Anda di halaman 1dari 6

RITME

A. Birama
Sebuah komposisi musik atau lagu, baik vokal maupun instrument merupakan
alunan bunyi yang teratur. Di dalam lagu selalu ditemukan adanya pertentangan bunyi
antara bagian yang berat dan bagian yang ringan. Pertentangan bunyi tersebut selalu terulang
kembali dan teratur, inilah disebut irama atau ritme.
Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama
menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap
sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan memberikan tekanan
(dan pembedaan durasi).
Tanda birama berupa sebuah angka pecahan yang terdapat pada permulaan lagu,
misalnya 2/4; 3/4; 4/4; 6/8 dan sebagainya. Pembilang menunjukkan jumlah bagian ketukan
(jumlah pukulan) dalam tiap-tiap birama. Sedangkan penyebut menunjukkan nilai nada
dalam setiap ketukan. Misalnya tanda birama 3/4 dalam tiap-tiap birama berisi 3
ketukan dan tiap-tiap ketukan nilainya = 1 not seperempatan.
Birama (menurut Kamus musik Pono Banoe) adalah ruas-ruas yang membagi kalimat
lagu ke dalam ukuran-ukuran yang sama, ditandai dengan lambang hitungan atau bilangan
tertentu. Namun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun
1989, Ritma/ritme/irama/ritmik/ritmis, berarti berirama. Jadi Birama adalah aksen/ketukan
yang berulang-ulang secara teratur pada sebuah lagu, berfungsi untuk menentukan irama.
Ritme atau ketukan pada tiap bar mempunyai jarak waktu yang konstan. Dalam arti,
ketukan tidak semakin cepat, ataupun tidak semakin melambat, namun konstan, selama
belum ada keterangan untuk perubahan tempo.
Tanda birama berbentuk pecahan yang mempunyai pembilang (A) dan penyebut (B).
Pembilang menyatakan jumlah ketukan atau jumlah not normal pada setiap ruas birama
(Bar), sedangkan penyebut menyatakan satuan nilai not yang dijadikan patokan tempo.

, berarti ada A not 1/B dalam satu bar yang dijadikan patokan tempo. Dalam penulisan ruas
birama (Bar), dibatasi garis antar birama seperti contoh di bawah:
Contoh penjelasan birama serta penulisan pada not balok:
Birama 4/4

Birama ¾

Birama 2/2

Birama 6/8
Birama 12/16

Aturan birama tersebut juga berlaku sama pada tanda diam, jadi yang dijadikan
patokan tempo adalah nilai not atau nilai lama diam. Sedangkan notasi yang mengisi garis
paranada tidak harus not yang sesuai patokan tempo. Maksudnya jika birama tersebut
contohnya 3/8, bukan berarti harus diisi dengan not 1/8 semua dalam 1 (satu) bar, namun di
dalam bar tersebut diisi dengan not-not lain yang senilai dengan not 1/8 jika digabung
maupun dipecah.
Jika aplikasi not dalam lagu, tempo bersifat konstan, maka jika kita mendengar
sebuah lagu, terkesan ada yang berubah-ubah, itu adalah ritme atau irama atau disebut juga
sinkop. Ritme inilah yang akhirnya membentuk keindahan sebuah lagu atau repertoire. Ritme
dalam sebuah lagu merupakan gabungan dari berbagai not yang diramu bersama-sama tanda
diam, termasuk di dalamnya nada.

B. Dinamika dan Tempo


Dinamika adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan keras dan lembutnya
permainan sebuah karya musik. Ada beberapa tanda dinamik yang umum digunakan dalam
karya musik:
Tanda Keterangan
Pp; pianissimo sangat lembut
P; piano lembut
Mp; mezzo piano agak lembut
Mf; mezzo forte agak keras
F; forte keras
Ff; fortissimo sangat keras
Tanda dinamika sangat diperlukan agar sebuah karya musik tidak menjadi monoton
atau datar. Pemain musik atau penyanyi yang baik akan selalu mengikuti dinamika lagu yang
diberikan. Terkadang, sang pemimpin orkes atau paduan suara harus menginterpretasikan
sendiri lagu yang akan dibawakan, dan memberi tanda dinamika atas lagu itu agar makna dari
lagu itu lebih bisa ditangkap oleh penikmatnya.
Selain di atas, masih ada tanda lain yang digunakan untuk menyatakan bahwa suara
makin keras atau sebaliknya:
Crescendo (cres.) artinya semakin keras.
Decrescendo artinya sebagai lawan dari crescendo yang artinya semakin lembut.
Diminuendo (dim.) artinya semakin lembut. Fungsinya sama dengan descresendo,
tetapi bukanlah lawan crescendo, melainkan tanda dinamika yang berdiri sendiri. Di dalam
dinamika forte yang tidak diawali crescendo, maka istilah semakin lambat yang digunakan
adalah diminuendo.
Tempo berarti jarak waktu yang kalau di da- lam musik diartikan sebagai tingkat
kecepatan atau cepat lambatnya penyajian sebuah lagu.

Minimal ada empat tingkat kecepatan tempo, yaitu :


a. Adagio (lambat);
b. Andante (agak cepat);
c. Moderato (cepat);
d. Allegro (lebih cepat);

Dinamik berhubungan dengan keras lembut- nya suara/bunyi pada bagian-bagian


nada tertentu atau pada bagian syair tertentu. Simbol nadanya berupa f (forte) yang berarti
kuat/keras, dan p (pia- no) yang berarti lembut/lunak. Jika lebih keras atau lebih lembut
tinggal menggandakan/menam- bah simbolnya, seperti : ff = lebih keras; pp = lebih lembut;
fff = sangat keras; ppp = sangat lembut dan seterusnya. Simbol < disebut Crescendo
digunakan untuk menyatakan dinamik yang secara berangsur-angsur menjadi semakin kuat.
Sedangkan simbol > disebut Decrescendo untuk menyatakan dinamik yang se- cara
berangsur-angsur menjadi semakin lemah/ lembut.
Menurut Kamus Musik – Pono Banoe, Tempo berarti Waktu; kecepatan; kecepatan
dalam ukuran langkah tertentu. Menurut Allen Winold di dalam bukunya yang berjudul
Introduction to MUSIC THEORY, mengatakan bahwa tempo adalah kecepatan beat di
dalam musik. Tempo menggunakan ukuran jumlah ketukan dalam satu menit, atau beat per
minute (bpm). Terdapat beberapa macam tempo yang digunakan di dalam musik,
dikelompokkan menjadi Tempo Pelan (Slow Tempos), Tempo Sedang (Moderat Tempos),
dan Tempo Cepat (Fast Tempos).
Tempo Pelan atau Slow Tempos, memiliki kecepatan antara 58 - 63 langkah/beat setiap
menit. Beberapa jenis tempo yang termasuk tempo pelan adalah largo, lento, adagio, dan
grave.
Tempo Sedang atau Moderate Tempos, memiliki kecepatan antara 88 - 96 langkah/beat
setiap menit. Beberapa tempo yang termasuk tempo sedang adalah andante dan moderato.
Tempo Cepat atau Fast Tempos, memiliki kecepatan di atas 100 langkah/beat setiap
menit.
Berikut tabel tempo beserta nilai kecepatan, berdasarkan Kamus Musik – Pono Banoe.
C. PENUTUP
Tanda birama berupa sebuah angka pecahan yang terdapat pada permulaan lagu, misalnya
3/4; 4/4; 6/8 dan sebagainya. Pembilang menunjukkan jumlah bagian ketukan (jumlah
pukulan) dalam tiap-tiap birama. Sedangkan penyebut menunjukkan nilai nada dalam setiap
ketukan. Misalnya tanda birama 3/4 dalam tiap-tiap birama berisi 3 ketukan dan tiap-
tiap ketukan nilainya = 1 not seperempatan. Dinamika adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan keras dan lembutnya permainan sebuah karya musik

DAFTAR PUSTAKA
Barrie N., Harmony 1 Workbook, Barklee College of Music, 2000
Banoe, Pono, Kamus Musik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2003
Echol, John M., Hasan Shadily Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta. 1992,
M. Pardosi Siagian, Indonesia Yang Kucinta, Penyebar Musik Indonesia, Yogyakarta, 1975
McGrain, Mark., Music Notation, Barklee Press, Boston, USA, 1966

Anda mungkin juga menyukai