Anda di halaman 1dari 10

CARA PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN PERALATAN

LABORATORIUM KIMIA YANG BAIK DAN BENAR

Pendahuluan
  Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya atau
penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau
alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sain termasuk kimia dan biologi di
dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar
mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian
sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Bentuknya
boleh ruang tertutup (kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan
dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang),
ruang  gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan
pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan
kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan
fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki
kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Isi
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan
dilaboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang – ulang. Contoh alat laboratorium
kimia pinset, pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka
sorong dan mikroskop. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum
merupakan alat bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak
Pertolongan Pertama.
Keselamatan di laboratorium akan terjamin bila penanganan bahan kimia dilakukan
dengan berpedoman pada rambu-rambu yang ada pada etiket kemasan bahan kimia. Aktivitas
di laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia tentu tidak lepas dari peralatan yang
digunakan sehingga bahaya tidak hanya disebabkan oleh penanganan bahan yang salah,
namun juga dapat terjadi bahaya fisik dari peralatan yang kita gunakan bila kita tidak
berpedoman pada aturan tentang penanganan alat.
A. Macam-Macam Alat Laboratorium IPA
Macam peralatan laboratorium meliputi :

1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch,


mikrometer sekrup, dsb. 
Gambar 1. Berbagai alat laboratorium yang dapat digunakan untuk mengukur.

2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.

Gambar 2. Berbagai alat laboratorium yang terbuat dari gelas.

3. Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera
dan organ lainnya.

Gambar 3.  Berbagai alat laboratorium yang merupakan model dimana model ini biasanya digunankan
pada pelajaran biologi.

4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak,
bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.

 
Gambar 4.  Berbagai alat laboratorium yang merupakan bagan dimana bagan ini biasanya digunankan
pada pelajaran biologi.

5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.

Gambar 5.  Berbagai alat laboratorium yang berupa rakitan, biasanya ini digunakan pada
laboratorium fisika atau laboratorium tekhnik.

6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus,
mortar dan alu.

Gambar 6.  Berbagai alat bantu dalam laboratorium.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium


IPA, seperti :
1.      Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.

2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.
Gambar 7.  Berbagai alat laboratorium yang merupakan perkakas pendukung.

Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :


1.      Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
2.      Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3.      Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4.      Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5.      Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan mortar dari
porselain.

Gambar 8.  Berbagai alat laboratorium yang dikelompokkan berdasarkan bahan


pembuatnya .
B.       Penataan alat dan bahan
       Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium
agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan
keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan
Yang harus diketahui sebelum melakukan penataan:
        Mengenali alat dan fungsinya
        Mengenali sifat bahan
        Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
        Keperangkatan
        Nilai/harga alat
        Kualitas alat tersebut dan kelangkaannya
        Bahan dasar penyusun alat
        Bentuk dan ukuran alat
        Bobot/berat alat

C.      Cara Menyimpan Alat Laboratorium IPA


Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat
dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.
Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat
menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA
dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai
pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara
pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan.
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di
laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan
jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium IPA.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu :
1. Bahan dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
Penataan dan penyimpanan alat / bahan didasarkan pada :
1.      Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan
alat/bahan.
2.      Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan
dalam penyimpanan dan pengambilannya.

Dasar dari penyimpanan alat, yaitu :


1.         Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu
2.         Jenis bahan pembuat, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu
3.         Percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dll
4.         Seberapa sering alat digunakan
-          Yang sering digunakan misalnya: gelas kimia
-          Yang jarang digunakan misalnya: lumpang & alu

  Penyimpanan alat dan bahan


        Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat
yang mahal harganya penyimpanannya dipisah
        Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya
        Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat
khusus.
        Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan atau dapat
dilakukan berdasarkan atas bahan alat

Gambar 9.  Salah satu cara penanganan dan penggunaan alat laboratorium.

Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti :

1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan


2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
3. Menjaga kebersihan alat
4. Menyimpan alat
Gambar 10.     Berbagai alat laboratorium yang disimpan pada lemari alat.

Tata letak dan pengaturan perabot laboratorium IPA


        Prinsip keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa
dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga
berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
        Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu
dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
        Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan
laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
        Prinsip Keindahan

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan
percobaan dan bahan pembuat alat :

1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam
kelompok bahan yang banyak digunakan.
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci . Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang
boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan
pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding.
Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa
dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal –
hal berikut :

1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya
endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat
menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
2. Air dan Asam – Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara
langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan
dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

Langkah – Langkah Penyimpanan


1.      Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2.      Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3.      Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di  atas
4.      Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,
keadaan alat dan bahan diatas.

Kesimpulan
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu
keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat
dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang
dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
            Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang
ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai
ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan
dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis
alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
       Alat dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai
digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.

Daftar Pustaka

Avidianto, D. 2010. Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA.


http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-laboratorium-ipa-/
(diakses 16 Februari 2011)

Hadi, Langgeng, (2008), Pengelolaan Lab Bagian 4 (Administrasi Fasilitas Di


Laboratorium), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-4-
administrasi-fasilitas-di-laboratorium, (diakses tanggal 16 Januari 2011)

Jevuska, (2009), Pengelolaan Laboratorium Sekolah,


http://www.jevuska.com/topic/pengelolaan+laboratorium+sekolah.html, (diakses tanggal
16 Januari 2011)

Kalijaga, Sunan, (2010),  Laboratorium Terpadu UIN. http://integratedlaboratory.uin-


suka.ac.id/ (diakses tanggal 16 Januari 2011)

Setiawan, dkk, (2008), Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA, http://www.find-


docs.com/pengelolaan-laboratorium-biologi-sma-doc.html ((diakses tanggal 16 Januari
2011)
Sugiarto, Bowo, (2008), Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA SMP,
http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.html
(diakses tanggal 16 Januari 2011)

Sutopo, Eko, (2008), Bagaimana mengelola laboratorium sains di sekolah?« Learning


Center Community, http://ekohs.wordpress.com/2008/12/04/ (diakses tanggal 16 Januari
2011)

Anda mungkin juga menyukai