Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh
pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain
yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan
lebih lanjut. Istilah makanan jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast
food, dan street food karena istilah tersebut merupakan bagian dari istilah
makanan jajanan (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain
banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga
banyak bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan
pangan jajanan sekolah perlu lebih diperhatikan karena berperan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah. Makanan yang sering
menjadi sumber keracunan adalah makanan ringan dan jajanan, karena
biasanya makanan ini merupakan hasil produksi industri makanan rumahan
yang kurang dapat menjamin kualitas produk olahannya (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012).
Makanan jajanan sering kali lebih banyak mengandung unsur
karbohidrat dan hanya sedikit mengandung protein, vitamin, atau mineral.
Karena ketidaklengkapan gizi dalam makanan jajanan, maka pada dasarnya
makanan jajanan tidak dapat mengganti sarapan pagi atau makan siang.
Anak-anak yang banyak mengkonsumsi makanan jajanan perutnya akan
merasa kenyang karena padatnya kalori yang masuk dalam tubuh.
Sementara gizi seperti protein, vitamin, dan mineral masih sangat kurang.
Dampak positif, dari makanan jajanan itu sendiri dapat menggatinkan energi
yang hilang saat beraktifitas disekolah, adapun dampak negatif dari
makanan jajanan yaitu timbulnya diare dan keracunan akibat kebersihan
kurang terjamin. (Khomsan, 2006).
Jajan merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh anak-anak. Dalam
satu segi jajan mempunyai aspek positif dan dalam segi lainnya jajan juga
bisa bermakna negatif. Rentang antara makan pagi dan makan siang relatif
panjang sehingga anak-anak memerlukan asupan gizi tambahan diantara
KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 1
kedua waktu makan tersebut. Pemilihan makanan jajanan merupakan
perwujudan perilaku yang mencerminkan ke arah perilaku baik dan tidak
baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku berupa faktor
intern dan ekstern. Faktor yang mempengaruhi perilaku di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu faktor terkait, faktor personal berkaitan dengan pengambilan
keputusan, dan faktor sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2007 dan Khomsan,
2006). Salah satu faktor intern yang mempengaruhi perilaku adalah
pengetahuan. Pengetahuan ini khususnya meliputi, kecerdasan, persepsi,
emosi, dan motivasi dari luar. Pendidikan dan pengetahuan merupakan
faktor tidak langsung yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan
yang diperoleh seseorang tidak lepas dari pendidikan. Pengetahuan yang
ditunjang dengan pendidikan yang memadai, akan menanamkan kebiasaan
yang baik. Ibu yang mempunyai pengetahuan luas, maka dapat memilih dan
memberi pengarahan kepada anaknya untuk memilih makanan jajanan yang
baik. Pengetahuan gizi juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam memilih makanan, khususnya dalam memilih makanan yang tepat,
bergizi seimbang dan memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan
benar yang menyangkut kebiasaan makan seseorang (Notoatmodjo, 2007
dan Sediaoetama, 2000).

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 2


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan makanan jajanan sehat?
2. Fungsi makanan jajanan bagi anak sekolah?
3. Bagaimana upaya pencegahan bahaya makanan jajanan sembarangan
untuk anak sekolah?
4. Apa saja fungsi jajanan ?
5. Bagaimana cara memilih jajanan sehat ?
6. Bagaimana mencegah agar tidak jajan sembarangan ?

C. Tujuan
1. Agar anak sekolah memahami bahaya makanan jajanan sembarangan
2. Agar anak sekolah dapat mencegah bahaya yang terdapat pada jajanan
sembarangan

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Makanan Jajanan


Makanan jajanan merupakan campuran dari berbagai bahan makanan
yang di analisis secara bersamaan dalam bentuk olahan (I DEWA NYOMAN
SUPARIASA DKK 2001:108)
Sedangkan menurut FAO makanan jajanan didefinisikan sebagai
makanan dan minuman yang di persiapkan dan atau di jual oleh pedagang kaki
lima di jalanan dan ditempat-tempat keramaian yang langsung di makan atau
konsumsi tanpa pengolahn atau persiapan lebih lanjut. Menurut Peraturan
Pemerintah No.28 Tahun 2004 mendefinisikan pangan siap saji sebagai
makanan dan atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung
disajikan ditempat usaha atau di luar tempat usaha sesuai pesanan.
B. Jenis jajanan
1. Jajanan sehat : susu, roti, biskuit, buah-buahan, gado-gado, lemper, tahu isi,
dan lain-lainnya
2. Jajanan tidak sehat :
a. Es mambo
- berwarna mencolok dan terlalu manis
- mengandung pemanis buatan dan perwarna pakaian
b. Permen
- mengandung pemanis buatan dan perwarna pakaian
c. Bakso
- bahan pengeyal
d. Chiki/makanan ringan
- menggunakan MSG sebagai penambah rasa, zat perwarna dan pemanis
buatan.
e. Gorengan
- memakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak sudah
berwarna sangat keruh
f. Siomay, cilok dan bakso goreng yang pakai saus atau sambal berwarnah
merah cerah dan terbuat dari bahan-bahan yang telah busuk
g. Kue berwarnah mencolok

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 4


- perwarna pakaian
f. Es sirup/minuman berwarna mencolok
- tidak higienis
- memakai air mentah
-terdapat zat perwarna pakaian
Fungsi makanan jajanan

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan energi karena aktivitas fisik yang tinggi ( apalagi anak yang tidak
sarapan pagi ). Disamping itu juga makanan jajanan dapat mengenyangkan
perut untuk sementara.

C. Ciri-Ciri Makanan Jajanan Yang Sehat


Salah satu tujuan makan adalah supaya tubuh kita sehat, namun disisi lain
makan juga dapat menjadi salah satu sumber penyakit. Oleh karena itu menurut
Anonim (2002) sebaiknya pilihlah makanan jajanan yang sehat, yaitu makanan
jajanan yang segar, bersih dan aman dari cemaran bahan kimia dan fisik.
a. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang segar
Cara memilih makanan atau jajanan yang segar, untuk makanan yang telah
diolah (digoreng, direbus, dikukus) pilihlah makanan baru saja dimasak
(masih panas). Jika sudah dingin atau disimpan, maka pilihlah yang tidak
berlendir, tidak berbau asam, tidak berjamur dan rasanya masih wajar
(normal).
Untuk buah-buahan segar, pilihlah buah yang kulitnya masih segar atau
tidak keriput, tidak busuk atau lembek. Untuk makanan kalengan atau
makanan dalam botol, pilihlah kemasan yang tidak penyok, bentuknya
masih utuh, tutupnya masih disegel atau belum rusak, tidak bocor, tidak
kembung, serta tanggal penggunaannya masih berlaku atau belum
kadaluarsa (Anonim, 2002).
b. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang bersih
Makanan yang sehat selain keadaannya segar juga harus bersih, tidak
dihinggapi lalat, tidak dicemari oleh debu dan bahan-bahan pengotor
lainnya. Makanan yang bersih mempunyai ciri-ciri:

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 5


1. Bagian luarnya terlihat bersih, tidak terlihat ada kotoran yang
menempel.
2. Makanan tersebut disajikan dalam piring atau wadah tempat makanan
yang tidak berdebu.
3. Tidak terdapat rambut atau isi stepler.
4. Disajikan dalam keadaan tertutup atau dibungkus dengan plastik, kertas
tidak bertinta, daun pisang atau daun lainnya.
5. Makanan dimasak, disimpan atau disajikan di tempat yang jauh dari
tempat pembuangan sampah, got, dan tepi jalan yang banyak dilalui
kenderaan.
6. Makanan dimasak dengan peralatan yang bersih dengan menggunakan
air bersih, tidak berbau atau keruh (Anonim, 2002).

c. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang aman


Makanan yang sehat, selain segar dan bersih juga tidak boleh mengandung
bahan kimia yang berbahaya. Bahan-bahan kimia yang biasa ditambahkan
kedalam makanan secara sengaja disebut bahan tambahan pangan (zat aditif
pangan). Bahan kimia yang biasa ditambahkan ke dalam makanan saat
pengolahan yaitu:

1. Bahan pewarna
2. Bahan pemanis
3. Bahan pengawet
4. Bahan pengenyal
5. Bahan penambah rasa

Bahan tambahan makanan umumnya berupa bahan-bahan kimia yang


asing bagi tubuh. Oleh karena itu penggunaannya tidak boleh berlebihan,
karena dapat berakibat kurang baik bagi kesehatan (Anonim, 2002).

D. Bahaya Jajanan Makanan


1. Jajanan yang dijual di pinggir jalan dapat tercemar oleh timbal (Pb) yang
berasal dari sisa pembakaran atau asap kendaraan bermotor. Keracunan Pb
kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat
terganggu, dan sulit tidur. Gejala yang timbul mual, muntah, sakit perut hebat,

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 6


kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat
terjadi dalam waktu 1-2 hari.
2. Makanan yang tidak bersih dapat tercemar bakteri E-coli. Gangguan yang
disebabkan oleh bakteri ini adalah sakit perut, diare, dan gangguan pencernaan
lainnya.
3. Jajanan yang menggunakan formalin dan boraks dapat mengakibatkan
gangguan pencernaan, seperti sakit perut akut, muntah-muntah, depresi sistem
syaraf, serta kegagalan peredaran darah. Formalin dan boraks biasanya
digunakan untuk pengawet mayat, pembasmi kecoa, dan penghilang bau.
Dalam dosis tinggi, formalin menyebabkan kejang-kejang, tidak bisa kencing,
muntah darah, kerusakan ginjal, bahkan kematian.
4. Jajanan dengan pewarna rhodamin dapat mengakibatkan gangguan fungsi
hati.
5. Jajanan yang mengandung vetsin (Mono sodium glutamat/MSG) dapat
menyebabkan sindrom restoran china (BKKBN, 2005:internet).
E. Pencegahan agar tidak jajan sembarangan
1. Sarapan pagi
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktivitas
harian. Sebab waktu sekolah penuh dengan aktivitas yang
membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Misalnya sarapan
dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan telur, satu porsi bubur ayam,
satu gelas susu dan buah.
2. Membawah makanan ringan atau bekal makan siang
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak
sembarangan membeli jajanan

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 7


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa sebaiknya anak-anak sekolah harus
berhati-hati dalam memilih makanan di sekolah.Pastikan itu terjaga kebersihannya
dan mengandung gizi yang cukup. Karena penjual jajanan keliling tidak hanya di
desa tetapi di kota juga ada,maka Ibu-ibu harus membekali anaknya dengan
makanan dari rumah yang pastinya kualitas dan kandungan gizinya cukup buat
anak.Ibu-ibu sebaiknya juga memberi arahan atas apa yang akan dimakan anak di
sekolah.
B. Saran
Setelah membaca karya tulis ilmiah ini,disarankan bahwa Ibu-ibu harus lebih
mengajari anak-anaknya tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi,dan
makanan yang tidak dikonsumsi.Atau mungkin sebaiknya Ibu membekalinya
dengan makanan yang sudah disajikan di rumah untuk dibawa anak ke sekolah.

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 8


DAFTAR PUSTAKA

Heru,adi(1993).Kader kesehatan masyarakat.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.


Wahab,Samak (1996). Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Dan diambil dari artikel/sumber-sumber:
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837
http://www.obatherbalalami.com/2011/12/bahaya-kandungan-jajanan-jalanan-
bagi.html#.UaHVgFIhiUI

KEPERAWATAN KOMUNITAS Page 9

Anda mungkin juga menyukai