Anda di halaman 1dari 23

11/16/2021

ASKEP JIWA
ANAK & REMAJA
Ns. Erna Ts. Fitriyah, M.Kep.

PENDAHULUAN
● Umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat.
● Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak
dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya
kurang dari 20% (Keys, 1998).
● Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention
Deficit-Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa
yang paling banyak terjadi pada anak-anak, dimana insidensinya
diperkirakan antara 6% sampai 9%.

1
11/16/2021

Jenis Gangguan Jiwa Pada Anak


dan Remaja
1. Gangguan perkembangan pervasif.
2. Defisit perhatian dan gangguan perilaku destruktif
3. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak atau
remaja dan berlanjut ke masa dewasa.
4. Skizofrenia
5. Gangguan mood
6. Gangguan penyalahgunaan zat.

1. Gangguan Perkembangan
Pervasif
● Ditandai dengan masalah awal pada tiga area
perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial, dan
komunikasi.

● Retardasi mental, autisme, gangguan perkembangan


spesifik

2
11/16/2021

Retardasi Mental Autisme

● Muncul sebelum usia 18 tahun


● Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam
● Dicirikan dengan interaksi sosial dan komunikasi, serta aktivitas
dan minat yang terbatas (Johnson, 1997).
 Keterbatasan substandar dalam berfungsi,
yang dimanifestasikan dengan fungsi ● Gejala-gejalanya meliputi kurangnya
intelektual secara signifikan berada dibawah responsivitas terhadap orang lain, menarik diri
rata-rata (mis., IQ dibawah 70) dari hubungan sosial, kerusakan yang
menonjol dalam komunikasi, dan respon yang
 Keterbatasan terkait dalam dua bidang aneh terhadap lingkungan (mis., tergantung
keterampilan adaptasi atau lebih (mis., pada benda mati dan gerakan tubuh yang
komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup berulang-ulang seperti mengepakkan tangan,
sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi dalam bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan
masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan kepala)
keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja).

Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang


mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-
Gangguan Perkembangan Spesifik bidang, seperti membaca, aritmetika, bahasa, dan
artikulasi verbal.

2. Defisit Perhatian & Gangguan


Perilaku Destruktif

1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder


(ADHD)
2. Gangguan perilaku
3. Gangguan penyimpangan oposisi

3
11/16/2021

ADHD Gangguan Perilaku


● Dicirikan dengan perilaku berulang, disruptif,
● Dicirikan dengan tingkat gangguan dan kesengajaan untuk tidak patuh, termasuk
perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas melanggar norma dan peraturan sosial.
yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan. ● Sebagian besar Anak-anak dengan gangguan
ini mengalami penyalahgunaan zat atau
● Pasti terjadi di sedikitnya dua tempat (mis., gangguan kepribadian antisosial setelah
di sekolah dan di rumah) dan terjadi sebelum berusia 18 tahun.
usia 7 tahun.
● Contoh perilaku pada anak-anak dengan
gangguan ini meliputi mencuri, berbohong,
menggertak, melarikan diri, membolos,
menyalahgunakan zat, melakukan
pembakaran, bentuk vandalisme yang lain,
jahat terhadap binatang, dan serangan fisik
terhadap orang lain.

Gangguan Penyimpangan Oposisi

• Bentuk gangguan perilaku yang lebih ringan, meliputi perilaku yang kurang
ekstrim.
• Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai
tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku.
• Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang, seperti
berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap frustasi,
dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya).

4
11/16/2021

3. Gangguan Ansietas Sering Terjadi


Pada Masa Kanak-kanak/Remaja
& Berlanjut Ke Masa Dewasa.

1. Gangguan obsesif kompulsif, gangguan


ansietas umum, dan fobia banyak terjadi
pada anak-anak dan remaja, dengan gejala
yang sama dengan yang terlihat pada orang
dewasa. Misalnya : Anoreksia Nervosa

2. Gangguan ansietas akibat perpisahan


adalah
● Gangguan masa kanak-kanak yang
ditandai dengan rasa takut berpisah dari
orang yang paling dekat dengannya.
● Gejala-gejalanya meliputi menolak pergi ke
sekolah, keluhan somatik, ansietas berat
terhadap perpisahan dan khawatir tentang
adanya bahaya pada orang-orang yang
mengasuhnya.

5
11/16/2021

4. Skizofrenia
1. Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit didiagnosis.
Gejala-gejalanya dapat menyerupai gangguan pervasif,
seperti autisme. Telah dijumpai perilaku yang khas seperti
beberapa gangguan kognitif dan perilaku, menarik diri secara
sosial, dan komunikasi.
2. Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan
insidensinya selama masa remaja akhir sangat tinggi. Gejala-
gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala awalnya
meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-hari, isolasi
sosial, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan
mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya.

5. Gangguan mood
1. Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan
remaja dibanding pada orang dewasa (Keltner,1999).
Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara
1% sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi
gangguan bipolar (jenis manik) pada anak-anak masih
kontroversial. Prevalensi penyakit bipolar pada remaja
diperkirakan 1%. Gejala depresi pada anak-anak sama
dengan yang diobservasi pada orang dewasa.
2. Bunuh Diri
………….

6
11/16/2021

2. Bunuh Diri
● Adanya gangguan mood merupakan faktor resiko yang serius
untuk bunuh diri.
● Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada
individu berusia 15 sampai 24 tahun.
● Tanda-tanda bahaya untuk bunuh diri pada remaja meliputi
menarik diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat
memberontak, menyalahgunakan obat atau alkohol, secara
tidak biasanya mengabaikan penampilan diri, kualitas tugas-
tugas sekolah menurun, membolos, melarikan diri, keletihan
berlebihan dan keluhan somatik, respon yang buruk terhadap
pujian, ancaman bunuh diri yang terang-terangan secara
verbal, dan membuang benda-benda yang didapat sebagai
hadiah (Newman, 1999).

6. Gangguan Penyalahgunaan Zat.


● Gangguan ini banyak terjadi; diperkirakan 32% remaja menderita
gangguan penyalahgunaan zat (Johnson, 1997).
● Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih tinggi pada anak
laki-laki dibanding perempuan.
● Risiko terbesar mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang
berusia antara 15 sampai 24 tahun.
● Pada remaja, perubahan penggunaan zat menjadi ketergantungan
zat terjadi lebih cepat; misalnya, pada remaja penggunaan zat
dapat berkembang menjadi ketergantungan zat dalam waktu 2
tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan waktu antara
15 sampai 20 tahun.

7
11/16/2021

● Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya merupakan hal yag


banyak terjadi, termasuk gangguan mood, gangguan ansietas, dan
gangguan perilaku disruptif.
● Tanda bahaya penyalahgunaan zat pada remaja, diantaranya adalah
penurunan fungsi sosial dan akademik, perubahan dari fungsi
sebelumnya, seperti perilaku menjadi agresif atau menarik diri dari
interaksi keluarga, perubahan kepribadian dan toleransi yang rendah
terhadap frustasi, berhubungan dengan remaja lain yang juga
menggunakan zat, menyembunyikan atau berbohong tentang
penggunaan zat.

ETIOLOGI GANGGUAN PSIKIATRIK


PADA ANAK & REMAJA

● Tidak ada penyebab tunggal dalam gangguan mental pada


anak-anak dan remaja.
● Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik, dinamika
keluarga, dan faktor lingkungan berkombinasi secara
kompleks.

8
11/16/2021

A. Faktor-Faktor Psikobiologik
1. Riwayat genetika keluarga  Seperti retardasi mental, autisme,
skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar,
dan gangguan ansietas.
2. Abnormalitas struktur otak  Penelitian menemukan adanya
abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada
pasien yang menderita autisme, skizofrenia kanak-kanak, dan
ADHD.
3. Pengaruh pranatal  Seperti infeksi maternal, kurangnya
perawatan pranatal, dan ibu yang menyalahgunakan zat, trauma
kelahiran
4. Penyakit kronis atau kecacatan  Dapat menyebabkan kesulitan
koping bagi anak.

B. Dinamika Keluarga
1. Penganiayaan anak  Penganiayaan dan efeknya pada
perkembangan otak (terutama otak kiri) berkaitan dengan
berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah
memori, kesulitan belajar, impulsivitas, dan kesulitan
dalam membina hubungan (Glod, 1998).
2. Disfungsi sistem keluarga  Mis. kurangnya sifat
pengasuhan, komunikasi yang buruk, kurangnya batasan
antar generasi, dan perasaan terjebak) disertai dengan
keterampilan koping yang tidak adekuat antaranggota
keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua

9
11/16/2021

C. Faktor lingkungan

1. Kemiskinan  Perawatan pranatal yang tidak adekuat, nutrisi yang buruk,


dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak
mencukupi dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan dan
perkembangan normal anak.
2. Tunawisma  Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan
kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi
mereka.
3. Budaya keluarga  Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda
dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-
anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik.

Penatalaksanaan Gangguan Psikiatrik


Pada Anak-anak Dan Remaja

A. Perawatan Berbasis Komunitas Saat Ini Lebih


Banyak Terdapat Pada Managed Care.
B. Pengobatan Berbasis Rumah Sakit
C. Farmakoterapi

10
11/16/2021

A. Perawatan Berbasis Komunitas Saat Ini


Lebih Banyak Terdapat Pada Managed
Care.
1. Pencegahan primer  Melalui berbagai program sosial yang
ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan anak. Contohnya adalah perawatan pranatal awal,
program intervensi dini bagi orang tua dengan faktor resiko
yang sudah diketahui dalam membesarkan anak, dan
mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk memberikan
dukungan dan pendidikan kepada orang tua dari anak-anak ini.

2. Pencegahan sekunder
● Dengan menemukan kasus secara dini pada anak-
anak yang mengalami kesulitan di sekolah
sehingga tindakan yang tepat dapat segera
dilakukan.
● Metodenya meliputi konseling individu dengan
program bimbingan sekolah dan rujukan
kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis
bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik,
konseling kelompok di sekolah, dan konseling
teman sebaya.

11
11/16/2021

3. Dukungan terapeutik bagi anak-anak


● Diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain,
dan program pendidikan khusus untuk anak-anak
yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem
sekolah yang normal.
● Metode pengobatan perilaku pada umumnya
digunakan untuk membantu anak dalam
mengembangkan metode koping yang lebih adaptif.

4. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga


Penting untuk membantu keluarga mendapatkan
keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna
membuat perubahan yang dapat meningkatkan
fungsi semua anggota keluarga.

12
11/16/2021

B. Pengobatan Berbasis RS
1. Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja,
terdapat di rumah sakit jiwa. Biasana diberikan untuk klien
yang tidak sembuh dengan metode alternatif yang kurang
restriktif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan
kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.
2. Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan
program sekolah di tempat (on-site) yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita
penyakit jiwa.

3. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku


disruptif masih menjadi kontroversi.
● Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat
bersifat traumatik pada anak-anak dan tidak efektif
untuk pembelajaran respon adaptif.
● Tindakan yang kurang restriktif meliputi istirahat (time-
out), penahanan terapeutik, menghindari adu kekuatan,
dan intervensi dini untuk mencegah memburuknya
perilaku.

13
11/16/2021

C. Farmakoterapi
1. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja memengaruhi
jumlah dosis, respon klinis, dan efek samping dari
medikasi psikotropik.
2. Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-
anak dapat memengaruhi hasil pengobatan psikotropik,
mengakibatkan hasil yang tidak konsisten, terutama
dengan antidepresan trisiklik.

TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN


GANGGUAN PSIKIATRIK PADA
ANAK DAN REMAJA

www.wondershare.com
LOGO

14
11/16/2021

A. Pengkajian
1. Kaji kembali riwayat klien untuk adanya jhal-hal yang mencetuskan
stressor atau data yang signifikan, antara lain riwayat keluarga,
peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres, hasil pemeriksaan
kesehatan jiwa, riwayat masalah fisik dan psikologis serta
pengobatannya.
2. Catat pola pertumbuhan dan perkembangan anak dan bandingkan
dengan alat standar, seperti The Developmental Screening Test dan
versi yang sudah direvisi (Wong, 1997).
3. Catat bukti pencapaian tugas perkembangan yang sesuai bagi anak
atau remaja.

A. Pengkajian

4. Lakukan pemeriksaan fisik pada anak atau remaja, catat data normal
atau abnormal.
5. Kaji respon perilaku yang dapat mengindikasikan gangguan pada anak-
anak atau remaja. Pastikan untuk mengkaji interaksi langsung,
observasi permainan, dan interaksi dengan keluarga dan teman sebaya.
6. Identifikasi bukti gangguan kognitif.
7. Observasi adanya bukti-bukti gangguan mood.
8. Kaji kelebihan dan kelemahan sistem keluarga.

15
11/16/2021

B. Diagnosis Keperawatan

1. Analisis
2. Tetapkan diagnosis keperawatan bagi klien dan keluarga

C. Perencanaan Dan Identifikasi Hasil


1. Bekerjasama dengan klien dan keluarga dalam
menetapkan tujuan yang realistis
2.Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, keluarga,
atau keduanya.

16
11/16/2021

D. Implementasi
1. Implementasi umum
2. Untuk anak atau remaja dengan gangguan perkembangan
pervasif
3. Untuk anak atau remaja dengan ADHD
4. Untuk anak atau remaja dengan gangguan perilaku atau
gangguan penyimpangan oposisi
5. Untuk anak atau remaja dengan gangguan ansietas
6. Untuk anak atau remaja dengan gangguan mood
7. Untuk anak atau remaja dengan gangguan penyalahgunaan zat

1. Implementasi Umum
a. Bentuk rasa saling percaya
b. Dengarkan secara aktif, tunjukkan perhatian dan
dukungan
c. Tingkatkan komunikasi yang jelas, jujur, dan langsung
d. Tempatkan diri sebagai pihak yang netral, jangan
memihak orang tua atau anak
e. Dukung kelebihan klien dan keluarga
f. Gunakan model kognitif untuk menjelaskan hubungan
antara pikiran, perasaan, dan perilaku

17
11/16/2021

g. Berpartisipasi dalam rencana pengobatan di unit rawat inap


h. Perkuat secara positif perilaku yang dapat diterima
i. Berpartisipasi dalam terapi bermain, biarkan anak
mengekspresikan dirinya melalui permainan imajinatif
j. Bekerjasama dengan keluarga klien, sekolah, dan tim
kesehatan jiwa
k. Anjurkan digunakannya kelompok pendukung masyarakat bagi
klien dan keluarga
l. Anjurkan pada keluarga tentang cara menjaga kesehatan emosi
anak melalui penyuluhan klien dan keluarga

2. Gangguan Perkembangan Pervasif


a. Ciptakan lingkungan yang aman, dan bantu orangtua untuk
melakukannya juga di rumah
b. Bantu orangtua mengurangi perasaan bersalah dan menyalahkan
atas apa yang mereka alami
c. Pertahankan konsistensi pengasuh anak di rumah sakit, sekolah,
dan rumah
d. Bantu orangtua dan saudara kandung anak dalam
mengidentifikasi dan mendiskusikan perasaannya, berbagai hal
dan masalah yang berkaitan dengan tinggal bersama anak yang
menderita gangguan serius

18
11/16/2021

e. Alihkan perhatian anak bila ansietasnya


meningkat dan perilakunya memburuk
f. Berikan benda-benda yang dikenal anak.

3. Anak Atau Remaja dengan ADHD


a. Berikan medikasi stimulan di pagi hari guna memaksimalkan
efektivitasnya untuk kegiatan di siang hari
b. Bantu keluarga menggunakan manipulasi lingkungan untuk
mengurangi stimulus guna mengendalikan perilaku
c. Bantu keluarga menyusun jadwal yang tetap untuk makan, tidur,
bermain, dan mengerjakan tugas sekolah
d. Bekerjasama dengan sekolah, keluarga, dan tim kesehatan jiwa
untuk memastikan penempatan ruang kelas yang sesuai.

19
11/16/2021

4. Gangguan Perilaku atau Gangguan


Penyimpangan Oposisi
a. Buat batasan-batasan yang tegas, jelas, dan konsisten tentang
konsekuensi atas perilaku yang tidak dapat diterima
b. Bantu orangtua menentukan dan mempertahankan batasan yang
telah ditetapkan
c. Berikan umpan balik positif atas perilaku yang baik
d. Dorong klien mengekspresikan kemarahannya dengan sikap
verbal yang tepat

e. Gunakan latihan fisik dan aktivitas untuk membantu anak


menyalurkan kelebihan energi yang muncul karena
peningkatan ansietas atau kemarahan
f. Catat tanda-tanda perburukan perilaku dan dan lakukan
intervensi segera.

20
11/16/2021

5. Gangguan Ansietas
a. Pertahankan sikap tenang bila klien dan orangtua
mengalami peningkatan ansietas
b. Ajarkan pada klien tindakan koping untuk mengatasi
ansietas
c. Gunakan strategi kognitif dalam mendiskusikan tentang
ketakutan-ketakutan yang dirasakan klien, dengan
mengemukakan realitas yang ada
d. Bantu klien segera kembali ke sekolah dengan dukungan
dari keluarga, bila terjadi ansietas akibat perpisahan.

6. Gangguan Mood
a. Ajarkan pada klien dan keluarganya tentang gangguan mood,
penyebab, gejala, dan pengobatannya
b. Fokuskan pada tindakan meningkatkan harga diri
c. Gunakan tindakan kognitif dalam mengatasi perasaan dan
pikiran negatif
d. Pertahankan sikap yang penuh harapan
e. Gunakan tindakan kewaspadaan terhadap bunuh diri bagi klien
yang berisiko melakukannya.

21
11/16/2021

7. Gangguan Penyalahgunaan Zat


a. Ajarkan pada klien dan keluarganya tentang zat-zat tersebut
dan dampaknya terhadap kesejahteraan fisik dan psikologis
b. Anjurkan klien dan keluarganya untuk menghadiri kelompok
swadaya, misalkan alcoholic anonymous
c. Perkuat sikap penuh harapan bahwa klien dapat mencapai dan
mempertahankan keadaan bersih tanpa penyalahgunaan
d. Ajarkan tindakan koping untuk mengatasi perasaan dan situasi
yang tidak nyaman

E. Evaluasi
1. Klien dan keluarganya menunjukkan perbaikan keterampilan
koping.
2. Klien mengendalikan perilaku impulsifnya
3. Klien menunjukkan stabilitas mood yang normal
4. Klien berpartisipasi dalam program penyuluhan sesuai
kemampuan
5. Klien dan keluarganya berpartisipasi dalam program
pengobatan dan menerima rujukan komunitas
6. Klien berinteraksi secara sosial dengan kelompok teman
sebaya

22
11/16/2021

23

Anda mungkin juga menyukai