Anggaran Komprehensif
Rencana Subtansif
Merupakan rencana yang mencerminkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan (baik
jangka pendek maupun panjang), yang menggambarkan strategi, rencana spesifik dan program
organisas, serta komitmen manajemen yang sejalan dengan pencapaian jangka panjangdari
tujuan dan perencanaan. Secara umum rencana subtansif dicirikan dengan bentuk narasi dari
rencana, bukan dalam bentuk bilangan rencana yang biasanya terdapat dalam rencana keuangan.
Rencana Keuangan
Rencana laba strategik jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk jangka
waktu yang relatif lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh
tahun. Rencana ini menjadi satu kesatuan yang utuh dari rencana-rencana yang. disusun untuk
kegiatan setiap tahun, dibuat sesuai dengan tujuan umum perusahaan, sasaran spesifik, dan
strategi jangka panjang yang telah digambarkan sebelumnya.
Jadi, rencana laba jangka panjang meliputi semua bidang aktivitas utama yang
diantisipasi, antara lain:
Rencana laba taktis ini dikelompokkan ke dalam dua jenis (1) rencana operasional
(anggaran operasional) dan (2) rencana posisi keuangan (anggaran keuangan).
a. Rencana Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahan. Anggaran ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian:
1. Anggaran Proyeksi Laba Rugi
Dalam anggaran ini dihitung besarnya perkiraan laba menurut bagian, produk
maupun laba keseluruhan.
2. Anggaran Pembantu Laporan Laba/Rugi
Anggaran ini meliputi seluruh rencana kegiatan-kegiatan yang mendukung
penyusunan laporan laba rugi (income statement), meliputi:
a. Rencana penjualan
b. Rencana produksi
c. Anggaran biaya distribusi
d. Anggaran biaya administrasi
e. Anggaran type appropriasi
a. Rencana Penjualan
Anggaran ini menspesifikasi kuantitas barang yang diinginkan untuk produksi selama
periode anggaran. Dalam anggaran produksi diperlukan pengembangan kebijakan
mengenai tingkat produksi yang efisien, penggunaan fasilitas yang produktif, dan tingkat
persediaan (barang jadi dan persediaan barang dalam proses). Dengan demikian anggaran
produksi disajikan dengan cara:
Formula:
Anggaran Tenaga Kerja Langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang
direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas keluaran yang
direncanakan dalam anggaran produksi. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan
anggaran tenaga kerja mencakup tenaga kerja langsung dan tidak langsung, namun
umumnya perusahaan lebih menyukai untuk mempersiapkan anggaran secara terpisah
antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung, dan memasukkan tenaga kerja tidak
langsung dalam anggaran biaya overhead pabrik. Alasan untuk penggunaan anggaran
tenaga kerja langsung secara terpisah ini adalah untuk menyediakan data perencanaan
tentang jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja langsung
untuk setiap unit produk, dan kebutuhan alur kas. Anggaran tenaga kerja langsung dapat
disajikan dalam beberapa cara. Anggaran terpisah biasanya dibuat menurut:
Jam tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Sesudah rencana produksi selesai, anggaran BOP disusun bersamaan dan digabungkan dalam
sebuah rencana yang disebut rencana Harga Pokok Produk.
Anggaran ini memerlukan semua biaya produksi yang dapat diidentifikasi, baik secara
langsung maupun melalui alokasi, untuk setiap produk. Tiga kategon biaya yang tercakup
dalam anggaran harga pokok produk meliputi: (1) biaya bahan mentah, (2) biaya tenaga kerja
langsung, dan (3) biaya overhead pabrik. Anggaran biaya overhead pabrik merupakan
anggaran untuk semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk selain biaya
bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik adalah bagian dari biaya produksi total yang tidak dapat secara
langsung diidentifikasi (ditelusuri) pada produk atau pekerjaan tertentu. Biaya ini mencakup:
Contoh:
Rencana posisi keuangan disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan, utang, dan
piutang perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
Aktiva:
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Pasiva:
Anggaran ini berupa informasi realistis mengenai biaya yang dapat digunakan untuk menghitung
jumlah anggaran untuk berbagai macam volume keluaran atau tingkat aktivitas dalam setiap
pusat tanggung jawab. Anggaran variabel menyediakan rumus untuk setiap biaya dalam pusat
tanggung jawab. Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara biaya terhadap keluaran
(volume kerja). Setiap rumus mencakup faktor biaya yang konstan dan tarif biaya variabel.
Dalam proses penganggaran rumus anggaran biaya variabel tersebut digunakan dalam 2 (dua)
tahap yakni (1) laporan pengendalian kinerja dan (2) untuk mengembangkan biaya yang
termasuk dalam pembuatan rencana laba taktis. Apabila rumus biaya variabel dikembangkan.
bersamaan dengan rencana laba strategis dan taktis, maka dapat digunakan untuk menghitung
jumlah biaya yang dianggarkan dalam rencana laba yang taktis. Perhitungannya dilakukan
dengan cara mengalikan keluaran atau aktivitas yang direncanakan dari setiap pusat tanggung
jawab dengan tarif biaya variabel yang berhubungan untuk setiap pusat dan kemudian tambahkan
biaya tetap untuk pusat tersebut.
Data Pelengkap
Contoh dari data pelengkap ini berupa Analisis Biaya, Volume, dan Keuntungan (Analisis Cost
Profit-Volume/Analisis Break Even). Dengan analisis ini dapat menilai apakah sasaran penjualan
yang telah ditentukan dapat memberikan keuntungan atau tidak, dan seberapa jauh kemunduran
penjualan dapat ditolerir. Analisis ini juga berguna untuk menentukan penjualan yang seharusnya
diperoleh perusahaan yang dapat memberikan sejumlah laba tertentu. Untuk menentukannya
dilakukan dengan cara jumlah penjualan yang diperoleh sama dengan jumlah penjualan pada
keadaan break even ditambah sejumlah penjualan lain yang diperlukan untuk memperoleh laba
yang dimaksud. Keadaan Break Even merupakan suatu keadaan dimana penghasilan dari
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat
tetap.
Analisa ini juga mampu menunjukkan bagaimana jumlah keuntungan yang diperoleh akan
berubah bilamana terjadi perubahan pada salah satu atau lebih dari faktor berikut ini:
Harga jual produk: naik atau turunnya harga jual akan berpengaruh terhadap penghasilan dari
penjualan.
Jumlah unit yang terjual: juga perubahan dari jumlah unit terjual akan secara langsung
memengaruhi penghasilan penjualan.
Biaya produksi dan/atau biaya usaha: yang terakhir ini akan memengaruhi biaya keseluruhan
yang harus diperhitungkan terhadap hasil penjualan.
Oleh karena laba adalah selisih antara penghasilan penjualan dengan keseluruhan biaya, maka
perubahan dari penghasilan atau biaya dengan sendirinya akan memengaruhi laba yang
diperoleh. Oleh karena itu analisis ini kerap dikenal sebagai Analisis Cost-Profit-Volume.
Analisa Break Even membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasar, antara lain:
Biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan jumlahnya secara tepat. Dengan
demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
Biaya yang diperkirakan dapat dipisahkan antara yang bersifat variabel dan fixed.
Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi. Dengan tingkat persediaan tidak perubahan.
1. Harga jual produk pada berbagai tingkat penjualan tidak mengalami perubahan.
2. Efisiensi perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan juga tidak berubah, sehingga biaya
variabel untuk setiap unit sama untuk berbagai volume produksi.
3. Tidak terdapat perubahan pada berbagai kebijakan pimpinan yang secara langsung
berpengangaruh terhadap beban tetap keseluruhan.
4. Perusahaan dianggap seakan-akan hanya menjual satu macam produk akhir. Apabila dalam
kenyataannya produk yang dibuat lebih dari satu macam, maka sales mix dipertahankan tetap
sama.
Terdapat tiga cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung tingkat break event
perusahaan untuk suatu periode. Tiga pendekatan itu adalah:
1. Pendekatan secara tabelaris, yaitu dengan cara menghitung jumlah jumlah penghasilan dan
biaya pada berbagai tingkat atau volume penjualan/produksi.
2. Pendekatan secara grafis, jumlah penghasilan, biaya tetap, dan biaya total pada berbagai
tingkat penjualan dan produksi.
3. Pendekatan secara arithmatic, yaitu dengan menggunakan rumus berikut:
a. pendekatan Total
BE= TFC
1-TVC
TR
Laporan kinerja dibuat oleh bagian akuntansi berdasarkan laporan bulanan. Laporan ini berisi (1)
perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan, dan (2) memperlihatkan
setiap perbedaan sebagai varians kinerja yang menguntungkan atau yang tidak menguntungkan.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara laporan keuangan eksternal dan internal.
Laporan internal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) laporan statistik yang memberikan statistik kuantitatif internal dasar mengenai operasi
b) laporan manajerial yang khusus mengenai masalah yang tidak berulang dan masalah khusus
c) laporan kinerja periodik
Laporan harus memusatkan pada pengendalian yang dinamis dan terus-menerus disesuaikan
untuk menentukan tanggung jawab manajerial. Laporan ini umumnya berulang, laporan jangka
pendek dibuat untuk setiap pusat tanggung jawab dan penting untuk pengendalian yang efektif.
Setelah laporan kinerja dibuat berdasar pada tanggung jawab, maka laporan tersebut akan
menjadi dasar untuk ditentukannya tindak lanjut yang efektif. Sangat penting bagi perusahaan.
untuk menentukan sebab dan akibat. Variasi kinerja merupakan hasil (akibat), sehingga
manajemen lebih lanjut harus dapat menentukan sebab apa yang mendasarinya. Identifikasi
sebab ini menjadi tanggung jawab utama manajer lini.
Analisis sebab-sebab yang mendasari suatu variasi kinerja yang menguntungkan ataupun
yang tidak menguntungkan harus menjadi prioritas perusahaan. Pada kasus varians yang tidak
menguntungkan, identifikasi penyebab dasar akan memberikan suatu alternatif tindakan
perbaikan yang diperlukan. Demikian juga pada kasus varians yang menguntungkan, penyebab
dasar perlu diidentifikasi. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang bernilai
peningkatan efisiensi dan bagi pengembangan dukungan yang positif pada operasi dan karyawan
yang kurang berhasil.
ANGGARAN KOMPREHENSIF
Dari pembahasan singkat enam komponen dasar anggaran di atas bermanfaat untuk memberikan
Secara ringkas alur dari Anggaran Komprehensif ditunjukkan oleh Bagan 4.1 berikut:
Tujuan Umum
Sasaran Khusus
Strategi Dasar
Anggaran Penjualan
CV. KUSEN RATTAN FURNITURE adalah salah satu perusahaan ekspor mebel rotan di
daerah Cirebon Jawa Barat. Produk yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis mencakup: Meja dan
Kursi Rotan, dengan berbagai model sesuai pesanan. Beberapa model yang pernah diproduksi
adalah Arm Chair (Meja & Kursi tamu), Love Chair (Sofa), dan Dining Chair (Meja & Kursi
Makan). Perusahaan berdiri pada tahun 1975 di Jl. Semambu 97 Tegalwangi Cirebon.
CV. KUSEN RATTAN FURNITURE didukung 100 karyawan, yang terdiri dari 20 karyawan
manajer dan staf, serta 80 tenaga buruh pabrik yang sebagian besar merupakan tenaga borongan.
Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan berdisiplin dan dedikasi kerja yang tinggi yang
menjadikan perusahaan terdukung untuk menghasilkan produk-produk berkualitas. Dengan
kualitas produk, distribusi dan pengiriman tepat waktu, serta harga yang bersaing, CV. KUSEN
RATTAN FURNITURE tetap dapat bertahan dan berkembang.
(lanjut di EXCEL)