Anda di halaman 1dari 3

Nama :Nirma Laila Fakhirah

Nim : E1E019231
Kelas : 4F
UTS MULOK

1. Penelitian kualitatif dan kuantitatif dikatakan selesai saat kondisi dimana kita
membutuhkan untuk memahami fenomena lebih baik dalam suatu kelompok tertentu yang
dipelajari, dan untuk membuat inferensi tentang kelompok yang lebih besar melebihi yang
dipelajari. Untuk memilih apakah akan menggunakan metode penelitian kuantitatif maka
masalah penelitian adalah, paradigma, strategi, metode, pengalaman pribadi, kemampuan,
semua hal tersebut turut mempengaruhi dalam memilih metode tersebut.
a). Dari masalah penelitian yang sudah ada, jika mengharuskan identifikasi, faktor-faktor
mempengaruhi hasil yang ada, pemahaman prediksi penelitian. Pendekatan ini juga layak
digunakan untuk menguji teori dan hipotesis.
b). Dari paradigma, jika peneliti menganggap bahwa sebab sangat mungkin menentukan
akibat atau hasil akhir, maka pendekatan kuantitatif menjadi yang terbaik digunakan seorang
peneliti. Paradigma tersebut harus sesuai dengan sejarah dan aturan main dalam meneliti.
c). Dari strategi penelitian. Jika seorang peneliti menggunakan metode penelitian dengan cara
survei, misalnya yang berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan sikap atau
opini dari populasi yang ada dalam suatu wilayah dengan meneliti beberapa sampel dari
populasi tersebut, jadi yang terbaik adalah kuantitatif.
d). Dari metode penelitian (pengumpulan data dan analisis data). Jika data tersebut
membutuhkan instrumen dan menganalisis jenis data numerik. Serta menafsirkan hal-hal
yang berhubungan langsung dengan kecenderungan yang ada dalam penelitian, maka
pendekatan kuantitatiflah yang terbaik.
e). Oleh karena itu kuantitatif secara esensial adalah teknik pengumpulan data numerik untuk
menjelaskan satu fenomena tertentu, maka pertanyaan yang rasanya serta merta cocok untuk
dijawab dengan metode penelitian kuantitatif adalah: pertanyaan “who”, “what”, “where”,
“how many”, dan “how much”. Pertanyaan itu cocok untuk dijawab melalui survei deskriptif.
Sedangkan pertanyaan “how much”, “how far”, “to what extent” dan “why”, paling cocok
digunakan adalah survei eksplatori kuantitatif

2. Kerajinan tangan yang saya ketahui selain dari presentasi kelompok adalah;
a. Kerajinan tenun khas lombok. Kerajinan menenun, terutama kain Tenun yang ada di
Lombok telah dilestarikan dari zaman dahulu alias turun-temurun. Seperti kain
tradisional lainnya, kain tenun Lombok memiliki motif dan bentuk motif yang
beraneka ragam. uniknya lagi kain tenun ini memiliki daya pikat tersendiri, terdapat
pada warna kombinasi dan degradasi warna motif yang khas di seluruh bidang
kainnya. Bahan dasar untuk benangnya sendiri terbuat dari berbagai jenis tanaman
seperti, kapas, kulit kayu, daun palm, serat nanas, dan serat pohon pisang, kemudian
untuk bahan pewarnanya juga terbuat dari bermacam jenis tanaman.
b. Kerajinan Cukli Rungkang Jangkuk. Rungkak Jangkuk sendiri merupakan suatu
daerah yang berada di kabupaten Lombok barat. Desa ini terkenal dengan kerajinan
hasil kerajinan cuklinya yang begitu detail dan cantik. Dari proses pembuatannya saja,
membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang sangat tinggi. cukli sendiri berasal dari
rumah kerang laut, alias cangkangnya. Dipotong kecil-kecil dengan pola wajik dan
berbagai jenis pola menarik lainnya. Beberapa jenis hasil cukli yang dapat kalian
temukan disini yaitu mulai dari Ornamen, hiasan pada meja, kursi, lemari dan
berbagai jenis perabotan lainnya.
c. Kerajinan Berugak/Bungalows. Kerajinan ini adalah bentuk dari penjilmaan kerajinan
berupa rumah adat tetapi dalam bentuk yang minimalis, pembuatnnya dibutuhkan
hingga berbulan-bulan, dengan patokan kayu dan bahan yang cukup besar dan rumit.
d. Beranyam, kerajinan khas wanita desa tepal, Sumbawa. Kerajinan dibuat dari daun
pandan yang disilangkan menjadi satu, terbentuklah kerajinan tikar yang indah.
e. Paju Ro’o Ta’a (Payung Daun Lontar). Payung kebesaran Sultan Bima, yang akan
diserahkan setelah beliau di Tuha Ro Lanti (dinobat dan dilantik) menjadi Sultan.
Dihiasi dengan asesoris dari emas dan perak. Sebagai simbol Sultan harus berperan
sebagai payung melindungi dan menaungi Rakyat dan Negeri. Dengan kata lain
Sultan berperan sebagai “Hawo Ro Ninu” (Pengayom dan Pelindung) Rakyat dan
Negeri.
f. Dipi Umpu. Dipi Umpu (Tikar Umpu) adalah tikar yang dianyam khusus untuk
dijadikan tempat duduk Sultan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Dibuat dari
Daun Lontar yang bermutu dan dianyam oleh pengrajin “Ma Loa Ro Tingi” (Terampil
dan berjiwa seni).
g. Tonggo (tudung saji). Tonggo yaitu Tudung saji dibuat dari anyaman daun lontar,
yang berfungsi untuk menutup jenis-jenis makanan yang akan disajikan dalam
upacara adat seperti upacara pernikahan, khataman dan khitanan.
3. Perbedaan rumah adat suku sasak, samawa dan mbojo terletak pada:
1. Bahan bangunan: rumah adat sasak dan mbojo pada umumnya terbuat dari anyaman
bambu dan jerami. Sementara untuk rumah adat sumbawa terbuat dari bahan kayu jati
dan beratap sirap.
2. Bentuk rumah: rumah ada sasak berbentuk runcing di atas dan bagian bawah dan
adapula yang berbentuk kopyah hitam sebagai atapnya. Sedangkan rumah adat
sumbawa condong berbentuk rumah panggung dengan tiang bangunan yang terbuat
dari kayu bulat besar dan berat sebagai penopang rumah. Kemudian untuk rumah adat
mbojo, rumah adatnya mirip seperti lumbung.
3. Kegunaan rumah: rumah adat sasak biasanya menjadi tempat hunian para pejabat
desa, adapula menjadi tempat menyimpan bahan makanan. Sedangkan rumah adat
sumbawa digunakan sebagai hunian raja dan keluarganya. Sementara rumah adat
mbojo digunakan sebagai tempat menerima tamu, tempat tidur, sekaligus dapur,
tempat menyimpan makanan, padi dan lain-lain.

4. *Persamaan senjata tradisional SASAMBO: sama-sama digunakan sebagai alat pertahanan


diri dari manusia dan binatan buas, alat berburu, memotong makanan, pohon maupun bahan
lainnya.
*Perbedaan senjata tradisional SASAMBO: dapat terlihat dari nama, bentuk dan ukuran
masing-masing senjata tradisionalnya yang disesuaikan dengan asal usul daerahnya. Karena
masing-masing daerah memiliki filosofi sendiri dalam membuat dan menamakan senjata
tradisional mereka masing-masing.

5. *Persamaan permainan tradisional SASAMBO: sebagai sarana hiburan bagi masyarakat


daerah terutama anak-anak untuk menghabiskan waktu bersama.
*Sedangkan perbedaannya: terletak pada nama, bahan, alat dan pembuatan, jenis, serta cara
memainkan permainan dari masing-masing di daerah yang disesuaikan dengan keadaan dari
masing-masing daerah.

Anda mungkin juga menyukai