Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa meterai elektronik atau yang biasa dikenal
dengan e-meterai Rp 10.000 sudah resmi berlaku mulai Oktober 2021 dan dapat digunakan/
dibubuhkan dalam dokumen-dokumen. Dalam hal ini, e-meterai berisi nomor seri unik, gambar
lambang negara Garuda Pancasila, tulisan "meterai elektronik", dan angka serta tulisan yang
menunjukkan tarif bea meterai. Aturan untuk e-meterai ini diatur dalam :
Pembayaran menggunakan meterai ini dilakukan dengan cara membubuhkan meterai elektronik
pada dokumen yang terutang bea meterai melalui portal e-meterai, yaitu https://pos.e-
meterai.co.id.
1. Pada laman pos.e-meterai.co.id, Anda harus mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan
mengklik tombol Daftar
2. Setelah mendaftar, Anda dapat login pada laman web
3. Selanjutnya, Anda dapat membeli meterai elektronik pada menu Pembelian
4. Lalu, Anda dapat membubuhkan meterai tersebut pada menu Pembubuhan. Dalam menu
ini, Anda harus mengupload dokumen elektronik terlebih dahulu. Jangan lupa untuk
mencantumkan tanggal dokumen, tipe dokumen, dan nomor dokumen yang akan
dibubuhi
5. Setelah semua informasi lengkap, Anda perlu mengatur posisi cap e-meterai berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
6. Klik Bubuhkan e-meterai dan masukkan nomor PIN yang sudah didaftarkan. Tunggu
beberapa saat hingga dokumen sudah selesai dibubuhi dan siap dipakai. Jika berhasil,
dokumen tersebut akan dikirimkan ke email terdaftar atau mendownload langsung
dokumen yang sudah dibubuhi
7. Apabila Anda mengalami kegagalan ketika menggunakan sistem meterai elektronik,
Anda dapat menggunakan metode lain untuk pembayaran bea, yaitu dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
8. Untuk mengecek dokumen yang sudah pernah diproses, Anda dapat membuka menu
Riwayat Pembubuhan. Dalam menu ini juga Anda dapat mengunduh ulang dokumen
tersebut
Selain berisi aturan tentang pembayaran dengan meterai elektronik, aturan ini juga berisi tentang
ciri umum dan ciri khusus pada meterai tempel, meterai dalam bentuk lain, penentuan keabsahan
meterai, serta pemeteraian kemudian, dimana aturan baru ini menggantikan PMK 4/2021.