DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. Atra Sahinza (191440102)
2. Getti Pratiwi (191440111)
3. Intan Permatasari (191440115)
4. Jihan Maritsa (191440117)
5. Mega Sari (191440120)
6. Nurul Fuadah (191440126)
7. Yuli (191440139)
Dosen Pengampu :
Ns. Abdul Kadir Hasan, S.ST., M.kes
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pengkajian evaluasi dan monitoring
pasien post operasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah keperawatan perioperatif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengkajian evaluasi dan monitoring pasien post operasi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada semua yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
tugas ini. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini, terdapat banyak
hambatan yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami serta dengan masukan
dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu dapat teratasi. Kritik dan saran dari
semua pihak akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...……..ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………........1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………………………………….2
Bab II Pembahasan
A. Pengkajian Post Operasi……………………………………………………………………….3
B. Monitoring pasien post operasi pada masa stabil………………………………………………4
C. Evaluasi pasien post operasi pada masa stabil………………………………………………....7
D. Tanda-tanda pasien sadar post operasi dengan kondisi stabil………………………………….8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..….10
B. Saran …………………………………………………………………………………………10
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan
perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk
menstabilkan kondisi pasien pada keadaan keseimbangan fisiologis pasien,
menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan
intervensi cepat dan akurat dapat membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan
cepat, aman dan nyaman (Majid et al., 2010).
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan
pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi
(Smeltzer,2002). Perawatan pasca-operasi pada setiap pasien tidak selalu sama,
bergantung pada kondisi fisik pasien, teknik anestesi, dan jenis operasi. Aktivitas
keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan
penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan
dan rehabilitasi serta pemulangan (Baradero et al., 2008). Pasien pasca-operasi
dilakukan pemulihan dan perawatan pasca-operasi di ruang pulih sadar atau
recovery room (RR), yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca-operasi atau anestesi
yang terletak di dekat kamar bedah, dekat dengan perawat bedah, ahli anestesi dan
dokter ahli bedah sehingga apabila timbul keadaan gawat pascaoperasi, pasien dapat segera
diberi pertolongan (Majid et al., 2010).
Pulih sadar merupakan periode dimana pasien masih mendapatkan pengawasan dari
ahli anestesi setelah pasien meninggalkan meja operasi(Apriliana, 2013). Pengawasan
tersebut ditangani diRecovery Room. Ruangan tersebut diperkenalkan pada tahun
1923sebagai lokasi pilihan untuk pemulihan segera pasien paska operasi (Aldrete dan
Kroulik, 1970). Pada masa transisi, kesadaran pasien masih belum sempurna
sehingga cenderung terjadi komplikasi serius seperti terjadinya aspirasi dikarenakan
sumbatan jalan napas yang lebih besar ditambah lagi dengan reflek batuk, muntah,
dan menelan juga belum kembali normal (Bruno B dan Bernard D, 2005)
1
B. Rumusan masalah
1. Apa saja tahap pengkajian evaluasi dan monitoring post operasi dengan kondisi stabil ?
2. Apa saja tanda-tanda pasien sadar post operasi dengan kondisi stabil ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengkajian evaluasi dan monitoring post operasi dengan kondisi stabil.
2. Mengetahui tanda-tanda pasien sadar post operasi dengan kondisi stabil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
sehari, pemulihan normalnya terjadi dalam 1 sampai 2 jam dan penyembuhan dilakukan di
rumah. Untuk pasien yang dirawat di rumah sakit pemulihan terjadi selama beberapa jam
dan penyembuhan berlangsung selama 1 hari atau lebih tergantung pada luasnya
pembedahan dan respon pasien.
3. Monitoring post operasi
5
11) Tes diagnostik
6
gambaran pada tingkat responsif pasien dan dapat digunakan dalam mengevaluasi
motorik pasien, verbal, dan respon membuka mata. Masing-masing respon diberikan
angka dan penjumlahan dari gambaran ini memberikan indikasi beratnya keadaan koma
dan sebuah prediksi kemungkinan yang terjadi dari hasil yang ada. Elemen-elemen GCS
ini dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda seperti dibawah ini:
Membuka mata
Spontan :4
Dengan perintah :3
Dengan nyeri :2
Tidak berespon :1
Respon motorik terbaik
Dengan perintah :6
Melokalisasi nyeri :5
Menarik area yang nyeri : 4
Fleksi Abnormal :3
Ekstensi Abnormal :2
Tidak berespon :1
Respon verbal
Beorientasi :5
Bicara membingungkan : 4
Kata-kata tidak tepat :3
Suara tidak dapat dimengerti: 2
Tidak ada respon :1
Nilai terendah yang di dapat adalah 3 (respon paling sedikit). Nilai tertinggi adalah
15 (paling berespon). Nilai 7 atau nilai dibawah 7 umumnya dikatakan sebagai koma
dan membutuhkan intervensi bagi pasien koma tersebut.
7
d) Sistem Traktus Urinarius
Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan rektum, anus,
vagina, herniofari dan pembedahan pada daerah abdomen bawah. Penyebabnya adalah
adanya spasme spinkter kandung kemih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan
adalah pemasangan kateter untuk membantu mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Hal ini juga membantu menilai balans cairan pada pasien tersebut.
e) Sistem Gastrointestinal
Setelah pembedahan, harus dipantau apakah pasien telah flatus atau belum.
Intervensi untuk mencegah komplikasi gastrointestinal akan mempercepat kembalinya
eleminasi normal dan asupan nutrisi. Pasien yang menjalani bedah pada struktur
gastrointestinal membutuhkan waktu beberapa hari agar diitnya kembali normal.
Peristaltik normal mungkin tidak akan terjadi dalam waktu 2-3 hari. Sebaliknya pasien
yang saluran gastrointestinalnya tidak dipengaruhi langsung oleh pembedahan boleh
mengkonsumsi makanan setelah pulih dari pengaruh anastesi, tindakan tersebut dapat
mempercepat kembalinya eliminasi secara normal.
f) Luka Operasi
Prosedur pembedahan biasanya dilakukan dengan meminimalisasi resiko infeksi
dengan menggunakan alat yang steril. Maka, kemungkinan luka tersebut untuk terjadi
infeksi adalah juga minimal. Namun, jika ada risiko diidentifikasi luka tersebut
bermasalah, seperti ada luka yang masih basah dan ada pengumpulan cairan, maka hal
tersebut mungkin dapat disebabkan beberapa faktor. Antaranya adalah seperti diabetes
8
mellitus, imunosupresi, keganasan dan malnutrisi, cara penutupan luka, infeksi dan apa
pun yang mungkin menyebabkan penekanan berlebihan pada luka.
9
8. Flatus dapat dibantu dengan dosis kecil prostigmin, dengan teropong angin dimasukkan ke dalam
rektum, dan kadang-kadang perlu diberikan klisma kecil terdiri atas 150 cc. campuran minyak
dan gliserin.
9. Pemberian antibiotik tergantung jenis operasi yang dilakukan.
10. Pasien dengan masalah kesehatan membutuhkan perawatan postoperatif dalam ICU untuk
mendapatkan ventilasi jangka panjang dan monitoring sentral
Setelah operasi pasien harus mendapatkan penjelasan secara jelas mengenai prosedur
pembedahan yang dilakukan, penemuan yang dilakukan pada waktu pembedahan, dan beberapa
prosedur serta penemuan postoperative, setiap postoperatif, pasien harus mendapatkan pemeriksaan
fisik (termasuk pemeriksaan pelvis) sebelum keluar dari rumah sakit, pasien menerima intruksi
perawatan postoperatif di rumah, termasuk aktivitas fisik yang harus didapatkan.
10
membaik atau bisa juga dipindahkan ke bagian perawatan intensif, tergantung pada nilai
dasar pra-operasi pasien (Brunner et al., 2010). International Anestesia Research Society
(2010) menyebutkan apabila pasien yang mendapatkan nilai skor 8 atau lebih dapat dibawa
pulang ke rumah. Lamanya pasien tinggal di Recovery Room tergantung dari teknik
anestesi yang digunakan (Karjadi W, 2000). Pasien dikirim ke Intensive Care Unit (ICU)
apabila hemodinamik tidak stabil perlu bantuan inotropik dan membutuhkan ventilator
(Mechanical Respiratory Support) (Coyle TT et al., 2005).
Tanda-tanda pasien sadar post operasi dengan kondisi stabil jika sudah memenuhi
penililaian aldrete score seperti dibawah ini.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan,
separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh
pengawasan atau monitoring. Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari
keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya
untuk menstabilkan kondisi pasien pada keadaan keseimbangan fisiologis pasien,
menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pulih sadar merupakan periode dimana
pasien masih mendapatkanpengawasan dari ahli anestesi setelah pasien meninggalkan
meja operasi (Apriliana, 2013).
Tanda-tanda pasien sadar Post Operasi dengan kondisi stabil : Aldrete score adalah skor
pemulihan paska anestesi, Aldrete score merupakan kriteria yang menyatakan stabil atau
tidaknya pasien setelah anestesi yang diukur meliputi pengukuran kesadaran, aktivitas,
respirasi, sirkulasi (tekanan darah, laju pernafasan), dan warna kulit (Xie et al., 2014). Skor
yang diperoleh dari kriteria Aldrete score ini berkisar 1- 10.
B. SARAN
Bagi Pelayanan Keperawatan : Disarankan pelayanan keperawatan dapat menekankan
tindakan penanganan pencegahan resiko yang akan terjadi pada pasien yang menjalani
pembedahan. Karena pada pasien pembedahan memiliki risiko yang tinggi.
LINK VIDEO :
Monitoring : https://youtu.be/e1N4KKNetMk
Evaluasi : https://youtu.be/ZICotSl-0fw
12
DAFTAR PUSTAKA
13