Anda di halaman 1dari 5

BAB II

POROS

A. Pengertian Poros atau Definisi Poros


Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris memanjang
dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi sebagai
penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar. Jadi, poros
bisa dikatakan transmisi atau penghubung dari sebuah elemen mesin yang bergerak
ke sebuah elemen mesin yang akan digerakan. Ada berbagai macam penamaan
poros, mulai dari shaft maupun axis ada juga yang menyebut poros sebagai as namun
disini as lebih berperan sebagai poros yang statis dan tidak ikut berputar sebagai
penyalur daya atau tenaga.

Gambar 1.1 Poros


B. Jenis-Jenis Poros Pada Elemen Mesin
Ada beberapa jenis atau macam-macam poros bila ditinjau dari spesifikasinya
masing-masing antara lain:
a. Jenis Poros Berdasarkan Pembebanannya :
1. Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebanan puntir
(torsi), pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari pembebanan torsi
dengan lentur.
2. Spindle
Spindel adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih pendek
dengan pembebanan puntir saja. Contohnya: poros pada mesin perkakas.
3. Gandar
Gandar merupakan poros roda yang biasa dijumpai pada roda kereta
api dan biasanya disebut dengan ( as ).
b. Jenis Poros Berdasarkan Bentuknya :
1. Poros Lurus
2. Poros Engkol
3. Poros Luwes (untuk transmisi daya kecil).
C. Sifat-Sifat Poros Yang Harus Diperhatikan
a. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban punter (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban punti dan lentur. Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut.
b. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar
akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan
kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
c. Putaran Kritis
Putaran kritis adalah batas antara putaran mesin dengan jumlah putaran normal
dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi. Timbulnya
getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-
bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran
kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
d. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa
air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan
korosi perlu mendapat prioritas utama
D. Perhitungan Poros
a. Pembebanan Tetap (constant loads)
 Untuk poros yang hanya terdapat momen puntir
T τ
=
J r
Dimana :
T = Moment punter pada poros
J = Momen inersia polar
do
r = Jari-jari poros ( )
2
τ = Torsinal

 Untuk poros solid (solid shaft), dapat dirumuskan :


π
J= xd4
32
 Sehingga momen punter pada poros adalah :
T τ
=
π d
x d4
32 2
π
T= x τ x d3
16

 Sehingga momen inersia polar pada poros berongga (hollow shoft) digunakan :

 Dimana d 0 dan d i adalah diameter luar dan dalam , sehingga didapat :

 Dengan mensubsikan d i /d 0 = k maka didapat :

 Daya yang ditransmisikan oleh poros dapat diperoleh dari :

Dimana :
P = Daya (W)
T = Momen punter (N.m)
N = Kecepatan poros (rpm)
 Untuk menghitung sabuk penggerak (belt drive), dapat digunakan :

Dimana :
T 1 dan T 2 = Tarikan pada sisi kencang (tight) dan kendor (slack).

R = Jari-jari poros
 Untuk poros yang hanya terdapat bending momen saja

Dimana :
M = Momen lentur pada poros
I = Momen inersia
O = Bending momen
y = Jari-jari poros (d /2)
 Untuk poros solid (solid shaft), besarnya moment inersia dirumuskan :

 Setelah disubtitusikan didapatkan persamaan :

 Sedangkan untukk poros berongga (hollow shaft), besarnya momen inersia


dirumuskan :

Sehingga :

 Untuk poros dengan kombinasi momen lentur dan momen punter


Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material
ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
1. Maximum shear stress theory atau Guest’s theory: Teori ini digunakan
untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak
(mild steel).
2. Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory: Teori ini
digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi
cor (cast iron).
Terkait dengan maximum shear stress theory atau Guest’s theory bahwa
besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan :
Dengan mensubtitusi nilai σ b dan τ , didapat :

 Pernyataan √ M 2+T 2 dikenal sebagai equivalent twisting moment yang


disimbolkan dengan ( . ), sehingga dapat disimpulkan bahwa :

 Selanjutnya, berdasarkan maximum normal stress theory, didapat :

 Dengan cara dan proses yang sama seperti sebelumnya, maka akan
didapatkan :

Sumber :
https://mahdiy.wordpress.com/2013/01/06/perhitungan-pembebanan-pada-poros/
https://vinzichi.blogspot.com/2015/09/pengertian-poros-beserta-jenis-jenisnya.html

Anda mungkin juga menyukai