Anda di halaman 1dari 14

10.

TINDAK PENYELAMATAN MUKA DALAM KOMUNIKASI LISAN DI IEMPAT KERJA


Jamal
11. ANALISIS KETERKAITAN METAKOGNITIF DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA BERDASARKAN

TEORI POLYA
(Kajian analisis mata diktat Pendalaman Materi Matematika di Balai Diklat Keagamaan Surabaya)
Makmun Hidayat
12. DEIKSIS DALAM BAHASA USING DI BANYUWANGI

Syuhadak, Bambang Wibisono, dan Agus Sariono


13. PEMAHAMAN WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA MAHASISWA CALON GURU DAN SOLUSI

REFLEKTIF (Studi pada Salah Satu Perguruan Tinggi di Maluku)


Anasufi Banawi, Wahyu Sopandi, Asep Kadarohman, M. Solehuddin
14. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN (D I SCOV E RY LEARIVING)
PADA PEMBELAJAMN MENULIS RECOUNT TEXT
Moharnad Djuanda
15. SEKLEK GAME TO FOSTER STUDENTS'LANGUAGE COMPETENCES

Eka Sugeng Ariadi


to. ANALISIS HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJAMN SIMULASI PADA DIKLAT

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SUMBAYA.


Heni Mardiningsih
URGENSI PENINGKATAN KOMPETENSIAPAMTUR SIPIL NEGAM DALAM MEMBANGUN WORLD
CTASS GOYERNMENT
Rafikatul Karimah

Surabaya
April - Juni 2017
ISSN 1.978 - 49s3

INOVASIJurnal Diktat Keagamaan


Volume 11, No. 2, April - Juni 2eI7
Jurnal lnovasiterbit tiga bulan sekali, Redaksi menerima tulisan dalam bidang pendidikan
danpelatihan
berupa artikel, makalah, hasil penelitian atau resensi buku.Tulisan yang
dikirimkan merupakan gagasan
orisinal dan belum pernah dipublikasikan di media manapun. Panjang tulisan
antara 15,25 halaman
kertas A4, spasi 1,5 disertai abstrak dalam bahasa tnggris (untuk artikel
berbahasa lndonesia; dan
abstrak dalam bahasa lndonesia untuk artikel berbahasa lnggris). Naskah
diserahkan dalam bentuk
,le Khusus untuk raporan peneritian, sistematika turisan harus menggambarkan tahapan-tahapan
penelitian dengan jelas. Redaksi berhak menyunting naskah tanpa
mengurangi maksud tulisan.
Tulisan
yang dimuat akan mendapat penghargaan. Pengiriman artikel
bisa dialamatkan ke
inovasi. bdksu ra baya @gmail.com

PENANGGUNG JAWAB :
Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya
Dr. H. Muchammad Toha, M.Si

MITRA BESTARI :
Prof. Dr. H.M. Ari Haidar; MA (sosiorogi Agama/Keagamaan - univ Negeri
surabaya)
Prof. Dr. Zainuddin Mariki, M.si (sosiorogi pendidikan, Dewan pendidikan
Jawa Timur)
prof. Masdar Hilmy, MA., ph.D (pendidikan
tslam _ UtN Sunan Ampel)
Dr. Warsiman, M.pd (pendidikan Bahasa lndonesia _ Univ, Brawijaya
Malang)
RREDAKTUR:
Dr. Widayanto, M.pd
Drs. lmam Sutikno, M.M
Drs. Machzudi, M.Si
Dr. Muslimin, M.M
EDITOR:
Sholehuddin, M.pd.t
Drs. Sutowijoyo, M.pd
Dr. H.M. M usfiqon, M.pd
M iftah ussirojud in, S.Ag, M.M
Drs. H. Shollkin, M.Ed
DESAIN GRAFIS :
Drs. H. Khamim Thohari, M.Ed
SEKRETARIAT:
Achmad Ya nuar Ansori, M.Ed
Anton Sasono, SE., M.AB
M. Anung Edy Nugroho, SE
PENERBIT:
Balai Diklat Keagamaan Surabaya
ALAMAT REDAKSI & TATA USAHA:
Jl. Ketintang Madya 92 Surabaya
Tetp. {031) 8280116,829249 Fax. (031) 8290021
E_mail : inovasi. bdksura baya @gma il.com
LAY OUT & CETAK :
lerc. a{plna retp. 031 532 7639, 081 5501 3123
E-mail : alpha_sby@yahoo.com
10. TINDAK PENYELAMATAN MUKA DALAM KOMUNIKASI LISAN DI TEMPAT KERJA
Jomol (Hal.: 105 - 122)
11, ANALISIS KETERKAITAN METAKOGNITIF DALAM PENYELESAIAN SOAI CERITA BERDASARKAI
TEORI POLYA
(Kajian analisis mata diklat Pendalaman Materi Matematika di Balai Diklat Keagamaar
5urabaya)
Mokmun Hidoyot (Hal : 123 - I32\
12. DEIKSISDALAM BAHASA USING DI BANYUWANGI
Syuhodok, Bombong Wibisono, don Agus Soriono (Hal. 133- 146)
13. PEMAHAMAN WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA MAHASISWA CALON GURU DAN SOLUS
REFLEKTIF (Studi pada Salah Satu Perguruan Tinggi di Maluku)
Anasufi 9onowil, Wohyu Sopondi2, Asep Kodorohmod, M. Solehuddin? (hal. 1.47 - 156)
14. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)PAD/
PEMBELAJARAN MENULIS RECOUNT TEXT
Mohamad Djuondo (Hal. 157 - 166)
15. SEKLEK GAME TO FOSTER STUDENTS' LANGUAGE COMPETENCES
Eko Sugeng Ariodi lHal. 167 - 171]r

16. ANALISIS HASIL BELAJAR IMPLEM€NTASI METODE PEMBELAJARAN SIMULASI PADA DIKLA
LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA
Heni Mardiningsih (Hol. L73 - 188)
17. URGENSI PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MEMBANGUI
WORLD CLASS GOVERNMENT
Rofikotul Korimoh (Hal. 1B9 - 202)

IV
PEMAHAMAN WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA MAHASISWA
CALON GURU DAN SOLUSI REFLEKTIF
(Studi pada Satah Satu Perguruan Tinggi di Matuku)

P RO SP E CT I V E T E AC
HERS' UNDER STAN D I N G O N STAT E S O F
TAATTER AND THEIR CHANGES AND REFLECTIVE SOLUTIONS
(Study at one of university in Moluccas)
Anasufi Banawil, Wahyu Sopandi2, Rd. Asep Kadarohmanr, M. Sotehuddina

Anasufi Banawil, ma hasiswa ABSTRACT


Program Doktor (S3) UPI This reseorch oims to describe the understondings
on stdtes of
Band ung; dosen Fisika pada motter ond their changes from prospegtive teochers. The
Jurusan pendidikan Biologi reseorch used descriptive method. Dota were collected from 30
Fakultas llmu Ta rb iya h dan students prospective teochers on the 3th grade dt one of university in
Keguruan lAlN Ambon. Moluccas in 20162017. The instruments were used in the
form of
E-mail : multiple choices combined with description ond belief level of answer
anasufibanawi@gmail.com choice. The prospective tedchers' conceptuol understondings on
Wahyu 50pandi'?, dosen stotes of mdtter and their chonges divided into mocroscopic,
program studi Pendidika n submicroscopic, ond symbolic levels. Their understondings were then
Kimia FPMIPA UPI Bandu ng. closified following the simplit'ied cotegorizotion from Abroham
E-mail: wsooandi@upi.edu (2002), os follow: lJnderstond, portiol LJnderstond, Misconception
Rd. Asep Kadarohmanl and Do not understond. The results of the research indicote thot
dosen program studi the students' understonding of the existence of porticles (solid,
Pendidikan K imia FPM IPA liquid, gases) is good enough. However, most of them do not
UPI Band ung. understond the existence of pdrticle-t'ree space. At the macroscopic
- E-mail : level they are mostly owore of the concept of exponding, voporizing,
' pascasa ria na (d u pi.ed u condensing, melting and freezing, but not for sublime ond
M. Solehuddinr, dose n crystdllizing concepts. At the submicroscopic-verbol tevel, they
program studi Pend idika n experience misconceptions on oll concepts- At the sub-
Bimbingan dan Ko nseling microscopicvisuol level (with averoge 52.62 %) ond the symbolic
FIP UPI Band u ng. level (with overoge 76.67 %) do not understond the concepts. The
Naskah: results suggest the need for the use of leorning strotegies ond the
diterima :15 Maret 2017 development of reoding mdteriols for the purpose of improving
direvisi :8April 20L7 understonding dnd minimizing the misconceptions of the topic
disetu.jui : 28 April 2U.7
stdtes of motter and their changes.

Keywords:Understonding, stotes of motter and their chonges,


p ro s pe ct iv e te o ch e r, r ef I ecti ve.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman
wujud zat dan perubahannya oleh mahasiswa calon guru.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek sebanyak
30 mahasiswa calon guru semester 6 pada salah satu perguruan
tinggi di Maluku tahun akademik 201,6/2017. tnstrumen berupa
nal Dik[at Keagarnaan, Vol. LL,
^o.
2, Apri( - Ju^i 2oL7

tes dalam bentuk pilihan ganda yang dikombinasikan dengan


-Jut uraian dan tlngkat keyakinan pilihan jawaban. Pemahaman
mahasiswa calon guru diklasifikasikan dalam level makroskopik,
submikroskopik, dan simbolik. Jawaban mahasiswa calon guru
pada tiap level dikategorikan sesuai kategori sederhana dari
Abraham (2002), yaitu: Paham, Paham Sebagian, Miskonsepsi
dan Tidak Paham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemahaman mahasiswa calon guru akan keberadaan partikel
(padat, cair, gas) sudah cukup baik. Namun, sebagian besar
mereka tidak paham tentang keberadaan ruang bebas partikel,
Pada level makroskopik sebagian besar mereka paham akan
konsep memuai, menguap, mengembun, mencair dan membeku,
namun tidak untuk konsep menyublim dan mengkristal. Pada
level submikroskopik-verbal, mereka mengalami miskonsepsi
pada semua konsep yang ada. Pada level submikroskopik'
visual {dengan rerala 57,62 %) dan level simbolik (dengan rerata
76,67 %J tidak paham akan konsep yang ada. Hasil penelitian
menyarankan perlunya penggunaan strategi pembelajaran dan
pengembangan bahan bacaan untuk tujuan meningkatkan
pemahaman dan meminimalisir miskonsepsi topik wujud zat
dan peruba han nya.
Kata kunci : Pemahahaman, wujud zat dan perubahannya, calon guru,
refle ktif.

PENDAHULUAN dalam membangun pemahaman konsep


Topik materi dan perubahannya- para siswanya. Umumnya guru sekolah dasar
benda padat, cait dan gas-dan perubahan adalah guru kelas. Sebagai guru kelas mereka
yang diakibatkan oleh panas dan gaya lain harus mengajarkan hampir semua mata
meruiakan konsep dasar yang sangat penting pela.jaran termasuk mata pelajaran IPA dan
dan merupakan prasyarat untuk memahami mengajar keterampilan-keterampilan la in di
IPA lain di tingkat selan.iutnya (Howe & Jones, kelas (Han & Brown,2013:111; Ornstein &
1993:15; Johnson, 1998; Snir, Smith & Raz, Levine,2008:14). Untuk inilah calon guru
2003; Merritt, Shwartz & Krac.iik, 2007; Treagust, sekolah dasar perlu dibekali pemahaman yang
et al., 201.0; 0zmen, 2011; Ozmen, 20't3; baik tentang benda dan sifatnya sehingga
Sopandi, Latip, & Sujana, 2016). Atau dengan diharapkan mereka dapat membimbing siswa
kata lain pemahaman tentang benda, zat dan SD memperoleh konsepsi ilmiah tentang
partikel merupakan konsep prasyarat untuk benda dan sifat-sifatnya. Kepemilikan
belajar kimia di tingkatan sekolah yang pemahaman yang benar dari para siswa SD
lebih tinggi. Tanpa pemahaman yang ini akan menjadi bekal yang berguna bagi
benar tentang konsep-konsep tersebut siswa untuk belajar tentang perubahan
maka sebagian besar belajar kimia berikutnya materi, baik itu perubahan fisika maupun
dapat diibaratkan seperti belajar cerita misteri. kimia di tingkatan sekolah yang lebih tinggi.
Kalau sudah seperti ini maka bela.jar kimia ini .Jadi, pemahaman yang baik tentang topik
hanya bisa dilakukan dengan cara hapalan ini akan menjadi dasar pengetahuan yang
(H6land,2010). berguna untuk belajar kimia. Seperti
Guru memiliki peranan yang penting diketahui, objek yang dipelajari dalam ilmu

48
Diklat Keagamaan, vol. aL, no. 2, April - Ju^t 2oL7

kimia adalah tentang materi (sifat, struktut mendeskripsikan pemahaman wujud zat dan
-Jurnal
komposisi) dan perubahannya (Geller, 2003; perubahannya pada calon guru dengan subjek
Chang, 2010). Berdasarkan uraian di atas dan lokasi yang berbeda, yakni pada salah
terlihat bahwa pemahaman konsep yang satu perguruan tinggi di Maluku. Diharapkan
baik tentang benda, zat dan partikel akan tulisan ini dapat memperkaya data konsepsi
menjadi bekal untuk memahami materi calon guru IPA tentang benda dan sifat-sifat-
pelajaran IPA selanjutnya (Johnson, 1998). nya yang dapat menjadi bahan refleksi bagi
Hasil penelitian Sopandi, La t ip, dan pengampu mata kuliah IPA pada umumnya.
Sujana pada salah satu perguruan tinggi di Selain itu, dengan tesedianya data yang ada
Jawa Barat (tahun 2016) mengindikasikan dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan
bahwa Program PGSD belum berhasil penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
memberikan calon guru SD pemahaman topik tersebut atau melakukan penelitain
konseptual penuh terkait dengan topik serupa namun pada topik yang berbeda di
materi dan perubahannya. Mahasiswa calon progam studi sejen isnya.
guru sekolah dasar mayoritas masih belum
memiliki penguasaan materi yang memadai METODE
pada topik wujud zat dan perubahannya. Penelitian ini menggunakan metode
Ma has iswa belum menguasai konsep- deskriptif. Subjek sebanya k 30 ma hasiswa
konsep pada level submikroskopik (verbal calon guru semester 6 pada salah satu
dan visual) dan simbolik. Masih adanya perguruan tinggi di Maluku tahun akademik
ketida kta huan dan miskonsepsi pada 201612OL7. lnstrumen berupa tes (sifat
topik yang ada. diskontinu materi; sifat benda berdasarkan
Data penelitian tersebut merupakan wujudnya; dan wujud zat dan perubahannya).
bagia n dari gambaran pemahaman lnstrumen tes dalam bentuk pilihan ganda yang
konseptual calon guru terkait dengan topik dikombinasikan dengan uralan dan tingkat
materi dan perubahannya pada karakteristik keyakina n pilihan jawaban. Pemahaman
subjek tertentu. Tentu nya gambaran m a ha siswa calon guru d ik Ia s if ik asIkan

menyeluruh tentang pemahaman konseptual dalam level makroskopik, submikroskopik


pada topik yang sama pada domain yang (verbal dan visual), dan simbo lik. Jawa ban
iebih luas diperlukan untuk mendukung mahasiswa calon guru pada tiap level
tersedianya data konsepsi calon guru pada dikategorikan sesuai kategori sederhana
umumnya;lebih khusus calon guru yang dari Abraham (2002), yaitu : (1) Paham (P):
mengajar mata pelajaran IPA baik di sekolah Responden menjawab pertanyaan dengan
menengah maupun sekolah dasar. Data ini benar termasuk semua komponen sesuai
dapat dijadikan bahan referensi untuk dengan konsepsi ilmiah dan responden yakin
penelitian pendahuluan bagi para peneliti dengan jawabannya; (2) Paham Sebagian (P5):
da ri tem pat lain. Responden me njawa b pertanyaan dengan
Namun de m ikia n, inf o rma si tentang benar, tapi tidak termasuk semua komponen
pemahaman konseptual pada topik yang sesuai dengan konsep ilmiah dan responden
sama pada domain yang lebih luas ragu-ragu atau tidak yakin.iawabannya; (3)
(penggunaan instrumen soal yang sama Miskoncepsi (M): Responden menjawab
namun berbeda lokasi subjek) terkalt pertanyaan dengan jawaban yang tidak logis
pemahaman wujud zat dan perubahannya dengan informasi yang salah; dan (4) Tidak
belum banyak dilaporkan. Untuk ini, Paham (TP):Responden menjawab perta nyaa n
pendeskripsian pemahaman calon guru pada dengan jawaban yang salah atau tidak ada
topik tersebut masih penting untuk dilakukan. iawaban sama sekali.
Oleh karena itu, tulisan ini mencoba

149
ut nal Dik[at Keagatmaan, vol. aL, 2, April - Ju^i 2oL7
^o.

HASIL Pemahaman mahasiswa pada konsep


-J
1. Pemahaman mahasiswa calon guru terkait keberadaan ruang bebas partikel pada
Sifat Diskontinu Materi materi padat dan ca ir adalah juga sama.
Namun demikian, tidak ada miskonsepsi
Pemahaman mahasiswa calon guru pada ko nsep tersebut.
terkait sifat diskontinu materi tampak pada
Tabel l dan Tabel 2 berlkut. 2. Pemahaman mahasiswa calon guru terkait
Wujud Zat dan Perubahannya pada Level
Tabel 1. Pemahaman Konsep l(eberadaan
M a kros ko pik
Materi
Padat Ca ir Pemahaman mahasiswa calon guru
\%) l%) l%l vterkait wulud zat dan perubahannya pada
Paham 83,33 83,33 63,34 level makroskopik tampak pada Tabel 3 berikut.
Paham Se bagia n 10 10 3,33
0
Tabel 3. Pemahaman Konsep Level Makroskopik
M isko n se psi 0 0
Tida k Paham a,61 6,61 33,33 l,4e l\leng
Meng f,/en Mem
rxl Meng nyu kris
Jumlah i 1OO 1Cn Padal uap
enbun ca( beku blm tal
(%)
l,k) (%) (%) (%) (%)
Tlbel 1di atas menunjukkan bahwa
Paharn 63,33 66,67 76,67 90 83, 23, 3:
sebagian besar mahasiswa calon guru paham 0
Paham Sebagian 3,33 3.33 6,67 3,33 0 6,67 3,33
akan keberadaan partikel materi padat, cair N'liskonseps 6,67 3,33 0 0 3,33 0 0
dan gas. Pemahaman mahasiswa pada Tidak Paham 26 67 26 67 16 67 667 13 33 70 96 67
konsep keberadaan partikel pada materi iumlah 100 100 '100 100 100 100 100
padat dan cair adalah sama. Tidak ada
miskonsepsi pada konsep tersebut. Namun Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
demikian, persentase ketldakpahaman pada level makroskopik sebagian besar
mahasiswa untuk keberadaan partikel gas mahasiswa calon guru paham akan konsep
adalah (33,3 %) lebih menonjol 126,63 %) memuai, menguap, mengembun, mencair dan
bila d iba n d ingka n denga n pemahaman membeku. Perse nta se kepahaman terbesar
keber.adaan parti[el padat dan carr. pada konsep mencair (90 %). Sementara
Tabel 2, Pemahaman Konsep Keberadaan untuk konsep menyublim dan mengkristal
se bagia n besa r mahasiswa tida k paham,
Rua ng Be bas Pa rtike I

Persentase ketidakpahama n terbesar pada


Padat Cair Gas konsep mengkristal (96,67 %). Miskonsepsi
(%) (%) (%) ditemrkan pada konsep memuai, menguap,
Paham 23,33 23,33 13,3 3 mem beku.
Paham Sebagia n 6,61 6,67 3,33
Miskonsepsi 0 0 C
3. Pemahaman mahasiswa calon guru terkait
Tida k Paham 10 10 83,33 Wujud Zat dan Perubahannya pada Level
Jumlah 100 100 100 Subm ikrosko pik

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa Pemahaman mahasiswa calon guru


sebagian besar mahasiswa calon guru tidak terkait wujud zat dan perubahannya pada
paham a kan n
rua ng bebas
ke be ra daa
level submikroskopik tampak pada Tabel 4,
Tabel 5 dan tabel 6 berikut.
partikel materi padat, cair dan gas. Persentase
ketida kpa ha ma n terbesa r terjadi pada
keberadaan ruang bebas partakelgas (83,33 %).

'150
urnal Diklat Keagavnaan, \iol. L:t, 2, April - Jur,\i ?cL7
^o.

Tabel 4. Pemahaman Konsep l-evel Tabel 6. Pemahaman Konsep Level


-J Su bm ikroskopik-Verba I Su bm ikrosko pik V isua I

Me Meng N/e N/eng


Me [4eng lr'ien Mem Me Meng Men Mem
\'1eng nyu kris lvleng nyu kris
muai uap ca[ beku muai uap cair beku
lmbun bim tal 3mbun blim tal
(e6 (9;) (%) (%) (,%) (%)
)
(k) f^) (%) t", k) (%) l,k) (%)

'16 67 667
Paham 20 10 30 6,67 30 667 P3ham 16,67 6,67 10 6,67 6,67 3,33
Paham Sebagiar 0 10 13,33 36,67 23,33 33 3-r Paham Sebagian 20 43,33 30 36,67 56,6? 2A
[,4iskonseps 43,33 56,67 20 16,67 26 6i lJ,JJ lvllskonseps 0 0 0 0 0 0 0
Tidak Paham 36 67 0 2A 13 33 53 33 20 46 6i iidak Paham OJ,JJ 50 60 60 f,b tl/ 36 6t 76,67

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Tabel 6 di atas menur.rlukkan bahwa


pada leve I submikroskopik-verbal mahasiswa pada level submikroskopik-visual lebih dari
calon guru mengalami miskonsepsr pada separuh (dengan retata 57,62 %) mahasiswa
semua konsep perubahan \rJujud. Persentase calon guru tidak paham akan konsep perubahan
miskonsepsi terbesar pada konsep menguap *1/ujud. Persentase ketidakpahaman te rbesa r
173,33 %J. Persentase kepahaman terbesar terjadi pada konsep mengkristal (76,67 %i.
pada konsep mencalr dan menyubiim (30 %).
Persentase paham sebagian terbesar konsep 4. Pemahaman mahasiswa calon guru terkait
mencair (36,67 %). Sementara persentase Wujud Zat dan Perubahannva pada Level
ketidakpahaman terbesar terjadi pada Sim bolik
konsep membekL: {53,3 3 %).
Pemahaman mahasiswa calo n guru terkait
Tabel 5. Miskonsepsi Calon Guru terkait
Materi dan Pe ru ba ha nnya $,uji,rd zat dan perubahartnya pada level
:imbolik tampak pada Tabel 7 berikut.
Ekspansi/pembahan \liskonsepsiCa oo Gur!
malen T.abei 7. Pemahaman Konsep Tingkat Simbolik
Pad kelpadat car daf gas drperbesa. ketika
Memua
mengalami ekspansr Men Mem Me Meng
l\,4eng iUeng
Partikela rh lang kelika airmenguap cair beku nyu kns
[.'1enquap uap embun
(%) (%) bllm ta
Partikel air membesar ketlka air beiubah (%) (%)
(%) (%)
Mengembun meniadi embirn Pa( kel a r ldak bergerak
kelika a r mengembun.
Panam 6,67 10 13,33 '10 0 3,33
Pai(ke air lebih keci ket ka a i rneleleh.Pad kel
16 67
Mencair Paham Sebagian 10 20 23,33 3,33
airlrdakberaerak ketika a I mencai
[l skonsepsi 0 0 0 0 0 0
l,.iembeku Partike 'partikela rt dak bergerak karena beku 83,33 70
TiCak Paham 7A 66,67 96 67
Menyublm Pan Lelkapur barus menyusrl d3n h lang
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Partikel a r t dak bergerak karena berubah
Nlengkrstal
menjad padal
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa
i:rada level simboiik lebih dari separuh (dengan
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa retala 76,67 %) mahasiswa calon guru tidak
miskonsepi yang dialami mahasiswa calon paham akan konsep perubahan wujud.
guru terkait korrsep perubahan wujud pada Persentase ketidakpahaman terbesar terjadi
level su bm ikroskopik. pada konsep menyublim 196,67 %1.

PEMBAHASAN
. 5ecara umum pemahaman mahasiswa
, alon guru tentang keberadaan partikel
ir:.1d.it, .aii', gas) sudah cukL;p baik, Namun

.F.l
Diklat Keagaunaar,, Vol. La, Z, April - Jut,i ZOLT
^o.
demikian, sepertiganya (33,33 %) ridak paham dapat saja disebalrkan karena fenomena
-Jur^al
terkait keberadaan partikel gas (Tabel 1). rnenyublim dan mengkristal jarang ditemui
Terkait keberadaan ruang bebas partikel oleir mahasiswa dalam kesehariannya.
(padat, cair gas); sebagian besar mahasis\,^ra Demikian halnya dengan miskonsepi mahasiswa
tidak paham, persentase ketidakpahaman terkait memuai, menguap dan membeku,
terbesar terjadi pada keberadaan ruang bebas fenomena tersehJut.jarang dia m ati dengan
partikel gas (83,33%). llemun demikian, tidak seksa ma dalam keseharian mahasiswa.
ada miskonsepsi pada keberadaan ruang Pada level submikroskopik-verbal
bebas pa rtikel (Tabel 2). (Tabel a) mahasisrr'ya calon guru mengalami
Terkait sifat diskontinu materi, menurut miskonsepsi pada semua konsep yang ada
Sopandi (200a; 2005) ternyata diterimanya {memuai, menguap, mengembun, mencair,
konsep sifat diskonlinu yang dikernukakan membeku, menyublim, dan mengkristal).
oleh Leukippos dan Demokritos dan ditolak- M iskonse psi yang dialami mahasiswa
nya sifat kontinu dari maieri yang dikemukak3n (Tabel 5) sejalan dengan hasil penelitian
oleh Aristoteles dan dianut oleh para ilmuwan sebelumnya {0zmen, 2011; 0zmen, 201.3;
dijamannnya memerlukan waktu ratusan Abdullah, lsmail & Surif,2013; Aydin & Altuk,
tahun. Lebih lanjut menurut Sopandi (2004; 2013; Sopandi, Latip & Sujana; 2016). pada
2005) bahwa penanaman konsep at(-.)m (yang level submikroskopik-visual (Tabel 6) lebih
merupakan akibat dari ditcrimanya konsep dari separuh (dengan rerata 57,62 %) mahasiswa
sifat diskontinu dari materi) perlu diar,^;ali tidak paham akan konsep perubahan wujud.
dengan upaya pengeliminasian konsep Persentase ketidakpahaman terbesar te rja d;
kontinu tentang materi. Bila konsep sifat pada konsep mengkristal 176,67 %). pada ler.rel
kontinu tidak dielintinasi, maka kesalahan simbolik (Tabel 7) lebih dari separuh {dengan
konsep yang lain nrungkin muncul setelah rcrala 76,67o,/o) mahasiswa tidak paham akan
pembelajaran. Misalnya atom merniliki sjfat- konsep perubahan wujud. persentase
sifat fisik seperti wujud padat/cair/gas, titilr ketidakpahaman terbesar teriad i pad:
didih, titik leleh, warna, memuai, dll. padahal konsep menyublr m 196,67 %).
kita tahu bahwa sifat sifat fisik tersebut Dari hasil di atas tergambar bahwa
merupakan sifat dari kumpulan partikel, konsep mater! dan perubahannya bukan
partikel yang menyusun materi bukan sifat konsep yang mudah dan sederhana tetapi
masing-masing partikel. Penanaman ko nse p sukar dipahami karena pada level makroskopik
atom akan mudah dipahami siswa bila saja masih terdapat mahasiswa yang tidak
sebelumnya mereka melalui pengamatan bisa paham; pada level submikroskopik (verbal
melihat bukti-bukti bahwa materi bersifat dan visual) dan simbolik pemahaman
diskontinu. Untuk membekali siswa dengan mahasiswa belum maksimal; masih adanya
materi prasyarat tersebut, maka diperlukan nr is konseps i dan persentase ketidak,
sejumlah percobaan yang dapat menjembatani pahaman lebih dari 50 %. Oleh karenanya,
siswa untuk menyeberang dari konsep bahwa diperlukan upaya men ingkatkan pemahaman
rnateri bersifat kontinyu ke diskontinu (penguasaan l<onsep) mahasiswa calon guru akan
Pada level makroskopik sebagian besar topik materi dan peru ba hannya.
mahasiswa calon guru paham akan konsep De nga n melihat karakteristik bahan
memuai, menguap, mengembun, mencajr dan ajar, pengalaman mengajar bahan ajar dan hasil
membeku. Sementara untuk konsep menyublirn belajar sebelumnya, dosen dapat melihat
dan mengkristal sebagian besar mahasiswa hal tersebut sebagai sebuah hasil studi
tidak paham. Miskonsepsi ditemukan pada pendidikan. Dari studi tersebut, ciosen dapat
konsep memuai, menguap, membeku {Tabel 3). rnensinergikan dengan ilmLr dan teori-teori
Ketidakpahman pada level makroskopik penCidikan yang dimilikinya. Hasil sinerginatas
Diklat Keagarnaan, Vol. LL, mo. 2, April - Juni \otz :
ini menurut Suyitno (2009) dapat dijadikan (lpek et.o/., 2010). Selain itu, kegiatan
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
-Jurnal laLroratorium yang berbasis Predict-Observe
dan/atau studi pendidikan selanjutnya. Oleh Exploin IPOE) mampu meremediasl dan
karena itu, dosen perlu merencanakan meningkatkan pemahaman dan sikap calon
penggunaan strategi pembelajaran, m edia guru dibandingkan dengan pembelajaran
serta sumber belajar yang tepat. Penggunaan tradisional (Vadapally, 2014; Acarseqen, &
strategi pembelajaran, media serta sumber Mutlu,2016).
belajar yang dimaksud untuk memperbaiki Selain it u, diperlukan sebuah bentuk
penguasaan materi, meminimalisir terjadinya pendekatan perubahan konsep. Salah satu
miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman strategi pendekatan perubahan konsep adalah
mahasiswa akan topik yang ada. Tentunya, Conceptuol Chonge Iext (CCT) atau teks
strategi, media, dan sumber belajar yang ada, perubahan konseptual. Teks yang digunakan
dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk memperkenalkan teori-teori yang
dalam sebua h pembelajaran. akan meyakinkan siswa bahwa mereka
Menurut lsma il, dkk (2015) semua me miliki kesalahpahaman tentang fakta-
miskonsepsi merupakan kesalahan, namun fakta ilmiah (Hynd, 2001; Ozkan & Selcuk, 2015).
tidak semua kesalahan dlkatakan miskonsepsi. Teks perubahan konseptual menentukan
Sebuah prakonsepsi (konsep awal) atau kesa la h pa ha ma n siswa, memperjelas alasan
sebuah kesalahan karena ketidakpahaman mereka, dan menjelaskan mengapa hal
biasanya lebih mudah diubah. Hal tersebut tersebut salah dengan menggunakan contoh-
akan berubah manakala siswa yang ber- contoh konkret (Guzzetti, etol.,L997; Ozkan &
sangkutan diajarkan konsep yang benar Selcuk, 2015). Di dalam teks perubahan
(lbrahim, 2Of2 : f,\. Sementara miskonsepsi konseptual, siswa secara eksplisit diminta
bersifat sangat tahan terhadap perubahan, untuk memberikan prediksi terhadap sebuah
stabil, dan bersifat pervasif sehingga sulit situasi dan kemudian miskonsepsi dan
sekali diubah- Konsep pembelajaran yang penjelasan ilmiah dari situasi tersebut
sukar perlu dibahas secara mikroskopik disajikan (Chambers & Andre, 1997; Balci,
(Ka da roh ma n, Nahadi & Ratna, 2010). 2006; Cepni & Ci1,2010; Aydin, 2012).
Mikroskopik yang dimaksud dalam tataran UItay, Durukan dan Ultay (2014) teks
aspek molekuler baik secara verbal maupun perubahan konseptual (CCT) dapat di-
dengan bantua n gamba r/visua L integrasikan dengan teknik Predict-Observe
Kesalahpamahan mahasiswa perlu Exploin IPOE). Karena CCT dimulai dengan
dipelajari dan dicari solusi reflektifnya oleh pertanyaan prediksi, s iswa mem prediksi
dosen. Hal ini sejalan dengan pemikiran jawaban dengan pengetahuan mereka yang
Keles dan Demirel (2010) bahwa penyajian sudah ada. Untuk mengamati penjelas;n
kesalahpahaman dalam buku guru dapat ilmiah terkait kasus ini, siswa melakukan
membantu guru dalam merencanakan suatu kegiatan untuk mengungkapkan
proses pembelajaran yang lebih baik. pengetahuan baru yang logis dan jelas.
Banyak cara yang mungkin bisa diuji Setelah itu siswa bisa menjelaskan jawaban
untuk meningkatkan penguasaan konsep terkait pertanyaan ilmiah. Dengan mengguna-
mahasiswa calon guru. Salah satu strategi kan POE, siswa memiliki kesempatan untuk
yang dapat dicoba adalah strategi Predlct- menggunakan pengetahuan mereka di
Observe-Exploin (POE). Strategi ini dipandang laboratorium (White & Gunstone, 1992).
baik untuk meningkatkan pemahaman siswa
KESIMPULAN
{Liew & Treagust, 2OO4;Ieo, Yan, & Goh, 2016;
Sreerekha, Arun & Swapna,2016) dan dapat
Pemahaman ma ha s iswa calon guru
memperba iki miskonsepsi calon guru/guru tentang keberadaan partikel (padat, cair, gas)

153
Diklat Keagaunaan, Va[. LL, no. Z, Apt,il _ Juni 2oL7

sudah cukup baik. Namun demikian, tcrjadi pada konsep mengkristal 176,67 %1.
-Jur^al (33,33 %)'tidak paham terkait
sepertiganya Tacia level simbolik lebih dari separuh
ke beradaa n .partikel gas.'Terkait keberadaan (dengan rerata 76,67 %) mahasiswa tidak
rrlang bebas pa rtilt€,| ,l(padat, cair gas); paham akan konsep perubahan wujud.
sebagia n besa r ma ha s iswa tida k paham, Fersentase ket ida kpa ha ma n terbesar terJadi
persentase ketidakpahaman terbesar ter.ja di pada konsep rnenyublim (96,67 %).
pada keberadaan ruang bebas partikel
gas (83,33 %).Pada level makroskopik sebagian SARAN
besar mahasiswa paham akan konsep memuai, Perlu adanya penelitian ulrtuk rnenguji
menguap, mengembun, mencair dan membeku. keefektifan penggunaan strategi pOE dalam
Sementara untuk konsep menyublim dan meningkatkan penguasaan konsep wujud zat
mengkristal sebagian besa r mahasiswa dan perubahannya. Selain itu, penelitian dan
tidak paham. Pada level submikroskopik- pengembangan bahan bacaan Teks perubahan
verbal ma has iswa mengalami rniskonsepsi Konseptual atau Conceptual Change Text eCfl
pada semua konsep perubahan wujud. pada pada topik wujud zat dan perubahannya
level su bm ikroskopik-visua I lebih dari diperlukan agar dapat meningkatkan
separuh (dengan rerata 57,62 %) mahasiswa pemahaman konsep dan mem in jma lisir
tidak paham akan konsep perubahan wujud. miskonsepsi wujud zat dan perubahannya. [a]
Persentase ketidakpahaman terbesar

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N., lsmail, S., & surif, J. (2013). Malaysia Secondary students, conceptions about the
Particulate Nature of Matter. Proceedings.The 2013 lnternational Conference on Education
and
Educational Technologies.
Abraham. A & Ozmen, H. (2002). A stucly of stucients'level of understanding ofthe particulate
nature
of matter at seconda ry school level. Bogozici universitv Journol of Educotion 45-60..
,19(2 ), .
Acarseqen, 8., & t\,4utlu, A. (2016). predict-observe..exolain tasks in chemistry laboratory: pre-service
elementary teachers' understandinA and attitLrdes. Sakoryo University lournol of Education,
6 (2), 184-208.

Aydin, A. & Altuk. YG. (2013i. Turkish 5cience Student Teachers' Conceptions on the States
of Matter.
I nternatio nol Educotion Studies, 6(5), 104-115.

Aydin, S. (2012 ).
Remediation of misconception a bout geometric optics using conceptua I cha nge text.
lournal of Education Reseorch ond Behoviot;rai Sciences, 1(1) 001_012.
Balci, C. (2006). Conceptual change text orientecl instructions to focilitate conceptuol chonge
in rote ol
reoction concepts. (Thesis). The Graduate Shool of Naturaland Applied Sciences Middle East
Tecn ica I University. Turkey.
Chang, R. (2O1O). Chemistry. Ed. 10. Boston: Mc Graw-Hill.
qepni,5 , & Cil, E (2010). Using a conceptual change text as a tooi
to teach the nature of science in an
explicit reflective approach. Asia-p acific Forum on Science Leorning ond reoching, 1,L(l\.
chambers, s.K., & Andre, T. (1997). Gender, prior knowredge, interest, and experience
in erectricity
and conceptual change text ma n ipu lations in lea rning a bout direct current.
-/our nol of Research
in Science Teachinq, 3a(4, IO7,I23.
Geller, E. (2003), Dictionary of Chemistry. Edisi ke ?. New york: McGraw_Hill.
Guzzetti,B. J., williams, w o., skeers, S, A., & wu, s" r,,1. (1997) rnfruence of text
structure on iearning
counterintuitive phvsics concepts. lourna! of llesearch in Sctence Teoching,34,70L-179.

FA
Diklat Keagawraan, Vol. 7,1-, no. 2, April - Ju^i 2OL7

H6land, B. (2010). Student teacher conceptionsof matter and substances-evaporation and dew
-Jurnal
formation. Nordin o, 6(21, 109-124.
Han, H.5. & Brown, EJ. (2013). Effects of critical thinking intervention for early childhood teacher
ca ndidates. The Teocher Educotor, 48,I1O-127 .

Howe, A. C. & Jones, L. (1,993). Engaging children in science. New York: Macmillan Publishing Company,
Hynd, C. R. (2001). Refutational texts and the change process. lnternotionol lournol of Educotionol
R e se o r c h, 35(7 l, 699 -7 14.

lbrahim, M. (2012). Seri pembelojaran inovotif: kosep, miskonsepsi, don coro pembelojorannyo.Surabaya:
Unesa University Press.
lpek, H., ef. o/. (2010). Using POE strategy to investigate student teachers' understanding about the
effect of s u bsta nce type on solubility. Procedio Sociol and Behoviorol Sciences,2,648-553.
lsmaif, L l., dkk. (2015). Diagnostik miskonsepsi melalui listrik dinamis fourtier test. Prosiding Simposium
Nosionol lnovasi don Pembelajoran Sains 2075 (SNIPS 2015) 8 don 9 Juni 2015 Bondung-lndonesio
(h1m.381-384).
Johnson, P (1998). Children's understanding of changes of state involving the gas state, Bagian 2:
Evaporation and condensation below boiling point. lnterndtionol J ournal of Science Educotion,
20(6),69s-709.
Kadarohman, A., Nahadi, Mira, R. A. M. (2010). Miskonsepsi dan sikap siswa pada pembelajaran lemak
melalui praktikum pembuatan sabun transparan. Jurndl Pengdjoron MlPA,15(1), hlm. 45- 49.
Keles, E. & Demirel, P. (2010). A study towards correcting student misconceptions related to the color
issue in light unit with POE technique. Procedio Sociol ond Behovioral Sciences,2,3134-3139.
LieW W & Treagust, D. (2004). The effectiveness predict-observe exploin (poe)technique in diognosing
C.
student's understondinq of science ond identifying their level of ochievement [Versi elektronik].
Merritt, J. D., 5 hwa rtz, Y, & Krajcik, J. (2007). M iddle school stude nts' development of the pa rticle
model of matter. A poper presented at the onnuol meeting of the Nationol Associotion of Reseorch
in Science Teoching, April 2007, New Orleons, U (L-79).

Ornstein, A. C. & Levine, D. U. (2008). Foundotion of educotion.fen edition. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Ozkan, G.,& Selcuk, G. S. (2015). Effect oftechnology enhanced conceptual change texts on students'
understanding of buoyant force. Universal Journol of Educotionol Reseorch, f|'72],,981,-988.
Ozmen, H. (2011). Turkish primary students'conceptions about the particulate nature of matter.
I nternoti onol Journo I of Envi ronme ntdl & Scie nce Ed ucoti on, 6(\J, 99-I21,.

Ozmen, H. (2013 ). A Cross-National Review of the Studies on the Particulate Nature of Matter and
Related Concepts. Eurasian J. Physicol & Chemicol Educotion, S(2L 8I-1,1O.
Snir, J., Smith, C.1., & Raz, G. (2003). Linking phenomena with competing underlyjng models: A software
tool for introducing students to the particulate model of matler. Science Educotion, ST (6),794-830.
Sopandi, W (2004). Ra u mvorstellungsvermdgen und chem ieverstd nd nis im chemieunterricht. Disertasi
di Universitas Muenster, Sc h i.i lingverlag.

Sopandi, W. (2005). Mengenalkan keberadaan partikel terkecil materi melalui percobaa n-percobaa n
sederhana sebagai upaya mempermudah siswa belajar kimia dalam rangka meningkatkan kualitas
implementasi kurikulum 2004. Bahan Seminar Nasional Pendidikan lPA, Bandung 10 September
2005. Bandung: UPI Press.
Diklat Keagau.naan, vol. La, 2, April _ Ju^i zoLT
^o.

sopandi, w., Latip, A., & sujana, A. (2016). prospective primary school teachers, understandings on
-Jur^a[
states ofmatter and their changes. Proceedings lnternastionol Seminor on Mothemotics, Science,
ond ComputerScience Educotion (MSCEIS 2016) BandungJndonesio
lhlm.1-12). Bandung: Upl press.
Suyitno, Y. (2009) . Londoson Filosot'is pendidikon. Ba nd ung: U p r-Fa kultas pendidikan.
sreerekha, s,, Arun, swapna, s. (2016). Effect of pred ict-observe-expla in strategy on
R. R., &
achievement in chem istry of seconda ry school students. lnternotionol Journol of Education &
Teaching Anolytics, 1(1), 1-5.
Teo, T.W., Yan, YK., & Goh, M.T. (2016). Using prediction-observatio n-explanation-revision to structure
young children's lea rning a bout floating and sinking: The lournal of Emergent science, JEs,
lo, rz-23.
Treagust, D.F., et ol. (2010). Evaluating students' understanding of kinetic particle theory concepts
relating to the states of matter, changes of state and diffusion: A cross-national siudy. /nte rnotionol
lournol of Science ond Mothemotics Educotion, g(Il, 1-4I-164.
Ultay, 1.t., Durukan, U. c., & Ultay, E. (2014). Evaluation of the effectiveness of conceptual change texts
in react startegy. Chemistry Educotion Reseorch ond practice,j,_38.
Vadapally, P (2014). Exploring students' perceptians ond pert'ormonce on predict-observe-exploin
tosks
in high school chemistry laboratory. (Disertation). The Graduate School, University of Northern
Colorado.
white, R. T. & Gunstone, R. F. (1992). probing understanding. Grear}rirain: Falmer press.

56
rm$o%srr Jurnal Diklat Keagamaan
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan ffifilll
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai