Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 7 KEPEMIMPINAN SUBTEMA 1

KEPEMIMPINAN DI SEKITARKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THE POWER OF TWO DI KELAS VI SDN 10
TRIENGGADENG
Hartini ................................................................................................................................. .....1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 SAMPOINIET
Maulid Ali Siddik ................................................................................................................. .....8
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF LEARNING MODEL TEAM GROUP TOURNAMEN (TGT) DAPAT
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KONSEP KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN
BUDAYA DI INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PEUREULAK
Mutia Hasan .............................................................................................................................12
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DI KELAS VI SD NEGERI TENGGULUN
Abdul Wahab ...................................................................................................................... .....16
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERKALIAN SISWA KELAS 2 SD NEGERI 5
JAGONG JEGET MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KELERENG DAN BATU KERIKIL
Ratina.................................................................................................................................... .....19
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY PADA MATERI CIRI-CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DI KELAS VI SD
NEGERI 3 PEUREULAK
Aisyah Fauza Novita ............................................................................................................ .....23
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 SYAMTALIRA
ARON DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI GAYA MELALUI
PENDEKATAN INKUIRI
Safriani ............................................................................................................................................... .....27

Vol. 7. No. 10. Desember 2020 ISSN: 2355-8792


Semangat Kebersamaan Selalu Terbina dalam Ukhuwah Islamiyah e.ISSN: 2548-4427

LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN STUDI ISLAM UMUSLIM


Penanggung Jawab
Rektor Universitas Almuslim Bireuen

Pengarah
Dr. Marwan Hamid, M. Pd

Pimpinan Umum
Najmuddin, S.Pd.I., MA.

Ketua Editor
Iskandar, MA

Editor Pelaksana
Muhammad Rizal, MA (Umuslim)
Mulyadi Zakaria, MA (IAI Almuslim)
Zahriyanti, MA (Umuslim)
Ikhwani, MA (Umuslim)
Ruri Amanda, MA (STAIN Gajah Putih)

Administrasi
Dr. Muhammad Iqbal, M. Ag

Sirkulasi
Dr. Halus Satriawan, M. Si

Mitra Bestari
Dr. Amiruddin Idris, M.Si (Universitas Almuslim)
Prof. Dr. H. Suwito, MA (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Prof. Dr. H. M. Nasir Budiman, MA (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh
Prof. Dr. H. Jamaluddin Idris, M. Ed (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh
Prof. Dr. H Warul Walidin Ak, MA (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh
Dr. Mujiburrahman, MA (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh
Dr. Nurjannah, M.Ag (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh
Dr. Ishak Hasan, M.Si (Lembaga Unsyiah Banda Aceh)
Dr. Ridwan (STAIN Lhokseumawe)

Penerbit
Lembaga Pusat Pengembangan Studi Islam (LP2SI)
Universitas Almuslim Bireuen

Alamat Redaksi
Universitas Almuslim
Jl. Almuslim Matangglumpangdua, Bireuen 24261
Provinsi Aceh
Telp. (0644) 41126, Fax: (0644) 442166
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh,

Alhamdulillah, Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosial Agama (JIPSA) adalah Jurnal


Ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Pusat Pengembangan Studi Islam (LP2SI)
Universitas Almuslim Bireuen berdasarkan ISSN 2355-8792 pada tahun 2014.
Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sosial, Agama (JIPSA) merupakan publikasi ilmiah
untuk menyebarluaskan hasil penelitian civitas akademika dilingkungan Universitas
Almuslim dan diluar Universitas Almuslim di bidang pendidikan, sosial dan
keagamaan, yang diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun.
Artikel tentang pendidikan sosial agama cukup menarik untuk dimiliki dan
dibaca, terlebih lagi untuk seorang guru, dosen atau pendidik yang tekun dan
menginginkan pembelajaran berhasil serta berdaya guna. Artikel ini akan menjadi
sumbangan pemikiran dalam kemajuan pendidikan sosial keagamaan, khususnya
mengenai tata cara pembelajaran yang baik dan benar.
Selamat membaca, dan tentu saja kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk peningkatan kualitas publikasi jurnal ini.

Wassalam,

Mitra Bestari
PETUNJUK PENULISAN NASKAH UNTUK
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN
SOSIAL AGAMA (JIPSA)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosial (JIPSA) memuat artikel ilmiah berupa hasil
penelitian dan ulasan bidang pendidikan, sosial, agama dari civitas akademika, dan
Perguruan Tinggi lainnya dilingkungan dan diluar Universitas Almuslim. Naskah
ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan mengikuti kaidah
penulisan ilmiah, gaya bahasa efektif dan akademis, naskah di ketik dalam program
Microsoft Word, huruf Times New Roman ukuran 12 pada kertas HVS kwarto margin
atas 3 cm, bawah 3 cm, kiri 3 cm dan kanan 3 cm dengan jarak 1,5 spasi, kecuali
untuk abstrak diketik 1,0 spasi. Naskah dikirim rangkap 2 (dua) dan disertai CD,
dengan menyebutkan program yang dipakai kepada dewan redaksi, dialamatkan;
Dewan redaksi jurnal ilmiah JIPSA
Universitas Almuslim
Jl. Almuslim Matangglumpangdua, Bireuen, Pos 24261
Provinsi Aceh
HP. 081360802001 (Iskandar, MA) dan
085270909979 (Muhammad Iqbal, M.Ag)
Naskah-naskah yang dikirim ke redaksi Jurnal Ilmiah Sosial Agama (JIPSA) akan
dipertimbangkan pemuatannya apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Bersifat ilmiah, berupa kajian atas masalah-masalah studi kependidikan sosial
Agama dalam masyarakat dewasa ini, gagasan-gagasan orisinil, ringkasan
hasil penelitian dan ulasan buku yang dipandang dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan studi pendidikan sosial keagammaan pada umumnya.
2. Naskah yang dikirim merupakan naskah yang belum pernah dipublikasikan
dalam penerbitan apapun atau tidak sedang diminta oleh media atau lembaga
lain.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang memenuhi
kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia/ asing yang baik dan benar.
4. Setiap naskah ditulis secara berurutan terdiri dari:
a. Judul
b. Nama penulis (tanpa gelar)
c. Institusi
d. Alamat email
e. Abstrak
f. Kata kunci
g. Pendahuluan
h. Metodologi
i. Hasil penelitian
j. Kesimpulan dan saran
k. Daftar pustaka
5. Judul harus ringkas dan lugas boleh dengan menyertakan sub judul dengan
total maksimal 12 suku kata.
6. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Abstrak maksimal ditulis
250 kata dengan memuat tujuan, metode dan hasil penelitian (bila naskah
berupa hasil penelitian); dan latar belakang masalah, pembahasan dan
kesimpulan (bila naskah berupa artikel).
7. Key word (kata Kunci) maksimal 5 kata yang mencerminkan isi naskah.
8. Isi naskah terdiri dari 3000-4000 kata atau maksimal 10 halaman kertas
ukuran kwarto dengan jarak 1,5 spasi.
9. Penulisan daftar pustaka dilakukan menurut cara yang lazim dengan memakai
sistem nama dan ditulis menurut abjad (alfabetis). Nama pengarang/penulis
dan tahun dimasukkan dalam tubuh teks misalnya (Fachri, 2006) dan kalau
nama pengarang merupakan bagian dari kalimat menjadi; Fachri (2006)
melaporkan .............dsb. Untuk menghubungkan dua orang nama pengarang
yang dikutip digunakan perkataan ‘dan’, misalkan Fachri dan Muhammad
Noor (2006), kalau pengarang lebih dua orang maka pertama disebut harus
dicantumkan nama pengarang dan selanjutnya cukup disebut nama misalkan;
Rizal, Iqbal, Zakir dan Mirwan (2006), untuk yang pertama dengan tambahan
‘et all’ (2006) untuk selanjutnya. Penunjukan nama pengarang dalam kalimat
cukup menyebut nama keluarga. Apabila pengutipan dilakukan dari beberapa
artikel dengan pengarang dan tahun penerbit yang sama, artikel-artikel
tersebut perlu disusun menurut tanggal terbitnya dengan memberi tanda a, b,
dstnya, contoh 2006a. 2006b, dstnya.
10. Cara penulisan daftar pustaka yang dikutip dari berbagai sumber sebagai
berikut:
a. Muhammad AR. 2010. Bunga Rampai Budaya, Sosial, dan keislaman,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
b. Mujiburrahman, dkk, 2011. Pendidikan Berbasis Syariat Islam di
Aceh, Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Aceh.
11. Naskah yang masuk keredaksi dikatagorikan: Diterima tanpa revisi, diterima
dengan revisi dan ditolak. Naskah yang tidak dimuat (ditolak) akan
diberitahukan pada penulisnya via email.
12. Naskah yang dimuat akan diberi bukti terbit Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosial
Agama (JIPSA) masing-masing 1 eksemplar.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL TEAM GROUP
TOURNAMEN (TGT) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
KONSEP KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PEUREULAK
Mutia Hasan
SD Negeri 2 Peureulak
hasanmutia963@gmail.com
ABSTRAK
Melalui Pembelajaran Kooperatif Learning Model Team Group Tournament (TGT) dapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Konsep Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Pada siswa
Kelas IV SD Negeri 2 Peureulak “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah pembelajaran
kooperatif Learning model Team Group Tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi
setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa
kelas IV SD Negeri 2 Peureulak.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Peureulak tahun
2020/2021 sebanyak 40 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan
membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif
kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif learning model team group tournament (TGT) kompetensi
dasar mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat
sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa kelas IV
SD Negeri 2 Peureulak tahun pelajaran 2020/2021. Pada akhir siklus II diketahui telah terjadi
peningkatan rata-rata kelas 58,59%, yaitu dari rata- rata tes kondisi awal 4,83 menjadi 7.66.Sedangkan
ketuntasan belajar siswa ada peningkatan sebesar 553%, dari kondisi awal yang sudah tuntas hanya 9
siswa menjadi 38 siswa. Dengan demikian sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri 2 Peureulak
mengalami peningkatan hasil belajar pada kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Peureulak.
Kata Kunci: Pembelajaran, Kooperatif Learning, Team Gruop Tourname.
PENDAHULUAN
Salah satu indikator pendidikan berkualitas merupakan perolehan nilai hasil belajar
siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran
berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan
prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan pengusaan
materi yang memadai.
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi belajar.
Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV SD Negeri 2 Peureulak untuk
beberapa kompetensi dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Hal ini standar
kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas memang sarat akan materi, di samping
cakupannya luas dan perlu hafalan. Jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar
masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 83,34%, hanya
16,67% siswa yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal .Dengan rata –rata
kelas sebesar 4,83.
Rendahnya prestasi belajar IPS di kelas IV SD Negeri 2 Peureulak dimungkinkan
juga karena guru belum menggunakan metode atau pun media pembelajaran serta
mendesain skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun
kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya
JIPSA. VOL. 7. No. 10. Desember 2020 12
kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu
arah, cenderung kering dan membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi
guru. Siswa sebagai obyek bukan subyek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi
dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran.
Upaya yang harus dilakukan untuk memulai tuntutan lulusan berkompetitif di era
pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi adalah menyelaraskan kegiatan
pembelajaran dengan nuansa Kurikulum 13 yang diindikasikan dengan keterlibatan
siswa secara aktif dalam membangun pengetahuan berpikir kritis abad 21 oleh masing-
masing individu baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah dengan metode
mengajar yang dapat membuat siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu
diantaranya adalah pembelajaran Cooperative Learning model Team Group
Tournament. Dengan pembelajaran Cooperative Learning model Team Group
Tournament diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara
bersama-sama dalam kelompok atau secara individu.
Penerapan Pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament,
merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan
hasil belajar IPS khususnya kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa kelas IV SD Negeri
2 Peureulak sehingga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan
gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu
pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 2 Peureulak Kecamatan
Peureulak Kabupaten Aceh Timur. Siswa Kelas I V SD Negeri 2 Peureulak berjumlah
40 siswa dengan rincian jumlah siswa laki-laki 20 siswa dan jumlah siswa perempuan
sejumlah 20 siswa. Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian adalah Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tentang keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya,
etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik ruang. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada proses pembelajaran IPS dengan upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Learning Model Team Group
Tournament (TGT). Penelitian ini berbentuk tindakan kelas yaitu kerjasama antara
peneliti dengan teman sejawat.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan
September 2020. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan
non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Sedangkan Teknik non tes meliputi
teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan
penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi keragaman kenampakan dan
suku bangsa serta budaya pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran IPS.

JIPSA. VOL. 7. No. 10. Desember 2020 13


HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara
konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif,
kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi
guru tanpa menggunakan alat peraga.
Nilai Tes Pra Siklus, diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat
baik) sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 16,7% atau
sebanyak 9 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 33,3% atau 12
siswa, dan yang mendapat nilai kurang 33,3% atau sebanyak 12 siswa, sedangkan
yang mendapat nilai sangat kurang 16,7% atau sebanyak 7 siswa.
Dari hasil tes seperti tersebut diatas, sebagian besar siswa belum mencapai
ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data
ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa kelas IV yang
memiliki nilai kurang dari KKM 6,5, sebanyak 32 siswa. Dengan demikian jumlah
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimum untuk kompetensi dasar
mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi
setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik
ruang sebanyak 32 siswa (83,34).
Siklus I
Hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat
adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal.
Pada pra siklus jumlah siswa yang di bawah KKM sebanyak 31 anak dan pada akhir
siklus I berkurang menjadi 7 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 4,83 menjadi
6,67. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I.
Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I, tampak ada perubahan pra
siklus dengan siklus I. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif learning
model team group tournament (TGT) mampu meningkatkan hasil belajar, khususnya
pada kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman sosial, ekonomi, budaya, etnis,
dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Peureulak.
Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 6,67. Walaupun sudah
terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini
dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat
beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena
sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi
yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa yang mendapatkan nilai
sangat baik (A) adalah 22,2% atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang
mendapat nilai baik (B) adalah 66,7% atau 20 siswa. Dan yang mendapat nilai C
(cukup) adalah 11,1% atau sebanyak 16 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D dan E
tidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,66.

JIPSA. VOL. 7. No. 10. Desember 2020 14


Ketuntasan belajar pada siklus II diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
sebanyak 16 siswa (88,88%) yang berarti sudah ada peningkatan. Rata-rata kelas
pun menjadi meningkat. Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat
diketahui bahwa pembelajaran kooperatif learning model team group tournament dapat
meningkatkan hasil belajar IPS, khususnya kompetensi dasar keragaman suku bangsa
dan budaya di Indonesia.
Perbandingan antara keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa
saat kondisi awal rata-rata kelas sebesar 4,83, sedangkan nilai rata- rata kelas siklus II
sudah ada peningkatan menjadi 6,67. Adapun kenaikan rata–rata pada siklus II menjadi
7,66.
Perbandingan Ketuntasan dan Nilai Rata-rata pra siklus I, siklus II, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif learning model team group tournament
khususnya pada penguasaan kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis,dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang pada siswa kelas IV SD Negeri
2 Peureulak ada peningkatan .
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Learning Model Team Group
Tournamen (TGT) dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Konsep Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya Di Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Peureulak. Kec.
Pureulak. Kab. Aceh Timur ada peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan memalui
perolehan peningkatan Pada akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata
kelas 58,59%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 4,83 menjadi 7.66.Sedangkan
ketuntasan belajar siswa ada peningkatan sebesar 553%, dari kondisi awal yang sudah
tuntas hanya 9 siswa menjadi 38 siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Lie. 2002. Coorperative Learning. Jakarta Grasindo.
Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarata. Universitas Terbuka.
Budimansyah Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Siliwangi.
Hadari, Nawawi. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
Hidayat Komarudin, 2002. Active Learning. Yogyakarta. Yappendi.
BNSP, 2007. Standar Kompetensi dan Kompeternsi Dasar. Jakarta.
Depdiknas BNSP, 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD. Jakarta. Depdiknas.
HDB BNSP, 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD. Jakarta. Depdiknas.
Dinas Prop Jateng, 2004. Model-model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah
disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika.

JIPSA. VOL. 7. No. 10. Desember 2020 15

Anda mungkin juga menyukai