Anda di halaman 1dari 2

Apresiasi cerpen “Tuhan Maha Tahu Tapi Dia Menunggu”

 Amanat 1

Penulis berusaha menyampaikan suatu kebudayaan religious yang dapat menjadi solusialternatif untuk
merubah kebiasaan seseorang, yang mana Penulis menerangkanya dalam kutipan cerpen berikut

“Dulu ia seringminum-minuman keras dan apabila mabuk ia suka membuat gaduh. Tetapi
setelah kawin, ia menghentikan kebiasaan buruknya itu”.

Dalam kutipan cerpen tersebut penulis yang merubah tokoh Arsenof dengan wataknya yang pemabuk
dan suka membuat gaduh seketika berubah setelah berkeluarga ( kawin ), secara tidak langsung penulis
memberikan solusi atas perilaku buruk seseorang dengan menikah, yang mana dalam pernikahan
terdapat nilai-nilai religious yang membangun sebuah tradisi.

 Amanat 2

Penulis berusaha menyampaikan pesan bahwasanya kekuatan perasaan batin seorang Istri ( feeling )
memiliki kekuatan ikatan batin ( feeling ) sama seperti Ibu. Karena perasaan batin seorang Istri dan Ibu
sama – sama memiliki kekuatan yang kuat dan dapat di jadikan mawas diri seorang suami. Di buktikan
dalam kutipan cerpen sebgai berikut :

Istrinya mencoba memperingatkanya, “ Ivan Dimitricvich, jangan berangkat hari ini. Aku
bermimpi mala petaka akan menimpamu.” Aksenof hanya tertawa saja. “ Kau selalu cemas,
kalua-kalau aku minum lagi di pasar malam.

Bukan itu yang Aku yang cemaskan, tetpi aku bermimpi aneh sekali. Aku bermimpi srewaktu kau
pulang rambutmu telah memutih.” Aksenof tertawa kembali. “ itu artinya Aku akan dapat rejeki.
Aku akan tetap berangjat, nanti ku bawakan oleh-oleh untukmu.” Setelah pamit ia pun pergi.

Kemudian dalam kutipan berikut terdapat pernyataan yang membenarkan bahwa firasat istrinya itu
terjadi

“Sekarang tentu kau akui bahwa mimpiku betul punya arti, sekarang saja rambutku mulai
memutih. Seharunya kau tak berangkat hari itu. Vanya, Suamiku, katakanlah sesungguhnya
pada istrimu. Betulkah kau telah membunuh ?”

Dalam kutipan diatas dapat di ketahui bahwa mimpi buruk yang di alami oleh seorang istri dengan
perasaan beratnya benar-benar terjadi, namun sang suami tidak percaya. Dalam cerita ini penulis
berusaha menyadarkan perasaan seorang wanita itu kuatdan seorang laki-laki harus percaya.

 Amanat 3

Penulis berusaha menyamoaikan bahwa ada kekuatan terbesar selain dari manusia yaitu kekuatan gaib (
kekuatan Tuhan ) yang mana Tuhan lebih mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada makhluknya,
namun Tuhan masih menunggu dan melihat usaha makhluknya untukmerubah nasibnya sendiri.
Terbukti dalam kutipan sebagai berikut :

Ketika diingatnya istrinya sendiri ragu bahwa ia tidak bersalah, berkatalah ia pada dirinya
sendiri, “ hanya Tuhanlah yang tahu kejadian yang sebenarnya, maka kepada Tuhanlah
sepantasnya aku memohon ampun, Karena Dialah satu-satunya yang sanggup memberi
pertolongan.”

 Amanat 4

Penulis berusaha menyampaikan pesan bahwa kesabaran dan kejujuran sangatlah mahal. Kesabaran
yang di miliki oleh tokoh Arsenof atas kejadian yang di alaminya, dan mengetahui kebenaran dari
peristiwa tersebut dia tetap sabar meskipun daam perasaan yang gelisah. Namun atas kesabaranya itu
Aksenof tersebut menyadari bahwa dari setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Karena Aksenof merasa
tidak ada gunanya lagi untuk bebas dari penjara, karena ia juga tak mengetahui lagi tentang keberadaan
keluarganya.kutipan sebagai berikut :

“Setelah Aksenof mendengar kat-kata orang itu, yakinlah dia bahwa Orang itulah yang telah
membunuh temanya. Aksenof berdiri, lalu pergi dari tempat itu. Malam itu ia tak dapat tidur.
Hatinya sedih sekali. Kejadian yang telah lama berlalu, teringat kembali olehnya.”

“Memang mudah meminta maaf, tetapi bagaiman denganku ? ke manakah aku pergi ? Istriku
telah tiada! Anak-anakku telag lupa kepadaku … taka da lagi tempat yanag kutuju.”

“Tuhan akan memaafkanmu, mungkin kau serratus kalinlebih celaka dari pada kamu!”.

Tiba-tiba ia merasakan kedamaian dalam jiwanya. Ia tak lagi merindukan rumahnya, tak ada
lagi keinginanya untuk meninggalkan penjara. Ia hanya termenung.

 Amanat 5

Penulis berusaha untuk menyampaikan bahwa segala sesuatu yang kamu perbuat akan kembali pada
dirimu sendiri. Jadi hukum alam ( karma ) berlaku pada makar yang menutupi perbuatanya dengan
mengalihkan barang bukti ke Aksenof. Selang beberapa lama merasakan hal sama sperti apa yang di
alami oleh Aksenof sehingga dia dimasukkan kedalam penjara. Dibuktikan dalam kutipan berikut :

Makar menceritakan, “ Aku di bawa ke sini, padahalaku tak bersalah. Sewaktu aku memperkuat
talikekang seekor kuda, mereka menangkapku Karena dituduh mencuri. Aku hanya ingin
memperbaikitali kekang. Kusirnya adalah temanku.

Aksenof mengatakan, “ Mengapa tuan menanyaiku ? aku bukan pencuri bukan pula pembunuh,
aku dalam perjalanan kota. Tak ada kesalahan yang kulakukan.” Opsir itu memanggil anak
buahnya

Anda mungkin juga menyukai