8429 17075 1 PB
8429 17075 1 PB
1, April 2016 17
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi masih adanya mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga UPI
yang mengkonsumsi makanan jajanan yang berbahan tambahan berbahaya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penerapan pengetahuan bahan tambahan pangan berupa pewarna, pemanis,
dan pengawet pada makanan jajanan snack, buah, dan minuman. Metode penelitian yang digunakan
adalah Metode Deskriptif yang akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari mahasiswa Prodi
Pendidikan Tata Boga UPI. Populasi penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga yang
telah mempelajari Kimia Makanan sebanyak 121 mahasiswa. Sampel yang digunakan ditentukan
dengan cara simple random sampling sebanyak 55 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa
jumlah rata - rata mahasiswa kurang menerapkan pengetahuan bahan tambahan pangan dalam
pemilihan makanan jajanan sehari – hari. Rekomendasi diberikan pada mahasiswa untuk dapat lebih
mengaplikasikan pengetahuan bahan tambahan pangan pada pemilihan makanan jajanan.
PENDAHULUAN
Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata yang dikonsumsi di antara dua waktu
Boga pada umumnya menghabiskan makan. Makanan cemilan atau snack
waktu diluar rumah atau dikampus, terdiri dari 2 bagian, pertama makanan
sehingga untuk memenuhi kebutuhan cemilan atau snack basah contohnya,
makanannya, mahasiswa dihadapkan lumpia, lemper, pisang goreng, risoles
pada makanan jajanan baik makanan dan lain - lainnya. Kedua makanan
jajanan kantin, warung, kedai makanan cemilan atau snack kering, seperti
atau kafetaria di sekitar lingkungan produk ekstruksi, keripik, biskuit, kue
kampus. Menurut winarno (1997) kering dan lain – lainnya. kelompok
menyatakan bahwa pangan jajanan minuman seperti minuman kemasan,
adalah jenis makanan yang dijual di air mineral, jus, es campur dan lain –
kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, lainnya. Kelompok Buah contohnya
dipasar, tempat pemukiman serta seperti, buah potong, sop buah, buah
lokasi yang sejenis. utuh dan lain – lain (Nasution, 2009).
Nasution (Nuraida, et al, 2009) Sementara ini masih banyak
menjelelaskan bahwa pangan jajanan makanan jajanan yang dijajakan
dapat dikelompokkan menjadi disekitar kampus dan sekolah pada
makanan sepinggan, makanan umumnya masih banyak yang tidak
cemilan, minuman dan buah. Makanan aman. Pewarna, pemanis dan
sepinggan adalah makanan utama pengawet merupakan jenis bahan
contohnya mie ayam, nasi uduk, baso, tambahan pangan. Bahan – bahan
gado – gado dan lain – lain. Makanan tambahan tersebut sering dijumpai
cemilan atau snack adalah makanan pada setiap makanan jajanan yang di
1)
Leha Juleha Alumni Prodi Pendidikan
Tata Boga Jur. PKK FPTK UPI
2)
Ai Nurhayati dan 3)Ai Mahmudatussa’adah Dosen
Prodi Pendidikan Tata Boga. Departemen PKK FPTK UPI
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 18
makanan jajanan yaitu 123 nilai rata – tubuh manusia yang dalam jangka
rata jumlah untuk makanan jajanan panjang menyebabkan penyakit –
snack, 134 untuk makanan jajanan penyakit seperti diantaranya penyakit
buah dan 139 untuk minuman jajanan. kanker dan tumor.
Dapat dilihat dari hasil tersebut
menunjukan bahwa mahasiswa kurang PENUTUP
menerapkan pengetahuan bahan SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
tambahan pangan pada pemilihan REKOMENDASI
makanan jajanan snack terkait Simpulan
pewarna, pamanis dan pengawet Penerapan Pengetahuan Bahan
dalam pemilihan makanan jajanan Tambahan Pangan terkait dengan
sehari – hari. pemilihan jajanan snack berdasarkan
Bahan tambahan pangan pada pewarna, pemanis dan pengawet
umumnya yang banyak digunakan berada pada kategori kurang
oleh penjual minuman jajanan yang diterapkan. Hal ini menunjukan bahwa
biasa dipergunakan berupa pemanis, mahasiswa masih banyak kurang
tetapi ada diantaranya penjual yang menerapkan pengetahuan BTP berupa
menggunakan pewarna pada pewarna, pemanis dan pengawet pada
minuman jajanan yang dijajakan. jajanan snack seperti makanan jajanan
Penggunaan pengawet pada minuman batagor, siomay, gorengan, cireng,
jajanan biasanya digunakan pada cilok, lontong, dan keripik.
minuman – minuman dalam kemasan. Penerapan Pengetahuan Bahan
Bahan tambahan pangan yang Tambahan Pangan terkait dengan
digunakan biasanya adalah bahan pemilihan jajanan buah berdasarkan
tambahan pangan yang diizinkan oleh pewarna, pemanis dan pengawet
pemeritah, mahasiswa pada umumnya berada pada kategori kurang
telah mempelajari bahan – bahan diterapkan. Hal ini menunjukan bahwa
tambahan pangan yang telah mahasiswa banyak yang masih kurang
diizinkan oleh pemerintah, tetapi pada menerapkan pengetahuan BTP berupa
kenyataannya mahasiswa kurang pewarna, pemanis dan pengawet pada
menerapkan pengetahuan bahan jajanan seperti makanan jajanan sop
tambahan pangan meliputi pewarna, buah, buah potong, rujak, dan salad
pemanis, pengawet pada minuman buah.
jajanan. Penggunaan bahan tambahan Penerapan Pengetahuan Bahan
pangan yang tidak aman akan Tambahan Pangan terkait dengan
menimbulkan bahaya. Bahaya yang pemilihan jajanan minuman
dapat ditimbulkan menurut Wariah berdasarkan pewarna, pemanis dan
dan Dewi (Cohen, dkk. 2008) sakarin pengawet berada pada kategori kurang
dan sodium siklamat merupakan diterapkan. Hal ini menunjukan bahwa
pemanis buatan yang banyak mahasiswa masih banyak yang kurang
digunakan. Penggunaan sakarin menerapkan pengetahuan BTP berupa
beresiko kanker (Wariah dan Dewi, pewarna, pemanis dan pengawet pada
2013, hlm.147, vol. 33). jajanan seperti minuman jajanan jus,
Menurut Widjajarta (2007, air mineral, minuman kemasan, dan
hlm.95) menyatakan bahwa boraks, bebagai macam es.
Rhodhamin B, Menthanil yellow,
sakarin, dll, dapat terakumulasi pada
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 25