Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP PENURUNAN


KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN
DIABETES MELITUS DI PANTI BHAKTI KASIH SITI ANNA
PANGKALPINANG

Oleh

INTAN PERMATASARI
191440115
LATAR BELAKANG
Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan
sedikitnya terdapat 436 juta orang pada usia 20-70 tahun di dunia menderita
diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3%
dari total penduduk pada usia yang sama. Prevalensi diabetes diperkirakan
akan meningkat seiring penambahan umr penduduk menjadi 19,9% atau
111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Indonesia berada di peringkat
ketujuh diantara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu
sebesar 10,7 juta orang.
Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan pada tahun
2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia
berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥ 15 tahun sebesar 2%. Sedangkan
menurut Rikesdas tahun 2018 penderita Diabetes Melitus di Bangka
Belitung mencapai 2,13% (12.567) dengan jumlah tertinggi penderita
Diabetes Melitus terdapat di kota pangkalpinang yang mencapai 3,47%.
KONSEP DASAR GERONTIK

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk


pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang
bersifat komprehensif terdiri dari bio-
DEFINISI psikososio-spritual dan kultural yang holistik,
ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat
maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (UU RI No.38
tahun 2014).

1. Peningkatan kesehatan (health


promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif )
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
FOKUS KEPERAWATAN 4. Mengatasi gangguan kesehatan
yang umum.
BATASAN
KARAKTERISTIK :
1. Pra usia lanjut (45-
59 tahun)
2. Usia lanjut 60 >
3. Usia lanjut resiko
Tipe lansia :
tinggi (70 >)
1. Tipe arif bijaksana
4. Usia lanjut potensial
2. Tipe mandiri
5. Usia lanjut tidak
3. Tipe tidak puas
potensial
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
DIABETES MELITUS

Diabetes melitus merupakan


sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau
DEFINISI hiperglikemia. Pada diabetes
melitus kemampuan tubuh untuk
bereaksi terhadap insulin dapat
menurun.

TIPE 1 :
1. Faktor
ETIOLOGI genetik
2. Faktor TIPE 2 :
imunologi
1. Usia
3. Faktor
lingkungan
2. Obesitas
3. Riwayat
keluarga
poliuri

Mata kabur polidipsi

Kelemahan
polipaghi
tubuh

MANIFESTASI
KLINIS
Lelah dan
Kesemutan kelemahan
dan kebas otot

Peningkatan
Keputihan angka infeksi
Kelainan
kulit
Komplikasi
1. Komplikasi Diabetes Mellitus akut
a. Diabetes Ketoasidosis
b. Hiperglikemia
c. Hipoglikemia
2.Komplikasi Kronik
a. Makroangiopati
b. Mikroangiopati
c. Neuropati diabetika
d.Kaki diabetik
Pemeriksaan Penunjang

Menurut
  Sujono & Sukarmin (2008) antara lain:
1. Gula darah puasa
2. Gula darah 2 jam post prondial <140 mg/dl digunakan untuk skrining atau evaluasi
pengobatan bukan diagnostic
3. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl digunakan untuk skrining bukan diagnostik.
4.Tes toleransi glukosa oral
5. Tes toleransi glukosa intravena (TTGI)
6.Tes toleransi kortison glukosa, digunakan jika TTGO tidak bermakna.
7. Glycosetat hemoglobin, memantau glukosa darah selama lebih dari 3 bulan.
8.C-Pepticle 1-2 mg/dl (puasa) 5-6 kali meningkat setelah pemberian glukosa.
9.Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml, dapat digunakan dalam
diagnosa banding hipoglikemia atau dalam penelitian diabetes.
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Farmakologi
a. Obat-obatan Hipoglikemik Oral (OHO)
b. Insulin
2. Terapi non farmakologi
c. Jenis makanan
d. Jadwal makan
e. Jumlah kalori
f. Olahraga
Konsep Teori Senam Kaki

DEFINISI

MANFAAT
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien DM untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian Senam kaki dapat memperbaiki
sirkulasi darah dan memperkuat otot-
kaki(Sumosardjuno,2006).
otot kecil kaki serta mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki, selain
itu senam kaki juga dapat
meningkatkan kekuatan pada otot
betis, otot paha dan juga mengatasi
keterbatasan dalam pergerakan sendi
(Wibisono,2009).
LANGKAH-LANGKAH :

1. Pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai


2. Dengan tumit yang diletakkan diatas lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki keatas.,
jari-jari kaki diletakkan dilantai dan tumit kaki diangkat keatas.
4. Tumit kaki diletakkan dilantai, kemudian bagian ujung jari diangkat keatas dan
buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
5. Jari-jari diletakkan dilantai, kemudian tumit diangkat dan buat gerakan dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki, gerakan ini dilakukan sebanyak 10 kali.
6. Kemudian angkat salah atu lutut kaki, dan luruskan lalu gerakkan jari-jari kaki
kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan kekanan
7. Luruskan salah satu satu kaki diatas lantai kemudian angkat angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut, kemudian
gerakkan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
9. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada pergelangan
kaki, lakukan gerakan seperti menulis diudara dengan kaki, dari angka 0 sampai
LANJUTAN

10. Letakkan selembar koran dilantai,kemudian dengan


kedua kaki bentuk kertas tersebut menjadi seperti
bola.lalu buka kembali bola tersebut menjadi lembaran
seperti semula. Gerakkan ini dilakukan sekali saja.
11. Dengan kedua kaki robek koran menjadi dua bagian,
lalu pisahkan kedua koran tersebut. Sebagian koran
disobek kecil-kecil dengan kedua kaki, lalu kumpulkan
sobekan-sobekan tersebut letakkan pada bagian koran
yang utuh.
12. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi menjadi
bentuk bola dengan menggunakan kedua kaki.

Anda mungkin juga menyukai