A.Pengertian
Seni adalah sesuatu yang dinamis dan berkembang seiring dengan peradaban manusia.
Begitupun dengan seni lukis, meski mengandung unsur seni lukis yang sama namun
pandangan dan pemikiran seniman yang dinamis membuat seni Seni adalah sesuatu yang
dinamis dan berkembang seiring dengan peradaban manusia. Begitupun dengan seni lukis,
meski mengandung unsur seni lukis yang sama namun pandangan dan pemikiran seniman
yang dinamis membuat seni lukis karena lukis juga memiliki cabang cabang seni yang
beraneka ragam. Salah satunya adalah seni lukis bergaya realisme.
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan
yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme
sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang
lebih dikenal dengan nama India.
Dalam sejarah perkembangan jenis jenis seni lukis, Realisme lahir sebagai bentuk
penolakan terhadap Neo-klasikisme dan Romantikisme pada abad ke-19. Apabila Neo-
Klasikisme mendasarkan rasio/intelektual dalam menggambarkan ide, Romantisme
menggunakan emosi, maka Realisme berkeinginan mengungkapkan keadaan nyata
dalam hidup manusia. Ciri khas aliran realisme yang tidak terlalu terikat oleh unsur
seni klasik membuat banyak ahli dan kritikus seni menganggap aliran ini sebagai
pelopor seni modern yang kita kenal saat ini.
Aliran realisme dalam seni adalah suatu aliran yang memperhatikan detail-detail yang
akurat dalam kenyataan sebenarnya ketika hendak menghasilkan suatu karya seni rupa
sehingga hasilnya akan tampak seperti hidup. Realisme ini berusaha menunjukkan
karakter dan suasana keseharian untuk menjapai tujuan ini (verisimilitude). Contoh
penerapannya adalah pelukis bernama Giotto di zaman renaisans yang melukis foto
agar lukisannya tampak sangat kehidupan.
Unsur yang perlu diperhatikan dalam aliran realisme ini adalah kejujuran, keaslian, dan
kenyataan. Pada abad ke-19, sekelompok seniman di Perancis mencoba eksperimen
dengan memusatkan unsur karya seninya dengan memperhatikan keadaan alam yang
berakhir dengan lahirnya impresionisme
Sebelum muncul ke dunia seni, realisme ini memperoleh banyak kesulitan dalam
penentuan konsep, teknik, dan pelatihan. Kesulitan pertama ini muncul pada tahun
1400-an yang ditandai oleh lukisan Jan van Eyck yang berjudul “Early Netherlandish
painting”. Dalam lukisan realisme ini menggambarkan sepasang sayap malaikat yang
padahal belum pernah dilihat di dunia nyata. Banyak kontroversi mengatakan bahwa
realisme harus diperhatikan detailnya, agar selaras dengan kenyataan.
Pada akhirnya Gustave Courbet menentukan bahwa ciri khas dari aliran realisme
adalah suatu pergerakan yang nampak. Penentuan ini sangat membantu aliran seperti
naturalisme yang tidak bisa terlepas dari kebimbangan konsepnya yang merupakan
perpanjangan aliran dari realisme. Naturalisme juga menoreh berbagai kesulitan yang
sama seperti realisme, yaitu mengenai detail dan ilusi.
Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrem memperlihatkan
usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme.
Seiring dengan perkembangannya realism terjadi dua kecenderungan, ada yang
memilih objek yang bagus dan mudah dilihat, ada pula yang memilih objek yang
tidak enak dilihat (kumuh, mengerikan) dan aliran ini berkembang
Setelah itu muncullah kembali gerakan realisme dalam sinema yang disebut
neorealisme. Paham ini tumbuh untuk memperjuangkan paham realisme di Italia
setelah perang dunia kedua.
Dari berbagai sejarah mengenai realisme, berikut dapat kita simpulkan mengenai
definisi realisme:
1.Lukisan realis biasanya menggambarkan objek lukisannya sesuai dengan apa yang
dilihat, sesuai dengan fakta dan asli.
2.Tidak ada penambahan atau penyempurnaan pada objek lukisan, karena lukisan
dibuat riildan mendekati aslinya.3.Pada lukisan realis juga terlihat menyatu antara satu
objek dengan objek lainnya yang tergambar dalam lukisan, dengan begitu lukisan realis
tidak memiliki titik pusat interpretasi.
5.Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Realisme dalam seni visual pada dasarnya adalah tentang bergerak melampaui
interpretasi, bias pribadi, subjektivitas, atau dorongan emosional dengan berusaha
menggambarkan tema lukisan secara empiris.Seniman realis menolak karakteristik seni
romantik karena mereka percaya pada prinsip menggambarkan suatu objek sesuai
dengan realitas obyektif
Dengan demikian, para seniman tidak akan menggunakan berbagai teknik untuk
mengubah tampilan objek.Misalnya, seorang seniman yang mengikuti tradisi seni
realis tidak akan pernah menghilangkan kelemahan dalam obyek atau adegan yang
sedang dilukisnya .Gerakan seni realisme juga dapat dikaitkan dengan era
positivisme.Positivisme adalah tentang semua usaha memperoleh pengetahuan
menggunakan metode ilmiah dan evaluasi obyektif. Dalam seni, hal ini diterjemahkan
menjadi penggambaran benda seperti keadaan yang sesungguhnya.
Mereka berusaha menggambarkan para pekerja seperti apa adanya. Sejelek apapun
lingkungan yang menjadi latar belakang, sang seniman akan berusaha jujur dan
menggambarkan kondisi sebenarnya.
Maka tak heran jika banyak para ahli dan kritikus seni yang menamakan realisme
sebagai pelopor aliran seni modern.
Bahkan perkembangan selanjutnya kaum realisme sudah menemukan keasyikannya
dalam menyerap realitas melalui interpenetrasinya terhadap alam terbuka. Beberapa
pelukis pergi langsung melukis ke luar studio, pergi ke desa dan hutan. Mereka akrab
dengan lingkungan alam yang asri. Pengamatan langsung terhadap alam akan
menimbulkan subyektivitas dalam menangkap gejala alam (persepsi alam). Setiap
pelukis menemukan -secara empirik- sesuatu yang baru, yaitu tentang gejala cahaya
dan ilmu warna. Dalam sejarah tertulis nama seniman Rousseau, Jules Dupre, JE
Millet, dan Corot, yang menamakan dirinya kelompok Barbizon. Kelompok ini yang
menentang seni akademis (sekaligus juga menentang tradisi klasik) karena atas
pengalaman hidup mereka di desa Barbizon –dekat hutan Fontainebleau, Paris—
menemukan berbagai kebaruan yang bisa memuaskan perasaan dan menyalurkan
kebebasan berkarya.
Tema seni rupa (lukis) bersumber pada kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan
hidup para seniman. Peperangan dan kekejaman dari rezim Napoleon misalnya
ditumpahkan pengalaman itu ke dalam karya seni lukis mereka. Di samping itu tema
potret juga terkenal dengan ungkapan yang sangat realistis. Realisme Daumier
tampak pada karya-karya karikaturnya dengan teknik lithografi.
Corot adalah pelukis Barbizon yang menjadi penghubung tradisi lama dan baru.
Tradisi formal yang konstruktif dalam lukisannya terasa sama dengan lukisan
Poussin. Sebaliknya dalam lukisan potret, Corot lebih memperlihatkan ciri aliran
Realisme. Karya lukisnya yang terkenal yaitu: Pemandangan di Venezia, Wanita
Bermutiara, dan Dua Orang dalam Biduk.
Edward Manet adalah pelukis yang termasuk kelompok seniman yang ditolak
lukisannya oleh Salon. Dia mengadakan pameran dan penampilan karyanya di Salon
Des Refuses. Salon ini adalah tempat pameran yang diadakan oleh Napoleon III
untuk menggelar karya-karya seniman yang ditolak oleh Salon dari kelompok
akademi (skandal kaum borjuis). Manet sangat tertarik oleh karya Velazquez, juga
terpengaruh oleh karya Goya. Di samping itu juga ia memperlihatkan tradisi Jepang
(pada pameran Paris World Fair tahun 1862). sesudah tahun 1874 (pameran pertama
Impresionisme), Manet makin dekat dengan golongan Impresionisme. Karya
lukisannya yang terkenal adalah Emile Zola, Wanita dengan Kipas, Olympia,
Boating, dan Le Dejeuner.
Kelebihan
Kekurangan
Seni lukis aliran realisme adalah salah satu jenis aliran seni rupa yang akan sedikit kita
kenali. Sesuai dengan namanya, aliran realisme ini lebih memandang suatu hal secara
nyata atau tanpa ilusi. Aliran ini membuat setiap gambar dan objek yang tertuang
dalam lukisan selalu seperti apa adanya tanpa ada tambahan atau rekayasa. Dalam
dunia seni lukis, aliran realisme cukup dekat dengan aliran romantisme dan juga
neoklasik. Banyak juga yang mengatakan bahwa aliran realisme ini terlahir karena
wujud hasil dari kedua jenis aliran neoklasik dan aliran romantisme yang digabungkan.
Hanya hal-hal yang nyata saja yang menjadi objek lukis dalam seni lukis aliran realism
ini. Walaupun begitu yang namanya seni tetaplah sebuah karya tanpa batas yang
berkembang sesuai dengan imaginasi yang dimiliki oleh pemilik nya dalam hal ini sang
pelukis itu sendiri. Untuk karya seni aliran realisme ini juga memiliki ciri khusus atau
karakteristik yang sangat jelas. Karakteristik nya yaitu: setiap lukisan yang dituangkan
dalam bidang lukis selalu lebih terlihat empiris, tidak ada perubahan bentuk atau
tampilan pada setiap objek lukis yang pelukis gambarkan karena mereka menjunjung
nilai realis yang mana adalah sesuai dan apa adanya seperti objek asli yang mereka
gambarkan itu. Sekalipun objek yang akan mereka gambar atau lukis memiliki sisi
negatif, minus atau kekurangan disana sini maka mereka tetap dengan percaya diri
akan menuangkan seperti aslinya pada lukisannya. Kebanyakan tema yang dipilih atau
diangkat oleh seniman lukis aliran realism adalah kegiatan sehari-hari manusia seperti
petani, pekerja, penari yang sudah jelas objeknya.
Beberapa tokoh pelukis aliran realism yang cukup dikenal namanya di dunia adalah
Gustave Courbet, Jan van Eyck, Honore Daumier, John Singer Sergeant, dll. Mereka
adalah pekerja seni yang sejak awal konsisten menggambar dalam bidang seni lukis
aliran realisme.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan
Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari
Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang
terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
a. Karl Briullov
Karl Bryullov lahir pada tanggal 12 Desember (23), 1799 di St. Petersburg, [1] dalam
keluarga akademisi, pemahat kayu, dan pengukir Pavel Ivanovich Briullo (Brulleau,
1760-1833) yang keturunan Huguenot. Dia merasa tertarik ke Italia dari tahun-tahun
awal. Meskipun pendidikannya di Imperial Academy of Arts (1809–1821), Bryullov
tidak pernah sepenuhnya memeluk gaya klasik yang diajarkan oleh para mentornya dan
dipromosikan oleh saudaranya, Alexander Bryullov. Setelah membedakan dirinya
sebagai siswa yang menjanjikan dan imajinatif dan menyelesaikan pendidikannya, ia
meninggalkan Rusia ke Roma di mana ia bekerja sampai 1835 sebagai pelukis potret
dan genre, meskipun ketenarannya sebagai seniman datang ketika ia mulai melakukan
lukisan sejarah.
Pekerjaannya yang paling terkenal, The Last Day of Pompeii (1830–1833), adalah
komposisi yang luar biasa dibandingkan dengan Pushkin dan Gogol untuk karya-karya
terbaik Rubens dan Van Dyck. Ini menciptakan sensasi di Italia dan menetapkan
Bryullov sebagai salah satu pelukis Eropa terbaik pada zamannya. Setelah
menyelesaikan pekerjaan ini, ia dengan penuh kemenangan kembali ke ibu kota Rusia,
di mana ia mendapat banyak teman di kalangan aristokrasi dan elit intelektual dan
memperoleh jabatan tinggi di Akademi Seni Kekaisaran.
Sebuah anekdot tentang Bryullov muncul dalam esai Leo Tolstoy "Mengapa Pria
Menangkisnya Sendiri?" dan kemudian di esai penulis yang sama "What Is Art?".
Brown adalah cucu dari ahli teori medis John Brown, pendiri sistem kedokteran
Brunonian. Kakek buyutnya adalah seorang buruh Skotlandia. Ayahnya, Ford Brown,
bertugas sebagai purser di Royal Navy, termasuk periode yang dilayani di bawah Sir
Isaac Coffin dan masa di HMS Arethusa. Dia meninggalkan Angkatan Laut setelah
berakhirnya Perang Napoleon.
Pada tahun 1818, Ford Brown menikahi Caroline Madox, keluarga Kentish tua, dari
mana nama tengahnya diambil. [1] Orangtua Brown memiliki sumber keuangan yang
terbatas, dan mereka pindah ke Calais untuk mencari penginapan yang lebih murah, di
mana putri mereka Elizabeth Coffin lahir pada 1819 dan putra mereka Ford Madox
Brown pada 1821.
Chardin lahir di Paris, putra seorang pembuat kabinet, dan jarang meninggalkan kota.
Dia tinggal di Left Bank dekat Saint-Sulpice sampai tahun 1757, ketika Louis XV
memberinya sebuah studio dan tempat tinggal di Louvre. [2]
Menurut salah satu penulis abad kesembilan belas, pada saat sulit bagi pelukis yang
tidak dikenal untuk datang ke perhatian dari Royal Academy, ia pertama kali
menemukan pemberitahuan dengan menampilkan lukisan di "Corpus Christi kecil"
(diadakan delapan hari setelah acara reguler). satu) di Place Dauphine (oleh Pont Neuf).
Van Loo, yang lewat pada 1720, membelinya dan kemudian membantu pelukis muda.
Setelah presentasi The Ray pada 1728, ia diterima di Académie Royale de Peinture et
de Sculpture. Tahun berikutnya ia menyerahkan posisinya di Académie de Saint-Luc.
Dia membuat hidup sederhana dengan "memproduksi [ing] lukisan dalam berbagai
genre dengan harga berapa pun pelanggannya memilih untuk membayarnya", [5] dan
dengan karya seperti restorasi fresko di Galerie François I di Fontainebleau pada 1731.
[6] Pada bulan November 1731 putranya Jean-Pierre dibaptis, dan seorang anak
perempuan, Marguerite-Agnès, dibaptis pada tahun 1733. Pada 1735, istrinya
Marguerite meninggal, dan dalam dua tahun Marguerite-Agnès juga telah meninggal.
Boy dengan Spinning-Top, c. 1735, minyak di atas kanvas, São Paulo Museum of Art
Mulai tahun 1737 Chardin dipamerkan secara teratur di Salon. Dia akan terbukti
menjadi "akademisi yang berdedikasi", [2] secara teratur menghadiri pertemuan selama
lima puluh tahun, dan berfungsi berturut-turut sebagai konselor, bendahara, dan
sekretaris, mengawasi pada 1761 pemasangan pameran Salon. [7]
Pada 1752 Chardin diberikan pensiun 500 livre oleh Louis XV. Di Salon tahun 1759 ia
memamerkan sembilan lukisan; itu adalah Salon pertama yang dikomentari oleh Denis
Diderot, yang akan terbukti menjadi pengagum dan juara umum karya Chardin. [9]
Dimulai pada 1761, tanggung jawabnya atas nama Salon, secara bersamaan mengatur
pameran dan bertindak sebagai bendahara, menghasilkan pengurangan produktivitas
dalam lukisan, dan menunjukkan 'replika' karya sebelumnya. [10] Pada 1763, jasanya
kepada Académie diakui dengan tambahan 200 livre dalam pensiun. Pada 1765 ia
terpilih sebagai anggota asosiasi dari Académie des Sciences, Belles-Lettres et Arts
dari Rouen, tetapi tidak ada bukti bahwa ia meninggalkan Paris untuk menerima
kehormatan tersebut. [10] Pada 1770 Chardin adalah 'Premier peintre du roi', dan
pensiunnya dari 1,400 livres adalah yang tertinggi di Akademi. [11]
Pada 1772 putra Chardin, juga seorang pelukis, tenggelam di Venesia, kemungkinan
bunuh diri. [11] Lukisan cat minyak terakhir seniman bertanggal 1776; Partisipasi
Salon terakhirnya adalah pada 1779, dan menampilkan beberapa studi pastel. Sakit
parah pada bulan November tahun itu, ia meninggal di Paris pada tanggal 6 Desember,
pada usia 80 tahun.
d. Camille Corot
Jean-Baptiste-Camille Corot (singkat Camille Corot) lahir di Paris pada 16 Juli 1796,
di sebuah rumah di 125 Rue du Bac, sekarang dihancurkan. Keluarganya adalah orang-
orang borjuis — ayahnya adalah pembuat wig dan ibunya seorang penggilingan — dan
tidak seperti pengalaman beberapa rekan seninya, sepanjang hidupnya ia tidak pernah
merasakan keinginan uang, karena orang tuanya melakukan investasi yang baik dan
menjalankan bisnisnya dengan baik. . [2] Setelah orang tuanya menikah, mereka
membeli toko peralatan pabrik tempat ibunya bekerja dan ayahnya meninggalkan
karirnya sebagai pembuat wig untuk menjalankan bisnis sampingan. Toko itu adalah
tujuan terkenal untuk penduduk Paris yang modis dan mendapatkan penghasilan yang
sangat baik bagi keluarga. Corot adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dari
keluarga, yang tinggal di atas toko mereka selama tahun-tahun itu. [3]
Corot menerima beasiswa untuk belajar di Lycée Pierre-Corneille di Rouen, [4] tetapi
pergi setelah mengalami kesulitan skolastik dan masuk sekolah asrama. Dia "bukan
murid yang brilian, dan sepanjang karirnya di sekolah dia tidak mendapatkan nominasi
tunggal untuk hadiah, bahkan untuk kelas menggambar." [3] Tidak seperti banyak
master yang mendemonstrasikan bakat awal dan kecenderungan terhadap seni,
sebelum 1815 Corot tidak menunjukkan minat seperti itu. Selama tahun-tahun itu ia
tinggal bersama keluarga Sennegon, yang patriarknya adalah teman ayah Corot dan
yang menghabiskan banyak waktu bersama Corot muda dalam perjalanan alam. Di
wilayah inilah Corot membuat lukisan pertamanya setelah alam. [5] Pada usia sembilan
belas, Corot adalah "anak besar, pemalu dan canggung. Dia tersipu ketika diajak bicara.
Sebelum para wanita cantik yang sering mengunjungi salon ibunya, dia malu dan
melarikan diri seperti hal liar ... Secara emosional, dia adalah seorang yang penuh kasih
sayang dan baik. - anak yang dikasihi, yang memuja ibunya dan gemetar ketika
ayahnya berbicara. "[6] Ketika orang tua Corot pindah ke tempat tinggal baru pada
tahun 1817, Corot yang berusia 21 tahun pindah ke kamar tidur berjendela di lantai
tiga, yang menjadi studio pertamanya juga. [7]
Selama periode ketika Corot memperoleh cara untuk mengabdikan dirinya pada seni,
lukisan lanskap sedang berkembang dan secara umum dibagi menjadi dua kubu: satu
― lanskap bersejarah oleh Neoclassicists di Eropa Selatan yang mewakili pandangan
ideal dari situs nyata dan naksir yang dihuni oleh kuno, mitologi, dan tokoh-tokoh
alkitabiah; dan dua ― lanskap realistis, lebih umum di Eropa Utara, yang sebagian
besar setia pada topografi, arsitektur, dan flora aktual, dan yang sering menunjukkan
angka-angka petani. Dalam kedua pendekatan, seniman lanskap biasanya dimulai
dengan sketsa luar ruang dan lukisan pendahuluan, dengan menyelesaikan pekerjaan
yang dilakukan di dalam ruangan. Sangat berpengaruh pada seniman lanskap Perancis
pada awal abad ke-19 adalah karya orang Inggris John Constable dan J. M. W. Turner,
yang memperkuat kecenderungan yang mendukung Realisme dan jauh dari
Neoclassicism. [10]
Untuk periode singkat antara 1821 dan 1822, Corot belajar dengan Achille Etna
Michallon, pelukis lansekap usia Corot yang merupakan anak didik pelukis Jacques-
Louis David dan yang sudah menjadi guru yang dihormati. Michallon memiliki
pengaruh besar dalam karier Corot. Pelajaran menggambar Corot termasuk menelusuri
litograf, menyalin bentuk tiga dimensi, dan membuat sketsa lanskap dan lukisan di luar,
terutama di hutan Fontainebleau, pelabuhan laut sepanjang Normandia, dan desa-desa
di barat Paris seperti Ville-d'Avray (tempat orang tuanya memiliki rumah pedesaan).
[11] Michallon juga memaparkannya kepada prinsip-prinsip tradisi Neoklasik Prancis,
seperti yang dianut dalam risalah terkenal teoritisi Pierre-Henri de Valenciennes, dan
dicontohkan dalam karya-karya Neoclassicists Prancis Claude Lorrain dan Nicolas
Poussin, yang tujuan utamanya adalah representasi dari Kecantikan yang ideal di alam,
terkait dengan peristiwa di zaman kuno.
Meskipun sekolah ini sedang mengalami kemunduran, sekolah ini masih memegang
kendali di Salon, pameran seni terkemuka di Prancis yang dihadiri oleh ribuan orang
di setiap acara. Corot kemudian menyatakan, "Saya membuat lanskap pertama saya
dari alam ... di bawah mata pelukis ini, yang satu-satunya sarannya adalah untuk
memberikan kesungguhan terbesar.
e .Gustave Courbet
Gustave Courbet lahir pada tahun 1819 ke Régis dan Sylvie Oudot Courbet di Ornans
(departemen Doubs). Menjadi keluarga petani yang sejahtera, perasaan anti-monarkis
berlaku di rumah tangga. (Kakek keibuannya bertempur di Revolusi Prancis.) Saudara
perempuan Courbet, Zoé, Zélie dan Juliette, adalah model pertamanya untuk
menggambar dan melukis. Setelah pindah ke Paris, dia sering pulang ke Ornans untuk
berburu, memancing, dan mencari inspirasi. [3]
Dia pergi ke Paris pada tahun 1839 dan bekerja di studio Steuben dan Hesse. Semangat
independen, ia segera pergi, lebih memilih untuk mengembangkan gayanya sendiri
dengan mempelajari lukisan-lukisan para master Spanyol, Flemish dan Prancis di
Louvre, dan mengecat salinan karya mereka.
Karya-karyanya yang pertama adalah Odalisque yang terinspirasi oleh tulisan Victor
Hugo dan Lélia yang menggambarkan George Sand, tetapi ia segera meninggalkan
pengaruh sastra, sebaliknya memilih untuk mendasarkan lukisannya pada realitas yang
diamati. Di antara lukisan-lukisannya pada awal 1840-an ada beberapa potret diri,
Romantis dalam konsepsi, di mana sang seniman memerankan dirinya dalam berbagai
peran. Ini termasuk Self-Portrait with Black Dog (c. 1842-44, diterima untuk pameran
di 1844 Paris Salon), the Self-Portrait teater yang juga dikenal sebagai Desperate Man
(c. 1843–45), Pecinta di Pedesaan ( 1844, Musée des Beaux-Arts, Lyon), The Sculptor
(1845), The Wounded Man (1844–54, Musée d'Orsay, Paris), The Cellist, Self-Portrait
(1847, Nationalmuseum, Stockholm, ditampilkan pada 1848). Salon), dan Man with a
Pipe (1848–49, Musée Fabre, Montpellier). [4]
Courbet mencapai keberhasilan Salon pertamanya pada tahun 1849 dengan lukisannya
Setelah Makan Malam di Ornans. Pekerjaan, mengingatkan Chardin dan Le Nain,
memperoleh Courbet medali emas dan dibeli oleh negara. [6] Medali emas berarti
bahwa karya-karyanya tidak lagi memerlukan persetujuan juri untuk pameran di Salon
[7] - pengecualian Courbet dinikmati hingga 1857 (ketika aturan berubah). [8]
Pada tahun 1849-50, Courbet mengecat Stone-Breakers (hancur dalam Pemboman
Sekutu Dresden pada 1945), yang oleh Proudhon dikagumi sebagai ikon kehidupan
petani; ini telah disebut "yang pertama dari karya besarnya". [9] Lukisan itu terinspirasi
oleh adegan Courbet disaksikan di pinggir jalan. Dia kemudian menjelaskan kepada
Champfleury dan penulis Francis Wey: "Tidak sering seseorang bertemu begitu
lengkap dengan ekspresi kemiskinan dan sebagainya, saat itu juga saya mendapat ide
untuk melukis. Saya mengatakan kepada mereka untuk datang ke studio saya
berikutnya. pagi. "[9]
f. Honoré Daumier
Degas lahir di Paris, Perancis, menjadi keluarga yang cukup kaya. Dia adalah anak
tertua dari lima bersaudara dari Célestine Musson De Gas, Creole dari New Orleans,
Louisiana, dan Augustin De Gas, seorang bankir. Kakek keibuannya Germain Musson,
lahir di Port-au-Prince, Haiti keturunan Perancis dan telah menetap di New Orleans
pada tahun 1810. [6] Degas (dia mengadopsi ejaan yang kurang agung dari nama
keluarganya ketika dia menjadi dewasa) [7] memulai sekolahnya pada usia sebelas
tahun, mendaftar di Lycée Louis-le-Grand. Ibunya meninggal ketika ia berusia tiga
belas tahun, dan ayah dan kakeknya menjadi pengaruh utama baginya selama sisa masa
mudanya.
Degas mulai melukis di awal kehidupan. Pada saat dia lulus dari Lycée dengan
baccalauréat dalam literatur pada tahun 1853, pada usia 18, dia telah mengubah sebuah
kamar di rumahnya menjadi studio seorang seniman. Setelah lulus, ia terdaftar sebagai
penyalin di Museum Louvre, tetapi ayahnya mengharapkan dia pergi ke sekolah
hukum. Degas sepatutnya terdaftar di Fakultas Hukum Universitas Paris pada bulan
November 1853, tetapi sedikit diterapkan pada studinya. Pada tahun 1855 dia bertemu
Jean-Auguste-Dominique Ingres, yang dihormati oleh Degas dan yang nasehatnya
tidak pernah dia lupakan: "Gambarkan garis, pemuda, dan masih banyak garis, baik
dari kehidupan dan dari ingatan, dan kamu akan menjadi seniman yang baik." [ 8] Pada
bulan April tahun itu, Degas diterima di École des Beaux-Arts. Dia belajar
menggambar di sana bersama Louis Lamothe, di bawah bimbingannya dia
berkembang, mengikuti gaya Ingres. [9] Pada bulan Juli 1856, Degas bepergian ke
Italia, di mana ia akan tinggal selama tiga tahun ke depan. Pada 1858, ketika tinggal
bersama keluarga bibinya di Naples, ia membuat studi pertama untuk karya pertamanya
The Bellelli Family. Dia juga menggambar dan melukis banyak salinan karya-karya
Michelangelo, Raphael, Titian, dan seniman-seniman Renaisans lainnya, tetapi —
bertentangan dengan praktik konvensional — ia biasanya memilih dari altar sebuah
detail yang menarik perhatiannya: sosok sekunder, atau kepala yang dia diperlakukan
sebagai potret.
h. Thomas Eakins
Thomas Cowperthwait Eakins (25 Juli 1844 - 25 Juni 1916) adalah seorang pelukis
realis, fotografer, [1] pematung, dan pendidik seni rupa. Dia diakui secara luas sebagai
salah satu artis paling penting dalam sejarah seni Amerika. [2] [3]
Selama karier profesionalnya, dari awal 1870-an sampai kesehatannya mulai gagal
sekitar 40 tahun kemudian, Eakins bekerja dengan sangat keras dari kehidupan,
memilih sebagai subjeknya orang-orang dari kota kelahirannya di Philadelphia. Dia
melukis beberapa ratus potret, biasanya dari teman, anggota keluarga, atau orang-orang
terkemuka dalam seni, sains, kedokteran, dan pendeta. Diambil secara massal, potret
menawarkan ikhtisar kehidupan intelektual Philadelphia pada akhir abad 19 dan awal
abad ke-20; secara individual, mereka adalah penggambaran tajam orang yang berpikir.
Selain itu, Eakins menghasilkan sejumlah lukisan besar yang membawa potret keluar
dari ruang tamu dan ke kantor, jalan, taman, sungai, arena, dan amfiteater bedah
kotanya. Tempat-tempat outdoor yang aktif ini memungkinkannya untuk melukis
subjek yang paling menginspirasinya: sosok telanjang atau ringan yang sedang
bergerak. Dalam prosesnya ia dapat memodelkan bentuk-bentuk tubuh di bawah sinar
matahari penuh, dan menciptakan gambar-gambar dari ruang dalam memanfaatkan
studinya dalam perspektif. Eakins juga sangat tertarik pada teknologi baru fotografi
gerak, bidang di mana dia sekarang dilihat sebagai seorang inovator.
Tidak kalah pentingnya dalam kehidupan Eakins adalah pekerjaannya sebagai guru.
Sebagai seorang instruktur, dia sangat berpengaruh dalam seni Amerika. Kesulitan-
kesulitan yang menimpa dirinya sebagai seniman yang berusaha melukis potret dan
figur secara realistis disejajarkan dan bahkan diperkuat dalam kariernya sebagai
seorang pendidik, di mana skandal perilaku dan seksual memotong keberhasilannya
dan merusak reputasinya.
Eakins adalah tokoh kontroversial yang karyanya diterima sedikit dengan cara
pengakuan resmi selama masa hidupnya. Sejak kematiannya, ia telah dirayakan oleh
para sejarawan seni Amerika sebagai "realis terkuat dan paling mendalam dalam
kesusastraan kesembilan belas dan awal abad ke-20".
i. Nikolai Nikolaevich Ge
Nikolai Nikolaevich Ge (dari nama leluhur Prancisnya "De Gay") (bahasa Rusia:
Николай Николаевич Ге; 27 Februari [O.S. 15 Februari] 1831 - 13 Juni [O.S. 1 Juni]
1894) adalah seorang pelukis realis Rusia dan seorang simbolis Rusia awal. Dia
terkenal karena karya-karyanya pada motif sejarah dan agama. Nikolai Ge lahir di
Voronezh ke keluarga bangsawan Rusia asal Prancis. Kakeknya berimigrasi ke Rusia
selama abad ke-18. Orang tuanya meninggal saat dia masih kecil. Ge dibesarkan oleh
perawat budak. Dia lulus dari Gimnasium Kiev pertama dan kemudian belajar fisika
dan matematika di Universitas Kiev dan Universitas Saint Petersburg. Pada 1850, Ge
menyerahkan karirnya di bidang sains dan terdaftar di Akademi Seni Kekaisaran di
Saint Petersburg. Ia belajar di bawah pelukis utama Pyotr Basin. Pada 1857, ia lulus
dari Akademi di mana ia menerima medali emas untuk The Witch of Endor Memanggil
Roh Nabi Samuel. Menurut Ge, selama periode itu dia sangat dipengaruhi oleh Karl
Briullov.
Medali emas dijamin beasiswa untuk Ge untuk belajar di luar negeri. Ia mengunjungi
Jerman, Swiss dan Perancis. Pada 1860 ia menetap di Italia di mana ia bertemu
Alexander Andreyevich Ivanov di Roma. Seniman Rusia menjadi pengaruh kuat untuk
karya masa depan Ge.
Pada tahun 1861, Ge melukis The Last Supper menggunakan foto sepupu Steven
Levitsky, Aleksandr Ivanovich Herzen. Itu diambil oleh fotografer Rusia Sergei
Lvovich Levitsky sebagai gambar untuk tokoh utama Kristus.
Ge bercerita, "Saya ingin pergi ke London untuk melukis gambar Alexander Herzen |
Herzen" [...] dan dia menanggapi permintaan saya dengan potret besar oleh Mr.
Levitsky. "Kesamaan lukisan terakhir antara pose foto Levitsky tentang Pose Herzen
dan Ge dari Kristus yang dilukis memimpin pers hari itu untuk memuji lukisan itu
sebagai "kemenangan materialisme dan nihilisme".
Ini adalah kesempatan pertama yang diketahui di mana fotografi digunakan sebagai
sumber utama untuk karakter sentral dalam sebuah lukisan dan berbicara kepada
pengaruh mendalam bahwa fotografi nantinya akan ada dalam seni dan gerakan artistik
seperti Impresionisme Prancis.
Lukisan (pertama dibeli oleh Tsar Alexander II dari Rusia) membuat kesan yang begitu
kuat ketika ditunjukkan di Saint Petersburg pada 1863 bahwa Ge diangkat menjadi
profesor Akademi Kesenian Kekaisaran.
Pada tahun 1864, Ge kembali ke Firenze dan melukis potret Herzen bersama dengan
para Rasul Kebangkitan dan versi pertama Kristus di Bukit Zaitun. Lukisan-lukisan
baru itu tidak banyak berhasil dan Akademi Imperial menolak memamerkan mereka
dalam pameran tahunannya.
Pada 1870, Ge kembali ke Saint Petersburg di mana dia beralih ke sejarah Rusia untuk
materi pelajaran. Lukisan Peter the Great Interrogates Tsarevich Alexey di Peterhof
(1871) adalah sukses besar, tetapi lukisan-lukisan historis lainnya dipenuhi dengan
sedikit atau tanpa minat. Ge menulis bahwa seorang pria harus hidup dari pertanian dan
seni tidak boleh dijual. Dia membeli khutor kecil (pertanian) di Chernigov gubernia
(saat ini Ukraina) dan pindah ke sana. Ge berkenalan dengan Leo Tolstoy sekitar waktu
ini dan menjadi pengikut filsafatnya.
Pada awal 1880-an, dia kembali ke mata pelajaran agama dan potret. Dia mengklaim
bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki potret pribadi dan setuju untuk
bekerja untuk komisi apa pun yang mampu dibeli oleh subjek. Di antara subjek
potretnya yang kemudian adalah Tolstoy, Mikhail Saltykov-Shchedrin, dan Judas yang
alkitabiah.
Lukisan-lukisannya di kemudian hari tentang subyek Perjanjian Baru dipuji oleh para
kritikus liberal seperti Vladimir Stasov dan dikritik oleh kaum konservatif karena
menggambarkan Ernest Renan daripada Perjanjian Baru dan dilarang dilarang oleh
pihak berwenang untuk penodaan agama. Quid Est Veritas? Kristus dan Pilatus (1890)
juga dilarang dari sebuah pameran. Penghakiman Sanhedrin: Dia Bersalah! (1892)
tidak diterima di pameran Akademi Seni tahunan; Kalvari (Golgota) (1893) tetap
belum selesai; The Crucifixion (1894) dilarang oleh Tsar Alexander III.
j. Aleksander Gierymski
Dari akhir 1875 hingga 1879, sang seniman kembali ke Roma, di mana dia bekerja
untuk meningkatkan pekerjaannya, terutama menghabiskan banyak waktu untuk
mempelajari lukisan Italia. Karya yang paling penting dari periode Romawi adalah
lukisannya Di Gazebo. Ini adalah pendekatan untuk impresionisme, yang didahului
oleh studi ekstensif di bidang ini (misalnya Silinder di atas meja, Man dalam mantel
ekor merah antara lain). Dalam lukisan Di Gazebo kita dapat melihat adegan pertemuan
sosial abad ke-18, yang berlangsung di sebuah gazebo yang dipenuhi cahaya dari
belakang. Adegan seperti itu memungkinkan dia untuk memainkan warna penyihir dan
cahaya. Karya Gierymski dapat dibandingkan dengan impresionis Prancis
kontemporer, meskipun ia belum berada di Paris dan tidak ada bukti bahwa ia telah
melihat pekerjaan mereka.
Periode terbesar untuk Gierymski adalah antara tahun 1879-1888 yang ia habiskan di
Warsawa. Saat ini dia bekerja dengan sekelompok penulis dan pelukis positivis muda,
berkumpul di sekitar Wędrowiec (Eng. Wanderer) berkala. Bertanggung jawab untuk
urusan seni di majalah ini adalah Stanisław Witkiewicz, yang bertempur untuk
pengakuan publik Gierymski. Lukisan, yang dibuat Gierymski pada periode ini,
misalnya wanita Yahudi yang menjual jeruk; Gerbang Kota Tua, Marina Solec, Pesta
Sangkakala, Sandblaster, dan lainnya didasarkan pada kehidupan orang miskin dari dua
distrik di Warsawa - Powiśle dan Kota Tua. Sayangnya karya-karyanya tidak pernah
dipahami dan dihormati di Polandia kontemporer. Sebagai orang lain yang tidak
dihargai di tanah kelahirannya, tanpa mata pencaharian, ia meninggalkan Warsawa di
belakang dan pergi ke luar negeri pada tahun 1888.
Sejak itu dia kebanyakan di Jerman dan Perancis. Lingkungan yang berubah mengubah
karyanya. Jauh dari tanah airnya ia mulai melukis subjek yang kurang pribadi. Sebagian
besar dia melukis pemandangan (Kufstein Castel Outlook, Bagian dari Rothenburg,
pemandangan laut). Sering dia melukis di malam hari, yang memungkinkan dia untuk
melukis objek di bawah cahaya buatan, seperti (Munich nocturnes, Paris Opera di
Malam, Twilight di Seine).
Dia kembali ke Polandia pada tahun 1893 dan tinggal hingga 1895, untuk melamar
posisi di Akademi Seni Rupa di Cracow. Perjalanan ini menghidupkan kembali
minatnya pada subyek manusia. Sebagai hasil dari bunga ini kita dapat menghitung
misalnya lukisan Peti Mati Peasant.
Selama tahun-tahun terakhir hidupnya ia tetap di Italia. Dari periode yang terakhir
datang karya-karya seperti Interior Basilika San Marco di Venesia, Piazza del Popolo
di Roma atau pemandangan Verona.
Kekecewaan pahit dalam hidupnya terungkap pada potret dirinya dicat setahun
sebelum kematiannya. Dia melihat dunia dengan mata seorang naturalis, meskipun
temperamennya panas. Tragisnya, tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskan di rumah
sakit jiwa; Namun demikian ia meninggalkan warisan yang unik. Karya-karyanya
mewakili realisme, seperti Courbet's, dan dia tidak takut untuk mewakili semua
masalah kehidupan, termasuk kehidupan orang-orang yang rendah hati.
Gierymski meninggal antara 6-8 Maret 1901 di Roma di rumah sakit jiwa di Via della
Lungara Street. Dia dimakamkan di Pemakaman Campo Verano di Roma pada 10
Maret 1901.
Harnett lahir di Clonakilty, County Cork, Irlandia selama masa paceklik kentang. Tak
lama setelah kelahirannya, keluarganya beremigrasi ke Amerika, menetap di
Philadelphia. Menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 1868, ia mencari
nafkah sebagai pria muda dengan desain ukiran di meja perak, sementara juga
mengambil kelas malam di Akademi Seni Rupa Pennsylvania dan kemudian, di New
York, di Cooper Union dan di National Akademi Desain. Lukisan minyaknya yang
pertama dikenal, masih hidup, berasal dari tahun 1874. Gaya lukisan trompe-l'œil yang
dikembangkan Harnett sangat khas dan mengilhami banyak peniru, [1] tetapi itu bukan
tanpa preseden. Sejumlah pelukis Belanda abad ke-17, Pieter Claesz, misalnya,
memiliki spesialisasi dalam meja yang masih hidup dengan kemiripan yang
mencengangkan. Raphaelle Peale, yang bekerja di Philadelphia pada awal abad ke-19,
memelopori bentuk di Amerika. Apa yang membedakan karya Harnett, selain
keahliannya yang luar biasa, adalah ketertarikannya untuk menggambarkan objek yang
biasanya tidak dijadikan subjek sebuah lukisan.
Harnett mengecat alat-alat musik, permainan gantung, dan tankards, tetapi juga
melukis Golden Horseshoe yang tidak biasa (1886), sebuah tapal kuda berkarat yang
diperlihatkan pada papan. Dia melukis kumpulan buku bekas yang diletakkan di atas
peti, Job Lot, Cheap (1878), serta senjata api dan bahkan uang kertas. Karya-karyanya
terjual dengan baik, tetapi mereka lebih mungkin ditemukan tergantung di kedai atau
kantor bisnis daripada di museum, karena mereka tidak sesuai dengan pengertian
kontemporer seni tinggi.
Harnett menghabiskan tahun 1880–1886 di Eropa, [1] tinggal di Munich sejak 1881
hingga awal 1885. [2] Lukisan-lukisan Harnett yang paling terkenal, empat versi After
The Hunt, dilukis antara tahun 1883 dan 1885. Masing-masing adalah komposisi yang
mengesankan dari peralatan berburu dan permainan mati, tergantung di pintu dengan
engsel berukir di pelat kanan dan lubang kunci di sebelah kiri. Lukisan-lukisan ini,
seperti penggambaran tapal kuda atau mata uang yang disebutkan sebelumnya, sangat
efektif sebagai trompe-l'œil karena benda-benda menempati ruang dangkal, yang
berarti bahwa ilusi tidak dimanjakan oleh pergeseran paralaks jika pemirsa bergerak.
Secara keseluruhan, karya Harnett paling sebanding dengan karya John F. Peto yang
sedikit lebih muda. Kedua artis saling kenal, dan perbandingan dapat dilakukan antara
dua lukisan yang menampilkan biola. Musik Harnett dan Good Luck dari 1888
menunjukkan biola menggantung tegak di pintu dengan engsel berukir dan dengan
sepotong lembaran musik yang sedikit robek di belakangnya. Unsur-unsurnya diatur
dengan cara yang stabil dan disengaja. Lukisan Peto tahun 1890 menunjukkan biola
menggantung miring, serta terkelupas dan usang, dengan satu senar patah. Lembaran
musik ini penuh dengan suara dan robek di tepinya, dan ditempatkan sembarangan di
belakang instrumen. Engsel kurang berornamen, dan yang satu rusak. Benda-benda
Harnett menunjukkan tanda-tanda penggunaan tetapi terawetkan dengan baik,
sementara benda-benda Peto yang lebih sederhana hampir habis digunakan.
l. Louis Le Nain
Saudara-saudara lahir di atau dekat Laon di Prancis utara. Mathieu lahir pada tahun
1607; Antoine dan Louis awalnya diyakini lahir pada 1588 dan 1593, masing-masing,
tetapi sekarang dianggap telah lahir kemudian; Galeri Nasional memberi mereka
tanggal lahir "c. 1600? dan c. 1603?". Pada 1630, ketiganya tinggal di Paris, di mana
mereka berbagi studio yang didirikan oleh Antoine, yang diterima di serikat pelukis
Paris, memungkinkan kedua saudaranya untuk berlatih di bawahnya tanpa membayar
biaya. Dalam beberapa tahun mereka menerima komisi penting, Antoine melukis potret
kelompok aldermen Paris pada 1632. Pada 1648, ketiga bersaudara itu diterima di
Académie de peinture et de sculpture pada tahun pendiriannya. [2]
Karena kemiripan yang luar biasa dari gaya lukisan mereka dan kesulitan membedakan
karya-karya oleh masing-masing saudara (mereka menandatangani lukisan mereka
hanya dengan nama keluarga mereka, dan banyak yang mungkin merupakan
kolaborasi), mereka biasanya disebut sebagai satu kesatuan, Le Nain. Louis biasanya
dikreditkan dengan lukisan-lukisan mereka yang paling terkenal, serangkaian adegan
yang menggambarkan kehidupan petani; ia mungkin telah mengunjungi Italia, dan
dipengaruhi oleh seniman Belanda Pieter van Laer, yang tinggal di Roma tetapi juga
melewati Prancis pada pertengahan 1620-an. [3] Lukisan-lukisan bergenre ini sering
dicatat karena sangat literal, namun simpatik; subjek tidak pernah aneh atau tampak
ditertawakan. Namun, masih ada beberapa pertanyaan, apakah beberapa "petani" yang
diasumsikan benar-benar berasal dari kelas pedesaan - banyak yang tampaknya hanya
kaum borjuis di waktu luang di negara tersebut. Eksekusi mereka yang tenang dan
pilihan karakteristik mengingat warna dari sekolah Spanyol. Pilihan subjek mereka
tidak biasa untuk waktu: dunia Paris sibuk dengan alegori mitologis, dan "tindakan
heroik" raja, sementara tiga Le Nain mengabdikan diri terutama untuk mata pelajaran
kehidupan yang rendah hati seperti Peasant Meal (1642) ), Boys Playing Cards, atau A
Farrier in His Forge, tiga gambar sekarang di Louvre. Pemujaan mereka terhadap
Gembala di London (Galeri Nasional) adalah pengecualian, dan banyak pekerjaan sipil
dan gereja lainnya mungkin telah hilang dalam Revolusi Perancis. Ariane di Naxos
juga tampaknya menjadi pengecualian, karena menggambarkan dewa Yunani Bacchus
dan kekasihnya Ariadne.
Antoine dan Louis meninggal pada 1648. Mathieu hidup sampai 1677, dan tampaknya
melukis sampai pertengahan 1650-an, meskipun tidak ada karya yang ditandatangani
setelah 1648. Pada 1662 ia menerima kehormatan yang tidak biasa untuk pelukis Ordo
Santo Michael, tetapi dikeluarkan setahun kemudian, dan dipenjara pada 1662 karena
mengenakan kerah perintah ketika dia tidak berhak untuk itu. [2]
Lukisan Le Nain memiliki kebangunan rohani pada tahun 1840-an dan, berkat
pengerahan Champfleury, membuat penampilan mereka di dinding Louvre pada tahun
1848. Champfleury adalah teman pelukis Realis, Gustave Courbet, dan seorang teorisi
Realisme dan penulis di Seni populer Perancis. Kualitas "naif" dari karya-karya ini,
dengan pose-pose statis, komposisi-komposisi "aneh", dan subjek-subjek petani
dikagumi dan mungkin telah memberi pengaruh pada banyak seniman abad kesembilan
belas, khususnya Courbet sendiri. Mereka tetap populer hingga abad ke-20.
Édouard Manet lahir di Paris pada tanggal 23 Januari 1832, di Hotel Particulier leluhur
(rumah) di rue des Petits Augustins (sekarang rue Bonaparte) untuk keluarga kaya dan
baik-baik. [1] Ibunya, Eugénie-Desirée Fournier, adalah putri seorang diplomat dan
putri baptis putra mahkota Swedia Charles Bernadotte, dari siapa raja Swedia
diturunkan. Ayahnya, Auguste Manet, adalah seorang hakim Prancis yang
mengharapkan Édouard untuk mengejar karir di bidang hukum. Pamannya, Edmond
Fournier, mendorongnya untuk mengejar lukisan dan membawa Manet muda ke
Louvre. [2] Pada 1841 ia mendaftar di sekolah menengah, Collège Rollin. Pada tahun
1845, atas nasehat pamannya, Manet mendaftar di kursus khusus menggambar di mana
dia bertemu Antonin Proust, Menteri Seni Rupa masa depan dan teman seumur hidup
berikutnya.
Atas saran ayahnya, pada 1848 dia berlayar di kapal pelatihan ke Rio de Janeiro.
Setelah dua kali gagal ujian untuk bergabung dengan Angkatan Laut, [3] ayahnya
mengalah pada keinginannya untuk mengejar pendidikan seni. Dari 1850 hingga 1856,
Manet belajar di bawah pelukis akademik Thomas Couture. Di waktu luangnya, Manet
menyalin Old Masters di Louvre.
Dari 1853 hingga 1856, Manet mengunjungi Jerman, Italia, dan Belanda, pada waktu
itu ia dipengaruhi oleh pelukis Belanda Frans Hals, dan seniman Spanyol Diego
Velázquez dan Francisco José de Goya.
n. Jean-François Millet
Pada tahun 1880, Repin pergi ke Zaporizhia [rujukan?] Untuk mengumpulkan materi
untuk Tanggapan 1891 dari Zaporozhian Cossack. Prosesi agamanya di Provinsi Kursk
dipamerkan pada tahun 1883, dan Ivan the Terrible dan Putra-Nya Ivan pada tahun
1885. Pada tahun 1892 ia mempublikasikan koleksi tulisan-tulisan Esai. Dia mengajar
di Higher Art School melekat pada Academy of Arts dari 1894. Pada tahun 1898 ia
membeli real, Penaty (yang Penates), di Kuokkala, Finlandia (sekarang Repino, Saint
Petersburg).
Pada tahun 1901 ia dianugerahi Legiun Kehormatan. Pada tahun 1911 ia melakukan
perjalanan bersama istri kandung kandungnya Natalia Nordman ke Pameran Dunia di
Italia, di mana lukisannya 17 Oktober 1905 dan potretnya dipajang di ruang terpisah
mereka sendiri. Pada tahun 1916 Repin mengerjakan bukunya tentang kenangan, Jauh
dan Dekat, dengan bantuan Korney Chukovsky. Dia menyambut Revolusi Februari
1917, tetapi agak skeptis terhadap Revolusi Oktober. Pihak berwenang Soviet
memintanya beberapa kali untuk kembali, ia tetap tinggal di Finlandia selama sisa
hidupnya. Perayaan diadakan pada tahun 1924 di Kuokkala untuk menandai ulang
tahun ke-80 Repin, diikuti dengan pameran karyanya di Moskow. Pada tahun 1925
pameran karya-karyanya diadakan di Museum Rusia di Leningrad. Repin meninggal
pada 1930 dan dimakamkan di Penate.