Anda di halaman 1dari 13

Sekretariat Penyuntingan dan Tata Usaha

Jurusan Kimia - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Unviversitas Negeri Gorontalo
Gedung N, Lantai 1
Jl. Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo, 96128
Email: jurnal-entropi@ung.ac.id dan jurnal-entropi@gmail.com
ISSN 1907 -1965

JE Jurnal Entropi
Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Volume 12, Nomor 1, Februari 2017

Jurnal Entropi (JE) terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Februari dan Agustus, berisi tulisan,
artikel, hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi dan pengkaji
inovasi penelitian pendidikan dan pembelajaran sains.
Jurnal Entropi (JE) diterbitkan oleh Jurusan

Ketua Penyunting
Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan
Lukman A. R. Laliyo Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas
Negeri Gorontalo (UNG). Dekan: Evie
Penyunting Pelaksana
Hulukati; Ketua Jurusan: Dr. Akram La
Mardjan Paputungan
Mangara Sihaloho Kilo, M.Si. Terbit pertama kali pada tahun
Nita Suleman 2006 dan konsisten mempublikasikan karya
Erni Mohamad ilmiah dosen dan praktisi di Gorontalo dan
JulhimTangio
sekitarnya. Upaya memperbaiki kualitasisi,
Suleman Duengo
Hendri Iyabu bahasa dan tampilan terus dilakukan; hingga
Deasy Natalia Botutihe memenuhi standar kelayakan jurnal
Jafar La Kilo
terakreditasi.
Mustofa
Kostiawan Sukamto
Ahmad Kadir Kilo Pertanggunganjawaban Isi Artikel
Naskah/artikel yang disumbangkan kepada JE
PenyuntingAhli
harus memenuhi aturan dalam “Petunjuk bagi
Evie Hulukati
Weni J. A. Musa (Calon) Penulis Jurnal Entropi (JE) di sampul
Ishak Isa belakang, halaman bagian dalam. Isi artikel
Astin Lukum
dan semua akibat yang ditimbulkan oleh
Opir Rumape
artikel itu menjadi tanggungjawab mutlak
Nurhayati Bialangi
Yuszda Salimi penulisnya. JE juga melayani permintaan
Netty Ino Ischak tukar menukar jurnal secara gratis sepanjang
Masrid Pikoli
tiras masih tersedia.
Akram La Kilo
Wiwin R. Kunusa
Jurnal Entropi (JE) diterbitkan dengan tiras
(oplaag) 350 (tiga ratus lima puluh)
Pelaksana Tata Usaha eksemplar.
Erni Isa
Kusrini
ISSN 1907 -1965

JE Jurnal Entropi
Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Volume 12, Nomor 1, Februari 2017

DAFTAR ISI
halaman

1 Sintesis Nanopartikel Besi (III) Oksida (Fe2O3) dengan Menggunakan Salt-Assisted 1-6
Combustion Method (SACM)
Abd. Wahidin Nuayi
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

2 Penggunaan Teknik Talking Chips pada Model Kooperatif Hasil Belajar dalam 7 - 14
Pembelajaran Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia di SMAN 2 Pariaman
Bayharti, Bahrizal, Rahmi Fitriani
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Padang

3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Media Animasi pada Materi 15 - 23


Gelombang di SMP Negeri 9 Gorontalo
Arlian Yahudu, Yoseph Paramata, Citron S Payu
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

4 Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Aktif Terhadap Mortalitas Kutu Beras dari Ekstrak Etil 25 - 32
Asetat Rimpang Jeringau (Acorus calammus L.)

Eka Donna Fauziah, Nurhayati Bialangi, Weny J.A. Musa


Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

5 Karakteristik Organoleptik Stik Alga Laut Kappaphycus alvarezii Fortifikasi Tepung 33 - 38


Udang Rebon (Mysis sp.) Selama Penyimpanan Dalam Kemasan Polipropilen
Shafira Dwiana Sari, Faiza A. Dali , Rita Marsuci Harmain
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Negeri Gorontalo

6 Upaya Meningkatkan Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal-Soal Hidrolisis Garam 39 - 46


pada Siswa SMA Negeri 1 Telaga Kelas XI dengan Menggunakan Metode Problem
Solving Disertai LKS
Leni Nusi, Mardjan Paputungan, Deasy N. Botutihe
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

7 Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga Menggunakan 47 - 53


Three Tier Multiple Choice Tes

M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La kilo


Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

8 Optimasi Waktu Pengadukan dan Volume KOH Sabun Cair Berbahan Dasar Minyak 55 - 60
Jelantah
Siti Aulia Bidilah, Opir Rumape, Erni Mohamad
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

9 Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran 61 - 66
IPA Di SDN 8 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango
Gamar Abdullah, Siti Qomaria
Program Studi S1 PGSD FIA Universitas Negeri Gorontalo

10 Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Miana (Coleus 67 - 74
Scutelleroides Benth.)

Muhamad Ramdhan Podungge, Yuszda K. Salimi, Suleman Duengo


Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

11 Kemampuan Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Siswa dalam Menyelesaikan Soal- 75 - 80


Soal Reaksi Redoks
Syarifah Pore, Lukman A.R Laliyo, Netty Ino Ischak
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

12 Potensi Tanaman Kangkung Air (Ipomoea Aquatica) Sebagai Bioabsorpsi Logam Pb dan 81 - 86
Cu
Lusiani La Tiro, Ishak Isa, Hendri Iyabu
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

13 Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Constructive Controversy pada Materi 87 - 96
Asam Basa
Aprilia Luawo, Astin Lukum, Hendri Iyabu
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

14 Cost-Effectiveness Analysis Terapi Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim Pada Pasien 97 - 103
Tifoid di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Teti Sutriyati Tuloli
Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

15 Kajian Tentang Isolasi Selulosa Mikrokristalin (SM) dari Limbah Tongkol Jagung 105 - 108

Wiwin Rewini Kunusa


Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

16 Penggunaan Analogi dalam Pembelajaran Kesetimbangan Kimia untuk Mencegah 109 - 117
Miskonsepsi Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Gorontalo Semester II Tahun
Akademik 2014/2015
Sri Ayuning Yusuf, Astin Lukum, Julhim S. Tangio
Juruasan Kimia, Fakultas Matematika Dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo

17 Penentuan Energi Aktivasi Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Kapuk 118 - 120

Nita Suleman
Jurusan Kimia, Fakultas Matematikan dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo
M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La Kilo
Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga....47

Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga


Menggunakan Three Tier Multiple Choice Tes
M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La kilo
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan pemahaman dan kesalahan
pemahaman (miskonsepsi) siswa pada konsep larutan penyangga di kelas XII SMA Negeri 2
Kota Gorontalo. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA yang berjumlah
137 siswa. Sampel sejumlah 54 siswa (siswa kelas XII IPA 4 dan XII IPA 5) dimana pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling dengan tipe purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian ini bersifat dekriptif kualitatif
sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah three tier multiple choice test
untuk mengidentifikasi kemampuan pemahaman serta miskonsepsi pada siswa dalam konsep larutan
penyangga. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kategori kemampuan pemahaman siswa pada
konsep larutan penyangga adalah 31,58% paham konsep, 20,37% tidak paham konsep, 48,05%
miskonsepsi. Tipe-tipe miskonsepsi tersebut terdiri dari 11,93% kesalahan positif, 13,99% kesalahan
negatif, 22,12% miskonsepsi.

Kata kunci: kemampuan pemahaman, miskonsepsi, Three Tier Multiple Choice Test

PENDAHULUAN Pemahaman konsep merupakan


Kimia merupakan cabang dari Ilmu pengetahuan yang dipelajari secara bermakna dan
Pengetahuan Alam (IPA) yang berhubungan erat terintegrasi baik mengenai suatu topik, termasuk
dengan atom dan molekul serta terdapat berbagai banyak hubungan logis diantara berbagai konsep
macam konsep, hukum dan prinsip. Kimia hanya dan gagasan spesifik (Ormrod, 2008). Sedangkan
di ajarkan di jenjang pendidikan SMA sehingga Hamdani, dkk. (2012) mengatakan bahwa
dalam proses pembelajarannya masih banyak pemahaman konsep sangat diperlukan bagi siswa
terdapat kendala. Salah satu kendala yang sering yang sudah mengalami proses belajar.
dihadapi dalam pembelajaran kimia adalah Pemahaman konsep yang dimiliki siswa
rendahnya pemahaman siswa mengenai konsep dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu
kimia. permasalahan yang ada kaitan dengan konsep yang
Setiap pembelajaran diusahakan lebih dimiliki. Dalam pemahaman konsep siswa tidak
ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa hanya sebatas mengenal tetapi siswa harus dapat
memiliki dasar yang baik untuk mencapai menghubungkan satu konsep dengan konsep yang
kemampuan dasar yang lain, seperti penalaran, lain. Sehingga dapat disimpulkan tentang
komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah. pengertian pemahaman konsep yaitu merupakan
Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil kemampuan individu untuk memahami suatu
belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan atau konsep tertentu. Seorang siswa telah memiliki
menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pemahaman konsep apabila siswa telah menangkap
pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. makna atau arti dari suatu konsep. Keberhasilan
siswa dalam memahami materi kimia saat ini

©2017 by Department of Chemistry, Jurnal Entropi Volume 12, Nomor 1, Februari 2017 (PP. 46-52)
Gorontalo State University - Indonesia Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
48 JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 1 FEBRUARI 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

hanya bergantung pada informasi yang mereka ini akan melaporkan tingkat kemampuan
peroleh berdasarkan hasil pembelajaran pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga
sebelumnya atau prakonsepsi (Chandrasegaran, melalui instrumen three tier multiple choice test,
dkk. 2007; dalam Fauziah, 2013) sehingga sehingga dapat ditentukan bagaimana proses
berakibat terjadinya miskonsepsi pada siswa belajar mengajar yang perlu dilakukan di masa
Mutmainah (2013) mengungkapkan pendapatnya selanjutnya.
tentang miskonsepsi, dimana miskonsepsi adalah
konsep yang berbeda atau tidak sesuai dengan METODE PENELITIAN
pengertian ilmiah yang diterima para ahli dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
bidang itu. 2 Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan
Menurut Suparno (dalam Suwarto, 2013) penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam
menyatakan bahwa miskonsepsi sebagai pengertian penelitian ini diperoleh dari hasil tes berupa
yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep jawaban siswa dengan menggunakan instrumen
yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, three tier multiple choice test konsep larutan
kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan penyangga. Tes ini merupakani tes pilihan ganda
hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak dengan 3 tingkatan. Tingkat pertama menayakan
benar. Miskonsepsi muncul jika hasil kontruksi konsep, tingkat kedua menanyakan alasan dari
pengetahuan siswa tidak cocok dengan hasil jawaban pada tingkat pertama, tingkat ketiga
kontruksi pengetahuan para ilmuwan. berupa indeks keyakinan dalam menjawab.
Hasil pengamatan awal yang dilakukan Instrumen ini terdiri dari 18 indikator, masing-
oleh peneliti ditemukan bahwa rata-rata masing diwakili oleh 1 item soal. Sumber data
kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pada penelitian ini yaitu siswa kelas XII IPA(4)
pembelajaran kimia masih sangat rendah, terutama dan IPA( 5) SMA Negeri 2 Kota Gorontalo yang
pada materi larutan penyangga. Pada materi ini berjumlah 54 siswa. Adapun populasi dari
siswa masih sangat sulit untuk menangkap konsep penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas XII
yang tersirat dalam materi yang mereka pelajari, IPA SMA Negeri 2 Kota Gorontalo yang
sehingga siswa kurang tertarik dan kurang aktif berjumlah 137 siswa. Teknik pengambilan sampel
dalam proses pembelajaran di kelas. dalam penelitian ini menggunakan nonprobability
Tingkat kemampuan pemahaman siswa sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel
pada konsep larutan penyangga dapat diidentifikasi yang representatif yang tidak memberi
melalui tes diagnostik. Hughes (2003) menyatakan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
bahwa tes diagnostik dapat digunakan untuk anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam serta menggunakan tipe purposive sampling. Tipe
belajar (dalam Suwarto, 2013). Salah satu tes purposive sampling digunakan berdasarkan
diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2013).
tingkat kemampuan pemahaman siswa adalah Data yang diambil dalam penelitian ini
three tier multiple choiche test. Tes ini bisa adalah hasil dari jawaban siswa terhadap instrumen
membedakan siswa yang kurang pengetahuan tes pilihan ganda tiga tingkat (three tier multiple
dengan siswa yang miskonsepsi dengan meminta choice test) konsep larutan penyangga, kemudian
siswa mencantumkan tingkat keyakinan dari dianalisis dengan cara menghitung nilai dan
jawaban yang dipilih. menghitung persentase atau jumlah siswa yang
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan menjawab benar dan jumlah siswa yang menjawab
di atas, maka penelitian mengenai “Analisis salah pada setiap item soal.
𝑋
Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep 𝑃 = 𝑥100%
Larutan Penyangga Menggunakan Three Tier 𝐽𝑆
Multiple Choice Test” perlu dilakukan. Penelitian
M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La Kilo
Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga....49

Keterangan: Keterangan:
P = persentase siswa yang menjawab benar pada P1 = persentase jumlah siswa yang paham konsep
soal tertentu S1 = banyaknya siswa yang paham konsep
X = jumlah siswa yang menjawab benar pada P2 = persentase jumlah siswa yang miskonsepsi
soal tertentu S2 = banyaknya siswa yang miskonsepsi
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes P3 = persentase jumlah siswa yang tidak paham
Untuk mendeskripsikan kemampuan konsep
pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga, S3 = banyaknya siswa yang tidak paham konsep
digunakan kriteria yang ditetapkan Arikunto JS = jumlah seluruh siswa peserta
(2009), yaitu bila kemampuan pemahaman siswa
pada konsep tertentu adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN
• 90-100% = sangat tinggi Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep
Larutang Penyangga
• 75-89% = tinggi
Kemampuan pemahaman siswa pada
• 60-74% = sedang
konsep larutan penyangga dapat dilihat pada Tabel
• 40-59% = rendah
2. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-
• 0-39% = sangat rendah
rata keseluruhan kemampuan pemahaman siswa
Untuk mengetahui siswa yang yang
pada konsep larutan penyangga 31,58% tahu
dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep
konsep (TK), 48,05% miskonsepsi (MK), dan
dan miskonsepsi, data yang dikumpulkan dari tes
20,37% tidak tahu konsep (TTK).
pilihan ganda tiga tingkat (three tier multiple
Miskonsepsi Siswa pada Konsep Larutan
choice test) dianalisis dengan menggunakan tabel
Penyangga
kategori tingkat pemahaman peserta didik
Tipe-tipe Miskonsepsi Siswa dapat dilihat
berdasarkan jawaban pada three tier multiple
pada Tabel 3.
choice test yang bisa dilihat pada Tabel 1.
Gambaran Kemampuan Pemahaman dan
Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Larutan
Tabel 1. Kategori Tingkat Pemahaman Peserta
Penyangga
Didik Berdasarkan Jawaban pada Three
Tier Multiple Choice Test Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3,
gambaran kemampuan pemahaman dan
Tingkat Tingkat Tingkat
Kategori
miskonsepsi siswa pada konsep larutan penyangga
Pertama Kedua Ketiga diuraikan sebagai berikut.
Benar Benar Yakin Pengetahuan Saintifik
• Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi
Miskonsepsi
Benar Salah Yakin (Kesalahan Positif) Siswa pada Konsep Asam Basa Bronsted-
Miskonsepsi Lowry
Salah Benar Yakin (Kesalahan Negatif) Asam basa Bronsted-Lowry merupakan
Salah Salah Yakin Miskonsepsi
konsep awal yang harus dikuasai siswa, sebagai
Benar Benar Tidak Kurang Pengetahuan
Benar Salah Tidak Kurang Pengetahuan
pemahaman dasar siswa untuk memasuki materi
Salah Benar Tidak Kurang Pengetahuan larutan penyangga. Konsep asam basa Bronsted-
Salah Salah Tidak Kurang Pengetahuan Lowry yang diajarkan kepada siswa tujuannya
Sumber: Arslan dkk, 2012 mempermudah siswa untuk memasuki konsep
Untuk mencari persentase siswa yang yang selanjutnya yang berhubungan erat dengan
dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep asam basa Bronsted-Lowry.
dan miskonsepsi digunakan rumus sebaagai
berikut:
𝑆(1,2,3)
𝑃(1,2,3) = 𝑥 100%
𝐽𝑆
50 JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 1 FEBRUARI 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Tabel 2. Persentase Jawaban Benar dan Salah Siswa pada Tiap Item Soal Tes Konsep Larutan Penyangga
Jawaba Jawaban Salah
No.
No Konsep Indikator n Benar MK TTK
Soal
TK (%) (%) (%)
1 Asam Basa Menjelaskan asam menurut Bronsted-Lowry 1 25,9 64,8 9,26
Bronsted- Menjelaskan basa menurut Brosnted-Lowry 2 24,07 62,96 12,96
Lowry Menjelaskan asam konjugasi 3 25,93 48,15 25,93
Menjelaskan basa konjugasi 4 24,07 64,81 11,11
Menentukan pasangan asam-basa konjugasi 5 16,67 77,78 5,55
Menentukan pasangan basa-asam konjugasi 6 33,33 37,04 29,63
Rata-rata 25 59,26 15,74
2 Pengertian Menjelaskan larutan penyangga 7 59,26 27,08 12,96
Larutan Menganalisis larutan yang bersifat penyangga 8 25,93 55,56 18,52
Penyangga dan bukan penyangga
Rata-rata 42,59 41,67 15,74
3 Komponen Menentukan komponen larutan penyangga 9 38,89 40,74 20,37
Larutan asam dan basa
Penyangga Menentukan komponen larutan penyangga 10 37,04 53,7 9,26
basa
Rata-rata 37,96 47,22 14,81
4 Menghitung pH Menghitung pH larutan penyangga asam 11 18,52 48,15 33,33
larutan Menghitung pH larutan penyangga basa 12 42,59 33,33 24,07
Penyangga
Rata-rata 30,56 40,74 28,7
5 Penambahan Menganalisis pH larutan penyangga setelah 13 27,78 57,41 14,81
Sedikit Asam ditambahkan sedikit asam
Basa dan Menganalisis pH larutan penyangga setelah 14 50 22,22 27,78
Pengenceran ditambahkan sedikit basa
dengan Air Menganalisis pH larutan penyangga setelah 15 33,33 35,19 31,48
pada Larutan diencerkan dengan air
Penyangga
Rata-rata 37,04 38,27 24,69
6 Fungsi Larutan Memprediksi reaksi yang akan terjadi pada 16 22,22 48,15 29,63
Penyangg sistem penyangga dalam tubuh makhluk hidup
jika kelebihan asam
Memprediksi reaksi yang akan terjadi pada 17 24,07 48,15 27,78
sistem penyangga dalam tubuh makhluk hidup
jika kelebihan basa
Menafsirkan penyebab menurunnya sistem 18 38,89 38,89 22,22
penyangga pada tubuh makhluk hidup
Rata-rata 28,4 45,06 26,54
Rata-rata
31,58 48,05 20,37
Keseluruhan
Keterangan:
TK = Tahu Konsep
MK = Miskonsepsi
TTK = Tidak Tahu Konsep
M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La Kilo
Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga....51

Tabel 3. Persentase Tipe-tipe Miskonsepsi Siswa pada Tiap item Three Tier Multiple Choice Test Konsep
Larutan Penyangga
Kategori Miskonsepsi
No.
No Konsep Indikator MKP MKN MK
Soal
(%) (%) (%)
1 Asam Basa Menjelaskan asam menurut Bronsted-Lowry 1 1,85 3,7 9,26
Bronsted- Menjelaskan basa menurut Brosnted-Lowry 2 5,56 3,33 4,07
Lowry Menjelaskan asam konjugasi 3 24,07 5,56 8,52
Menjelaskan basa konjugasi 4 33,33 3,70 7,78
Menentukan pasangan asam-basa konjugasi 5 7,41 7,78 2,59
Menentukan pasangan basa-asam konjugasi 6 3,70 11,11 2,22
Rata-rata 26,5 22,53 4,07
2 Pengertian Menjelaskan larutan penyangga 7 8,52 1,85 7,41
Larutan Menganalisis larutan yang bersifat penyangga 8 5,56 1,85 48,15
Penyangga dan bukan penyangga
Rata-rata 2,04 1,85 7,78
3 Komponen Menentukan komponen larutan penyangga 9 0 2,22 8,52
Larutan asam dan basa
Penyangga Menentukan komponen larutan penyangga 10 0 33,33 0,37
basa
Rata-rata 0 7,78 19,44
4 Menghitung pH Menghitung pH larutan penyangga asam 11 4,81 6,67 6,67
larutan Menghitung pH larutan penyangga basa 12 16,67 11,11 5,56
Penyangga
Rata-rata 5,74 3,89 1,11
5 Penambahan Menganalisis pH larutan penyangga setelah 13 6,67 2,96 7,78
Sedikit Asam ditambahkan sedikit asam
Basa dan Menganalisis pH larutan penyangga setelah 14 11,11 3,70 7,41
Pengenceran ditambahkan sedikit basa
dengan Air Menganalisis pH larutan penyangga setelah 15 3,7 0 31,48
pada Larutan diencerkan dengan air
Penyangga
Rata-rata 10,49 5,56 22,22
6 Fungsi Larutan Memprediksi reaksi yang akan terjadi pada 16 6,67 3,70 7,78
Penyangg sistem penyangga dalam tubuh makhluk hidup
jika kelebihan asam
Memprediksi reaksi yang akan terjadi pada 17 3,33 1,85 2,96
sistem penyangga dalam tubuh makhluk hidup
jika kelebihan basa
Menafsirkan penyebab menurunnya sistem 18 1,85 7,40 9,63
penyangga pada tubuh makhluk hidup
Rata-rata 7,28 4,32 23,46
Rata-rata
11,93 13,99 22,12
Keseluruhan
Keterangan;
MKP = Miskonsepsi (Kesalahan Positif)
MKN = Miskonsepsi (Kesalahan Negatif)
MK = Miskonsepsi
52 JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 1 FEBRUARI 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Berdasarkan Tabel 2, pada konsep ini menunjukkan dengan jelas bahwa masih ada
terdapat 6 indikator dimana tiap indikator diwakili 62,04% siswa yang belum faham tentang konsep
oleh 1 item soal. Pada tes kemampuan ini menentukan komponen larutan penyangga.
diberikan soal mengenai reaksi antara NH3 dan Sedangkan menurut Tabel 3 19,44% siswa yang
H2O menghasilkan NH4+ dan OH- yang digunakan mengalami miskonsepsi yang artinya walaupun
untuk soal nomor 1 sampai 6. Berdasarkan tabel siswa yakin dengan jawabannya namun ternyata
tersebut tergambar jelas kemampuan yang dicapai jawaban beserta alasan yang diberikan tersebut
siswa. Ternyata kemampuan siswa dalam salah.
memahami konsep Asam-Basa Bronsted-Lowry • Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi
dalam 6 indikator tersebut masih sangat rendah, Siswa pada Konsep Menghitung pH Larutan
hanya sebesar 25% sedangkan untuk Miskonsepsi Penyangga
yang terjadi pada siswa sesuai dengan Tabel 3, ada Pada Tabel 2 secara keseluruhan
sebanyak 12,65% siswa yang mengalami kemampuan pemahaman siswa pada konsep ini
miskonsepsi positif, 22,53% siswa mengalami tergolong sangat rendah, hanya 30,56% yang dapat
miskonsepsi negative dan 24,07% siswa menjawab dengan benar pertanyaan tentang
mengalami miskonsepsi. Dari jumlah tersebut konsep menghitung pH larutan penyangga.
dapat disimpulkan bahwa masih sangat banyak Sedangkan menurut Tabel 3 terlihat jelas siswa
siswa yang mengalami miskonsepsi dalam konsep yang mengalami miskonsepsi berada di kisaran
Asam-Basa Bronsted-Lowry ini, artinya masih angka 11-15%.
banyak siswa yang menjawab pertanyaan yang • Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi
diberikan namun belum sesuai dengan konsep Siswa pada Konsep Penambahan Sedikit
Asam-Basa tersebut. Asam, Basa dan Pengenceran dengan Air
• Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi pada Larutan Penyangga
Siswa pada Konsep Pengertian Larutan Sesuai dengan Tabel 2, secara keseluruhan
Penyangga kemampuan pemahaman siswa tentang konsep
Berdasarkan Tabel 2, konsep ini terdapat 2 penambahan sedikit asam dan basa, dan
indikator yaitu: (1) menjelaskan larutan penyangga pengenceran dengan air pada larutan penyangga
(2) menganalisis larutan yang bersifat penyangga masih tergolong sangat rendah yaitu 37,04%.
dan bukan penyangga. Pada item soal ini hanya Berdasarkan Tabel 3 ada 10,49% siswa yang
sekitar 42,59% siswa yang memahami dengan mengalami miskonsepsi positif , 5,56% siswa
benar pengertian dari larutan penyangga, sehingga mengalami miskonsepsi negative dan 22,22%
masih tergolong angat rendah. Sementara itu siswa mengalami miskonsepsi. Hal ini
berdasarkan Tabel 3 terlihat jelas dimana siswa menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
yang mengalami miskonsepsi positif sebesar mengalami miskonsepsi pada konsep penambahan
12,04%, sedangkan miskonsepsi negatif sebesar sedikit Asam, Basa dan pengenceran dengan air
1,85%, dan miskonsepsi sebesar 27,78%. Fakta ini pada Larutan Penyangga.
menunjukkan bahwa masih sangat rendahnya • Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi
pemahaman siswa mengenai pengertian larutan Siswa pada Konsep Fungsi Larutan
penyangga. Penyangga
• Kemampuan Pemahaman dan Miskonsepsi Tabel 2. menerangkan bahwa sebesar 71,6% siswa
Siswa pada Konsep Komponen Larutan tidak memahami dengan benar konsep fungsi
Penyangga larutan penyangga. Sehingga hal ini berakibat
Pada Tabel 2 terlihat secara keseluruhan timbulnya miskonsepsi pada siswa sesuai yang
kemampuan pemahaman siswa pada konsep ditunjukkan oleh Tabel 3.
menentukan komponen larutan penyangga
tergolong sangat rendah yaitu hanya 37,96%. Ini
M. Junaidi Maksum, Mangara Sihaloho, Akram La Kilo
Analisis Kemampuan Pemahaman Siswa pada Konsep Larutan Penyangga....53

PENUTUP Greenhouse Effect, Ozone Layer Depletion,


Hasil penelitian menunjukkan bahwa and Acid Rain. International Journal of
kategori kemampuan pemahaman siswa pada Science Education, 34:11, 1667-1686, DOI:
konsep larutan penyangga adalah 31,58% paham 10.1080/09500693.2012.680618
konsep, 20,37% tidak paham konsep, 48,05%
Fauziah, N.E. 2013. Pengembangan Instrumen Tes
miskonsepsi. Tipe-tipe miskonsepsi tersebut terdiri
Diagnostik Two-Tier untuk Mengidentifikasi
dari 11,93% kesalahan positif, 13,99% kesalahan
Miskonsepsi Siswa Kelas XI dalam
negatif, 22,12% miskonsepsi. Berdasarkan hasil
Memahami Materi Larutan Penyangga.
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
Skripsi. Progam Sarjana
pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga
masih sangat rendah. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Hamdani, D., E. Kurniati, I. Sakti. 2012.
dikemukakan saran sebagai berikut: (1) mengingat Pengaruh Model Pembelajaran Generatif
konsep larutan penyangga diujikan dalam Ujian dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap
Nasional, dan didapatkan bahwa pemahaman siswa Pemahaman Konsep Cahaya kelas VIII di
kelas XII pada konsep tersebut masih rendah, guru SMP Negeri I Bengkulu. Jurnal Exacta Vol. X
diharapkan lebih memantapkan pemahaman siswa No. 1 Juni 2012: 079-088. ISSN 14123617.
pada konsep tersebut dengan melakukan remedial; Mutmainah. 2013. Analisis Kesalahan Siswa
(2) melihat keterbatasan yang ada dalam penelitian Dalam Menyelesaikan Soal Materi Bilangan
ini, diharapkan dapat dilakukan penelitian Berpangkat SMK Diponegoro Salatiga.
selanjutnya untuk mengidentifikasi miskonsepsi Skripsi. Progam Sarjana Universitas Kristen
siswa tentang konsep larutan penyangga pasca Satya Wacana.
materi selesai diajarkan di sekolah, agar
didapatkan gambaran miskonsepsi yang Ormrod, J. E. 2008. Psikologi Pendidikan
sesungguhnya. Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &
Pendidikan. Bumi Aksara Press. Jakarta D). Bandung: Alfabeta.
Arslan, H.O., C. Cigdemoglu, dan C. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik
Moseley.2012. A Three-Tier Diagnostic Test dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
to Asses Pre-Service Teachers’ Pelajar.
Misconceptions about Global Warming,

Anda mungkin juga menyukai