat dengan kesulitan-kesulitan yang seminimal mungkin,
bersikap positif terhadap perubahan (mengurangi resistensi), meningkatnya daya inisiatif

60 POS Kepala Sekolah


dalam melakukan perubahan, meningkatnya motivasi, berinsiatif dengan harapan yang
tinggi.
Dengan demikian, jika manajemen perubahan ini dikelola dengan baik, yaitu direncanakan
dengan matang, dilaksanakan sesuai program, serta dievaluasi, maka akan sangat bermanfaat
bagi sekolah dan seluruh warga sekolah, serta bagi warga masyarakat sebagai pengguna
pendidikan.
Manfaat perubahan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sekolah mampu beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan internal maupun
eksternal untuk pembangunan berkelanjutan dan menjadikan sekolah yang efektif.
b. Sekolah mampu berprestasi dan dapat meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik
untuk mencapai tujuan.
c. Dapat menjaga iklim di sekolah menjadi lebih terbuka dan jujur warga sekolah sekolah
merasa puas dan bangga.
d. Pola pemeliharaan dapat mempertahankan loyalitas dan membuat seseorang menjadi
kebanggaan di sekolah mereka sendiri. Ini merupakan tradisi yang baik untuk membuat
seseorang ingin menjadi orang yang terbaik.

4. Strategi Mencapai Perubahan


Pelaksanaan manajemen perubahan dapat dilakukan dengan berbagai teknik / strategi seperti
berikut :
a. Pendidikan dan Komunikasi.
1) Teknik/strategi yang diberikan dengan memberikan penjelasan secara tuntas tentang
latar belakang, tujuan, dan akibat adanya perubahan.
2) Mengomunikasikan berbagai perubahan dalam bebagai bentuk dan kesempatan, ini
digunakan bila ada kekurangan atau ketidaktepatan informasi dan analisis
b. Partisipasi.
Teknik yang digunakan dengan mengajak semua pihak untuk mengambil keputusan.
Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini digunakan bila
inisiator tidak mempunyai informasi yg dibutuhkan untuk merancang perubahan dan
sedangkan orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk menolak.
c. Memberikan kemudahan dan dukungan.
Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri keterampilan
yg mempermudah dan mendukung proses perubahan. Taktik ini digunakan bila penolakan
berkembang sebagai hasil ketidakmampuan adaptasi
d. Negosiasi dan persetujuan
Membangun inisiatif perubahan dengan bersedia menyesuaikan perubahan dengan
kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial. Cara ini biasa dilakukan
jika yang menentang mempunyai kekuatan yang cukup besar.
e. Manipulasi dan Kooptasi.
Manipulasi adalah menutupi kondisi yg sesungguh-nya. Misalnya memelintir (twisting)
fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, dsb.. Kooptasi
dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang
perubahan dalam mengambil keputusan. Teknik ini digunakan bila taktik lain tidak akan
berhasil atau mahal
f. Paksaan.
1) Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya
perubahan.
2) Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator perubahan mempunyai kekuasaan cukup
besar.
3) Mengelola Perubahan Sekolah

Terdapat beberapa model manajemen perubahan yang berisi langkah-langkah dalam


melakukan perubahan organisasi, termasuk organisasi sekolah sebagai berikut. Model yang

POS Kepala Sekolah 61


akan dikemukan, adalah model Kurt Lewin (Bapak manajemen perubahan); Mike Green;
ADKAR; Julian Randall.
a. Model Kurt Lewin.
Kurt Lewin dalam Chung and Megginson (1990) mengemukakan langkah-langkah dalam
pengembangan organisasi ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut. Manajemen perubahan
organisasi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin menggunakan konsep ilmu fisika dan
teknik, di mana suatu benda misalnya besi, bila akan dirubah bentuknya, maka harus
dicairkan (unfreezing) terlebih dulu agar mudah dibentuk. Setelah benda yang akan
dibentuk dicairkan maka, selanjutnya dimasukkan dalam cetakan sehingga diharapkan
diperoleh bentuk baru seperti yang diinginkan. Setelah besi cair dimasukkan dalam
cetakan (change), maka selanjutnya didinginkan (refreezing) sehingga akan diperoleh
bentuk baru yang permanen.

Gambar 2.10. Langkah-langkah Manajemen Perubahan Organisasi, menurut


Kurt Lewin

Langkah-langkah manajemen perubahan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1990)


adalah sebagai berikut.
1) Pada tahap pertama, dinamakan tahap pencairan. Pada tahap ini yang dilakukan
pimpinan adalah menjelaskan tentang arti pentingnya perubahan, memperkuat
dorongan untuk berubah, dan mengurangi hambatan perubahan.
Terkait dengan manajemen perubahan sekolah, karena terjadinya perubahan dari
kurikulum 2006 menuju kurikulum 2013, maka pada tahap ini kepala sekolah perlu
menjelaskan tentang pentingnya perubahan dari kurikulum 2006 menuju kurikulum
2013, mencari dan memperkuat dukungan untuk berubah, dan mengurangi hambatan
dan memperkecil adanya penolakan terhadap perubahan dari kurikulum 2006 ke
kurikulum 2013.
2) Pada tahap kedua dinamakan tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan adalah
mengubah Individual Componen, Group Components Structural Component.
Komponen individu, kelompok dan struktur.
3) Pada tahap ketiga tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan yang
terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah, reinforcing the
newly learnd behavior (memberi dorongan kepada perilaku baru) finding “fit”
between organizational components (penyesuaikan antar komponen organisasi),
maintaining “fits” between organizational components, memelihara antar komponen
organisasi yang telah sesuai.
b. Model ADKAR
Proci, pengembangan manajemen perubahan yang sederhana disingkat dengan ADKAR,
merupakan singkatan dari Awareness, Desire, Knowledge, Ability, Reinforcement.
a. Kesadaran: pimpinan meningkatkan kesadaran para anggotanya tentang pentingnya
dan rencana perubahan yang akan dilakukan.

62 POS Kepala Sekolah


b. Harapan, pimpinan mengajak dan mendorong para anggotanya agar mau mendukung
dan melaksanakan perubahan
c. Ilmu pengetahuan, para anggota organisasi ditingkatkan pengetahuan agar memiliki
bekal untuk melaksanakan perubahan yang telah ditentukan
d. Keterampilan, meningkatkan kemampuan para anggota agar dapat
mengimplementasikan perubahan yang telah ditetapkan.
e. Penguatan, pimpinan memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh anggota
organisasi secara terus menerus agar hasil perubahan yang telah dicapai dapat dijaga
dan dipertahankan.

Perubahan yang telah dilaksanakan harus dikontrol, agar rencana perubahan yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dan hasilnya tercapai. Hussey (2000) menyatakan terdapat
paling tidak 10 (sepuluh) penyebab kegagalan dalam melaksanakan perubahan sebagai
berikut:
1) Implementasi memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan
2) Banyak masalah yang tidak teridentifikasi sebelumnya
3) Aktivitas perubahan tidak cukup terorganisir
4) Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan dan rencana
tidak dilaksanakan sebagimana mestinya
5) Manajer kurang memiliki kapabilitas untuk melakukan perubahan
6) Instruksi dan pelatihan yang diberikan kepada sub-ordinat tidak cukup.
7) Faktor eksternal yang tidak terkendali berdampak serius terhadap implementasi
perubahan
8) Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah dalam
kepemimpinan
9) Tugas pokok implementasi tidak terdefinisikan secara rinci.
10) Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi

5. Penjaminan Proses dan Hasil Perubahan


Pada dasarnya penjaminan proses dan hasil perubahan merupakan rangkaian dari kegiatan
manajemen perubahan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memastikan bahwa proses
perubahan berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun bentuk dari
penjaminan proses dan hasil perubahan ini bisa berupa kegiatan monitoring/pengawasan dan
evaluasi keterlaksanaan program perubahaan yang telah ditentukan.
Lebih lanjut, dalam rangka melaksanakan kegiatan penjaminan tersebut di atas kepala sekolah
perlu membentuk tim monitoring dan evaluasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya empat
orang berasal dari unsur pendidik, perwakilan Komite Sekolah dan Pengawas Sekolah sebagai
pembina teknis. Untuk memenuhi kelengkapan pelaksanaan kegiatan ini kepala sekolah perlu
memimpin tim untuk menyusun instrumen monitoring dan evaluasi program perubahan.
Berikut ini contoh format instrumen monitoring/evaluasi program perubahan sekolah.

POS Kepala Sekolah 63


PELAKSANAAN MONITORING/EVALUASI *)
HASIL PERUBAHAN

Nama sekolah :
Kecamatan :
Kota /Kabupaten :

Hari/
Program Sasaran Target Hasil Hambatan
Tgl
7 Pelaksanaan Pendidik di Seluruh proses Baru sekitar 30 Pendidik di kelas
Maret proses kelas sasaran pembelajaran di % kelas sasaraan kurang
2014 pembelajaran pelaksana kelas sasaran sasaran mampu secara
dengan kurikulum pelaksana kurikulum 2013 optimal untuk
pendekatan 2013 kurikulum 2013 melaksanakan melaksakan kegiatan
saintifik dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
dengan pembelajaran pendekatan
pendekatan menggunakan pembelajaran
saintifik sesuai pendekatan saintifik
karakteristik saintifik
materi pembajaran
Kesimpulan dan Rekomendasi :
Pelaksanaan pembelajaran saintifik di kelas sasaran belum terlaksana sesuai target . yang diprogramkan.
Perlu adanya penguatan bagi pendidik di kelas sasaran agar lebih memahami dan mampu melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu ………………., ……………2014
Mengetahui Pelaksana Monitoring/Evaluasi
Pengawas Pembina

---------------------------------- ------------------------------

Pengawasan/monitoring ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan rencana


perubahan sesuai program dan tujuan. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
ketercapaian program dan tujuan yang telah dilaksankan. Dengan adanya pengawasan dan
evaluasi ini, akan dapat diketahui hambatan, dan kelemahan dalam melaksanakan perubahan.
Berdasarkan kelamahan dan hambatan tersebut, selanjutnya dianalisis untuk mencari sebab-
sebab timbulnya hambatan. Berdasarkan sebab-sebab tersebut selanjutnya ditentukan tindak
lanjut untuk mengatasinya.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
a. Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Manajemen Perubahan
b. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
c. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan
manajemen perubahan. Mengumpulkan beberapa fakta tentang perubahan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.

64 POS Kepala Sekolah


d. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi dari tayangan video.
e. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya

E. Penilaian
Penilaian Otentik dengan instrumen pengamatan
Indikator Pencapaian
1. Sikap
a. Kedisiplinan : hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Kerjasama : memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan baik
c. Tanggung jawab : Mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan bersama-
sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
kelompok

2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes Awal dan Tes Akhir

3. Keterampilan
a. Keterampilan berpikir
b. Keterampilan reaktif
c. Keterampilan interaktif
d. Ketersmpilan kontibusi dalam kelompok
e. Keterampilan memimpin

F. Lembar Kerja
LKKS 3.A1

RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERUBAHAN


DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam
merencanakan dan mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan pada pelaksanaan
kurikulum 2013.
Setelah mengikuti pelatihan peserta hendaknya memiliki kompetensi mengelola perubahan dengan
indikator kompetensi, materi, dan aktivitas peserta dapat dilihat pada gambar berikut:

POS Kepala Sekolah 65


Seperti yang sudah Saudara ketahui bahwa manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan
teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keberhasilan kepala sekolah dalam merencanakan perubahan diharapkan dapat
menunjang efektivitas pengelolaan kurikulum 2013.
Perhatikan diagram arah dan ruang lingkup perubahan secara umum yang perlu agar dapat
mengarahkan pelaksanaan kurikulum 2013 di bawah ini. Lihat bahwa poros utamanya adalah
mengembangkan mutu lulusan.

66 POS Kepala Sekolah


Saudara juga perlu memperhatikan diagram berkutnya agar dapat melihat struktur pengembangan
program yang dimulai dari visi-misi serta ditindaklanjuti dengan komponen lain yang mendukung
perubahan. Diagram di bawah diharapkan dapat memperjelas peta tantangan pada berbagai faktor
pendukung perubahan secara utuh.

Prasyarat
Visi-misi Perubahan
berkelanjutan
Kepemimpinan

Tata Kelola

Pemangku kepentingan
Motivasi dan
Komunikasi & Kolaborasi Pencegahan
penolakan
(resistensi)
Dukungan kultur sekolah

Kapasitas
perubahan Pelaksanaan Dukungan Infrastruktur
menyeluruh SDM pengelolaan dan
• Tujuan pengendalian
• Sistem • Strategi • Pengetahuan perubahan
• Proses • Teknik • Keterampilan
• Manusia • Kinerja • Pelatihan
• Resiko • Penghargaan

Penerapan manajemen perubahan pada dasarnya untuk mengembangkan daya adaptasi sekolah
dalam memenuhi kebutuhan siswa yang terus berubah dan usaha sekolah memperbaiki pemenuhan
standar. Tabel berikut menunjukkan contoh kegiatan yang dapat Saudara kembangkan dengan
indikator pemenuhan standarnya.

No Program/Kegiatan Indikator Pencapaian


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
1. Mengembangkan sikap, pengetahuan, Mengembangkan sikap spiritual
dan keterampilan Mengembangkan sikap sosial
Mengembangkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif
Mengembangkan keterampilan
STANDAR ISI
2. Pengembangan struktur kurikulum Mengembangkan struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan
merujuk pada prinsip-prinsip pada Permendikbud 67/68/69 tahun
2013
3. Pemetaan beban belajar Menentukan kegiatan yang wajib siswa ikuti dalam tiap minggu,
semester, dan satu tahun pelajaran.
STANDAR PROSES
4. Perumusan RPP  Mengacu pada silabus, buku guru, dan buku siswa.
 Komponen RPP sesuai dengan Permendik 81A tahun 2013.
5. Penjaminan mutu pelaksanaan  Mengamati, menanya, mengasosiasi, mengkomunikasikan.
pembelajaran melaksanakan pendekatan
saintifik
6. Program peningkatan efektifitas buku  Buku guru sebagai acuan kegiatan pembelajaran
guru
7. Program pemberdayaan buku siswa  Buku siswa sebagai acuan kegiatan pembelajaran
STANDAR PENILAIAN
8. Peningkatan mutu penilaian  Menerapkan penilaian otentik
 Menggunakan portopolio
 Menggunakan Patokan Acuan Kriteria (PAK)
 Mengembangkan model format penilaian untuk tiap guru
 Mengembangkan sistem informasi penilaian tingkat satuan
pendidikan.
 Mengelola data nilai dalam leger

POS Kepala Sekolah 67


No Program/Kegiatan Indikator Pencapaian
 Mengelola data nilai dalam buku induk
 Mengelola nilai rapot
STANDAR PENGELOLAAN
Perencanaan
9. Mensosialisasikan perubahan kepada  Melaksanakan kegiatan penyebaran informasi rencana
guru, orang tua dan peserta didik perubahan kepada orang tua siswa, guru, dan seluruh staf
sekolah.
10. Perencanaan program jangka menengah  Tersusunnya program jangka menengah berdasarkan data
dan program tahunan hasil akreditasi dan hasil EDS.
 Mempertimbangkan komponen pergeseran dalam
implementasi kurikulum 2013
 Tersusunannya jangka tahunan yang dijabarkan dari program
jangka menengah dan hasil EDS

Berdasarkan materi yang telah Saudara pelajari, kerjakan tugas berikut pada lembar jawaban
yang tersedia!

1. Berdasarkan berbagai informasi yang telah Saudara perhatikan, coba tentukan satu rencana
kegiatan perubahan serta gambaran kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan. Setiap
peserta mengerjakan tugas individu sesuai dengan kebutuhan sekolah, namun jawaban
hendaknya didiskusikan lebih dahulu dalam kelompok. Jawaban saudara uraikan dalam
matrik yang tersedia !

Kegiatan Deskripsi Kondisi Yang


Deskripsi Kondisi Nyata
Perubahan Diharapkan

2. Berdasarkan analisis pada matrik di atas, coba rumuskan tujuan yang ingin Saudara capai
dalam pelaksanaan perubahan.

3. Tentukan indikator pencapaian tujuan yang telah Saudara buat, sebagai dasar untuk
menentukan keberhasilan.
Contoh : Kegiatan penilaian
Indikator : Guru-guru menguasai teknik penerapan penilaian otentik

4. Tentukan strategi yang akan Saudara gunakan dalam mencapai tujuan perubahan
Contoh :
a. Menggunakan visi-misi sebagai poros penggerak perubahan

68 POS Kepala Sekolah


b. Meningkatkan kompetensi pendidik dalam menerapkan penilaian otentik secara
berkelanjutan.

5. Bagaimana Saudara dapat menjamin bahwa perubahan yang Saudara rencanakan terlaksana
dan mencapai tujuan?

Bagaimana struktur organisasinya untuk mendukung


efektivitas program? Siap bertugas apa?
Kapan kegiatan akan dilaksanakan?

Berapa Saudara memerlukan biaya? Untuk apa?

Bagaimana cara memantau keterlaksanaan proses


dan ketercapain hasilnya?

6. Buatlah model instrumen evaluasi keterlaksanaan dan mengukur keberhasilan pencapaian


tujuan pada matrik berikut.

Pencapaian Tujuan

Mencapai
mencapai

Melebihi
melebihi
standar

standar
Indikator Deskripsi
No. Kegiatan Perubahan
Keberhasilan Kondisi Nyata Belum

Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota
1. ……………....................
2. …………….…………….
3. ..........................................
4. ..........................................

POS Kepala Sekolah 69


G. Rangkuman
Manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan
sekarang menuju keadaan baru yang diharapkan, sesuai dengan kurikulum tahun 2013.
Berdasarkan tingkat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang dihadapi
meliputi perubahan rutin, darurat, mutu radikal dan kondisi makro.
Keberhasilan mengembangkan budaya sekolah ditentukan dengan efektivitas komunikasi dan
interaksi kepala sekolah dengan pemangku kepentingan sehingga membangkitkan kepatuhan,
disiplin, dan motif berpartisipasi untuk mewujudkan keunggulan.
Dengan adanya kurikulum 2013, maka perubahan yang utama adalah merubah model
kepemimpinan dari model konvensional, berubah menjadi kepemimpinan perubahan. Kepala
sekolah harus menjadi agen perubahan di sekolah, mampu merubah pola pikir pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya, memberi motivasi sehingga menjadi
daya dorong untuk melaksanakan perubahan. Sebagai pimpinan, kepala sekolah juga harus
berperan sebagai manajer yang berfungsi mengelola perubahan melalui pelaksnakan fungsi-
fungsi manajemen sekolah dalam rangka perubahan sekolah.
Dengan perubahan kurikulum sekolah dari kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013, maka
elemen perubahan di kelas yang inti adalah proses pembelajaran. Pada kurikulum sebelumnya
proses pembelajaran menekankan pada "guru memberi tahu" maka proses pembelajaran berubah
menjadi model pembelajaran "siswa mencari tahu".
Proses pelatihan menggunakan pendekatan saintifik dan metode action learning dan learning
based project. Metode action learning (belajar berbasis karya) untuk membangun dan
mengimplementasikan ide inovatif dalam pengembangan keunggulan sekolah berdasarkan fakta
empiris. Metode pembelajaran berbasis proyek untuk menghasilkan rancangan model penerapan
manajemen perubahan.

H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi manajemen perubahan ?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi manajemen
perubahan?
3. Apa manfaat materi manajemen perubahan terhadap tugas Bapak/Ibu sebagai kepala
sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ?
5. Untuk mencapai mutu lulusan yang unggul, perubahan apa yang akan dilakukan oleh
Bapak/Ibu?

70 POS Kepala Sekolah


POS Kepala Sekolah 71
72 POS Kepala Sekolah
BUDAYA SEKOLAH

A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kepala sekolah tentang budaya sekolah dalam persiapan pelaksanaan
kurikulum 2013 meliputi:
1. Konsep budaya sekolah
2. Tujuan pengembangan budaya sekolah
3. Kerangka pengembangan budaya sekolah
4. Model strategi pengembangan budaya sekolah
5. Penjaminan keterlaksanaan dan keberhasilan budaya sekolah

B. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu meningkatkan kompetensi SDM yang ada di sekolah secara efektif
dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan pada
pelaksanaan kurikulum 2013 melalui pengembangan budaya sekolah.

C. Uraian Materi
1. Konsep Budaya Sekolah
Kebudayaan menurut Koentjaraningkat (1987) merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
miliknya melalui belajar.
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang
menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk
stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau
kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu
sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta
dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh
lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan
stakeholder sekolah baik itu kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik
dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah
Budaya sekolah sangat erat kaitanya dengan pembentukan suasana sekolah yang kondusif.
Efektivitas pengembangan kondisi sekolah mengacu pada materi diskusi Partnership For
Global Learning (2012) harus memenuhi 6 indikator sebagai berikut:
a. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar peserta didik.
b. Menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individual, kolaborasi, dan belajar dalam
interaksi sosial.
c. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi peserta didik.
d. Sensitif terhadap perbedaan individu
e. Menantang peserta didik dengan tidak memberikan
lebih dari kapasitasnya.
Belum semua sekolah memahami pentingnya budaya Tingkat pemahaman
sekolah. Hal ini terlihat pada fakta bahwa belum semua dan kepatuhan pada
norma, nilai-nilai,
sekolah memiliki program pengembangannya. Kondisi ini keyakinan, ritual,
terjadi karena sebagian kepala sekolah belum memahami tradisi, mite yang
dan terampil dalam merencanakan, melaksanakan sekolah miliki
pengembangan, dan mengukur efektivitas pengembangan menyebabkan tradisi,
budaya sekolah. Hal itu tidak berarti kepala sekolah tidak penampilan fisik, dan
memperhatikan pengembangannya. Pada kenyataannya prestasi sekolah
berbeda beda.
banyak kepala sekolah yang sangat memperhatian akan
pentingnya membangun suasana sekolah, suasana kelas,
membangun hubungan yang harmonis untuk menunjang terbentuknya norma, keyakinan,
sikap, karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh menjadi sikap berpikir warga sekolah

POS Kepala Sekolah 73


yang positif. Hanya saja kenyataan itu sering tidak tampak pada dokumen program
pengembangan budaya.
Penyebaran dan perkembangannya berproses seiring dengan
perkembangan kehidupan. Stolp dan Smith (1994 )
menyatakan budaya sekolah berkembang bersamaan dengan Tingkat pemahaman
sejarah sekolah. Wujudnya dalam bentuk norma, nilai-nilai, dan kepatuhan pada
keyakinan, tata upacara, ritual, tradisi, mitos yang dipahami norma, nilai,dan
oleh seluruh warga sekolah. Karena perbedaan tingkat keyakinan sekolah
keyakinan, norma, dan nilai-nilai yang diyakini oleh warga diperoleh melalui
sekolah telah menyebabkan sekolah miliki tradisi berbeda- proses belajar. Maka
beda. jadikanlah sekolah
Data menunjukkan meskipun terdapat beberapa sekolah
sebagai organisasi
yang memiliki sumber keuangan yang sama besar, namun
pembelajar
penampilan fisik dan prestasinya berbeda. Lebih dari itu,
bisa terjadi sekolah dalam satu kompleks, didukung dengan
lingkungan masyarakat yang sama, latar belakang
pendidikan kepala sekolah dan guru-gurunya sama, namun
karena memiliki budaya sekolah yang berbeda, iklim Keberhasilan
sekolah berbeda, maka prestasinya menjadi berbeda. mengembangkan
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman dan budaya sekolah
kepatuhan warga sekolah terhadap norma, nilai-nilai, dan ditentukan dengan
keyakinan yang mereka junjung. Makin kuat keyakinan dan efektivitas komunikasi
kepatuhan warga terhadap norma dan nilai-nilai semakin dan interaksi kepsek
tinggi pula keterikatannya pada sekolah, semakin besar rasa dengan pemangku
memiliki, dan makin kuat motif belajarnya. kepentingan sehingga
Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) membangkitkan
menyatakan bahwa, bagaimanapun keadaannya, perubahan kepatuhan, disiplin,
dan motif
budaya lingkungan sebenarnya menjadi tantangan yang
berpartisipasi untuk
berat. Sekolah berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena
mewujudkan
itu, sekolah memerlukan perhatian pimpinan yang cerdas,
keunggulan.
yang pandai memecahkan masalah yang kompleks pada
gelombang perubahan yang arahnya serba tidak pasti.
Homer Dixon yang dikutip oleh Fullan (2001: hal 4) menyatakan bahwa kepala sekolah
menghadapi tantangan dalam mengelola masalah yang makin kompleks. Ketidakpastian
menyebabkan krisis datang tanpa aba-aba. Daya kendalinya selalu memerlukan dukungan
pemikiran yang handal. Gelombang masalah yang datang
selalu berbeda. Karena itu kepala sekolah harus selalu
membaharui idenya secara inovatif untuk mendukung Kepala sekolah
kebijakan dan tindakan yang efektif atau mencapai tujuan. menghadapi masalah
Tantangan utama kepala sekolah dalam mengembangkan yang berubah dan
budaya sekolah adalah membangun suasana sekolah yang krisis silih berganti.
kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi
Untuk itu diperlukan
yang sehat antara kepala sekolah dengan peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, ide yang terbarukan
masyarakat, dan pemerintah. Komunikasi dan interaksi yang dan inovatif
sehat memilki dua indikator yaitu tingkat keseringan dan
kedalaman materi yang dibahas. Di samping itu, kepala sekolah perlu mengembangkan
komunikasi multi arah untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya secara optimal.

2. Tujuan Pengembangan Budaya Sekolah


Tujuan pengembangan budaya sekolah adalah untuk membangun suasana sekolah yang
kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala sekolah
dengan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, masyarakat,
dan pemerintah.

74 POS Kepala Sekolah


Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya:
(1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan komunikasi dari
segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horizontal; (3) lebih terbuka dan
transparan; (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (5)
meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan; (6) jika menemukan kesalahan akan segera
dapat diperbaiki; dan (7) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.

3. Kerangka Pengembangan Budaya Sekolah


Hubungan antara unsur dalam peran kepala sekolah terhadap penguatan budaya sekolah
dapat dilihat dalam gambar berikut:

Diagram Arah Pengembangan Budaya Sekolah

Pada diagram pengembangan budaya sekolah, kepala sekolah bertugas mengembangkan


kondisi sekolah yang kondusif. Kondisi itu memerlukan komunikasi dan interaksi antara
kepala sekolah dengan pendidik, orang tua peserta didik, tenaga kependidikan dan peserta
didik harmonis. Kerja sama yang baik semua pihak diharapkan dapat menunjang
pengembangan interaksi yang positif menumbuhkan pola pikir dan pola tindak dalam bentuk
terhadap norma, nilai-nilai yang sekolah junjung. Di samping itu, diharapkan pula dengan
dukungan sekolah yang kondusif para pemangku kepentingan memiliki keyakinan bahwa
sekolahnya dapat mewujudkan prestasi terbaik karena ditunjang dengan motif berprestasi
yang tinggi.
Untuk lebih memahami bidang garapan yang menjadi tantangan membangun sekolah yang
kondusif tergambarkan pada diagram di bawah ini.

POS Kepala Sekolah 75


Dalam gambar terlihat jelas bahwa tugas kepala sekolah meliputi tiga bidang utama, yaitu:
a. mengembangkan keharmonisan hubungan yang direalisasikan dalam komunikasi,
kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi.
b. mengembangkan keamanan baik secara psikologis, fisik, sosial, dan keamanan kultural.
Sekolah menjaga agar setiap warga sekolah nyaman dalam komunitasnya.
c. mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan fisik sekolah yang bersih,
indah, dan nyaman, mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik.
Pendidik dan peserta didik memiliki motif berprestasi serta keyakinan yang tinggi untuk
mencapai target belajar yang bernilai dengan suasana yang berdisiplin dan kompetitif.
Untuk mendukung ini kepala sekolah hendaknya memperhatikan kemampuan diri dalam
mengendalikan kepribadian, perilaku, dan sikap kepemimpinan kepala sekolah yang
mendukung sehingga semua pihak dapat menjaga harmoni kerja sama yang baik.
Keterampilan lain yang diperlukan adalah membangun kreasi dalam memberikan pelayanan
agar memenuhi harapan semua pihak. Dan, ini merupakan bagian terpenting dalam
kepemimpinan (Celtus R Bulach, 2011).
Tinggi rendahnya semangat kerja sama, kepatuhan terhadap norma atau nilai-nilai yang baik,
kebiasaan baik, keyakinan yang tinggi, motif berprestasi guru dan siswa sangat bergantung
pada karakter kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menunjang pengembangan budaya
sekolah, Fullan (2001) menyatakan bahwa kepala sekolah hendaknya menegakkan lima
prinsip berikut :
1) selalu berorientasi pada pencapain tujuan; mengembangkan visi dengan jelas dan
kandungannya menjadi milik bersama.

76 POS Kepala Sekolah


2) menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas
peran pendidik dalam pengambilan keputusan.
Kepala sekolah yang
3) berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan efektif mendukung
meningkatkan keyakinan bahwa pendidik dapat pengembangan
mengembangkan prilaku yang mendukung perubahan. budaya sekolah:
4) memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik
sehingga mereka berpersepsi bahwa kepala sekolahnya  Visioner, tujuan
terukur dan
“benar” menunjang efektivitas mereka bekerja. objektif
5) mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam  Pemimpin
interaksi formal maupun informal. partisipatif,
Bagi kepala sekolah aspek mana pun kembali ke pemikiran awal mengambil
keputusan
yang menyatakan bahwa seluruh unsur kebudayaan berkembang bersama
melalui proses belajar. Oleh karena itu inti dari pengembangan  Inovatif dan
kultur adalah membangun hubungan yang baik, meningkatkan yakin guru dan
keamanan sekolah secara fisik maupun psikologis, meningkatkan siswa dapat
berprestasi
lingkungan yang kondusif. Untuk itu kepala sekolah dan seluruh
 Membangun
pemangku kepentingan perlu terus belajar karena konteks persepsi dia
budaya sekolah terus berubah tanpa henti. pemimpin
Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan bahwa “benar”.
kepala sekolah perlu memerankan diri sebagai teladan yang  Mengembangka
n kerja sama
ditunjukkan dengan indikator : pendidik secara
1) Menjadi personal yang bersiplin tinggi dalam memfokuskan formal dan
energi dalam mewujudkan visi-misi, bersabar, dan nonformal
memahami fakta secara objektif.
2) Menjadi mental model dalam mempengaruhi dan memahami
keadaan sekitar dan serta dapat merespon dengan tepat.
3) Mengembangkan visi-misi bersama sebagai dasar untuk mengembangkan komitmen yang
berkembang secara berkelanjutan sehingga kepala sekolah tidak hanya mengembangkan
kepatuhan.
4) Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis, mengembangkan kapasitas tim,
mengganti asumsi dengan pemikiran bersama.
5) Mengembangkan berpikir sistem yang mengintegrasikan dengan keempat disiplin di atas.

Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan budaya sekolah menjadi penentu
keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu, kepala sekolah penting
memperhatikan berbagai prinsip utama sebagai berikut:
1) Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya sebagai
hasil belajar.
2) Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai, keyakinan, dan tradisi
sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang dikembangkan melalui
komunikasi dan interaksi sehingga mengukuhkan partisipasi.
3) Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin inspiratif dan inovatif
dalam mengembangkan perubahan perilaku melalui proses belajar
4) Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan mengembangkan sekolah
sebagai organisasi pembelajar melalui peran kepala sekolah menjadi teladan.
5) Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan, keharmonisan, dan perjuangan
tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah yang tidak selalu
sesuai dengan harapan sekolah.

4. Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah


Pengembangan budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di sekitarnya. Oleh
karena itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang di
dalamnya terdapat kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik yang terintegrasi pada budaya
yang berkembang di lingkungannya. Di samping budaya sekolah merupakan bagian dari

POS Kepala Sekolah 77


budaya lingkungan sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen pengembang
budaya lingkungan.
Sekolah dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu merumuskan rencana,
pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya sekolah dengan
menggunakan model pengembangan sebagai berikut:
Analisis Merumuskan Strategi Implementasi Strategi Monitoring
Lingkungan Pengembangan Budaya Pengembangan Budaya dan Evaluasi

Eksternal Visi-misi

Tujuan

Lingkungan Strategi
Sosial
Kebijakan

Program
Internal

Anggaran

Sumber Daya Prosedur


Kultur
Kinerja

Umpan Balik

Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap ini
apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman
yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan diperlukan
untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis lingkungan akan
diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang
menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan penetapan
kebijakan. Arah pengembangan dapat dijabarkan dari visi-dan misi menjadi indikator pada
pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan akan dibuktikan dengan
sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian. Contoh ini dapat dijabarkan
lebih lanjut pada model operasional penguatan nilai kerja sama dan yang kompetitif.
Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan, namun antar
kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk mencapai target yang terbaik. Oleh
karena itu, sekolah secara internal tidak mengembangkan model kompetisi individual karena
dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja
berbasis kolaborasi pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja
yang ditetapkan dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah ketiga; Implementasi strategi, langkah ini harus dapat menjawab bagaimana
caranya sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah berencana untuk
mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan kolaboratif dan
kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang mana yang dapat
dikolaborasikan dan dikompetisikan.

78 POS Kepala Sekolah


Sekolah dapat memilih bidang yang akan dikolaborasikan bersifat kompetitif dari berbagai
bidang kegiatan sebagaimana yang telah dipelajari pada diagram di bab 2. Contoh, sekolah
berencana untuk mengembangkan lingkungan fisik sekolah yang nyaman. Pada kegiatan ini
diperkukan nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi, semangat berpartisipasi dari seluruh
pemangku kepentingan di sekolah. Pengembangan nilai harus diwujudkan dalam kepatuhan
atas kesepakatan yang dituangkan dalam peraturan. Oleh karena itu pengembangan budaya
sekolah sangat erat kaitannya dengan peraturan dan kepatuhan seluruh warga sekolah pada
pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah.
Pada langkah ketiga, peran kepala sekolah yang penting adalah;
1) menetapkan kebijakan atas kesepakatan bersama;
2) Merealisasikan strategi.
3) Melaksanakan perbaikan proses berdasarkan data yang diperoleh dari pemantauan.
4) Melakukan evaluasi kegiatan berbasis data hasil pemantauan.
Memperhatikan kelima langkah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan strategi
mengisyaratkan bahwa kepala sekolah perlu memahami benar tentang: (1) kebutuhan
pengembangan budaya sekolah, (2) tujuan pelaksanaan, (3) indikator dan target
keberhasilan, (4) memastikan bahwa rencana dapat diimplementasikan, (5) memastikan
bahwa proses pelaksanaan dan hasil pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang
diharapkan.
Langkah keempat adalah monitoring dan evaluasi. Langkah ini merupakan bagian dari
sistem penjaminan mutu. Kepala sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban untuk
memastikan bahwa proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal pelaksanaan
memenuhi target waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Lebih dari itu
hasil yang diharapkan sesuai dengan target.
Jika dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka kepala
sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Perhatikan data elemen perubahan yang menjadi tantangan kepala sekolah dalam mengubah
kebiasaan pendidik dalam mengendalikan proses pembelajaran. Terdapat tradisi yang
melekat pada pelaksanaan pembelajaran dan ini dapat dilihat dalam banyak pengalaman guru
mengajar di dalam kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Tantangan baru mengubah
tradisi itu menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Upaya pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip berikut
ini.
1) Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
2) Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal.
3) Memperhitungkan resiko karena setiap perubahan mengandung resiko yang harus
ditanggung.
4) Menggunakan strategi yang jelas dan terukur
5) Memiliki komitmen yang kuat
6) Mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan budaya sekolah
Selain mengacu kepada sejumlah prinsip di atas, upaya pengembangan budaya sekolah juga
seyogyanya berpegang pada asas-asas berikut ini:
1) Kerjasama tim (team work).
2) Menunjuk pada kemampuan untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab.

POS Kepala Sekolah 79


3) Keinginan merujuk pada kemauan atau kerelaan untuk melakukan tugas dan tanggung
jawab untuk memberikan kepuasan terhadap peserta didik dan masyarakat
4) Kegembiraan (happiness). Nilai kegembiraan ini harus dimiliki oleh seluruh personil
sekolah dengan harapan kegembiraan yang kita miliki akan berimplikasi pada
lingkungan dan iklim sekolah yang ramah dan menumbuhkan perasaan puas, nyaman,
bahagia dan bangga sebagai bagian dari personil sekolah.
5) Rasa hormat merupakan nilai yang memperlihatkan penghargaan kepada siapa saja baik
dalam lingkungan sekolah maupun dengan stakeholders pendidikan lainnya.
6) Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam lingkungan sekolah, baik
kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran kepada orang lain.
7) Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan pada peraturan dan sanksi yang berlaku dalam
lingkungan sekolah
8) Empati adalah kemampuan menempatkan diri atau dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain namun tidak ikut larut dalam perasaan itu.
9) Pengetahuan dan kesopanan para stakeholder sekolah yang disertai dengan kemampuan
untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan yang
meyakinkan bagi orang lain.

5. Penjaminan Keterlaksanaan dan Keberhasilan Pengembangan Budaya Sekolah


Setiap program kegiatan perlu ada penjaminan keterlaksanaan dan keberhasilan. Hal ini
dimaksudkan sebagai kontrol agar kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Proses penjaminan bisa berupa bisa berupa kegiatan monitoring/pengawasan dan evaluasi
keterlaksanaan program perubahaan yang telah ditentukan. Demikian juga dengan
penjaminan keterlaksanaan dan keberhasilan pengembangan budaya sekolah.
Selanjutnya, seperti halnya manajemen perubahan, untuk melaksanakan proses penjaminan
keberhasilan budaya sekolah pun kepala sekolah perlu membentuk tim monitoring dan
evaluasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya empat orang berasal dari unsur pendidik,
Komite Sekolah dan Pengawas Sekolah sebagai Pembina teknis. Untuk memenuhi
kelengkapan pelaksanaan kegiatan ini kepala sekolah perlu memimpin tim untuk menyusun
instrument monitoring dan evaluasi program perubahan. Berikut ini contoh format instrumen
monitoring/evaluasi program perubahan sekolah.

80 POS Kepala Sekolah


PELAKSANAAN MONITORING/EVALUASI *)
HASIL PERUBAHAN

Nama sekolah :
Kecamatan :
Kab/Kota :

Hari/
Program Sasaran Target Hasil Hambatan
Tgl

Kesimpulan:

Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu

………………., ……………2014
Mengetahui Pelaksana Monitoring/Evaluasi
Pengawas Pembina

---------------------------------- ------------------------------

Pengawasan/monitoring ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan rencana


pengembangan budaya dilaksanakan sesuai program dan tujuan. Sedangkan evaluasi dilakukan
untuk mengetahui ketercapaian program dan tujuan yang telah dilaksankan. Dengan adanya
pengawasan dan evaluasi ini, akan dapat diketahui hambatan, dan kelemahan dalam
melaksanakan program pengembangan budaya sekolah. Berdasarkan kelamahan dan hambatan
tersebut, selanjutnya dianalisis untuk mencari sebab-sebab timbulnya hambatan. Berdasarkan
sebab-sebab tersebut, ditentukan tindak lanjut untuk mengatasinya.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
1. Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Budaya Sekolah
2. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
3. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan budaya
sekolah. Mengumpulkan beberapa fakta tentang budaya sekolah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.
4. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi dari tayangan video.
5. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya

POS Kepala Sekolah 81


E. Penilaian
1. Sikap
a. Kedisiplinan : hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Kerjasama : memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan baik
c. Tanggung jawab : Mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan bersama-sama
mencari solusit erhadap permasalahan yang dihadapi kelompok

2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes awal dan Tes akhir

3. Keterampilan
a. Keterampilan berpikir
b. Keterampilan reaktif
c. Keterampilan interaktif
d. Ketersmpilan kontibusi dalam kelompok
e. Keterampilan memimpin

F. Lembar Kerja
LKKS 3.A2

RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH

Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah mengelola sumber
daya sekolah yang dipimpinnya sehingga dapat mewujudkan keunggulan budaya sekolahnya dalam
melaksanakan kurikulum 2013.
Pengembangan budaya menunjang suasana sekolah, suasana kelas, dan membangun hubungan kerja
harmonis sehingga terwujud sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif. Dengan
dukungan budaya sekolah yang bermutu dapat tumbuh norma, keyakinan, sikap, karakter, dan motif
berprestasi seluruh warga sekolah dengan dukungan keunggulan budaya.
Di bawah ini dapat dilihat diagram model aktivitas kepala sokolah yang perlu mendapat dukungan
iklim sekolah yang kondusif.

82 POS Kepala Sekolah


Model Pemetaan Tugas Kepala SMP

Arah dari pengembangan budaya sekola adalah meningkatkan keunggulan belajar siswa melalui
dukungan budaya sekolah. Diagram ruang lingkup kegiatan pengembangan arah kegiatannya dapat
dilihat pada diagram berikut:

POS Kepala Sekolah 83


Merujuk pada uraian singkat dan materi pelatihan cobalah kerjakan lembar tugas secara
individu dalam kegiatan kelompok. Hasil kerja diharapkan dapat digunakan sebagai program
yang akan Saudara terapkan di sekolah.

Deskripsi Kondisi Nyata

Deskripsi Kondisi Yang :


Diharapkan

Masalah dalam pengembangan :


Budaya
Rencana kegiatan untuk
memecahkan masalah (satu jenis
kegiatan)
Tujuan kegiatan

Indikator pencapaian

Strategi kegiatan

Struktur organisasi kegiatan

Waktu pelaksanaan

Biaya Kegiatan

Strategi penjaminan
keterlaksanaan dan keberhasilan:

Sebagai bagian dari penjaminan cobalah Saudara kembangkan instrumen untuk memantau
keterlaksanaan dan keberhasil program pada tabel di bawah ini.

Pencapaian Tujuan
target
mencapai
Belum

target
Mencapai

Target
Melebihi

Kegiatan
Indikator Catatan Deskripsi
No. Pengembangan
Keberhasilan Keberhasilan
budaya

Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota
1. …………….
2. …………….
3. …………….

84 POS Kepala Sekolah


G. Rangkuman
Tantangan utama kepala sekolah dalam mengembangkan budaya sekolah adalah membangun
suasana sekolah yang kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat
antara kepala sekolah dengan peserta didik, pendidik, staf, orang tua siswa, masyarakat, dan
pemerintah. Komunikasi dan interaksi yang sehat memilki dua indikator yaitu intensitas dan
kedalaman materi yang dibahas. Di samping itu, kepala sekolah perlu mengembangkan
komunikasi multi arah untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya secara optimal.
Dalam menunjang pengembangan budaya sekolah kepala sekolah hendaknya menegakkan lima
prinsip sebagai berikut:
1. selalu berorientasi pada pencapain tujuan; mengembangkan visi misi dengan jelas
2. menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas peran pendidik dalam
pengambilan keputusan.
3. berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan meningkatkan keyakinan bahwa
pendidik dapat mengembangkan prilaku yang mendukung perubahan.
4. memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik sehingga mereka berpndapat bahwa
kepala sekolahnya “benar” menunjang efektivitas mereka bekerja.
5. mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam interaksi formal maupun
informal.
Keberhasilan mengembangkan budaya sekolah ditentukan dengan efektivitas komunikasi dan
interaksi kepala sekolah dengan pemangku kepentingan sehingga membangkitkan kepatuhan,
disiplin, dan motif berpartisipasi untuk mewujudkan keunggulan.

H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang budaya sekolah?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi budaya
sekolah?
3. Apa manfaat materi budaya sekolah terhadap tugas Bapak /Ibu sebagai kepala sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan ?

POS Kepala Sekolah 85


86 POS Kepala Sekolah
POS Kepala Sekolah 87
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

A. Deskripsi Materi
Materi pelatihan kepemimpinan kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013
meliputi:
1. Konsep kepemimpinan pembelajaran
2. Tujuan kepemimpinan pembelajaran
3. Strategi pelaksanaan pogram kepemimpinan pembelajaran
4. Evaluasi keberhasilan kepala sekolah dalam peranannya sebagai pemimpin pembelajaran

B. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu melaksanakan kepemimpinan pembelajaran dan merancang rencana
tindakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.

C. Uraian Materi
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam
menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam
mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola kegiatan
sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah
mampu menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan
yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak
bisa menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam pengelolaan
sekolah, maka perlu diuraikan tentang konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat membuat anggota menjadi percaya, loyal, dan
termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Untuk itu, keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari performansi anggota. Salah satu faktor yang
menunjukkan performansi anggota adalah semangat kerjanya.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja guru
dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Hersey menunjukkan bahwa ada sepuluh faktor
yang mempengaruhi semangat kerja seseorang dalam melaksanakan tugas, yaitu kesiapan kerja,
kondisi kerja, organisasi kerja, kepemimpinan, gaji, kesempatan mengemukakan ide,
kesempatan mempelajari tugas, jam kerja, dan kemudahan kerja (Tiffin, 1952). Di sisi lain, hasil
penelitian Sylvia dan Hutchison juga menemukan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi
turunnya semangat kerja pegawai, khususnya guru, yaitu: (1) dukungan teman sejawat, (2)
hubungan dengan pimpinan, (3) gaji, (4) pekerjaan dan tanggung jawab, (5) kurangnya
kesempatan berkembang, (6) kondisi dan beban kerja yang berlebihan (Gorton, 1991). Secara
lebih jelas, Mc Laughtin menemukan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya
semangat kerja guru, yaitu: (1) kurangnya input dalam pengambilan keputusan, (2) kurangnya
hubungan teman sejawat, (3) dan kurangnya pengakuan prestasi.
Berdasarkan landasan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan sangat berperan
dalam meningkatkan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas. Tinggi rendahnya
semangat kerja guru banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Semakin baik
kepala sekolah menerapkan kepemimpinan, semakin tinggi semangat kerja pendidik dalam
melaksanakan tugas. Sebaliknya, semakin rendah kepala sekolah menerapkan kepemimpinan,
semakin rendah pula semangat kerja peserta didik dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah.

88 POS Kepala Sekolah


1. Konsep Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan kepala sekolah untuk
mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi pendidik, serta pada
akhirya mampu menciptakan kondisi belajar peserta didik. (Eggen & Kauchak 2004). Secara
implisit definisi ini mengandung maksud bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan
tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya
proses pembelajaran yang optimal.
Thomas Sergiovanni mengusulkan salah satu model pertama dari kepemimpinan
pembelajaran. Dia mengidentifikasi lima unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan,
yaitu: (1) teknis/keterampilan, (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5) budaya.
Ada sejumlah penjelasan tentang makna kepemimpinan pembelajaran telah disampaikan
oleh para ahli. Namun pada dasarnya dapat disarikan bahwa kepemimpinan pembelajaran
merupakan tindakan kepala sekolah yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang
mampu mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan internal sekolah sehingga
memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang merangsang para siswa untuk
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pemimpin pembelajaran yang efektif terlibat dalam
masalah-masalah kurikuler dan pembelajaran, yang kesemuanya itu mempengaruhi prestasi
belajar siswa (Cotton, 2003).

2. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran


Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajar agar terjadi
peningkatan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas,
inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat, karena ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat.
Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di sekolah karena mampu: (1)
meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara signifikan; (2) mendorong dan
mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik; (3)
memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah; dan (4) membangun komunitas belajar warga dan bahkan mampu
menjadikan sekolahnya sebagai sekolah pembelajar (learning school).
Kepemimpinan pembelajaran dapat terjadi secara langsung (direct instructional leadership)
ataupun tidak langsung (indirect instructional leadership) (Kleine-Kracht, 1993:12, dalam
Sulistyorini). Kepemimpinan pembelajaran secara langsung terjadi ketika kepala sekolah
bekerja dengan para guru dan staf lainnya untuk mengembangkan proses belajar mengajar.
Sebagai contoh, ketika kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi pendidik di kelas,
kegiatan diskusi untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan seorang guru, dan pemberian contoh pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan
kepemimpinan pembelajaran secara tidak langsung terjadi ketika kepala sekolah, antara lain
memberikan sejumlah kemudahan dan mendorong para guru dan staf untuk mengembangkan
diri, melakukan pengambilan keputusan secara bersama-sama (sharing on decision making),
dan mengubah tata nilai serta visi sekolah yang mengarah
kepada peningkatan kualitas pembelajaran. Kepala sekolah dalam
Beberapa ahli pendidikan mengajukan istilah kepemimpinan dinamika iptek adaptif
kependidikan (educational leadership) untuk menggantikan terhadap perubahan
istilah kepemimpinan pembelajaran. Hal ini dilatarbelakangi kurikulum
oleh pendapat bahwa istilah kepemimpinan pembelajaran
cenderung fokus kepada kepala sekolah sebagai pusat
kekuasaan dan otoritas. Sementara kepemimpinan kependidikan
dinilai memiliki makna yang lebih luas dan komprehensif.
(Gurr, Drysdale, dan Mulford, 2007: 3).
Pembaharuan kurikulum selalu menjadi tantangan dari waktu ke
waktu. Pergantian menjadi keharusan. Kini kepala sekolah
menghadapi tantangan perubahan, untuk menerapkan kurikulum
2013. Kesiapan yang perlu dicermati oleh kepala sekolah adalah

POS Kepala Sekolah 89


mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah yang adaptif
terhadap perubahan.
Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi terhadap perubahan dengan
menjadi kepala sekolah pembelajar sehingga memandang perubahan kurikulum sebagai
sesuatu yang seharusnya. Alasannya jelas, karena ilmu pengetahuan, teknologi, dan
tantangan kehidupan terus berubah, maka kebutuhan siswa pun terus berubah menyesuaikan
dengan kebutuhan zamannya. Lebih dari itu, kenyataan dari pengalaman kita bekerja
membuktikan bahwa apa yang kita hasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan
sehingga perubahan merupakan keharusan.
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala Sekolah menjadi penentu
utama keberhasilan sekolahnya. Tugas memimpin perubahan ada di tangannya. Selain
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang budaya sekolah.
Hubungan fungsional antara kempimpinan pembelajaran, manajemen perubahan,
pengembangan kultur sekolah yang bersinergi dengan manajemen pembelajaran terlihat pada
gambar di bawah ini.

Diagram Hubungan Kepemimpinan Pembelajaran, Manajemen Perubahan, dan Budaya


Sekolah

Kepemimpinan
Pembelajaran

Sikap

FAKTOR Manajemen Keteram


Manajemen
Perubahan Kelas
Siswa -pilan
EKSTERNAL

Pengeta
Budaya
huan
Sekolah

Diagram menjelaskan bahwa peran pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan


pengembang budaya sekolah merupakan input terhadap efektivitas pelaksanaan
pembelajaran. Semakin berdaya peran kepala sekolah dalam ketiga hal tadi akan
meningkatkan efektivitas pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Strategi Pelaksanaan Program Pembelajaran


Pembelajaran dalam pelatihan untuk meningkatkan peran kepemimpinan pembelajaran,
pengelolaan perubahan, dan peningkatan budaya sekolah agar dapat menjadi sekolah yang
kondusif sebagai wahana transformasi nilai dalam peningkatan strategi pembelajaran seperti
yang tergambar di bawah ini.

90 POS Kepala Sekolah


Pada gambar di atas terlihat jelas bahwa konteks pembelajaran interaktif merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kepentingan mengembangkan yang terintegrasi pada sistem nilai lokal,
nasional, dan global. Pembelajaran memerlukan dukungan interaksi sosial yang sehat dalam
internal sekolah serta dalam hubungan peserta didik dengan lingkungan sekitar.
Persoalan kritis di sini, sebagian kepala sekolah masih saja mengharapkan masa depan
sekolahnya menjadi lebih baik dengan mempertahankan strategi yang sama dengan yang
dilakukan sebelumnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa untuk perbaikan mutu sekolah di masa
depan memerlukan kepala sekolah yang inovatif.
Tugas utama kepala sekolah adalah mewujudkan keunggulan sekolah yang dipimpinnya. Ciri
keunggulan utama sekolah adalah keunggulan mutu lulusan yang memenuhi bahkan melebihi
standar. Berkaitan dengan itu, secara sistem efektivitas kepala sekolah ditentukan dengan
keunggulannya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan kemudahan belajar
peserta didik. Keunggulan pendidik ditentukan dengan motivasi dan kreasi dalam belajarnya,
terutama belajar dari pengalaman melaksanakan tugas dalam melakukan perbaikan
berkelanjutan.
Pelatihan ini difokuskan pada pengembangan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kepemimpinan yang Menjadi
bersifat terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi dalam memfasilatasi
pemimpin
pendidik melaksanakan perubahan yang berdampak pada
membaiknya proses pelaksanaan dan hasil belajar peserta didik. fasilitatif,
Ketajamannya diasah melalui komunikasi dan kolaborasi dengan interaktif,
teman sejawat sehingga berkembang inspirasi, menemukan ide-ide kolaboratif,
baru, memperbaiki strategi dan mempertajam daya analisis peserta inspiratif, dan
untuk memecahkan masalah melalui pengambilan keputusan
bersama. membuat
Setelah pelatihan diharapkan kepala sekolah membawa bekal keputusan
pengetahuan dan ketrampilan baru yang dapat digunakan kepala bersama .
sekolah dalam merencanakan tindakan pada proses penerapan
kurikulum 2013.
Sekolah adalah tempat siswa dapat belajar. Oleh karena itu, tugas utama seluruh pemangku
kewenangan adalah memastikan bahwa setiap peserta didik dapat belajar di sekolah,
memastikan bahwa sekolah sebagai tempat belajar yang aman dan kondusif untuk seluruh
peserta didik, memastikan bahwa seluruh peserta didik mendapat pelayanan belajar yang
bermutu sehingga peserta didik mengembangkan potensi dan prestasinya dirinya secara alamiah
untuk meraih keunggulan yang optimal.

POS Kepala Sekolah 91


Kepala sekolah memiliki tanggung jawab menjamin seluruh siswa belajar dan pendidik
melaksanakan tugas pendidik dalam mendidik, mengajar,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Tanggung jawab
Strategi pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan kepala sekolah:
ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi yang semakin cepat. menjamin guru efektif
Fokus belajar menguatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengajar dan siswa
peserta didik secara berimbang. Teknik pembelajaran makin belajar.
efektif seiring dengan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan
siswa bersaing pada konteks lokal, nasional, dan global.
Dalam tantangan yang amat kompleks, Kotter (1990)
membedakan antara kepala sekolah sebagai pemimpin dan sebagai
manajer. Tugas pemimpin adalah: (1) menentukan arah
pengembangan sekolah, mengembangkan visi masa depan, strategi
jangka panjang yang menghasilkan perubahan sesuai dengan visi,
(2) menyelaraskan hubungan orang-orang – berkomunikasi dalam mengembangkan kerja sama,
menciptakan kerja sama untuk lebih memahami visi dan membangun komitmen untuk
mewujudkannya, (3) Memotivasi dan menginspirasi pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik dapat bergerak ke arah Tugas kepala sekolah
yang sesuai tujuan. sebagai perencana
Tugas kepala sekolah adalah mengawal pengelolaan pembelajaran,
kegiatan dan
pada tiga kelompok tugas, yaitu, (1) mengembangkan perencanaan
anggaran,
dan anggaran, (2) mengembangkan organisasi, struktur organisasi
meningkatkan
dan pembagiatan tugas, meningkatkan kapasitas staf, dan mengisi
struktur dengan mempertimbangkan kemampuan individu, kapasitas SDM, dan
mengkomunikasikan rencana, dan mengembangkan sistem pemantau
monitor pelaksanaan, (3) mengontrol kegiatan dan memecahkan perkembangan
masalah dalam kegiatan formal seperti dalam rapat atau dalam kegiatan.
pertemuan informal.
Pengaruh kepala sekolah ditentukan dengan peningkatan integritas diri, berdisiplin, dan menjadi
personal pembelajar. Ia mendapat pengakuan dan perlakuan sebagai pemimpin. Pengaruhnya
ditentukan dengan pengambilan keputusan yang diharapkan pendidik, peserta didik, dan
pemangku kepentingan lainnya. Semakin tinggi tingkat
kesesuaian dan pengakuan semakin kuat pengaruhnya. Dalam Budaya sekolah yang baik
situasi seperti itu tumbuh kepatuhan kepada pemimpin. diraih dari kebiasaan belajar;
berpikir logis: faktual,
Kuatnya kepemimpinan kepala sekolah bergantung pada
konseptual, prosedural;
pengambilan keputusan berlandaskan data. Ia pandai percaya diri, dan berkarya.
memecahkan masalah karena tidak hanya mengandalkan
pikirannya sendiri, melainkan pandai memfasilitasi pemikiran
bersama.
Pembaharu budaya sekolah merupakan sisi penting yang tidak kalah menentukan keberhasilan.
Pemahamannya tentang nilai, pola pikir, keyakinan, motivasi, semangat berinovasi warga
sekolah sangat penting untuk terus menerus
dicermati. Pemahaman ini menjadi dasar dalam
memperjelas visi-misi, tujuan sekolah, mutu
proses, dan output yang diharapkan menjadi
salah satu pendukung efektivitas peran kepala
sekolah dalam pengembangan budaya
berkarya.
Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum
2013 akan sangat ditentukan dengan
keberhasilan kepala sekolah mengembangkan
budaya yang direalisasikan dalam kebiasan
berpikir, bertindak dan berkarya. Keterampilan
berpikir ilmiah serta terampil pada berpikir

92 POS Kepala Sekolah


level tinggi akan tumbuh jika sekolah mengembangkannya melalui strategi pengembangan
pembiasaan dalam aktivitas sekolah sehari-hari. Belajar menerapkan berpikir ilmiah tidak hanya
dalam batas interaksi belajar di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas. Pendidik dan peserta
didik berinteraksi dalam penguasaan keterampilan menggunakan: (1) fakta, (2) konsep, (3)
prosedur, dan (4) metakognitif.

Bagaimana mengembangkan siswa yang berahlak,


berpengetahuan dan berketerampilan?

Kepala sekolah dalam memerankan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya dapat
memenuhi enam prinsip, yaitu: (1) membangun tujuan bersama, (2) meningkatkan kreasi dan
inovasi dalam mengembangkan kurikulum, (3) mengembangkan motivasi pendidik dalam
mengembangkan kompetensi, (4) menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran melalui
pelaksanaan monitoring atau supervisi, (5) mengembangkan sistem penilaian dalam memantau
perkembangan belajar peserta didik, dan (6) mengambil keputusan berbasis data.
Dalam menunjang efektivitas pengambilan keputusan kepala sekolah hendaknya menghimpun
data dengan menggunakan strategi berikut:
a. menjadi pendengar,
b. berbagi pengalaman,
c. menggunakan contoh,
d. memberikan peluang untuk memilih,
e. menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu
f. mendorong pendidik berani mengambil resiko
g. menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ;
Dalam tugas utama memantau atau melaksanakan supervisi, menurut Joseph Blase and Jo Blase
(1999), dalam kegiatan sehari-hari kepala sekolah melakukan strategi berikut:
a. Memberikan saran;
b. Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik;
c. Mengembangkan model;
d. Menggunakan hasil riset,
e. Meminta pendapat;
f. Memberikan pujian atau penghargaan.

POS Kepala Sekolah 93


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam perannya sebagai
pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan daya inisiatif dan interaktif dengan seluruh
pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah membangun kekuatan moral
yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan, dan keyakinan bersama dalam merencanakan,
melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi program.
Agar dapat mengembangkan moral kebersamaan kepala sekolah perlu bertindak efektif yang
ditunjukkan dalam aktivitas sebagai berikut;
a. Meminta pendapat
b. Mendengarkan saran atau gagasan
c. Memberikan umpan balik
d. Berbagi pengalaman
e. Mengembangkan contoh atau model
f. Memberi peluang untuk memimilih
g. Menyikapi kebijakan baru dengan arif
h. Memberi peluang kepada guru berani mengambil resiko
i. Menyediakan sumber belajar
j. Memberi pujian atau menghargai.
Konsep di atas memandu para kepala sekolah dalam memerankan diri sebagai pemimpin
pembelajaran meliputi tiga bidang tugas yaitu menentukan arah pengembangan sekolah,
menyelaraskan hubungan kerja, dan meningkatkan motivasi pendididik, peserta didik, dan
tenaga kependidikan lainnya. Hubungan antara ketiganya dapat dilihat pada gambar berikut :

Peran pertama kepala sekolah adalah menentukan arah pengembangan sekolah. Peran
penting kepemimpinannya terefleksikan dalam tugas menetapkan keputusan berbasis data
dan penetapan kebijakan sekolah. Dampak lanjutannya kepala sekolah memfasilitasi satuan
pendidikan menentukan visi-misi, tujuan, dan strategi dalam meningkatkan efektivitas
perannya sebagai kepala sekolah.
Tugas penting berikutnya adalah menyelaraskan hubungan kerja antar personal seluruh
pemangku kepentingan.

94 POS Kepala Sekolah


Hubungan yang harmonis antar pendidik, antar peserta didik, antar tenaga kependidikan
serta hubungan antara para pemangku kepentingan merupakan prasyarat tercapainya tujuan.
Hubungan yang efektif perlu dikembangkan melalui komunikasi, penciptaan kerja sama,
koordinasi, dan sinkronisasi antar komponen sistem internal sekolah.
Tugas berikutnya adalah meningkatkan motivasi para pemangku kepentingan.
Pengembangan menggunakan dua strategi yaitu motivasi internal dan eksternal. Motivasi
dari dalam kepala sekolah dapat mengembangkan melalui penentuan target yang lebih
tinggi dari pada pencapaian sebelumnya dan memberikan penghargaan kepada para
pemangku kepentingan yang mencapai target mutu. Sedangkan peningkatan motivasi
eksternal kepala sekolah dapat melakukan melalui pengembangan semangat berkompetisi
dan penetapan bencmarking sekolah pesaing yang sejenis.
4. Keberhasilan Kepala Sekolah Efektif Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Keberhasilan kepala sekolah efektif sebagai pemimpin pembelajaran sebagai berikut: (1)
sebagai penyedia sumber daya, menunjukkan kemampuan dan manajemen waktu dan
sumber daya yang secara efektif, menunjukkan kondisi kelas sebagai master pengubah, dan
mampu mengenal dan memotivasi anggota staf sekolah, (2) sebagai sumber instruksional
terlihat dan memajukan kondisi kelas yang efektif untuk menunjang hasil belajar,
mendorong staf pengajar untuk menggunakan berbagai macam materi pengajaran dan
strategi belajar mengajar, memberikan perhatian dan mampu mengembangkan gagasan
inovatif, (3) sebagai komunikator, menyampaikan visi sekolah secara jelas, memahami
tujuan sekolah serta mampu menerjamahkan, membina hubungan yang efektif dengan
stakeholders, jelas dalam menyampaikan sesuatu, baik lisan maupun tulisan. (4)
kehadirannya bermakna; mampu berinteraksi dan mempengaruhi seluruh lingkungan sekolah
(pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan petugas lainnya).

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran
berbasis aktivitas (lesson learning), pembelajaran berbasis tugas (learning based project).
Langkah kegiatan pembelajaran dilakukan pada beberapa langkah berikut:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat bahan ajar materi Kepemimpinan Pembelajaran
1. Menyusun beberapa pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
2. Mengumpulkan beberapa informasi dengan mengamati video tentang pelaksanaan
Kepemimpinan Pembelajaran. Mengumpulkan beberapa fakta tentang perubahan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi dari tayangan video.
4. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
5. Refleksi

E. Penilaian
1. Sikap
a. Kedisiplinan : hadir tepat waktu, menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Kerjasama : memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan baik
c. Tanggung jawab : Mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan bersama-
sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
kelompok

2. Pengetahuan
Tes Tulis : Tes awal dan Tes akhir

POS Kepala Sekolah 95


3. Keterampilan
a. Keterampilan berpikir
b. Keterampilan reaktif
c. Keterampilan interaktif
d. Keterampilan kontibusi dalam kelompok
e. Keterampilan memimpin

F. Lembar Kerja

LKKS 3.A3
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

Penyelesaian tugas ini umum untuk membekali peserta medapat pengalaman dan keterampilan dalam
meningkatkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengerahkan sumber
daya secara efektif sehingga dapat menjamin terwujudnya kualitas pembelajaran yang diharapkan
pada pelaksanaan kurikulum 2013.

Deskripsi indikator kompetensi, materi yang perlu kepala sekolah kuasai, dan deskripsi aktivitas
belajar dapat dilihat pada gambar berikut:

Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan Kepala sekolah untuk


mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirya
mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat. Dalam fungsinya sebagai pengarah yang

96 POS Kepala Sekolah


inspiratif kepala sekolah hendaknya dapat mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan
internal sekolah sehingga memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang merangsang
para siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Untuk mendukung berkembangnya kondisi sekolah seperti yang diharapkan sekurang-kurangnya
kepala sekolah mampu menetukan arah perubahan, menyeleraskan hubungan kerja orang-orang di
sekolah, dan meningkatkan motivasi berprestasi. Harapan demikian dipetakan pada gambar di bawah
ini.

Definisi dan ruang lingkup kegiatan kepala sekolah dalam melaksanakan peran sebagai
pemimpin pembelajaran yang telah dikuasai, diharapkan dapat mengungkit inspirasi Saudara
sehingga mendapatkan pikiran baru untuk memperbaharui model-model tindakan
kepemempinan di sekolah. Untuk mengeksplorasi gagasan baru, ada baiknya Saudara langsung
mencoba mengerjakan lembar kerja di bawah ini.

Perumusan Masalah
A.Amati gambar ruang lingkup kepemimpinan pembelajaran. Selajutnya rumuskan pertanyaan
untuk mendalami fakta dan konsep dengan menggunakan model berikut:

Apa...?

Mengapa....?

POS Kepala Sekolah 97


Bagaimana....?

B. Berdasarkan pertanyaan yang telah Saudara rumuskan, coba rumuskan masalah yang paling
strategis pada peran kepempimpinan pembelajaran yang perlu Saudara pecahkan
Contoh pertanyaan:
1) Apakah kepala sekolah telah berperan efektif sebagai pemimpin pembelajar?
Rumusan pertanyaan tersebut dapat diubah ke dalam bentuk pernyataan masalah seperti
berikut:
2) Kepala sekolah belum efektif berperan sebagai pemimpin pembelajaran.

Berdasarkan contoh itu, coba rumuskan satu masalah yang Saudara paling penting untuk
mengembangkan peran kepemimpinan di sekolah.

Kondisi Nyata Kondisi Yang diharapkan

Masalah pada peran kempimpinan:

C. Mengembangkan Solusi:
Berdiskusilah dalam kelompok untuk pengetahuan, fakta, data, informasi dari pengalaman
Saudara sebagai kepala sekolah. Selanjutnya tentukan solusi untuk menyelesaikan masalah.
Tidakan apa yang akan Saudara lakukan agar pelaksanaan kurikulum berhasil mencapai
tujuan?
Contoh Rencana Tindakan: Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran akan
mengadakan rapat tiap akhir bulan dengan guru-guru secara bekala, membahas data yang
terhimpun dari kegiatan supervisi, dan menggunakan data untuk bahan perbaikan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Berikut rumuskan program kepemimpinan yang akan Saudara lakukan.

Program:

Tujuan:

Indikator Keberhasilan:

98 POS Kepala Sekolah


D.Faktor penunjang dan penghambat:

Penunjang
................................................................................................................................

Penghambat
..................................................................................................................................

E. Strategi Kepemimpinan
a. Melaksanakan pertemuan berkala untuk memantau perkembangan keterlaksanaan dan
keberhasil menerapkan kurikulum 2013.
Strategi:
a. Mengarahkan guru dalam menyusun RPP
b. Menelaah RPP
c. Melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik meliputi;
1) Pertemuan pra-supervisi
2) Pelaksanaan supervisi
 Monitoring input, proses, dan output
 Wawancara
 Studi dokumen
 Penilaian
 Penyusunan Rekomendasi
3) Evaluasi–Refleksi terhadap seluruh kegiatan supervisi
d. Membahas data hasil telaah RPP dan Supervisi dalam rapat rutin bulanan. Hasil
pembahasan digunakan kepala sekolah untuk mengarahkan dan membangun
motivasi guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa.

Berdasarkan contoh di atas, coba rumuskan strategi kepemimpinan pembelajaran yang


akan Saudara lakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013:

Rencana Strategi Tujuan Indikator Keberhasilan

F. Tentukan instrumen untuk mengukur keberhasilan Saudara pada format berikut:


Pencapaian Tujuan
target
mencapai
Belum

target
Mencapai

Target
Melebihi

Tujuan dan Deskripsi


Tindakan
No. Indikator ketercapain
Kepemimpan
Keberhasilan tujuan

Kelompok..........
Ketua
Sekretaris
Anggota

POS Kepala Sekolah 99


G. Rangkuman
Kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan kepala sekolah yang mengarah pada
terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan
internal sekolah sehingga memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang
merangsang para siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pemimpin pembelajar yang
efektif terlibat dalam masalah-masalah kurikuler dan pembelajaran, yang kesemuanya itu
mempengaruhi prestasi belajar siswa (Cotton, 2003).
Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar terjadi
peningkatan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas,
inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat - karena ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat. Kepemimpinan pembelajaran
sangat penting untuk diterapkan di sekolah karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar
siswa secara signifikan; (2) mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa; (3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (4) membangun komunitas belajar warga dan
bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah pembelajar (learning school).
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab menjamin seluruh siswa belajar dan guru
melaksanakan tugas pendidik dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa. Strategi pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi yang semakin cepat. Fokus belajar menguatkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa secara berimbang. Teknik pembelajaran makin efektif
seiring dengan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan siswa bersaing pada konteks lokal,
nasional, dan global. Pengaruh kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran dipengaruhi
dari integritas diri, disiplin dan cerdas dalam pengambian keputusan.
Tugas kepala sekolah dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan
daya inisiatif dan interaktif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah membangun kekuatan moral yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan, dan
keyakinan bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi
program.

H. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang, Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi kepemimpinn pembelajaran ?
1. Pengalaman penting apa yang, Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi kepemimpinn
pembelajaran ?
2. Apa manfaat materi kepemimpinan pembelajaran terhadap tugas, Bapak/Ibu sebagai kepala
sekolah?
3. Apa rencana tindak lanjut yang akan, Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan pelatihan?

100 POS Kepala Sekolah


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D. & Anderson, LA 2001. Beyon Change Management: Advanced Strategies for Today’s
Transformational Leaders. San Francisco: Jossey-Bass.

Bradford, D.L. and Burke, W.W. 2005. Reinventing Organization Development. New Approaches to
Change in Organizations San Francisco, CA: Pfeiffer.

Celtus R. Bulach, Fred C. Lunenburg, and Les Potter, 2011. High-Performing School: A
comprehensive Approach to School Reform, Dropout Prevention, and Bullying Behavior, Second
Edition, Rowman & Littlefield education, USA.

Fullan Michael, 2001. Leading in A Culture of Change, Jossey-Bass, San Francisco.

Glickman, C.D., Gordon, S.P. and Ross-Gordon, J.M. 1995. Supervision of Instruction: A
Developmental Approach, 3rd ed., Allyn and Bacon, Boston, MA.

Gordon Mitchell. 1999. Change Management: Best Practice in Whole School Development, Danida,
Denmark.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013. tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013. tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta :
Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013. tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013. tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta :
Kemdikbud
Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Gramedia. Jakarta.

POS Kepala Sekolah 101


Kooter, John P. 1990. A Force For Change: How Leaders Differs From Management. The Free
Press. New York.

MacGregor Burns, James. 1978. Leadership, Harper & Row, London.

Senge, Peter M. 1990, The Fifth Discipline, Doubleday/Currency,


Sergiovanni, T.J. 1996. Moral Leadership, Jossey-Bass, San Francisco, CA
Stanley Gordon. 2006. Seven Principles fo Change Management, Faculty of Education and Social
Work, University of Sydney, Australia.
Stolp, Stephen .1994. Leadership for School Culture, Eric Digest. USA

102 POS Kepala Sekolah


PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAGI KEPALA SEKOLAH

MANAJEMEN
IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014

POS Kepala Sekolah 103


BAB I
PENDAHULUAN

A. PETUNJUK PEMBELAJARAN

Membaca Bahan Diskusi Presentasi dan Refleksi


Pelatihan Menyusun
Rangkuman
1 Jp 5 Jp 2 Jp
4 Jp
Menyusun
Membaca Bahan Pelatihan rangkuman
Peserta melaksanakan kegiatan eksplorasi dengan cara menggali informasi sebanyak-
banyaknya melalui kegiatan membaca bahan pelatihan

Diskusi
Dengan panduan lembar kerja, peserta melaksanakan diskusi secara berkelompok untuk
mengisi LK

Presentasi dan Menyusun Rangkuman


Hasil diskusi disusun sebagai bahan presentasi, setelah dipresentasikan maka peserta
pelatihan bersama kelompok menyusun rangkuman

Refleksi
Peserta pelatihan melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari

B. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


1. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
2. Mengidentifikasi muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. Mengatur beban belajar di satuan pendidikan
4. Menyusun agenda sekolah sesuai kalender pendidikan
5. Menetapkan sistem penilaian di sekolah
6. Mengolah hasil penilaian kelas
7. 7Merancang program tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.

C. RUANG LINGKUP MATERI


1. Materi Penyusunan KTSP meliputi :
a. perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah
b. penyusunan muatan kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan
c. Pengaturan beban belajar sesuai kurikulum 2013
d. Penyusunan kalender akademik sesuai dengan kalender pendidikan

2. Materi pengelolaan Penilaian meliputi:


a. Menetapkan sistem penilaian.
b. Mengolah hasil penilaian kelas
 Rekap hasil penilaian kelas
 Pemetaan pengolahan hasil penilaian
 Pengembangan bank soal

104 POS Kepala Sekolah


c. Merancang program tindak lanjut hasil penilaian kelas
 Remedial dan Pengayaan
 Refleksi bagi Guru

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh Kepala Sekolah. Selain disajikan prinsip-
prinsip dan kebijakan, dilakukan diskusi kelompok, latihan-latihan, dan praktik untuk
pendalaman materi yang mendorong kreativitas untuk berinovasi. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan kembali
pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam
suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.

1. Aktivitas individual meliputi:


a. memahami dan mencermati materi pelatihan;
b. mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan
belajar;
c. menyimpulkan materi manajemen implementasi kurikulum 2013;
d. melakukan refleksi.

2. Aktivitas kelompok meliputi:


a. mendiskusikan materi pelatihan;
b. bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus;
c. membuat rangkuman;
d. refleksi.

POS Kepala Sekolah 105


BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Penyusunan Dokumen KTSP

A. DESKRIPSI MATERI
Materi Penyusunan Dokumen KTSP akan membahas tentang komponen KTSP yaitu
komponen-komponen dari KTSP menurut KTSP tahun 2006 dibandingkan dengan
perubahan yang ada pada kurikulum tahun 2013. Komponen yang harus disesuaikan dan
dikembangkan sesuai dengan perubahan kurikulum tahun 2013 adalah: 1) Visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan; 2) Muatan kurikulum nasional, daerah, dan kekhasan satuan
pendidikan; 3) Pengaturan beban belajar; 4) Kalender pendidikan.

B. TUJUAN PELATIHAN
Adapun tujuan pelatihan ini agar peserta dapat:
1. Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
2. Mengidentifikasi muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. Mengatur beban belajar di satuan pendidikan
4. Menyusun agenda sekolah sesuai kalender pendidikan

C. URAIAN MATERI
1. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan tahun pelajaran 2013/2014 pada sejumlah
sekolah sasaran. Dalam rangka implementasi selanjutnya semua kegiatan sekolah harus
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013 tersebut. Salah satu kegiatan dalam
pengelolaan sekolah adalah penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Adapun
landasan yuridis yang harus diperhatikan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan adalah: UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemeritah No 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 19 tahun 2007,
Permendikbud No. 54, 64, 65, 66, dan 81a Tahun 2013.
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah yang digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain visi adalah pandangan jauh ke depan
ke mana sekolah akan dibawa. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh
sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya.
Gambaran masa depan atau visi tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu
Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah Peraturan Pemerintahannya, khususnya tujuan
pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai demgan profil sekolah
yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus tetap berada dalam koridor
kebijakan nasional, tetapi sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani.
Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan
masyarakat yang dilayani sekilah tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan
sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari
koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.

Karakteristik Kurikulum 2013 :


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

106 POS Kepala Sekolah


3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

a. Penyusunan Visi
Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan
dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak langkah
organisasi menuju masa depan yang lebih baik, sehingga eksistensi/keberadaan
organisasi dapat diakui oleh masyarakat. Visi merupakan gambaran tentang masa depan
(future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Ini sejalan
dengan pendapat Akdon, yang menyatakan bahwa “Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang
menjangkau masa yang akan datang” (2006:94).

Gambar-1
Rumusan Visi
Visi yang tepat bagi suatu instansi pemerintah akan menjadi accelerator (pemercepat)
kegiatan instansi pemerintah bersangkutan, meliputi perencanaan strategi, perencanaan
kinerja tahunan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja,
pengukuran kinerja, dan evaluasi pengukuran kinerja instansi tersebut.
1) Syarat perumusan visi
a) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang
ingin diwujudkan.
b) Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
c) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
d) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
e) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.

POS Kepala Sekolah 107


f) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

2) Prosedur Perumusan Visi adalah sebagai berikut :


Perumusan Visi Satuan Organisasi dilakukan prosedur dan tahapan sebagai
berikut :
a) Mengkaji makna visi satuan organisasi diatasnya unuk digunakan sebagai
acuan;
b) Menginventarisasi rumusan tugas satuan organisasi yang tercantum dalam
struktur dan tata kerja satuan organisasi yang bersangkutan;
c) Rumusan tugas satuan organisasi tersebut dirangkum dan dirumuskan
kembali menjadi konsep rumusan visi satuan organisasi;
d) Konsep rumusan visi satuan organisasi didiskusikan dengan seluruh anggota
organisasi untuk memperoleh masukan, klarifikasi dan saran-saran;
e) Rumusan Visi Satuan Organisasi dikomunikasikan dengan seluruh
stakeholders guna memperoleh penyempurnaan;
f) Rumusan Visi Satuan Organisasi yang telah menjadi kesepakatan ditetapkan
dengan Keputusan Pimpinan Satuan Organisasi, sehingga visi tersebut
menjadi milik bersama, mendapat dukungan dan komitmen seluruh anggota
organisasi.
3) Kriteria Visi
Rumusan Visi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :
a) Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat;
b) Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;
c) Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang yang
membawa eksistensi/keberadaan suatu organisasi;
d) Menarik bagi seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang terkait
(stakeholders);
e) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
f) Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang
terdapat dalam suatu organisasi;
g) Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran organisasi
ikut berperan dalam pencapaiannya;
h) Mampu menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi;
i) Menjamin kesinambungan kepemimpinan dan kebijakan organisasi serta
menjembatani keadaan masa sekarang dan masa yang akan datang;
j) Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan
perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.

4) Teknik Perumusan Visi


Visi Satuan Organisasi dirumuskan dengan cara sebagai berikut :
Mereview (meninjau kembali) masalah yang dihadapi, baik internal maupun
eksternal dengan pendekatan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats (SWOT); dengan cara menganalisis konteks tentang kekuatan,
kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. Serta melihat peluang dan ancaman yang
terjadi di sekeliling sekolah.

108 POS Kepala Sekolah


Matriks SWOT

STRENGTHS WEAKNESSES
ALI Susun daftar kekuatan Susun daftar kelemahan
ALE 1. …………………………. 1. ………………………….
2. …………….…………… 2. …….……………………
3. …………………………. 3. ………………………….

Strategi SO Strategi WO
OPPORTUNITIES
Pakai kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
Susun daftar peluang
memanfaatkan peluang dgn memanfaatkan peluang
1. ……………………….
1. …………………………. 1. ………………………….
2. ……………….………
2. …………….…………… 2. ………………….………
3. ……………………….
3. …………………………. 3. ………………………….
Strategi ST Strategi WT
THREATS
Pakai kekuatan untuk Perkecil kelemahan dan
Sususn daftar ancaman
menghindari ancaman hindari ancaman
1. ……………………….
1. …………………………. 1. ………………………….
2. ………………….……
2. ……….………………… 2. ………….………………
3. ……………………….
3. …………………………. 3. ………………………….

Ket:

ALI (Analisis Lingkungan Internal)


ALE (Analisis Lingkungan Eksternal)
SO (Strengths- Opportunities)
ST (Strengths- Threats)
WO (Weakness-Opportunities)
WT (Weakness- Threats)

POS Kepala Sekolah 109


a) Melibatkan seluruh anggota satuan organisasi dan satuan kerja untuk
memberikan partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan
kemampuannya;
b) Menumbuhkan sikap rasa memiliki (melu handarbeni atau sense of
belongingness) mengenai visi yang akan dirumuskan bersama.
c) Mengakomodasi cita-cita dan keinginan seluruh anggota satuan organisasi
atau satuan kerja. Dengan pendekatan seperti ini (bottom up) akan
menstimulasi segenap komponen yang ada dalam satuan organisasi untuk
memberikan kontribusi terbaiknya bagi pencapaian visi yang akan disepakati.
d) Rumusan Visi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan
kepada seluruh anggota organisasi dengan pendekatan yang demokratis dan
terbuka untuk penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari
bawah.

b. Penyusunan Misi

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Suatu pernyataan misi setidaknya harus mampu menjawab tiga pertanyaan, berikut ini:

 Apa yang akan kita lakukan?


 Untuk siapa kita melakukannya?
 Bagaimana kita melaksanakannya?

WHAT?
(Customer Functions,
Products Or Services)

HOW?
WHO?
(Activities, (Customer or
Technologies,
Client Groups)
Methodologies)

1
Bryson, op. cit., pp. 52-53
Gambar-2

1) Tujuan Perumusan Misi


Misi organisasi adalah pangkal dari perencanaan strategi suatu organisasi. Misi
organisasi akan menggiring penentuan tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh
organisasi, untuk itu perlu dirumuskan secara cermat dan memungkinkan untuk
dicapai serta dapat diukur pencapaiannya. Perumusan misi organisasi merupakan
hal yang mendasar meskipun sulit, namun harus diupayakan.

110 POS Kepala Sekolah


Perumusan dan penetapan misi organisasi harus secara eksplisit menyatakan apa
yang akan dicapai atau fungsi apa yang dilaksanakan oleh organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi.
Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi dan seluruh komponen yang
terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh
komponen organisasi guna mewujudkan tujuan organisasi.

2) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain:
Berdasarkan pengertian, teknik perumusan, prosedur perumusan dan kriteria misi
sebagaimana diuraikan di atas, terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian
dalam perumusan misi yaitu :
a) Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak
dicapai oleh sekolah.
b) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan”
dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada
rumusan visi.
c) Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
d) Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan
pada masyarakat (siswa)
e) Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

3) Kriteria Misi
Rumusan misi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :
a) Rumusannya sejalan dengan visi satuan organisasi/satuan kerja;
b) Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas;
c) Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan;
d) Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;
e) Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi.

c. Tujuan satuan pendidikan

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan
pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan
setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa
mendatang (Akdon, 2006:143). Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu
tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator.
Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi.

POS Kepala Sekolah 111


1) Beberapa kriteria penyusunan tujuan antara lain :
a) mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan
nilai-nilai organisasi.
b) Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi,
program dan sub program organisasi.
c) esensinya tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan, atau dalam hal
isu strategik hasil yang diinginkan.
d) biasanya secara relatif berjangka panjang
e) menggambarkan hasil program
f) menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi.
g) menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

2) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan sekolah :


a) Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel
b) Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi ,oleh Karena itu harus selaras
dengan visi dan misi
c) Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan dan
kapan diselesaikannya

Penjabaran dari visi dan misi ke tujuan dan sasaran dapat digambarkan seperti berikut
ini.1

VISI

MISI

TUJUAN

SASARAN

Memperhatikan gambar di atas, maka jelas keterkaitan antara visi, misi, tujuan (goals),
dan sasaran (objectives).

VISI
MISI

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

1
Diadaptasi dari Bahan Pelatihan Strategic Planning, CPSC, Manila, 2002.
112 POS Kepala Sekolah
1. Contoh Visi Sekolah

a. Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu,
berpendidikan tinggi, yang memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat,
lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan
visinya:

UNGGUL DALAN PRESTASI, BERAKHLAK QURKARIMAH,


TERAMPIL DAN MANDIRI

b. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju dari sekolah
perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah favorit atau
berprestasi dapat merumuskan visinya:

TERDIDIK, TERAMPIL, DAN MANDIRI BERDASARKAN IMAN TAQWA

c. Sekolah yang terletak di pinggiran kota (urban) yang umumnya tingkat


kemajuannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan,
masyarakatnya pekerja, perilaku moral rendah, dan banyak peserta didiknya tidak
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:

BERAKHLAK QURKARIMAH, MANDIRI, DAN TERAMPIL


BERDASARKAN IMTAQ.

Ketiga contoh visi tersebut, sama-sama benar sepanjang dalam koridor tujuan
pendidikan nasional, sesuai dengan tujuan dari setiap jenjang sesuai dengan
peraturan pemerintah..

Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filosofi seperti contoh di atas
seringkali memiliki aneka tafsir, setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda
sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya. Bahkan jika terjadi
penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang baru tidak jarang memberi tafsir
yang berbeda kepada kepala sekolah sebelumnya. Oleh karena itu agar tidak memberikan
tafsir yang berbeda, visi itu sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator atau
penanda-penanda yang dimaksudkanya.

Perhatikan contoh penjelasan indikator-indikator visi


Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa dapat dijabarkan indikator sebagai
berikut:

VISI INDIKATOR
Unggul dalam prestasi  Unggul dalam memperoleh UASBN atau UN
 Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di
atasnya
 Unggul dalam karya ilmiah remaja
 Unggul dalam lomba kreativitas
 Unggul dalam lomba kesenian
 Unggul dalam lomba olah raga
 Unggul dalam keterampilan (mengoperasikan Komputer dan
internet, Public Speaker)
Beriman dan bertaqwa  Unggul dalam disiplin
 Unggul dalam aktvitas keagamaan
 Unggul dalam kepedulian social

POS Kepala Sekolah 113


3) Contoh Misi Sekolah

Misii Indikator (misi)


Mengembangkan sumber  Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
daya secara optimal dalam efektif sehingga setiap peserta didik berkembang
rangka mempersiapkan siswa secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
di era global  Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif
kepada seluruh warga sekolah.
 Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk
mengenali potensi dirinya sehingga dapat dapat
dikembangkan secara optimal.
 Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi
sumber kearifan dalam bertindak.
 Menerapkan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah warga sekolah dan
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.

Contoh Tujuan Sekolah

Rumusan Tujuan Indikator (Tujuan)


Menghasilkan lulusan yang  Pada tahun 2014 rata-rata UASBN mencapai
kompetitif dan berbudaya nilai minimal 7,00.
 Pada tahun 2014 proporsi lulusan yang
melanjutkan ke sekolah unggul minimal 40%
 Pada tahun 2015 memiliki tim kesenian yang
tampil pada acara setingkat propinsi.

Tugas

1. Amati, observasi gambar di atas kemudian deskripsikan

2. Temukan data faktual berkaitan dengan instusi/lembaga atau sekolah dimana Anda
bertugas

3. Analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan (goals), dan sasaran (objectives),
program dan kegiatan

114 POS Kepala Sekolah


2. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada
tingkat nasional, tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.

a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana
yang diatur dalam ketentuan:

1) untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
2) untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs;
3) untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA;
4) untuk SMK/MAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK;
Secara rinci muatan kurikulum tingkat nasional untuk jenjang Pendidikan Dasar yang
terdiri satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs diorganisasikan pada kelompok mata
pelajaran wajib A dan wajib B. Sedang pada jenjang pendidikan menengah, yang terdiri
dari SMA/MA dan SMK/MAK diorganisasikan pada mata pelajaran kelompok wajib A,
wajib B dan mata pelajaran peminatan. Peminatan pada SMK/MAK dinamakan paket
keahlian yang diorganisasikan pada kelompok mata pelajaran dasar bidang kejuruan,
dasar kejuruan, dan paket keahlian.
b. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh
daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan
gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah
kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

c. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan


Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata
pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
Peran kepala sekolah dalam menyusun dan mengelola muatan kekhasan sekolah. dengan
memberdayakan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah dibantu oleh kepala sekolah
sebagai pembina dan narasumber. Bahan kajian yang bisa dijadikan kekhasan sekolah
misalnya: keterampilan berbahasa asing, komputerisasi, seni budaya, dan
keterampilan/kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dari industri
pasangannya. Hal ini dimulai dengan mengadakan sosialisasi kepada seluruh warga
sekolah agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekolah,
serta kepentingan globalisasi.

3. Beban Belajar pada Kurikulum 2013

Untuk mencapai tujuan satuan pendidikan diperlukan pengaturan beban belajar yang sesuai
dengan perkembangan peserta didik, muatan pembelajaran, kecepatan belajar dan jenjang
pendidikannya. Kurikulum tahun 2013 (KTSP) mengatur beban belajar dalam bentuk Sistem
Paket atau Sistem Kredit Semester

POS Kepala Sekolah 115


a. Sistem Paket

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat
pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran. Beban belajar pada sistem paket
berdasarkan Permendikbud No 67, 68, 69 dan 70 tahun 2013 terdiri atas pembelajaran tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

1) Beban belajar tatap muka


Merupakan keseluruhan kegiatan interaksi pembelajaran yang terjadi di sekolah antara
pendidik - peserta didik dan harus diikuti oleh peserta didik dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun pembelajaran. Adapun beban belajar tatap muka pada setiap
jenjang berbeda sesuai dengan karakteristik perkembangan usia peserta didik dan muatan
pembelajaran yang dipelajarinya. Adapun beban belajar tatap muka setiap jenjang satuan
pendidikan adalah sebagai berikut :

a) Beban Belajar Sistem Paket Sekolah Dasar


(1) Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
(2) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
(3) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
(4) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
(5) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.
(6) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
(7) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
(8) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
(9) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
(10) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.

b) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama


(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan
dalam jam pembelajaran per minggu.
(2) Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam pembelajaran.
(3) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
(4) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
(5) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
(6) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
(7) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.

c) Beban Belajar Sekolah Menengah Atas


(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu.
(2) Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.
(3) Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pembelajaran.
(4) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

116 POS Kepala Sekolah


(5) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
(6) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
(7) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
(8) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu

d) Beban Belajar Sekolah Menengah Kejuruan


(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu
Kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam pembelajaran.
(2) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
(3) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
(4) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
(5) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
(6) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
(7) Beban belajar kegiatan praktik kerja di SMK diatur: (i) 2 (dua) jam praktik di
sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka, dan (ii) 4 (empat) jam praktik di
dunia usaha dan industri setara dengan 2 (dua) jam tatap muka.

e) Beban Belajar Penugasan Terstruktur dan Mandiri Sistem Paket


Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan
yang menggunakan Sistem Paket menggunakan proporsi terhadap tatap muka antara
0%-40% untuk SD/MI, 0%-50% untuk SMP/MTs, dan 0%-60% untuk
SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Di luar pengaturan yang telah diuraikan di atas, satuan pendidikan dapat menambah
beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
Konsekuensi penambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan pendidikan yang bersangkutan.

b. Sistem Kredit Semester


Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan
dalam satuan kredit semester (SKS), dengan beban belajar 1 (satu) SKS terdiri atas 1 (satu)
jam pembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur, dan 1 (satu) jam kegiatan
mandiri.

1. Prinsip-Prinsip Penggunaan Beban Belajar Sistem SKS


Penyelenggaraan SKS di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK mengacu pada prinsip
sebagai berikut:
a) Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti pada
setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.

POS Kepala Sekolah 117


b) Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat mempersingkat
waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang ditentukan dengan tetap
memperhatikan ketuntasan belajar.
c) Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam belajar secara
mandiri.
d) Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan lebih fleksibel.
e) Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok peminatan, lintas minat,
dan pendalaman minat, serta mata pelajaran sesuai dengan potensinya.
f) Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah menggunakan SKS
dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru
(transfer kredit).
g) Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan
administratif.
h) Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi kebutuhan untuk
pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
i) Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya.
j) Persyaratan Penyelenggaraan adalah satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK yang terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
(BAN-S/M) dapat menyelenggarakan SKS.

2. Unsur-Unsur Beban Belajar Sistem SKS


Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam SKS. Beban belajar satu
SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu
jam kegiatan mandiri, yang pengertiannya sebagai berikut:
a) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik.
b) Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh
pendidik.
c) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar
kesepakatan dengan pendidik.

3. Cara Menentukan Beban Belajar Pada SKS


Penetapan beban belajar SKS untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK ditetapkan
sebagai berikut:
a) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMP/MTs berlangsung
selama 40 menit;
b) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMA/MA berlangsung
selama 45 menit;
c) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMK/MAK berlangsung
selama 45 menit
d) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi peserta didik pada
SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata
pelajaran yang bersangkutan.
e) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi peserta didik pada
SMA/MA/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari
mata pelajaran yang bersangkutan.

118 POS Kepala Sekolah


4. Penetapan Beban Belajar SKS untuk SMP/MTs

Berdasarkan pada Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan
beban belajar 1 SKS yaitu dengan formula sebagai berikut :
1 SKS = = 2 jam Pembelajaran

Dengan demikian, beban belajar SKS untuk SMP/MTs dengan mengacu pada rumus
tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 SKS
pada SKS sama dengan beban belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket.

5. Penetapan Beban Belajar SKS untuk SMA/MA/SMK/MAK

Tabel 2. Penetapan beban belajar SKS di SMA/MA/SMK/MAK


Berdasarkan pada sistem paket

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk menetapkan beban


belajar 1 SKS adalah dengan formula sebagai berikut :

Dengan demikian, beban belajar SKS untuk SMA/MA/SMK/MAK dengan mengacu


pada rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban
belajar 1 SKS pada SKS sama dengan beban belajar 1.88 jam pembelajaran pada
Sistem Paket

POS Kepala Sekolah 119


6. Beban Belajar Minimal Sistem Kredit Semester

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu ditetapkan batas minimal beban belajar SKS
sebagai berikut:
a) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMP/MTs yaitu minimal 114
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).
b) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu minimal 130
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).
c) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMK/MAK yaitu minimal 144
SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun
(10 semester).

(1) Komposisi Beban Belajar


Komposisi beban belajar di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah
sebagai berikut:
(a) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMP/MTs terdiri atas
kelompok A (wajib) dan B (wajib).
(b) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri atas
kelompok A (wajib), B (wajib), dan salah satu dari kelompok C
(peminatan), serta lintas minat dan/atau pendalaman minat.
(c) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMK/MAK terdiri atas
kelompok A (wajib), B (wajib), C1 (kelompok mata pelajaran bidang
keahlian), C2 (kelompok mata pelajaran dasar program keahlian), dan
salah satu dari C3 (kelompok mata pelajaran paket keahlian).

(2) Kriteria Pengambilan Beban Belajar


Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai
berikut:
 Fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk
menentukan beban belajar pada setiap semester.
 Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh
Pembimbing Akademik.

(3) Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi peserta didik
yaitu:
 pengambilan beban belajar (jumlah SKS) pada semester 1 sesuai dengan
prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes
seleksi masuk dan/atau penempatan peserta didik baru;
 pengambilan beban belajar (jumlah SKS) semester berikutnya ditentukan
berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya.
 Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam
Struktur Kurikulum.
 Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas
dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan
hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.

7. Menghitung Beban Belajar Efektif Mata Pelajaran/Tema atau Subtema.

Penghitungan beban belajar suatu mata pelajaran/Tema atau subtema pada suatu satuan
pendidikan, sangat tergantung dari penentuan minggu efektif yang digunakan oleh satuan

120 POS Kepala Sekolah


pendidikan tersebut. Untuk itu satuan pendidikan harus menganalisis kebutuhan beban
belajar tatap muka berdasarkan kebutuhan waktu dari setiap penyelesaian Kompetensi
Dasar. Komulatif kebutuhan waktu tatap muka dari sekumpulan KD mata pelajaran/
Tema atau subtema dapat digunakan sebagai dasar penentuan penggunaan minggu efektif
tatap muka dalam semester atau satu tahun oleh satuan pendidikan. Dalam praktiknya
satuan pendidikan dapat menentukan minggu efektif berdasarkan pengalaman
pembelajaran yang telah dilaksanakannya, dan ini umum terjadi dalam penentuan minggu
efektif dari rentang rambu minggu efektif yang ada pada permendikbud 67; 68; 69 dan
70 tahun 2013 mengenai kerangka dan struktur kurikulum atau permendikbud 81A
mengenai implementasi kuriklum 2013.

Contoh penghitungan beban belajar efektif tatap muka mata pelajaran

1. Dari Struktur program Sekolah Mengengah Pertama mata pelajaran IPA kelas VII
terdapat 10 KD (KD 3/10, ; KD 4/13) tentukan beban belajar dari setiap KD, dan
minggu efektif yang digunakan jika beban tatap muka pada struktur program mata
pelajaran IPA 5 JP /minggu dan minggu efektif semester diantara 18 s.d 20 minggu
termasuk Ujian Tengah Semester dan Ujian akhirSemester.
Pemecahan :
 Berdasarkan pencapaian KKM dengan kecepatan rata-rata siswa berdasarkan data
empirik di dapat beban belajar misal : KD3.1dan KD4.1 =8 Jp; KD3.2 dan KD4.2
= 10 Jp; KD3.3 dan KD4.3 = 10 Jp; KD3.4 dan KD4.4- KD4.5 = 10 Jp; KD3.5 dan
KD4.6-4.7 = 9 Jp; KD3.6 dan KD4.8 = 9 Jp; KD3.7 dan KD4.10-4.11 = 9 Jp;
KD3.8 dan KD4.9= 8Jp; KD3.9 dan KD4.12= 8 Jp; KD3.10 dan KD4.13 = 9 Jp
 Jumlah jam pembelajaran pencapaian KD adalah 90 Jp
 Ulangan tengah semester dan Ulangan akhir semester menggunakan waktu 2
minggu.
 Penentuan minggu efektif pembelajaran mata pelajaran IPA kelas VII semester
ganjil adalah 90 + 10 = 100 jp/5 jp = 20 Minggu efektif pembelajaran

2. Dari struktur program Sekolah Dasar kelas 1 didapat jam pembelajaran/minggu


sebesar 30 Jp. Dengan beban belajar muatan pembelajaran Agama dan budi pekerti 4
jp; PPKn 5 Jp; Bhs Indonesia 8 Jp; Matematika 5 Jp; SBDP 4 Jp dan Penjasorkes 4
Jp. Jika Agama tidak ditematikkan dan minggu efektif di antara 18 sd 20/semester,
berapa beban jam belajar setiap kegiatan pembelajaran dari 4 tema yang setiap
temanya memiliki 4 sub tema dan setiap sub tema terbagi ke dalam 6 kegiatan
pembelajaran/minggu. Berapa minggu efektif yang digunakan oleh Sekolah Dasar
tersebut jika UTS dan UAS memakan waktu dua minggu
Pemecahan :
 Jumlah kegiatan pembelajaran dari 4 Tema adalah = 4 x 4 x 6 = 96 kegiatan
pembelajaran tematik
 Jumlah beban belajar Agama dalam satu semester tidak termasuk UTS dan UAS
adalah 4 JP x 18 = 72 Jp/semester
 Jumlah Jp efektif untuk kegiatan pembelajaran tematik dalam satu semester tidak
termasuk UTS dan UAS adalah = (30 – 4) x 18 = 486 Jp/semester
 Beban belajar setiap satu kegiatan pembelajaran tematik adalah= 486/96 = 4,875
Jp ≈ 5 Jp
Jumlah minggu efektif /semester termasuk UTS dan UAS adalah 20 minggu

POS Kepala Sekolah 121


8. Kalender pendidikan
a. Alokasi waktu
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
yang mencakup
1) Permulaan tahun pelajaran, Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan
dimulai pada setiap awal tahun pelajaran.

2) Pengaturan waktu belajar efektif, yang meliputi:


a) Minggu efektif belajar, Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan
lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
b) Waktu pembelajaran efektif, Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pelajaran setiap miggu,meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri serta jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting
oleh satuan pendidikan.

3) Pengaturan Waktu Libur


Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada sekolah. Penetapan waktu libur dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun
daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus

b. Manfaaat kalender pendidikan :


1. Bagi sekolah ,
a) Sebagai dasar dalam merancang program sekolah untuk satu tahun pelajaran, baik
yang berhubungan dengan manajerial maupun akademik
b) Sekolah dapat merumuskan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran
c) Dapat merancang jumlah hari dan minggu efektif dalam satu tahun pelajaran yang
sedang berjalan
d) Dapat mengetahui jumlah hari libur dalam satu tahun pelajaran, baik libur
keagamaan maupun libur umum.
2. Bagi guru sebagai pedoman dalam menyusun program dan rencana pembelajaran
selama satu tahun pelajaran, sesuai dengan jumlah minggu dan hari efektif kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.

c. Langkah dalam penyusunan kalender pendidikan

1) Menyiapkan kalender umum untuk mengetahui jumlah minggu, jumlah minggu


efektif, jumlah hari libur, mengacu pada kalender pendidikan yang dikeluarkan
oleh Dinas Pendidikan ataupun Yayasan Penyelenggara Pendidikan.
2) Mengkaji jumlah jam mata pelajaran pada setiap minggu sesuai dengan jenjang
pendidikan (Permendikbud No. 67 untuk SD, Permendikbud No. 68 untuk SMP,
Permendikbud No. 69 untuk SMA dan Permendikbud No. 70 untuk SMK).
3) Mengidentifikasi kegiatan akademik tahun sebelumnya sebagai bahan
perbandingan untuk tahun pelajaran yang akan berjalan.
4) Menghitung jumlah minggu efektif, merancang waktu kegiatan pembelajaran,
merancang waktu pelaksanaan kegiatan penilaian, terdiri dari : Ulangan tengah

122 POS Kepala Sekolah


semester, Ulangan Akhir Semester, Ujian Tingkat Kompetensi (UTK), Ujian
Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK), Ujian Nasional (UN), Ujian sekolah.
5) Merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya sesuai dengan kebutuhan.

D. AKTIVITAS PELATIHAN
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) memahami dan mencermati materi pelatihan
b) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c) menyimpulkan mengenai manajemen implementasi kurikulum 2013
d) melakukan refleksi.
2. Aktivitas kelompok meliputi:
a) mendiskusikan materi pelatihan
b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus
c) membuat rangkuman.

E. PENILAIAN

1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi : kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi ; keterampilan berfikir, reaktif, interaktif, dan kontribusi
dalam kelompok, serta keterampilan memimpin.

F. LEMBAR KERJA LKKS.3.B1


KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
Topik : Penyusunan Visi Misi Dan Tujuan Sekolah
Waktu : 60 menit

PetunjuK:
Bacalah materi Penyusunan Visi Misi danTujuan, yang terdapat dalam Hand Out kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawahini!
1. PENYUSUNAN VISI
Analisis visi sekolah Anda yang sekarang berlaku apakah sudah sesuai dengan
kriteria penyusunan visi dan tuntutan kurikulum 2013 (Standar Nasional Pendidikan
/SNP: SKL Permendikbud No. 54 Thn. 2013, SI Permendikbud No. 64 Thn. 2013,
Standar Proses Permendikbud No. 65 Thn. 2013, Standar Penilaian Permnendikbud
No. 66 Thn. 2013, dan Standar Pengelolaan Permendiknas No. 19 Thn. 2007).
Buatlah contoh rumusan visi sesuai kriteria, tuntutan kurikulum dan kondisi sekolah
masing-masing!

POS Kepala Sekolah 123


2. PENYUSUNAN MISI
Analisis misi sekolah Anda yang sekarang berlaku apakah sudah sesuai dengan
kriteria penyusunan misi dan tuntutan kurikulum 2013 (Standar Nasional
Pendidikan/SNP: SKL Permendikbud No. 54 Thn. 2013, SI Permendikbud No. 64
Thn. 2013, Standar Proses Permendikbud No. 65 Thn. 2013, Standar Penilaian
Permnendikbud No. 66 Thn. 2013, dan Standar Pengelolaan Permendiknas No. 19
Thn. 2007). Kalau belum sesuai buatlah contoh rumusan misi sesuai dengan kriteria,
tuntutan kurikulum, dan kondisi sekolah masing-masing.

1.
2.

3. PENYUSUNAN TUJUAN SEKOLAH


Buatlah contoh rumusan tujuan sesuai kriteria, tuntutan kurikulum 2013 dan revisi
visi misi dan kondisi sekolah masing-masing!
1.
2.
3.
4.
5.

4. Pelajarilah dan perhatikan visi, misi dan tujuan dari SMP 1 Jakarta berikut ini:

VISI :
Memiliki SDM berakhlak mulia, kreatif, dan berprestasi Internasional
MISI:
1. Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam rangka mempersiapkan
siswa berkompetisi di era global.
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, indah, hijau, dan nyaman
berwawasa nwiyata mandala.
3. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berakhlak, kreatif,
berprestasi, berwawasan iptek dan lingkungan.
4. Mengadakan layanan publik berupa informasi kegiatan di sekolah yang
berbasis ICT.

TUJUAN :
1. Membina berkembangnya akhlak siswa.
2. Mengembangkan kreatifitas siswa.
3. Meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki.
4. Menyiapkan siswa untuk masuk ke SLTA yang diinginkan baik di dalam
maupun di luarnegeri.
5. Menyiapkan siswa untuk dapat menyusun karya ilmiah dalam bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris.

124 POS Kepala Sekolah


Apakah visi, misi dan tujuan SMP 1 Jakarta tersebut sudah sesuai dengan kriteria di bawah
ini ?
Penilaian
No KRITERIA Catatan
Ya Tdk
A Visi
Mengacu pada UU No.20 Tahun 2003 Sisdiknas, SNP sesuai PP No.32
1. Tahun 2013, tuntutan SKL Satuan Pendidikan, sebagaimana tercantum
pada Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013
Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan
2. kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013
4. Ringkas dan mudah dipahami
Berorientasi pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
5.
peserta didik.
6. Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan internasional.
7. Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara
8.
berkelanjutan untuk mencapai keunggulan
Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan
9.
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan
Mengarahkan langkah-langkah strategis yang konsisten dengan penjabaran
10.
misi satuan pendidikan.
B Misi
1. Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan
dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas.
Sesuai dengan Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang SKL,
2. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Permendikbud
No. 66 Tahun 2013 Standar Penilaian
3 Rumusannya sejalan dengan visi sekolah
4 Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas.
5 Rumusannya menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
6 Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
7
hendak dicapai oleh sekolah.
Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan”
8 dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada
rumusan visi.
C Tujuan
1. Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan
dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas
2. Menjabarkan langkah pencapaian visi dan misi secara lebih oprasional
3. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013
4. Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel
5. Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan dan
kapan diselesaikannya
6. Tujuan menggambarkan hasil program

KEGIATAN PEMBELAJARAN I LKKS. 3.B2


Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
Topik : Muatan Kurikulum
Waktu : 60 menit

Petunjuk:
 Bacalah materi Muatan Kurikulum yang terdapat dalam Hand Out. Kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Analisis masing-masing muatan kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan sesuai
dengan tempat Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang

POS Kepala Sekolah 125


Saudara kuasai. Analisis mengacu pada kerangka dan struktur kurikulum sesuai
dengan Permendikbud di bawah ini:
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs;
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA;
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK;
1. Adakah perbedaan-perbedaan dari sturktur kurikulum tersebut baik jenis mata
pelajaran dan jumlahnya antara kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013?

2. Adakah perbedaan dalam menetapkan muatan lokal pada kurikulum 2006 dengan
tuntutan kurikulum 2013?

3. Upaya apa saja yang akan dilakukan oleh kepala sekolah dalam nenyusun muatan
lokal dan ciri khas satuan pendidikan

KEGIATAN PEMBELAJARAN I LKKS. 3.B3


Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
Topik : Pengaturan Beban Belajar
Waktu : 120 menit
Petunjuk:
 Bacalah materi Pengaturan Beban Belajar yang terdapat dalam Hand Out. Kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Analisis masing-masing beban belajar untuk setiap jenjang pendidikan sesuai dengan
tempat Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang Saudara
kuasai. Analisis mengacu pada kasus di bawah ini
3. Dari Struktur program Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran IPS kelas VII terdapat
3 KD ( KDi 3.1; KDi 3.2 ; KD3.3; KD3.4 dengan pasangan liniernya KDi 4.1; KDi4.2
dan KDi4.3) tentukan beban belajar dari setiap KD, dan minggu efektif yang digunakan
jika beban tatap muka pada struktur program mata pelajaran IPA 4 JP /minggu dan

126 POS Kepala Sekolah


minggu efektif semester diantara 18 s.d 20 minggu termasuk Ujian Tengah Semester
dan Ujian akhirSemester.

4. Dari struktur program Sekolah Dasar kelas 4 didapat jam pembelajaran/minggu sebesar
36 Jp. Dengan beban belajar muatan pembelajaran Agama 4 jp; PKN 5 Jp; Bhs Indonesia
7 Jp; Matematika 6 Jp; IPA 3 Jp; IPS 3 Jp; SBP 4 Jp dan Penjaskes 4 Jp. Jika Agama
tidak ditematikan dan minggu efektif di antara 18 s.d. 20 /semester, berapa beban jam
belajar setiap kegiatan pembelajaran dari 5 tema yang setiap temanya memiliki 4 sub
tema dan setiap sub tema terbagi ke dalam 6 kegiatan pembelajaran/minggu. Berapa
minggu efektif yang digunakan oleh Sekolah Dasar tersebut jika UTS dan UAS
memakan waktu dua minggu

KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
LKKS 3.B4
Topik : Pengaturan Beban Belajar
Waktu : 120 menit
Petunjuk:
 LK ini digunakan untuk peserta diklat yang mendapatkan nilai Tes Awal di
atas rata-rata.
 Bacalah materi Pengaturan Beban Belajar yang terdapat dalam Hand Out.
Kemudian diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Tentukan langkah-langkah bimbingan yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap guru dalam melakukan perhitungan beban belajar untuk
jenjang pendidikan menengah atau pendidikan dasar sesuai dengan tempat
Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang Saudara
kuasai. Analisis mengacu pada kasus di bawah ini

1. Pada saat Supervisi, Pak Amir sebagai guru IPS mengalami hambatan dalam
menentukan beban belajar dari setiap KD mata pelajaran IPS kelas VII yang
terdapat pada silabus atau kerangkan dan struktur kurikulum SMP
(Permendikbud 68 tahun 2013). Apa yang saudara akan sarankan sebagai
seorang Kepala Sekolah kepada guru tersebut dalam kaitan penentuan beban
belajar setiap KD, bila sekolah tersebut menentukan dari waktu efektif
semester di antara 18 s.d 20 minggu, satu minggu digunakan UTS dan satu
minggu digunakan UAS. Serta silabusnya terdiri dari KDi3.1;
KDi3.2;KDi3.3;KDi3.4 dan KDi4.1;KDi4.2; KDi4.3.

POS Kepala Sekolah 127


2. Pada saat melaksanakan supervisi akademik, ibu Ina sebagai guru kelas IV
(guru kelas) mengalami kesulitan dalam menentukan beban belajar setiap
satu kegiatan belajar tematik. Dari hasil rapat sekolah telah ditentukan untuk
semester ganjil kelas 4 digunakan 5 tema. Dari struktur program Sekolah
Dasar kelas 4 diketahui jam pembelajaran/minggu sebesar 36 Jp. Dengan
beban belajar muatan pembelajaran Agama 4 jp; PKN 5 Jp; Bhs Indonesia 7
Jp; Matematika 6 Jp; IPA 3 Jp; IPS 3 Jp; SBP 4 Jp dan Penjaskes 4 Jp.
Minggu efektif di antara 18 sd 20/semester, satu minggu digunakan UTS dan
satu Minggu digunakan UAS. Apa yang saudara sarankan (sebagai seorang
Kepala Sekolah) kepada bu Ina agar yang bersangkutan dapat menghitung
beban belajar setiap satu kegiatan belajar tematik.
3.

KEGIATAN PEMBELAJARAN I LKKS 3.B4


Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
Topik : Pengaturan Beban Belajar
Waktu : 120 menit
Petunjuk:
 LK ini digunakan untuk peserta diklat yang mendapatkan nilai Tes Awal di
atas rata-rata.
 Bacalah materi Pengaturan Beban Belajar yang terdapat dalam Hand Out.
Kemudian diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Tentukan langkah-langkah bimbingan yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap guru dalam melakukan perhitungan beban belajar untuk
jenjang pendidikan menengah atau pendidikan dasar sesuai dengan tempat
Saudara bertugas atau pilih salah satu jenjang pendidikan yang Saudara
kuasai. Analisis mengacu pada kasus di bawah ini

4. Pada saat Supervisi, Pak Amir sebagai guru IPS mengalami hambatan dalam
menentukan beban belajar dari setiap KD mata pelajaran IPS kelas VII yang
terdapat pada silabus atau kerangkan dan struktur kurikulum SMP
(Permendikbud 68 tahun 2013). Apa yang saudara akan sarankan sebagai
seorang Kepala Sekolah kepada guru tersebut dalam kaitan penentuan beban
belajar setiap KD, bila sekolah tersebut menentukan dari waktu efektif
semester di antara 18 s.d 20 minggu, satu minggu digunakan UTS dan satu
minggu digunakan UAS. Serta silabusnya terdiri dari KDi3.1;
KDi3.2;KDi3.3;KDi3.4 dan KDi4.1;KDi4.2; KDi4.3.

128 POS Kepala Sekolah


5. Pada saat melaksanakan supervisi akademik, ibu Ina sebagai guru kelas IV
(guru kelas) mengalami kesulitan dalam menentukan beban belajar setiap
satu kegiatan belajar tematik. Dari hasil rapat sekolah telah ditentukan untuk
semester ganjil kelas 4 digunakan 5 tema. Dari struktur program Sekolah
Dasar kelas 4 diketahui jam pembelajaran/minggu sebesar 36 Jp. Dengan
beban belajar muatan pembelajaran Agama 4 jp; PKN 5 Jp; Bhs Indonesia 7
Jp; Matematika 6 Jp; IPA 3 Jp; IPS 3 Jp; SBP 4 Jp dan Penjaskes 4 Jp.
Minggu efektif di antara 18 sd 20/semester, satu minggu digunakan UTS dan
satu Minggu digunakan UAS. Apa yang saudara sarankan (sebagai seorang
Kepala Sekolah) kepada bu Ina agar yang bersangkutan dapat menghitung
beban belajar setiap satu kegiatan belajar tematik.

RANGKUMAN

1. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: (i) perumusan visi dan
misi berdasarkan analisis konteks dengan tetap mempertimbangkan keunggulan dan
kebutuhan nasional dan daerah; penyiapan dan penyusunan draf; riviu, revisi, dan
finalisasi; pemantapan dan penilaian; serta pengesahan. ;
2. Prinsip penyusunan KTSP meliputi, 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia ; 2.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan ;3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat
sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik;4. Keragaman
Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan; 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan
Nasional ; 6 tuntutan dunia kerja; 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Seni ; 8. Agama; 9. Dinamiuka perkembangan global 10. Persatuan nasional dan nilai-
nilaia kebangsaan; 11.kondisi sosial budaya masayarakat setempat; 12. Kesetaraan
gender; 13.karakteristik Satuan Pendidikan
3. Komponen KTSP, terdri dari : visi,misi dan tujuan pendidikan satuan pendidikan; muatan
Kurikulum satuan pendidikan (muatan Kurikulum pada tingkat nasiona, tingkat daerah
dan tingkat satuan pendidikan); Pengaturan Beban Belajar , Kalender Pendidikan
4. Visi mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan. Misi
mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui rencana tindakan
dalam mewujudkan visi satuan pendidikan. Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal
yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Oleh karena itu
perumusannya harus sesuai dengan kriteria-kritria yang telah ditentukan

POS Kepala Sekolah 129


G. REFLEKSI

1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

2. Apa yang seharusnya saudara lakukan agar pepenyusunan kurikulum sesuai dengan
prinsip-prinsip penyusunan kurikulum ?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

3. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusununan visi,misi dan tujuan sekolah
sesuai dengan kriteria dan kondisi sekolah yang ada
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

4. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusunan kaalender pendidikan, sesuai
dengan visi,misi dan tujuan sekolah serta program kerja tahunan sekolah
.................................................................................................................................
.................................................................. ...............................................................

130 POS Kepala Sekolah


BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PENGELOLAAN PENILAIAN

A. DESKRIPSI MATERI

Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan
dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai
tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab
itu proses pembelajaran yang baik perlu didukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana,
dan berkesinambungan.
Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis
aktivitas, maka penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses yakni pada aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap terlaksananya
penilaian tersebut.
Tugas kepala sekolah dalam manajemen implementasi kurikulum 2013, salah satunya adalah
mengelola penilaian di sekolah dengan melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Menetapkan sistem penilaian di sekolah
2. Merekap dan mengolah hasil penilaian seluruh kelas.
3. Merancang program tindak lanjut dari hasil pengolahan penilaian.

Kepala sekolah berkewajiban menyelenggarakan, memfasilitasi, dan memastikan


terlaksananya penilaian sesuai dengan tuntutan penilailaian dalam kurikulum.

B. TUJUAN PELATIHAN
1. Peserta pelatihan terampil dalam menetapkan sistem penilaian.
2. Peserta pelatihan terampil dalam merekap dan mengolah hasil penilaian.
3. Peserta pelatihan terampil dalam merancang program tindak lanjut dari hasil pengolahan
nilai.

C. URAIAN MATERI
1. Menetapkan Sistem penilaian di Sekolah
a. Pengertian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi penilaian merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi untuk dijadikan sebagai
pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik. (BSNP 2007: 9)
Sedangkan Nana Sudjana (1995:3) menyatakan bahwa penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk
interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan
tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria
dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu.

POS Kepala Sekolah 131


b. Fungsi Penilaian
Penilaian bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa, namun juga
berfungsi:
1) Bagi siswa: membantu merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan perilakunya dan membantu untuk mendapat
kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
2) Bagi guru: membantu untuk menetapkan apakah metode mengajar
yang digunakannya telah memadai, serta untuk membantu membuat
pertimbangan administrasi.
(Cronbach, 1954 dalam Hamalik, 2002: 204).
c. Aspek Penilaian
Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Satuan pendidikan perlu menetapkan kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian proses serta hasil belajar peserta didik. Penilaian proses
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1) Penilaian Sikap:
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
adalah sikap positif terhadap materi pelajaran, guru/pengajar, proses
pembelajaran, dan sikap positif berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran (KI.2). Sedangkan aspek sikap
spiritual, untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku
untuk seluruh materi pokok (KI.1). Sekolah perlu menyepakati dan
menetapkan aspek sikap religius yang ditanamkan di satuan pendidikan.
Ketetapan ini merupakan regulasi yang digunakan oleh seluruh warga
sekolah sebagai acuan. Penilaian sikap menggunakan instrument observasi,
penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
Sekolah menyusun, menyepakati, dan menetapkan sikap serta indikator
sikap yang akan ditanamkan pada setiap mapel/jenjang kelas mengacu pada
kompetensi inti.

Tabel 1. Contoh sikap yang akan ditanamkan


Sikap Kompetensi Inti Sikap yang ditanamkan
Religius (KI.1) Menghargai dan menghayati ajaran …………..
agama yang dianut …………..
Sosial (KI.2) 1. jujur …………..
2. disiplin
3. tanggung jawab …………..
4. toleransi …………..
5. gotong royong
6. santun
7. percaya diri

Tabel.2 Contoh indikator


Kompetensi Inti Indikator yang diamati

 Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


 Menjalankan ibadah tepat waktu.
Menghargai dan menghayati  Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
ajaran agama yang dianut agama yang dianut.
 Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa;

132 POS Kepala Sekolah


Kompetensi Inti Indikator yang diamati

 Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan


diri
 Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan
sesuatu.
…………………………

1. Jujur  Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan


adalah perilaku dapat  Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang
dipercaya dalam lain tanpa menyebutkan sumber)
perkataan, tindakan, dan  Mengungkapkan perasaan apa adanya
pekerjaan.  Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang
ditemukan
 Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa
adanya
 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
…………………………..

2. Disiplin  ……………………..

2) Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui
instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian
kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan Daftar pertanyaan.
Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.

Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan
pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi
beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik,
menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan
penugasan mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

3) Penilaian Keterampilan
Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian,
pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian

POS Kepala Sekolah 133


yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
a) Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi.
c) Penilaian portofolio dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

d. Sistem Penilaian Acuan Kriteria


Dalam pendidikan dikenal adanya sistem Peniaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Kriteria (PAK), sejak diberlakukan kurikulum 2013 sistem penilaian yang digunakan adalah
Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan Kriteria adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteria yang telah dibuat terlebih
dahulu. PAK berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun dengan
waktu yang berbeda. Konsekuensi dari acuan ini adalah adanya kegiatan remedial.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan peserta didik berdasarkan standar, sehingga sekolah perlu melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada
indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah;
3) menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah sesuai dengan POS Ujian Sekolah;
4) menentukan kriteria kenaikan kelas;
5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang
tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan
dinas pendidikan.
8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah
ditetapkan;
c) lulus ujian akhir sekolah; dan
d) lulus Ujian Nasional.
9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik
bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan
10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang telah terakreditasi.

134 POS Kepala Sekolah


e. Jenis dan Manfaat Penilaian
Penilaian digunakan untuk mengolah informasi dan mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik, meliputi:
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar
kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Jenis-jenis penilaian tersebut harus diagendakan dalam kalender pendidikan di satuan


pendidikan. Kepala sekolah bertanggungjawab teragendakannya kegiatan-kegiatan tersebut.
Pengawas memastikan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut telah diagendakan oleh sekolah.

f. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Prinsip dan Pendekatan Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
4) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
POS Kepala Sekolah 135
5) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang
akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

2. Mengolah Hasil Penilaian Kelas


Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong
untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus
dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
a. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
b. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta
didik.
c. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi ketuntasan.
d. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Pada bagian ini akan membahas tentang rekap hasil penilaian dan pengolahan data hasil
penilaian. Diharapkan kepala sekolah dapat membuat rekap hasil penilaian di satuan
pendidikannya masing-masing dan melakukan peta pencapaian hasil belajar.

a. Rekap Hasil Penilaian Kelas


Penentuan KKM
Kepala sekolah melakukan rekap hasil penilaian ketercapaian hasil pembelajaran
pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Diharapkan dengan melakukan rekap
penilaian kepala sekolah memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai
ketercapaian Ketuntasan belajar minimal (KKM) yang telah ditentukan di sekolah
yang dipimpinnya. Berdasarkan Permendikbud 81 a tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Lampiran IV Pedoman umum pembelajaran dinyatakan bahwa:
1) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-)
2) Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas
belajar apabila menunjukkan pencapaian nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.
3) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilihat dari sikap
seluruh matapelajaran, jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada
kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.

136 POS Kepala Sekolah


a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai
2.66 atau lebih dari 2.66; dan
c. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
2.66.
d. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, peserta didik yang secara umum profil
sikapnya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara holistik
(paling tidak oleh guru kelas, matapelajaran, guru BK, dan orang tua). Secara
ringkas penjelasan tersebut disajikan dalam table berikut

Capaian
Kompetensi
No Rata-rata Tindakan Keterangan
Dasar dari Individual
Kelas
1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial secara
individual
< 2,66 Remedial secara
(75% klasikal
siswa )
≥ 2,66 ≥ 2,66 Melanjutkan ke
KD berikutnya
2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaan

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.


Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai
secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga
pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan
dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi,
kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang
optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut:

Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4.00 4.00
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3.00 3.00 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2.00 2.00 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1.00 1.00

POS Kepala Sekolah 137


Keterangan:

SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai
suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari posisi nilai yang diperoleh
berdasarkan tabel konversi berikut.

Contoh Untuk SD

Tabel konversi nilai


Konversi nilai akhir Predikat
(Pengetahuan dan Sikap
Skala 0 -100 Skala1- 4
Keterampilan)
86 -100 4.00 A
SB
81- 85 3.66 A-
76 – 80 3.33 B+
71-75 3.00 B B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2.00 C C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
K
0-45 1.00 D

Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada posisi
predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya, peserta
didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi
tertentu.
Pernyataan di atas adalah penentuan KKM berdasarkan standar minimal yang
diberlakukan oleh pemerintah. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan
KKM di atas KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah.

KKM adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan. Penentuan KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui
musyawarah antara guru, kepala sekolah, dan stake holder lainnya. KKM
ditetapkan oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan:
1) Intake (Kemampuan rata-rata peserta didik)
2) Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar)
3) Kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar)

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan


mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga
sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan

138 POS Kepala Sekolah


pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Contoh Untuk SMP

Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 (berlaku kelipatan 0,33) digunakan untuk Nilai
Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4). Indeks Nilai Kuantitatif dengan
Skala 1 – 4 adalah:

No. Rentang Nilai Keterangan


1 0 ˂ D ≤ 1,00 Nilai D = lebih dari 0 dan kurang dari atau
sama dengan 1,00.
2 1,00 ˂ D+ ≤ 1,33 Nilai D+ = lebih dari 1 dan kurang dari atau
sama dengan 1,33.
3 1,33 ˂ C- ≤ 1,66 Nilai C- = lebih dari 1,33 dan kurang dari
atau sama dengan 1,66.
4 1,66 ˂ C ≤ 2,00 Nilai C = lebih dari 1,66 dan kurang dari
atau sama dengan 2,00.
5 2,00 ˂ C+ ≤ 2,33 Nilai C+ = lebih dari 2,00 dan kurang dari
atau sama dengan 2,33.
6 2,33 ˂ B- ≤ 2,66 Nilai B- = lebih dari 2,33 dan kurang dari
atau sama dengan 2,66.
7 2,66 ˂ B ≤ 3,00 Nilai B = lebih dari 2,66 dan kurang dari
atau sama dengan 3,00.
8 3,00 ˂ B+ ≤ 3,33 Nilai B+ = lebih dari 3,00 dan kurang dari
atau sama dengan 3,33.
9 3,33 ˂ A- ≤ 3,66 Nilai A- = lebih dari dan kurang dari 3,33
atau sama dengan 3,66.
10 3,66 ˂ A ≤ 4,00 Nilai A = lebih dari 3,66 dan kurang dari
atau sama dengan 4,00.

Contoh Untuk SMA

Capaian Kompetensi Pengetahuan merupakan rerata RNH, NTS, dan NAS. Dalam
LCK, capaian kompetensi pengetahuan diisi angka menggunakan skala 1 – 4, dengan
dua desimal dan diberi predikat sebagai berikut:

3.83 - 4.00 : A 2.33 - 2.65 : C+


3.66 - 3.82 : A- 2.00 - 2.32 : C
3.33 - 3.65 : B+ 1.66 - 1.99 : C-
3.00 - 3.32 : B 1.33 - 1.65 : D+
2.66 - 2.99 : B- < 1.33 : D

POS Kepala Sekolah 139


Contoh Untuk SMK. Konversi dari skor (1 – 100) ke (1 – 4)

INTERVAL
HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA
SKOR
96– 100 4.00 A
SB
91 – 95 3.66 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B B
75 – 80 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
K
< 54 1.00 D

b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai


berikut:

1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing aspek:
(a) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan
guru terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru
terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.
(b) Aspek Sumber Daya Pendukung: Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
(c) Aspek intake: Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi.
3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan
KKM setiap KD!
4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran!
5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi (Inteks) siswa.

c. Teknik Rekapitulasi Nilai


Bila guru kelas untuk tingkat satuan pendidikan SD atau guru mata pelajaran untuk
satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sudah menyusun nilai secara sempurna
untuk setiap siswa yang diajarnya, maka tugas kepala sekolah adalah menyusun
rekapitulasi hasil dari nilai setiap kelas pada satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Rekapitulasi nilai dapat dibuat dalam bentuk rekapitulasi ketercapaian KKM siswa di
dalam kelas.
Fungsi rekap nilai disusun pada setiap satuan pendidikan adalah:
1) untuk mengetahui keadaan nilai peserta didik di satuan pendidikan
2) sebagai salah satu patokan untuk melihat ketercapaian KKM pada hasil
pembelajaran
3) sebagai bahan pembuatan peta hasil belajar peserta didik di satuan pendidikan
4) sebagai dasar pembuatan kebijakan oleh kepala sekolah

140 POS Kepala Sekolah


d. Teknik rekapitulasi nilai yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah:
1) mendata nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada setiap kelas
2) membuat format rekapitulasi nilai
3) mengisi nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada format rekapitulasi
yang telah dibuat

POS Kepala Sekolah 141


Contoh Format Rekapitulasi Ketercapaian KKM

Sekolah…………………………………..

REKAPITULASI KETERCAPAI KKM

Ketercapaian KKM Mata Pelajaran Sikap Spiritual dan


Sosial
No Kelas (KI 1 dan KI 2)
Pend. Agama dan Budi Pekerti PKN Bahasa Indonesia dst. disesuaikan
P K S P K S P K S dengan mata pelajaran Antarmata
yang ada Pelajaran
T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J

Keterangan:
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S = Sosial
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah

142 POS Kepala Sekolah


Contoh Format Rekapitulasi Ketercapaian KKM

Sekolah…………………………………..

REKAPITULASI KETERCAPAI KKM


Sikap Spiritual
Ketercapaian KKM Mata Pelajaran dan Sosial
(KI 1 dan KI 2)
No Kelas Pend. Agama dan Budi Pekerti PKN Bahasa Indonesia dst. disesuaikan
Antarmata
P K S P K S P K S dengan mata
Pelajaran
T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J T B J pelajaran yang ada

Keterangan:
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S = Sosial
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah

POS Kepala Sekolah 143


e. Peniaian Sikap Antarmata Pelajaran
Penilaian sikap spiritual (KI 1) dan penilaian sikap sosial (KI 2) di dalam rapor
terdapat penilaian antarmata pelajaran. Maksud dari penilaian antarmata pelajaran
adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata pelajaran diputuskan melalui
rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas.
Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata
pelajaran untuk dilaporkan kepada wali kelas yang selanjutnya dapat dijadikan
sebagai laporan penilaian satuan pendidikan. Secara umum, pelaksanaan penilaian
sikap sama dengan penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu harus
berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip
valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan
akuntabel.

f. Tahap pelaksanaan penilaian kompetensi sikap antarmata pelajaran adalah


sebagai berikut:
1) Pada awal semester, pendidik menginformasikan tentang kompetensi sikap yang
akan dinilai yaitu sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun atau sopan, atau percaya diri.
2) Pendidik mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator kompetensi
sikap yang telah ditetapkan sebelumnya dalam RPP. Bentuk instrumen yang
dikembangkan disesuaikan dengan jenis aspek yang akan dinilai dengan
demikian pendidik dapat memilih salah satu dari empat bentuk instrumen yang
direkmendasikan oleh Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan
jurnal
3) Pendidik memberi penjelasan tentang kriteria penilaian untuk setiap sikap yang
akan dinilai termasuk bentuk instrumen yang akan digunakannya.
4) Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman
penskoran dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap
akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan
sikapnya, (b) mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai
sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki
sikap yang masih rendah dan berusaha mempertahankan sikap yang telah baik,
dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik untuk memperbaiki strategi
pengembangan sikap peserta didik di masa yang akan datang.
6) Tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dijadikan dasar untuk
melakukan proses pembinaan dan pengembangan sikap yang disisipkan dalam
mata pelajaran yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian
kompetensi dasar terkait dari aspek kompetensi sikap.
7) Pada akhir semester, setiap skor penilaian harian selama satu semester dibuat
grafik perkembangannya dan nilai akhir ditetapkan dari rata-rata nilai kompetensi
sikap. Grafik perkembangan digunakan sebagai bahan refleksi proses
pembelajaran dan pembinaan sikap. Rata-rata nilai kompetensi sikap diserahkan
kepada wali kelas oleh masing-masing pendidik pengampu mata pelajaran
sebagai nilai rapor.

Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal
berupa catatan pendidik.

144 POS Kepala Sekolah


Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban
melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara
integratif. Laporan penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi
dari sikap peserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan
antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif peserta
didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif
dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu :
a) sangat baik (SB)
b) baik (B),
c) cukup (C),
d) kurang (K).

Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi


sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran . Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan
sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan. Contoh uraian
deskripsi sikap dalam mata pelajaran antara lain :
 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, perlu
ditingkatkan sikap percaya diri
 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, dan percaya diri.

Sedangkan deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali


kelas melalui analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan proses diskusi
secara periodik dengan guru mata pelajaran. Deskripsi sikap antarmata
pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih
perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk
peningkatan. Contoh uraian deskripsi sikap antarmata pelajaran antara lain :

 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, toleransi, gotong


royong, santun, dan percaya diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung
jawab, melalui pembiasaan penugasan mandiri di rumah.
 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan berbagai teknik dan bentuk penilaian


yang bervariasi dan berkelanjutan agar menghasilkan penilaian otentik secara
utuh. Nilai sikap diperoleh melalui proses pengolhan nilai sikap. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengolahan nilai antara lain :
1) Pengolahan nilai sikap dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan akhir
semester.
2) Pengolahan nilai berdasarkan sikap yang diharapkan sesuai tuntutan
kompetensi dasar.
3) Pengolahan nilai ini bersumber pada nilai yang diperoleh melalui berbagai
teknik penilaian .
4) Menentukan pembobotan yang berbeda untuk setiap teknik penilaian apabila
diperlukan, dengan mengutamakan teknik observasi memiliki bobot lebih
besar.
5) Pengolahan nilai akhir semester bersumber pada semua nilai sikap sesuai
kompetensi dasar semester bersangkutan.

POS Kepala Sekolah 145


g. Pengolahan Nilai Sikap Antarmata pelajaran

1) Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali
kelas.
2) Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan
disampaikan dalam diskusi antar guru.
3) Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konferensi,
maupun melalui rapat penilaian untuk kenaikan kelas
4) Deskripsi sikap antarmata pelajaran bersumber pada nilai kualitatif dan deskripsi
setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai
kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.
5) Kriteria pengolahan nilai akhir sikap :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19
Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40

Contoh pengolahan nilai :

Mata Pelajaran Nilai


Rata- Akhir
Sikap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata
Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.78 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9 Baik
Sangat
Disiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24
Baik
Kerjasam
1.7 2.9 2.3 2.4 3.5 1.4 3.5 1.5 3.6 2.1 2.5 Cukup
a

Keterangan:
1. Pendidikan agama dan budi pekerti
2. PPKn
3. Bahasa Indonesia
4. dst

h. Pemetaan Pengolahan Hasil Penilaian

Bila sudah melakukan rekap penilaian, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
mengolah data hasil penilaian. Pengolahan data hasil penilaian tersebut dapat
dilakukan dengan pembuatan peta hasil belajar. Peta hasil belajar adalah pemetaan
yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian KKM mata pelajaran
untuk setiap kelas pada satuan pendidikan. Sehingga peta hasil belajar dapat dijadikan
sebagai potret ketercapaian KKM pada satuan pendidikan. Peta hasil belajar juga
dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan oleh kepala sekolah.

146 POS Kepala Sekolah


PETA KEBERHASILAN BELAJAR
Sekolah: ….….
Sikap Spiritual
Ketercapaian KKM Mata Pelajaran (%) dan Sosial
(KI 1 & KI 2)
dst.
Pend.
Kelas Pend. disesuaikan
No. Pancasila & Bahasa Bahasa
Agama dan Matematika IPA IPS dengan mata
Kewarganeg Indonesia Inggris Antarmapel
Budi Pekerti pelajaran
araan
yang ada
P K S P K S P K S P K S P K S P K S P K S
1

dst.

Keterangan:
P = Pengetahuan (KI 3)
K = Keterampilan (KI 4)
S = Sikap Spiritual dan Sosial (KI 1 dan KI 2)

POS Kepala Sekolah 147


i. Pengembangan Bank Soal

II Bank Soal merupakan sekumpulan butir soal terkalibrasi baik secara teoritis maupun
empiris dan memuat informasi penting sehingga dapat dengan mudah dipergunakan
dalam penyusunan sebuah instrumen penilaian. Mengacu pada pengertian di atas
setiap soal yang dapat dimasukan kedalam bank soal harus memenuhi beberapa
karakteristik dan prinsip-prinsip tertentu.
a) Karakteristik Bank Soal
1) Butir Soal pada bank soal merupakan butir soal yang teruji (terkalibrasi),
sehingga dinyatakan layak karena soal tersebut telah memenuhi
persyaratan validitas, reliabilitas (keterpercayaan), keterukuran
(measurable), maupun aspek efisien dan lugas
2) Setiap butir soal dilengkapi informasi yang berguna dalam penyusunan
sebuah instrumen.
3) Soal-soal dibangun secara terstruktur dimana antara satu soal dengan yang
lainnya mempunyai hubungan berdasarkan komponen spesifikasi yang
sama.

b) Prinsip Pengembangan Bank Soal


Berkaitan dengan pengembanan bank soal yang baik harus memenuhi prinsip-
prinsip pengembangan sehinga soal-soal yang masuk dalam bank soal
merupakan soal-soal yang telah mengalami uji validitas, daya beda, tingkat
kesukaran dan keberfungsian pengecoh. Untuk mendapatkan butir soal sesuai
karakteristik tersebut, maka dalam pengembangannya harus mengikuti prinsip:
1) Prinsip perencanaan; yakni menetapkan tujuan pengembangan bank soal
apakah untuk tes formatif, sumatif, ujian sekolah atau yang lebih luas ujian
nasional dari suatu mata pelajaran. Lebih lanjut menetapkan karakteristik
soal, bagaimana cara mendapatkan soal-soal dan bagaimana cara mengelola
serta sistem data basenya.
2) Pengembangan Sistem; merupakan perangkaian seluruh komponen dalam
perencanaan yang dirangkai menjadi suatu kesatuan saling terkait terutama
sebagai suatu sistem basis data (data base). Perangkaian soal-soal sebagai
data base, perlu memperhatikan apakah bank soal di buat secara manual
atau secara digital; karakteristik apa yang menjadi spesifikasi bank soal
tersebut, yang dalam hal ini yang paling penting dan tidak boleh dilupakan
adalah kompetensi yang diukur dan tingkat kesukaran soal. Hal lain dalam
pengembangan sistem yang tidak kalah pentingnya adalah dapat
memberikan informasi mengenai instrumen, syarat yang diperlukan untuk
memasukan soal ke dalam bank soal dan syarat apa bagi yang ingin
memanfaatkan bank soal tersebut serta kualifikasi dan kompetensi
pengembang.
3) Pengumpulan butir soal dapat dilakukan dengan membuat sendiri butir soal
yang teruji (valid, keberfungsian pengecoh, daya beda dan tingkat
kesukaran), pengumpuan butir soal yang teruji ke dalam bank soal dengan
tingkat kesulitan rendah, sedang dan tinggi.
4) Pengarsipan; merupakan aktivitas administrasi butir soal yang tela teruji
yang dapat dilakukan secara manual maupun digital.

c) Pengembangan Kisi-Kisi Butir Soal


(1) Pengertian Kisi-kisi

148 POS Kepala Sekolah


Kisi-kisi soal merupakan deskripsi Kompetensi berbentuk fomat atau
matriks yang berisi informasi untuk dijadikan petunjuk teknis dalam
menulis soal atau merakit soal menjadi alat tes/evaluasi. Kisi-kisi soal
dalam pembelajaran disusun berdasarkan tujuan evaluasi, yakni
mengukur pencapaian kompetensi (prestasi hasil belajar) peserta didik.

(2) Kegunaan/Fungsi dan Persyaratan Kisi-kisi


Kisi-kisi soal berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam penulisan butir
soal dan perakitan soal. Berarti, dengan adanya petunjuk teknis ini,
penyusun soal akan dapat menghasilkan butir-soal yang sesuai dengan
tujuan penilaian dan perakit soal dapat menyusun perangkat soal dengan
mudah.
Kisi-kisi soal/tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu:
a) mewakili isi kurikulum (KD) yang akan diujikan;
b) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami;
c) butir-soal dapat dikembangkan sesuai dengan indikator dan bentuk
soal yang ditetapkan pada kisi-kisi.

d) Komponen Kisi-kisi
Komponen terdiri atas dua kelompok, yaitu: identitas dan matriks/format.
Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas matriks, sedangkan
matriks/format dicantumkan dalam baris-kolom yang sesuai.
Kelompok identitas, antara lain :
1) Jenis /jenjang sekolah
2) Peminatan/paket keakhlian untuk SMA dan SMK
3) Mata Pelajaran
4) Alokasi waktu
5) Jumlah soal
6) Bentuk soal
e)Kelompok matriks/format isi, antara lain:
1) Kompetensi Dasar (KD)
2) Indikator / Kinerja
3) Indikator Soal
4) Nomor urut soal

f) Komponen KD perlu dipilih mengacu hasil analisis dengan memperhatikan


kriteria sebagai berikut :
1) Urgensitas; yaitu KD yang mutlak harus dikuasai oleh siswa/peserta
didik,
2) Kontinuitas; merupakan KD lanjutan yang merupakan pendalaman dari
satu atau lebih KD yang sudah dipelajari sebelumnya,
3) Relevansi; KD terpilih harus merupakan pokok/inti yang diperlukan
untuk menguasai kompetensi keahlian,
4) Keterpakaian; KD memiliki nilai terapan tinggi dalam pekerjaan
didunia usaha/industri atau kehidupan sehari-hari.

POS Kepala Sekolah 149


Selain kriteria pemilihan di atas perlu pula diperhatikan bahwa penguasaan
materi KD terpilih harus dapat diukur dengan menggunakan bentuk soal yang
sudah ditetapkan.

1. Kisi-Kisi Soal
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :
Kompetensi Aspek Bentuk Nomor
No Indikator Indikator Soal
Dasar (KD) Soal/Tugas Soal/Tugas
P K S

Keterangan :
P : Pengetahuan
K : Keterampilan
S : Sikap
V : Diisi pada kolom aspek yang sesuai dengan indikator soal

Indikator soal : adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional,
memuat perilaku peserta didik dan materi yang akan diukur sesuai dengan Indikator.
 Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi
 Indikator soal menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
 Indikator soal mengacu pada kriteria kinerja sesuai KD

Kriteria indikator soal yang baik adalah :


 Memuat ciri-ciri KD yang hendak diukur
 Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur. (khusus butir soal bentuk
uraian dapat lebih dari satu)
 Berkaitan erat dengan kriteria kinerja
 Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi.

3. Merancang Program Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran.


Program tindak lanjut merupakan langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam
menyikapi hasil pemetaan hasil belajar baik berupa remedial, pengayaan maupu refleksi
terhadap guru dalam upaya-upaya perbaikan pembelajaran. Untuk itu seorang kepala
sekolah dalam melakukan pengelolan penilaian pada satuan pendidikan yang
dipimpinnya perlu melakukan perencanaan yang berkaitan kapan akan dilakukannya
remedial/pengayaan. Pemantauan pelaksanaan dan evaluasi hasil pelaksanaan remedial
dan pengayaan.

150 POS Kepala Sekolah


Pada bagian lain pemetaan hasil belajar dapat digunakan sebagai bahan refleksi mutu
pengajaran, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
a. Remedial dan Pengayaan
Pada Pelaksanaan remedial dan pengayaan kepala sekolah juga perlu melakukan hal-
hal sebagai berikut :
1) Menentukan Alokasi Waktu
Kepala Sekolah dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan perancangan
program tindak lanjut pemetaan hasil belajar, perlu menetapkan dalam kalender
satuan pendidikan mengenai rencana pelaksanaan remedial/pengayaan yang
dilakukan secara serentak. Pengalokasian waktu ini akan memberikan informasi
kepada guru, siswa dan orang tua, kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan,
sehingga mereka dapat mengantisipasi kegiatan remedial/pengayaan. Rancangan
pengalokasian waktu remedial/pengayaan ditetapkan setelah pelaksanaan pekan
ulangan. Pengalokasian waktu ini dimaksudkan untuk memberikan treatment
segera setelah didapat hasil pencapaian kompetensi belajar peserta didik.
2) Pemantauan
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Pemantauan adalah kegiatan mengamati pelaksanaan program
Tujuan dilakukannya pemantauan adalah untuk mengidentifikasi dan
mengantisipasi setiap permasalahan yang muncul agar dapat mengambil tindakan
yang tepat yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pencapaian tujuan.
Pemantauan ini penting sebagai alat kontrol bagi kepala sekolah dan pengawas
dalam penjaminan mutu di sekolahnya, baik dalam pencapaian jenjang tingkat
kompetensi inti maupun pencapaian standar kompetensi lulusan. Dalam
melaksanakan pemantauan kepala sekolah bisa melakukannya secara langsung
maupun tidak langsung.
Pemantauan langsung dilakukan dengan cara mengunjungi lokasi berlangsungnya
remedial/pengayaan, sehingga pemantau secara bebas dapat mengumpulkan
informasi secara langsung. Sedangkan pemantauan tidak langsung pemantau tidak
perlu mengunjungi lokasi tetapi penggalian informasi cukup dengan mengirimkan
angket atau isian.
Contoh instrumen pemantauan
Jumlah Catatan
No Kelas/Mapel Hari, tanggal Jam ke KD
peserta Pemantau

POS Kepala Sekolah 151


3) Evaluasi
Evaluasi kegiatan adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberikan nilai
secara objektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Evaluasi selalu berupaya untuk mempertanyakan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana. Evaluasi di sini yang
dimaksud adalah evaluasi perencanaan dan pelaksanaan remedial dan pengayaan
pembelajaran
Evaluasi tersebut berguna untuk:
a) Mengetahui perkembangan/kemajuan belajar siswa
b) Mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran yang sudah
dilaksanakan
c) Perbaikan dan pengembangan kurikulum
d) Keperluan bimbingan dan konseling.

b. Refleksi bagi guru


Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sesuatu
yang sudah dilakukan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari pemetaan hasil
penilaian bisa juga dari angket yang disebarkan kepada responden.
Refleksi merupakan kegiatan pasca pemetaan hasil penilaian otentik sesuai dengan
Permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang menyatakan bahwa “Hasil penilaian otentik
dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial),
pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan
Standar Penilaian Pendidikan”.
Agar kegiatan refleksi terlaksana dengan baik, kepala sekolah/pengawas perlu
melakukan pemantauan dan bimbingan terhadap refleksi pembelajaran yang dilakukan
guru. Di sisi lain kegiatan refleksi ini selain untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, juga akan mendorong para guru untuk mencari solusi melalui penelitian
sederhana (PTK) sebagai konsekuensi tuntutan kompetensi profesi guru. Membiasakan
diri untuk melakukan refleksi akan mampu meningkatkan kompetensi profesional
guru.

D. LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup
aktivitas individual dan kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a. memahami dan mencermati materi pelatihan
b. mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c. menyimpulkan mengenai manajemen implementasi kurikulum 2013
d. melakukan refleksi.

2. Aktivitas kelompok meliputi:


a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus
c. membuat rangkuman.

152 POS Kepala Sekolah


E. PENILAIAN

1. Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab


2. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui: tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan meliputi: keterampilan berfikir, reaktif, interaktif, dan
kontribusi dalam kelompok, serta keterampilan memimpin

F. LEMBAR KERJA

KEGIATAN PEMBELAJARAN I LKKS. 3.B6


Materi: Manajemen Implementasi Kurikulum
Topik : Pengolahan Hasil Penilaian
Waktu : 60 menit
Petunjuk:
 LK ini digunakan untuk peserta diklat Narasumber Nasional.
 Bacalah materi Pengolahan Hasil Penilaian yang terdapat dalam Hand Out. Kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Perhatikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi ini!

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama


Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Kelas :VIII
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk mempersatukan
bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya

2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan


santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal
atau kejadian berdasarkan hasil observasi

3.2 Membedakan teks hasil observasi, tanggapan 3.2.1 Membedakan teks hasil
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita observasi dengan teks deskripsi
pendek baik melalui lisan maupun tulisan dilihat dari struktur isinya

3.2.2 Membedakan teks hasil


observasi dengan teks deskripsi
dilihat dari fitur bahasanya
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan 4.2.1 Menulis kerangka teks laporan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita hasil observasi dengan tidak
pendek sesuai dengan karakteristik teks yang menyontek karya orang lain
akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan 4.2.2 Menulis klasifikasi umum teks
hasil observasi sesuai dengan
fakta yang ditemukan
4.2.3 Menulis deskripsi penciri teks
hasil observasi secara detail
sesuai dengan data yang
dikumpulkan

POS Kepala Sekolah 153


Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi di atas kembangkanlah instrumen penilaiannya untuk aspek: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap!

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :

Indikator Indikator Aspek Nomor


No Kompetensi Dasar (KD) Instrumen Soal/Tugas
Ketercapaian KD Soal P K S Soal

Keterangan :
Beri tanda (V) pada kolom P, K, S. Disesuaikan dengan aspek pengetahuannya.
P = Pengetahuan
K = Keterampilan
S= Sikap

154 POS Kepala Sekolah


KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Materi : Manajemen Implementasi Kurikulum
LKKS. 3.B7
Topik : Pengolahan Hasil Penilaian
Waktu : 60 menit
Petunjuk:
 LK ini digunakan untuk peserta diklat Narasumber Nasional, Instruktur Nasional, dan Kepala
Sekolah Sasaran.
 Bacalah materi Pengolahan Hasil Penilaian yang terdapat dalam Hand Out. Kemudian
diskusikan dan kerjakan LK di bawah ini!
 Perhatikan data perolehan hasil belajar siswa untuk dua mata pelajaran di bawah ini!
Jumlah siswa untuk masing-masing kelas adalah 32 siswa
a. Matapelajaran : Pend. Agama dan Budi Pekerti
Kelas VII 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 27 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 25
siswa
Kelas VII 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 5 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 7
siswa
Kelas VII 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 29 siswa, keterampilan: 28 siswa, sikap: 30
siswa
Kelas VII 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 3 siswa, keterampilan: 4 siswa, sikap: 2
siswa
Kelas VIII 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 31 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 32
siswa
Kelas VIII 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 1 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 0
siswa
Kelas VIII 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 23 siswa, keterampilan: 22 siswa, sikap: 28
siswa
Kelas VIII 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 9 siswa, keterampilan: 10 siswa, sikap: 4
siswa
Kelas IX 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 26 siswa, keterampilan: 29 siswa, sikap: 28
siswa
Kelas IX 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 6 siswa, keterampilan: 3 siswa, sikap: 4
siswa
Kelas IX 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 32 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 31
siswa
Kelas IX 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 0 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 1
siswa

b. Matapelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Kelas VII 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 31 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 32
siswa
Kelas VII 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 1 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 0
siswa
Kelas VII 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 26 siswa, keterampilan: 25 siswa, sikap: 27
siswa
Kelas VII 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 6 siswa, keterampilan: 7 siswa, sikap: 5
siswa
Kelas VIII 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 30 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 32
siswa
Kelas VIII 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 2 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 0
siswa
Kelas VIII 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 28 siswa, keterampilan: 27 siswa, sikap: 28
siswa

POS Kepala Sekolah 155


Kelas VIII 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 4 siswa, keterampilan: 5 siswa, sikap: 4
siswa
Kelas IX 1 Ketercapaian KKM pengetahuan: 28 siswa, keterampilan: 30 siswa, sikap: 28
siswa
Kelas IX 1 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 4 siswa, keterampilan: 2 siswa, sikap: 4
siswa
Kelas IX 2 Ketercapaian KKM pengetahuan: 30 siswa, keterampilan: 28 siswa, sikap: 31
siswa
Kelas IX 2 Belum tercapai KKM: pengetahuan: 2 siswa, keterampilan: 4 siswa, sikap: 1
siswa

Tugas:

1) Masukanlah data perolehan hasil belajar siswa di atas ke dalam format rekapitulasi
ketercapaian KKM di bawah ini!

REKAPITULASI KETERCAPAI KKM


Sekolah:……………………

Ketercapaian KKM Mata Pelajaran


Pend. Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
No. Kelas
Pengetahuan Keterampilan Sikap Pengetahuan Keterampilan Sikap
T B J T B J T B J T B J T B J T B J

Keterangan:
T = Tercapai
B = Belum Tercapai
J = Jumlah

2) Buatlah peta keberhasilan belajar setiap kelas per-mata pelajaran (terlebih dahulu
ubah perolehan data nilai mata pelajaran di atas ke dalam bentuk persentase)

PETA KEBERHASILAN BELAJAR

Sekolah:……………

Ketercapaian KKM Mata Pelajaran (%)


No. Kelas Pend. Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pengetahuan Keterampilan Sikap Pengetahuan Keterampilan Sikap
1 VII 1
2 VII 2
3 VIII 1
4 VIII 2
5 IX 1
6 IX 2

156 POS Kepala Sekolah


3) Tentukan kebijakan kepala sekolah berdasarkan poteret keberhasilan belajar setiap
mata pelajaran per-kelas.

Kebijakan kepala sekolah:

4) Kasus : Dari data nilai sikap antarmata pelajaran, diperoleh nilai sikap di kelas
tersebut mayoritas siswa mendapat nilai cukup (di bawah kategori baik).
5) Analisis kemungkinan penyebab kesalahan guru dalam pembelajaran!

Analisis kasus:

G. RANGKUMAN

1. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi
untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian berfungsi untuk menentukan kemajuan belajar dan mengembangkan
perilaku siswa, sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan tentang metode
yang digunakannya sudah tepat. Instrumen yang digunakan dalam penilaian sikap
adalah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Penilaian
pengetahuan melalui tes tertulis maupun lisan dan penugasan. Penilaian Keterampilan
melalui penilaian praktik (unjuk kerja), Proyek, dan portofolio

2. Sistem Penilaian: Dalam pendidikan dikenal adanya sistem Peniaian Acuan Norma
(PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK), sejak diberlakukannya kurikulum 2013
sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan
Kriteria adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dibandingkan dengan kriteria yang telah dibuat terlebih dahulu. PAK berasumsi bahwa
hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang berbeda. Konsekuensi
dari acuan ini adalah adanya kegiatan remedial. Kegiatan yang dilakukan di sekolah
meliputi: menentukan KKM, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan;
mengkoordinasikan UH, UTS, UAS, UKK, dan UTK; menyelenggarakan Ulangan
dan Ujian Sekolah; menentukan kelulusan; menerbitkan ijazah; melaporkan hasil
penilaian kepada orangtua peserta didik dan kepada instansi terkait.
3. Mengolah Hasil Penilaian: berdasarkan Permendikbud 81 a tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman umum pembelajaran dinyatakan
bahwa: ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-) serta KD pada KI-1 dan KI-
2, ketuntasan seorang peserta didik jika profil sikap peserta didik secara umum berada
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang

POS Kepala Sekolah 157


bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah: untuk KD pada KI-3
dan KI-4: diberikan remedial individual kepada peserta didik yang memperoleh nilai
kurang dari 2.66; untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau
lebih dari 2.66; dan untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai
dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
2.66. untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak
oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua). Penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan
terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan
dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.

4. Teknik Rekapitulasi Nilai


Fungsi rekap nilai disusun pada setiap satuan pendidikan adalah: untuk mengetahui
keadaan nilai peserta didik di satuan pendidikan, sebagai salah satu patokan untuk
melihat ketercapaian KKM pada hasil pembelajaran, sebagai bahan pembuatan peta
hasil belajar peserta didik di satuan pendidikan, dan sebagai dasar pembuatan kebijakan
oleh kepala sekolah.

Adapun teknik rekapitulasi nilai yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah:
mendata nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada setiap kelas, membuat format
rekapitulasi nilai, dan mengisi nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada format
rekapitulasi yang telah dibuat.

Penilaian Sikap Antarmata Pelajaran: Penilaian sikap spiritual (KI 1) dan penilaian
sikap sosial (KI 2) di dalam raport terdapat penilaian antarmata pelajaran. Maksud dari
penilaian antarmata pelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata
pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan
wali kelas. Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban
melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial secara integratif.
Laporan penilaian sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta
didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif
menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria
penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu : sangat baik (SB), baik (B),
cukup (C), kurang (K). Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian
kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran . Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap
peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.
5. Pengolahan Data Hasil Penilaian: Bila sudah melakukan rekap penilaian, maka yang
dilakukan selanjutnya adalah mengolah data hasil penilaian. Pengolahan data hasil
penilaian tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta hasil belajar. Peta hasil
belajar adalah pemetaan yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian
KKM mata pelajaran untuk setiap kelas pada satuan pendidikan. Sehingga peta hasil
belajar dapat dijadikan sebagai potret ketercapaian KKM pada satuan pendidikan. Peta
hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan oleh
kepala sekolah, apakah remidial atau pengayaan.
6. Bank Soal: butir Soal pada bank soal merupakan butir soal yang teruji (terkalibrasi),
setiap butir soal dilengkapi informasi yang berguna dalam penyusunan sebuah
instrumen, dan soal-soal dibangun secara tersetruktur. Sedangkan prinsip
pengembangan bank soal meliputi: prinsip perencaan, pengembangan sistem, butir soal

158 POS Kepala Sekolah


teruji (valid, keberfungsian pengecoh, daya beda dan tingkat kesukaran), dan
pengarsipan. Kisi-kisi soal berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam penulisan butir soal
dan perakitan soal. Persyaratan kisi-kisi soal, yaitu: mewakili isi kurikulum (KD) yang
akan diujikan, komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami, dan butir-soal
dapat dikembangkan sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan pada kisi-
kisi. Kriteria indikator soal yang baik adalah: memuat ciri-ciri KD yang hendak diukur,
memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur. (khusus butir soal bentuk uraian
dapat lebih dari satu), berkaitan erat dengan kriteria kinerja, dan dapat dibuatkan butir
soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi.
7. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan merupakan tindak lanjut guru terhadap proses
dan hasil belajar peserta didik. Proses dan hasil belajar dapat berupa kesulitan
penguasaan peserta didik terhadap satu atau dua KD, dan tidak bersifat permanen. Jika
pada kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik
belum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang
baik, maka peserta didik tersebut tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya. Sebaliknya, mungkin saja Kompetensi Dasar tersebut terlalu mudah bagi
peserta didik, dan juga tidak bersifat permanen. Untuk itu setiap setelah ulangan atau
mengerjakan tugas, hasil kerja peserta didik dinilai dan ditentukan, apakah mereka
perlu remedial, pengayaan, atau tidak perlu perlakuan khusus.

E. Refleksi
1. Tuliskan materi pelatihan yang dapat anda pahami secara mudah, dan materi yang
sulit anda pahami!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

2. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini ?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

3. Apa yang seharusnya saudara lakukan agar mudah menetapkan sistem penilaian di
sekolah?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

4. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusununan KKM di sekolah mudah
dilakukan?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

5. Apa yang seharusnya anda lakukan agar penyusunan program remedial, pengayaan,
dan refleksi bagi guru mudah diterapkan di sekolah?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

POS Kepala Sekolah 159


DAFTAR PUSTAKA

Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan:
Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran,
Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud,22 Agustus, 2013

BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/02/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penilaian.html
(diunduh 10 Januari 2014
Depdiknas;2008 Pedoman Penilaian dan Rapor Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


SMA/MA dan SMK/MAK: Bahasa Indonesia (2013).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar
(2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sumardyono; Wiworo, 2011 : Pengembangan dan Pengelolan Bank Soal Matematika di


KKG/MGMP ; Program Bermutu BPSDMP2MP,Kemendikbud

160 POS Kepala Sekolah


POS Kepala Sekolah 161
I. PENDAHULUAN
A. Petunjuk Pembelajaran
Untuk dapat memahami dengan baik dan agar tidak salah pengertian dalam memahami materi
yang tertera dalam modul, maka perlu diikuti petunjuk pembelajaran berikut ini:
1. Perhatikan dengan baik kompetensi dan indikator yang hendak dicapai dalam mempelajari
bahan ajar ini.
2. Pelajari dan pahami dengan seksama uraian materi di setiap bagian bahan ajar ini secara
berurutan dari awal sampai akhir.
3. Jika menemui kesulitan dalam memahami materi bahan ajar ini dapat didiskusikan dengan
teman sejawat, atau dapat minta bimbingan pada fasilitator.
4. Setelah selesai mempelajari modul pada bagian ini, anda dapat mengerjakan latihan yang
telah disediakan.

B. Kompetensi Yang Akan Dicapai


Setelah mengikuti pelatihan, kepala sekolah mampu:
1. Melakukan supervisi akademik dalam:
a. Menyusun instrumen supervisi akademik
b. Melaksanakan supervisi akademik
c. Membuat program tindak lanjut
2. Melakukan supervisi kinis

C. Ruang Lingkup Materi


Materi yang dibahas dalam bahan ajar ini untuk setiap kegiatan belajar dan alokasi waktu
pembelajarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Kompetensi Kegiatan Materi Pembelajaran Waktu


PBM
A Melaksanakan 1 Model Supervisi Akademik 45
Supervisi
Akademik 2  Merencanakan supervisi akademik. 135
 Menyusun instrumen supervisi
akademik (persiapan dan
pelaksanaan)
B Melaksanakan 3 Pelaksanaan Supervisi Akademik 90
Supervisi  Simulasi pelaksanaan supervisi
Akademik Akademik (mengobservasi
persiapan pembelajaran/RPP,
mengobservasi pelaksanaan PBM
melalui tayangan vidio
pembelajaran)
C Menyusun 4  Analisis kebutuhan pengembangan 60
Program Tindak kompetensi guru
Lanjut  Menyusun Program Tindak Lanjut
D Melakukan 5 Analisis Kebutuhan pengembangan 120
supervisi Klinis guru
Melakukan pembinaan guru
melalui supervisi klinis

162 POS Kepala Sekolah


Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan

Refleksi melalui tanya jawab pelaksanaan supervisi


akademik yang telah dilaksanakan di sekolah.

Kegiatan Inti

 Review pemahaman prosedur dan teknik supervisi


akademik melalui pendekatan andragogi.
 Membuat Program Supervisi Akademik
 Mengembangkan instrumen observasi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran
 Simulasi observasi terhadap perencanaan, dan pelaksanaan
pembelajaran
 Membuat program tindak lanjut
 Melakukan supervisi klinis

Penutup

Konfirmasi Refleksi dan evaluasi bersama antara peserta


dengan fasilitator tentang jalannya pelatihan.

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1:

Konsep, Prinsip,Prosedur, dan Teknik Supervisi Akademik

A. Deskripsi Materi
Bahan belajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, dan teknik
supervisi akademi. Manfaat yang dapat diraih oleh Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan
ajar ini, antara lain: 1) dapat memberikan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi
akademik;2) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 4)
meningkatkan kepercayaan diri pengawas/Kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi
akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan Kepala sekolah profesional dapat
terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

B. Tujuan Pembelajaran
Setalah mengikuti pelatihan peserta mampu menjelaskan:
1. Konsep supervisi akademik,
2. Prinsip supervisi akademik,
3. Prosedur dan teknik supervisi akademik

POS Kepala Sekolah 163


C. Uraian Materi
1. Konsep Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa
refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi
nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa yang
sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta
didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
yang bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam
mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara
mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan
diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun
satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan
berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan
tindak lanjutnya berupa pembuatan program tindak lanjut.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik


Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu
guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al;
2007, Sergiovanni, 1987). Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar
di bawah ini.

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA TUJUAN
SUPERVISI
Pengendalian
Penumbuhan Mutu
Motivasi

Gambar 1 Segitiga Tujuan Supervisi

Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential function) dalam
keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et
al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan profesionalisme guru.

164 POS Kepala Sekolah


3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberpa prinsip, diantaranya:
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang
dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik.
j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
oleh Kepala sekolah).
m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd,
1972).

4. TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK


Teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan
teknik supervisi kelompok.

Gambar 2. Teknik Supervisi Akademik

POS Kepala Sekolah 165


a. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru.
Teknik supervisi individual terdiri atas lima macam yaitu kunjungan kelas, observasi kelas,
pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
1. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas dilakukan dengan tujuannya untuk menolong guru dalam mengatasi
masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
a) dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan
masalahnya,
b) atas permintaan guru bersangkutan,
c) sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan
d) tujuan kunjungan harus jelas.

Adapun tahapan kunjungan kelas meliputi:


(1) Tahap Persiapan.
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi
selama kunjungan kelas.
(2) Tahap Pengamatan selama kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
(3) Tahap Akhir Kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasil observasi.
(4) Tahap Tindak Lanjut.
Teknik supervisi individual melalui kunjungan kelas harus menggunakan enam
kriteria, yaitu memiliki tujuan-tujuan tertentu, mengungkapkan aspek-aspek yang
dapat memperbaiki kemampuan guru, menggunakan instrumen observasi untuk
mendapatkan data yang obyektif, terjadi interaksi antara pembina dan yang
dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian, pelaksanaan kunjungan
kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan pelaksanaannya diikuti dengan
program tindak lanjut.

2. Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya
adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-
kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Secara umum, aspek-
aspek yang diobservasi adalah usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam
proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan
penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi
kelas ini melalui tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil
observasi; dan tindak lanjut. Dalam melakukan observasi kelas, supervisor seyogyanya:
a) sudah siap dengan instrumen observasi,
b) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan
c) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

3. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara supervisor dan guru. Tujuannya adalah:
a) memberikan kemungkinan pengembangan jabatan guru melalui pemecahan
kesulitan yang dihadapi;
b) mengembangkan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik;
c) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan menghilangkan
atau menghindari segala prasangka.
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) yaitu;

166 POS Kepala Sekolah


 classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).
 office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang
dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
 causal-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
 observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru
mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan
kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

4. Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah
itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas, yaitu:
a) harus direncanakan;
b) guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;
c) tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;
d) sediakan segala fasilitas yang diperlukan;
e) supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat;
f) adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;
g) segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
h) adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

b. Teknik Supervisi Kelompok


Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka
hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu
kepanitiaan-kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca
terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel,
perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau
konferensi kelompok
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala
sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat
guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.

D. Aktifitas Pembelajaran
Review pemahaman materi melalui tanya jawab dan konfirmasi

E. Penilaian
1. 1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab (lembar Instrumen
terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan

POS Kepala Sekolah 167


3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

F. Rangkuman

Materi pembelajaran meliputi; konsep supervisi akademik, prinsip supervisi


akademik, prosedur supervisi akademik, dan teknik supervisi akademik (teknik
kelompok dan teknik individual). Materi-materi ini merupakan materi utama bagi
kepala sekolah agar pelaksanaan supervisi akademik dapat berlangsung secara
efektif dan efesian. Melalui pemahaman tersebut pelaksanaan supervisi akademik
dapat mencapai sasaran yang tepat dan berdampak positif terhadap peningkatan
kinerja guru dan peningkatan mutu pembelajaran.
Teknik supervisi akademik terdiri dari dua macam yaitu teknik supervisi
individual dan teknik supervisi kelompok.

G. Refleksi
1. Apa yang telah Bapak/Ibu pahami dan peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Hal-hal baru apa saja yang Saudara peroleh setelah kegiatan ini?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
3. Bagaimana Bapak/Ibu merencanakan implementasi materi ini dalam kegiatan supervisi di
sekolah
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

168 POS Kepala Sekolah


III. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2:

MODEL SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi model-model supervisi yang sering digunakan dalam pelaksanaan
supervisi akademik. Manfaat yang dapat diraih oleh kepala sekolah setelah mempelajari bahan
ajar ini, antara lain:1) untuk mengkaji model-model supervisi;2) untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kelemahan model supervisi dalam pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) untuk
memilih menentukan model supervisi sesuai dengan kompetensi dan motivasi kerja guru dalam
pelaksanaan supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan model-model supervisi akademik
2. Membedakan model supervisi konvensional dengan supervisi klinis
3. Menentukan model supervisi dengan sasaran kegiatan supervisi

C. Uraian Materi
Dalam praktek supervisi Akademik dikenal beberapa model supervisi yang masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Model supervisi dimaknai sebagai bentuk atau kerangka
sebuah konsep atau pola supervisi yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan kegiatan supervisi.
Menurut Sahertian (2008), model supervisi dibagi sebagai berikut.
1. Model Supervisi Konvensional
Model supervisi konvensional adalah model supervisi yang menganut paham bahwa
supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib guru.
Biasanya supervisor dengan gaya konvensional akan mencari-cari kesalahan guru bahkan
sering kali memata-matai guru. Perilaku memata-matai ini disebut dengan istilah
snoopervision atau juga sering disebut supervisi korektif.

2. Model Supervisi Artistik


Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus
berpengetahuan, berketerampilan, dan tidak kaku karena dalam kegiatan supervisi juga
mengandung nilai seni (art)
Sergiovanni Th.J menyamakan beberapa ciri khas tentang model supervisi yang artistik,
antara lain:
a. Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.
b. Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.
c. Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru – guru dalam rangka mengembangkan
pendidikan bagi generasi muda.
d. Menuntut untuk member perhatian lebih banyak terhadap proses pembelajaran dikelas.
e. Memerlukan suatu kemampuan berbahasa dalam cara mengungkapkan apa yang
dimiliki terhadap orang lain yang dapat membuat orang lain menangkap dengan jelas
ciri ekspresi yang diungkapkan itu.
f. Memerlukan kemampun untuk menafsir makna dari peristiwa yang diungkapkan.

POS Kepala Sekolah 169


3. Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi ilmiah adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh supervisor
untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan
cara menggunakan lembar observasi.
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
 Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
 Menggunakan instrument pengumpulan data.
 Ada data yang obyektif yang diperoleh dari kesalahan yang riil.

4. Model Supervisi Klinis


Supervisi klinis adalah supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah
dari guru yang disampaikan kepada supervisor.
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar
dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional.
a. Konsep Supervisi Klinis
A. Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus
disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor tetapi atas kesadaran guru
datang ke supervisor minta bantuan mengatasi masalahnya. Kepala sekolah sebagai
supervisor akademik seyogyanya memiliki pengetahuan dan menguasai penerapan
supervisi klinis.
Konsep supervisi klinis, mula-mula diperkenalkan dan dikembangkan oleh Morris L.
Cogan, Robert Goldhammer, dan Richarct Weller di Universitas Harvard pada akhir
dasa warsa lima puluhan dan awal dasawarsa enam puluhan (Krajewski) 1982).
Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinik. Pertama, pembelajaran
merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis
secara berhati-hati melalui pengamatan dan analisis. Supervisor pembelajaran akan
mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. Kedua,
guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan dengan pendekatan kolegial
daripada cara yang outoritarian (Sergiovanni, 1987).
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
(Sullivan & Glanz, 2005). Sedangkan menurut Cogan (1973) Kegiatan pembinaan
performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Jadi supervisi klinis adalah
kegiatan pembinaan guru dalam meningkatkan kinerja atau unjuk kerja dalam proses
pembelajaran. Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis:
pengembangan profesional dan motivasi kerja guru dan memperperbaiki proses
pembelajaran yang kurang efektif.

b. Tujuan Khusus Supervisi Klinis


1) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pembelajaran
yang dilaksanakannya.
2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
3) Membantu guru mengembangkan keterampilannnya menggunakan strategi
pembelajaran.
4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
5) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan
profesional yang berkesinambungan.

c. Ciri-Ciri Supervisi Klinis


1) Bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah. Tetapi tercipta
hubungan manusiawi, sehingga guru–guru memiliki rasa aman.

170 POS Kepala Sekolah


2) Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri
karena dia memang membutuhkan bantuan itu.
3) Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yang
terintegrasi, sehingga terlihat kemampuan apa, keterampilan apa yanag spesifik
harus diperbaiki.
4) Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh kehangatan,
kedekatan, dan keterbukaan.

d. Pelaksanaan supervisi klinis


Langkah-langkah supervisi klinis terdiri dari tiga tahap esensial yang berbentuk siklus,
yaitu:
1) Tahap Pertemuan Awal
Tahap pertama dalam proses supervisi klinik adalah tahap pertemuan awal
(preconference). Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan observasi
kelas. Menurut Sergiovanni (1987) tidak ada tahap yang lebih penting dari pada
tahap pertemuan awal ini.
Tujuan utama pertemuan awal ini adalah untuk mengembangkan, bersama antara
supervisor dan guru, kerangka kerja observasi kelas yang akan dilakukan. Hasil
akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan
guru. Tujuan ini bisa dicapai apabila dalam pertemuan awal ini tercipta kerja sama,
hubungan kemanusian dan komunikasi yang baik antara supervisor dengan guru.
Selanjutnya kualitas hubungan yang baik antara supervisor dan guru memiliki
pengaruh signifikan terhadap kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi
klinis. Pertemuan pendahuluan ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam
pertemuan awal ini supervisor bisa menggunakan waktu 20 sampai 30 menit,
kecuali jika guru mempunyai permasalahan khusus yang membutuhkan diskusi
panjang. Pertemuan ini sebaiknya dilaksanakan di satu ruangan yang netral,
misalnya kafetaria, atau bisa juga di kelas. Pertemuan di ruang kepala sekolah atau
supervisor kemungkinannya akan membuat guru menjadi tidak bebas. Secara
teknis, ada delapan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pertemuan awal ini,
yaitu:

Gambar 3. Pertemuan awal

Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1981) mendeskripsikan satu agenda yang


harus dihasilkan pada akhir pertemuan awal. Agenda tersebut adalah:

a) Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan guru tentang apa
saja yang akan diobservasi.

POS Kepala Sekolah 171


 Tujuan instruksional umum dan khusus pembelajaran
 Hubungan tujuan pengajaran dengan keseluruhan program pembelajaran
yang diimplementasikan
 Aktivitas yang akan diobservasi
 Kemungkinan perubahan formal aktivitas, sistem, dan unsur-unsur lain
berdasarkan persetujuan interaktif antara supervisor dan guru
 Deskripsi spesifik butir-butir atau masalah-masalah yang umpan balikannya
diinginkan guru

b) Menetapkan mekanisme atau aturan-aturan observasi meliputi:


 Waktu (jadwal) observasi
 Lamanya observasi
 Tempat observasi
c) Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasi meliputi:
 Dimana supervisor akan duduk selama observasi
 Akankah supervisor menjelaskan kepada peserta didik mengenai tujuan
observasinya jika demikian, kapan sebelum ataukah setelah pelajaran
 Akankah supervisor mencari satu tindakan khusus
 Akankah supervisor berinteraksi dengan peserta didik
 Perlukah adanya material atau persiapan khusus
 Bagaimanakah supervisor akan mengakhiri observasi

2) Tahap Observasi Pembelajaran


Perhatian observasi ini ditujukan pada aktivitas guru dan kegiatan-kegiatan kelas
sebagai hasil tindakan guru. Waktu dan tempat observasi mengajar ini sesuai
dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pada waktu mengadakan
pertemuan awal. Dalam observasi supervisor dituntut untuk menggunakan
bermacam-macam ketrampilan. Menurut Daresh (1989) ada dua aspek yang harus
diputuskan dan dilaksanakan oleh supervisor sebelum dan sesudah melaksanakan
observasi pembelajaran, yaitu menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan
bagaimana cara mengobservasinya. Sedangkan mengenai bagaimana
mengobservasi juga perlu mendapatkan perhatian. Maksud baik supervisi tidak
akan berarti apabila usaha-usaha observasi tidak bisa memperoleh data yang
seharusnya diperoleh. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk memperoleh
informasi yang nantinya akan digunakan untuk mengadakan tukar pikiran dengan
guru setelah observasi aktivitas yang telah dilakukan di kelas. Acheson dan Gall
(1987) mereview beberapa teknik dan menganjurkan kita untuk menggunakannya
dalam proses supervisi klinis beberapa teknik sebagai berikut:
a) Selektive verbatim. Di sini supervisor membuat semacam rekaman tertulis, yang
bisa dibuat dengan averbatim transcript. Transkrip ini bisa ditulis langsung
berdasarkan pengamatan dan bias juga menyalin dari apa yang direkam terlebih
dahulu melalui tape recorder.
b) Rekaman observasional berupa a seating chart. Di sini, supervisor
mendokumentasikan perilaku-perilaku peserta didik sebagaimana mereka
berinteraksi dengan seorang guru selama pengajaran berlangsung. Seluruh
kompleksitas perilaku dan interaksi dideskripsikan secara bergambar. Melalui
penggunaan a seating chart ini, supervisor bisa mendokumentasikan secara
grafis interaksi guru dengan peserta didik.
c) Wide-lens techniques. Di sini supervisor membuat catatan yang lengkap
mengenai kejadian-kejadian di kelas dan cerita yang panjang lebar. Teknik ini
biasa juga disebut dengan anecdotal record.
d) Checkliss and timeline coding. Di sini supervisor mengobservasi dan
mengumpulkan data perilaku belajar mengajar. Perilaku pembelajaran ini

172 POS Kepala Sekolah


sebelumnya telah diklasifikasi atau dikategorikan. Contoh yang paling baik
prosedur ini dalam observasi supervisi klinik adalah skala analisis interaksi
Flanders (Flanders; 1970). Dalam analisis ini, aktivitas kelas diklasifikasikan
menjadi tiga kategori besar, yaitu pembicaraan guru, pembicaraan murid dan
tidak ada pembicaraan (silence).

Gambar 4 Pelaksanaan Supervisi Akademik


e. Pendekatan Supervisi Klinis
Pendekatan yang digunakan pada saat melakukan supervisi klinis ada tiga yaitu pendekatan
direktif, kolaboratif, dan non direktif.
Pendekatan supervisi klinis
1) Direktif : Tanggung jawab lebih banyak pada supervisor
2) Kolaboratif : Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara supervisor dan guru
3) Non-direktif : Tanggung jawab lebih banyak pada guru
Penggunaan pendekatan disesuaikan dengan perilaku guru seperti yang terlihat pada tabel
berikut.

Tabel 1 Perilaku pendekatan supervisi klinis

POS Kepala Sekolah 173


f. Keterkaitan Supervisi Klinis dengan Karakteristik Guru

Keterkaitan supervisi klinis dengan tingkat abstraksi dan komitmen guru dalam proses
pembelajaran diuraikan pada peta pikir (mind map) berikut ini:

Gambar 6. Ciri-Ciri Guru Drop Out

Gambar 7. Ciri-Ciri Guru Unfocused Worker

174 POS Kepala Sekolah


Gambar 8. Ciri-Ciri guru Profesional

1. Aktifitas Pembelajaran Simulasi Supervisi Klinis


TAHAPAN SIMULASI

PEMBAGIAN DISKUSI KELOMPOK PELAKSANAAN


KELOMPOK SIMULASI
1. Mempersiapkan 1. pre conference
1. Menentukan kegiatan simulasi 2. melakukan
ketua kelompok 2. Mengatur observasi,
2. Menentukan pembagian waktu 3. melakukan
kelompok yang (pre conference, analisis,
berperan melakukan 4. melakukan
sebagai observasi, tindak lanjut
Supervisor, melakukan analisis,
Guru dan melakukan tindak
audience lanjut)

Studi Kasus
Pak Bambang mengajar mata pelajaran biologi di kelas 2 setiap proses pembelajaran ada 3
peserta didik yang selalu mengganggu proses belajar mengajar (reaksi pasif, reaksi aktif
negatif, mengganggu teman dll). Setelah diamati secara seksama, ternya kenakalan ketiga
anak tersebut terjadi hanya di kelas Pak Bambang saja, sedangkan dengan guru yang lainnya
tidak.

Bagaimana anda sebagai seorang kepala sekolah melakukan supervisi klinis. Diketahui guru
tersebut mempunyai kemampuan akademis/abstraksi dan komitmennya rendah.

Selesaikan masalah tersebut dengan pendekatan simulasi. Untuk melakukan simulasi, tentukan
peran masing-masing, siapa yang berperan sebagai kepala sekolah, guru, 3 orang peserta didik
yang selalu mengganggu, peserta didik yang lainnya, dan pengamat dalam simulasi.

POS Kepala Sekolah 175


D. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab (lembar
Instrumen terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

E. Rangkuman

Supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas
keinginan kepala sekolah tetapi atas kesadaran guru datang ke supervisor
untuk minta bantuan mengatasi masalahnya. Dalam supervisi klinis terdiri
dari kegiatan materi:1. Konsep supervisi klinis, 2. Tujuan supervisi klinis,
3. Ciri-ciri supervisi klinis, 4. Pelaksanaan supervisi klinis, 5. Pendekatan
supervisi klinis, 6. Perilaku pendekatan supervisi klinis, 7. Keterkaitan
supervisi klinis dan kondisi guru, 8. Studi kasus.

1. Refleksi
 Apa yang saudara pahami tentang supervisi klinis?
 Bilamana saudara menggunakan model supervisi klinis dalam
pembinaan kompetensi guru? Jelaskan dengan singkat!

176 POS Kepala Sekolah


IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3:

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan program supervisi akademik. Manfaat yang
dapat diraih oleh peserta diklat setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain:
Meningkat kompetensinya dalam menyusun program supervisi akademik.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan tanya jawab, diskusi, dan eksperimen peserta pelatihan dapat:
1. Menjelaskan fungsi program supervisi akademik
2. Membuat program supervisi akademik

C. Uraian Materi
Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik meliputi; menyusun program
supervisi yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil supervisi
akademik. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan kegiatan supervisi, maka kepala sekolah
harus memiliki kompetensi membuat program supervisi akademik. Perencanaan program
supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan.
Program supervisi disusun dengan memperhatikan ketentuan tentang pelaksanaan pengawasan
dan supervisi yang diatur dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses yaitu:
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara
berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi.

2. Sistem dan Entitas Pengawasan


Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a.Kepala Sekolah, dan Pengawas melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan
mutu.
b.Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervisi manajerial.

3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh,
diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam
bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik
secara berkelanjutan.

POS Kepala Sekolah 177


d. TindakLanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi
atau melampaui standar; dan
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.

Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut.


a. Sebagai pedoman pelaksanaan dan supervisi akademik.
b. Penjamin efektifitas kerja kepala sekolah dalam melaksankan tugas supervisi
pembelajaran.

Prinsip-Prinsip Perencanaan Program Supervisi Akademik


Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah:
a.objektif (data apa adanya),
b. bertanggung jawab,
c.berkelanjutan,
d. didasarkan pada peraturan yang berlaku (standar proses, standar penilaian, dan
Permendikbud No. 81 A lampiran IV tentang Pedoman umum pembelajaran.
e.didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.

Program perencanaan supervisi akademik yang dibuat oleh kepala sekolah, dapat dibuat
dengan sistematika sbb:

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
d. Ruang Lingkup
BAB II. RENCANA PROGRAM SUPERVISI TAHUN.....
a. Rencana Program Supervisi Tahun
b. Jadwal Kegiatan Supervisi Akademis Tahun...
BAB III. PENUTUP

D. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggungjawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

178 POS Kepala Sekolah


E. Rangkuman
Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan membuat program supervisi
akademik. Perencanaan program supervisi akademik mengacu pada tugas kepala
sekolah dalam melakukan: pemantauan, pengawasan dan supervisi menurut
Permendikbud No 65 tentang standar proses. Komponen-komponen meliputi;1.
Prinsip-prinsip pengawasan, 2, sistem dan entinitas pengawasan, 3. Proses
pengawasan, 4. manfaat perencanaan, 5. Prinsip-prinsip perencanaan

F. Refleksi
1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini?
2. Apa yang seharusnya saudara lakukan dalam penyusunan program supervisi akademik
agar pelaksanaan supervisi akademik lebih terarah?

POS Kepala Sekolah 179


V. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi
Instrumen supervisiak akademik secara esensial merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Setelah mempelajari
bahan ajar ini, manfaat yang diperoleh oleh kepala sekolah, antara lain: 1) memberikan bekal
keterampilan bagi kepala sekolah dalam menyusun instrument supervisi akademik; 2)
menggunakan instrumen supervisi akademik sesuai dengan tahapan kegiatan supervisi; 3)
meningkatkan efektivitas pelaksanaan supervisi akademik.
Kebijakan pengembangan kurikulum 2013 tentu akan membawa dampak perubahan dalam
beberapa hal, terutama pada komponen standar kelulusan sesuai dengan permendikbud No 54
tahun 2013, standar proses No 65 tahun 2013, standar penilaian Permendikbud No 66 tahun
2013, dan Permendikbud No 81 A tentang Pedoman implementasi kurikulum tahun 2013.

Perubahan tersebut diatas terutama yang terkait dengan:


1) Proses pembelajaran yaitu; standar proseses, standar penilaian dan pedoman implementasi
kurikiulum 2013 lampiran IV pedoman umum pembelajaran akan berdampak terhadap
lembar observasi supervisi akademik. Dalam standar proses dijelaskan bahwa model
pembelajaran dilaksanakan melalui; a) pendekatan ilmiah(scientific) b) pendekatan
penelitian melalui (discovery learning, c) pendekatan penelitian (inquiry learning),
d)pendekatan berbasis pemecahan masalah(problim based learning) dan e) pendekatan
proyek (project based learning).
2) Penilaian hasil belajar dengan penilaian Autentik.

Memperhatikan beberapa karakteristik kurikulum 2013 tersebut diatas maka dalam


pembelajaran ini kita akan melakukan review /pengembangan terhadap perangkat observasi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan lembar kerja.

B. Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan kemampun kepala sekolah dalam:
1. Membuat Instrumenobservasiperencanaanpembelajaran.
2. MembuatInstrumenobservasipelaksanaanpembelajaran.

C. Uraian Materi
1. Pengertian Instrumen
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2002: 437), kata instrumen dapat diartikan
sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh
pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik dan kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa
seperangkat tes, angket, dan sebagainya) untuk mengumpulkan data. Arikunto (1988: 51)
menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan
sesuatu. Ia pun menjelaskan bahwa instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data.
Supervisi dapat diartikan sebagai proses melihat dan mencermati apakah yang terjadi sesuai
dengan apa yang seharusnya terjadi. Supervisi terdiri atas empat langkah, yaitu: (1)
menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai
perbuatan (performance) yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan
dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (4)
memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan pembetulan.

180 POS Kepala Sekolah


2. Prosedur pengembangan instrumen supervisi akademik
Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan supervisi
akademik, yaitu:

a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan.


b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan yang nyata telah
dicapai.
c. Membandingkan antara hasil penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi (bila ada).
e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi
kenyataan.
Menurut Arikunto (1988: 48-52), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun
instrumen apapun, termasuk instrumen supervisi akademik sekolah adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
Contoh: Tujuan menyusun angket untuk mengumpulkan data tentang besarnya minat
belajar dengan modul.
b. Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis instrumen
yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan.
Contoh: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas
diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.
c. Membuat butir-butir instrumen
Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting. Bagi peneliti atau kepala
sekolah, tugas menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang menantang.
d. Menyunting instrumen
Apabila butir-butir instrumen sudah selesai dilakukan, maka kepala sekolah melakukan
pekerjaan terakhir dari penyusunan instrumen yaitu mengadakan penyuntingan
(editing). Hal-hal yang dilakukan dalam tahap-tahap ini adalah:
1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki kepala sekolah untuk
mempermudah pengolahan data.
2) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.

3. Teknik Mengembangkan Instrumen

Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan
mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).

Menurut Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam mengembangkan sendiri instrumen supervisi akademik. Langkah-langkah tersebut
dapat mengikuti tahapan berikut:

a. Menentukan fokus/sasaran.
b. Menentukan variabel.
c. Menentukan instrumen yang akan digunakan.
d. Menjabarkan bangun setiap variabel.
e. Menyusun kisi-kisi.
f. Penulisan butir-butir insrtrumen.
g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh kepala sekolah.
h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.
i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah instrumen itu dapat
diadministrasikan; (b) apakah setiap butir instrumen itu dapat dan dipahami;(c)
mengetahui validitas; dan (d) mengetahui reliabilitas.
j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.

POS Kepala Sekolah 181


k. Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan
digunakan.

Sedangkan bila kepala sekolah ingin mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi
(menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan
butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (a) variabel; (b) kisi-kisi; (c)
butir-butir instrumen.
b. Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
c. Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.
d. Uji validitas instrumen.
e. Uji reliabilitas instrumen

4. Jenis Instrumen Supervisi Akademik


Seorang kepala sekolah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan
perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengantujuan, sasaran, objekmetode, teknik dan
pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai, berupa format-format
supervisi.
Instrumen supervisi akademik yang harus disiapkan adalah yang berhubungan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian supervisi akademik.
Dalam memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan seperti berikut:

a. Instrumen supervisi rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu: Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP)
b. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: Lembar pengamatan.
Validitas instrumen untuk instrumen supervisi akademik minimal mencakup dua jenis,
yaitu:
1) Content Validity: instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur
2) Face Validity: kalimat dalam instrumen mempunyai struktur yang benar sehingga tidak
bias

5. Model Instrumen Supervisi


Dalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa instrumen yang dapat dikembangkan atau
digunakan oleh kepala sekolah dalam upaya membantu menjalankan tugasnya.

a. Pedoman Observasi
Bagi kelancaran dan keefektivan observasi, supervisor hendaknya memiliki suatu
pedoman observasi yang harus direncanakan sebelum observasi dilaksanakan.

Karena observasi di sini sebagai teknik supervisi, maka supervisor harus menetapkan:

1) Apa yang harus diobservasi.


2) Kriteria-kriteria yang dijadikan tolak ukur pertimbangansupervisi; dan sebagainya
Untuk memudahkan pengolahan data, maka sebaiknya pedoman observasi
menggunakan skala penilaian, antara lain: Skala angka (numerical scale), skala grafik
(graphic scale), skala grafik deskriptif (descriptive graphic scale) atau kartu nilai (score
card), berdasarkan chet list (ya dan tidak)

182 POS Kepala Sekolah


Contoh skala angka:
No Pernyataan Skala Penilaian
1 Pertanyaan diucapkan dengan jelas 5 4 3 2 1
2 Pertanyaan ditujuakan kepada semua murid 5 4 3 2 1
3 Ada tenggangwaktu antara pertanyaan dan 5 4 3 2 1
jawabanmurid
4 Pertanyaandidistribusikankepadatiapmurid 5 4 3 2 1

Contoh skala grafik:


No Aspek yang Diawasi A B C D E
1 Apakah guru merumus-kan tujuan
instruksional secara khusus?
2 Apakah murid-murid aktif dalam
belajar?
3 Apakah murid-murid menun- jukkan
kreativitas dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi dalam belajar?
4 Apakah guru terampil dalam
mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar?
Keterangan:
A = Amat Baik, B = Baik, C = Cukup, D = Kurang, E = Kurang sekali

Contoh lembar observasi dalam bentuk check list:

Lembar Observasi Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific:

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
dengan pengalaman peserta didik atau
pembelajaran sebelumnya.
2 Mengajukan pertanyaan menantang.
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran
4 Menyampaikan manfaat materi
pembelajaran.
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan materi pembelajaran.
5 Menjelaskan strategi pembelajaran
6 Menjelaskan Kompetensi yang akan
diperoleh

Hitung jumlah prosentase komponen Ya dan Tidak untuk menentukan nilai


pelaksanaan pembelajaran guru dengan ketentuan:
≤25% = 1, ≤50% = 2, ≤75% = 3, ≤100% = 4

POS Kepala Sekolah 183


b. Wawancara (interview)
Wawancara dapat digunakan untuk memperoleh atau informasi tambahan berkaitan
dengan pelakasaaan pembelajaran. Untuk kelancaran dan keefektipan proses wawancara
diperlukan pedoman wawancara.

Contoh:
PEDOMAN WAWANCARA PEMBELAJARAN IPS

Berapa lama Bapak/Ibu Guru mengajar IPS di kelas ini?


............................................................................................................................
...............................…………………………………………………………….
Berapa jumlah siswa yang belajar IPS di kelasBapak/Ibu?
Laki-laki:.................Orang Perempuan:......................... Orang
Topik-topik apa saja yang dapat diselesaikan dalam pembelajaran IPS di kelas
Bapak/Ibu?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan silabus IPS sebelum mengajar IPS di
kelas?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengembangkan RPP IPS sebelum mengajar di kelas?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam melaksanakan pembelajaran IPS di
kelas?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Dan seterusnya.

c. Daftar cek/kendali (checklist)


Daftar kendali merupakan suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi
situasi nyata dari suatu aktivitas/situasi yang terjadi didalam kelas atau di sekolah. Hasil
ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang supervisor, seperti rencana
pembelajaran bagi guru.
Pembuatan instrumen untuk keperluan supervisi akademik dengan model-model
tersebut diatas tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan, sebagai contoh instrumen
supervisi pembelajaran.

Contoh 1:

FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. NamaGuru :..............................................
2. Nama Sekolah :...............................................
3. Mata Pelajaran/ Tema :...............................................

Berilah tanda cek (V) pada kolom Ya / tidak, sesuai dengan kriteria yang tertera pada
kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
pada kolom

184 POS Kepala Sekolah


KOMPONEN RPP/ASPEK YANG KONDISI
NO
DIAMATI DESKRIPSI
YA TIDAK
A Identitas
1 Memuat nama sekolah
2 Memuat nama Mata Pelajaran
3 Memuat kelas/semester
4 Memuat nama materi pokoksesuai
KD/tema
5 Memuat Alokasi Waktu Pembelajaran
B Kompetensi Inti(KI)
1 Kompetensi Dasar dan Indikator
a (KD pada KI-1)
Memuat KD dari KI 1 yang relevan
dengan KD KI 3 yang dibuat RPPnya
b (KD pada KI-2)
Memuat KD dari KI 2 yang relevan
dengan KD KI 3 yang dibuat RPPnya
c (KD pada KI-3)
Memuat KD dari KI 3 yang dibuat
RPPnya
d Indikator
Memuat indikator dari KD KI 3 yang
sedang disusun RPPnya
e (KD pada KI-4)
Memuat KD dari KI 4 yang dibuat
RPPnya

Hitung jumlah prosentase komponen Ya dan Tidak untuk menentukan nilai


perencanaan pembelajaran guru dengan ketentuan:
≤25% = 1, ≤50% = 2, ≤75% = 3, ≤100% = 4

Komentar terhadap RPP secara umum

ANALISIS PEMBELAJARAN
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................

Contoh 2: FORMAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. NamaGuru :..............................................
2. Nama Sekolah :..............................................
3. Mata Pelajaran :..............................................
3. Tema :..............................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Melakukan apersepsi dan motivasi.
a Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.

POS Kepala Sekolah 185


Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
b Mengaitkan materi pembelajaran
sekarang dengan pengalaman peserta
didik dalam perjalanan menuju sekolah
atau dengan tema sebelumnya.
c Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitan dengan tema yang akan
dibelajarkan.
d Mengajak peserta didik
berdinamika/melakukan sesuatu
kegiatan yang terkait dengan materi.
Dst............................................................
...........
Hitung jumlah prosentase komponen Ya dan Tidak untuk menentukan nilai pelaksanaan
pembelajaran guru dengan ketentuan:
≤25% = 1, ≤50% = 2, ≤75% = 3, ≤100% = 4

D. Penilaian (Sikap, Pengetahuan, danKeterampilan)


1. PenilaianSikap
Penilaian sikap meliputi:kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

E. Rangkuman

1. Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu


Instrumen supervisi akademik bias dikembangkan sendiri atau mengadaptasi dari
instrumen yang sudah ada.
2. Langkah-langkah pengembangan instrument supervisi akademik yaitu: (a)
merumuskan tujuan, (b) mengembangkan kisi-kisi, (c) menyusun butir
instrument, dan (d) menyunting.
3. Beberapa model instrumen yang bias digunakan dalam melaksanakan supervisi
akademik, yaitu: (a) Pedoman observasi, (b) panduan wawancara, (c)
angket/kuesioner, dan (d) daftar cheklist
4. Skala penilaian yang bias dipakai dalam pengembangan instrument supervisi
akademik, yaitu: (a) skala angka, (b) skala grafik, (c) skala grafik deskriptif, dan
(d) kartu nilai

F. Refleksi
1. Setelah saudara mempelajari bahan ajar ini, apakah sejauh ini instrumen yang digunakan
dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat digunakan secara efektik dalam
mengindentifikasi profil kompetensi guru?
2. Bagaimana cara saudara mengembangkan instrumen supervisi akademik selanjutnya?

186 POS Kepala Sekolah


5VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN 5:

PROGRAM TINDAK LANJUT SUPERVISI

A. Deskripsi Materi
Materi terkait dengan hasil supervisi yang perlu ditindak lanjuti setelah kepala sekolah
melakukan supervisi dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil supervisi
kegiatan belajar mengajar.
Materi tindak lanjuthasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkankinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti programpengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.

B. Tujuan Pembelajaran
Peserta Pelatihan mampu membuat program tindak lanjut hasil supervisi akademik, sesuai
dengan kebutuhan pengembangan guru.

C. Uraian Materi
Tindak lanjut hasil supervisi dilakukan segera setelah selesai melakukan observasi. Pertemuan
balikan ini merupakan tahap yang penting dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru
dengan cara memberikan balikan tertentu.
Seorang supervisor dalam kegiatan melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan
sebagaimana tercantum dalam Permendikbud No 65. Tahun 2013 tentang standar proses
meliputi:
 penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkankinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan
 pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan
Pelaksanaan tinda klanjut diawali dengan melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru,
atau menganalisis instrumen yang digunakan. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran,
meningkatkan profesional guru. Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi
yang harmonis, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki kinerjanya melalui
kegiatan sebagai berikut.

1. Pembinaan Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan
dengan segera dari hasil analisis supervisi. Dalam standar proses disebutkan bahwa
pembinaan dapat dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan
b. Pembinaan Tidak Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan
dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan supervisor dalam membina guru untuk
meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan buku teks secara efektif.

POS Kepala Sekolah 187


2) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari
selama bimbingan teknis profesional (inservice training).
3) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki.
4) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
5) Merancang pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kemampuan individual
peserta didik, memanfaatkan sumberbelajar yang ada, mengelompokan peserta
didik secara lebih efektif dll.
6) Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat, teliti, seksama.
7) Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
8) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas
layanan pembelajaran.
9) Membantu membuktikan peserta didik dalam meningkatkan ketrampilan berpikir
kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
10)Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

c. Coaching

Bagi guru yang performance-nya sudah baik dapat diberikan inovasi-inovasi yang
terkait dengan tugas pokoknya (pedagogik, profesional, sosial). Model pengembangan
dapat dilakukan misalnya melalui coaching. Coaching merupakan proses mengantar
atau mendampingi orang yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhannya. Hayes (2003) menulis bahwacoaching adalah kunci
dari keberhasilan dalam suatu proses managemen, karena coaching membawa orang-
orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagai mitra kerja yang aktif.
Coaching yang efektif adalah proses yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki
seseorang pribadi. Hal ini selaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bahwa
coaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan
diri terjadi sehingga meningkatkan kinerja.

Salah satu model pelaksanaan feed back supervisi akademik dapat digunakan coaching
denganModel GROW ME.

Coaching dengan Model GROW ME


GROW ME merupakan model coaching yang berorientasi pada pengembangan
manusia. Model ini dikembangkan oleng Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut:

Tujuan

Evaluasi Realitas

COACHING

Monitoring Alternatif

Langkah
selanjutnya

Gambar 9. Teknik Coaching

188 POS Kepala Sekolah


1. Goals (G)- Tujuan
 Coachee menentukansendiritujuan
 Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator sukses sampai tujuan.
2. Reality (R)- Realitas
 Coachee menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang, danmengapabegitu.
 Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya yang pernah dilakukan.
3. Options (O) – Alternatif
 Coachee bertanya kepada dirinyatentang solusiuntuk mencapai ujuan
 Coach meminta pembelajar mengeksplorasi berbagai alternatif dan menawarkan
saran-saran dengan hati-hati.
4. What’s Next?/ Will (W) – LangkahSelanjutnya.
 Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahan masalah berikut tahapan,
serta potensi hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya.
 Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan
mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan, cara mengatasi, serta waktu yang
diperlukan.
 Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencana tersebut dan
didokumentasikan.
5. Monitoring (M)
 Coachee mengecek dan mereview kemajuan pencapaian tujuan tahapan GROW,
 Coach bertanya tentang proses mencapaitujuan, posisi, konsistensi waktu,
dukungan yang dibutuhkan.
 Coach dan coachee berbagi pengalaman tentang hasil pengamatannya.
 Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif dan memotivasi.
6. Evaluasi (E)
 Coachee mengecek evalausi pencapaitujuan yang telahditetapkan dan alasannya.
 Coach bertanya tentang hasil evalusi pencapaian tujuan dan alasannya, bagian
yang signifikan, serta komentar.
 Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusi jauh berbeda diperlukan
menyamakan persepsi dan krtieria.
 Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakan dukungan atas usaha-
usaha yang telah dilakukan coachee.

2. Pemantapan Instrumen Supervisi

Kegiatan penyempurnaan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi


kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik.

Dalam menyempurnakan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:

a. Instrumen supervisi/lembar observasi diantaranya adalah:


1) Lembar observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Lembar observasi Pembelajaran
3) Lembar observasi Penilaian hasil pembelajaran
b. Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru.

3. Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut.


a. Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
b. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran belum
tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan,
keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
c. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali
program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.

POS Kepala Sekolah 189


d. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
e. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.
f. Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:
1) Menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,
2) analisis kebutuhan,
3) mengembangkan strategi dan media,
4) menilai, dan
5) revisi

D. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap meliputi: kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis pada akhir pelatihan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan meliputi proses dan produk

E. Lembar Kerja

Materi: Program Supervisi Akademik LKKS- 3.C1


Kegiatan : Mereview program supervisi akademik (40 menit)
Petunjuk Kegiatan:

1. Diskusikan bersama kelompok komponen-komponen yang sebaiknya ada dalam


pembuatan program supervisi akademik.

2. Secara berkelompok cermatilah program supervisi akademik yang diberikan oleh


fasilitator pada masing-masing kelompok.

3. Identifikasilah program supervisi akademik yang diberikan oleh fasilitator, dan temukan
kelebihan, dan hal yang perlu mendapat perhatian. Tuliskan masukan yang diberikan oleh
kelompok dalam tabel di bawah ini (khususnya pada komponen: Rencana Pelaksanaan
Supervisi Akademik, dan Jadwal Supervisi Akademik).

Hal yang perlu


No Komponen/ Tahapan Kelebihan Keterangan
mendapat perhatian
1. Rencana Pelaksanaan
Supervisi Akademis
Tahun....

2. Jadwal Kegiatan
Supervisi Akademis
Tahun...

190 POS Kepala Sekolah


LKKS. 3.C2

Materi : Instrumen/Lembar Observasi untuk Kegiatan Supervisi Persiapan Pembelajaran


Kegiatan : Mereview dan menyusun instrumen

Petunjuk Kegiatan:

1. Peserta pelatihan dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang


2. Setiap kelompok memahami ketentuan dan prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)berdasarkan pendekatan/model pembelajaran (Scientific Aproach,
Discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning) untuk kurikulum 2013,
berdasarkan Permendilbud No 65 tahun 2013 tentangstandar proses dan Permendikbud No 81A
tahun 2013 lampiran IV pedoman umum pembelajaran.
3. Setiap kelompok melakukan identifikasi intrumen/lembar observasi supervisi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan di sekolah saat ini
4. Identifikasi tingkat kesesuaian instrumen/lembar observasi yang digunakan saat ini,bila akan
digunakan untuk melakukan supervisi implementasi kurikulum 2013 (instrumen dari
fasiliatator). Gunakan format seperti berikut untuk melakukan identifikasi.

No. Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Catatan


Pembelajaran Skor
1 2 3
A. Identitas Mata Pelajaran
Terdapat: satuan pendidikan,kelas, Tidak Ada Ada Direvisi/
semester, program/program keahlian, ada kurang lengkap diganti/
mata pelajaran atau tema pelajaran, lengkap Diperta
jumlah pertemuan hankan
................
Dst.

5. Buatlah (revisi) instrumen/lembar observasi supervise akademik persiapan pembelajaran


untuk implementasi kurikulum 2013 dari hasil identifikasi tingkat kesesuaian dengan
kurikulum 2013 di atas.
6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guru. (RPP terlampir/disediakan fasilitator)

LKKS.3.C3
Materi : Instrumen/Lembar Observasi untuk Kegiatan Supervisi Pelaksanaan
Pembelajaran

Kegiatan : Menyusun Instrumen

Petunjuk Kegiatan:

1. Peserta dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang


2. Setiap kelompok memahami ketentuan dan prinsip-prinsip Pelaksanaan Pembelajaran
berdasarkan pendekatan/model pembelajaran (Scientific Aproach, Discovery, Problem Based
Learning, Project Based Learning) untuk kurikulum 2013, berdasarkan Permendilbud No 65
tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud No 81A tahun 2013 lampiran IV
pedoman umum pembelajaran.

POS Kepala Sekolah 191


3. Identifikasi kemampuan yang harus diukur dengan mengacu pada dimensi kompetensi guru
menurut permendiknas No. 16 tahun 2007.
4. Identifikasi komponen penilaian dalam lembar observasi yang digunakan dalam penilaian
kinerja guru menurut Peraturan Negara Pendidikan Nasional Nomor 35. Tahun 2010 tentang
5. Setiap kelompok melakukan identifikasi intrumen/lembar observasi supervisi pelaksanaan
pembelajaran yang digunakan di sekolah saat ini menggunakan format berikut ini.

No. Aspek yang Diamati Hasil Catatan


Penelaahan
dan Skor
Tidak Ya
A. Kegiatan Pendahuluan
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam Direvisi/
mengawali kegiatan pembelajaran. diganti/
Dipertahan
kan
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik
Dst.
B. Kegiatan Inti
Materi pembelajaran sesuai dengan indikator
Dst

6. Gunakan instrumen yang sudah direvisi untuk mengobservasi tayangan video pembelajaran
yang akan ditayangkan oleh fasilitator.

LKKS.3.C4
Materi: Coahing GROW ME

Kegiatan: Kerja Kelompok dan Simulasi

1. Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan maksud setiap kata G-R-O-W- M-E tersebut
beserta penjelasannya.

2. Amati video (2.2.Video Coaching) yang ditayangkan fasilitator.Tuliskan dan


simpulkan, apakah video tersebut sudah memenuhi langkah GROW ME, dan tuliskan
pesan moral atau karakter yang dapat diperoleh dari video coaching tersebut baik dari
coach maupun coachee.

192 POS Kepala Sekolah


3. Pelajari dan bedakan nuansa pertanyaan berikut, selanjutnya berikan tanda (√) pada
pertanyaan yang paling cocok untuk coaching:
 Siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan ini?
 Apakah yang bisa Saudara ceritakan mengenai kegagalan ini?
 Apakah Saudara mengetahui apa yang harus Saudara lakukan?
 Adakah tugas tersebut masih belum jelas menurut Saudara?
 Apakah Saudara bisa menyelesaikannya sesuai jadwal?
 Langkah apakah yang akan Saudara lakukan supaya selesai sesuai jadwal?

4. Buatlah pertanyaan-pertanyaan non direktif atau pertanyaan yang menggali kedasaran


sesuai dengan konsep coaching berkaitan dengan masalah-masalah yang mungkin
muncul dalam implementasi kurikulum 2013.

5. Setiap kelompok melakukan simulasi coaching yang telah direncanakan sesuai


langkah berikut:
a. Memilih dua orang untuk berperan sebagai Guru A dan Pengawas pembina,
b. Memilih salah satu masalah yang diberikan fasilitator (misal: masalah pembelajaran
kreatif dan masalah penilaian otentik)
c. Kelompok yang mendapatkan masalah sejenis melakukan kegiatan saling simulasi
dan saling menilai simulasi coaching berdasarkan rubrik penilaian yang diberikan
dan menyampaikan kesimpulan hasil penilaian serta rekomendasinya.

Rubrik Penilaian Simulasi Coaching

NamaKelompok:...............................................
Nama Pengawas:................................................
Nama Pemeran Guru:................................................

Tingkat Kemampuan
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
Menggunakan pertanyaan non direktif atau
1.
menyadarkan
2. Menggunakan bahasa yang santun
3. Menggunakan bahasa tubuh yang efektif
4. Menyimak permasalahan dengan seksama
5. Menyimpulkan permasalahan dengan cermat
Memberikan feedback/balikan, atau saran yang
6.
kreatif dan konstruktif
Total skor

POS Kepala Sekolah 193


Keterangan:
Berilah tanda(√) pada kolom yang sesuai.
1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik
RUBRIK
Skor
Predikat Keterangan/Uraian
Perolehan
19-24 A Jika semua aspek langkah-langkah dalam coaching
dikuasai dengan sangat baik dan memuaskan
13-18 B Jika semua aspek dalam coaching telah dilakukan dengan
baik, namun masih ada sedikit aspek yang belum dilakukan
dengan benar
7-12 C Coaching telah dilakukan dengan baik, tetapi ada satu atau
dua aspek yang dilakukan dengan langkah yang kurang
benar
6 D Belum dapat melaksanakan coaching dengan baik,
kebawah

F. Rangkuman

Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat disimpulkan sebagai


berikut.
1. Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran
utamanya adalah kegiatan belajar mengajar.
2. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan
keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang
muncul atau yang mungkin akan muncul.
3. Umpan balik akan member pertolongan bagi supervisor dalam
melaksanakan tindak lanjut supervisi.
4. Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak
menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki,
memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, dan
kinerjanya

G. Refleksi
1. Hal-hal baru apa saja yang saudara peroleh setelah mengikuti kegiatan belajar ini?
2. Apa yang seharusnya saudara lakukan dalam penyusunan program tindak lanjut?

194 POS Kepala Sekolah


III Daftar Pustaka

Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997) Techniques in the Clinical Supervision of the Teachers:
Preservice and Inservice Applications (4th ed.). White Palins, NY: Longman.
Daresh, J.C. (1989) Supervision as a Proactive Process. White Plains, NY: Longman.
Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press.
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007.Supervision and Instructional
Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.
Glickman, C.D. 1981. Developmental supervision: Altenative practices for helping teachers. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Goldhammer, R., Anderson, R., and Krajewski, R. 1981,Clinical Supervision. New York: Holt,
Rinehart & Winston, 1981
Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.
Jasmani Asf, Drs,M.Ag. dan Syaiful Mustofa,M.Pd.,M.A.2006.Supervisi Pendidikan. Sleman: Ar-
Ruzz Media
Ng, P.T. 2005,GROW ME! – Coachingfor Schools. Singapore: Prentice Hall.
Robbins, S.P.2008. The Truth about Managing People.Second Edition. Upper Sadle River, New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching.Alexandria: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Suadin. 2012. Model, Pendekatan, dan Teknik-Teknik Supervisi
Pendidikan.http://suaidinmath.wordpress.com/2012/04/20/.diunduh tgl 9 Januari 2014
Sullivan, S. & Glanz, J. 2005.Supervision that Improving Teaching Strategies and
Techniques.Thousand Oaks, California: Corwin Press.
Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi Supervisi Kepala
Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTKDepdiknas.
Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004) Penilaian Portofolio, Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Rosda.

POS Kepala Sekolah 195


PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAGI KEPALA SEKOLAH

04. KEPRAMUKAAN KEPRAMUKAAN

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 201

196 POS Kepala Sekolah


A. Pendahuluan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal 53
ayat (2) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) serta
dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal
79 ayat (2) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan).
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah terbagi menjadi ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler
pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti
oleh setiap peserta didik mulai dari SD, SMP, SMA/SMK kecuali yang memiliki
kekhususan.Kepramukaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan dalam
menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual,
intlelektual, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.

B. Petunjuk Pembelajaran

1. Materi ajar ini digunakan selama mengikuti pelatihan pada mata latih Kepramukaan dengan
alokasi waktu tatap muka 4 JP atau 180 menit.
2. Materi ajar ini memandu ketercapaian kompetensi yang harus dicapai selama proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan metode yang sesuai dengan
karakteristik materi sehingga peserta berperan aktif selama pelatihan untuk memperoleh
pengalaman belajar yang optimal.
3. Selama pembelajaran materi pokok/submateri pokok difasilitasi dengan Lembar Kegiatan
(LK), yaitu LKKS.3.D1dan LKKS.3.D2 untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dalam pelatihan dan produk yang dihasilkan
oleh peserta baik secara individu/dan atau kelompok.

C. Kompetensi yang Akan Dicapai

Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta pelatihan adalah memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan kegiatan kepramukan yang mencakup konsep dasar kepramukaan, jenis
kegiatan pembentuk karakter, dan internalisasi nilai-nilai karakter.
2. Menjelaskan strategi implementasi program yang meliputi perencanaan program,
pelaksanaan program, dan penilaian.
3. Melaksanakan evaluasi program yang meliputi monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut.

D. Ruang Lingkup Materi

1. Kegiatan Kepramukaan(45 menit):


a. Konsep Dasar Kepramukaan
1) Sejarah Kepramukaan
2) Pengertian dan Dasar Gerakan Pramuka
3) Tujuan Kegiatan Pramuka

POS Kepala Sekolah 197


4) Fungsi Kegiatan Pramuka
5) Peran dan Fungsi Mabigus
6) Syarat Kecakapan dalam Gerakan Pramuka
b. Jenis Kegiatan Pembentuk Karakter
c. Internalisasi Nilai Karakter
2. Strategi Implementasi Kegiatan (45 Menit)
a. Perencanaan Program
b. Pelaksanaan Program
c. Penilaian
3. Evaluasi Program Pramuka (90 menit)
a. Monitoring dan Evaluasi Program Ekstrakurikuler Pramuka
b. Pelaporan
c. Tindak Lanjut

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Curah pendapat tentang ekstrakurikuler wajib Pramuka baik mengacu pada kebijakan
pemerintah Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III, maupun mengacu pada pengalaman melaksanakan program
ekstrakurikuler pramuka di sekolah sehingga diperoleh pemahaman bersama konsep dasar
kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
2. Mengamati tayangan video kegiatan pramuka di sekolah dengan menggunakan Lembar
Kegiatan (LKKS.3.D1) untuk menjelaskan konsep dasar kepramukaan dan mengidentifikasi
jenis kegiatan pramuka pembentuk karakter.
3. Mendiskusikan hasil pengamatan yang dituangkan dalam LKKS.3.D1 sehingga diperoleh
informasi bersama berbagai jenis kegiatan pramuka pembentuk karakter dan rasional
mengapa ekstrakurikuler pramuka bersifat wajib.
4. Curah pendapat tentang strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
5. Mendiskusikan contoh Rencana Program Ekstrakurikuler Pramuka untuk mengkaji ruang
lingkup/komponen yang harus ada dalam sebuah program ekstrakurikuler pramuka
(LKKS.3.D2) sehingga dicapai kemampuan dalam menyusun program ekstrakurikuler
pramuka.
6. Melakukan evaluasi program ekstrakurikuler pramuka melalui kegiatan diskusi tentang
kegiatan monitoring dan evaluasi, penyusunan laporan, dan tindak lanjut.

198 POS Kepala Sekolah


Kegiatan Pembelajaran 1: Kegiatan Kepramukaan

A. Deskripsi Materi
Muatan materi pada pembelajaran 1 berisi tentang kegiatan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler
wajib Pramuka di sekolah yang meliputi: 1) konsep dasar kepramukaan: a) sejarah kepramukaan;
b) pengertian gerakan pramuka; c) tujuan kegiatan pramuka; d) fungsi kegiatan pramuka; e) Peran
dan Fungsi Mabigus; f) Syarat Kecakapan dalam Gerakan Pramuka: 2) jenis kegiatan pembentuk
karakter; 3) Internalisasi Nilai-nilai Kepramukaan.
Materi tersebut di atas memberikan gambaran utuh tentang kepramukaan yang menjadi
kewenangan Kepala Sekolah untuk menyelenggarakan di satuan pendidikannya.
Materi tentang konsep dasar kepramukaan di atas memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan
materi-materi berikutnya karena sebagai landasan dalam menyusun dan mengevaluasi program
ekstrakurikuler pramuka.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan curah pendapat, pengamatan, dan diskusi, peserta pelatihan dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
2. Mengidentifikasi jenis kegiatan kepramukaan pembentuk karakter.
3. Menjelaskan pendekatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan.

C. Uraian Materi
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka mengacu pada Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada lampiran III, secara jelas dituliskan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional kurikulum yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti
disebutkan pada Pasal 53 ayat 92) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan serta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan.
Kedudukan ekstrakurikuler dalam sistem kurikulum hendaknya tidak dipandang sebagai pengisi
waktu luang, tetapi ditempatkan sebagai komplemen kurikulum yang dirancang secara sistematis
untuk membangun relevansinya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini,
seluruhnya didedikasikan kepada peserta didik, maksudnya menyelenggarakan kegiatan
kurikuler maupun ekstra untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan potensi peserta didik.
Secara konsepsional Kurikulum 2013 telah ditata dari landasan filosofis, landasan teoritis dan
membangun struktur kurikulum yang komprehensif untuk mencapai kompetensi inti dengan
amanat: kompetensi sikap (spiritual dan sosial), kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan. Ketiga amanat inilah yang harus diperjuangkan dalam setiap proses pendidikan di
sekolah, termasuk dengan keberadaan ekstrakurikuler.
Dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di Sekolah,
agar sejalan dan relevan dengan amanat Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum 2013 maka
pelaksanaan harus didisain dalam bentuk Buku Panduan atau Petunjuk Pelaksanaan yang
memiliki kekuatan hukum yang jelas, tentunya tidak saja berdasarkan Peraturan Menteri No.81A
tahun 2013 tetapi ditindaklanjuti dengan adanya SKB Mendikinas dan Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka tentang Petunjuk Pelaksanaannya.

1. Konsep Dasar Kepramukaan


Berikut dideskripsikan tentang konsep dasar kepramukaan sebagai pengetahuan awal yang
mendasari kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah yang meliputi: a) sejarah
kepramukaan; b) pengertian gerakan pramuka; c) tujuan kegiatan pramuka; d) fungsi
kegiatan pramuka; e) tingkatan dalam kepramukaan; f) peraturan dan persyaratan dalam
pramuka.

POS Kepala Sekolah 199


a. Sejarah Kepramukaan
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti kaum muda yang
suka berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi
digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak
jaman penjajahan Belanda dengan nama kepanduan.
1) Pendiri Pramuka
Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan
tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan agar
menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu. Beliau
menulis “Scouting for Boys” sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka
bersama pramuka dan latihan-latihan yang diperlukan Pramuka. Gagasan Boden
Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negara-negara lain
mendirikan kepanduan. Diantaranya di negeri Belanda dengan nama Padvinder
atau Padvinderij.
Gagasan kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia yang pada masa itu
merupakan daerah jajahan Hindia Belanda (Nederlands OOst Indie), dengan
mendirikan Nederland Indischie Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan
Pandu-pandu Hindia-Belanda.

2) Sejarah Kepramukaan di Indonesia


Gagasan organisasi Boden Powell tersebut dalam waktu singkat menyebar ke
berbagai negara termasuk Belanda. Di belanda gerakan pramuka dinamai
Padvinder.Pada masa itu Belanda yang menguasai Indonesia membawa gagasan itu
ke Indonesia. Akhirnya mereka mendirikan organisasi tersebut di Indonesia dengan
nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-
Pandu Hindia Belanda).
Selanjutnya dalam perkembangan, pemimpin-pemimpin gerakan nasional
Indonesia mendirikan organisasi kepanduan dengan tujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan siap menjadi kader pergerakan nasional. Dalam waktu
singkat muncul berbagai organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse
Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale
Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul
Wathon).
Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan larangan penggunaan istilah
Padvindery. Maka K.H. Agus Salim mengganti nama Padvindery menjadi Pandu
atau Kepanduan dan menjadi cikal bakal dalam sejarah pramuka di Indonesia.
Setelah sumpah pemuda kesadaran nasional juga semakin meningkat, maka pada
tahun 1930 berbagai organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan),
PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung melebur menjadi KBI (Kepanduan
Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu
Indonesia) kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia).
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia organisasi Kepanduan dilarang, maka
banyak dari tokoh Pandu yang beralih dan memilih masuk Keibondan, Seinendan,
dan PETA.
Setelah proklamasi kemerdekaan kembali dibentuk orgasisasi kepanduan yaitu
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 dan menjadi satu-satunya
organisasi kepanduan.Pada tahun 1961 organisasi kepanduan di Indonesia terpecah
menjadi 100 organisasi kepanduan dan terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO
(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia). Sadar akan kelemahan terpecah-pecah akhirnya ketiga federasi

200 POS Kepala Sekolah


yang menghimpun bergabung menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Sejarah pramuka di Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal tersebut
didasarkan pada Keppres RI No. 112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang
Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan
keanggotaan seperti yang disebutkan Presiden pada 9 Maret 1961.
Peringatan hari Pramuka diperingati pada setiap tanggal 14 Agustus dikarenakan
pada tanggal 14 Agustus 1961 adalah hari dimana Gerakan Pramuka di
perkenalkan di seluruh Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai hari Pramuka yang
diikuti dengan pawai besar. Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus1961
sedikit-banyak diilhami oleh Komsomoldi Uni Soviet. Sebelumnya presiden juga
telah melantik Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari.

b. Pengertian dan Dasar Gerakan Pramuka


Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan
bagi anak muda, di bawah tanggung jawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar
lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode
pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat
sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan
agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang
didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur
berdasarkan:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 1961 tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda
karana
4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam
menjalankan tatalaksana organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka yang harus
dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
1) Faktor-faktor penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka (Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan SK Kwarnas 203 Tahun 2009) ialah :
a) Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang adil dan makmur material maupun spiritual, dan beradab.
b) Kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c) Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan dengan sasaran
meningkatkan sumber daya kaum muda dalam mewujudkan masyarakat
madani dan melestarikan keutuhan :
 Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Ideologi Pancasila
 Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
 Lingkungan hidup di bumi nusantara
2) Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
sebagai :
a)Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka.
b) Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

POS Kepala Sekolah 201


c. Tujuan Kegiatan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
1) memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik,
taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan
hidup, sehat jasmani, dan rohani;
2) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada
satuan pendidikan adalah untuk:
1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
2) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya.

d. Fungsi Kegiatan Pramuka


Dengan landasan uraian tujuan di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda.
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan
aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.
2) Pengabdian bagi orang dewasa.
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
3) Alat bagi masyarakat dan organisasi.
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
organisasinya.

Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan,
sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu.
1) Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,
pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter
dan pelatihan kepemimpinan.
2) Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3) Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan

202 POS Kepala Sekolah


kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta
didik.
4) Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

e. Peran dan Fungsi Mabigus


Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang mendukung
pelaksanaan tugas Gerakan Pramuka dengan cara memberi bimbingan dan bantuan
moril, organisatoris, material dan finansial kepada Kwartir Nasional, Kwartir Daerah,
Kwartir Cabang, Kwartir Ranting, dan Gugus depan Gerakan Pramuka.
1) Majelis Pembimbing (MABI) Gerakan Pramuka berkedudukan di tingkat :
a) Nasional disebut Majelis Pembimbing Nasional (MABINAS)
b) Daerah disebut Majelis Pembimbing Daerah (MABIDA)
c) Cabang disebut Majelis Pembimbing Cabang (MABICAB)
d) Ranting disebut Majelis Pembimbing Ranting (MABIRAN)
e) Gugus depan disebut Majelis Pembimbing Gugus depan (MABIGUS)
f) Desa/Kelurahan disebut Majelis Pembimbing Desa (MABISA)
g) Satuan Karya Pramuka disebut Pembimbing Saka (MABISAKA)

2) Fungsi Majelis Pembimbing


Majelis Pembimbing dalam melaksanakan fungsi bimbingan, bantuan moril,
organisatoris, materiil dan bantuan finansiil kepada SAKA/Gudep/Kwartir sesuai
kebutuhan jajarannya masing-masing, wajib melaksanakan koordinasi secara
periodik
A. Majelis Pembimbing berasal dari unsur orang tua peserta didik dan tokoh
masyarakat di lingkungan Gugus depan yang memiliki perhatian dan tanggung
jawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis
Pembimbing.
B. Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari tokoh
masyarakat pada tingkat masing - masing yang memiliki perhatian dan rasa
tanggung jawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran
Majelis Pembimbing.
C. Pembina Gugus depan dan Ketua Kwartir secara ex-officio menjadi Anggota
Majelis Pembimbing.
D. Majelis Pembimbing terdiri atas :
- Seorang Ketua
- Seorang atau beberapa orang Wakil Ketua.
- Seorang atau beberapa Sekretaris
- Beberapa orang Anggota
e) Ketua Majelis Pembimbing Gugus depan dipilih dari di antara Anggota Majelis
Gugus depan yang ada.
f)Ketua Majelis Pembimbing jajaran Ranting, Cabang, dan Daerah, dijabat oleh
Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat.
g) Ketua Majelis Pembimbing Nasional dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.
h) Majelis Pembimbing membentuk Majelis Pembimbing Harian terdiri atas :
 Seorang Ketua yang dijabat oleh Ketua Majelis Pembimbing atau salah
seorang dari Wakil Ketua.
 Seorang Wakil Ketua
 Seorang Sekretaris
 Beberapa orang Anggota
i) Majelis Pembimbing mengadakan Rapat Majelis Pembimbing sekurang-
kurangnya satu kali dalam waktu satu tahun.
j) Majelis Pembimbing Harian Mengadakan Rapat
k) Majelis Pembimbing Harian sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.

POS Kepala Sekolah 203


f. Syarat Kecakapan dalam Gerakan Pranuka.

Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh
peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati ujian-
ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat kecakapan pada bidang


tertentuberdasarkan pilihan pribadi dalam pengembangan minat dan bakat peserta
didik.Tanda Kecakapan Khusus (TKK) diperoleh setelah melalui ujian-ujian dan
disematkan pada upacara latihan mingguan.

Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi
oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka
Garuda.Untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-
ujian dan disematkan dalam upacara pelantikan.

Penilaian ujian dalam pemenuhan syarat Kecakapan Umum. Syarat Kecakapan Khusus
dan Syarat Pramuka Garuda dititikberatkan kepada perkembangan proses kemampuan
peserta didik terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan

1) SKU dan TKU.


a) SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para
Pramuka untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya,
untuk berusaha mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai
anggota Gerakan Pramuka.
b) SKU disusun menurut pembagian golongan usia Pramuka yaitu golongan
Siaga, golongan Penggalang, golongan Penegak dan golongan Pandega.
c) SKU untuk golongan Siaga terdiri dari 3 tingkat, yaitu : Siaga Mula, Bantu,
dan Tata. SKU untuk golongan penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu
:Penggalang Ramu. Rakit, dan Terap.
d) SKU untuk golongan Penegak, terdiri dari 2 tingkat, yaitu : tingkat
Bantara. Laksana, dan Pandega
e) TKU diraih oleh peserta didik melalui bentuk ujian-ujian yang dilakukan
secara perseorangan.

2) SKK dan TKK


a) SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian,
kemahiran, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan di bidang tertentu,
yang lain dari kemampuan umum yang ditentukan dalam SKU.
b) SKK dipilih seorang Pramuka sesuai dengan minat dan bakatnya.
c) TKK sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi
para Pramuka untuk memperoleh kecakapan, dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupan dan penghidupannya sesuai dengan bakat dan
keinginannya sehingga dapat mendorong semangat menjadi
wiraswastawan di masa mendatang.
d) TKK diperoleh setelah meyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan.
e) TKK dikelompokkan menjadi 5 bidang:Agama, Bidang Patriotisme dan
Seni Budaya, Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, Bidang
Ketangkasan dan Kesehatan, dan Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong
royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup.
3) TKK dibedakan atas tingkatan-tingkatan, yaitu Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega.

204 POS Kepala Sekolah


4) PG/TPG
Seorang yang telah menyelesaikan SPG disebut sebagai Pramuka Garuda,
berhak menyandang TPG menjadi teladan bagi teman-temannya di gudep dan
masyarakat di sekitarnya. SPG/TPG terdapat di semua golongan usia
Pramuka.
5) Penguji
Penguji SKU adalah Pembina/Pembantu Pembina Pramuka yang langsung
membina Pramuka yang diuji.

2. Jenis Kegiatan Pembentuk Karakter


Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sangat relevan sebagai
wadah penanaman nilai karakter. Nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan
kepramukaan adalah sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab.
Berikut keterampilan kepramukaan yang dapat membentuk karakter peserta didik, termasuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
a. Keterampilan Tali Temali
1) Cara dan manfaat
Keterampilan Tali Temali digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya
membuat tandu, memasang tenda, membuat tiang jemuran, dan tiang bendera.
Setiap anggota gerakan pramuka diharapkan mampu dan dapat membuat dan
menggunakan tali-temali dengan baik.
2) Implementasi Nilai Karakter
Membuat simpul dan ikatan diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab. Membuat tandu diharapkan dapat
membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab.

b. Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Garurat(PPGD)


1) Cara dan Manfaat
Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) merupakan kegiatan
untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau orang sakit.
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa tindakan ini hanya tindakan
pertolongan sementara. Langkah berikutnya tetap harus segera dibawa ke
Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Mencari dan memberi obat diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial. Membalut luka,
menggunakan bidai dan mitela diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian,
kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial.

c. Ketangkasan Pionering
1) Cara dan Manfaat
Ada beberapa kegiatan keterampilan dan pengetahuan yang sekiranya dapat
membantu membuat kegiatan kepramukaan tetap menarik dan menantang minat
peserta didik untuk tetap menjadi anggota gerakan pramuka. Kegiatan ketangkasan
pionering merupakan kegiatan yang sudah biasa dalam kegiatan kepramukaan.
Kegiatan itu meliputi membuat gapura, menara pandang, membuat tiang bendera,
membuat jembatan tali goyang, meniti dengan satu atau dua tali.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Dalam kegiatan membuat gapura, menara pandang dan membuat tiang bendera
diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian, percaya diri, ketekunan, dan
kerjasama. Dalam kegiatan membuat jembatan tali goyang dan meniti dengan satu

POS Kepala Sekolah 205


atau dua tali diharapkan dapat membentuk karakter keberanian, ketelitian, percaya
diri, ketekunan, dan kesabaran.

d. Keterampilan Morse dan Semaphore


1) Cara dan manfaat
Kedua keterampilan ini sebenarnya merupakan bahasa sandi dalam
kepramukaan. Perbedaan keduanya adalah terletak pada penggunaan media.
Morse menggunakan media peluit, senter, bendera, dan pijatan. Semaphore
menggunakan media bendera kecil berukuran 45 cm X 45 cm. Keterampilan ini
perlu dimiliki
Oleh setiap anggota gerakan pramuka agar dalam kondisi darurat mereka tetap
dapat menyampaikan pesan.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Morse dan Semaphore diharapkan dapat membentuk karakter kecermatan,
ketelitian, tanggung jawab, dan kesabaran.

e. Keterampilan Membaca Sandi Pramuka


1) Cara dan Manfaat
Keterampilan ini sangat diperlukan dalam kegiatan penyampaian pesan rahasia
dengan menggunakan kunci yang telah disepakati. Seorang pramuka harus dapat
dipercaya untuk dapat melakukan segala hal termasuk penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan rahasia. Dalam menyampaikan pesan rahasia ini
diperlukan kode-kode tertentu yang dalam kepramukaan disebut sandi. Sandi
dalam pramuka antara lain sandi akar, sandi kotak biasa, sandi kotak berganda,
sandi merah putih, sandi paku, dan sandi angka.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Sandi akar, sandi kotak biasa, sandi kotak berganda, sandi merah putih, sandi
paku, dan sandi angka diharapkan dapat membentuk karakter kreatif, ketelitian,
kerjasama, dan tanggung jawab.

f. Penjelajahan dengan Tanda Jejak


1) Cara dan Manfaat
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk latihan berpetualang. Anggota gerakan
pramuka harus terbiasa dengan alam bebas. Di alam bebas tidak terdapat rambu-
rambu secara jelas sebagaimana di jalan raya. Oleh karena itu, seorang anggota
gerakan pramuka harus dapat memanfaatkan fasilitas alam sebagai petunjuk arah
dan atau tanda bahaya kepada teman kelompoknya.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Penjelajahan dengan memasang dan membaca tanda jejak diharapkan dapat
membentuk karakter religius, toleransi, cinta tanah air, peduli lingkungan, kerja
sama, dan tanggung jawab.

g. Kegiatan Pengembaraan
1) Cara dan Manfaat
Kegiatan pengembaraan ini bukan sekedar jalan-jalan di alam bebas atau rekreasi
bersama melainkan melakukan perjalanan dengan berbagai rintangan yang perlu
diperhitungkan agar tujuan kita dapat dicapai. Hal ini dengan sendirinya juga
mendidik generasi muda bahwa untuk dapat mencapai cita-cita itu banyak
rintangan dan sangat memerlukan perjuangan yang kuat. Oleh karena itu,
pendidikan di alam bebas dengan berbagai rintangan merupakan pendidikan yang
menantang dan menyenangkan.

206 POS Kepala Sekolah


2) Implementasi Nilai Karakter:
Kegiatan pengembaraan ini diharapkan dapat membentuk karakter mandiri,
peduli lingkungan, tangguh, tanggung jawab, kepemimpinan, kerja sama, peduli
sosial, ketelitian, dan religius.

h. Keterampilan Baris-Berbaris (KBB)


1) Cara dan manfaat
Di lingkungan gerakan pramuka, peraturan baris-berbaris disebut keterampilan
baris-berbaris. Kegiatan ini merupakan keterampilan untuk melaksanakan perintah
atau instruksi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan fisik. Keterampilan Baris-
berbaris ini dilakukan untuk melatih kedisiplinan, kekompakan, keserasian, dan
seni dalam berbaris.
2) Implementasi Nilai Karakter:
Keterampilan baris-berbaris ini diharapkan dapat membentuk karakter
kedisiplinan, kreatif, kerja sama, dan tanggung jawab.

i. Keterampilan Menentukan Arah


1) Cara dan Manfaat
Keterampilan ini merupakan suatu upaya bagi anggota gerakan pramuka untuk
mengetahui arah. Dalam penentuan arah ini dapat digunakan kompas, dan benda
yang ada di alam sekitar, misalnya: kompas sederhana (silet, magnet, dan air)
bintang, pohon, dan matahari. Hal ini sangat penting apabila anggota gerakan
pramuka itu tersesat di alam bebas ketika melakukan pengembaraan.

2) Implementasi Nilai Karakter:


Keterampilan menentukan arah ini diharapkan dapat membentuk karakter kreatif,
kerja keras, rasa ingin tahu, dan kerja sama.

j. Internalisasi Nilai-nilai Karakter


Beberapa strategi yang dapat lakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah sebagai berikut;
1) Intervensi
Intervensi adalah bentuk campur tangan yang dilakukan pembimbing
ekstrakurikuler pramuka terhadap peserta didik. Jika intervensi ini dapat
dilakukan secara terus menerus, maka lama kelamaan karakter yang
diintervensikan akan terpatri dan mengkristal pada diri peserta didik. Di berbagai
jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka, terdapat banyak karakter yang dapat
diintervensikan oleh pembimbing terhadap peserta didik yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Pembimbing dapat melakukan intervensi melalui
pemberian pengarahan, petunjuk dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar
dipatuhi oleh para peserta didik yang mengikutinya.
2) Pemberian Keteladanan
Kepala sekolah dan guru pembimbing peserta didik adalah model bagi peserta
didik. Apa saja yang mereka lakukan, banyak yang ditiru dengan serta merta oleh
peserta didik. Oleh karena itu, berbagai karakter positif yang mereka miliki,
sangat bagus jika ditampakkan kepada peserta didik dengan maksud agar mereka
mau meniru atau mencontohnya. Karakter disiplin yang ingin disemaikan kepada
peserta didik, haruslah dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh
kepala sekolah dan guru, termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Karakter disiplin yang dicontohkan oleh kepala sekolah
dan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini, dapat diwujudkan dalam
bentuk selalu hadir tepat waktu saat latihan/kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
mentaati waktu dan jadwal latihan yang disepakati. Dengan contoh konkret yang

POS Kepala Sekolah 207


diberikan secara terus menerus, dan kemudian ditiru secara terus menerus, akan
membentuk karakter disiplin peserta didik.
3) Habituasi/Pembiasaan
Ada ungkapan menarik terkait pembentukan karakter peserta didik: “Hati-hati
dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan
kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karaktermu”. Ini berarti bahwa pembiasaan
yang dilakukan secara terus menerus, akan mengkristal menjadi karakter.
Ada ungkapan senada terkait dengan pembentukan kebiasaan ini. Yaitu,
“Biasakanlah yang benar, dan jangan membenarkan kebiasaan”. Kebenaran harus
dibiasakan agar membentuk karakter yang berpihak pada kebenaran. Semenara
itu, tidak semua kebiasaan itu benar, dan oleh karena itu, hanya yang benar saja
yang perlu dibiasakan. Sementara yang salah, sebagai salah satu ujung dari
karakter yang tidak positif, hendaknya tidak dibiasakan. Dalam realitas
kehidupan, orang menjadi bisa karena biasa atau banyak membiasakan.
4) Mentoring/pendampingan
Pendampingan adalah suatu fasilitasi yang diberikan oleh pendamping kegiatan
ekstrakurikuler pramuka terhadap berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh
peserta didik, agar karakter positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan dan
diintervensikan tetap terkawal dan diimplementasikan oleh peserta didik. Dalam
proses pendampingan ini, bisa terjadi terdapat persoalan actual riil keseharian
yang ditanyakan peserta didik kepada pembimbingnya, sehingga pembimbing
yang dalam hal ini berfungsi sebagai mentor, dapat memberikan pencerahan
sehingga tindakan peserta didik tidak keluar dari koridor karakter positif yang
hendak dikembangkan.
Pembimbing peserta didik, dalam proses-proses pendampingan (mentoring), juga
bisa mengedepankan berbagai kelebihan dan kekurangan, efek positif dan negatif
setiap tindakan manusia, serta keuntungan dan kerugian (jangka pendek dan
jangka panjang), baik tindakan yang positif maupun negatif. Dengan demikian,
sebelum dan selama peserta didik bertindak, senantiasa dikerucutkan pada tujuan-
tujuan yang positif dan juga dengan menggunakan cara-cara yang positif. Untuk
mencapai tujuan yang baik hanya boleh dengan menggunakan tindakan yang baik
dan dengan menggunakan cara yang baik juga. Tujuan tidak membolehkan segala
cara untuk mencapainya, sebaik dan sepositif apapun tujuan tersebut. Hanya
dengan cara yang baiklah, tujuan yang baik itu boleh dicapai.
5) Penguatan
Dalam berbagai perspektif psikologi, penguatan yang diberikan oleh pembimbing
ekstrakurikuler pramuka berkhasiat untuk memperkuat perilaku peserta didik.Oleh
karena itu, jangan sampai pembimbing peserta didik kalah start dengan peer
group peserta didik yang sering mencuri start dalam hal memberikan penguatan
perilaku sebayanya. Sebab, jika peer group peserta didik telah “dikuasai” oleh
peer group-nya, termasuk peer group yang mengarahkan ke tindakan-tindakan
yang negatif, akan sangat sukar dikuasai oleh pembimbingnya. Penguasaan atas
peserta didik ini dapat ditempuh dengan secepatnya memberikan penguatan
terhadap perilaku berkarakter positif.
6) Keterlibatan Berbagai Pihak
Berbagai pihak yang sepatutnya terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru pembimbing
ekstrakurikuler pramuka, komite sekolah, pengawas sekolah dan orang tua siswa.
Berbagai bentuk keterlibatan berbagai pihak tersebut dapat bertanggung jawab
sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah Sebagai Ketua Mabigus.
2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
3) Pembimbing Kegiatan Ektra Kurikuler Pramuka sebagai Ketua Gugus Depan
Pramuka

208 POS Kepala Sekolah


4) Pengawas Sekolah
5) Komite Sekolah.

D. Aktifitas Pembelajaran
1. Curah pendapat tentang konsep dasar kepramukaan berdasarkan Permendikbud RI Nomor
81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dan hasil
pengalaman/empiris dalam merancang, melaksanakan kegiatan, mendampingi, dan memantau
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
2. Kegiatan curah pendapat difasilitasi dengan terlebih dahulu mengamati tayangan video
kegiatan kepramukaan di sebuah sekolah.
3. Pencapaian kompetensi menjelaskan konsep dasar kepramukaan diiperkuat selain melalui
pengamatan tayangan video, tetapi juga melalui kegiatan diskusi dengan menggunakan
LKKS.3.D1.

E. Penilaian
1. Penilaian sikap: selama mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Penilaian pengetahuan terkait materi tentang konsep dasar dan jenis kegiatan pembentuk
karakter.
3. Penilaian keterampilan pada saat mengkomunikasikan pikiran/tanggapan terhadap kebijakan
dan produk berupa hasil identifikasi jenis kegiatan pembentuk karakter yang dihasilkan baik
secara individu maupun kelompok dengan bantuan LKKS.3.D1.

F. Lembar Kerja

LKKS. 3.D1

KONSEP DASAR DAN JENIS KEGIATAN PEMBENTUK KARAKTER

1. Cermati tayangan video tentang kepramukaan di sekolah!


2. Hubungkan pengetahuan yang diperoleh dari tayangan video di atas dengan pengalaman
Ibu/Bapak ketika mengikuti atau melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka!
3. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tersebut:
a. Deskripsikan secara singkat tujuan dan manfaat kegiatan pramuka di sekolah!

Tujuan Pramuka:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Manfaat Pramuka:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

POS Kepala Sekolah 209


b. Berdasarkan hasil pengamatan tayangan video di atas dan pengalaman Ibu/Bapak ketika mengikuti atau melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
identifikasi jenis kegiatan pramuka pembentuk karakter peserta didik dengan memberi tanda check (Ѵ) pada karakter yang sesuai berdasarkan jenis kegiatan
Pramuka!

No Jenis Kegiatan Karakter


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. Tali temali
2. PPGD
3.
4.
5.

Keterangan:
1 = Religius 7 = Mandiri 13 = Bersahabat/Komunikatif
2 = Jujur 8 = Demokratis 14 = Cinta damai
3 = Toleransi 9 = Rasa ingin tahu 15 = Gemar membaca
4 = Disiplin 10 = Semangat kebangsaan 16 = Peduli lingkungan
5 = Kerja keras 11 = Cinta tanah air 17 = Peduli sosial
6 = Kreatif 12 = Menghargai prestasi 18 = Tanggung jawab.

c. Berdasarkan hasil identifikasi di atas, jelaskan rasional mengapa pramuka merupakan ekstrtrakurikuler wajib di satuan pendidikan!

210 POS Kepala Sekolah


G. Rangkuman
Sejarah pramuka dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powel (22 Februari
1857 – 8 Januari 1941) yang dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).Berbagai kegiatan seperti Jambore dunia dilaksanakan di berbagai negara.
Pramuka di Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal tersebut didasarkan pada Keppres
RI No. 112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebutkan
Presiden RI pada 9 Maret 1961. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk
kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-
usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai
yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan
Undang-Undang, Keputusan Presiden, dan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka peserta didik
memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik sebagai warga negara Indonesia.
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke
tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang
berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam kegiatan pramuka terdapat tingkatan dan peraturan, serta
persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap anggotanya.

H. Refleksi
1. Nilai-nilai apa yang paling mendasar dari kegiatan Pramuka bagi peserta didik sebagai
Warga Negara Indonesia?
2. Bagaimana pendapat Ibu/Bapak peran strategis organisasi “Pandu” pada masa
penjajahan Belanda dalam merintis semangat pergerakan nasional Indonesia?

POS Kepala Sekolah 211


Kegiatan Pembelajaran 2: Strategi Implementasi Kegiatan
A. Deskripsi Materi
Muatan materi pada kegiatan pembelajaran 2 meliputi strategi implementasi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang meliputi perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di satuan pendidikan.

Penguasaan materi tentang strategi implementasi ekstrakurikuler pramuka dan penyusunan


program ekstrakurikuler pramuka bermanfaat untuk merancang program tersebut di sekolah
yang dipimpin atau pendampingan di sekolah binaan dalam menyusun rancangan program
tersebut.

Materi strategi implementasi ekstrakurikuler pramuka terkait dengan upaya penerapan


kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai program yang dilaksanakan kegiatan di masing-
masing satuan pendidikan.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan curah pendapat, pengkajian contoh, dan diskusi, peserta dapat menyusun
rencana program ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan.

C. Uraian Materi
Setiap satuan pendidikan berkewajiban menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
karenakepramukaan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem kurikulum pendidikan
(suplement dan complement) dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang
berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektual, emosional, maupun fisik dan
ketrampilan.
1. Strategi Implementasi Kegiatan
Berikut deskripsi materi strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang
meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian.
a. Perencanaan Program Kegiatan:
Revitalisasi gerakan pramuka perlu dilakukan agar kegiatan-kegiatan kepramukaan
dapat terselenggara secara lebih berkualitas, menarik minat dan menjadi pilihan
peserta didik, dan mewujudkan peserta didik yang berkarakter kuat untuk menjadi
calon pemimpin bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Guna menunjang dan
memperkuat kebijakan tersebut perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka mutlak diperlukan yang meliputi :
1) Program Kerja Kegiatan Pramuka;
2) Rencana Kerja Anggaran Kegiatan Pramuka;
3) Program Tahunan;
4) Program Semester;
5) Silabus Materi Kegiatan Pramuka;
6) Rencana Pelaksanaan Kegiatan; dan
7) Kriteria Penilaian Kegiatan.
A. Berdasarkan uraian di atas, maka penyusunan program ekstrakurikuler pramuka di
satuan pendidikan perlu dikuasai oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan
pengawas sekolah sebagai pembimbing maupun pemantau pelaksanaan program
tersebut di sekolah binaannya.
b. Pelaksanaan Pelatihan Pramuka
1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pelatihan Pramuka.
Alokasi Waktu Jam Pelatihan Pramuka per Minggu : SD/MI : 2 x 35
menit.SMP/MTs: 2 x 40 menit.SMA/MA: 2 x 45 menit. SMK/MAK : 2 x 45
menit.
2) Pengelolaan Pelatihan Pramuka

212 POS Kepala Sekolah


Pelatih menyesuaikan tempat pelatihan peserta didik sesuai dengan tujuan dan
karakteristik proses Pelatihan Pramuka. Volume dan intonasi suara Pelatih dalam
proses Pelatihan Pramuka harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
Pelatih wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh
peserta didik. Pelatih menyesuaikan materi dengan kecepatan dan kemampuan
penerimaan peserta didik. Pelatih menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses Pelatihan
Pramuka. Pelatih memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses Pelatihan Pramuka berlangsung. Pelatih
mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat. Pelatih berpakaian sopan, bersih, dan rapi. Pada tiap awal semester,
Pelatih menjelaskan kepada peserta didik silabus bahan materi pelatihan; dan
Pelatih memulai dan mengakhiri proses Pelatihan Pramuka sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
3) Pelaksanaan Pelatihan Pramuka
Pelaksanaan Pelatihan Pramuka merupakan implementasi dari Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK), meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pada Kegiatan inti model Pelatihan Pramuka, metode Pelatihan Pramuka, media
Pelatihan Pramuka, danalat serta bahan yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik pramuka. Pengoperasionalan pendekatan saintifik, model
pembelajaran inkuiri, discoveri, project based learning, dan problem based
learning disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan, dan
peserta didik. Kompetensi tersebut mencakup 3 ranah, yaitu sikap pengetahuan,
dan keterampilan.

c. Penilaian Kegiatan Pramuka


Penilaian wajib diberikan terhadap kinerja peserta didik pramuka dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan


ekstrakurikuler pramuka yang merupakan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester
atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti
program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan
dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir
tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program
pembelajarannya. Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai
prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap
prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan
pendidikannya.Teknik penilaian yang dilakukan guru meliputi :
1) Penilaian dilakukan melalui berbagai cara yang mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk Tes dan non tes, baik tulis, lisan,
maupun praktik;
2) Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur,
3) Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, penilaian teman sejawat, maupun
dengan menggunakan jurnal.
4) Pelaporan nilai dituangkan dalam bentuk deskripstif dengan mengacu kriteria.
Katagori Nilai

POS Kepala Sekolah 213


Nilai Predikat
4.00
Sangat Baik
3.66
3.33
3.00 Baik
2.66
2.33
Cukup
2.00
1.66
1.33
Kurang
1.00

D. Aktifitas Pembelajaran
Aktifitas yang dibangun dalam kegiatan pembelajaran 2 tentang strategi implementasi
kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai berikut.
1. Curah pendapat tentang strategi implementasi kegiatan ekstrakurikuler di satuan
pendidikan.
2. Diskusi kelompok untuk mengkaji contoh program ekstrakurikuler pramuka di satuan
pendidikan untuk memberikan pengalaman memperoleh informasi tentang sistematika
penyusunan program ekstrakurikuler pramuka pramuka dan deskripsi masing-masing
komponen dalam dokumen program tersebut.
3. Selama diskusi peserta menggunakan LKKS.3.D2.
4. Hasil diskusi dipresentasikan sehingga diperoleh kesepahaman maupun kesepakatan
tentang perencanaan program ekstrakurikuler pramuka pramuka.

E. Penilaian
1. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan sikap, yaitu pada saat dilakukan diskusi dan presentasi.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir pembelajaran melalui tes.
3. Penilaian keterampilan dilakukan pada saat mengkomunikasikan gagasan/ide/pikiran-
pikiran dalam mengkaji contoh dan merumuskan sistematika penyusunan program
ekstrakurikuler pramuka pramuka. Selain itu, keterampilan mengkomunikasikan secara
tertulis diperoleh melalui produk-produk berupa laporan tertulis dengan menggunakan
LKKS.3.D2

F. Lembar Kerja

LKKS. 3.D2
ANALISIS RENCANA PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA

1. Baca dengan cermat rencana contoh Program Ekstrakurikuler Pramuka yang terdapat
dalam materi pelatihan!
2. Hubungkan pengetahuan tersebut dengan pengalaman Ibu/Bapak ketika mengikuti atau
melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Program Kerja Ekstrakurikuler Pramuka!
3. Diskusikan bersama dengan rekan sejawat:
a. Ruang lingkup/komponen yang harus tertuang dalam sebuah Rencana Program
Ekstrakurikuler Pramuka
b. Rumuskan sistematika penulisan Rencana Kerja Ekstrakurikuler Pramuka yang
ideal!

214 POS Kepala Sekolah


Rencana Kerja Ekstrakurikuler Pramuka

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

G. Rangkuman
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah melalui intervensi, pemberian keteladanan,
habituasi atau pembisaan, mentoring atau pendampingan, penguatan, dan keterlibatan
berbagai pihak.
Program-program yang harus disusun untuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah
perencanaan Program Tahunan, Program Semester, Silabus Materi Kegiatan Pramuka,
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), dan Kriteria Penilaian Kegiatan.

H. Refleksi
1. Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan ketika diketahui bahwa contoh yang dikaji
terdapat perbedaan dengan pengalaman pribadi dengan program ekstrakurikuler
pramuka pramuka yang telah disusun?
2. Apa yang akan dilakukan di KKKS/MKKS untuk mengembangkan dokumen program
ekstrakurikuler pramuka pramuka?

POS Kepala Sekolah 215


IV Kegiatan Pembelajaran 3: Evaluasi Program

A. Deskripsi Materi
Muatan materi pada kegiatan pembelajaran 3 meliputi monitoring dan evaluasi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi, dan menyusun
program tindak lanjut.

Penguasaan materi tentang evaluasi program ekstrakurikuler pramuka bermanfaat untuk


meningkatkan dan mengembangkan program tersebut di sekolah yang dipimpin atau
pendampingan di sekolah binaan dalam menyusun rancangan program tersebut.

Materi evaluasi program ekstrakurikuler pramuka terkait dengan upaya penerapan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sebagai program yang dilaksanakan kegiatan di masing-masing satuan
pendidikan.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan curah pendapat peserta dapat menjelaskan tentang evaluasi program
ekstrakurikuler pramuka.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta dapat mengetahui monitoring dan evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut program ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan.

C. Uraian Materi
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri
dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta tindak lanjut yang perlu dilakukan
sebagai satu kesatuan untuh dari sistem manajemen.
Manfaat dari evaluasi program kemungkinan dapat memberikan kebijakan yang dapat
dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu

1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada


manfaatnya,atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat
kesalahan tapi hanya sedikit).
3. Melanjutkan program,karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu
sudah sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atu mengulangi
lagi program dilain waktu),karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik
jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program,
yaitu mengukur sejauh mana sebuah kebijakan dapat terimplementasikan. Dalam kegiatan
evaluasi program, tahapan yang akan dilakukan adalah kegiatan monitoring dan evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut.

1. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring
Monitoring terhadap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka bertujuan
untuk dapat mengawal dan memastikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka telah berjalan
sesuai dengan program yang direncanakan dan ditetapkan. Dari kegiatan monitoring ini
apabila didapati hal-hal yang tidak sesuai dengan program yang direncanakan dan
ditetapkan, atau ada masalah atau kendala yang dihadapi dapat dicarikan solusi atau
pemecahannya agar pelaksanaan kegiatan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka

216 POS Kepala Sekolah


tidak sampai terhambat terlalu besar pada pelaksanaan kegiatannya, sehingga kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Monitoring pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat dilakukan
saat perencanaan program dan pelaksanaan program kegiatan. Kegiatan monitoring
dilakukan secara internal oleh kepala sekolah atau wakil bidang kesiswaan dengan
menggunakan teknik dan metode tertentu seperti observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Monitoring yang dilakukan bersifat pembinaan, tidak mencari-cari
kesalahan yang terkesan seperti melakukan penyelidikan terhadap suatu kasus. Temuan
yang diperoleh dari hasil monitoring dapat disampaikan langsung dan tidak langsung
untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan dengan cara yang arif kepada pengampu
kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dan dilaporkan kepada kepala sekolah. Monitoring
pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka meliputi berbagai hal seperti
tempat/lokasi, peserta, pembina dan pelatih, fasilitas/perlengkapan, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan serta evaluasi dan pelaporannya.

b. Evaluasi
Pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka perlu dilakukan evaluasi.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dan efiesiensi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka termasuk kendala dan masalah serta solusi yang dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan evaluasi ini diharapkan akan menjadi
bahan pertimbangan dalam memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
agar menjadi lebih baik pada masa mendatang.
Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, guru pembimbing ekstrakurikuler dan stakeholder terutama orang tua.Kepala
sekolah bisa mengevaluasi keseluruhan program ekstrakurikuler yang berada dalam
tanggung jawabnya. Guru pembimbing ekstrakurikuler pramuka mengevaluasi program
kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam bimbingannya. Stakeholder dan orang tua
mengevaluasi dampak yang ditimbulkan (baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan) oleh program ekstrakurikuler di tingkat sekolah, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan oleh masing-masing guru pembimbing.
Berdasarkan rentang waktu, evaluasi dapat dilakukan dalam rentang per-kegiatan,
bulanan, semesteran dan tahunan.Dari hasil evaluasi perkegiatanakan mudah dilakukan
evaluasi bulanan, semesteran dan tahunan. Dengan evaluasi yang terus menerusakan
dapat diambil berbagai langkah-langkah tindak lanjut, baik yang terkait dengan
perbaikan program, kontinyuitas program dan pemantapan program.
Aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan perencanaan program ekstrakurikuler
pramukameliputi: (1) program kegiatan pramuka, (2) program tahunan, (3) program
semester, (4) program silabus materi kegiatan, (5) rencana pelaksanaan kegiatan, (6)
rencana penilaian kegiatan, (7) alokasi waktu latihan, dan (8) relevansi materi latihan.
Evaluasi rencana kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan dengan teknik studi
dokumentasi yang dilihat oleh supervisor penanggungjawab kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler pramuka dilakukan terhadap: (1)
kesesuaian rencana kegiatan, (2) keefektifan pelaksanaan kegiatan, (3) penerimaan
peserta didik terhadap kompetensi yang diberikan, dan (4) performansi/unjuk kerja
pembina/pelatih pramuka. Kemudian, aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan meliputi: (1) kualias pelayanan dalam pemilihan tempat, (2)
penyediaan alat/media penyajian, (3) perangkat latihan, (4) kelengkapan ATK, (5)
konsumsi, (6) penerimaan peserta didik, (7) alokasi waktu latihan, dan (8) relevansi
materi latihan. Evaluasi pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan
dengan teknik angket yang diisi oleh peserta pada akhir kegiatan.
Aspek-aspek yang dievaluasi terkait dengan penerimaan peserta didik terhadap
kompetensi yang diberikan meliputi: (1) kehadiran peserta didik selama kegiatan, (2)
aktivitas religius (berdo’a dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya) dalam
kegiatan,(3) aktivitas sosial dan emosional dalam berbagai kegiatan, (4) pembiasaan

POS Kepala Sekolah 217


dan keteladanan karakter peserta didik, (5) pemahaman terhadap hal-hal yang bersifat
konseptual teoritis terkait dengan materi pelatihan pramuka, dan (6)keterampilan
peserta didik terhadap kompetensi pramuka yang ditetapkan. Evaluasi ini dilaksanakan
dengan menggunakan teknik pengamatan dan portofolio yang berupa hasil kerja
individu maupun kelompok.
Evaluasi terhadap pembina/pelatih pramuka meliputi aspek: (1) kehadiran dan
keteladanan, (2) penguasaan materi, (2) penggunaan metode pelatihan, (3) pembiasaan
dan contoh-contoh, (4) penggunaan bahasa, (5) sikap dan penampilan, (6) kejelasan
dalam pembimbingan, dan (7) kemenarikan dan variasi pelatihan.
c. Pelaporan
Laporan mempunyai peranan yang penting pada pelaksanaan progran ekstrakurikuler
pramuka karena dalam pelaksanaan kegiatan dimana hubungan antara penanggung
jawab dan pelaksanan kegiatan merupakan bagian dari keberhasilan pelaksanaan
kegiatan tersebut. Dengan adanya hubungan antara penanggung jawab dan pelaksanan
kegiatan baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama
pembina pramuka harus terjalin baik sehingga bisa mewujudkan pelaksanaan program
dan pertanggung-jawaban akan terlaksana secara efektif dan efisien. Kerja sama
diantara penanggung jawab dan pelaksanan kegiatan bisa dibina melalui komunikasi
baik komunikasi yang berbentuk lisan maupun tulisan (laporan). Agar laporan tersebut
bisa efektif mempunyai syarat-syarat yang perlu dipenuhi demi terbentuknya laporan
yang baik maka seseorang perlu mengetahui secara baik bagaimana pembuatan format
laporan yang sempurna. Sehingga dengan laporan yang terformat bagus akan bisa
bermanfaat baik dalam komunikasi maupun dalam mencapai tujuan pelaksanaan
program ekstrakurikuler pramuka di sekolah.
Laporan progran kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat berbentuk naskah atau buku
karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data yang akurat dan lengkap.
Laporan kegiatan ekstrakurikuler pramuka terdiri atas :
1) Penyusunan Laporan Kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang berisi antara lain latar
belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran dan jumlah peserta didik, pembina dan
pelatih, hasil yang dicapai, program pelaksanaan, masalah, dan solusinya.
2) Menyerahkan laporan ekstrakurikuler pramuka kepada kepala Sekolah dan instansi
terkait.

2. Tindak lanjut hasil evaluasi program


Tindak lanjut hasil evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat dilakukan
dengan cara mengidentifikasi hasil laporan kegiatan diantaranya kelengkapan pembina
ekstrakurikuler pramuka terdiri atas:
1) Program Tahunan.
2) Program Semesteran.
3) Silabus materi kegiatan
4) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
5) Pelaksanaan proses kegiatan.
6) Penilaian hasil kegiatan.
7) Pengawasan proses kegiatan.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut hasil evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka sasaran utamanya adalah kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka.
2) Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan
keterampilan pembina atau meningkatkan profesionalisme pembina, setidak-tidaknya
dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul.
3) Umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak
lanjut evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

218 POS Kepala Sekolah


4) Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan
ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk
mendorong pembina/pelatih pramuka memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler


pramuka sebagai berikut.
1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
2) Apabila ternyata tujuan monitoring dan evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap
pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang
kembali program kegiatan untuk memperbaiki masa berikutnya.
4) Membuat rencana tindak lanjut monitoring dan evaluasi berikutnya.
5) Mengimplementasikan rencana tindak lanjut tersebut pada masa berikutnya.
a) Ada lima langkah pembinaan kemampuan pembina melalui monitoring dan
evaluasi, yaitu: (1) menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, (2)
analisis kebutuhan,
b) mengembangkan strategi pelatihan dan alat/bahan pelatiha pramuka,
c) menilai, dan
d) revisi.

D. Aktifitas Pembelajaran
1. Curah pendapat tentang pengalaman melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler pramuka di
satuan pendidikan yang dipimpinnya.
2. Mengkaji materi ajar dan deskripsi singkat laporan hasil evaluasi program
3. Curah pendapat tentang rencana tindak lanjut program peningkatan/pengembangan
ekstrkurikuler pramuka.

E. Penilaian
1. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan sikap, yaitu pada saat dilakukan diskusi dan presentasi. Penilaian sikap
kesungguhan dalam kegiatan curah pendapat dan memberikan ide-ide terhadap
permasalahan untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah.
2. Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir pembelajaran melalui tes. Penilaian
pengetahuanterkait dengan tujuan dan manfaat evaluasi program.
3. Penilaian keterampilan dilakukan pada saat mengkomunikasikan gagasan/ide/pikiran-
pikiran dalam mengkaji laporan hasil ME dan penyusunan tindak lanjut untuk
peningkatan/pengembangan program ekstrakurikuler pramuka. Selain itu, keterampilan
mengkomunikasikan

F. Rangkuman
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri
dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta tindak lanjut yang perlu dilakukan
sebagai satu kesatuan utuh dari sistem manajemen.

Monitoring terhadap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler pramuka bertujuan untuk


dapat mengawal dan memastikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka telah berjalan sesuai
dengan program yang direncanakan dan ditetapkan. apabila didapati hal-hal yang tidak sesuai
dengan program yang direncanakan dan ditetapkan, ada masalah atau kendala yang dihadapi
dapat dicarikan solusi atau pemecahannya agar pelaksanaan kegiatan program kegiatan
ekstrakurikuler pramuka tidak sampai terhambat terlalu besar pada pelaksanaan kegiatannya,
sehingga kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat mencapai hasil yang diharapkan.

POS Kepala Sekolah 219


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektivan dan efiesiensi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka termasuk kendala dan masalah serta solusi yang dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan evaluasi ini diharapkan akan menjadi bahan
pertimbangan dalam memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka agar menjadi
lebih baik pada masa mendatang.

G. Refleksi
1. Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan ketika rencana tindak lanjut yang disampaikan
kelompok lain berbeda dengan pendapat atau pengalaman pribadi Anda?
2. Jika instrumen evaluasi program ekstrakurikuler pramuka akan dikembangkan di lapangan,
pada komponen manakah yang menjadi prioritas? Mengapa demikian?
3. Apa yang akan dilakukan di KKKS/ MKKS untuk mengembangkan program
ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan yang Anda pimpin atau bina?

220 POS Kepala Sekolah


Daftar Pustaka

Imron, Ali. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.


Imron, Ali. 2009. Peningkatan Ketahanan Mental Remaja Melalui Pengintegrasian Nilai-Nilai
Kearifan Lokal dan Soft-Skill dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah. Jakarta: DP2M,
Ditjen Dikti, Kemdiknas.
Imron, Ali. 2010. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Grand Design Pembangunan karakter bangsa 2010-2015.
Jakarta: Kemdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Pusat Kurikulum & Perbukuan, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan
Pelatihan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemdiknas.
Pusat Kurikulum & Perbukuan, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Konsep
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemdiknas.
Pusat Kurikulum & Perbukuan, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011.
Pengembangan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemdiknas.
Pusat Pembinaan Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Sailah, Illah. 2007.Pengembangan Soft Skills dalam Kerangka Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemdiknas
SK Kwartir Nasional Nomor: 177 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Tingkat Nasional
SK Kwartir Nasional Nomor: 178 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Tingkat Daerah.
SK Kwartir Nasional Nomor: 179 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Tingkat Cabang.
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2000 tentang Kepramukaan

POS Kepala Sekolah 221


V. PENUTUP

Keberhasilan penyelenggaraan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ini sangat bergantung pada
kesungguhan dan partisipasi aktif seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan ini. Prosedur
Operasional Standar (POS) ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam
pelatihan Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah pada tahun 2014. Di samping sebagai bahan
pelatihan, POS ini juga berfungsi sebagai referensi utama Kepala Sekolah dalam menerapkan
Kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing. Semoga keberadaan POS dan materi diklat ini
dapat membantu para nara sumber, Instruktur dan pelatih dalam menjalankan tugas melaksanakan
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

222 POS Kepala Sekolah

Anda mungkin juga menyukai