Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

“RESIKO BUNUH DIRI”

Disusun Oleh :
GAMATARI SUBPRABA PURNAMA SARI

SN202010

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/202
A. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri

B. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. (Direja & Ade Herman, 2011)
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti
diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. (Fitria, 2013)

2. Etiologi Gangguan Jiwa


Menurut Stuart (2016) factor-faktor yang dapat mencetus perilaku-perilaku kekerasan
adalah :
a Faktor predisposisi
Menurut Stuart (2016) diagnostic >90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan efektif, penyalah
gunaan zat dan skizofrenia.
b Factor presipitas
Stuart (2016) menyebutkan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan seperti masalah intrapersonal, dipermalukan didepan umum,
kehilangan pekerjaan atau ancaman pengurungan kegagalan beradaptasi sehingga
tidak dapat menghadapi stress, dan perasaan marah/bermusuhan sehingga
memberikan hukuman pada dirisendiri dengan bentuk ancaman bunuh diri.

3. Manifestasi Klinis Gangguan Jiwa


Menurut Keliat (2015)
1) Subjektif
Klien mengatakan ingin bunuh diri/ingin mati saja tak guna hidup
2) Objektif
1) Ada isyarat bunuh diri
2) Ada ide bunuh diri
3) Pernah coba bunuh diri
4. Patofisiologi
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk
mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga
melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut (Yosep,2019).
Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif dari
gangguan konsep diri : harga diri rendah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien
yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri
hidup. (Yosep,2019)
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri
sendiri. (Yosep,2019)

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain        :    Akibat

Resiko Bunuh Diri                     :  Core Problem

Harga Diri Rendah Kronis                : Penyebab

5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Yosep (2019)
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan EKG
c. CT Scan

6. Pengobatan
Menurut Keliat (2015)
a. ETC (Terapi Kejut Listrik)
b. Terapi Psikososial
c. Terapi Individu (Terapi Aktivitas Kelomppk Sosialisasi)
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah Keperawatan yang muncul
1) Harga Diri Rendah Kronis
2) Resiko Bunuh Diri

2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


a. Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
1) Definisi
Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien
seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam
waktu lama dan terus menerus.
2) Tanda Mayor
Subjektif : menilai diri negative, merasa malu/marah, melebih-lebihkan
penilaian negative tentang diri sendiri.
Objektif : engan mencoba hal baru dan berjalan menunduk
3) Tanda Minor
Subjektif : Mengungkapkan keputusasaan
Objektif : kontak mata kurang, berbicara pelan dan lirih, pasif, sulit
mengambil keputusan
b. Resiko Bunuh Diri (D.0135)
1) Definisi
Beresiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Tujuan dan Kriteria hasil
1. Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
Harga Diri (L.09069)
 Perasaan Malu dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun)
 Perasaan bersalah dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun)
 Perasaan tidak mampu melaukan apapun dari skala 1 (mningkat)
menjadi skala 4 (cukup menurun)
 Penilaian diri positif dari skala 1 (menurun) dari skala 4 (cukup
meningkat)
 Berjalan menampakkan wajah dari skala 1 (menurun) menjadi skala 4
(cukup meningkat)
2. Resiko Bnuh Diri (D.0135)
Kontrol Diri (L.09076)
 Verbalisasi keinginan bunuh diri dari skala 1(meningkat) menjadi
skala 4 (cukup menurun)
 Verbalisasi isyarat bunuh diri dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 4
(cukup menurun)
 Verbalisasi ancaman bunuh diri dari skala (meningkat) menjadi skala 4
(cukup menurun)
 Verbalisasi rencana bunuh diri dari skala 1 (meningkat) menjadi skala
4 (cukup menurun)
 Perilaku merencanakan bunuh diri dari skala 1 (meningkat) menjadi
skala 4 (cukup menurun)

b. Intervensi Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
Manajemen Perilaku (I.12463)
 Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negative
 Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku terapeutik
 Ciptakan pertahanan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
 Tigkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
 Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
 Informasikan keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
2. Resiko Bunuh Diri (D.0135)
Pencegahan Bunuh Diri (I.14538)
 Identifikasi gejala resiko bunuh diri
 Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin
 Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Berikan longkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau
 Lankukan intervensi perlindungan
 Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada orang lain
 Latih pencegahan bunuh diri
 Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika

Fitria, Nita. Dkk. (2013). Laporan Pendahuluan Tntang Masalah Psikososial. Jakarta : Salemba
Medika

Keliat. B. A, (2015), Modul MPKP Jiwa UI, EGC, Jakarta.

PPNI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,


Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.

PPNI.(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan Keperawatan,


Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI.(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Sutart, G. W. (2016). Keperawatan Jiwa (Terjemahan), alih bahasa : Achir Yani Edisi III.
Jakarta : EGC

Yosep, Iyus.(2019). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai