Alamat Surat
Email: Retnowahyusari@gmail.com1, Lastoni.wibowo@gmail.com2
Article History:
Diajukan: Tgl Bln Thn; Direvisi: Tgl Bln Thn; Accepted: Tgl Bln Thn
ABSTRAK
Isi abstraks, antara 100-150 kata, cukup satu paragraf. Kalau Anda melihat huruf abu-abu di sini, kesalahan
bukan pada mata Anda. Forms ini dibuat dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh MsWord.
Sepertinya, untuk lebih memudahkan,gunakan bahasa yang sama dengan yang Anda gunakan pada tulisan
Anda. Gunakan style Abstrak Isi untuk format ini. Jika Anda menggunakan template ini dengan benar,
maka semua penomoran akan di-generate secara otomatis. Jadi Anda tidak perlu mengeditnya secara
manual. Tentu saja, jika Anda membuat suatu bagian dari makalah ini yang memerlukan penomoran
sesudah template ini, maka nomor akan melanjutkan nomor bagian yang sudah ada. Sekali lagi Anda tidak
perlu mengedit nomor bagian tersebut, karena jika isi template ini dihapus, maka dengan sendirinya nomor-
nomor tersebut akan terurut dengan sendirinya. Jika Anda mau mencoba menghapus isi template ini,
mohon di-back up dulu.
Kata kunci: 3 sampai 5 kata kunci disini, pisahkan dengan koma di antaranya
ABSTRACT
The contents of the abstract, between 100-150 words, just one paragraph. If you see gray letters
here, the fault is not in your eyes. These forms are created using the facilities provided by MsWord.
It seems, to make things easier, use the same language that you use in your writing. Use the
Abstract Fill style for this format. If you use this template correctly, all numbering will be
generated automatically. So you don't need to edit it manually. Of course, if you create a section of
this paper that requires numbering after this template, the number will continue with the existing
part number. Again, you don't need to edit the part numbers, because if the contents of this template
are deleted, the numbers will be sorted by themselves. If you want to try to delete the contents of
this template, please back up first.
Keywords: 3 to 5 keywords here, separated by commas between them
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia sepanjang hayat (Arif, 2015)
(Nurhafizah, 2018). Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu fase pendidikan (Nurhafizah,
2018). Pendidikan yang ditujukan untuk anak antara 0 sampai dengan 6 tahun tergolong dalam
pendidikan anak usia dini (Dewi, 2017). Elizabeth B Hurlock (Hurlock, 1978) menyatakan bahwa
anak usia dini memiliki daya konsentrasi yang singkat yaitu 10-15 menit. Media pembelajaran
merupakan alat yang mampu menjadi perantara dalam meningkatkan konsentrasi anak usia dini
dalam belajar, jika dibandingkan dengan belajar tanpa menggunakan media pembelajaran (Dewi,
2017)(Utami, 2017)(Rolina, 2019). Pengembangan media pembelajarana sangat mungkin dilakukan
degan menggabungkan berbagai teknologi.
Pengembangan media pembelajaran telah banyak dilakukan penelitian. Penelitian yang
dilakukan Deny Nusyirwan dan Muhammad Bayu Purnama (Nusyirwan, 2019), membuat media
pembelajaran menggunakan Card Tag RFID. Program edukasi berupaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang potensi yang terdapat pada daerah pesisir berbasis teknologi. Gito Syahril
Fajar, dkk (Fajar et al., 2019) juga melakukan penelitian tentang media pembelajaran berbasis
mikrokontroler. Materi berisi modul edukasi listrik, media akan menghasilkan simulasi kejut listrik
dan dapat memberikan notifikasi suara pada keadaan bahaya ataupun aman. Penelitian ketiga
dilakukan oleh Mochamad Fajar Wicaksono dan Muammar Qhadafhi (Wicaksono & Qhadafhi,
2019) mebuat media pembelajaran mengenal bentuk bangun geometri berbasis mikrokotroler.
Media pembelajaran yang dibuat akan memberikan respon jawaban benar atau salah berupa suara
dan pada layar LCD. Ketiga penelitian berbasis mikrokontroler tapi belum memanfaatkan sensor
kapasitif sebagai media inputan dalam media pebelajaran. Sensor kapasitif memiliki keunggulan
mudah dalam pengaplikasian dibandingkan dengan menggunakan sensor FSR dan piezzo
(Yuniaratri et al., 2017) (Wahyusari et al., 2018). Peranacangan yang akan dibangun
menggabungkan mikrokontroler dengan menggunakan kapasitif sensor.
Berdasarkan latar belakang tersebut serta pernyataan bahwa segelintir guru TK mengeluhkan
kurangnya ketersediaan media pembelajaran dalam membantu memaksimalkan hasil pembelajaran
(Rolina, 2019), maka pengembangan media pembelajaran yang dibuat berbasis mikrokontroler
Arduino dan kapasitif sensor. Media pembelajaran yang nantinya dibuat mampu memberikan
respon berupa suara lewat speaker sesuai dengan materi yang telah disimpan pada kartu memori
berdasarkan area sensor yang disentuh.
Materi pembelajaran yang akan dibangun berupa materi mengenal bagian tubuh sapi.
Pengenalan bagian tubuh sapi dipilih sebab dalam mengenalkan bagaian tubuh sapi tidak dapat
dilakukan secara langsung. Materi yang kedua adalah mengenal bangun datar berserta mengenal
warna, materi ini dipilih sebab mengenal bangun datar dan warna merupakan bagian dari
peningkatan kemampuan kognitif dalam lingkup pemikiran logis (Dwansi et al., 2017). Materi yang
ketiga adalah mengenal transportasi, pemilihan materi transportasi agar dapat memberikan materi
alat transportasi yang sulit ditemui, misal helikopter, balon udara, perahu karet, pesawat terbang.
Diharapakan dengan adanya pengembangan media pembelajaran mampu membantu siswa dalam
memahami materi yang disampaikan guru secara maksimal.
2. METODE
Langkah-langkah yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran adalah
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, pembuatan rangkain kapasitif sensor, pembuatan
program, pengujian media pembelajaran. Diagaram penelitian dapat terlihat pada Gambar 1.
Pembuatan
Identifikasi Mengumpulkan
Rangkaian
Masalah Data
Kapasistif Sensor
Pengujian
Pembuatan
Media
Program
Pembelajaran
Kegiatan identifikasi masalah dilakukan dengan membaca jurnal serta membuat ringkasan,
selainitu juga melakukan wawancara dengan guru yang nantinya mengaplikasikan media
pembelajaran. Hasil wawancara berupa materi yang hendak digunakan dalam media pembelajaran.
Kegiatan pembuatan rangkaian kapasitif sensor disesuaikan dengan jumlah sensor yang akan
digunakan sebagai inputan untuk mengaktifkan suara. Setelah pembuatan rangkaian jadi, maka
membuat program yang nantinya menghubungkan anatara masukan dan keluaran. Langkah yang
2
terakhir adalah dengan melakukan uji coba, dalam uji coba dilakukan pada setiap kapasitif sensor,
apakah dapat mengeluarkan suara sesuai denga masukkan atau tidak. Diagram alur sistem pada
media pembelajaran yang nantinya terbangun terlihat pada Gambar 2.
Pin Pada
Masukan Kapasitif Sensor
Arduino
berupa Memberikan Respon
Menerima
sentuhan Pada Pin Ke Arduino
Respon
Speaker Arduino
Audio Shield
Mengeluarkan Mengirimkan
Membaca
Suara Sesuai Perintah Ke
Kartu Memori
Dengan Materi Audio Shield
Gambar 3. (a) Materi Anggota Tubuh Sapi, (b) Materi Bangun Datar, (c) Materi
Transportasi
Untuk dapat menggunakan kapasitif sensor, maka tiap pin dilakukan pendeklarasian agar
nantinya pin dapat memberikan perintah untuk dilanjukan pada audio shield. Program yang
dituliskan seperti pada Gambar 6.
Pin yang mendapat masukkan berupa sentuhan akan menyalakan suara berdasarkan file yang
ada pada kartu memori. Gambar 8 merupakan program untuk menyalakan suara berdasarkan
materi yang dimasukkan.
4
Gambar 8. Suara
5. DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. (2015). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. In Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo.
Dewi, K. (2017). Pentingnya Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 No.1, 81–
96. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/1489
Dwansi, R. M., Riswandi, & Surahman, M. (2017). Pengenalan Geometri Anak Usia Dini Melalui
Media Manipulatif. Fkip Unila, 1.
Fajar, G. S., Prasetyo, R., Mahendra, D., & Yatmono, S. (2019). Mokelis for Kids Modul Edukasi
Listrik Sebagai Media Pembelajaran Keselamatan Listrik Anak Usia Dini. Jurnal Edukasi
Elektro, 3(1), 1–7. https://doi.org/10.21831/jee.v3i1.26017
Hurlock, E. B. (1978). Child development. Tata McGraw-Hill Education.
Nurhafizah. (2018). Jurnal Pendidikan : Early Childhood Nurhafizah Pendidikan merupakan proses.
Jurnal Pendidkan, 2(2), 1–10.
Nusyirwan, D. dkk. (2019). TEPIKAN (Tebak Pilihan Ikan) Menggunakan Card Tag RFID
Berbasis Arduino Uno Sebagai Media Belajar Anak Sekolah. Simetris : Jurnal Teknik Mesin,
Elektro Dan Ilmu Komputer, 10(2), 589–602.
Rolina, N. (2019). Membuat Dan Menggunakan Alat Permainan Edukatif (Ape) Untuk
Pengembangan Sains Anak Usia Dini. Staff.Uny.Ac.Id, 1–10.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel utk Majalah Tot’s Educare-1.pdf
Utami, W. Z. S. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan
Konsentrasi Dan Minat Belajar Siswa Tuna Grahita. Teknologi Pendidikan, 2(1), 11–19.
Wahyusari, R., Wibowo, L., & Amrozi, M. A. (2018). Rancang Bangun Saron Digital ( Laron )
Berbasis Capacitive Sensor Pada Arduino Uno. Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan
Ilmu Komputer, 12(1), 32–34.
Wicaksono, M. F., & Qhadafhi, M. (2019). Pengembangan Alat Pengenalan Bentuk Bangun
Geometri Untuk Anak Usia Dini Berbasis Mikrokontroler. CCIT Journal, 12(2), 186–196.
https://doi.org/10.33050/ccit.v12i2.689
Yuniaratri, R., Suryanto, A., Mulwinda, A., & Artikel, I. (2017). Implementasi Capacitive Sensor
pada Arduino dalam Perancangan Bonang Elektronik. Edu Komputika Journal, 4(1), 39–39.
https://doi.org/10.15294/edukomputika