Anda di halaman 1dari 7

Nihang Law Firm

Jakarta , 4 November
2021

Hal : Permohonan Pengujian Materiil Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20


tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi
Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6
Jakarta Pusat

Dengan hormat,
Kami bertanda tangan di bawah ini:
1. Nindya Hangesthi Sri Widyowati, S. Pd
2. Gerrard Alif Anugerah, S.H., M.H.
3. Alif Ba Ta Sa, S.H.
Kesemuanya adalah Advokat/Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Nihang Law
Firm yang beralamat di Jalan RS Fatmawati no 1 Jakarta Selatan 12450,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 10 Desember 2021, baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk dan atas nama:

1. Nama : Muhamad Farhan, S. Pd


NIK : 18888890000
Pekerjaan  : Guru
Alamat : Jalan Jambu no 1 Jakarta Selatan
Selanjutnya disebut sebagai……………………………........………… Pemohon I

2. Nama : Dr. Davina Rahmawati


NIK : 199099999666
Pekerjaan  : Dosen Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat : jalan Meranggas no 3 Malang Jawa Timur
Selanjutnya disebut sebagai………………………………………….. Pemohon II

1
Selanjutnya Pemohon I dan Pemohon II disebut sebagai….…………para
Pemohon
Dalam hal ini mengajukan Permohonan pengujian materiil Pasal 49 ayat 1
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
(selanjutnya disebut UU Sisdiknas) terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945).

A. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI


1. Bahwa ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar...”
2. Bahwa ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”
3. Bahwa selanjutnya, Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
(selanjutnya disebut UU MK) menyatakan:
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, ....”
4. Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan pengujian materiil atas
pasal 49 ayat (1) UU nomor 20 tahun 2003 yang selengkapnya berbunyi
sebagai berikut: “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 % dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) “

2
5. Bahwa oleh karena permohonan para Pemohon adalah pengujian materiil
undang-undang in casu UU nomor 20 tahun 2003 terhadap UUD 1945, maka
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili permohonan ini.

B. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON


1. Bahwa Pasal 51 ayat (1) UU MK menyatakan, “Pemohon adalah pihak yang
menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh
berlakunya Undang-Undang, yaitu:
a. perorangan WNI;
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang;
c. badan hukum publik dan privat; atau;
d. lembaga negara”.
Selanjutnya, penjelasan Pasal 51 ayat (1) UU MK menyatakan:
”Yang dimaksud dengan ‘hak konstitusional’ adalah hak-hak yang diatur
dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945”.
2. Bahwa merujuk pada Putusan Mahkamah Konstitusi sejak Putusan Nomor
006/PUUIII/2005 tanggal 31 Mei 2005 dan Putusan Nomor 11/PUU-V/2007
tanggal 20 September 2007 dan putusan-putusan selanjutnya, Mahkamah
Konstitusi berpendirian bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan
konstitusional sebagaimana dimaksud Pasal 51 ayat (1) UU MK harus
memenuhi 5 (lima) syarat, yaitu:
a. adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945;
b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon
dianggap dirugikan oleh berlakunya Undang-Undang yang dimohonkan
pengujian;
c. kerugian konstitusional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan
aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang
wajar dapat dipastikan akan terjadi;

3
d. adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dimaksud dan
berlakunya Undang-Undang yang dimohonkan pengujian;
e. Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka
kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.
3. Bahwa para Pemohon merupakan perorangan WNI sebagaimanana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) huruf a UU MK, yang memiliki hak
konstitusional dan kewenangannya sebagaimana dijamin dalam Pasal 24 C
UUD 1945;
4. Bahwa Pemohon I merupakan perorangan warga negara Indonesia yang
bekerja sebagai guru dibuktikan dengan identitas (Bukti P3) yang hak-hak
konstitusionalnya berpotensi untuk terlanggar dengan keberadaan pasal
dalam perkara a quo.
5. Bahwa Pemohon II merupakan perorangan warga negara Indonesia yang
bekerja sebagai dosen dengan adanya undang – undang a quo telah
dianggap merenggut hak pemohon sebagai komponen pendidikan.
6. Bahwa menurut para Pemohon ketentuan Pasal yang menentukan
mengeluarkannya gaji pendidik dari alokasi sektor pendidikan dalam APBN
merugikan hak konstitusional para Pemohon untuk mendapatkan gaji yang
layak.
7. Bahwa menurut para Pemohon jika permohonan dikabulkan oleh
Mahkamah maka kerugian hak konstitusional pemohon sebagai Komponen
Pendidikan Guru dan Dosen tidak terjadi lagi.
8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut para Pemohon, para
Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a
quo.

C. POKOK PERMOHONAN
1. Bahwa pokok permohonan adalah ketentuan Pasal 49 ayat 1 UU nomor 20
tahun 2003 yang menyatakan “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20 % dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) “

4
2. Bahwa para Pemohon mendalilkan Pasal a quo bertentangan dengan Pasal
28C ayat (2) , Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) UUD 1945, yang
masing-masing menyatakan sebagai berikut:
a. Bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2) yang berbunyi, “Setiap
orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa,
dan negaranya.”
b. Bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) yang berbunyi, “Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.”
c. Bertentangan dengan Pasal 28I ayat (2) yang berbunyi, “Setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.”
3.Bahwa menurut para Pemohon ketentuan Pasal a quo yang mengatur tentang
Sistem Pendidikan nasional bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2) ,
Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) UUD 1945, dengan alasan-
alasan sebagai berikut:
a. Bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Bahwa Pemohon
menganggap hak Pemohon untuk memperoleh kepastian hukum yang
adil dalam hal ini hak untuk memperoleh gaji dan tunjangan-tunjangan
yang tercantum dalam UU Guru dan Dosen a quo, dapat Pemohon
peroleh apabila UU Guru dan Dosen a quo dinyatakan konstitusional
secara bersyarat.
b. Bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Bahwa Pemohon
menganggap hak Pemohon untuk memperoleh kepastian hukum yang
adil dalam hal ini hak untuk memperoleh gaji dan tunjangan-tunjangan
yang tercantum dalam UU Guru dan Dosen a quo, dapat Pemohon

5
peroleh, apabila UU Guru dan Dosen a quo dinyatakan konstitusional
secara bersyarat. Bahwa karena Pasal 15 ayat (2) UU Guru dan Dosen a
quo oleh pemerintah diterjemahkan lain tidak sebagaimana mestinya,
dalam hal ini diterjemahkan/dimaknai bahwa yang berhak memperoleh
gaji dan tunjangan-tunjangan sebagaimana yang tercantum dalam UU
Guru dan Dosen a quo adalah guru yang berstatus sebagai Guru Tetap
pada satuan pendiidikan yang didirikan oleh Pemerintah maupun satuan
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat saja maka Pemohon
menganggap dapat merugikan hak konstitusional Pemohon untuk
memperoleh kepastian hukum yang adil, sebab dapat melahirkan norma
baru yang dapat ditafsirkan bahwa Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah tidak berhak
memperoleh gaji dan tunjangan-tunjangan sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 15 ayat (1) UU Guru dan Dosen a quo.
4. Bahwa berdasarkan seluruh uraian alasan-alasan hukum di atas, menurut para
Pemohon Pasal 49 ayat 1 UU nomor 20 tahun 2003 bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.

D. PETITUM
Berdasarkan seluruh uraian sebagaimana tersebut di atas, para Pemohon
memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan
sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor …) bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
atau
Menyatakan Pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor …) bertentangan dengan Undang-

6
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai …;
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana mestinya.
Atau
Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
Nihang Law Firms
1. Nindya Hangesthi Sri Widtyowati, S.Pd

2. Gerrard Alif Anugerah, S.H., M.H.

3. Alif Ba Ta Sa, S.H.

Anda mungkin juga menyukai