1. Naturalisme
Pengertian Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan
kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis seperti
referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah bentuk apresiasi
Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman mengangkat tema
keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang terjadi pada
pergerakan mooi indie di Indonesia (Hindia Belanda, tepatnya).
Aliran naturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga
dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul.
Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan
dari realisme serta melawan romantisisme, prototipnya sudah ada dari
abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren
dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar karena pengaruh
seniman Inggris John Constable.
Sastra Naturalisme
Berbeda dengan istilah naturalisme yang sering digunakan pada seni rupa,
di dunia sastra naturalisme berarti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita
realisme. Artinya sastra aliran naturalisme akan menceritakan dengan
gamblang kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa menyensor
adegan atau dialog yang kontroversial.
Naturalisme pada seni rupa dapat menjadi istilah yang digunakan untuk
menyatakan “kemiripan dengan alam”, gambar yang sangat mirip dengan
referensinya dapat disebut natural, diluar konteks aliran Naturalisme.
Sementara pada dunia sastra Naturalisme biasa ditulis dengan huruf “N”
besar untuk menyatakan bahwa naturalisme disana adalah istilah spesifik
untuk suatu aliran, bukan istilah natural untuk konteks apa saja.
Teknik-teknik Constable belum sepenuhnya tercapai disini. Karya ini dilukis pada
masa mudanya dengan latar belakang politik dan perang di negaranya sedang
kisruh. Meskipun begitu lukisan ini telah menunjukkan komitmennya terhadap
pengamatan alam yang akurat dan jujur, tampak pada rincian dari pepohonan dan
langit sangat mendetail.
Lukisan ini adalah salah satu dari rangkaian lima lukisan berjudul The Course of
Empire yang dipesan oleh Luman Reed. Setiap lukisan dalam seri ini
menggambarkan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari kebangkitan
hingga kejatuhan peradaban imajiner ini.Seluruh seri ini dimaksudkan sebagai
peringatan tentang ambisi Kekaisaran yang berlebihan. Lukisan ini
menggambarkan kekaisaran pada puncak kekuasaannya lengah dan terbius dalam
ambisinya sendiri yang malah membuat kehancuran kota.
Amerika baru saja membebaskan diri dari Kerajaan Inggris ketika lukisan ini
dibuat. Ia ingin memperingatkan bahwa negara baru tidak boleh jatuh ke
perangkap yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Lebih dari itu, seri ini
tampaknya mengekspresikan kecemasan Cole tentang ancaman perambahan
industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang tumbuh dengan begitu
pesatnya, sehingga menghiraukan alam disekitarnya.
Lukisan Naturalisme Abdullah Suriosubroto
Pemandangan Gunung (1935)
Lukisan pemandangan ini adalah cikal bakal dari lukisan klasik Indonesia. Lukisan
yang akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam menggambarkan
pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang identik dengan gunung biru
dibelakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan tropis. Pemandangan
gunung merupakan salah satu lukisan yang menjadi koleksi presiden pertama
Republik Indonesia, Bung Karno.
2. Romantisme
Aliran ini menitikberatkan emosi, imajinasi dan ide untuk kembali pada
keniscayaan sejarah dan alam. Romantisisme adalah bentuk perlawanan
pada seni neoklasik yang terikat pada norma, selalu seimbang namun statis.
Gerakan ini juga berusaha untuk memutarbalikkan konvensi sosial,
terutama pada kedudukan kaum aristokrat di masa itu.
Lukisan ini adalah salah satu contoh sejarah yang dilukiskan oleh Fransisco Goya.
Goya menyaksikan sendiri pendudukan Perancis di Spanyol pada tahun 1808.
Upaya untuk menurunkan kerajaan Spanyol dari Madrid memicu pemberontakan
yang luas. Pemberontakan itu terjadi pada 1-2 Mei 1808.
Lukisan ini adalah lukisan pertama yang dipamerkan Turner di Royal Academy.
Pemandangan terang bulan ini merupakan salah satu trendsetter pemandangan
malam hari di abad ke-18.
Cahaya bulan yang kontras tidak dapat ditandingi oleh cahaya halus lentera yang
berkedip-kedip. Turner seakan ingin menekankan bahwa kekuatan alam tidak
dapat ditandingi oleh manusia.
Ombak yang tampak tidak tenang memberikan tensi lebih pada suasana lukisan.
Tidak hanya itu, di background lukisan terdapat siluet batu karang yang ditakuti
oleh para nelayan di masa itu, karena berbahaya dan kerap memakan korban
terutama di setting malam hari yang gelap.
Wanderer above a sea of Fog & Analisinya
Manusia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan alam dunia yang luas
dan penuh misteri seperti yang digambarkan dalam pemandangan lautan kabut
pada lukisan. Namun hal tersebut tidak menghentikan langkah manusia dengan
segala akalnya (menggunakan tongkat, pakaian hangat) untuk menjelajahi dunia,
meskipun halang rintang tampak dimana-mana.
Ketika manusia merenungkan luasnya lautan kabut di hadapnya, ia tidak tahu ada
apa di depan sana. Semua hal sangat tidak dapat diprediksi, manusia hanya dapat
melihat petunjuk-petunjuk kecil yang hadir dibalik kabut.
3. Realisme
Realisme adalah aliran seni yang mengangkat peristiwa keseharian yang dialami
oleh orang kebanyakan. Istilah realisme pada aliran ini bukan merujuk pada
tingkat kemiripan atau keakuratan gambar lukisan dengan referensinya. Aliran
yang mengusung ide tersebut disebut Naturalisme. Tema dan wacana-nya yang
realistik, bukan gambarnya. Meskipun gambar yang realistis (naturalis tepatnya)
sejalan dengan ide penggambaran realistis yang ingin dicapai oleh pergerakan ini.
Di Indonesia kata realistik terlalu identik dengan gaya menggambar yang mirip
dengan referensi aslinya. Padahal dalam KBBI realisme sendiri diartikan sebagai
aliran kesenian yang berusaha melukiskan atau menceritakan sesuatu
sebagaimana kenyataannya (KBBI, 2016). Ketika kita berusaha meniru referensi
semirip mungkin, kita sedang berusaha untuk menciptakan lukisan yang
sealamiah mungkin (natural) mirip dengan aslinya, menirukan alam. Maka dari
itu, istilah yang lebih sesuai untuk hal tersebut sebetulnya naturalis, bukan realis.
Beberapa ahli berpendapat bahwa realisme adalah gerakan seni modern yang
pertama. Karena realisme dinilai telah menolak bentuk tradisional seni dan
lembaganya yang dianggap sudah tidak relevan di era Revolusi Industri. Realisme
muncul di era distruptif, ditandai dengan revolusi industri yang melaju pesat dan
menghasilkan perubahan sosial yang luas.
Kemunculan Realisme
Akademi menetapkan tema yang diambil dari mitologi klasik, Alkitab, literatur,
atau sejarah manusia sebagai tema terbaik. Hanya sebagian kecil pelukis ternama
yang diizinkan melukis dalam genre ini, dan karya mereka adalah karya yang
paling di angkat oleh Akademi. Genre juga dijadikan tolak ukur untuk melakukan
penilaian. Potret Tokoh Penting dan kelas atas diangap menjadi genre yang paling
baik. Disusul oleh lukisan Pemandangan dan Still Life (Benda mati seperti: Ceret,
makanan, dsb).
Millet menggambarkan para petani kentang dalam salah satu adegan keseharian
mereka ketika sedang bekerja. Lukisan ini menunjukan betapa kerasnya pekerjaan
yang meraka lakukan untuk bertahan hidup. Adengan yang diambil spesifiknya
adalah ketika para petani sedang memanen kentang. Mereka tidak berhenti
bekerja hingga matahari mulai tenggelam. Millet mengangkat harkat derajat
kaum petani sebagai fondasi dari kehidupan sosial yang langsung berhubungan
dengan kebutuhan utama manusia, yaitu bahan makanan.
A Bar at the Folies Bergere & Analisisnya
oleh Edouard Manet
1. Kubisme
Pengertian Kubisme
Kubisme adalah aliran seni rupa yang memuat beberapa sudut pandang dari suatu
objek atau figur dalam satu gambar yang sama, sehingga menghasilkan lukisan
yang terfragmentasi dan terdeformasi. Aliran ini juga seakan memecah gambar
melalui penyederhanaan objek hingga menyerupai bentuk geometris. Suatu
lukisan potret dapat terdiri dari angle samping dan angle depan secara bersamaan
sehingga menghasilkan kejanggalan yang artistik.
Sejarah Kubisme
Kubisme bermula di sekitar tahun 1907 ketika Picasso mulai menggunakan gaya
ini dalam karya berjudul “Demoiselles D’Avignon”. Karya ini disebut sebagai
prototype atau karya pra-Kubisme. Dalam karya ini sudah tampak berbagai ciri-ciri
aliran kubisme seperti distori yang radikal pada hidung, latar yang terfragmentasi
dan mata yang posisinya janggal namun memberikan ekspresi artistik. Georges
Braque yang melihat lukisan itu di studio Picasso tertarik dan menanggapi gaya
yang digunakan Picasso dengan mengeksplorasi gaya yang serupa.
Lalu kenapa aliran ini sendiri disebut Kubisme? Nama aliran Kubisme berasal dari
komentar yang dibuat oleh kritikus Louis Vauxcelles ketika melihat beberapa
lukisan Georges Braque yang dipamerkan di Paris pada tahun 1908. Ia
mendeskripsikan lukisan Braque menyederhanakan objeknya menjadi bentuk
geometris sehingga tampak kekubus-kubusan; cube (cubist). Istilah itulah yang
menyebar ketika aliran ini semakin mendapatkan perhatian publik.
Inspirasi dan Pengaruh
Pablo Picasso juga terinspirasi oleh topeng-topeng dari suku Afrika. Gaya yang
digunakan untuk membuat topeng-topeng tersebut sangat tidak natural/realistik,
penuh distorsi namun tetap menghadirkan citra manusia yang hidup. Picasso
sempat berkata: “Wajah terdiri dari mata, hidung dan mulut yang dapat
didistribusikan dengan cara apa pun sesuai dengan keinginan Anda’. Artinya bisa
saja kita menggambar mulut di atas hidung dan mata dibawah hidung, jika kita
menginginkannya. Itu adalah salah satu cara pandang Kubisme yang penting
untuk di garis bawahi.
Jenis Kubisme
Aliran kubisme berkembang dalam dua fase yang berbeda. Fase pertama adalah
Kubisme Analitik (Analytics Cubism), dan fase selanjutnya adalah Sintesis
(Synthetic Cubism). Namun tahapan Kubisme ini masih diperdebatkan dan terus
diperbarui hingga hari ini. Beberapa pendapat Ahli lain mengatakan bahwa
Kubisme memiliki tiga bahkan empat fase. Satu fase sebelum Analitik, dan satu
lagi setelah Sintesis. Jenis-jenis aliran Kubisme tersebut adalah:
Ini adalah fase awal dari Kubisme, yang masih mentah-mentah terinspirasi dari
karya-karya Cezanne. Pandangan retrospektif terhadap Cezanne banyak
mengilahmi seniman-seniman untuk mengambil sisi positif dari karyanya. Salah
satunya adalah kebebasan perspektif yang dapat membuat karya lebih dinamis
dan tidak hanya mengimitasi alam.
Disebut analitik karena pada fase ini Kubisme berkembang dengan cara yang
sangat sistematis. Karya didasarkan pada observasi objek dalam konteks latar
belakang dan eksplorasi berbagai sudut pandangnya. Picasso dan Braque
membatasi subjek mereka pada genre potret tradisional dan still life. Mereka juga
membatasi palet mereka pada warna bumi (earth tone) dan abu-abu yang
dimatikan untuk mengurangi kejelasan antara bentuk figur dan objek yang
terfragmentasi.
Pada tahun 1912 Picasso dan Braque mulai memperkenalkan unsur-unsur asing
ke dalam komposisi mereka. Picasso menambahkan wallpaper yang mirip
anyaman pada karyanya yang berjudul: Still Life with Chair-Caning (1912). Braque
menempelkan guntingan koran ke kanvasnya, memulai eksplorasi gerakan kolase.
Intinya fase ini disebut Sintesis karena mereka mulai menyusun dan
menggabungkan benda non cat pada lukisannya.
Ciri-ciri kubisme sangat terasa pada lukisan ini. Objek-objek seperti ikan
terfragmentasi, bagian setengah kepala dibawah, sisanya diatas. Beberapa objek
yang dilukis pun tampak terbuka dan menyatu dengan latar belakang.
Penyederhanaan bentuk juga sangat kental terjadi, berbagai objek di lukisan ini
tampak hanya seperti bentuk geometris yang saling menumpuk satu sama lain.
Botol tampak berfungsi sebagai satu-satunya jembatan ke gambar representatif
dalam dunia deformatif yang radikal tersebut.
Braque menggambar botol dan ikan sepanjang karier melukisnya. Lukisan ini
adalah salah satu contoh dari Analytic Cubism, fase awal kolaborasinya
mengembangkan kubisme bersama Picasso. Lukisan ini memiliki karakteristik
palet warna earth tone yang ringan, sehingga menghasilkan citra yang lembut
meskipun objek yang dilukis terhitung berantakan dan banyak. Tekstur sapuan
kuas yang dinamis mengisi berbagai potensi kekosongan pada unsur lukisan yang
besar dan luas. Komposisinya yang rapi dengan menggunakan objek vertikal yang
bertumpu pada tumpuan horizontal ikut membantu menyeimbangkan lukisan ini.
Contoh Karya Pablo Picasso: Guernica dan Analisisnya
Guernica (1937) karya Pablo Picasso adalah salah satu lukisan paling terkenal
sepanjang masa. Seperti banyak karya seni terkenal lainnya, makna lukisan ini
tidak jelas dan dibiarkan terbuka lebar untuk ditafsirkan. Guernica adalah kota
kecil di Spanyol utara yang menjadi sasaran latihan pemboman oleh Luftwaffe
Jerman selama Perang Saudara Spanyol.
Lukisan ini adalah karya favorit mentor Gris, Picasso. Harlequin adalah karakter
utama di commedia dell’arte (teater topeng yang berasal dari Italia abad ke-16)
dan seorang penipu dengan kecenderungan untuk bertindak semaunya sendiri.
Harlequin adalah subjek yang sering diangkat dalam bidang seni, muncul di sekitar
40 karyanya yang dibuat dari 1917 hingga 1925.
Di sini, latar belakangnya sebagai ilustrator terlihat di mata dan mulut subjek yang
kekartun-kartunan. Garis-garis grafik cerah yang menelusuri sosok dan kostumnya
juga ikut memperkuat kesan poster komersial yang muncul. Nada warna yang
hangat dan subjek yang akrab memberikan harmoni yang artistik. Jari-jari tangan
kanan Harlequin berfungsi ganda sebagai kontur gitar memperlihatkan
kecerdasan visual Juan Gris.
2. Surealisme
Pengertian Surealisme
Bisa jadi sesuatu yang dipendam tersebut terjadi karena malu, tidak
percaya diri, hingga ditakuti karena trauma tertentu. Hal itu juga bisa
sesederhana mimpi dimasa kecil seseorang yang kian memudar karena
harus menghadapi realitas yang lebih logis di masa dewasanya. Memiliki
hasrat yang sedikit buruk pun bukanlah masalah, selama kita mampu
mengendalikan dan tidak mengikutinya.
Kemunculan Surealisme
Aliran Seni Rupa Surealisme adalah salah satu gerakan yang paling besar di
abad ke-20. Aliran ini diproklamirkan oleh Andre Breton, seorang
Sastrawan aliran Dadaisme dalam tulisan Manifesto Surealisnya pada tahun
1924. Surealisme bermula dari dunia sastra, dan berujung menular ke dunia
seni rupa, dan berbagai bidang seni lainnya.
Namun beberapa ahli berpendapat bahwa aliran ini telah muncul dari
tahun 1917, melalui karya Giorgi de Chirico yang menghadirkan
pemandangan trotoar kota dengan gaya yang tampak seperti halusinasi.
Meskipun pada akhirnya Chirico meninggalkan gaya melukisnya yang
seperti itu, namun karyanya menginspirasi Max Ernst untuk menggunakan
gaya serupa.
Seperti hampir semua aliran seni, Surealisme adalah produk yang muncul
dari periode sejarahnya. Aliran ini muncul dari reruntuhan aliran Dadaisme
yang memberontak terhadap zona nyaman yang dihasilkan oleh kaum kelas
menengah.
Terdapat polemik di antara para sejarawan mengenai akhir dari aliran ini.
Bagi banyak sejarawan, Surealisme berakhir setelah Perang Dunia II, ketika
gerakan seni modern lainnya menjadi populer. Sementara para ahli lain
berpendapat bahwa kematian André Breton pada tahun 1966 menandai
berakhirnya gerakan surealis. Sementara itu pendapat lain mengatakan
bahwa aliran ini tetap berlanjut sampai hari ini dan banyak tercermin pada
karya seni kontemporer.
Psikoanalisis Sigmund Freud
Breton menulis dalam Manifesto Surealisnya bahwa bentuk seni ideal dapat
diciptakan melalui alam bawah sadar. Ia membahas teknik “otomatis”, atau
secara spontan menulis mengikuti alam bawah sadar tanpa memikirkan
sesuatu yang realistis membebani prosesnya. Hal itu diilhami dari
Psikoanalisis Freudian, yang populer di masa itu.
Salah satu yang harus menjadi catatan penting dalam aliran seni rupa
surealisme adalah surealisme tidak sama dengan fantasi. Surealisme
terinspirasi dari citra mimpi dan bawah alam sadar manusia. Dengan begitu
surealisme tidak akan membawa konteks suatu subjek atau objek yang
tidak berada dilingkungan manusia dan alam dunia.
Berbeda dengan fantasi surealisme mengambil objek-objek keseharian
yang terdapat di kehidupan dan alam kita lalu memanipulasinya sedemikian
rupa hingga tidak tampak seperti kenyataan lagi. Surealisme tidak
berfantasi mengenai mahluk seperti naga atau mahluk lainnya dalam mite,
etos dan bentuk fantasi lainnya. Keduanya berdekatan namun bukan genre
yang sama.
Contoh Karya Aliran Surealisme: Golconda dan Analisisnya
Karya ini menggambarkan adegan hujan manusia, dimana semua orang tampak
hampir identik satu sama lain dan mengenakan baju yang sama, lengkap dengan
topi bowler. Meskipun demikian bisa jadi pria-pria tersebut hanya melayang
(levitating) karena tidak ada indikasi gerakan tersirat. Latar belakangnya adalah
kawasan pinggiran kota yang mirip dengan kawasan tempat tinggal Magritte, ia
juga berpakaian dengan cara yang sama, seperti orang-orang yang mengapung
itu. Topi bowler adalah topi yang biasa dikenakan oleh para kaum menengah di
masa itu.
Salah satu interpretasi atau tafsiran yang dapat diproduksi adalah bahwa Magritte
ingin menunjukkan garis batas antar individualitas dan asosiasi atau kelompok
telah hilang dan kabur di masa modern. Semua pria ini berpakaian sama, memiliki
fitur tubuh yang sama dan semuanya melayang bersamaan di area yang sama.
Kebebasan individu telah hilang, padahal hal itu merupakan salah satu dasar dari
hak asasi manusia untuk mengekspresikan dirinya sendiri sebagaimana ia mau.
Lukisan Surealisme The Wounded Deer & Analisisnya
Lukisan ini menghadirkan sosok hibrida antara rusa dan seorang manusia yang
merupakan potret wajah pelukisnya sendiri, Frida Kahlo. Ia memposisikan dirinya
menjadi mahluk yang tidak berdaya dan terluka akibat dari anak panah yang
menancap disekujur tubuhnya. Tampaknya mahluk hibrida ini tengah diburu di
hutan.
Jika dilihat dari adegan lukisan, Kahlo ingin menegaskan bahwa dia masih hidup,
namun panah yang telah menancap diseluruh tubuhnya perlahan akan
membunuhnya. Mahluk itu tampak mengenakan anting-anting mutiara, seolah-
olah menyoroti keinginannya untuk menjadi wanita biasa lainnya yang mungkin
dapat hidup lebih lama karena tidak mengidap penyakit yang di deritanya. Ia juga
tampak memperlihatkan keinginannya untuk hidup lebih bebas di alam terbuka.
Kahlo tidak menggambarkan dirinya sebagai rusa jantan dengan tanduk besar. Hal
ini menunjukkan spiritualitasnya terhadap pemikiran feminism (kesetaraan
gender). Semacam satir terhadap keadaan dunia seni yang selalu dikuasai oleh
kaum pria, jarang sekali wanita yang memiliki kesempatan untuk menjadi
seniman. Disini juga ia menunjukan ketertarikannya untuk mengapresiasi seniman
besar lain di masa lalu. Lukisan ini diasosiasikan dengan lukisan tema St. Sebastian
yang memiliki adegan serupa, panah-panah menancap disekujur tubuhnya.
The Persistence of Time dan Analisisnya
The Persistence of Time adalah Lukisan yang paling ikonik dan terkenal dari
Salvador Dali. Lukisan ini menggambarkan berbagai jam dinding dan wekar yang
tampak meleleh. Dali membuat benda yang seharusnya keras menjadi tampak
lunak. Kehadiran Pohon yang sepertinya tumbuh di atas blok kayu yang mirip
seperti meja menambah kekontrasan yang terjadi antara realita dan citra mimpi.
Horison yang luas namun tampak kosong, ditambah dengan tebing yang
dilukiskan secara jelas meskipun jaraknya tidak dekat membuat latar belakang
lukisan ini tampak seperti dalam alam mimpi, atau hanya ilusi. Keteguhan waktu
(The Persistence of Time) tampaknya memang menjadi sorotan utama pada karya
ini.
Bisa jadi Dali ingin membahas bagaimana keteguhan waktu dapat diporak-
porandakan oleh manusia. Mungkin juga bahwa lukisan ini adalah simbol dari
keinginan manusia untuk menjadi efisien di masa itu justru malah banyak
menghabiskan waktunya sendiri sebagai bayaran yang paling mahal. Atau apakah
karya ini merupakan satir dari masyarakat modern yang banyak menghabiskan
waktunya dengan sia-sia?
3. Futurisme
Manifesto dari aliran ini memiliki nuansa pemikiran yang sama dengan
salah satu konsep dasar fisika kuantum. Terutama pada
bagian superposition yang berarti posisi tengah di antara dua keadaan
utama yang dapat kita terka; buka – superposition – tutup.
<3