Anda di halaman 1dari 40

TUGAS SENI BUDAYA

“Buatlah kliping contoh lukisan 3 aliran representatif dan 3


aliran interpretatif”

Nama : Syaikhah Siti Juniarti Serwan Mualo

Kelas : IX-3 (9-3)


Aliran Representatif
Representatif adalah perwujudan gaya seni rupa yang menggunakan keadaan
nyata pada kehidupan masyarakat dan gaya alam.

1. Naturalisme

Pengertian Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan
kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis seperti
referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah bentuk apresiasi
Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman mengangkat tema
keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang terjadi pada
pergerakan mooi indie  di Indonesia (Hindia Belanda, tepatnya).

Aliran naturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga
dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul.
Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan
dari realisme serta melawan romantisisme, prototipnya sudah ada dari
abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren
dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar karena pengaruh
seniman Inggris John Constable.

Selama periode ini, kelompok dan sekolah seniman untuk masyarakat


sudah didirikan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa
sekolah itu adalah: Akademi Norwich di Inggris timur, Akademi Hudson
River di New York State, dan Akademi Barbizon di Prancis tengah, yang
mempengaruhi seluruh Eropa.

Sastra Naturalisme
Berbeda dengan istilah naturalisme yang sering digunakan pada seni rupa,
di dunia sastra naturalisme berarti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita
realisme. Artinya sastra aliran naturalisme akan menceritakan dengan
gamblang kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa menyensor
adegan atau dialog yang kontroversial.

Naturalisme pada seni rupa dapat menjadi istilah yang digunakan untuk
menyatakan “kemiripan dengan alam”, gambar yang sangat mirip dengan
referensinya dapat disebut natural, diluar konteks aliran Naturalisme.
Sementara pada dunia sastra Naturalisme biasa ditulis dengan huruf “N”
besar untuk menyatakan bahwa naturalisme disana adalah istilah spesifik
untuk suatu aliran, bukan istilah natural untuk konteks apa saja.

Ciri-Ciri Aliran Naturalisme

1. Mengutamakan kemiripan gambar pada lukisan dengan objek yang


dilukis sesuai dengan referensi
2. Teknik dan kepiawaian seniman menjadi senjata utama
3. Membawakan tema-tema lukisan yang indah namun berdasarkan
kemurniannya
4. Naturalisme adalah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam
5. Mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar seniman
6. Melukiskan kecantikan atau ketampanan potret manusia apa adanya,
tanpa dilebih-lebihkan
Lukisan Naturalisme John Constable
Dedham Vale (1816) & Analisisnya

Teknik-teknik Constable belum sepenuhnya tercapai disini. Karya ini dilukis pada
masa mudanya dengan latar belakang politik dan perang di negaranya sedang
kisruh. Meskipun begitu lukisan ini telah menunjukkan komitmennya terhadap
pengamatan alam yang akurat dan jujur, tampak pada rincian dari pepohonan dan
langit sangat mendetail.

Mata pengamat diarahkan pada bagian terjauh sungai pemandangan, sepanjang


rute sungai ke menara jauh dari gereja Dedham, yang meskipun kecil, membentuk
titik fokus yang kuat untuk karya tersebut. Pohon-pohon di kedua sisi kanvas juga
membentuk bingkai ke bagian tengah gambar yang menampilkan pemandangan
utamanya. Ia menampilkan pemandangan disekitar rumahnya itu dengan apik,
melalu pengelihatan yang estetis tanpa melebih-lebihkannya.
The Consummation of Empire (1836) & Analisisnya
Oleh Thomas Cole

Lukisan ini adalah salah satu dari rangkaian lima lukisan berjudul The Course of
Empire yang dipesan oleh Luman Reed. Setiap lukisan dalam seri ini
menggambarkan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari kebangkitan
hingga kejatuhan peradaban imajiner ini.Seluruh seri ini dimaksudkan sebagai
peringatan tentang ambisi Kekaisaran yang berlebihan. Lukisan ini
menggambarkan kekaisaran pada puncak kekuasaannya lengah dan terbius dalam
ambisinya sendiri yang malah membuat kehancuran kota.

Amerika baru saja membebaskan diri dari Kerajaan Inggris ketika lukisan ini
dibuat. Ia ingin memperingatkan bahwa negara baru tidak boleh jatuh ke
perangkap yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Lebih dari itu, seri ini
tampaknya mengekspresikan kecemasan Cole tentang ancaman perambahan
industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang tumbuh dengan begitu
pesatnya, sehingga menghiraukan alam disekitarnya.
Lukisan Naturalisme Abdullah Suriosubroto
Pemandangan Gunung (1935)

Lukisan pemandangan ini adalah cikal bakal dari lukisan klasik Indonesia. Lukisan
yang akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam menggambarkan
pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang identik dengan gunung biru
dibelakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan tropis. Pemandangan
gunung merupakan salah satu lukisan yang menjadi koleksi presiden pertama
Republik Indonesia, Bung Karno.
2. Romantisme

Pengertian Aliran Romantisisme


Aliran Romantisisme adalah aliran yang mengedepankan unsur emosi suatu
karya dengan cara penggambaran dan pembangunan citra yang dramatis,
teatrikal dan memiliki suasana seperti dalam mimpi (dream-like).

Aliran ini menitikberatkan emosi, imajinasi dan ide untuk kembali pada
keniscayaan sejarah dan alam. Romantisisme adalah bentuk perlawanan
pada seni neoklasik yang terikat pada norma, selalu seimbang namun statis.
Gerakan ini juga berusaha untuk memutarbalikkan konvensi sosial,
terutama pada kedudukan kaum aristokrat di masa itu.

Sejarah Aliran Romantisme


Romantisisme berawal dari akhir abad 18 di Eropa Barat. Gerakan artistik
ini adalah aliran seni yang berawal dari sastra dan merambah hingga ke
gerakan intelektual secara umum.
Istilah Romantisisme pertama kali digunakan di Jerman pada akhir 1700-an
oleh para kritikus August dan Friedrich Schlegal yang menulis buku kritik
berjudul romantische Poesie (puisi romantik). Penyair Inggris William
Wordsworth menjadi suara utama gerakan romantisisme di tahun 1815-an.
Wordsworth memiliki gagasan utama bahwa puisi harus menjadi luapan
spontan perasaan yang kuat. Melawan tatanan sosial, kepercayaan
setempat, dan nilai-nilai yang mapan Romantisisme menjadi gerakan seni
yang dominan di seluruh Eropa pada tahun 1820-an.

Sejarah romantisisme dipengaruhi oleh datangnya revolusi industri yang


mulai meninggalkan kealamian dunia dan destruktif terhadap lingkungan.
Banyak seniman yang menolak praktik-praktik industrialisasi yang kurang
memperhatikan dampak negatifnya terhadap alam.
Meskipun belum dikategorikan sebagai seni modern, romantisisme telah
melawan gerakan seni klasik yang telah mapan sebelumnya. Romantisisme
sudah mulai mengeksplorasi bentuk estetis lain yang tidak hanya mencari
keindahan suatu objek belaka. Romantisisme menggali nilai luhur yang
agung dari suatu subjek, sebagai pengganti kecantikan dan keindahan fisik.

Ciri-Ciri Aliran Romantisisme


Romantisisme tidak dapat diidentifikasi dengan suatu gaya, teknik, atau
sikap yang tunggal, namun memiliki ciri umum yang seragam. Ciri tersebut
adalah:
1. Imajinatif; Meskipun tetap realistis (tidak ada fantasi), adegan yang
digunakan pada romantisisme cenderung tampak teatrikal dan bukan
pemandangan sehari-hari, untuk menciptakan adegan tersebut diperlukan
daya imajinasi yang tinggi.
2. Subjektif; Penciptaan seni dianggap sebagai ekspresi diri seniman.
3. Menggunakan intensitas emosional yang tinggi.
4. Pencitraan atau suasana memiliki kualitas dream-like  (seperti mimpi).
5. Menggambarkan perasaan kuat yang tidak harfiah atau menggunakan
perumpaan dan simbol.
The Second of May 1808 & Penjelasannya
Fransisco Gayo

Lukisan ini adalah salah satu contoh sejarah yang dilukiskan oleh Fransisco Goya.
Goya menyaksikan sendiri pendudukan Perancis di Spanyol pada tahun 1808.
Upaya untuk menurunkan kerajaan Spanyol dari Madrid memicu pemberontakan
yang luas. Pemberontakan itu terjadi pada 1-2 Mei 1808.

Goya mengabadikan peristiwa tersebut dengan lukisan yang mereka adegan


tanpa menyaksikannya secara langsung. Ia hanya mengetahui informasi tersebut,
lalu menggambarkan dengan imajinasinya. Lukisan ini adalah salah satu contoh
bagaimana para seniman romantik bekerja dengan imajinasi tinggi dan
mempresentasikannya dengan cara yang dramatis melalui adegan peperangan
yang sengit.
Fishermen at Sea & Analisisnya
J.M.W Turner

Lukisan ini adalah lukisan pertama yang dipamerkan Turner di Royal Academy.
Pemandangan terang bulan ini merupakan salah satu trendsetter pemandangan
malam hari di abad ke-18.

Cahaya bulan yang kontras tidak dapat ditandingi oleh cahaya halus lentera yang
berkedip-kedip. Turner seakan ingin menekankan bahwa kekuatan alam tidak
dapat ditandingi oleh manusia.

Ombak yang tampak tidak tenang memberikan tensi lebih pada suasana lukisan.
Tidak hanya itu, di background lukisan terdapat siluet batu karang yang ditakuti
oleh para nelayan di masa itu, karena berbahaya dan kerap memakan korban
terutama di setting malam hari yang gelap.
Wanderer above a sea of Fog & Analisinya

(Penggelana di atas Lautan Kabut) oleh Caspar David Friedrich

Wanderer above a Sea of Fog menggambarkan seorang pria yang memegang


tongkat, berdiri di atas bebatuan yang menghadap ke sebuah hamparan bukit
yang berbatu dan berkabut. Rambutnya tertiup angin di depan langit yang
dipenuhi oleh awan putih yang sulit dibedakan dari kabut. Latar dibelakangnya
juga sangat berkabut dan membuat gunung yang berada dibelakangnya nyaris tak
terlihat.

riedrich mengibaratkan pemandangan tersebut sebagai lautan kabut. Ini


merupakan salah satu contoh gaya berpikir seniman romantisisme yang selalu
menggunakan simbolisme dan perumpamaan dalam lukisannya.

Lukisan ini dapat menghasilkan interpretasi:

Manusia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan alam dunia yang luas
dan penuh misteri seperti yang digambarkan dalam pemandangan lautan kabut
pada lukisan. Namun hal tersebut tidak menghentikan langkah manusia dengan
segala akalnya (menggunakan tongkat, pakaian hangat) untuk menjelajahi dunia,
meskipun halang rintang tampak dimana-mana.

Ketika manusia merenungkan luasnya lautan kabut di hadapnya, ia tidak tahu ada
apa di depan sana. Semua hal sangat tidak dapat diprediksi, manusia hanya dapat
melihat petunjuk-petunjuk kecil yang hadir dibalik kabut.
3. Realisme

Pengertian Aliran Realisme

Realisme adalah aliran seni yang mengangkat peristiwa keseharian yang dialami
oleh orang kebanyakan. Istilah realisme pada aliran ini bukan merujuk pada
tingkat kemiripan atau keakuratan gambar lukisan dengan referensinya. Aliran
yang mengusung ide tersebut disebut Naturalisme. Tema dan wacana-nya yang
realistik, bukan gambarnya. Meskipun gambar yang realistis (naturalis tepatnya)
sejalan dengan ide penggambaran realistis yang ingin dicapai oleh pergerakan ini.

Di Indonesia kata realistik terlalu identik dengan gaya menggambar yang mirip
dengan referensi aslinya. Padahal dalam KBBI realisme sendiri diartikan sebagai
aliran kesenian yang berusaha melukiskan atau menceritakan sesuatu
sebagaimana kenyataannya (KBBI, 2016). Ketika kita berusaha meniru referensi
semirip mungkin, kita sedang berusaha untuk menciptakan lukisan yang
sealamiah mungkin (natural) mirip dengan aslinya, menirukan alam. Maka dari
itu, istilah yang lebih sesuai untuk hal tersebut sebetulnya naturalis, bukan realis.

Beberapa ahli berpendapat bahwa realisme adalah gerakan seni modern yang
pertama. Karena realisme dinilai telah menolak bentuk tradisional seni dan
lembaganya yang dianggap sudah tidak relevan di era Revolusi Industri. Realisme
muncul di era distruptif, ditandai dengan revolusi industri yang melaju pesat dan
menghasilkan perubahan sosial yang luas.

Kemunculan Realisme

Royal Academy of Painting and Sculpture telah mendominasi sirkulasi produk


kesenian di Prancis selama hampir dua abad. Prancis adalah kebudayaan seni
yang paling unggul di dunia pada masa itu. Berasumsi untuk menjaga
keunggulannya, Akademi Seni Prancis menetapkan standar-standar tertentu
untuk karya seni di seluruh Eropa. Salah satu caranya adalah dengan memberikan
berbagai pelatihan untuk para seniman muda berbakat. Selain itu akademi ini juga
mengkurasi dan memilah karya yang layak dipamerankan di galeri The Paris Salon.

Akademi menetapkan tema yang diambil dari mitologi klasik, Alkitab, literatur,
atau sejarah manusia sebagai tema terbaik. Hanya sebagian kecil pelukis ternama
yang diizinkan melukis dalam genre ini, dan karya mereka adalah karya yang
paling di angkat oleh Akademi. Genre juga dijadikan tolak ukur untuk melakukan
penilaian. Potret Tokoh Penting dan kelas atas diangap menjadi genre yang paling
baik. Disusul oleh lukisan Pemandangan dan Still Life (Benda mati seperti: Ceret,
makanan, dsb).

Seiring berjalannya waktu, Akademi dianggap semakin tidak mampu untuk


mengakomodir keadaan zamannya oleh sebagian seniman. Sebagian seniman
merasa berbagai standar yang ditentukan oleh Akademi tersebut terlalu kaku
untuk zaman modern. Tema yang ditentukan terlalu pilih kasih dan di nilai tidak
adil untuk semua kalangan manusia.

Maka, munculah para pelukis Realisme yang menggantikan gambaran idealistik


dari seni tradisional dengan peristiwa keseharian di kehidupan nyata. Mengangkat
masyarakat biasa untuk mendapatkan bobot yang sama dengan kasta atas.
Keinginan para realis untuk mengangkat kehidupan sehari-hari ke dalam kanvas
adalah manifestasi awal keinginan avant garde untuk menghubungkan seni pada
kehidupan masyarakat umum.

Ciri Aliran Realisme

1. Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan


2. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas
dengan lingkungan keadaan sehari-harinya
3. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan
kondisi aslinya.
4. Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan
(dramatis) ala Romantisisme.
5. Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik
tinggi yang dikuasai oleh pelukisnya.
6. Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah
mewah atau pakaian mahal seperti kaum bangsawan.
7. Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya saja
yang diperlihatkan, Misalnya: mengangkat peristiwa tragisnya perang yang
hasilkan oleh permainan politik kelas atas, melalui penggambaran pion-pion kecil
dibawahnya.
Lukisan Realisme A Burial at Ornans & Analisisnya

oleh Gustave Courbet

Sebagai contoh utama Realisme, lukisan itu berdasar kepada fakta-fakta


penguburan nyata dan menghindari konotasi spiritual yang dilebih-lebihkan.
Courbet memberikan penekanan pergantian cahaya pada lukisan untuk
menekankan bahwa kehidupan itu tidak abadi (hari berganti sore ke malam, dst).
Sementara tenggelamnya matahari dapat menjadi simbol untuk transisi besar dari
ketidakabadian manusia menuju keabadian di alam sana.

Beberapa kritikus di masa lalu melihat kepatuhan terhadap fakta-fakta dari


kematian sebagai penghinaan agama. Karena pada masa itu melukiskan tema
kematian lazimnya adalah dengan menggunakan Alegori dari riwayat manusia dan
kisah yang terdapat di Alkitab. Melukiskan prosesi pemakan seperti ini masih
dianggap kontroversial pada masanya.
The Potato Harvest & Analisinya

Oleh Jean Francois Millet

Millet menggambarkan para petani kentang dalam salah satu adegan keseharian
mereka ketika sedang bekerja. Lukisan ini menunjukan betapa kerasnya pekerjaan
yang meraka lakukan untuk bertahan hidup. Adengan yang diambil spesifiknya
adalah ketika para petani sedang memanen kentang. Mereka tidak berhenti
bekerja hingga matahari mulai tenggelam. Millet mengangkat harkat derajat
kaum petani sebagai fondasi dari kehidupan sosial yang langsung berhubungan
dengan kebutuhan utama manusia, yaitu bahan makanan.
A Bar at the Folies Bergere & Analisisnya
oleh Edouard Manet

Manet menggambarkan suasana keseharian di Bar tempat ia biasa bercengkrama


sambil menggambar atau melukis dengan beberapa temannya. Ia memilih subjek
sehari-hari yang selama itu tidak pernah diangkat karena dinilai tabu. Pada lukisan
ini Manet sengaja menambahkan sosok Pria di bagian cermin Bar. Karakter
tersebut seharusnya tidak tersorot jika menggunakan perspektif yang akurat.
Namun dengan menambahkan sosok tersebut karyanya menjadi enigmatik dan
memberikan pertanyaan Apakah sebetulnya sosok tersebut sebetulnya tidak ada?
dan hanya ada dipikiran model wanitanya saja? Permainan perspektif yang
sengaja sedikit dimainkan dan tidak akurat pada lukisan ini adalah salah satu
alasan mengapa ia disebut-sebut sebagai salah satu Bapak Seni Modern.
Aliran Interpretatif

1. Kubisme

Pengertian Kubisme

Kubisme adalah aliran seni rupa yang memuat beberapa sudut pandang dari suatu
objek atau figur dalam satu gambar yang sama, sehingga menghasilkan lukisan
yang terfragmentasi dan terdeformasi. Aliran ini juga seakan memecah gambar
melalui penyederhanaan objek hingga menyerupai bentuk geometris. Suatu
lukisan potret dapat terdiri dari angle samping dan angle depan secara bersamaan
sehingga menghasilkan kejanggalan yang artistik.

Sejarah Kubisme

Kubisme bermula di sekitar tahun 1907 ketika Picasso mulai menggunakan gaya
ini dalam karya berjudul “Demoiselles D’Avignon”. Karya ini disebut sebagai
prototype atau karya pra-Kubisme. Dalam karya ini sudah tampak berbagai ciri-ciri
aliran kubisme seperti distori yang radikal pada hidung, latar yang terfragmentasi
dan mata yang posisinya janggal namun memberikan ekspresi artistik. Georges
Braque yang melihat lukisan itu di studio Picasso tertarik dan menanggapi gaya
yang digunakan Picasso dengan mengeksplorasi gaya yang serupa.

Asal-Muasal Penamaan Aliran Kubisme

Lalu kenapa aliran ini sendiri disebut Kubisme? Nama aliran Kubisme berasal dari
komentar yang dibuat oleh kritikus Louis Vauxcelles ketika melihat beberapa
lukisan Georges Braque yang dipamerkan di Paris pada tahun 1908. Ia
mendeskripsikan lukisan Braque menyederhanakan objeknya menjadi bentuk
geometris sehingga tampak kekubus-kubusan; cube (cubist). Istilah itulah yang
menyebar ketika aliran ini semakin mendapatkan perhatian publik.
Inspirasi dan Pengaruh

Kubisme dapat dikatakan dipengaruhi dan terinspirasi oleh karya-karya Paul


Cezanne, hingga salah satu fase awalnya disebut Cezzanian Cubism. Karya
Cezanne sudah tidak memperhatikan perspektif yang akurat. Sehingga karya yang
ia lukis tidak memiliki perspektif yang konsisten, beberapa objek  tampak ganjil
karena tidak adanya perspektif yang jelas. Namun itu adalah salah satu hal yang
membuatnya tampak lebih menarik dibandingkan dengan karya klasik yang pada
masa itu sudah dianggap terlalu datar.

Pablo Picasso juga terinspirasi oleh topeng-topeng dari suku Afrika. Gaya yang
digunakan untuk membuat topeng-topeng tersebut sangat tidak natural/realistik,
penuh distorsi namun tetap menghadirkan citra manusia yang hidup. Picasso
sempat berkata: “Wajah terdiri dari mata, hidung dan mulut yang dapat
didistribusikan dengan cara apa pun sesuai dengan keinginan Anda’. Artinya bisa
saja kita menggambar mulut di atas hidung dan mata dibawah hidung, jika kita
menginginkannya. Itu adalah salah satu cara pandang Kubisme yang penting
untuk di garis bawahi.

Jenis Kubisme

Aliran kubisme berkembang dalam dua fase yang berbeda. Fase pertama adalah
Kubisme Analitik (Analytics Cubism), dan fase selanjutnya adalah Sintesis
(Synthetic Cubism). Namun tahapan Kubisme ini masih diperdebatkan dan terus
diperbarui hingga hari ini. Beberapa pendapat Ahli lain mengatakan bahwa
Kubisme memiliki tiga bahkan empat fase. Satu fase sebelum Analitik, dan satu
lagi setelah Sintesis. Jenis-jenis aliran Kubisme tersebut adalah:

Kubisme Cezannian / Cezannian Cubism (1908 – 1909)

Ini adalah fase awal dari Kubisme, yang masih mentah-mentah terinspirasi dari
karya-karya Cezanne. Pandangan retrospektif terhadap Cezanne banyak
mengilahmi seniman-seniman untuk mengambil sisi positif dari karyanya. Salah
satunya adalah kebebasan perspektif yang dapat membuat karya lebih dinamis
dan tidak hanya mengimitasi alam.

Kubisme Analitik / Analytics Cubism (1910 – 1912)

Disebut analitik karena pada fase ini Kubisme berkembang dengan cara yang
sangat sistematis. Karya didasarkan pada observasi objek dalam konteks latar
belakang dan eksplorasi berbagai sudut pandangnya. Picasso dan Braque
membatasi subjek mereka pada genre potret tradisional dan still life. Mereka juga
membatasi palet mereka pada warna bumi (earth tone) dan abu-abu yang
dimatikan untuk mengurangi kejelasan antara bentuk figur dan objek yang
terfragmentasi.

Kubisme Sintesis / Synthesis Cubism (c.1912 – c.1914)

Pada tahun 1912 Picasso dan Braque mulai memperkenalkan unsur-unsur asing
ke dalam komposisi mereka. Picasso menambahkan wallpaper yang mirip
anyaman pada karyanya yang berjudul: Still Life with Chair-Caning (1912). Braque
menempelkan guntingan koran ke kanvasnya, memulai eksplorasi gerakan kolase.
Intinya fase ini disebut Sintesis karena mereka mulai menyusun dan
menggabungkan benda non cat pada lukisannya.

Kubisme Kristal / Crystal Cubism (1915 – 1922)

Kubisme kristal adalah bentuk penyederhanaan dari berbagai fase sebelumnya.


Pada fase ini kubisme ditekankan terhadap bidang geometris datar yang saling
tumpang tindih (juxtaposed). Disini kubisme menjadi lebih dekat pada abstrak
formalistik, karena bentuk nonrepresentatif geometris hampir mengontrol
seluruh elemen karya seni.
Ciri-Ciri Aliran Kubisme

1. Menggunakan beberapa perspektif sekaligus dalam satu gambar, sehingga


menunjukkan objek dari berbagai sudut pandang.
2. Melakukan deformasi dan dekonstruksi terhadap objek yang di lukis (mulut
diatas mata, hidung dibawah, dsb).
3. Menyederhanakan objek menjadi mirip dengan bentuk geometris (hidung
seperti segitiga, siku seperti trapesium, dsb).
4. Mengeksplorasi bentuk terbuka, membiarkan ruang mengalir melalui
bentuk, memadukan latar belakang ke objek didepannya.
5. Pada fase kedua Kubisme (Synthetic Cubism) seniman kubisme banyak
menggunakan benda sehari-hari sebagai tanda abstrak (potongan koran, dsb).
Contoh Karya Aliran Kubisme: Bottle and Fishes (1910-12) dan Analisisnya

oleh Georges Braque

Ciri-ciri kubisme sangat terasa pada lukisan ini. Objek-objek seperti ikan
terfragmentasi, bagian setengah kepala dibawah, sisanya diatas. Beberapa objek
yang dilukis pun tampak terbuka dan menyatu dengan latar belakang.
Penyederhanaan bentuk juga sangat kental terjadi, berbagai objek di lukisan ini
tampak hanya seperti bentuk geometris yang saling menumpuk satu sama lain.
Botol tampak berfungsi sebagai satu-satunya jembatan ke gambar representatif
dalam dunia deformatif yang radikal tersebut.

Braque menggambar botol dan ikan sepanjang karier melukisnya. Lukisan ini
adalah salah satu contoh dari Analytic Cubism, fase awal kolaborasinya
mengembangkan kubisme bersama Picasso. Lukisan ini memiliki karakteristik
palet warna earth tone yang ringan, sehingga menghasilkan citra yang lembut
meskipun objek yang dilukis terhitung berantakan dan banyak. Tekstur sapuan
kuas yang dinamis mengisi berbagai potensi kekosongan pada unsur lukisan yang
besar dan luas. Komposisinya yang rapi dengan menggunakan objek vertikal yang
bertumpu pada tumpuan horizontal ikut membantu menyeimbangkan lukisan ini.
Contoh Karya Pablo Picasso: Guernica dan Analisisnya

oleh Pablo Picasso

Guernica (1937) karya Pablo Picasso adalah salah satu lukisan paling terkenal
sepanjang masa. Seperti banyak karya seni terkenal lainnya, makna lukisan ini
tidak jelas dan dibiarkan terbuka lebar untuk ditafsirkan. Guernica adalah kota
kecil di Spanyol utara yang menjadi sasaran latihan pemboman oleh Luftwaffe
Jerman selama Perang Saudara Spanyol.

Melihat kebiasaan Picasso yang sering menggunakan tanda metafor,


kemungkinan besar lukisan ini menampilkan banyak simbol, seperti banteng,
kuda, dan seorang pria dengan pedang. Berbagai objek dan figur tersebut
tampaknya memperlihatkan adegan adu banteng. Olahraga tradisional yang
ekstrim ini secara tidak langsung adalah simbol dari Spanyol.

Tapi Guernica tidak menggambarkan kemenangan matador melawan banteng


seperti pada karya umumnya. Alih-alih lukisan ini menggambarkan kekalahan.
Banteng tampak berdiri tegak dan dielukan kemenangannya. Sementara di
sebelahnya tampak seorang matador tergeletak dengan pedang patah di tangan.
Di sisi lain, kudanya sekarat dan tampak kesakitan. Picasso seperti ingin
mengatakan bahwa Bangsanya (Spanyol) telah kalah oleh bangsanya sendiri dan
semua pihak menderita; perang saudara. Perang hanya menyisakan manifestasi
dari ego akan kekuasaan itu; Banteng, sosok antagonis yang seharusnya
dikalahkan oleh sang Matador.
Diperkuat oleh pernyataan-pernyataan Picasso, tema utama Guernica adalah
perang. Ia menyajikan gambaran tentang dampak perang yang menghancurkan.
Picasso menyelesaikan Guernica pada tahun 1937 ketika kekisruhan politik
meluas tidak hanya di Spanyol, tetapi di seluruh dunia. Perang Dunia II dimulai
hanya beberapa tahun setelah lukisan ini selesai dibuat.

Di Guernica, banyak  korban berjatuhan, bahkan beberapa masih hidup dalam


penderitaan. Hal itu sesuai dengan gambaran yang ada di lukisan ini. Sosok
terlentang di lukisan ini yang tampak seperti mayat dan di dibingkai oleh korban
yang masih hidup namun terluka parah dan kesakitan. Kepalanya digambarkan
terlempar ke belakang sambil meratap kesakitan. Sosok di sebelah kiri adalah
seorang ibu yang menggendong bayi yang tampaknya telah meninggal dalam
tragedi kemanusiaan tersebut.
Contoh karya Kubisme Harlequin with a Guitar & Analisisnya

oleh Juan Gris

Lukisan ini adalah karya favorit mentor Gris, Picasso. Harlequin adalah karakter
utama di commedia dell’arte (teater topeng yang berasal dari Italia abad ke-16)
dan seorang penipu dengan kecenderungan untuk bertindak semaunya sendiri.
Harlequin adalah subjek yang sering diangkat dalam bidang seni, muncul di sekitar
40 karyanya yang dibuat dari 1917 hingga 1925.

Di sini, latar belakangnya sebagai ilustrator terlihat di mata dan mulut subjek yang
kekartun-kartunan. Garis-garis grafik cerah yang menelusuri sosok dan kostumnya
juga ikut memperkuat kesan poster komersial yang muncul. Nada warna yang
hangat dan subjek yang akrab memberikan harmoni yang artistik. Jari-jari tangan
kanan Harlequin berfungsi ganda sebagai kontur gitar memperlihatkan
kecerdasan visual Juan Gris.
2. Surealisme

Pengertian Surealisme

Surealisme adalah aliran yang menghadirkan kontradiksi antara mimpi dan


realita menjadi nyata dalam gambar yang memperlihatkan objek-objek
nyata dalam keadaan yang tidak mungkin terjadi, seperti dalam mimpi atau
alam bawah sadar manusia. Surealisme menggunakan pendekatan teori
psikologi Freud yang mengeksplorasi alam bawah sadar dan citra mimpi
manusia sebagai salah satu penggambaran dari hasrat manusia.

Mimpi-mipi atau citra alam bawah sadar itu dikatakan menunjukkan


keinginan dan hasrat manusia yang sebenarnya, namun dikubur di alam
bawah sadar karena tekanan sosial atau hal lain untuk tidak
menunjukkannya. Meskipun ditutupi, bukan berarti hal yang menjadi hasrat
atau keinginan sebenarnya dari seseorang adalah hal yang negatif.

Bisa jadi sesuatu yang dipendam tersebut terjadi karena malu, tidak
percaya diri, hingga ditakuti karena trauma tertentu. Hal itu juga bisa
sesederhana mimpi dimasa kecil seseorang yang kian memudar karena
harus menghadapi realitas yang lebih logis di masa dewasanya. Memiliki
hasrat yang sedikit buruk pun bukanlah masalah, selama kita mampu
mengendalikan dan tidak mengikutinya.

Kemunculan Surealisme

Aliran Seni Rupa Surealisme adalah salah satu gerakan yang paling besar di
abad ke-20. Aliran ini diproklamirkan oleh Andre Breton, seorang
Sastrawan aliran Dadaisme dalam tulisan Manifesto Surealisnya pada tahun
1924. Surealisme bermula dari dunia sastra, dan berujung menular ke dunia
seni rupa, dan berbagai bidang seni lainnya.
Namun beberapa ahli berpendapat bahwa aliran ini telah muncul dari
tahun 1917, melalui karya Giorgi de Chirico yang menghadirkan
pemandangan trotoar kota dengan gaya yang tampak seperti halusinasi.
Meskipun pada akhirnya Chirico meninggalkan gaya melukisnya yang
seperti itu, namun karyanya menginspirasi Max Ernst untuk menggunakan
gaya serupa.
Seperti hampir semua aliran seni, Surealisme adalah produk yang muncul
dari periode sejarahnya. Aliran ini muncul dari reruntuhan aliran Dadaisme
yang memberontak terhadap zona nyaman yang dihasilkan oleh kaum kelas
menengah.

Para Dadais tidak setuju terhadap kepuasan kaum menengah tersebut,


mereka menyimpulkan bahwa kelas menengah adalah kaum yang paling
terhimpit horisonnya dengan zona nyaman mereka sendiri. Hingga mereka
tidak sadar bahwa sebenarnya mereka adalah salah satu kaum yang paling
dirugikan di tatanan masyarakat modern.

Hal itu menjelaskan bagaimana dada dengan ide-idenya yang mengejutkan


dan di luar akal sehat ingin mencoba menggugah para kelas menengah
keluar dari pemikiran yang generik. Surealisme masih meminjam ide
tersebut, namun melakukannya dengan cara membawa citra mimpi yang
imajinatif pada objek-objek yang nyata.

Sementara itu dada menghadirkan sesuatu yang mengejutkan melalui


citranya yang buruk, acak atau tidak lazim dipandangan masyarakat umum.
Surealisme selalu ingin membebaskan pikiran dari batasan realistis yang
dibangun oleh masyarakat modern.

Berakhirnya dari Surealisme

Terdapat polemik di antara para sejarawan mengenai akhir dari aliran ini.
Bagi banyak sejarawan, Surealisme berakhir setelah Perang Dunia II, ketika
gerakan seni modern lainnya menjadi populer. Sementara para ahli lain
berpendapat bahwa kematian André Breton pada tahun 1966 menandai
berakhirnya gerakan surealis. Sementara itu pendapat lain mengatakan
bahwa aliran ini tetap berlanjut sampai hari ini dan banyak tercermin pada
karya seni kontemporer.
Psikoanalisis Sigmund Freud

Breton menulis dalam Manifesto Surealisnya bahwa bentuk seni ideal dapat
diciptakan melalui alam bawah sadar. Ia membahas teknik “otomatis”, atau
secara spontan menulis mengikuti alam bawah sadar tanpa memikirkan
sesuatu yang realistis membebani prosesnya. Hal itu diilhami dari
Psikoanalisis Freudian, yang populer di masa itu.

Psikoanalisis Freud yang populer pada masa itu, merupakan sumber


inspirasi besar bagi Breton dan Surealis lainnya. Freud adalah Ilmuan
psikologi yang mengeksplorasi pikiran alam bawah sadar dan citra mimpi
untuk mengungkap hasrat dan keinginan manusia yang sebenarnya melalui
alam bawah sadar mereka.

Freud bahkan memecahkan tabu seputar hasrat seksualitas manusia


melalui teorinya. Namun bukan berarti hal yang menjadi hasrat atau
keinginan sebenarnya dari seseorang adalah hal yang negatif saja.

Dalam konteks tertentu, gambar surealis dapat dianggap sebagai


penafsiran visual dari analisis Freudian. Keinginan alam bawah sadar
seniman bisa memanifestasikan dirinya dalam berbagai imaji atau
pencitraan yang mengejutkan. Wanita yang terbang, wajah manusia yang
aneh, burung yang berenang, dsb. Fragmen-fragmen yang mengherankan
itu mengapung dalam ruang mimpi dan seringkali memberikan perasaan
kurang nyaman yang berujung mnejadi aneh atau mengejutkan baik dalam
media lukisan, fotografi atau film.

Surealisme dan Fantasi

Salah satu yang harus menjadi catatan penting dalam aliran seni rupa
surealisme adalah surealisme tidak sama dengan fantasi. Surealisme
terinspirasi dari citra mimpi dan bawah alam sadar manusia. Dengan begitu
surealisme tidak akan membawa konteks suatu subjek atau objek yang
tidak berada dilingkungan manusia dan alam dunia.
Berbeda dengan fantasi surealisme mengambil objek-objek keseharian
yang terdapat di kehidupan dan alam kita lalu memanipulasinya sedemikian
rupa hingga tidak tampak seperti kenyataan lagi. Surealisme tidak
berfantasi mengenai mahluk seperti naga atau mahluk lainnya dalam mite,
etos dan bentuk fantasi lainnya. Keduanya berdekatan namun bukan genre
yang sama.
Contoh Karya Aliran Surealisme: Golconda dan Analisisnya

Oleh Rene Magritte

Karya ini menggambarkan adegan hujan manusia, dimana semua orang tampak
hampir identik satu sama lain dan mengenakan baju yang sama, lengkap dengan
topi bowler. Meskipun demikian bisa jadi pria-pria tersebut hanya melayang
(levitating) karena tidak ada indikasi gerakan tersirat. Latar belakangnya adalah
kawasan pinggiran kota yang mirip dengan kawasan tempat tinggal Magritte, ia
juga berpakaian dengan cara yang sama, seperti orang-orang yang mengapung
itu. Topi bowler adalah topi yang biasa dikenakan oleh para kaum menengah di
masa itu.

Salah satu interpretasi atau tafsiran yang dapat diproduksi adalah bahwa Magritte
ingin menunjukkan garis batas antar individualitas dan asosiasi atau kelompok
telah hilang dan kabur di masa modern. Semua pria ini berpakaian sama, memiliki
fitur tubuh yang sama dan semuanya melayang bersamaan di area yang sama.
Kebebasan individu telah hilang, padahal hal itu merupakan salah satu dasar dari
hak asasi manusia untuk mengekspresikan dirinya sendiri sebagaimana ia mau.
Lukisan Surealisme The Wounded Deer & Analisisnya

oleh Frida Kahlo

Lukisan ini menghadirkan sosok hibrida antara rusa dan seorang manusia yang
merupakan potret wajah pelukisnya sendiri, Frida Kahlo. Ia memposisikan dirinya
menjadi mahluk yang tidak berdaya dan terluka akibat dari anak panah yang
menancap disekujur tubuhnya. Tampaknya mahluk hibrida ini tengah diburu di
hutan.

Jika dilihat dari adegan lukisan, Kahlo ingin menegaskan bahwa dia masih hidup,
namun panah yang telah menancap diseluruh tubuhnya perlahan akan
membunuhnya. Mahluk itu tampak mengenakan anting-anting mutiara, seolah-
olah menyoroti keinginannya untuk menjadi wanita biasa lainnya yang mungkin
dapat hidup lebih lama karena tidak mengidap penyakit yang di deritanya. Ia juga
tampak memperlihatkan keinginannya untuk hidup lebih bebas di alam terbuka.

Kahlo tidak menggambarkan dirinya sebagai rusa jantan dengan tanduk besar. Hal
ini menunjukkan spiritualitasnya terhadap pemikiran feminism (kesetaraan
gender). Semacam satir terhadap keadaan dunia seni yang selalu dikuasai oleh
kaum pria, jarang sekali wanita yang memiliki kesempatan untuk menjadi
seniman. Disini juga ia menunjukan ketertarikannya untuk mengapresiasi seniman
besar lain di masa lalu. Lukisan ini diasosiasikan dengan lukisan tema St. Sebastian
yang memiliki adegan serupa, panah-panah menancap disekujur tubuhnya.
The Persistence of Time dan Analisisnya

oleh Salvador Dali

The Persistence of Time adalah Lukisan yang paling ikonik dan terkenal dari
Salvador Dali. Lukisan ini menggambarkan berbagai jam dinding dan wekar yang
tampak meleleh. Dali membuat benda yang seharusnya keras menjadi tampak
lunak. Kehadiran Pohon yang sepertinya tumbuh di atas blok kayu yang mirip
seperti meja menambah kekontrasan yang terjadi antara realita dan citra mimpi.

Horison yang luas namun tampak kosong, ditambah dengan tebing yang
dilukiskan secara jelas meskipun jaraknya tidak dekat membuat latar belakang
lukisan ini tampak seperti dalam alam mimpi, atau hanya ilusi. Keteguhan waktu
(The Persistence of Time) tampaknya memang menjadi sorotan utama pada karya
ini.

Bisa jadi Dali ingin membahas bagaimana keteguhan waktu dapat diporak-
porandakan oleh manusia. Mungkin juga bahwa lukisan ini adalah simbol dari
keinginan manusia untuk menjadi efisien di masa itu justru malah banyak
menghabiskan waktunya sendiri sebagai bayaran yang paling mahal. Atau apakah
karya ini merupakan satir dari masyarakat modern yang banyak menghabiskan
waktunya dengan sia-sia?
3. Futurisme

Pengertian Aliran Futurisme


Futurisme adalah aliran seni rupa yang ingin melupakan masa lalu dan
menyongsong masa depan (future) melalui sudut pandang Dinamisme
Universal yang tidak hanya mengotakan suatu konsep atau tema dalam
satu sisi saja seperti seni klasik, melainkan menggambarkannya dari seluruh
sudut seperti gerak, suara, pencahayaan, hingga aspek internal subjek karya
seperti benak pikiran manusia.

Sebagai contoh konkretnya, kuda akan digambarkan memiliki empat kaki


saja dalam karya seni klasik. Namun dalam futurisme mereka akan
menggambarkan 20 kaki atau lebih karena realitas dinamisnya kuda tidak
dapat digambarkan sebagai subjek yang diam.

Dalam perspektif dinamisme universal ala futurisme, kuda berlari kencang


hingga kaki yang dimilikinya bertambah banyak, energi yang dihasilkannya
menggema di sekitar menghasilkan aura yang riuh, tubuh dan rambutnya
akan memiliki berbagai bentuk yang tidak sama dengan keadaannya yang
diam.

Manifesto dari aliran ini memiliki nuansa pemikiran yang sama dengan
salah satu konsep dasar fisika kuantum. Terutama pada
bagian superposition yang berarti posisi tengah di antara dua keadaan
utama yang dapat kita terka; buka – superposition – tutup.

Kebangkitan Aliran Futurisme

Futurisme pertama kali dikumandangkan oleh seorang sastrawan Italia


yang bernama Filippo Tommaso Marinetti pada tahun 1909 (Prawira, 2016,
hlm. 91). Dalam manifesto futurisme yang ditulisnya, ia  berkata bahwa
“bangsa Italia telah memasuki babak modern laksana mobil berkecepatan
tinggi”.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam berekspresi seni ia mengharapkan
bahwa:
“…seni dapat melupakan masa lampau dan menyongsong kecepatan dan
energi mekanik; keindahan baru menambah semaraknya dunia; keindahan
gerak, lajunya mobil yang dihiasi oleh pipa-pipa besar menyerupai ular
dengan desir nafasnya..”
Futurisme berawal dari pergerakan sastra, kemudian menyebar dan
merasuk ke bidang kesenian lain, seperti seni lukis, seni patung,
musik, desain, dan arsitektur. Futurisme muncul dari situasi yang
ditimbulkan oleh perang dunia ke-1.
Gerakan seni dan kebudayaan ini memiliki misi untuk meninggalkan
kenangan pahit dan rasa pesimistis yang ditimbulkan oleh peristiwa
mengerikan tersebut sekaligus berusaha untuk meninggalkan nilai-nilai
lama yang mengiringinya.

Konsep & Tema Futurisme

Konsep karya futurisme didasari pemikiran bahwa energi alam harus


ditampilkan dalam karya seni sebagai sensasi dinamis yang dapat
menimbulkan kesatuan realitas (Prawira, 2016, hlm. 95). Salah satu cara
untuk menampilkannya adalah melalui penggunaan gerak dan cahaya.

Selain itu, cara lainnya adalah dengan mengubah keterbatasan menjadi


sesuatu yang dinamis, menerapkan bentuk-bentuk kubis (terinspirasi dari
kubisme) dan menyusun teks atau kata melalui ilmu tipografi. Tipografi
yang justru menyusun keelokan teksnya sendiri, bukan hanya menghiasinya
dengan bentuk dekoratif semata.

Tema utama manifesto futurisme adalah “Dinamisme Universal” yang


mencari sensasi-sensasi gerak, optik, dari kehebatan eksistensi mesin,
industri, dan pencapaian manusia terhadap teknologi di masa itu. Semua
itu adalah bagian yang selama ini lalai diperhatikan oleh seniman (klasik).

Sebagai contoh, untuk menggambarkan seorang perempuan di jendela,


sang seniman harus memasukkan unsur sekitarnya pula seperti: bisingnya
kendaraan yang melintas, keramaian kehidupan yang terlihat dari jendela,
hingga asosiasi yang dihasilkan dalam pemikiran perempuan tersebut.
Ciri Aliran Futurisme
Berdasarkan pengertian, konsep, dan tema yang telah dipaparkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri aliran ini adalah sebagai berikut.

1. Menanggalkan tradisi seni klasik


2. Menggunakan berbagai gaya dan teknik baru yang mengikuti arus
perkembangan zaman
3. Melawan sisa-sisa kehancuran batin dari dampak perang dunia
4. Menerapkan dinamisme universal yang berarti tidak hanya melihat suatu
konsep dari satu sisi saja, namun dari semua aspek termasuk hal yang
sering terabaikan.
5. Mengandung berbagai elemen-elemen keseharian modern baru seperti
industri, mobil, dan berbagai teknologi mekanik lain yang sedang
berkembang pesat pada tahun 1900-an.
Lukisan Futurisme dengan judul ‘Alberi’ oleh Lucio Venna

Lukisan Futurisme dengan judul “ luna park” oleh lucio Venna


Poster Gambar Futurisme

Poster Futurisme : 3 Corsa Automobilistica, oleh venna

Lukisan Futurisme yang paling terkenal


“The Red Horseman” (1913) oleh Carlo Carra
“Funerali dell Anarchico” oleh Carlo Carra

Terima kasih ibu 

<3

Anda mungkin juga menyukai