Fasilitator sebagai manusia seutuhnya berarti mempunyai kewajiban untuk melakukan pembaruan di masyarakat sebagai panggilan jiwa, maka dalam melaksanakan tugasnya dipandang tidak hanya untuk mendapat upah melainkan untuk ibadah. Sehingga dengan cara pandang seperti itu menimbulkan motivasi yang tinggi untuk tidak hanya sekedar menjadi pekerja proyek yang menyelesaikan tugasnya tetapi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Fasilitator yang memiliki citra diri adalah orang yang memiliki panggilan jiwa untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahannya dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kewajiban sebagai manusia. Untuk menjadi fasilitator yang memiliki jati diri yaitu dengan mulai menyadari kita ada di posisi mana dan bagaimana saat di depan masyarakat. Fasilitator merupakan ujung tombak di lapangan karena mendampingi langsung masyarakat. Fasilitator dituntut serba bisa, kreatif dan inovasi dengan segala persoalan terjadi di lapangan namun progress capaian tetap menjadi ukuran kinerja.
SIKAP DAN PERILAKU FASILITATOR
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki fasilitator diantaranya yaitu sebagai berikut : Bersikap akrab dan melebur ke dalam kehidupan bermasyarakat Tidak menggurui dan tidak memihak, menilai, dan mengkritik Bersikap terbuka dan bersikap positif Bersikap sabar, sebagai fasilitator harus sabar dalam menghadapi masyarakat karena itu semua termasuk dalam proses pembelajaran. Mendengarkan dan tidak mendominasi ketika di depan masyarakat. Menghargai dan rendah hati Menjadi pribadi yang mau belajar Bersikap sederajat agar kita diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh masyarakat Jadi, fasilitator yang baik adalah fasilitator yang mau belajar kapanpun dan dimanapun, karena semakin banyak tantangan di masyarakat, maka akan semakin tangguh pula dalam menyelesaikan permasalahan.