Anda di halaman 1dari 14

Seni Budaya

Analisa Unsur-unsur Lagu

Nama:
Aurelia Azzahra (07/IX-E)
Dannisa Rahmania P. (09/IX-E)
Devi Nur Azizah (10/IX-E)
Ratna Tyara P. (27/IX-E)

SMP Negeri 8 Yogyakarta


Jl. Dr. Kahar Muzakir 2
Not Lagu yang Lengkap:
1. Judul (tema)
Judul lagu adalah nama dari sebuah lagu yang telah di karang oleh penulis
lagu, dari judul dapat diketahui tema lagu. Tema Lagu adalah pokok yang
menjadi landasan pengembangan lagu.

2. Nada Dasar
Nada dasar adalah nada pertama yang dijadikan sebagai dasar dalam
menentukan susunan nada dalam sebuah tangga nada.
Dalam teknik vokal nada dasar ini penting sekali artinya untuk mengukur
kemampuan atau jangkauan penyanyi dalam membawakan sebuah lagu.
Untuk menuliskan nada dasar dalam balok not adalah dengan mencantumkan
tanda kromatik yang dituliskan disebelah kanan atau sebelah tanda kunci.
Letak tanda kunci dalam paranada tergantung dari letak nada-nada yang akan
diberikan tanda ini. Tanda kromatik yang berfungsi sebagai petunjuk nada
dasar seperti ini disebut kromatik diatonis. Pemakaian tanda kromatik yang
berfungsi sebagai petunjuk nada dasar berlaku untuk semua tingkatan not
senama pada seluruh bagian paranada, kecuali ada perubahan nada dasar.
Berdasarkan jenisnya tangga nada dasar dibagi menjadi tiga, yaitu : Natural,
Kres dan Mol.

Penerapan Nada dasar dalam Tangga Nada

Didalam sebuah nada dasar, terdapat sejumlah nada yang tersusun secara
berjenjang, yang disebut sebagai Tangga Nada, atau yang sudah kita kenal
dengan solmisasi, seperti “do-re-mi-fa-so-la-si-do”.

Contoh umumnya terdapat dua jenis tangga nada yang umum digunakan,
yakni Tangga Nada Mayor dan Tangga Nada Minor. Catatannya adalah :
Mayor selalu diawali dengan nada do, sedangkan Minor selalu diawali dengan
nada la.

 Apabila nada dasarnya – C mayor, maka nada C inilah yang menjadi


nada do (C=do / C=1; atau do=C / 1=C). Susunan nada solmisasi adalah
C, D, E, F , G A, B, C dengan jarak nada 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2,
 Atau, jika nada dasarnya – A mayor, maka nada A inilah yang menjadi
nada do (A=do / A=1; atau do=A / 1=A).
 Bila nada dasarnya – A minor, maka nada A yang akan menjadi nada la
(A=la / A=6; atau la=A / 6=A).

Menaik-Turunkan Nada/Nada Dasar/Chord (Transposisi Chord dan Nada)

Transpose artinya memindahkan (naik/turun) nada dasar/chord pada sebuah


lagu menjadi lebih rendah maupun lebih tinggi. Hal ini sangat berguna untuk
mendapatkan nada dasar yang cocok dengan penyanyi, apabila kita sedang
memainkan alat musik yang tidak memiliki menu transpose otomatis, seperti
piano atau gitar.
3. Tanda Birama
Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu
ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang
disebut garis birama.
Hal ini terlihat dalam musik diatonis. Namun, dalam musik pentatonis
penggunaan garis birama jarang ditemui. Dalam tangga nada diatonis, petak-
petak yang dibatasi garis birama disebut ruas birama. Tiap birama dalam musik
mempunyai tekanan suara yang teratur yang disebut arsis dan aksen. Arsis
adalah birama yang ringan. Aksen adalah birama yang kuat.

Birama terdiri atas beraneka macam, di antaranya birama 2/4, 3/4, 4/4, dan
6/8.
a. Birama 2/4

    Birama 2/4, artinya tiap birama terdiri atas dua ketukan. Birama
Contoh lagu Nusantara yang berbirama 2/4 adalah sebagai berikut.
1) Hari Merdeka (lagu nasional)
2) Cik Cik Periok dari Kalimantan Barat
3) Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan
4) Manuk Dadali dari Jawa Barat
b. Birama 3/4
    Birama 3/4, artinya tiap birama terdiri atas tiga ketukan.
Contoh lagu Nusantara yang berbirama 3/4 adalah sebagai berikut.
1) Burung Tantina dari Maluku
2) Burung Kakatua dari Maluku
3) Tumpi Wahyu dari Kalimantan Tengah
4) Lisoi dari Tapanuli
c. Birama 4/4

    Birama 4/4, artinya tiap birama terdiri atas empat ketukan.
Contoh lagu yang berbirama 4/4 adalah sebagai berikut.
1) Bungong Jeumpa dari Aceh
2) Butet dari Tapanuli
3) Injit Injit Semut dari Sumatera Timur
4) Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat
5) Jali-Jali dari Jakarta
d. Birama 6/8

    Birama 6/8, artinya tiap birama terdiri atas enam ketukan.
Lagu yang menggunakan birama ini, contohnya Naik-Naik ke Puncak
Gunung dari Maluku.
4. Tanda Tempo
Tanda tempo adalah tanda yang diguakan untuk menunjukan cepat atau
lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan

4 Pembagian tanda tempo


Tanda Tempo Lambat
1. Largo : Sangat Lambat, Luhur, dan Agung (44 - 48 Ketuk/Menit)
2. Adagio : Sangat Lambat dengan Penuh perasaan (54 - 58
Ketuk/Menit)
3. Grave : Sangat Lambat dan Sedih (40 - 44 ketuk/Menit)
4. Lento : Sangat Lambat, Melandai (50 - 54 Ketuk/Menit)
Tanda Tempo Sedang
1. Andante            : Sedang, Kecepatan seperti orang berjalan (69 - 76
Ketuk/Menit)
2. Andantino         : Lebih Lambat dari Andante (76 - 84 Ketuk/Menit)
3. Moderato          : Sedang (92 - 104 Ketuk/Menit)
4. Allegro Moderato : Lebih cepat dari moderato (diatas 104 lebih sedikit)
Tanda Tempo Cepat
1. Allegro : Cepat   (126 - 138 Ketuk/Menit)
2. Allegreto : Agak Cepat  (104 - 112 Ketuk/Menit)
3. Presto : Cepat sekali, Tergesa-gesa (176 - 192 Ketuk/Menit)
4. Vivace : Cepat, Tangkas (152 - 168 Ketuk/Menit)
Tanda Tempo Perubahan
1. Rit       = Rittenuto : Makin lama makin lambat
2. Ritard   = Ritardando : Makin lambat, tapi perlahan-lahan
3. a.t       = A.Tempo : Tempo harus kembali ke tempo semula
setelah beberapa kali mengalami perubahan.

5. Tanda Ekspresi
Dalam musik, tanda ekspresi menyatakan suatu sifat atau jiwa lagu secara
spesifik. Sifat atau jiwa tersebut dinyatakan dalam suatu istilah yang
menggambarkan perasaan yang menjiwai lagu secara keseluruhan.
Istilah-istilah tersebut ditulis dalam bahasa Italia, antara lain :
1) Maestoso : dengan hormat, dengan mulia
2) Marcato : dengan tegas
3) Contabile : dengan berseru
4) Vivace con vivo : dengan hidup-hidup
5) Con anima : dengan bersemangat
6) Erisoluto : dengan tegas
7) Con mondo : dengan berseru
8) Mosso : dengan hidup-hidup
9) Sostenuto : dengan perasaan
10) Grazio : dengan manis
11) Calando : dengan berseru
12) Scherzo : dengan lucu gembira
13) Scherzando : seakan-akan lucu
14) Tempio dimarcia : cepat lambat seperti mars
15) Tempo di walz : cepat lambat seperti musik walz
16) Ali polka : cepat lambat seperti musik polka
17) Tempo rubato : cepat lambat semuanya
18) Con esppressione : dengan perasaan
19) Con biro : dengan gembira
20) Con spirito : dengan semangat
21) Vivace : bergelora
22) Fuoco : berapi-api

6. Tanda Dinamik
Tanda dinamik adalah tanda untuk menyatakan keras, lembutnya sebuah lagu
yang dinyanyikan.

Contoh-contoh Tanda Dinamik :


1. f (forte) = keras
2. ff (fortissimo) = sangat keras
3. fff (fortissimo assai) = sekeras mungkin
4. mf (mezzo forte) = setemgah keras
5. fp (forte piano) = mulai dengan keras dan diikuti lembut
6. p (piano) = lembut
7. pp (pianissimo) = sangat lembut
8. ppp (pianissimo possibile) = selembut mungkin
9. mp (mezzo piano) = setengah lembut

PERUBAHAN TANDA DINAMIKA :


 Diminuendo (dim) : melembut
 Perdendosi : melembut sampai hilang
 Smorzzande : sedikit demi sedikit hilang
 Calando : mengurangi keras
 Poco a poco : sedikit demi sedikit / lambat laun
 Cresscendo : berangsur-angsur keras
 Decrsescendo : berangsur-angsur lembut
10. Tanda Memperpanjang Not
A. Pada Notasi Balok

1) Memberi titik di belakang notasi


Dalam sebuah lagu, kita sering menjumpai satu atau lebih titik di belakang
notasi. Titik di belakang notasi gunanya untuk memperpanjang notasi. Nilai
titik adalah setengah dari notasi di depannya.
Di bawah ini adalah nilai titik di belakang notasi.

2) Lengkung Legatura

Garis lengkung legatura. Garis lengkung legatura dipakai oleh sebuah not dan
not berikutnya yang merupakan not perpanjangannya. Jadi, yang
dihubungkan dengan garis lengkung legatura hanyalah not-not yang sama
tinggi, terutama not-not perpanjangan yang melewati garis birama karena tiap
awal birama harus dimulai dengan not tidak boleh dengan titik perpanjangan
not sebelumnya.

B. Pada Notasi Angka


Berarti nada re dimainkan
sebanyak 4 ketuk.

Dalam notasi angka, memperpanjang not atau menambah ketukan suatu


notasi dilakukan dengan menambah titik setelah angka tersebut. 1 titik
dihargai dengan 1 ketukan.

http://www.sahabatkuseni.com/2015/08/cara-membaca-not-angka.html

10. Tanda Ulang

Dalam sajian lagu, kita sering mendengar sebuah lagu yang dinyanyikan secara berulang.
Kadang diulang secara keseluruhan, kadang yang diulang hanya sebagian. Kadang diulang
dari awal, kadang yang diulang hanya bagian tertentu saja. Yang paling sering kita dengar
adalah pengulangan lagu hanya bagian refreinnya saja. Dalam notasinya, tentu tidak
seluruh lagu beserta pengulangannya ditulis. Akan banyak menghabiskan halaman kertas
jika demikian. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengulangan bagian-bagian lagu,
mengenal cara-cara pengulangan lagu dengan pemakaian tanda ulang sangat diperlukan.
Tanda ulang ada bermacam-macam tergantung bagian mana yang akan diulang dalam
sebuah notasi lagu. Berikut ini disajikan macam-macam tanda ulang, yaitu berupa garis
penutup yang bertitik dua (:). Dua titik tersebut diletakkan di sebelah kanan garis birama
awal pengulangan dan di kiri dua garis penutup.

Jika terdapat tanda ulang seperti itu, berarti seluruh penulisan lagu dalam apitan tanda titik
dua (:) itu harus diulang dua kali, menjadi A-B-C-D-A-B-C-D.

Jika terdapat tanda ulang seperti di atas, dinyanyikan A-B-C-D-C - D. Terdapat beberapa
pengulangan yang muncul pada penulisan lagu, yaitu sebagai berikut.

Penulisan lagu di atas harus dinyanyikan dengan urutan sebagai berikut.


A-B-C-D-E-F-G-A-B-C-D-E-F-H.
Pada pengulangannya ruas G tidak dinyanyikan lagi. Dari ruas F langsung
melompat ke ruas H. Ruas G yang diberi tanda angka 1 disebut sebagai prima
volta (bait pertama) dan ruas H yang diberi tanda angka 2 disebut secunda volta
(bait kedua). Jadi, maksud untuk bait pertama lagu tersebut adalah dari A sampai
G dan untuk bait kedua dari A sampai F lalu melompat ke H.
Pengulangan dengan bantuan istilah. Ada dua istilah untuk pengulangan lagu.
Keduanya dalam bahasa Italia, yaitu:
D.C. al Fine (Da Capo al Fine): diulang dari awal dan berakhir pada tanda Fine.
D.S. al Fine (Da Segno al Fine): diulang dari tanda Segno.

Contoh di atas harus dinyanyikan A-B-.C-D-E-F-A-B.


Contoh di atas dinyanyikan dengan urutan A-B-C-D-E-F-C-D.
Tanda untuk mengulang ruas birama pada ruas-ruas berikutnya.

Contoh di atas harus dinyanyikan sebagai berikut.

https://beserupa.blogspot.com/2016/05/lanjutan-artikel-membaca-dan-menulis.html

12. Tanda Kunci


Dalam penulisan maupun memainkan lagu yang menggunakan notasi balok,
tentunya tidak asing lagi dengan tanda kunci yang terdapat diawal garis
paranada. Tanda kunci itu mutlak digunakan bila kita akan memainkan atau menulis
lagu menggunakan notasi balok, karena kunci tersebut menjadi patokan dalam
memainkan lagu-lagu yang menggunakan notasi balok.
 Tanda Kunci atau disebut juga dengan Clef, adalah tanda yang ditulis pada awal
paranada atau sangkar nada yang berfungsi untuk menunjukkan letak nada.
  
Ada 4 macam Tanda kunci, yaitu kunci C alto, Kunci C tenor, Kunci F dan Kunci G.

Kunci C
Kunci C adalah kunci yang menunjukkan letak nada C, digunakan untuk menuliskan
nada sedang, Tanda kunci ini biasanya hanya digunakan untuk penulisan instrumen
yang bersuara alto dan tenor misalnya biola alto dan cello. Dari letak tanda kuncinya
pada garis paranada, Tanda kunci C dibedakan menjadi 5 (lima) macam. Karena
letaknya yang dapat berpindah tempat, kunci ini juga sering disebut  movable clef.
Nada yang terletak di depan tengah notasi tersebut adalah c1, nada berikutnya
menyesuaikan  sesuai dengan posisi/letak nada yang akan berpengaruh pada tinggi
dan rendah nada.

> Kunci C ada 5 macam yang ditulis pada masing-masing garis para nada, yang
mempunyai fungsi masing-masing. Jika ditulis pada :
a. garis 1 = untuk menuliskan suara Sopran
b. garis 2 = untuk menuliskan suara Mezzo Sopran
c. garis 3 = untuk menuliskan suara Tenor
d. garis 4 = untuk menuliskan suara Bariton
e. garis 5 = untuk menuliskan suara Bass
> Nada yang sejajar dengan Tanda Kunci adalah nada c1

Kunci F
Kunci F adalah kunci yang biasa digunakan untuk menuliskan nada-nada rendah,
maka kunci F disebut juga kunci Bass. Kunci F diletakkan di garis ke-4 pada garis
paranada, yang artinya, nada F terletak pada garis ke-4. Kunci F biasanya
digunakan untuk suara-suara rendah seperti Alto, Tenor, Bass.

Kunci G
Kunci G mengalami beberapa perubahan, sebelum menggunakan bentuk yang
sekarang dikenal.
 

Bentuk Kunci G yang sekarang berbentuk seperti kepala biola. Kunci G disebut juga
kunci biola karena kunci G digunakan untuk menuliskan nada-nada tinggi (Sopran,
Mezzo Sopran, Alto). Kunci G menunjukkan letak nada G pada garis ke-2.

Pada penuliasan partitur Piano, Kunci G (Treble Clef) biasa digunakan untuk not
balok yang dimainkan oleh tangan kanan. Sedangkan kunci F (Bass Clef) biasa
digunakan untuk not balok yang akan dimainkan oleh tangan kiri. Penggunaan kunci
G dan kunci F secara bersamaan disebut juga grand staff.
Pembagian tuts bagian tengah yang memisahkan penulisan di kunci G (tuts tengah
ke kanan) dan kunci F (tuts tengah ke kiri).
 

http://sinau-teorimusikdasar.blogspot.com/2016/03/tanda-kunci-notasi-balok.html

Anda mungkin juga menyukai