Anda di halaman 1dari 8

II.

KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON

a. Bahwa menurut Dr. H. Imam Soebechi, S.H., M.H. dalam buku


Hak Uji Materil, secara harfiah legal standing dapat diartikan
sebagai kedudukan hukum. Legal standing, standing tu sue, ius
standi, locus standi juga dapat diartikan sebagai hak seseorang,
sekelompok orang atau organisasi untuk tampil di pengadilan
sebagai penggugat dalam proses gugatan perdata (civil proceding).
Lebih sederhana lagi, legal standing dapat diartikan sebagai “hak
gugat”.

b. Bahwa menurut Harjono dalam bukunya yang berjudul Konstitusi


sebagai Rumah Bangsa, legal standing diartikan sebagai keadaan
di mana seseorang atau suatu pihak ditentukan memenuhi syarat
dan oleh karena itu mempunyai hak untuk mengajukan
permohonan penyelesaian perselisihan atau sengketa atau perkara
di depan Mahkamah Konstitusi.

c. Bahwa berdasarkan pendapat dua ahli di atas dapat disimpulkan


definisi dari legal standing adalah hak seseorang untuk
mengajukan permohonan atau gugatan dalam penyelesaian
perselisihan atau sengketa di depan lembaga peradilan dalam hal
ini Mahkamah Konstitusi.

d. Bahwa jaminan seseorang untuk dapat mengajukan permohonan


telah dijamin oleh konstitusi tertulis dalam UUD NRI Tahun 1945
dalam Pasal 28D ayat (1) yang mengatur bahwa:
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.”

e. Bahwa salah satu indikator kemajuan berbangsa dan bernegara adalah


penjaminan hak setiap warga negara untuk mengajukan permohonan
pengujian peraturan perundang-undangan. Judicial Review merupakan
bentuk perwujudan dari penjaminan hak-hak dasar warga negara
sebagaimana diatur dalam Pasal 24C UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 jo Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2003
tentang Mahkamah Konstitusi. Maka secara tidak langsung MK tidak
hanya berperan sebagai penjaga konstitusi (The guardian Of
Constitution) melainkan juga suatu badan yang menjaga hak asasi
manusia.

f. Bahwa MK memiliki kewajiban untuk menjaga supremasi


konstitusi, termasuk dari aturan hukum yang melanggar konstitusi.
Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip supremasi konstitusi, hukum
yang bertentangan dengan konstitusi adalah batal. Hal itu secara
tegas dinyatakan oleh John Marshall Bahwa untuk menjamin
keadilan diperlukan lembaga yang dapat menguji pemberlakuan
undang-undang di tengah masyarakat, dalam hal ini Mahkamah
Konstitusi.

g. Bahwa A. Mukthie Fadjar, dalam Hukum Konstitusi dan Mahkamah


Konstitusi, menjelaskan sebagai pelaku kekuasaan kehakiman, fungsi
konstitusional yang dimiliki oleh MK adalah fungsi peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan. Fungsi MK dapat ditelusuri dari latar
belakang pembentukannya, yaitu untuk menegakkan supremasi
konstitusi. Oleh karena itu ukuran keadilan dan hukum yang ditegakkan
dalam peradilan MK adalah konstitusi itu sendiri yang dimaknai tidak
hanya sekadar sebagai sekumpulan norma dasar, melainkan juga dari sisi
prinsip dan moral konstitusi, antara lain prinsip negara hukum dan
demokrasi, perlindungan hak asasi manusia, serta perlindungan hak
konstitusional warga negara. Di dalam Penjelasan Umum UU MK
disebutkan bahwa tugas dan fungsi MK adalah menangani perkara
ketatanegaraan atau perkara konstitusional tertentu dalam rangka
menjaga konstitusi agar dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai
dengan kehendak rakyat dan cita-cita demokrasi. Selain itu, keberadaan
MK juga dimaksudkan sebagai koreksi terhadap pengalaman. Dengan
kesadaran inilah pemohon kemudian memutuskan untuk mengajukan
permohonan pengujian Pasal ialah pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2003 terhadap UUD NRI 1945.

h. Bahwa berdasarkan Pasal 51 ayat (1) Undang - Undang Nomor 24


Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah
diubah dengan Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi jo Pasal 3 Peraturan Mahkamah Konstitusi
Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Pengujian
Undang – Undang menyatakan bahwa Pemohon adalah pihak yang
menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya
dirugikan oleh berlakunya undang - undang, yaitu:
a) Perorangan Warga Negara Indonesia;
b) Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
negara kesatuan RI yang diatur dalam undang - undang;
c) Badan hukum publik dan privat, atau;

d) Lembaga negara.
i. Bahwa dalam penjelasan Pasal 51 ayat (1) Undang - Undang
Mahkamah Konstitusi mengatur sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan “hak konstitusional” adalah hak - hak yang


diatur dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.”

j. Bahwa mengenai parameter kerugian konstitusional, MK dalam


yurisprudensinya memberikan pengertian dan batasan tentang
kerugian konstitusional yang timbul karena berlakunya suatu
undang - undang harus memenuhi 5 (lima) syarat sebagaimana
Putusan MK Nomor: 006/PUU/-III/2005 dan Nomor: 011/PUU-
V/2007, sebagai berikut:
a) Adanya hak konstitusional Pemohon yang diberikan oleh
Undang- Undang Dasar 1945.
b) Bahwa hak konstitusional Pemohon tersebut dianggap oleh
Pemohon telah dirugikan oleh suatu Undang - Undang yang
diuji.
c) Bahwa kerugian konstitusional yang dimaksud bersifat
spesifik atau khusus dan aktual atau setidaknya bersifat
potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat
dipastikan akan terjadi.
d) Adanya hubungan sebab akibat (causal verband) antara
kerugian dan berlakunya Undang - Undang yang
dimohonkan untuk diuji.
e) Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya
permohonan, maka kerugian konstitusional yang didalilkan
tidak akan atau tidak lagi terjadi.

k. Bahwa menurut Jimly Asshiddiqie dalam Hukum Acara


Mahkamah Konstitusi ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk
sahnya kedudukan hukum (legal standing) pemohon dalam perkara
pengujian Undang - Undang terhadap UUD di Mahkamah
Konstitusi, yaitu:
a) Pihak yang bersangkutan haruslah terlebih dahulu
membuktikan identitas dirinya telah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 51 Undang - Undang
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi;
b) Pihak yang bersangkutan haruslah membuktikan bahwa dirinya
memang mempunyai hak - hak tertentu yang dijamin atau
kewenangan - kewenangan tertentu yang ditentukan dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c) Hak - hak atau kewenangan konstitusional dimaksud memang
terbukti telah dirugikan oleh berlakunya Undang - Undang
yang bersangkutan.
l. Bahwa Pemohon I adalah warga negara Indonesia sejak lahir, yang
dapat dibuktikan dengan Akta Lahir bernomor 177810030004005
dan Kartu Tanda Penduduk 177678130007995, sehingga
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan, Pemohon merupakan warga negara
Indonesia.

m. Bahwa Pemohon II asosiasi dosen hukum Indonesia, yang


berkedudukan di Gedung Insan Pengabdi, Jalan Cilandak, Jakarta
Pusat, berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
asosiasi dosen hukum Indonesia tertanggal 15 Februari 2022.

n. Bahwa ketentuan norma yang diuji konstitusionalitasnya oleh


pemohon ialah pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-undang Nomor 18
Tahun 2003.
Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertempat tinggal di Indonesia;
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;

o. Bahwa Pemohon memiliki hak konstitusional yang dijamin oleh


UUD NRI 1945, sebagai berikut :
a) Pasal 28 c ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari imu
pengetahuan dan teknologi, seni budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
b) Pasal 28 D ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama didepan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
c) Pasal 28 H ayat (2)
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang
sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
d) Pasal 28 I ayat (2) UUD NRI 1945
Setiap orang berhak dari perlakuan yag bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif
itu.

p. Bahwa dengan adanya pasal 3 ayat (1) Huruf C Undang-undang


Nomor 18 Tahun 2003 pemohon merasa hak-hak konstitusionalnya
dirugikan yang harusnya di lindung dalam pasal 28 C ayat (1) dan
(2) UUD NRI 1945 yang menegaskan bahwa setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, dengan adanya
pasal 3 ayat (1) huruf c ini menutup dan menghentikan kesempatan
Pemohon untuk beracara di pengadilan dan pemohon juga
dirugikan karena tidak bisa memperjuangkan haknya secara
kolektif, untuk membangun masyarakat, bagsa, dan negaranya
dengan ini pemohon harusnya tetap bisa untuk memastikan
pemenuhan dan memberikan kepastian hukum melalui
persidanagan untuk membangun masayarakat dan negara.

q. Bahwa pasal 28 D ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945 mengatakan
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dankepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dalam
hukum, dengan adanya pasal yang diujikan oleh Pemohon
sangatlah dirugikan karena tidak adanya kesama rataan dalam
hukum yang bersifat diskriminatif karena hanya dosen yang
berstatus ASN yang tidak bisa beracara di persidanagan.

r. Bahwa dalam pasal 28 H ayat (2) UUD NRI 1945 menegaskan


setiap orang berhak atas kemudahan dan perlakuan khusus
memperoleh kesempatan guna mencapai persamaan dan keadilan
dalam hal ini pemohon sangatlah dirugikan yang pada dasrnya
keadilan dan persamaan itu dilindungi oleh konstitusi tertinggi,
dalam pelasanaan pasal yang diuji pemohon tidak ada aturan yang
menyebutkan dosen yang berstatus ASN tidak bisa beracara di
persidangan sehingga tidak adanya persamaan dan keadilan bagi
pemohon.

s. Bahwa pelaksanaa pasal 3 ayat (1) huruf C undang-undang Nomor


18 Tahun 2003 menimbulkan dampak negatif dan diskriminatif
karena adanya perbedaan perlakuan antara dosen Non ASN dan
Dosen ASN dalam Pasal yang di uji para pemohon, hak-hak
pemohon yang seharusnya diatur dalam konstitusi tertinggi pasal
28 I ayat (2) UUD NRI 1945 setiap orang berhak bebas dari
perlakuan yang diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.

t. Bahwa berdasarkan kualifikasi dan syarat tersebut diatas, maka


pemohon sebgai seorang warga negara dan sebagai badan hukum
privat, benar-benar telah dirugikan hak dan/atau kewenangan
konstitusinya akibat berlakunya pasal 3 ayat (1) huruf C Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Oleh karena itu
kedudukan hukum ( legal standing ) Pemohon adalah sah, karena
telah memenuhi 3 (tiga) syarat sahnya kedudukan hukum ( legal
standing ) menurut Jimly Asshiddiqie sebagaimana telah
dijelaskan pada huruf (k) dan telah memenuhi syarat kerugian
materil konstitusional sesuai dengan 006/PUU/III/2005 dan Nomor
011/PUU-V/2007.

u. Bahwa apabila permohonan para pemohon dikabulkan maka dapat


putusan MK Nomor :

v. dipastikan kerugian yang dialamai para pemohon tidak akan terjadi


lagi.

Anda mungkin juga menyukai