Anda di halaman 1dari 37

DASAR-DASAR LOGIKA

҉ BAHASA DAN LOGIKA ҉ FUNGSI BAHASA ҉ GAGASAN,


TERM, DAN TANDA ҉ PENGERTIAN DAN MAKNA ҉
PENGERTIAN DEFINISI ҉
SYARAT-SYARAT DEFINISI ҉ PATOKAN DEFINISI ҉
JENIS-JENIS DEFINISI ҉
PENDAHULUAN
 Substansi Bahasa:
 Bahasa dicirikan sebagai serangkaian bunyi.
Dalam hal ini kita menggunakan bunyi sebagai alat
untuk berkomunikasi. Alat lain pun bisa, seperti
isyarat, kentongan, peluit, dsb.
Bahasa merupakan lambang dimana rangkaian
bunyi ini membentuk suatu arti tertentu.
Rangkaian bunyi yang dikenal sebagai KATA,
memiliki kaitan dengan suatu obyek tertentu.
FUNGSI BAHASA
JUJUN S. SURIA SUMANTRI

1. Adanya bahasa, memungkinkan manusia dapat berpikir dan belajar dengan


lebih baik.
2. Adanya bahasa memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak
kita, meskipun obyek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada di dekat
kita.
3. Dengan bahasa, kita dapat mengkomunikasikan apa yang sedang kita pikirkan
kepada orang lain. Disamping itu kita juga dapat mengkespresikan sikap dan
perasaan kita.
4. Dengan bahasa manusia dapat hidup dalam dunia, yakni dunia pengalaman
yang nyata dan dunia simbolik (bahasa).
5. Melalui bahasa manusia dapat menyusun sendi-sendi (hukum) yang membuka
rahasia alam dalam berbagai bentuk teori.
6. Dengan bahasa, manusia dapat memberi arti kepada hidupnya.
FUNGSI BAHASA
E. SUMARYANA

1 •FUNGSI INFORMATIF
•Sebagai sarana untuk menyampaikan sebuah informasi

2 •FUNGSI PRAKTIS
•Bahasa untuk menghasilkan efek tertentu, misalnya perintah, larangan, seruan, dll.

3 •FUNGSI EKSPRESIF
•Menyatakan Perasaan seseorang

4 •FUNGSI PERFORMATIF
•Menunjukkan kinerja atau realisasi mengenai apa yang pernah dikatakan

5 •FUNGSI SEREMONIAL
•Pergaulan sosial sehari-hari, ramah tamah, dsb.

6 •FUNGSI LOGIS
•Penalaran analisis, penjelasan, serta penyelesaian masalah atau argumen
BAHASA DAN LOGIKA [1/2]
Berpikir adalah kegiatan berbicara dengan diri sendiri atau di dalam batin.
Karena berlangsung didalam diri seseorang, maka orang lain tidak mengetahui mengenai apa yang
dipikirkan oleh sesorang tersebut.
Dalam hal ini pikiran (aktifitas berpikir) perlu dinyatakan, dilahirkan, atau diungkapkan.
Salah satu cara untuk menyatakannya adalah dengan menggunakan “kata-kata” atau “bahasa”, baik lisan,
tulisan, isyarat, atau tanda.
Pendek kata, bahasa adalah ekspresi kegiatan berpikir, melalui bahasa, kita bisa memahami apa yang
dipikirkan seseorang, dan sebaliknya orang lain akan memahami apa yang kita pikirkan melalui bahasa.
Jadi antara pemikiran dan bahasa ada suatu hubungan timbal balik; berpikir denga jelas dan tepat menuntut
pemakaian kata-kata yang tepat, sebaliknya pemakaian kata-kata yang tepat sangat menolong kita untuk
berpkir dengan lurus.
Bahasa adalah laksana alat pemikiran yang kalau sungguh-sungguh kita kuasai dan kita pergunakan
dengan tepat, sangat membantu untuk memperoleh “kecakapan berpikir dengan lurus”  berpikir yang
lurus, menuntut pemakaian kata-kata yang tepat.
Berbahasa adalah penerapan prinsip berpikir logis, runut, lurus, dan teratur, tanpa itu semua, bahasa
hanyalah deretan kata-kata yang TIDAK BERMAKNA.
Bahasa adalah OBYEK LOGIKA
BAHASA DAN LOGIKA [1/2]
Bahasa tidak hanya mengekspresikan “jalan pikiran” atau “buah pikiran”,
melainkan juga bisa mengungkapkan “perasaan atau emosi”
Ungkapan perasaan dan emosi, tidak masuk dalam kawasan LOGIKA, dan
tidak bisa diukur kebenarannya sebagai bagian dari “jalan pikiran”
seseorang. Bisa anda bayangkan, bagaimana ungkapan yang puitis “ke
gunung pun akan ku daki, samodrapun akan kuseberangi, untuk
mendapatkan dirimu”  meskipun secara lugas hanya menggambarkan
“betapa besar tekad seseorang untuk mendapatkan seseorang dicintainya”.
Oleh karena itu dalam konteks logika, ruang lingkup pembahasannya hanya
terbatas pada bahasa sebagai hasil buah pemikiran (bukan emosi),
sehingga unsur-unsur logis, rasionalitas, lurus bisa dipergunakan sebagai
penilaian.
PENGERTIAN – KATA [1/3]
1. PENGERTIAN – KONSEPTUALISASI OBYEK
 Berbahasa membutuhkan “kata-kata” dan “pengertian”  unsur yang penting adalah
mengerti.
 Mengerti berarti memiliki suatu gambaran dari obyek yang akan dimengerti (hasil
indrawi manusia terhadap obyek)  gambaran pengertian inilah yang disebut
“pengertian” atau “konsep”.
 Dengan pengertian tersebut (pengertian konseptual), maka kita dapat berbicara
berbagai hal tentang obyek yang telah dikonseptualisasikan  karena pengertian
akan suatu obyek, telah masuk ke dalam pikiran dan pengetahuan kita.
 Dalam Ilmu sosial yang lebih bersifat ideografis (abstrak), segala sesuatu yang akan
dijadikan sebagai obyel berfikir, harus dikonseptualisasikan terlebih dahulu, sehingga
diperoleh pemahaman yang sama mengenai “obyek “ tersebut.
 Tanpa adanya pengertian yang sama (kesepakatan) mengenai suatu obyek, maka
pembicaraan tidak akan membuahkan hasil yang berarti.
 Kesepakatan mengenai pengertian terhadap obyek, merupakan prasayarat utama
agar proses berpikir bisa berjalan lurus, terarah, dan runut (sistematis)
PENGERTIAN – KATA [2/3]
2. Kata
 Kata adalah tanda lahir yang menunjukkan baik barang-barang
(kenyataan) atau pengertian-pengertian kita tentang barang-barang
(kenyataan itu).
 Kata adalah tanda lahir atau pernyataan dari pengertian. Akan tetapi kata
tidak sama dengan pengertian.
 Sebuah kata, memiliki banyak pengertian tergantung konteksnya  (Misalnya,
kata “dibereskan”,  diselesaikan dhi. urusannya, bahkan di bunuh, dsb.
 Suatu pengertian tertentu (apa yang ada di dalam benak kita) kadang susah
digambarkan dengan kata-kata.
 Penggunaan kata yang sama, bisa dimaknai secara berbeda oleh orang lain
(miss communication, miss understanding)
PENGERTIAN – KATA [3/3]
• Dalam kajian logika, dilihat dari pengertiannya, kata dapat dibagi
menjadi:
a) Kata yang mengandung pengertian positif, yaitu jika kata itu
mengandung penegasan adanya sesuatu, seperti: kaya (banyak harta),
gemuk (banyak/ada daging), pandai (ada ilmu), terang (ada cahaya)
b) Kata mengandung pengertian negatif, yaitu jika kata itu diawali oleh
suatu imbuhan yang berarti meniadakan, seperti kata “tidak”, “non”,
“bukan”.
c) Kata yang menunjukkan arti privatif, jika kata itu mengandung arti
“tidak adanya sesuatu”, tanpa adanya imbuhan yang meniadakan.
Contoh: kurus (tidak ada daging), bodoh (tidak ada ilmu), miskin (tidak
ada harta), jomblo (??????) dsb.
MACAM-MACAM MAKNA KATA [1/2]
1) Mencakup, menentu, dan mengelompok
a) Mencakup atau Universal, kata yang menunjuk kepada pengertian
yang mengandung sifat-sifat yang dapat dipasangkan (diterapkan
kepada sekian banyak diri. Misal; koruptor, pemalu, sekolah, dsb.
b) Menentu dan partikular, kata yang menunjuk kepada pengertian yang
mengandung sifat-sifat yang dapat dipasangkan hanya kepada satu
diri saja. Misal, Jakarta (DKI), 1 Muharram (Tahun Baru Islam),
c) Mengelompok atau kolektif, dapat diterapkan pada sekelompok diri
tetapi tidak bisa dipasangkan dengan salah satu diri dari kelompok
tersebut. Misalnya, Dewan, menunjuk kepada beberapa person
(anggota) tetapi seorang diri, tidak bisa disebut sebagai Dewan.
MACAM-MACAM MAKNA KATA [2/2]
2) Konkret dan abstrak, mutlak dan relatif
a) Konkret  kata yang menunjuk pada sesuatu yang konkret atau
benda, orang, atau apa saja yang memiliki eksistensi tertentu,
contoh, Meja, kursi, buku, dsb.
b) Abstrak  menunjukkan sifat, keadaan, kegiatan, yang dilepas dari
obyek tertentu. Seperti, kesehatan, kebodohan, kemiskinan, dsb.
c) Mutlak  dapat dipahami dengan sendirinya, tanpa dihubungkan
dengan benda lain (buku, rumah, mobil, dsb)
d) Relatif  tidak dapat dipahami dengan sendirinya, tanpa
dihubungkan dengan obyek lain. Misalnya: Ayah, kakek, pemimpin,
guru
TERM [1/4]
1. PENGANTAR
 Manusia menciptakan kata-kata, simbol, serta istilah dengan
maksud untuk menyatakan gagasan ataupun pikiran-pikirannya.
Oleh karenanya sebuah TERM dapat didefinisikan sebagai
pernyataan verbal tentang suatu gagasan.
 TERM, biasanya bersifat konvensional (kesepakatan) dan
dapat dipahami sebagai sebuah gagasan atau segugus
gagasan yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
 Meskipun demikian, tidak semua kata dapat disebut TERM,
sebab ada kata-kata yang tidak memiliki referensi mengenai
obyek tertentu, misalnya, jika, dan , oleh, dalam, akan, dsb.
TERM [2/4]
 Untuk mengerti arti dari kata tertentu, salah satu hal
yang perlu kita perhatikan adalah tempat dan fungsi
kata itu dalam suatu kalimat.
 TERM adalah bagian dari suatu kalimat yang berfungsi
sebagai Subyek (S) atau Predikat (P).
 Suatu Putusan kalimat pada pokoknya terdiri dari 3
unsur (S, P, dan Penghubung) Penghubung
disimbulkan dengan = atau ≠ dalam bahasa sehari hari
bisa dinyatakan dalam kata : adalah, merupakan,
bukan
TERM [3/4]
2) MAKNA TERM
a) KONOTATIF
 Sebuah term memberikan konotasi tertentu tentang sesuatu, sejauh term itu
dimaksudkan untuk menyebut sesuatu tersebut.
 Term juga dapat menandai sesuatu, jika term itu mengandaikan atau
memberikan gambaran tentang sesuatu hal.
 Dengan demikian disamping bermakna, TERM juga memiliki obyek.
 KONOTASI adalah sejumlah kualitas yang dapat membentuk sebuah
gagasan atau ide.
 Kata lain dari konotasi adalah Komprehensi, Esensi, Hakiki, ataupun Isi
Pengertian.
 Contoh: Ciri hakiki yang membentuk suatu gagasa Ibu adalah seorang wanita
dengan seorang atau sejumlah anak kandungnya sendiri.
TERM [4/4]
b) DENOTATIF
 Adapun yang dimaksud dengan DENOTASI adalah semua hal, benda atau
barang, yang dapat diwujudkan dalam sebuah TERM.
 Kata lain dari DENOTASI adalah EKSTENSI, LUAS PENGERTIAN.
 Dalam contoh di atas, individu-individu yang secara umum memiliki ciri-ciri
hakiki yang membentuk konotasi makna Ibu, juga membentuk denotasi
term, mislanya: Bu Tutik, Bu Bariyah, Bu Lusi, dsb.
KONOTASI DAN DENOTASI
CAKUPAN DAN ISI
 Konotasi dan Denotasi berhubungan secara berbanding terbalik.
 Semakin padat (abstrak/luas) isi pengertian atau semakin
dalam konotasinya, maka semakin kecil (sempit/sulit)
denotasinya, dan sebaliknya.
 Petir (abstraksinya sempit) karena dengan mudah bisa dilihat,
didengar, sehingga semakin mudah (luas) denotasinya.
Bandingkan dengan TERM yang membentuk konsep tentang
TUHAN (abstrak/maknanya luas), maka akan banyak
penjelasan konkretisasi (denotasinya), sesuai dengan abstraksi
yang dibentuk oleh masing-masing individu tersebut.
CONTOH RELASI DENOTASI DAN KONOTASI
ABSTRAK KONKRET

KONOTASI
DENOTASI

Ibu yang memakai kacamata hitam dan sedang mengendarai mobil Jazz
warna Hitam No. Pol N 647 AR adalah ……. Ibu ANI

DENOTASI
KONOTASI

Ibu yang memiliki dua mata dan berambut panjang itu …… adalah
(buanyak buanget) atau LUAS
MACAM-MACAM TERM [1/4]
1. Jenis Term menurut Kuantitas Obyeknya

1 •TERM SINGULAR
•Mahasiswa ini, Dosen ini, Pak Budi Penjual Bakso di depan Kampus.

2 •TERM PARTIKULAR
•Beberpa orang, sebagian dari, dsb.

3 •TERM UNIVERSAL
•Manusia, Dosen, Mahasiswa, Guru, dsb.

4 •TERM KOLEKTIF
•DPRD, Keluarga, HMJ, dsb.
MACAM-MACAM TERM [2/4]
2. . Jenis Term menurut Asas Perlawanan Gagasan Dasarnya

1 •TERM KONTRA DIKTORIS


•Pasangan Term yang satu mempertegas makna yang lain melalui pengingkaranya. Misalnya: hidup-mati, Benar-salah.

2 •TERM KONTRARIS
•Term yang menunjukkan sudut-sudut ekstrim di antara objek-objek yang tersusun dalam satu kelas tertentu. Misalnya: Panas- Dingin (Suhu), Hitam-Putih (Warna)

3 •TERM RELATIF
•Pasangan term dimana yang satu tidak mungkin dimengerti tanpa adanya yang lain karena adanya ketergantungan fungsional.Misalnya: Guru-Murid, Ibu-Anak,Suami- Istri.
MACAM-MACAM TERM [3/4]
3. Jenis Term menurut Ketepatan Maknanya

1 •TERM UNIVOK
•Term yang hanya menerangkan satu objek tertentu atau arti yang persis sama Misalnya: Rokok,Mobil, Pohon.

2 •TERM EKUIVOK
•Term yang memungkinkan terbentuknya makna ganda atau term-term yang mempunyai bunyi yang sama tetapi arti yang terkandung pada masing-masing term berbeda. Misalnya: Halaman-Rumah, Halaman-Buku.

3 •TERM ANALOG
•Jenis term yang apat menerangkan dua hal atau lebih dalam arti yang berbeda satu sama lain, Namun kadang ada kesamaanya juga.Misalnya: Kaki yang biasanya dilekatkan pada manusia, dalam arti yang sedikit berbeda bisa diterapkan pada meja.
MACAM-MACAM TERM [4/4]
4. Jenis Term menurut Kodrat/Eksistensi Referen

1 •TERM KONKRET
•Term yang mempunyai / menunjuk objek yang mudah dipahami misalnya : meja, Kursi, Mobil.

2 •TERM ABSTRAK
•Term yang dapat dipahami/ memiliki objek yang baru dapat dimengerti jika setelah terlebih dahulu di abstraksikan misalnya: keadilan, kebenaran, kerukunan.

3 •TERM NIHIL
•Term yang tidak memiliki objek referen sama sekali, sebab objek-objek term ini bersifat imajinatif, Fiktif, dsb. Misalnya: Setan, Malaikat, Surga,Neraka.
SUPOSISI TERM
• Suposisi TERM adalah ketepatan makna yang dimiliki dalam sebuah
Proposisi atau pernyataan.
• Ketepatan makna berarti bahwa sebuah TERM memberikan makna yang
tepat pada satu obyek saja dari obyek-obyek yang diwakilinya.
• Dalam penalaran, kita selalu ingin berusaha untuk membuat konklusi
yang se tepat mungkin. Namun hal ini sering dirasakan sulit sekali,
terutama jika masing-masing TERM tidak memiliki arti atau makna yang
tepat secara absolut.
• Sehingga perlu pemahaman mengenai suposisi dari sebuah term.
Pendek kata, analisis suposisi TERM berupaya untuk menjelaskan
tentang “pengertian apa “ yang paling tepat untuk dilekatkan pada
sebuah TERM
JENIS SUPOSISI TERM [1/2]
1. Suposisi Material
Suposisi ini semata-mata hanya menerangkan sebuah term sebagaimana adanya (apa
yang diucapkan dan yang ditulis) Misalnya: Cinta adalah kata yang tersusun dari lima
huruf  c – i – n – t - a
2. Suposisi Formal
Penggunaan TERM sesuai dengan apa yang dimaksudkan atau ditandainya. Misalnya:
Manusia adalah makhluk yang rasional (rasional itu hany menandai makhluk yang
bernama manusia, berbeda dengan makhluk lainnya)
3. Suposisi Logis
Penggunaan sebuah TERM dalam sebuah konsep dengan maksud untuk menuntun akal
budi dan pikiran kita kepada konsep-konsep yang bersifat abstrak dan melulu rasional.
Misalnya: Kemanusiaan adalah sebuah konsep yang universal; Politik adalah segala
sesuatu yang menyangkut alokasi nilai otoritatif untuk orang banyak.
JENIS SUPOSISI TERM [2/2]
4. Suposisi Riel
Penggunaan TERM untuk menyebut hal-hal yang didalam realitasnya memang benar-benar
ada. Misalnya: Manusia adalah makhluk bermoral, Binatang berlaku dengan insting, dsb.
5. Suposisi Semestinya
Penyebutan TERM untuk menyebut hal-hal yang sesuai dengan tempat yang
benar/selayaknya.
Misalnya: Manusia mempunyai mulut (mulut untuk manusia)
Anjing mempunyai moncong (mulut untuk anjing)
6. Suposisi Metamormfosis
Penggunaan TERM dalam konotasi analogis
Misalnya: Warna banjuna mencolok mata (menyilaukan)
Gadis itu telah bisa meluluh lantakkan hatiku (meski tidak benar-benar
hancur)
TANDA
 Tanda adalah sesuatu yang membimbing kita pada pengetahan
tentang sesuatu yang lain yang berbeda dari tanda itu sendiri.
 Ada 3 macam:
 Tanda Alamiah :
Langit mendung menandakan akan turun hujan.
 Tanda konvensional:
Tanda yang dipahami berdasarkan kesepakatan (Rambu lalu lintas, nilai
ujian, huruf, dsb.)
 Tanda Aksidental:
Tanda berupa barang/benda, tempat, seseorang person yang erat
hubungannya dengan pengalaman pada masa lampau. Misalnya: Cincin
pertunangan. Monjali, Ir. Sukarno Pemimpin Besar Revolusi
PENGERTIAN DAN MAKNA
MAKNA LARAS
•Maknanya selaras dengan arti yang seutuhnya.
•Misalnya: Dia rajin Belajar (Semua bagian yang berkaitan dengan
kegiatan Belajar)

MAKNA KANDUNGAN
•Hanya sebagian saja dari arti yang sesungguhnya
•Misalnya: Dia rajin Belajar Matematika (sebagai bagian dari unsur
belajar dari suatu pelajaran tertentu.

MAKNA LAZIM
•Makna yang dimaksud adalah pengertian lain, tetapi merupakan kelaziman.
•Misalnya: Dia rajin Belajar ketika menjelang Ujian Akhir Semester. (kata
menjelang Ujianj Akhir Semester adalah kelaziman kegiatan Belajar)
PENGERTIAN DEFINISI [1/3]
• DEFINISI berasal dari bahasa latin “definire” yang
artinya menandai batas-batas pada sesuatu.
• Sehingga makna definisi adalah menentukan
batasan-batasan pengertian tertentu sehingga jelas
apa yang dimaksudkan, tidak kabur dan tidak
dicampur adukkan dengan pengertian-pengertian
lain. (W. Poespoprodjo)
• Definisi juga dimaksudkan sebagai pengetahuan
yang kita butuhkan. (Harold C. Martin).
PENGERTIAN DEFINISI [2/3]
Setiap definisi pada hakikatnya memiliki unsur
kategoris sebagai berikut:

1. DEFINIENDUM atau DEFINITUM, yaitu simbol yang harus diberi penjelasan


batasannya, atau penjabaran makna yang terkandung didalamnya.

2. DEFINIENS, yaitu sebuah frase atau anak kalimat yang meberikan uraian
penjelasan bagi definiendum.
PENGERTIAN DEFINISI [3/3]
• Contoh:
– Segitiga adalah sebuah bidang datar yang
dikelilingi dan dibatasi oleh tiga buah potongan
garis lurus yang ketiganya bertemu pada tiga buah
titik sudut.
– Dalam contoh ini TERM SEGITIGA adalah
DEFINIENDUM, dan frase sebuah bidang datar
yang dikelilingi dan dibatasi oleh tiga buah
potongan garis lurus yang ketiganya bertemu pada
tiga buah titik sudut adalah DEFINIENS.
TUJUAN MEMBUAT DEFINISI
1 •Memperkaya Kosa Kata

2 •Membatasi Ambiguitas atau kerancuan makna

3 •Menghilangkan makna yang kering

4 •Memberikan penjelasan teoretis

5 •Mempengaruhi Perilaku
PERSYARATAN DEFINISI [1/2]
1. Definisi harus komprehensif dan tepat. Artinya mencakup semua ciri
hakiki dari hal yang didefinisikan. Disamping itu definisi harus dapat
menolak semua hal selain yang dimaksudkan dalam definisi tersebut.
2. Perkataan yang digunakan harus lebih jelas dan tidak menggunakan
kata-kata yang lebih tidak dimengerti.
3. Harus setara dengan yang didefinisikan. Tidak boleh lebih luas atauun
lebih sempit. Misalnya, meja adalah perabot rumah tangga (meluas),
binatang adalah harimau (menyempit).
4. Tidak boleh memuat kata yang sama dengan yang didefinisikan
(pengulangan kata dari yang didefinisikan). Misalnya: keracunan adalah
kemasukan bahan yang beracun. Atau Makan adalah kegiatan
memakan rambutan.
PERSYARATAN DEFINISI [2/2]
5. Harus merupakan pernyataan positip, dan tidak boleh
negatif. Misalnya: Kursi adalah bukan meja.
6. Definisi tidak boleh menggunakan kata-kata yang bermakna
ganda (ambigu). Misalnya: pukul, jam atau palu)
7. Bila terpaksa menggunakan kata kiyasan, maka harus ada
kata yang menegaskan dan menghubungkan makna kata
kiyasan pada makna yang dikehendaki. Misalnya, wjahnya
berseri bagaikan bulan purnama yang tersenyum.
Tersenyum adalah kiyasan, karena tidak ada bulan yang
tersenyum.
PATOKAN MEMBUAT DEFINISI
Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari
konotasi kata yang didefinisikan.

Definisi tidak boleh menggunakan (sama dengan)


kata-kata yang didefinisikan.

Definisi tidak boleh menggunakan penjelasan yang


justru semakin membingungkan.

Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif


(pengingkaran)
JENIS-JENIS DEFINISI [1/3]
1. DEFINISI STIPULATIF
Definisi yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang secara
bebas memberikan makna atas term-term baru. Biasanya untuk
menjelaskan istilah-istilah teknis. (Kadang proses definiens, tidak
bisa terhindar dari penggunaan term-term yang baru).
2. DEFINISI LEKSIKAL
Perumusan definisi atau penyusunan definisi dimaksudkan untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan ambiguitas, serta
memperkaya kosa kata. Definiens adalah merupakan realitas
dari arti kata yang melekat pada definiendum.
JENIS-JENIS DEFINISI [2/3]
3. DEFINISI YANG TEPAT
Definisi stipilatif dan definisi leksikal kadang belum bisa memberikan
gambaran mengenai apa yang realitas atau sesuatu yang senyatanya
diwakili oleh definiendum. Misalnya Bus Way, yang mestinya berarti
jalur Bus, tapi nyatanya justru hanya jalur Trans Jakarta. Kata apriori
yang sebenarnya mempunyai makna “sesuai dengan maksud pertama
(prior)” seringkali justru diartikan sebagai “berprasangka”, sehingga
maknanya menjadi tidak tepat.
Oleh karena itu definiens harus lebih ditingkatkan lagi ketepatannya.
Dalam definisi yang tepat, definiendum tersusun dari term-term yang
sudah lazim dipakai dalam komunikasi sekalipun term yang ada
sebenarnya kering maknanya.
JENIS-JENIS DEFINISI [3/3]
4. DEFINISI TEORETIS
Definisi yang berusaha merumuskan karakteristik yang adequate
(memadai) dari suatu obyek. Tujuannya adalah merumuskan deskripsi-
deskripsi teoretis (abstrak) dan ilmiah tentang obyek-obyek referensinya.
Merumuskan definisi berarti menerima sebuah asumsi teori.
5. DEFINISI PERSUASIF
Definisi yang disusun dengan maksud untuk mempengaruhi perilaku.
Definisi ini lebih berfungsi ekspresif daripada informatif. Sebab definisi
persuasif banyak menggunakan kata-kata atau frase dalam bahasa yang
emotif.
Contoh: cinta adalah keindahan yang memabukkan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai