Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU b. Rumusan Masalah
SARANA ILMIAH c. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarana Ilmiah
B. Apa saja Sarana Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah dalam filsafat ilmu terdiri dari bahasa, matematika
dan statistika. Tiga kaki yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya.
1. Bahasa sebagai sarana ilmiah
Bahasa dicirikan sebagai serangkaian bunyi yang diberi arti tertentu,
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu kata adalah bunyi yang keluar dari mulut dan diberi arti. “istilah“ adalah

DOSEN PENGAMPU : DR. IMAM NASRUDIN, M.Pd I


kata yang menunjukkan satu pengertian, misalnya “panas terik” tidak ada
”terik dingin” sedangkan “ tanda” adalah sesuatu yang menunjukkan
Disusun oleh
pengertian lain. Semua ini adalah merupakan sarana kita dalam berpikir
1. ARI ALHADI (NIM : 210407013)
ilmiauh.
2. BELLY HARSANDI (NIM : 210407013)
Bahasa dalam kegiatan ilmiah memiliki ciri bahwa komunikasi
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan .
INSTITUT AGAMA ISLAM ALQUR’AN AL ITTIFAQIAH (IAIQI) jadi bahasa itu media untuk mengkomunikasikan sesuatu berupa
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN 2021 pengetahuan. Bahasa ilmiah berlaku umum dalam pengetahuan. Adapun
bahasa dalam komunikasi ilmiah memiliki paling tidak empat hal yang
DAFTAR ISI harus dipatuhi, yaitu ;
a. Bahasa yang dipakai harus bebas dari unsur emosi Istilah yang dipakai harus sama. Sehingga kita temui dalam
Artinya bahwa bahasa dalam komunikasi ilmah harus karya ilmiah ada key word (kata kunci), atau glossary dan lain-lain, ini
meminimalkan unsur emosi. Bahasa ilmiah itu bukan merupakan kalimat semua dalam rangka definisi yang dipakai dalam penggunaan-
aktif tetapi lebih kepada kalimat pasif, karena untuk membebaskan diri penggunaan kata atau kalimat dalam struktur karya ilmiah.
dari emosi. Contoh jika kita menulis kata "aduh", ini akan berbeda
d. Dalam karya ilmiah sering ditemui "Pernyataan" (menyatakan
dengan kalau kita mengatakan "aduuuuh". Oleh sebab itu Bahasa yang
sesuatu).
dipakai dalam unsur kegiatan ilmiah atau penulisan karya ilmiah tidak
Bahasa dalam komunikasi ilmiah, sering tidak kita sadari bahwa
menimbulkan emosi yang pembacanya, maksudnya emosi dalam
pernyataan-pernyataan itu berdasarkan fakta dan data dan bukan
pengertian tidak memberikan makna lain kepada apa yang dibaca.
berdasarkan angan-angan atau bukan mimpi seseorang.
Oleh sebab itu kalimat pasif lebih ditonjolkan, karena untuk
Adapun Kelemahan dari bahasa itu sendiri adalah :
menghindari unsur-unsur emosi. Jadi tidak bisa memuat emosi yang
a. Perannya multi fungsi
meledak-ledak, kecuali memang itu produk bahasa yang harus
Hal ini dikarenakan bahasa bersifat emotif, afektif dan simbolik.
bermuatan emosi seperti produk karya ilmiah.
Jadi kalau kita tidak paham dengan kontes kebahasaan, maka kita tidak
b. Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif. akan memahami yang dikandung oleh penyampaian bahasa itu.
Hal ini maksudnya adalah mengajak berpikir pembacanya, apa
b. Tidak jelas dan tidak eksak.
yang dibaca dengan apa yang ditangkap, apa yang disampaikan melalui
Contoh rumah ini lebih kecil dari rumah itu, kecil itu ukuran
yang dibaca dengan apa yang ditangkap harus sama. Kalau multi tafsir
berapa, kecilnya seperti apa, dan hal ini tidak eksak, seseorang akan
atau ambigu, maka komunikasi ilmiah tidak reproduktif atau bermakna.
menangkap menjadi sesuatu yang menjadi tanda tanya ulang.
c. Istilah. c. Sifatnya majemuk atau pluralistik
Ada batasan istilah definisi operasional adalah dalam rangka Didalam satu kata banyak arti. Dalam menulis karya ilmiah harus
mendudukan definisi dari sesuatu istilah yang diperlukan dalam suatu berhati-hati, karena sering terjebak dengan kemajemukan kata yang
struktur atau karya ilmiah. Dengan adanya definisi ini diharapkan dari memiliki multi arti.
awal kita membaca suatu produk karya ilmiah, orang lain akan d. Bahasa sering berputar-putar
terposisikan seperti apa yang menjadi harapan kita yang memposisikan.
Contoh kata yang berputar-putar : data adalah bahan yang diolah harus dicari tahu siapa yang menggerakan demo dan seterusnya. Begitu
menjadi informasi, informasi adalah keterangan yang ddapat dari data. juga dengan bayi melihat, bayi melihat terang, tetapi beda dengan apa
Contoh lain : Pengelolan adalah kegiatan yang dilakukan dalam yang dilihat bapak, terang benderang.
organisasi, dan organisasi adalah bentuk kerjasama yang merupakan h. Bahasa memiliki peran yang tidak kecil
wadah dari kegiatan pengelolaan. Maksudnya adalah bahwa peran bahasa itu adalah ;
e. Terminus aequvocus  Membuat manusia berpikir secara abstrak
Maksudnya satu kata banyak arti. Contoh kata "terang" itu bisa  Dapat berpikir berlanjut
bermakna  jelas, bisa juga bermakna tidak hujan, atau juga bisa  Dapat membuat teratur dan sistematis
bernmakna tidak kabur, atau lebih ekstrim lagi merk sabun bersih dan  Dapat mengakomodasikan yang kita pikirkan ke orang lain.
lain-lain.

f. Terminus univocus 2. Matematika sebagai sarana ilmiah


satu kata mengandung satu arti namun mencakup banyak Matematikan adalah bahasa yang eksak, cermat dan bebas
individu tanpa mengurangi individu lain. Contoh kursi dalam suatu emosi.Lambang matematika bersifat artifisial, maksudnya baru punya
ruangan, ada warna biru ada yang berwarna merah, ada juga kursi yang arti setelah sebuah makna diberikan, contohnya membuat tanda panah,
mempunyai sandaran dan ada yang tidak mempunyai sandaran. itu bisa lebih besar setelah kita memberi makna lima lebih besar dari
Semuanya sama adalah kursi, sehingga kata "kursi" mengandung banyak dua, atau sebaliknya missal lebih kecil dan lain-lain.
individu yang bisa tercakup. Matematika melakukan pengukuran secara kuantitatif. Bahasa
g. Terminus analogus verbal hanya mampu menyatakan yang kuantitatif. Contoh : rumah ini
kata yang mengandung pengertian sama tetapi beda dalam lebih besar, rumah itu lebih kecil (ini bahasa verbal karena tidak tahu
samanya. Contoh kata "melihat" : Tono melihat, politikus melihat, besarnya seperti apa dan kecil seperti apa). Beda dengan bahasa
kucing melihat, bayi melihat, bapak melihat. Semua kata "melihat" matematika, rumah ini dua kali lebih besar dari rumah itu, jadi lebih
beda-beda maknanya, misal ada kejadian atau peristiwa demo, Tono eksak atau lebih nyata dan kuantitatif. Sifat kuantitatif dari matematika
melihat bahwa itu pasti mahasiswa yang melakukan demo, tetapi inilah yang meningkatkan daya prediktif dan kontrol ilmu. Contoh : pada
politikus melihat ini pasti ada sesuatu yang menggerakan demo dan yang berkepentingan ini lebih besar dari itu, ini lebih kecil, itulah
kontrol ilmu dan sekaligus daya prediktif dari yang disebut dari mempunyai daya predik, sementara matematika daya prediknya lebih
matematik. tinggi atau lebih powerfull dalam konteks penalaran.  
Matematika dan berpikir deduktif itu memiliki kaitan yang
sangat erat. Seorang ahli matematika Wittgenstein menyatakan bahwa 3. Statistika sebagai sarana ilmiah
matematika adalah metode berpikir logis. Sedangkan Bertrand Ruseell Penelitian ilmiah kebanyakan dilakukan menggunakan statistika agar
mengatakan matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan cermat dan teliti  (namun sesuai kebutuhan). Statistika memberikan cara
logika adalah masa kecilnya matematika. Teori inilah yang paling untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan cara hanya
terkenal sampai dengan saat ini, dan sangat popular di kalangan mengamati sebagian populasi. Statistika mengambil sebagian saja sebagai
ilmuwan. populasi, untuk menarik sesuatu yang bersifat berlaku bagi semua populasi.
Matematika bersifat empiris, karena matematika pada proses Penarikan-penarikan sample dari populasi ini merupakan hal yang sangat
penalaran deduktif, proses penalaran deduktif adalah sesuatu yang menarik dalam statistika, karena memiliki cara-cara tertentu dan metode-
empiris yang didapat dari matematika. Namun matematika  bukanlah metode tertentu, yang semakin hari tingkat kecanggihan semakin tinggi.
pengetahuan mengenai objek tertentu. Tetapi cara berpikir untuk Penarikan kesimpulan secara statistika memungkinkan kita
mendapatkan pengetahuan. Kebenaran matematika tidak ditentukan oleh untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis. Bisa dibayangkan,
pembuktian. Lalu timbul pertanyaan, “Bagaimana hubungan matematika jika tidak menggunakan statistika, kita tidak dapat memprediksi
dan peradaban....? “ . Matematika dan peradaban merupakan sesuatu kemenangan dalam suatu pemilihan umum, contoh untuk mepredik
yang bergelindang erat. Karena matematika merupakan bahasa artifisial seseorang menang atau kalah dalam kontes pemilihan umum.
yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa yang bersifat Statistika alat yang memungkinkan kita untuk menarik
verbal. kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang. Kalau kita bicara alat,
Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan tergantung dari bagaimana atau siapa yang menggunakan alat itu. Jadi
peradaban manusia. Proses peradaban sejalan secara simultan dengan statistika adalah alat. Mau kita jadikan alat untuk menipu tingkat tinggi,
cara berpikir matematika. Oleh sebab itu tanpa matematika pengetahuan atau mau kita gunakan sebagai alat untuk mencari kebenaran, semuanya
akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan dapat tergantung kepada diri kita sendiri.
meningkatkan penalaran lebih jauh. Kalau yang kualitatif itu tidak Secara tidak langsung kita katakan bahwa, statistika bisa
merupakan alat predik yang paling jitu, tetapi juga bisa menjadi alat
tipu yang paling canggih, jadi tergantung daripada orang yang Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Sarana Berpikir
menggunakannya. 1 Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/djoa/5fb936a18ede485f05466f12/sarana-
berpikir-ilmiah-dalam-filsafat-ilmu?page=2&page_images=1

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul Kreator: Dominikus DjagoDjoa
"Sarana Berpikir Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/djoa/5fb936a18ede485f05466f12/
sarana-berpikir-ilmiah-dalam-filsafat-ilmu?page=3&page_images=1
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab
Kreator: Dominikus DjagoDjoa kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi


tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

1
https://www.kompasiana.com/djoa/5fb936a18ede485f05466f12/sarana-
berpikir-ilmiah-dalam-filsafat-ilmu?page=3&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai