3. Etiologi
1. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri
yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan
jenis kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang
mampu, kurang mandiri, kurang obyektif dan rasional
sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat,
kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar
tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya
maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan
perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada
anak akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri,
ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah
ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada
anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang
tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh
pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui
oleh kelompoknya,
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja
hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin
yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi
dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
2. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap
situasi yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan.
Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang
prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang,
cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri.
Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
5. Penatalaksanaan
Terapi yang dimaksud meliputi :
1. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanyadiperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dangolongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongangenerasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasukgenerasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine,Quentiapine, Glanzapine,
Zotatine, dan Ariprprazole.
2. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorongpenderita
bergaul lagi engan orang lain, pasien lain,perawat dan dokter.
Maksudnya supaya pasien tidakmengasingkan diri lagi karena jika
pasien menarik diridapat membentuk kebiasaan yang kurang baik.
Dianjurkanuntuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
3. Terapi modalitas,Teknik perilakumenggunakan latihan ketrampilan
sosial untukmeningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan
memenuhidiri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasiinterpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4
yaituterapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
terapiaktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitaskelompok
stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
4. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga dirirendah
menurut Kaplan &Saddock, 2010 mengatakan,tindakan keperawatan
yangdibutuhkan pada pasien denganharga diri rendah adalah terapi
kognitif, terapiinterpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
bisasecara individu, terapi keluarga, kelompok
danpenanganandikomunikasi baik generalis keperawatanlanjutan.
Terapi untuk pasien dengan harga diri rendahyang efisian untuk
meningkatkan rasa percaya diri dalamberinteraksi dengan orang lain,
sosial, dan lingkungannyayaitu dengan menerapkan terapi kognitif
pada pasien dengan harga diri rendah.
6. Rentang Respon
Keterangan:
7. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
8. Pemerikasaan Penunjang
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga
diri rendah kronis adalah :
1) System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien
dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan
terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.
2) Hipothalmus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat
kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih
banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan
tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat
padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah
dijadwalkan tersebut.
3) Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk
mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan
untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien
dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini
maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau
dipilih sehingga menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan
negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien.
4) Amigdala yang berfungsi untuk emosi. Adapun jenis alat untuk
mengetahui gangguan struktur otak yang dapat digunakan adalah: a)
Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak. CT
Scan, untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi. Single Photon
Emission Computed Tomography (SPECT), melihat wilayah otak
dan tanda-tanda abnormalitas pada otak
9. Komplikasi
Klien dengan harga diri rendah beresiko melukai dirinya sendiri
bahkan ada klien yang sampai bunuh diri karena terbiasa degan suasana
sepi sehinggau tidak banyak orang tau dengan keadaan yang sedang
dihadapi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA HARGA DIRI RENDAH
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
b. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi
psikologis, biologis, dan social budaya.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB,
BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik
klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir,
isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan
berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
a) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat
makan kembali.
b) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC
serta membersihkan dan merapikan pakaian.
c) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d) Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,
lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan
kesehatan.
j. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medik
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
l. Daftar masalah keperawatan
a) Isolasi social: Menarik Diri
b) Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
c) Perilaku Kekerasan
d) Koping Individu Tidak Efektif
e) Perubahan Persepsi Sensori
f) Tidak Efektifnya Penatalaksanaan regimen terapeutik
g) Koping Keluarga Tidak Efektif
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang dapat melalui observasi, wawancara atau
pemeriksaan fisik yang bahkan diperoleh melali sumber sekunder, perawat
dapat menegkkan diagnosis keperawatan pada pasien yaitu gangguan
konsep diri harga diri rendah.
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosi Perencanaan
s Tujuan ( Tuk/Tum ) Kriteriaevaluasi intervensi Rasional
keperaw
atan
Hargadir TUM : Pasienmenunjukkantanda- 1.1 binahubungansalingpercayad Kepercayaandaripasienmerup
irendahs Pasienmengungkapkan tandapercayakepadaperawat enganmengemukakanprinsip akanhal yang
ituasiona pandanganpositifuntuk melalui: komunikasiterapeutik :
l masa dengan dan a. Espresiwajahcerah,te a. mengucapkansalamterap
melanjutkantingkatfung rsenyum eutik,sapapasiendenganra
sisebelumnya. b. Mau berkenalan mah,baik verbal ataupun
c. Ada kontakmata non verbal
TUK 1 : d. Bersediamenceritaka b. berjabattangandenganpas
pasiendapatmembinahu nperasaannya ien.
bungansalingpercaya e. Bersediamengungka c. Perkenalkandiridenganso
pkanmasalah pan
d. Tanyakannamalengkappa
sien dan namapanggilan
yang disukaipasien
e. Jelaskantujuanpertemuan
f. Membuatkontraktopoik,
waktudan tempatsetiap
kali bertemupasien
g. Tunjukkansikapempati
dan menerimapasien dan
adanya
h. Beri
perhatiankepalapasien
dan
perhatiankebutuhandasar
pasien
TUK 2: kriteriaevaluasi : 2.1 jadilahempati,tidakmeng Penerimaandiridapatditingkat
Membantupasienuntuk pasiendapatmengidentifikasi hakimi. kandenganklarifikasiperasaan
mengidentifikasi dan dan 2.2 mendengarkanjanganmen dan pikiran
mengekspresikanperasa mengekspresikanperasaanny gecilkanungkapankemara
an a han,tangisan dan
sebagainya
2.3 tanyakanapa yang
terjadisaatdiamulaimeras
asepertiini
2.4 memperjelashubunganant
araperistiwakehidupan
TUK 3 : kriteriaevaluasi : 3.1 diskusikanbagaimanapasi Diskusimengenaitingkatkema
Membantupasienmengi pasienmenyebutkanaspekpo enmenanganikrisis mpuanpasien,sepertimenilaire
dentifikasievaluasidirip sitif yang 3.2 diskusikanbagaimanapasi alitas,controldiriatauintegritas
ositif dimilikipasien,sepertikegiat enmengatasiansietas, ego
anpasiendirumah, sepertimelaluiolahraga,m diperlukansebagaidasarasuha
adanyakeluarga dan enarikdiri,minum/narkob nkeperawatan.
lingkunganterdekatlingkupa aataudenganberbicara
npasien 3.3 memperkuatmekanismep Penguatan ( reinforcement )
enangananadaptif positifakanmeningkatkanharg
3.4 memriksa dan adiripasien
memperkuatkemampuan
dan sifatpositif
( misalnya :
hobi,keterampilan,sekola
h,hubungan,
penampilan,loyalitas dan
sifatrajin)
3.5 bantu
pasienmenerimaperasaan
positif dan negatif
3.6 janganmembantahpembel
aanpasien
3.7 komunikasikepercayaand
iri pada
kemampuanseseorang
3.8 libatkan orang
dalampenetapantujuanber
sama
3.9 mintalahpasienmenulispe
rnyataankebenaranpositif
tentangdirisendiri
( menurutpersepsipasiens
endiri ),kemudianmintala
hpasienmembacadaftarny
asetiapharisebagaibagian
darirutinitas normal
3.10 memperkuatpeng
gunaanlatihanmembangu
nhargadiri
A= analisa ulang atas data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan
masalah yang ada.
P= perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.