Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI INTERAKSI


SOSIAL DAN LEMBAGA SOSIAL MELALUI PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DI
KELAS VII-B SMP WIDYA MANGGALA JAKARTA TIMUR SEMSETER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2019/2020

Oleh:

Diah Astuti,S.Pd,

Disusun Dalam Rangka Memenuhi

Tugas Pelatihan PTK

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN DASAR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
SEKOLAH MENENGAH PERTAMAN (SMP) WIDYA MANGGALA JAKARTA
Jl. Mujahidin No. 17

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan
dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi. Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan
kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat baik dalam
lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga, rukun tetangga atau
rukun warga, desa / kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, Negara dan dunia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial
ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial. Mata pelajaran
IPS di SMP marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat,
memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik.

Dalam pembelajaran IPS di kelas VII terdapat dua kompetensi dasar (KD)
untuk semester satu. Salah satu KD di kelas VII pada semester satu yang memiliki
materi yang cukup luas adalah KD 3.2. Dalam KD ini memuat tentang interaksi sosial
dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam
nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya. Pada materi ini lebih banyak
mempelajari tentang konsep-konsep yang membutuhkan banyak menghafal. Hal ini
menyebabkan siswa kurang tertarik dengan materi ini sehingga mereka juga kurang
memahami materi ini. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan metode pembelajaran
pada materi ini.

Dari hasil pengamatan di lapangan oleh peneliti bahwa pada materi ini banyak
peserta didik yang tidak memperhatikan. Selain itu, hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik khususnya kelas VII B pada materi Interaksi
Sosial dan Lembaga Sosial yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar dari peserta didik belum dapat memahami Interaksi sosial dan lembaga sosial
dengan baik. Mulai dari pengertian dan syarat interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi
sosial, lembaga sosial, jenis dan fungsi lembaga sosial. Jika hal ini dibiarkan maka
akan timbul dampak yang kurang baik, mengingat bentuk masyarakat Indonesia yang
beragam, dan sebagian besar peserta didik tinggal di lingkungan yang masyarakatnya
terdiri dari berbagai budaya, suku, agama, dan ras sehingga perlu mempelajari tentang
interaksi sosial dan lembaga sosial.

Luasnya materi interaksi sosial dan lembaga sosial yang harus di pelajari oleh
peserta didik, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik kurang
memahami apa saja bentuk interaksi sosial dan lembaga sosial. Selain itu, materi yang
banyak memerlukan hafalan ini juga membuat peserta didik kurang tertarik untuk
mempelajarinya. Untuk itu diperlukan metode yang dapat memudahkan peserta didik
dalam memahami bentuk interaksi sosial dan lembaga sosial dan juga untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi ini.

Dari kenyataan di atas, maka peneliti mencoba untuk membuat sebuah metode
pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik agar lebih mudah dalam
memahami bentuk interaksi sosial dan lembaga sosial. Penulis mencoba
menggunakan metode picture and picture, yang terdiri dari gambar bentuk-bentuk
interaksi sosial dan lembaga sosial.

B. Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode picture and picture mampu
meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap materi interaksi sosial dan lembaga
sosial di kelas VII B SMP Widya Manggala?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:
Penelitian Tindakan Kelas ini secara umum untuk meningkatkan minat belajar
siswa.
Tujuan Khusus:
Selanjutnya secara khusus Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi Interaksi Sosial dan Lembaga
Sosial pada siswa kelas VII.B SMP Widya Manggala Jakarta tahun pelajaran
2019/2020 semester ganjil melaui metode Picture and Picture.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis:

Dari Hasil penelitian tindakan kelas ini memunculkan teori bahwa metode picture
and picture dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi interaksi
sosial dan lembaga sosial.

Hasil PTK ini dapat dijadikan acuan bagi teman sejawat untuk melakukan
penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak diantaranya:

a. Bagi siswa:

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, manfaat yang diperoleh siswa adalah
siswa dapat meningkatkan minat belajar pada materi interaksi sosial dan lembaga
sosial dengan memanfaatkan gambar untuk materi ini.

b. Bagi Guru:

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, manfaat yang diperoleh guru mata
pelajaran IPS adalah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
penggunaan metode yang tepat sehingga minat belajar siswa juga meningkat.
Sedangkan guru mata pelajaran lain dapat memanfaatkan hasil PTK ini dan
terinspirasi untuk melakukan PTK juga.

c. Bagi sekolah:

Sekolah dapat menjadikan hasil PTK sebagai masukan dalam upaya


meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti lanjut

Hasil PTK ini dapat dijadikan awal fokus penelitian bagi peneliti lanjut untuk
melakukan penyempurnaan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Minat Belajar
a. Definisi Minat Belajar
Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti
menarik atau tertarik. Menurut Slameto minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri, dengan sesuatu
dan dengan luar, semakin kuat dan dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Higlard dalam Slameto (2003) menyatakan
minat adalah kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan
menikmati beberapa kegiatan. Slameto sendiri mendefinisikan
sebagai rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau sesuatu
tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003:57-180).
Shaleh dan Wahab (2004:263) mendefinisikan minat sebagai
suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak
terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek minat
tersebut dengan disertai perasaan senang.
Minat belajar menurut Lester D. Crow, Alice D. Crow adalah
kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong untuk
memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan (L. Crow &
A. Crow, 1985:351). Sedangkan menurut W. S Wingkel (1984:30)
menyatakan bahwa minat merupakan kecondongan merasa terbaik
pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang-bidang itu.
Dalam penelitian ini yang dimaksud minat belajar adalah jika
seseorang menaruh minat pada sebuah pelajaran maka ia akan
melaksanakan tugas dengan baik, sekalipun menyita waktu sehingga
tanpa disadari ia bekerja melebihi batas waktu maupun
kesehatannya. Dengan kata lain, minat erat hubungannya dengan
rasa suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu tindakan.

b. Cara Meningkatkan Minat


Adapun S. Nasution (1982:85) menyatakan bahwa minat dapat
ditingkatkan dengan cara:
1. Bangkitkan suatu kebutuhan, kebutuhan untuk menghargai
keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.
2. Hubungan dan masa lampau.
3. Beri kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik.
4. Gunakan berbagai bentuk belajar seperti diskusi, kerja kelompok,
membaca, demonstrasi dan sebagainya.
Terkait minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu dapat
mengarah pada adanya kebutuhan, usaha sadar dalam meningkatkan
hasil pembelajaran, dan pengaruhnya terhadap keinginan untuk
mencapai hasil yang maksimal sehingga akan membawa
keberhasilan prestasi siswa (L.Crow & A. Crow, 1989:304). Dengan
kata lain, semakin tinggi minat seseorang akan semakin tinggi
kesadaran untuk belajar mendapatkan nilai tertinggi atau prestasi
yang diharapkan.
c. Macam-Macam Minat
Minat dapat dibagi berdasarkan timbul, arah dan cara
mengungkapkannya.
1. Berdasarkan timbulnya minat dapat dibedakan menjadi minat
primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul
karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman dan seks.
Sedangkan minat kultural atau minat sosial adalah minat yang
timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita. Misalnya keinginan untuk memiliki
hobi, kekayaan dan lain-lain.
2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat
instrinsik dan minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang
langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ia merupakan
minat yang asli dan mendasar. Sebagai contoh, seorang belajar
karena memang senang membaca bukan karena ingin dipuji. Minat
ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari
kegiatan tersebut. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan
agar menjadi juara kelas atau lulus ujian.
3. Berdasarkan cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan
menjadi empat yaitu: expressed interest, manifest interest, tested
interest dan inventoried interest.
 Expressed Interest (minat yang diekspresikan) Adalah minat
yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk
menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa
tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan yang paling tidak
disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya.
 Manifest Interest (minat yang diwujudkan) Adalah minat yang
diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
 Tested Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan cara
menyimpulkan dari jawaban hasil tes obyektif yang diberikan,
nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek biasanya menunjukkan
minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
 Inventoried Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan
menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, dimana
biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada
subyek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah
obyek yang ditanyakan (Shaleh dan Wahab, 2004:263-265).
Dari konsep di atas, dapat diketahui perkembangan minat siswa
dari rasa senang pada pelajaran yang diikutinya, dalam
aplikasinya siswa akan senang mengerjakan tugas yang terkait
dengan pelajaran tersebut.

d. Aspek-Aspek Minat
Hurlock (1993:116) membagi minat dalam dua aspek, yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam aspek ini nantinya akan
diketahui indikator peningkatan minat siswa dalam belajar Aqidah
Akhlak. Adapun Aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
 Aspek kognitif
Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang
dikembangkan anak mengenai bidang yang terkait dengan minat,
misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap mata pelajaran
tertentu. Seorang siswa akan menganggap kelas adalah tempat yang
menyenangkan untuk belajar, jika mereka dapat menemukan
suasana yang tidak membosankan, misalnya dengan menemukan
hal-hal yang baru, baik strategi pembelajaran maupun wawasan
yang dipelajari, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang terus
menerus. Untuk mengetahui minat seorang siswa terhadap sesuatu
yang disukai maka seorang siswa akan terus mencari tahu sesuatau
yang terkait dengan minatnya.
1). Kebutuhan akan informasi
Siswa akan berminat terhadap pelajaran, jika dalam diri siswa
merasa butuh terhadap tersebut, karena siswa secara sadar
beranggapan bahwa sebuah materi bermanfaat dan penting bagi
kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
tersebut siswa akan memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh
pengajar. Maka siswa akan berusaha menggali sebanyak mungkin
informasi yang berkaitan dengan apa yang disukainya.
2). Rasa ingin tahu
Besarnya rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran dapat
menentukan tingkat keterkaitan seseorang terhadap mata pelajaran
tersebut, seorang siswa yang merasa ingin tahu lebih dalam tentang
aqidah dan akhlak, maka siswa selalu memperhatikan dan aktif
dalam kelas. Semakin besar tingkat keingintahuan seseorang maka
semakin banyak hal-hal yang dicari dalam memenuhi kebutuhannya.
Demikian pula dengan siswa, jika besar rasa keingintahuannya pada
Aqidah Akhlak secara otomatis akan menggalinya dengan banyak
membaca buku-buku yang terkait.
 Aspek afektif
Aspek afektif minat berkembang dari pengalaman pribadi yang
berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah.
Lingkungan belajar akan lebih berpengaruh kepada suasana belajar
di kelas maupun di luar. Dalam pembelajaran di kelas tentunya
dipengaruhi oleh interaksi guru dan siswa, kondisi kelas yang aktif
dan menyenangkan akan membangkitkan minat siswa dalam belajar
yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut L. Crow & A. Crow (1989:302-303 lingkungan belajar
siswa yang terkait dengan keaktifan siswa akan berpengaruh pada
arah berfikir seseorang barulah dapat terpengaruh jika minat
seseorang dipengaruhi oleh situasi yang ditemuinya, dan pada
gilirannya tingkah laku (sikap) seseorang terpengaruh oleh
pengalaman indra dan kesadaran yang bersifat tanggapan sehingga
memungkinkan berubahnya hubungan antara gagasan dan proses
pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan.
Perasaan senang terhadap obyek yang diminati tentunya akan
berpengaruh pada fikir sehingga mendorong rasa aktif dalam
lingkungan.
Kedua aspek minat (aspek kognitif dan aspek afektif) di atas
sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang
diungkapkan Muhibbin Syah (1999:136-137) yang menyatakan
pada dasarnya minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu, karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa lebih giat dan pada akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
Minat yang tumbuh pada peserta didik terhadap sebuah mata
pelajaran tentunya dipengaruhi oleh lingkungan baik dari materi
yang disajikan atua cara penyampaian materi. Dengan demikian
seorang guru selalu dituntut untuk membuat pola-pola kreatif dalam
pembelajaran sehingga menimbulkan minat terhadap siswa untuk
belajar.

2. Hakikat Interaksi sosial


Pengertian Interaksi Sosial adalah berbagai hubungan sosial yang
berkaitan dengan hubungan antar individu, antar individu dengan
kelompok serta kelompok dengan kelompok. Jika tidak ada interaksi
sosial, maka di dunia ini tidak ada kehidupan bersama. Selain itu, proses
sosial merupakan interaksi timbal balik atau disebut sebagai hubungan
yang saling mempengaruhi antara manusia yang satu dengan lainnya
dan hubungan ini berlangsung seumur hidup di masyarakat.
Menurut Shaw interaksi sosial adalah pertukaran pribadi yang dapat
menunjukkan perilaku satu sama lain. Setiap perilaku tersebut akan
mempengaruhi satu sama lain. Thibut dan Kelley juga mengatakan hal
yang sama. Mereka berpendapat bahwa interaksi sosial adalah kejadian
yang mempengaruhi satu sama lain saat dua orang hadir bersama.
Intinya, jika dua orang atau lebih bertemu bersama dan dapat
menciptakan tindakan yang mempengaruhi satu sama lain, maka ini
disebut sebagai interaksi sosial karena mereka melakukan komunikasi.
Jadi dalam interaksi, setiap tindakan seseorang berguna untuk
mempengaruhi individu lain. Bonner mengatakan bahwa interaksi
adalah hubungan antara dua orang atau lebih dan tindakan individu
dapat mempengaruhi atau mengubah individu lain.
Dari semua pengertian yang telah disampaikan oleh para ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah “Suatu hubungan
antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang
satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu
yang lain, atau sebaliknya”. Interaksi sosial tidak hanya berbicara
tentang tindakan namun tindakan tersebut dapat mempengaruhi individu
lain.

3. Hakikat Lembaga Sosial


Menurut Koentjaraningrat – Lembaga sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
Menurut Peter L. Berger – Lembaga sosial adalah suatu prosedur
yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan
dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan
masyarakat.
Menururt Soerjono Soekanto – Lembaga sosial adalah himpunan
norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat.
Dari semua pengertian yang telah disampaikan oleh para ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa lembaga Sosial adalah lembaga yang
anggotanya terdiri dari masyarakat yang berkumpul menjadi satu
kesatuan karena adanya satu kesamaan visi dan misi. Lembaga Sosial
sering disebut juga sebagai lembaga kemasyarakatan.
Selain visi dan misi, dalam Lembaga Sosial juga terdapat nilai-nilai,
norma, adat dan unsur kemasyarakatan yang dianut oleh masyarakat
yang sama. Dalam Lembaga Sosial tersebut nantinya juga terdapat
aturan yang disepakati bersama sehingga ia dapat berjalan sesuai dengan
keinginan bersama.
Setiap anggota yang masuk kedalam suatu lembaga sosal akan
terikat dengan peraturan yang dibuat dan harus dipatuhi. Selain aturan,
biasanya juga terdapat satu tradisi yang hanya diketahui oleh para
anggota di dalamnya dan meski tradisi tersebut tidak tertulis, namun
tetap dilaksanakan sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam Lembaga
Sosial.
4. Hakikat Metode Picture and Picture
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Ibrahim (2000: 29) meyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok, yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, saling asih, dan
saling asuh. Pembelajaran kooperatif picture and picture bernaung dalam
teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.
Taniredja (2013: 55) pembelajaran kooperatif picture and picture
merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan pada anak didik
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
berstruktur, berkelompok, sehingga terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota
kelompok. 10
Menurut Soekamto, dkk (dalam Aqib Zaenal, 2013: 126)
mengemukakan pendapat bahwa: Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif picture and picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan
logis, gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran,
model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan
heterogen, jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.
B. Penelitian Yang Relevan
Penggunaan model picture to picture untuk meningkatkan hasilbelajar
siswa telah dilakukan pada tahun 2013 oleh Risnawati Suryani dengan
kesimpulan penelitian hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan
model picture to picture dalam pembelajaran IPS pada materi sumber daya
alam di kelas IV SDN Cisoropot Cianjur.

C. Kerangka Berpikir
Pencapaian prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Widya Manggala
khususnya pada materi Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial masih rendah
nilainya, dikarenakan siswa cenderung bersifat individual kurang bisa
bekerjasama dalam kelompok dan tidak bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
belum mencapai KKM. Kemudian guru hanya mengandalkan model ceramah
dan model penugasan berupa menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas
yang ada di buku siswa sehingga proses pembelajaran terlihat sangat monoton.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran tipe kooperatif picture and picture dapat dijadikan salah
satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa karena dengan pembelajaran tipe kooperatif picture and picture
akan menjadi menyenangkan. Selama hanya guru sebagai aktor di depan kelas,
dan seolah-olah gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar. Model apapun
yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik didalam setiap
proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan suatu
yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik.
Kelebihan pembelajaran tipe kooperatif picture and picture adalah Guru
dapat mengetahui kemampauan masing-masing siswa kemudian melatih
berpikir logis dan sistematis, tidak hanya itu siswa dapat belajar berpikir
berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan
kebebasan siswa dalam praktik berpikir, hingga mengembangkan motivasi
untuk belajar yang lebih baik.
Siswa Kondisi Awal Minat belajar siswa
render.
Hasil belajar siswa
rendah.
Tindakan Siklus I
Model, metode dan
Pembelajaran
media yang tidak
menggunakan
sesuai
metode picture
and pictue.
Siklus II
Pembelajaran
menggunakan
Kondisi Akhir Bagan Kerangka
Diduga melalui Pemikiran metode picture and
metode picture pictue.
D. Hipotesis Tindakan and picture minat
Berdasarkan latar belakang dan
dan hasil kerangka berfikir yang telah diuraikan
belajar
siswa meningkat.
di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penggunaan metode picture and picture dapat meningkatkan minat belajar
IPS peserta didik di kelas VII-B SMP Widya Manggala Jakarta Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester I tahun
pelajaran 2019/2020 dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember
tahun 2019.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada waktu tersebut di atas
berdasarkan pertimbangan bahwa pada saat tersebut materi Interaksi Sosial
dan Lembaga Sosial sedang berlangsung.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Widya Manggala
kelas VII-B. Pemilihan kelas tersebut didasarkan pada pertimbangan data
awal bahwa rerata nilai kelas ini paling rendah di antara kelas-kelas yang
diampu oleh peneliti.
No. Kelas Materi Nilai Rerata
1 VII-A Interaksi sosial dan lembaga sosial 68
2 VII-B Interaksi sosial dan lembaga sosial 58
3 VII-C Interaksi sosial dan lembaga sosial 65
4 VII-D Interaksi sosial dan lembaga sosial 67
5 VII-E Interaksi sosial dan lembaga sosial 65

B. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B yang berjumlah 32 yang
terdiri dari 18 siswa putra dan 14 siswa putri. Kelas ini bersifat heterogen
karena terdiri dari siswa yang berkemampuan, berlatar belakang sosial, dan
berkarakter beragam.

C. Sumber Data
Sumber data penelitian yang berasal dari siswa sebagai subjek
penelitian berupa data kuantitatif adalah nilai tes. Sedangkan data kualitatif
berupa hasil angket/kuesioner dan atau wawancara.

Sumber data kuantitatif lain berasal dari dokumen peneliti sendiri,


dokumen sekolah, atau dokumen teman sejawat. Data kulitatif berupa hasil
observasi yang diisi oleh observer pada saat mengamati proses
pembelajaran.

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data


1. Teknik Pengumpulan Data:
a. Tes
b. Observasi
c. Wawancara
2. Alat Pengumpul Data/ Instrumen
Untuk mendapat data hasil belajar dalam penelitian ini digunakan
Butir Soal Tes sebagaimana yang terlampir (lampiran 1).
Sedangkan untuk mendapat data kualitatif tentang kegiatan guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran digunakan instrumen berupa
lembar observasi kegiatan guru sebagai berikut:
Data observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklus akan
dianalisis dengan cara sebagi berikut:
Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar
siswasebagai berikut:
1. Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang
dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati. Skor minimum 0, skor
maksimum 3. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Format lembar analisis aktivitas belajar siswa.
No Nama Aspek Yang diamati Jumlah % Ket.
. Peserta Didik 1 2 3 4 5 skor
1
2
Total skor per
indicator

% per indikator
Persentase
keaktifan siswa

Tabel 3. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa.


No. Aspek Indikator
1 Interaksi siswa a. Melaksanakan instruksi/ perintah guru
dengan guru b. Mendengarkan penjelasan guru dengan
selama proses seksama
pembelajaran c. Menghormati dan menghargai guru
2 Interaksi antar a. Menghargai pendapat teman
siswa selama b. Berinteraksi dengan teman secara baik
proses c. Tidak mengganggu teman
pembelajaran
3 Aktivitas siswa a. Berdiskusi menemukan hal-hal yang
dalam kelompok belum dimengerti
b. Bekerja sama dalam memecahkan
masalah dalam kelompok
c. Saling mendukung antar siswa dalam
kelompok
4 Partisipasi siswa a. Mengajukan pertanyaan/ide
dalam proses b. Mengemukakan pendapat atau
pembelajaran menjawab pertanyaan
c. Menggunakan media yang disediakan
guru dengan baik
5 Motivasi siswa a. Antusias/semangat dalam mengikuti
pembelajaran
dalam
b. Tertib dan segera melaksanakan
pembelajaran
instruksi dari guru
c. Menampakkan keceriaan dalam
pembelajaran
Kriteria penilaian:
Nilai 3, Jika semua indikator masing-masing aspek terpenuhi.
Nilai 2, Jika dua indikator masing-masing aspek terpenuhi
Nilai 1, Jika satu indikator masing-masing aspek terpenuhi
Nilai 0, jika tidak ada indikator masing-masing aspek terpenuhi
Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 15.
2. Jumlah skor adalah penjumlahan skor setiap aspek yang diperoleh.
3. Persentase aktivitas persiswa di hitung dengan rumus:

4. Keaktifan diisi dengan jumlah seluruh persentase aktivitas


persiswa dibagi dengan jumlah siswa.
5. Keterangan diisi dengan kriteria berdasarkan rentang nilai berikut:
 0 ≤ N < 20% menyatakan sangat tidak aktif
 21% ≤ N < 40% menyatakan tidak aktif
41% ≤ N < 60% menyatakan kurang aktif
61% ≤ N < 80% menyatakan aktif
81% ≤ N < 100% menyatakan sangat aktif
N = persentase perolehan skor persiswa
1. Data Aktivitas Guru
Data observasi aktivitas guru akan dianalisis dengan cara sebagai
berikut:
Tabel 4. Format lembar pengamatan aktivitas guru
No Indikator yang diamati Skor
1 Pra Pembelajaran
2 Penguasaan Materi Pelajaran
3 Pendekatan/Strategi Pembelajaran
4 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
5 Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara

Keterlibatan Siswa
6 Penilaian Proses dan Hasil Belajar
7 Penggunaan Bahasa
8 Penutup
Jumlah Skor Perolehan
Skor Maksimum
Persentase Keaktifan
Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas guru sebagai
berikut:
1. Guru memperoleh skor dari setiap aspek yang diamati. Skor minimum
0, skor maksimum 3. Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut:
Tabel 5. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas guru
No. Aspek yang diamati Indikator
1 Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untukbelajar
b. Melakukan kegiatan apersepsi
c. Memberikan motivasi
danmenjelaskan tujuan pembelajaran
2 Penguasaan materi a. Menunjukkan penguasaan materi
Pelajaran pembelajaran
b. Mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan
c. Menyampaikan materi denganjelas
3 Pendekatan/Strategi a. Melaksanakan pembelajaran
Pemebalajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
b. Menguasai kelas
c. Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan

4 Pemanfaatan sumber a. Menggunakan media secaraefektif


dan efesien
belajar/media
b. Menghasilkan pesan yangmenarik
pembelajaran
c. Melibatkan siswa
denganpemanfaatan media
5 Pembelajaran yang a. Menumbuhkan partisipasi aktif
memicu dan siswa dalam pembelajaran
memelihara
b. Menumbuhkan keceriaan siswa
keterlibatan siswa
dalam belajar
c. Menumbuhkan antusiasme siswa
dalam belajar
6 Penilaian Proses dan a. Memantau kemajuan belajar
hasil belajar selama proses
b. Melakukan penilaian aktif sesuai
dengan kompetensi (tujuan)
c. Memberikan
reward/penghargaan kepada
siswa
7 Penggunaan Bahasa a. Menggunakan bahasa lisan dan
tulis secara jelas, baik dan benar
b. Menggunakan bahasa tulis
secara jelas, baik, dan benar
c. Menyampaikan pesan dengan
gaya yang sesuai
8 Melakukan kegiatan a. Melakukan refleksi dengan
melibatkan siswa
Penutup
b. Membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
c. Melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan, kegiatan,
atau tugas
Kriteria penilaian:
 Nilai 3, Jika semua indikator masing-masing aspek terpenuhi.
 Nilai 2, Jika dua indikator masing-masing aspek terpenuhi
 Nilai 1, Jika satu indikator masing-masing aspek terpenuhi
 Nilai 0, jika tidak ada indikator masing-masing aspek terpenuhi
Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 24.
2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari semua aspek yang
diperoleh.
3. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus:

4. Keterangan diisi dengan kriteria berdasarkan rentang nilai berikut:


 0 ≤ N < 20% menyatakan sangat tidak aktif
 21% ≤ N < 40% menyatakan tidak aktif
 41% ≤ N < 60% menyatakan kurang aktif
 61% ≤ N < 80% menyatakan aktif
 81% ≤ N < 100% menyatakan sangat aktif
N = Persentase keaktifan
 Indikator kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran
terjadipeningkatan baik aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil
belajar siswa, sehingga70% dari jumlah siswa telah lulus KKM
dalam materi keberagaman Indonesia.

B. Teknik Analisis Data


Menggunakan analisis deskriptif yaitu minat belajar dan hasil belajar
dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu menghitung rerata
nilai tes tiap pertemuan/siklus, dan membandingkan, serta menghitung
perubahan /kenaikannya dengan nilai tes antar siklus maupun dengan
indikator kinerja. Observasi maupun wawancara dianalisis secara
deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
Data kuantitatif yang diperoleh berupa nilai hasil tes siswa setiap
pertemuan dihitung reratanya, dianalisis jumlah siswa yang sudah tuntas
dan yang belum tuntas, nilai tertinggi maupun nilai terendah. Hasil-hasil
analisis tersebut direkapitulasi dan dihitung besar perubahan dan
peningkatan yang terjadi dari pertemuan ke pertemuan berikutnya dalam
satu siklus. Data yang didapat dari siklus kedua dianalisis dengan cara
yang sama, kemudian dari hasil analisis akhir dari setiap siklus dihitung
perubahan/peningkatannya dan diertai dengan deskripsi kritis tentang
penyebab perubahan tersebut.
Data kualitatif berupa hasil observasi yang telah diisi oleh observer
dalam setiap pertemuan kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan pada instrumen. Hasil pengamatan
tersebut juga dijadikan bahan diskusi dan perbaikan pada tahap refleksi.

C. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
PenelitianTindakan Kelas yang terdiri dari 2 Siklus.
PTK ini mengacu pada desain penelitian menurut Kemmis ( adaptasi
dari Mc Niff,1988:27) seperti berikut ini:

Menurut desain di atas, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini,
setiap siklus terdiri dari tiga kali (3X) pertemuan dan setiap pertemuan
terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pelaksanaan penelitian
disusun sebagaimana tabel di bawah ini:

Siklus I
Pertemuan Materi Pembelajaran
1 Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
3 Tes Siklus I

Siklus 2
Pertemuan Materi pembelajaran
1 Pengertian Lembaga Sosial
2 Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial
3 Tes Siklus 2

D. Prosedur Penelitian
Kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih
dahulu dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1. Perencanaan Penelitian
a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah, Guru Mata
Pelajaran IPS dan teman-teman sejawat untuk kelancaran
penelitian;
b. Menetapkan materi pelajaran yang digunakan untuk kegiatan
penelitian.
c. Membuat rencana pembelajaran;
d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu;
1) Buku Paket IPS Kelas VII SMP
2) LKS IPS Kelas VII SMP
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses belajar
mengajar yang sedang dilaksanakan.
f. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembaran soal-soal tes untuk
keperluan penelitian monat dan hasil belajar.
g. Menyiapkan lembaran kerja siswa untuk penelitian hasil
pemahaman peserta didik terhadap interaksi sosial dan lembaga
sosial.
2. Tindakan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
meliputi:
a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan
menggunakan metode picture and picture sesuai dengan langkah-
langkah KBM yang telah dijelaskan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
b. Melakukan kegiatan pemantauan proses belajar mengajar
melalui observasi langsung.
c. Memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman bentuk
interaksi sosial dan lembaga sosial.
3. Pengamatan
a. Pengamatan
Pengamatan tindakan penelitian menggunakan dua alat, yaitu
observasi dan nilai siswa.
1) Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi
sebagai berikut:
a) Menyiapkan teman sejawat untuk membantu melakukan
pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung.
b) Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri
dan dibantu oleh teman sejawat.
c) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar
observasi.
d) Mendiskusikan dengan teman sejawat terhadap hasil
pengamatan setelah proses belajar mengajar selesai.
e) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
2) Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai
berikut :
a) Membagi siswa dalam beberapa kelompok.
b) Setiap kelompok diberikan lembaran pengamatan berupa
gambar bentuk-bentuk interaksi sosial dan lembaga
sosial serta lembar pertanyaan untuk kelompok.
c) Mempersiapkan siswa untuk mengamati gambar bentuk-
bentuk interaksi sosial dan lembaga sosial.
d) Mengumpulkan lembar pertanyaan yang telah diisi oleh
siswa.
b. Evaluasi
Langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Menyiapkan alat-alat evaluasi soal-soal post tes.
2) Melaksanakan evaluasi dilakukan setelah Kegiatan Belajar
Mengajar.
3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan ini adalah memikirkan ulang
untuk mencari dan menemukan kekurangan-kekurangan yang
dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan tindakan
kelas.Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini digambarkan sebagai berikut:
Langkah-langkah tindakan penelitian secara umum:
Siklus 1

Menyusun RPP

Menyusun lembar evaluasi (tes)


Perencanaan
Menyusun lembar observasi

Menjelaskan interaksi sosial


Membentuk kelompok
Memberikan topik diskusi, media gambar
Pelaksanaan bentuk-bentuk interaksi sosial
Tindakan Diskusi Kelompok dan diskusi kelas
Kesimpulan

Mengamati perilaku siswa tehadap gambar


Pengumpulan bentuk-bentuk interaksi sosial dan lembaga
data sosial Memberikan tes essay kepada siswa
Siklus 2 Memberikan lembar pertanyaan ntuk diisi
oleh siswa
Menyusun RPP perbaikan

Memadukan
Mencatat hasil refleksi siklus pertama
hasil observasi
Perencanaan
Refleksi 1 Menyiapkan lembar observasi
Mengevaluasi hasil observasi

Menganalisi hasil pembelajaran


Menjelaskan kegiatan pada siklus pertama
Memperbaiki
Membentuk kekurangan
kelompok untuk berikutnya
Memberikan topik diskusi, gambar
Pelaksanaan lembaga sosial
Tindakan Diskusi Kelompok dan diskusi kelas
Kesimpulan

Mengamati perilaku siswa tehadap media


Pengumpulan pembelajaran
data Memberikan tes essay kepada siswa
Memberikan lembar peta buta Indonesia ntuk
diisi oleh siswa

Mencatat hasil observasi

Refleksi 2 Mengevaluasi hasil observasi

Menganalisi hasil pembelajaran

Memperbaiki kekurangan untuk berikutnya


E. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini yang merupakan upaya peneliti untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik terutama pada materi interaksi
sosial dan lembaga sosial dengan menggunakan metode picture and
picture. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil bila hasil analisis
data akhir sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan minimal dari
materi interaksi sosial dan lembaga sosial sebesar 65.

Lampiran 1

Soal IPS Interaksi Sosial Kelas VII

1. Syarat interaksi sosial, yaitu ….

a. status dan peran

b. kontak dan komunikasi

c. simpati dan identifikasi

d. asimilasi dan akomodasi

2. Proses mempelajari dan menghayati norma serta perilaku yang sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di masyarakat, disebut ….

a. interaksi sosial c. imitasi

b. proses sosial d. adaptasi

3. Bapak Sosiologi Indonesia, yaitu ….

a. Kamanto Soenarto
b. Koentjaraningrat

c. Selo Soemardjan

d. Soerjono Soekanto

4. Seseorang yang sedang mendapat masalah besar dapat dengan mudah dipengaruhi oleh

orang lain. Proses interaksi ini disebut ….

a. imitasi c. identifikasi

b. sugesti d. empati

5. Meniru model pakaian para artis yang tidak sopan menurut norma-norma budaya bangsa

Indonesia disebut ….

a. imitasi positif c. sugesti positif

b. imitasi negatif d. sugesti negative

6. Dalam masyarakat tradisional untuk mobilitas sosial vertikal hampir tidak boleh

terjadi. Hal ini merupakan kehidupan terasing akibat ….

a. cacat fisik

b. agama

c. adat dan kebudayaan

d. ras

7. lnteraksi sosial yang menyebabkan perselisihan disebut ….

a. kerukunan

b. kerja sama

c. konflik

d. integrasi

8. lnteraksi sosial pasti terjadi dalam kehidupan masyarakat karena manusia merupakan ….

a. makhluk politik

b. makhluk sosial
c. makhluk individu

d. makhluk budaya

9. Perhatikan gambar berikut.

Sumber. Tempo, 30 Januari 2005

Ketika bencana banjir tahunan yang melanda Jakarta dan menimbulkan keprihatinan dari

berbagai pihak.

Kemudian, banyak masyarakat yang membantu para korban banjir, proses ini disebut ….

a. imitasi c. sugesti

b. empati d. identifikasi

10. Bapak Sosiologi Dunia, yaitu ….

a. Karl Mark c. Auguste Comte

b. Emile Durkheim d. Max Weber

11. Shinta menelepon Andreas untuk datang ke ru mahnya. Hal tersebut merupakan contoh

….

a. kontak primer

b. kontak sekunder

c. komunikasi primer

d. komunikasi sekunder
12. Sosiologi berasal dari kata ….

a. socius dan logis c. social dan logis

b. socios dan logos d. social dan logos

13. Perhatikan gambar berikut. Tindakan tersebut merupakan contoh ….

Sumber: Warta Ekonomi, 2 April 2007

a. kontak primer c. interaksi primer

b. kontak sekunder d. interaksi sekunder

14. Seseorang berjabat tangan dengan patung. Hal ini merupakan contoh ….

a. interaksi sosial c. bukan kontak sosial

b. kontak sosial d. proses sosial

15. Seorang warga negara Eropa berjabat tangan de ngan orang Indonesia, tetapi mereka tidak

dapat berkomunikasi karena bahasanya berbeda. Hal ini merupakan contoh ….

a. interaksi sosial c. komunikasi sosial

b. kontak sosial d. konflik sosial

16. Sejak lahir ia mengalami lemah mental sehingga ia jarang ke luar rumah. Terasingnya

seseorang tersebut karena ….

a. perbedaan ras

b. cacat

c. pengucilan

d. perbedaan kebudayaan
17. Saat komunikasi terjadi, secara otomatis terjadi pula ….

a. interaksi c. komunikasi

b. identifikasi d. imitasi

18. Menyentuh dan memberi isyarat, merupakan proses ….

a. interaksi

b. kontak

c. komunikasi

d. imitasi

19. Tedi mengimitasi model pakaian dari kakak kelasnya di sekolah, media sosialisasi

tersebut adalah ….

a. sekolah

b. keluarga

c. media massa

d. lingkungan kerja

20. Meniru gaya hidup sehat, disiplin, dan rajin bekerja dari sang idola, merupakan ….

a. imitasi positif c. sugesti positif

b. imitasi negatif d. sugesti negatif

Anda mungkin juga menyukai