PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa
dikawasan Asia Tenggara, Osteoarthritis adalah penyaki kronis yang belum diketahu
secara pasti penyebabnya, akan tetapi ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi
secara bertingkat. Berdasarkan National Center for Health Satistics, diperkirakan 15,8
juta (12%) orang dewasa anatara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis
(JIMKESMAS, 2017).
kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia) adalah seseorang
yang telah mencapai usia ≥ 60 tahun. Indoneisa tergolong negara dengan sruktur
penduduk lanjut usia (Asia Structured Population) karena jumlah penduduk kelompok
lanjut usia di Indonesia pada tahun 2006 ±19.000,000 jiwa, dengan usia harapan hidup
66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%) dan pada
tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20.000.000 jiwa (9,51%) jiwa dengan usia harapan
hidup 4 tahun, serta pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28.800.000 jiwa (11,34%)
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pravelensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3
juta orang pada tahun 2002 dan mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007, Diperkirakan
40% dari populasi Usia diatas 70 tahun menderita osteoarthritis, dan 80% pasien
osteoarthritis mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai
berat yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya karena pravelensi yang cukup tinggi
(JIMKESMAS,2017).
lansia sebanyak 145.427 jiwa pada tahun 2013 dari seluruh populasi lansia. Berdasarkan
kelompok umur 55-60 tahun laki-laki sebanyak 77.894 jiwa sedangkan perempuan
sebanyak67.533 jiwa3. Perubahan struktur fungsi, baik fisik maupun mental akan
proses rehabilitasi. Lansia mempunyai karakteristik yang khas, seperti adanya tanda dan
gejala yang dialami lansia saat berjalan karena adanya penurunan pada regeneratif sendi
pada usia 30-70 tahun bisa mencapai 40-50%, sehingga dianjurkan banyak melakukan
aktivitas bergerak bebas pada persendian. Hal ini bertujuan untuk mencegah proses
degenerasi melalui gerakan yang tidak menimbulkan beban berlebihan pada otot,
sehingga otot memiliki kesempatan pulih. Lansia juga rentan terhadap penyakit yang
berkaitan dengan masalah penurunan daya elastis pada sendi atau dalam banyak kasus
merupakan penyakit tipe paling umum dari arthritis, dan dijumpai khusus pada orang
lanjut usia atau sering disebut penyakit degeneratif. Osteoarthritis merupakan penyakit
pembatasan aktivitas fisik. Salah satu faktor yang mengakibatkan gangguan aktivitas fisik
adalah nyeri atau saat penyakit kambuh. Penyakit yang biasa disertai nyeri yang hebat
bila diderita oleh orang dewasa muda tidak dirasakan apa-apa, tetapioleh orang usia
lanjut walaupun dirasa sakit namun sulit untuk melukiskan apa yang sebenarnya
dirasakan. Selain timbulnya tulang di sekitar sendi akan mengganggu gerakan dan
menyebabkan sakit jika sendinya aktif. Seiringbertambahnya usia tulang rawan ini
Berkurangnya pendengaran atau tuli 28% dan penyakitjantung 27%), Kesepian, dan
dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas peredanyeri. Di kabupaten Malang dan
mengalami kecemasan karena berbagai penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh
bahkan semakin memburuk, sehingga harapan untuk sembuh menjadi sangat tipis,
terlebih lagi rasa pesimistis dari osteoatritis yang menjadi penderita tersebut merasacemas
ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
tidak diketahui atau dikenal atau sebagai respon emosi tanpa objek yang spesifik yang
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak
jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Nursing News,
Sukoharjo sebanyak 567 kasus pada tahun 2017. Baki terbagi atas 22 Desa wilayah kerja
salah satunya di Desa Jetis terdapat 79 penderita osteoarthritis , peneliti telah melakukan
nyeri serta panas dan mengalami kekakuan pada bagian sendi, dari 10 penderita ada 7
aktivitas sehari-hari dan mengganggu istirahat dan tidur, 3 penderita yang lain
mengakibatkan cemas pada pendrita Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang “Gangguan Aktivitas Fisik dan Tingkat Kecemasan
penelitian untuk mengetahui gambaran gangguan aktivitas fisik dan tingkat kecemasan
B. Rumusan Masalah
puseksmas baki?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sukoharjo
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
b. Bagi instituti
lansia.
E. Keaslian Peneliti
Penelitian yang sejenis pernah diteliti yang diambil oleh penulis, yaitu:
1. Penelitian menurut Delima Apriliana Sella, 2017 dengan judul “ Hubungan Intensitas
Sholat Aktivitas Olahraga dan Riwayat Kebiasaan Mandi malam dengan Penyakit
Osteoartritis pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari
Februari 2017”. Penelitian ini bersifat Cross Sectional yaitu penelitian Non-
2. Penelitian menurut Muhamad Hafizh, 2015 dengan Judul “ Gambaran Kualitas Hidup
RSUP Dr. Kariadi Semarang Maret-Juni 2015 ”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan data primer dari kuesioner SF-36 dan HAM-A yang
sampling pada rekam medic pasien. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian, Judul penelitian.