Anda di halaman 1dari 6

TEHNIK ARANSEMEN

Salah satu bidang di dalam seni suara adalah aransemen yaitu teknik pengaturan suara
baik itu untuk dinamika dan susunan lagu maupun manajemen suara untuk mencapai
harmonisasi suara. Untuk menguasai ilmu aransemen seseorang harus:
1. Menguasai alat musik, misal gitar dan organ.
Dalam sebuah tim nasyid minimal harus ada satu orang yang bisa memainkan alat musik.
2. Mengetahui teknik notasi
Setelah memahami teknik notasi ini akan dijelaskan pula penerapannya dalam
penyusunan notasi untuk harmonisasi suara. Harmonisasi suara akan dapat dicapai juga
dengan mendalami ilmu chord/kunci nada dalam alur suatu lagu.
Pengetahuan terhadap Notasi
1. Tangga Nada dan Interval
Nada yang akan kita pelajari adalah diatonis yang terdiri dari 8 nada. Nada-nada yang
tersusun itu disebut tangga nada yang terdiri dari :
C D E F G A B C
1(do) 2(re) 3(mi) 4(fa) 5(sol) 6(la) 7(si) 1(do) tinggi.
11111
Contoh di atas diambil dari kunci dasar C. Di atas dapat dilihat bahwa jarak nada /
interval nada dari C rendah sampai dengan C tinggi bermacam-macam. Khususnya nada
dari yang ketiga 3(mi)/E ke nada keempat 4(fa)/F dan nada ke tujuh 7(si)/B ke nada
kedelapan 1(do tinggi)/C adalah nada, ini sudah merupakan hukum interval nada.
2. Kunci Nada/Chord
Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua macam yakni :
~ Tangga nada diatonis mayor : C D E F G A B C
~ Tangga nada diatonis minor : A B C D E F Gis A
Kesimpulannya bahwa nada diatonis mayor dimulai dari nada C, sedangkan nada diatonis
minor dimulai dari A yaitu nada keenam dari nada dasar. Untuk melihat penerapannya
kita dapat lihat didalam tabel berikut ini :
KUNCI MAYOR DASAR SUSUNAN NADA KUNCI MINOR SUSUNAN NADA

Teknik mencari nada minor adalah sebagai berikut :


Jika Kunci dasarnya adalah C, ambil nada ke 6 yaitu A. Atau dengan kunci dasar sebagai
contoh kita ambil saja G maka : nada ke enamnya adalah E.
Jika Kunci Mayor Dasar diminorkan caranya dengan mengurangi nada pada nada ke 3.
Misalnya A mayor yang tersusun dari 6 1# - 3 menjadi 6 1 3. Atau C mayor 1 3
5 menjadi 1 2# - 5.
Susunan nada di atas disebut akord/chord/kunci nada. Akord adalah sekumpulan nada
yang dibunyikan secara bersamaan. Akord dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Akor Tonika yaitu terdiri dari : 1 3 5 di mana 1 (do) berlaku sebagai bass. Sifat dari
akord ini stabil, tenang dan bulat. Peranan akord ini di dalam satu lagu adalah sebagai
akord pusat untuk tangga nada mayor dan juga sebagai penutup lagu mayor.
2. Akord Dominan yang terdiri dari : 5 7 2. Sifat akord ini tidak tenang dan selalu
ingin bergerak ke Tonika. 5 (sol) di sini berlaku sebagai bass. Akord ini berfungsi sebagai
variasi perpindahan akord dari akord pusat di dalam suatu lagu ke nada lagu yang lebih
rendah.
3. Akord Subdominan yang terdiri dari : 4 6 1. Sifat akord ini tidak tenang dan selalu
ingin kembali ke Tonika dan berfungsi untuk bergerak dari Tonika ke puncak lagu
(Reff/Chorus).
Berikut ini adalah catatan akord apa saja yang bisa dimainkan dalam suatu lagu sesuai
kaidah ketiga jenis akord tadi.

3. Ketukan
Selain notasi itu memiliki berbagai macam nada, setiap nada sendiri dalam suatu lagu
memiliki nilai nada dan ketukan yang terdiri dari not 1/64 (1/16 ketuk), 1/32 (1/8 ketuk),
1/16 (1/4 ketuk), 1/8 (1/2 ketuk), (1 ketuk), not (2 ketuk), not 1 (4 ketuk).
Contoh ketukan dalam notasi angka (not dan 1/8) :
__ __ __ __ // 0 0 0 1 2 / 3 5 5 6 / 5 . 3 1 1 2 / 3 3 2 1 / 2 . . 1 2 / 3 5 5 6 /
__ __
5 . 3 1 1 2 / 3 3 2 2 / 1 . . . //
Di atas dapat dilihat bahwa not tidak memiliki bendera, sedangkan not 1/8 mempunyai
bendera 1. Angka 0 (nol) menunjukkan ketukan tanpa nada, sedangkan tanda "."
menunjukkan ketukan panjangnya nada.
Diperlukan seorang yang mengerti latar belakang musik dalam sebuah tim nasyid.
Setidaknya ada seorang yang mempunyai feeling bagus terhadap nada dan mengerti
terhadap susunan nada. Hal ini bukannya menyurutkan semangat tim tapi bisa menjadi
pemicu agar kita bisa belajar lebih tentang pengetahuan musik.

MEMBUAT ARANSEMEN UNTUK INSTRUMEN TUNGGAL

* Ada berbagai macam definisi tentang aransemen. Dalam tulisan ini, yang
dimaksud dengan aransemen adalah upaya kreatif menata dan memperkaya sebuah
melodi, lagu, atau komposisi, ke dalam format serta gaya yang baru. Mediumnya bisa apa
saja, dari instrumen tunggal hingga sebuah orkestra. Hari ini kita hanya akan
membincangkan aransemen untuk instrumen tunggal, dengan bahasan khusus pada gitar.
* Membuat aransemen sebetulnya lebih mudah dari membuat komposisi. Sebab, kita
tinggal "memungut" bahan yang sudah ada. Sejak zaman manusia mulai mencatat musik
hingga zaman kini, ada jutaan atau mungkin puluhan juta melodi, lagu, dan komposisi
yang bisa menjadi sumber pembuatan aransemen. Ambil contoh lagu rakyat. Dari
Indonesia saja jumlah lagu rakyat amat banyak. Belum lagi lagu-lagu rakyat dari negara
lain.
BENTUK PALING DASAR
* Bentuk paling dasar dari sebuah aransemen adalah memainkan memainkan melodi
dengan iringan (bas + rhythm). Biasanya dengan menambahkan intro dan coda. Pada
keyboard/piano tidaklah sulit. Pada gitar, hal ini tidak selalu mudah karena keterbatasan
wilayah nada gitar. Karenanya, kita mesti coba mainkan dulu melodi lagu tersebut. Apakah
not tertinggi dan terendah tercakup dalam wilayah nada gitar? Jika tidak, coba ganti nada
dasarnya. Bila masih belum bisa juga, kita bisa memenggal lagu ini. Pada bagian yang
terlalu tinggi bisa diturunkan satu oktaf. Begitu pula sebaliknya. Namun tidak semua lagu
bisa dipenggal begitu saja. Juga perlu diperhatikan apakah tekstur melodi itu bisa
dimainkan di gitar. Jalinan melodi yang terlalu njlimet dan cepat mungkin bisa dengan
mudah dimainkan di piano, tapi tidak di gitar. Jadi, jangan memaksakan diri. Untunglah,
masih lebih banyak lagu yang bisa dengan mudah dimainkan dengan gitar tunggal.
* Bila melodi sudah bisa kita mainkan, langkah berikutnya adalah mencari akor.
Bila lagu itu sudah ada di buku lengkap dengan akornya, tentu mudah. Sedikit susah bila
kita mendengarkannya lewat rekaman. Namun bila kita sering melakukannya, lama-lama
akan terbiasa. Cari akor-akornya dengan benar. Kalau ada akor yang "misterius", cobalah
mengutak-atiknya pada instrumen Anda. Tidak selalu dia punya susunan yang njlimet.
Terkadang secara fisik dia sebetulnya akor sederhana saja. Misalnya akor Bm7-5 (B minor
7 minus 5) yang tak lain adalah akor Dm dengan bas B.
* Melodi sudah bisa dimainkan pada gitar dan semua akornya pun sudah diketahui.
Maka selanjutnya adalah memilih jenis irama. Mau dua hitungan? Empat hitungan? Waltz?
Cha-cha? Reggae? Ballad? Mainkan dulu akor-akornya dengan menggunakan irama ini.
Masukkan pula pola ritme bas. Bila sudah lancar, cobalah memasukkan melodinya.
Masalah biasanya muncul saat kita memainkan melodi pada not-not tinggi. Itu berarti, kita
juga harus menggunakan akor pada posisi-posisi yang dekat dengan melodi tadi. Artinya,
kita mesti tahu letak sebuah akor dalam berbagai posisi. Pada gitar, misalnya, akor F
selain pada posisi I juga bisa ditemui pada posisi III, V, atau VIII.
* Bagi yang belum terbiasa memainkannya langsung pada alat musik, boleh saja
menuliskan dulu not-not melodinya pada buku musik. Lantas tambahkan not-not akor dan
bas. Baru setelah itu baca dan mainkan.
* Hal yang perlu diperhatikan pada aransemen untuk gitar: kita tidak harus
membunyikan semua not yang terkandung dalam sebuah akor. Terkadang hanya dengan
satu atau dua not, plus bas, kita sudah bisa mendapatkan hasil yang baik. Contoh: bila
ada akor C, kita bisa membunyikan not C dan E saja. Sedangkan not G bisa diabaikan.
MEMPERKAYA ARANSEMEN

* Untuk memperkaya aransemen, kita bisa bermain "bongkar-pasang" pada elemenelemen dasar musik. Yakni: pola-pola ritmiknya, timbre, serta harmoni. Mari kita tengok
satu per satu.
(1) POLA RITMIK
Yang saya maksud pola ritmik adalah pola-pola panjang-pendeknya not-not yang
ada dalam aransemen. Baik itu pada melodi ataupun pada birama dasarnya. Contoh
simpel pada melodi: not 1 1 / 5 5 / 6 6/ 5 . / bisa kita ubah jadi 1 1_5 / 0 5_6/ 0 6_5/ 0 0/ atau
bahkan lebih sederhana lagi 0_1 0 / 0_5 0 / 0_6 0 / 0_5 0 /.
Contoh pada birama adalah mengubah lagu yang berbirama 3/4 menjadi 4/4. Bisa
juga kita tetap memakai birama sama tapi mengubah pola ritmik pada basnya saja.
Misalnya saja, ada beberapa jenis irama yang berbirama 3/4. Ada waltz ala Wina, waltz ala
Amerika Latin, bolero, sampai jazz waltz. Anda boleh juga menciptakan berbagai pola
ritmik baru. Yang penting, pendengar masih bisa "menangkap" karakter lagu
sesungguhnya.
(2) TIMBRE
Biasa juga disebut tone color atau warna suara. Biola dan gitar memiliki sejumlah
teknik untuk menghasilkan warna suara berbeda. Pada gitar, perbedaan posisi jari kanan
saja bisa menentukan warna suara lembut atau metalik (sul tasto dan sul ponticello).
Beberapa teknik yang lazim digunakan: pizzicato, vibrato, slur/hammering, harmonik oktaf,
dan strumming.
Ada juga gitaris yang mempersiapkan khusus gitarnya agar bisa menghasilkan
warna suara beda dengan memasang benda-benda tertentu pada senar gitar. Bisa
lembaran kertas, selotip, paperclip, hingga jepitan jemuran!
Beberapa komposer gitar kontemporer memiliki cara-cara lebih ekstrem untuk
memperoleh timbre unik, yakni dengan menggunakan sendok sebagai pengganti jari kiri
atau kanan, membetot senar, hingga menggeseknya dengan kuku.
Bagi pemusik yang bukan pemain gitar atau biola, penjelajahan untuk mencari
warna-warna suara baru ini juga terus dikembangkan. Misalnya, menyelipkan remasan
koran di bawah dawai-dawai piano, atau menaburkan manik-manik di atas dawai piano.
Pemusik tiup pun juga terus menggali teknik-teknik baru untuk mendapatkan warna-warna
suara unik yang belum pernah ada sebelumnya.
(3) HARMONI
Untuk praktisnya, saya mendefisikan harmoni ini sebagai seni memilih dan meracik nadanada yang berbeda untuk dibunyikan simultan ataupun yang berurutan. Lebih praktisnya
lagi, harmoni adalah seni memilih dan menggunakan akor. Termasuk pula di dalamnya
tangga nada (scale) yang merupakan basis bagi pembentukan akor. Berikut sejumlah
langkah yang bisa dilakukan untuk memperkaya aransemen dengan "bermain-main" di
wilayah harmoni.
a) Mengubah progresi akor

Ambil contoh lagu Naik-naik ke Puncak Gunung. Bila kita memakai nada dasar C, maka
progresi akornya yang asli adalah C /C /C /C /G7 /G7 /C /C . Kita bisa mengubahnya,
semisal menjadi C /Dm /Em /F /C bass G /G7 /C .
b) Memperkaya akor
Yang dimaksud adalah menggantikan akor mayor atau minor "polos" dengan akor-akor 7,
9, 11, 13, dan sebagainya. Pengayaan akor ini juga bisa dikombinasikan dengan
perubahan progresi akor. Tentunya harus disesuaikan dengan lagunya.
Masih terkait dengan pengayaan akor, bisa dicoba juga melakukan steman
alternatif atau alternate tuning untuk menghasilkan akor-akor baru yang terkadang tak kita
duga sebelumnya. Sejak zaman Renaisans hingga masa kini, ada saja musisi instrumen
berdawai yang mengubah-ubah urutan tuning standar. Pada gitar, misalnya, ada puluhan
alternate tuning yang pernah dikenal. Yang umum dipakai adalah (urutan dimulai dari
senar terbesar): D-A-D-Fis-B-E, D-A-D-F-A-D, D-A-D-Fis-C-D, D-G-D-G-B-D, D-G-D-G-Bes-D,
E-B-D-Gis-B-E, dan sebagainya.
c) Mengubah scale
Melodi dengan scale mayor, misalnya, bisa saja kita ubah jadi scale blues. Atau, jika
memang cocok, bisa saja scale diubah jadi minor. Ada banyak sekali scale lainnya yang
tersedia dalam khazanah musik. Dari yang modern sampai yang tradisional, dari yang
berisi 12 nada sampai 3 nada.
d) Modulasi
Modulasi adalah pergantian nada dasar. Biasanya memberi efek "refreshing". Dalam ilmu
harmoni, melakukan modulasi tidak bisa sembarangan. Ada aturan-aturannya, karena
pergantian itu idealnya harus berlangsung mulus hingga pendengar tak merasa kaget. Bila
Anda belum sempat mempelajarinya dari buku teori, belajar saja dari berbagai komposisi
yang sudah ada. Bisa dari sonata-sonata Scarlatti dan partita-partita Bach hingga lagulagu Vina Panduwinata atau Stevie Wonder.
e) Mengubah register
Melodi tak harus ada pada nada tinggi. Bisa saja kita pindahkan ke bagian bas. Atau
sebaliknya, melodi yang tadinya ada di nada rendah kita pindahkan ke wilayah nada tinggi.
f) Variasikan tekstur
Tekstur meliputi "ketebalan" maupun "kasar-lembutnya" jalinan antar-nada dalam
aransemen. Kita bisa menciptakan tekstur "tebal", misalnya dengan membunyikan melodi,
akor, dan bas sekaligus. Bisa juga kita membuatnya jadi "tipis", semisal dengan hanya
menyisakan jalinan dua jalur melodi yang berjalan bersama atau bersahut-sahutan.
Kesan "kasar" bisa diperoleh bila melodi, akor, dan bas lebih banyak berbunyi
bersamaan. Sebaliknya, kesan "halus" bisa dicapai dengan mengurai melodi, akor, dan
bas untuk berbunyi bergantian/bersamaan dalam pola-pola tertentu.
"BUMBU-BUMBU" LAIN

Di luar elemen-elemen dasar musik di atas, kita juga dapat "bermain-main" dengan tempo
dan dinamika. Memperlambat atau mempercepat tempo, melembutkan dan mengeraskan
volume, bisa menciptakan kesegaran pada aransemen kita.
Beberapa "bumbu" penyegar lain yang bisa dicoba:
- Masukkan efek perkusi. Pada tubuh gitar, ada beberapa bagian yang bila dipukul bisa
menghasilkan suara-suara berbeda. Juga ada beberapa teknik menciptakan efek perkusi
pada senar yang bisa dicoba. Efek perkusi biasanya menarik perhatian penonton.
- Gunakan vokal Anda. Tak harus dalam bentuk nyanyian, tapi bisa saja bebunyian lainnya.
Ragam suara yang bisa dihasilkan suara manusia amatlah luas.
- Tepuk tangan, jentikan jari, dan hentakan kaki, juga dapat dimanfaatkan untuk
menambah daya tarik aransemen.
"MODAL" YANG DIPERLUKAN
Untuk membuat aransemen pada instrumen tunggal, ada beberapa "modal" dasar yang
kita perlukan:
(1) Tahu semua akor dan juga scale-scale pokok pada instrumen yang kita mainkan.
Setidaknya mayor, minor, dan dominant 7th. Akan lebih menguntungkan bila kita juga
kenal akor-akor yang lebih kompleks seperti mayor dan minor 7, 11, 13, dan sebagainya.
(2) Memiliki bekal teknik permainan yang memadai untuk bisa memainkan aransemen
tersebut. Teknik memang bukan segalanya, namun ia merupakan medium atau
"kendaraan" yang bisa mengantar ke tujuan kita: menghasilkan permainan/aransemen
yang baik dan asyik didengar.
(3) Kenal, atau lebih bagus lagi sering menyimak berbagai genre musik. Baik itu
dari musik tradisi, musik klasik, hingga aneka jenis musik industri. Tontonlah macammacam konser musik. Dengar dan pelajari aransemen-aransemen orang lain.
(4) Meningkatkan terus pengetahuan dan wawasan musik. Untuk itu, ada banyak
buku yang mesti dipelajari (teknik, teori musik) dan juga partitur serta rekaman musik
yang mesti kita dengar (ada banyak sekali jenis musik di dunia ini yang mungkin sampai
detik ini kita belum pernah mendengarnya).
Sayangnya, kita di Indonesia masih kesulitan mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Alternatif lain yang bisa kita manfaatkan adalah internet. Di internet tersedia banyak
bahan-bahan tersebut. Anda tinggal mencarinya dengan mengetikkan kata-kata kunci lalu
mengklik tombol "search". Rekaman musik dari seluruh penjuru dunia dalam jenis yang
amat berlimpah juga tersedia banyak (favorit saya adalah www.mp3.com). Karenanya,
amatlah bagus jika pihak universitas bisa menyediakan satu komputer multimedia dengan
kapasitas memadai untuk mengumpulkan bahan-bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai