Pembelajaran adalah suatu proses atau teknik komunikasi untuk menyampaikan
pengetahuan, keterampilan, maupun hal-hal yang bernilai positif lainnya dari komunikator/sumber ke komunikan/penerima pesan. Ciri-ciri pembelajaran adalah adanya kesadaran antar individu yang bersangkutan, adanya hasil yang diperoleh dari proses komunikasi tersebut, dan adanya interasksi yang manusiawi (yaitu interaksi yang tidak hanya terjadi satu arah, namun interaksi dua arah yang memungkinkan adanya tanya-jawab seperti umumnya manusia, bukan hanya diam melihat dan mendengarkan). Umumnya interaksi yang dilakukan oleh orang dewasa adalah komunikasi atas kesadaran masing-masing sehingga kedua belah pihak dapat saling memahami satu samalain dan mengurangi adanya miskomunikasi. Pembelajaran sebagai proses komunikasi menurut Kemp adalah adanya sumber pesan, perantara, dan penerima. Perantara dibagi menjadi dua jenis yaitu encoding dan decoding. Encoding adalah dari penyampai pesan untuk menuangkan ide-ide yang ada menjadi sebuah media pembelajaran, misal menjadi modul, PPT, video, maupun audio. Sedangkan encoding adalah proses penerima pesan memahami pesan yang telah disampaikan dalam media tersebut. Adapun dalam berkomunikasi umumnya terdapat beberapa komponen sebagai berikut; yaitu adanya komunikator, pesan, saluran, penerima pesan, dan feedback. Feedback sendiri sangat penting adanya, karena untuk mengetahui pemahaman seseorang mengenai informasi yang disampaikan adalah dengan feedback dari individu tersebut. Keefetivan komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misal; kemampuan si penyampai pesan dalam berkomunikasi, kemampuan si penerima pesan dalam menangkap informasi, sikap dan perasaan kedua belah pihak dalam berkomunikasi (misal; jika ada rasa benci diantara atau salah satu pihak, komunikasi bisa menjadi tidak efektif), tingkat pengetahuan si penerima, dan latar belakang social dan budaya. Jadi, komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dapat dilihat, dibaca, dan dipahami oleh para penerima informasi. Fungsi media yang baik-pun sangat penting dalam berkomunikasi, karena media adalah penentu baik buruknya sebuah komunikasi terjadi. Media adalah sebuah perantara penyampai informasi dari sumber ke penerima informasi. Jenis media ada sangat banyak baik media audio maupun visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa barang, orang, alat, teknik lingkungan maupun apa saja yang dapat kita gunakan sebagai sumber belajar dan melihat hal- hal baru yang ada di dunia ini. Media dapat berfungsi untuk merangsang keingintahuan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Media yang menarik dapat membantu meningkatkan atensi, imajinasi, dan motivasi belajar bagi penerima informasi. Landasan teoritis Pemakaian Media Pembelajaran ada beberapa yaitu dari; Brunner, Dale, Teori Levie & Levie, dan Landasan dual hypostasis Paivio. Misal kita lihat menurut Brunner (1966) belajar dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu; enactive(belajar dari aksi), iconic(belajar melalui gambar), dan symbolic(belajar dengan mebaca penelitian). Teori ini hamper mirip dengan terori Dale(1969) tentang pembelajaran aktif dan pasif pada piramida pengalamannya. Adapun teori Levie & Levie yang melibatkan keefetivan otak kanan dan kiri tentang kekuatan ingatan manusia, dan hipotesis Paivio(1971) yang mengatakan bahwa otak manusia dapat mengolah simbol-simbol verbal mejadi sebuah bentuk imajinari maupun sebaliknya.