NEFROSKLEROSIS
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah “KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH II”
Dosen Pengampu : Ibu Darsini S.Kep., Ns., M.Kep.
Ibu Eliza Zihni Zatihulwani S.Kep., Ns., M.Kep.
Ibu Rohmatul Faizah S.Kep., Ns., M.Kep.
DISUSUSN OLEH :
LUSIANA BERNADETA TEMORUBUN
2019030077
Salam Sejahtera,
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya dengan
penyusunan makalah tentang Nefrosklerosis ini. Makalah ini ditulis dan disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Makalah tentang Striktur
Uretra ini berisi tentang konsep medis, askep dan pendidikan kesehatan.
Karena proses penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
saya membuka diri untuk menerima berbagai komentar, masukan dan kritik demi
perbaikan yang sifatnya membangun untuk bekal saya dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
B. TUJUAN PENULIS......................................................................... 2
A. DEFINISI......................................................................................... 3
C. ETIOLOGI………………………………………………………… 7
D. PATWAY………………………………………………………….. 8
E. EPIDEMIOLOGI………………………………………………….. 10
G. KOMPLIKASI…………………………………………………….. 13
H. PEMERIKSAANPENUNJANG……………………………………14
I. PENATALAKSANAAN………………………………………… 15
J. PENCEGAHAN…………………………………………………… 18
K. PROGNOSIS……………………………………………………… 18
L. SAP………………………………………………………………… 19
M. ASKEP…………………………………………………………… 22
BAB III PENUTUPAN.................................................................................26
A. KESIMPULAN…………………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerusakan vaskularisasi di ginjal oleh adanya peningkatan tekanan darah akut maupun
(nefrosklerosis maligna).
pembuluh darah lainnya. Namun sebagian besar masyarakat belum menyadari bahwa
Penyakit ginjal merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia Saat ini
hipertensi diderita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Sekitar 10-30%
ginjal.
1
B. Tujuan
nefroklerosis
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Nefrosis merupakan pengerasan atau sclerosis arteri ginjal akibat hipertensi yang lama.
(Suyono 2001)
B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan
eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Selain mempunyai fungsi eliminasi, sistem
3
4. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi pengeluaran
nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat
batas yang bisa diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan
memberikan dampak yang fatal Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter,
miksi, terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot kandung kemih menekan
1. Ginjal
Secara anatomi, kedua ginjal terletak pada setiap sisi dari kolumna tulang belakang
antara T12 dan L3. Ginjal kiri terletak agak lebih superior disbanding ginjal kanan.
Permukaan anterior ginjal kiri diselimuti oleh lambung, pancreas, jejunum, dan sisi
fleksi kolon kiri. Permukaan superior setiap ginjal terdapat kelenjar adrenal.
4
a. Nefron
Ada sekitar 1 juta nefron pada setiap ginjal dimana apabila dirangkai akan mencapai
panjang 145 km. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru, oleh
karena itu pada keadaan trauma ginjal atau proses penuaan akan terjadi penurunan
jumlah nefron secara bertahap dimana jumlah nefron yang berfungsi akan menurun
sekitar 10% setiap 10 tahun, jadi pada usia 80 tahun jumlah nefron yang berfungsi 40%
lebih sedikit daripada usia 40 tahun. Penurunan fungsi ini tidak mengancam jiwa karena
perubahan adaptif sisa nefron dalam mengeluarkan produk sisa yang tepat (Guyton,
Ginjal menerima sekitar 1200 ml darah per menit atau 21% dari curah jantung. Aliran
kebutuhan energi yang berlebihan, tetapi agar ginjal dapat secara terus menerus
kalsium, fosfat, dan ph, serta membuang produk-produk metabolisme sebagai urea.
5
2. Kandung Kemih
menampung urine, kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal, dimana pada orang
dewasa besarnya adalah ±300-450 ml. Pada saat kosong, kandung kemih terletak di
belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat
dipalpasi dan diperkusi. Kandung kemih adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis
otot detrusor yang saling beranyaman. Pada dinding kandung kemih terdapat 2 bagian
yang besar. Ruangan yang berdinding otot polos adalah sebagai berikut:
berkumpul.
berjalan secara inferior dan anterior ke dalam daerah segitiga urogenital dan
berhubungan dengan uretra. Bagian yang lebih rendah dari leher kandung kemih
6
3. Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari kandung kemih melalui
proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian yaitu uretra posterior
dan uretra anterior. Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani.
C. ETIOLOGI
Nefrosklerosis merupakan suatu keadaan yang lebih berat, yang terjadi bersamaan
dengan hipertensi maligna. Hipertensi maligna paling sering terjadi akibat tekanan
darah tinggi yang tidak terkendali, tetapi juga bisa terjadi akibat
1. Glomerulonefritis
7
D. PATWAY
8
9
E. EPIDEMIOLOGI
tahun pada populasi pasien penyakit ginjal kronik terminal (PGKT) di Amerika Serikat.
Di Eropa, mengacu pada data register European Dialysis and Transplant Association,
angka kejadian NH sebagai penyebab PGKT berkisar 12%, data tiap negara bervariasi,
berkisar 21% dan 27%. Di Asia, Jepang melaporkan bahwa kejadian hipertensi sebagai
penyebab PGKT sekitar 6%, sedangkan di Cina sekitar 7%.11 di Indonesia sendiri,
angka kejadian hipertensi sebagai etiologi PGK pada populasi berkisar 8,46%.12
10
a. Nefrosklerosis maligna
maligna (tekanan darah diastolik > 130 mm Hg). Hal ini biasanya terjadi pada
dewasa muda,dan pria terkena dua kali lipat lebih sering dari pada wanita.
Proses penyakit berkembang cepat dan lebih dari 50% pasien meninggal akibat
yang licin dengan banyak perdarahan petekia kecil. Secara mikroskopis, terdapat
hematuria,yang kemudian dengan cepat diikuti oleh gagal ginjal akut. Tanpa
pengobatan, 90% pasien meninggal dalam satu tahun. Dengan pengobatan anti
hipertensi modern, lebih dari 60% pasien dapat bertahan hidup selama 5 tahun
setelah diagnosis.
11
b. Nefrosklerosis benigna
baik primer maupun sekunder dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan dengan
Perubahan serupa tampak pada autopsi pasien usia lanjut tanpa hipertensi, akibat
Permukaan ginjal bergranular merata halus dan terjadi penipisan yang seragam
pada korteks ginjal. Secara mikroskopis, terdapat penebalan hialin dinding arteri
iskemia glomerulus kronis), sklerosis global pada glomerulus, dan atrofi nefron
1. Proteinuria ringan
2. Nokturia
12
G. KOMPLIKASI
berkurang.
proteinuria ringan.
juga berkurang.
13
Walaupun insufisiensi ginjal yang terjadi ringan, pasien ini memiliki
risiko tinggi untuk mengalami gagal ginjal akut. penebalan arteriola, kapiler
glomerular, serta artrofi tubula yang tersebar. Selain itu terjadi hematuria
kerusakan organ tubuh yang vital, misalnya otak dan jantung.Tanda dan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi ginjal pada nefroskleroris hipertensif serupa dengan kondisi pada nefropati
diabetic. Biopsi ginjal hanya dilakukan pada keadaan tertentu saja yakni pada penderita
lama disertai dengan kadar serum kreatinin kurang dari 2,5 mg/dL dan proteinuria lebih
dari 1.500 mg per 24 jam meski ada juga yang menyebutkan proteinuria dapat kurang
14
I. PENATALAKSANAAN
a. FARMAKOLOGI
Hingga saat ini, penatalaksanaan NH masih mengacu pada penelitian AASK (African
American Study of Kidney Disease and Hypertension). AASK meneliti 1094 orang ras
Afrika-Amerika yang hipertensi kronik dengan gangguan fungsi ginjal yang tidak dapat
amlodipin.Target penurunan tekanan darah adalah 125/75 mmHg atau 140/90 mmHg.
Sasaran primer pada akhir penelitian ini adalah perubahan LFG yakni saat pertama
terjadi penurunan LFG 50% atau LFG 25 ml/menit/1,73 m 2,saat terjadi gagal
ginjal atau saat kematian. Penelitian ini selama 4 tahun, didapatkan rerata penuruan
tekanan darah tertinggi adalah 141/85 mmHg dan rerata penurunan tekanan
darah terendah adalah 128/78 mmHg. Sasaran primer ternyata tidak berbeda
bermakna pada kelompok dengan target 140/90 mmHg atau 125/75 mmHg. Hal ini
menunjukkan bahwa target tekanan darah kurang 140/90 mmHg tidak memberikan
hasil lebih baik. Dari segi kelompok jenis obat, ramipril menunjukkan hasil sasaran
amlodipin.
15
mungkin terhadap progesi penurunan LFG. Dari hasil penelitian jurnal yang dilakukan
oleh Siewer-Delle dkk di Swedia, diteliti 23 pasien pria dengan hipertensi primer
baru dan 11 pasien pria dengan normotensi dengan usia yang sama.
Antihipertensi yang dipakai adalah penyekat beta dan penambah hidroklorotiazid jika
diperlukan. lFG dinilai pada saat awal, saat 7 tahun dan saat 14 tahun.
penurunan LFG sampai dengan tahun ke 14. Selama 14 tahun penelitian, didapatkan
rerata tekanan darah berkisar 139/88 mmHg. Siewert menyimpulkan bahwa pada pasien
dapat mencegah penurunan fungsi ginjal selama 14 tahun. Jadi dapat disimpulkan
bahwa target (1) penurunan tekanan darah pada pasien dengan nefrosklerosis
hipertensif adalah <140/90 mmHg. Dan target (2) semua jenis antihipertensi
LFG
16
a. NON FARMAKOLOGI
perfusi/atrofi ginjal lebih lanjut. Dan sebagai hasil dari tindakan operasi
thrombosis V.renalis, restenosis dan gagal ginjal akut. Penyebab utama kematian adalah
uremia pasca bedah, perdarahan dan infark jantung. Serta tidak membaiknya hipertensi
pasca bedah adalah thrombosis dalam arteri yang diperbaiki. Apabila tidak ada
komplikasi yang berhubngan dengan teknik operasi, hasil rekontruksi lebih baik.
Pengobatan terhadap nefrosklerosis berfokus pada deteksi awal terhadap hipertensi dan
pemulihan kesehatan umum pasien dan perlambatan laju kerusakan ginjal dapat
natrium nitroprusid, perludipakai. Obat ini diberikan secara drip IV dan dapat
J. PENCEGAHAN
Pengawasan tekanan darah secara ketat pada orang-oarang yang cenderung menderita
K. PROGNOSIS
Jika keadaan ini tidak diobati,sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 6 bulan
dan sisanya meninggal dalam waktu 1 tahun. Sekitar 60% kematian terjadi akibat gagal
ginjal,20% karena gagal jantung, 20% karena stroke dan 1% karena serangan
jantung(infark miokard).
Menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal ginjal akan menurunkan angka
L. SAP
Tema : Nefrosklerosis
Sasaran : Bpk.El
Tempat : R. Dahlia
Waktu : 30 menit
B. Materi
1. Definisi nefrosklerosis
19
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Brosur
2. Leaflet
20
E. Rencana kegiatan
o
1 Pembukaan - Salam - Menjawab
pembuka salam
- Memperken - Mendengark 5
- Menjelaska
n tujuan
penyuluhan
2 Isi - Menjelaska Klien
n definisi mendengark
nefroskleros an
is 15
- Menjelaska Menit
n factor
penyebab
terjadinya
nefroskleros
is
Menjelaska
n cara
pencegahan
nefroskleros
is
3 Penutup - Memberika - Klien
n bertanya 10
klien an
bertanya - Menjawab
- Menjawab salam
pertanyaan
- Evaluasi
- Salam
penutup
F. Evaluasi
1. Sumatif
21
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identitas
1) Pasien
Nama : Bpk.El
Usia : 48 tahun
Ruang : Dahlai
b. Riwayat kesehatan
1) Kesehatan pasien
b) Keluhan tambahan
22
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Alergi
Tidak ada
1) Pola nutrisi-metabolik
2) Pola aktivitas/istirahat
3) Pola eliminasi
mengkonsumsi alkohol.
23
6) Pola reproduksi seksualitas: tidak terkaji
7) Pola kognitif-persepsi/sensori
9) Pola koping
d. Pemeriksaan fisik
2) Ekstremitas bawah
e. Diagnostik test
f. Program tindakan:
1. Diagnosis Keperawatan
srtuktur urinarius.
24
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Ruangan : Dahlia
Penunjang
1. Perubahan pola Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi a. Mengetahui status
cairan obat
d. Kolaborasikan
dengan dokter
pemberian obat
2. Defisifiensi Setelah dilakukan a. Kaji tigkat a. Mengetahui
pengetahuan tindakan keperawatan pemahaman tingkat
penyakitnya pencegahan
mengerti pencegahan
penyakitnya
25
a. Evaluasi Keperawatan
cedera berulang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nefrosklerosis adalah pengerasan atau sklerosis arteri ginjal akibat hipertensi yang
26
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Suyono, S, et al. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
27