Seorang penjual bunga menyusun dan menjajakan bunganya di sudut jalan sambil menunggu pembeli. Awalnya tidak ada yang membeli sampai akhirnya ada pembeli datang dan semakin banyak. Namun, penjual bunga kemudian menyesal karena pernah bersikap tidak baik pada orang lain. Dia berdoa dan menyusun kembali bunganya hingga akhirnya tertimpa oleh bunga-bunganya sendiri.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
190 tayangan1 halaman
Seorang penjual bunga menyusun dan menjajakan bunganya di sudut jalan sambil menunggu pembeli. Awalnya tidak ada yang membeli sampai akhirnya ada pembeli datang dan semakin banyak. Namun, penjual bunga kemudian menyesal karena pernah bersikap tidak baik pada orang lain. Dia berdoa dan menyusun kembali bunganya hingga akhirnya tertimpa oleh bunga-bunganya sendiri.
Seorang penjual bunga menyusun dan menjajakan bunganya di sudut jalan sambil menunggu pembeli. Awalnya tidak ada yang membeli sampai akhirnya ada pembeli datang dan semakin banyak. Namun, penjual bunga kemudian menyesal karena pernah bersikap tidak baik pada orang lain. Dia berdoa dan menyusun kembali bunganya hingga akhirnya tertimpa oleh bunga-bunganya sendiri.
Seorang penjual bunga menyusun dan menjajakan bunganya di sudut jalan sambil menunggu pembeli. Awalnya tidak ada yang membeli sampai akhirnya ada pembeli datang dan semakin banyak. Namun, penjual bunga kemudian menyesal karena pernah bersikap tidak baik pada orang lain. Dia berdoa dan menyusun kembali bunganya hingga akhirnya tertimpa oleh bunga-bunganya sendiri.
Seorang penjual bunga masuk ke dalam panggung sambil naik sepeda. Si
penjual melambaikan tangan kearah pembeli . setelah itu sampailah pada sudut jalan. Si penjual bunga sambil menunggu pembeli dia menyusun bunga-bunga itu satu persatu untuk dijual. Setelah membereskan bunga dangangannya dia lalumenjajakan bunganya. Waktu lalu, tetapi tidak satu pun ada yang membeli, penjual bunga sedih hatinya. Dia lalu berdoa memohon supaya ada pembeli. Tidak berapa lama datang pembeli, penjual bunga senang melayani dengan gembira. Semakin lama semakin banyak pembelinya. Begitu sadar dia menyesal, bahwa dia telah berbuat tidak baik terhadap orang lain yang telah memberinya rezeki. Dengan wajah sedih dan kecewa dia berdoa mohon ampun kepada tuhan, lalu menyusun kembali bunga-bunga itu hingga banyak sekali. Tanpa sadar, bunga yang sudah banyak hingga membuat si penjual bunga tertimpa oleh bunga-bunga dan terhimpit oh malang