Anda di halaman 1dari 93

PUSAT PENYULUHAN

DAN BANTUAN HUKUM


Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM RI

PEMBINAAN DAN PEMBENTUKAN


DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM
Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran Dalam rangka terwujudnya Desa/Kelurahan Sadar
hukum dan budaya hukum masyarakat dilakukan Hukum yang berkualitas, selain Desa/Kelurahan
dengan dibentuknya Desa/Kelurahan Sadar Hukum
binaan yang diusulkan telah memenuhi kriteria
yang pembentukannya didasarkan pada beberapa
kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 36 ayat 1 berdasarkan Surat Edaran tersebut, juga akan
PERMENKUMHAM NO. M.01-PR.08.10 Tahun 2006 dilakukan tahap verifikasi penilaian berdasarkan
Tentang Pola Penyuluhan Hukum sebagaimana telah Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Pembentukan
diubah dengan PERMENKUMHAM NO. M.01- Desa/Kelurahan Sadar Hukum sesuai dengan Surat
PR.08.10 Tahun 2007 Tentang perubahan atas Edaran Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional
PERMENKUMHAM NO. M.01-PR.08.10 Tahun 2006
Nomor :PHN-HN.04.04-20 Tahun 2019.
Tentang Pola Penyuluhan Hukum dan Surat Edaran
Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
: PHN-05.HN.04.04 Tahun 2017 tentang Perubahan
Kriteria Penilaian Desa/Kelurahan Sadar Hukum.

3
PROSES PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN
DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM

KELOMPOK
KELUARGA DESA / DESA/KELURAHAN
SADAR HUKUM KELURAHAN SADAR HUKUM
(KADARKUM) BINAAN

Kegiatan Penyuluhan Hukum langsung dan tidak langsung


(Temu Sadar Hukum, Simulasi Hukum, Lomba KADARKUM)

DUKUNGAN ANGGARAN DAN PROGRAM KEGIATAN


SERTA ADANYA SINERGISITAS SELURUH
STAKEHOLDER
4
A. PEMBENTUKAN
1.Pembentukan Kelompok Keluarga Sadar Hukum
(KADARKUM)
Camat atas usul Lurah/Kepala Desa wajib membentuk Kelompok Kadarkum disetiap Desa/Kelurahan;

Kelompok Kadarkum wajib dibentuk minimal 1 (satu) Kelompok di setiap Desa/Kelurahan;

Jumlah anggota Kelompok Kadarkum minimal 25 orang;

Unsur anggota Kelompok Kadarkum meliputi : PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Aparat
Desa/Kelurahan;

Guna meningkatkan pengetahuan hukum kepada anggota Kelompok Kadarkum seluruh stakeholder terkait
(Pemerintah Daerah, Kanwil Kemenkumhan, Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, BNN
Kabupaten/Kota, dan BNPT Kabupaten/Kota) wajib memberikan kegiatan penyuluhan hukum secara terpadu
dan sinergis;

Anggota Kelompok Kadarkum berperan sebagai agen yang memiliki peran dalam meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman hukum kepada masyarakat di lingkungannya;

Anggota Kelompok Kadarkum juga berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat ,
karena tidak setiap permasalahan hukum yang timbul di masyarakat harus diselesaikan melalui proses
peradilan.
2.Pembentukan Desa/Kelurahan Binaan
1. Camat atas usul Kepala Desa/Lurah mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk menetapkan
Desa/Kelurahan yang telah memiliki Kelompok Kadarkum untuk ditetapkan sebagai Desa/Kelurahan
Binaan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota;

2. Penetapan sebuah Desa/Kelurahan menjadi Desa/Kelurahan Binaan dilakukan setelah Kelompok


Kadarkum di desa/kelurahan tersebut memperoleh pembinaan secara kontinu minimal 3 (tiga) kali
kegiatan;

3. Pembinaan Desa/Kelurahan Binaan dilakukan oleh seluruh stakeholder terkait (Pemerintah Daerah,
Kanwil Kemenkumham, Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, BNN Kabupaten/Kota, dan
BNPT) wajib memberikan kegiatan penyuluhan hukum secara terpadu dan sinergis;

4. Pembinaan dilakukan melalui kegiatan Penyuluhan Hukum, Temu Sadar Hukum, Simulasi Hukum,
Lomba Kadarkum atau kegiatan lain dengan materi berbagai peraturan perundang-undangan dan
norma hukum yang berlaku.
B. MEKANISME DAN
VERIFIKASI PENILAIAN
1. Pemetaan dan Monitoring Evaluasi
a. Tahap proses pemetaan data terkait jumlah Kelompok
Kadarkum, Desa/Kelurahan Binaan, dan
Desa/Kelurahan Sadar Hukum;
b. Melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap
Desa/Kelurahan Binaan dan Desa/Kelurahan Sadar
Hukum;
c. Melakukan evaluasi kegiatan pembinaan Kadarkum
yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan,
keberhasilan, dan permasalahan pelaksanaan
pembinaan Kadarkum;
d. Seluruh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait
untuk melakukan pembinaan dan pembentukan
Desa/Kelurahan Sadar Hukum.

7
2. Tim Penilaian
a. Pembentukan Tim Penilai terdiri dari:
1) Biro Hukum dan HAM Pemerintah Daerah Provinsi ;
2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Pemerintah Daerah Provinsi;
3) Biro Pemerintahan dan Kerjasama Pemerintah Daerah
Provinsi;
4) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;
5) Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
6) Kepolisian Republik Indonesia Kabupaten/Kota;
7) Kejaksaan Negeri;
8) Pengadilan Negeri;
9) Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota;
10) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Kabupaten/Kota.

8
b. Metode Pengumpulan Data

03 Menggunakan
website atau e-mail
(digital)

Jalur Surveyor

01 02
Secara manual non
9
elektronik
c. Proses Penilaian
1. Inventarisasi Desa/Kelurahan Binaan yang diusulkan 5. Melakukan verifikasi data yang dikirimkan baik secara manual dan e-mail
menjadi Desa/Kelurahan Sadar Hukum; (digital) pembudayaan.hk@gmail.com;

2. Mengirimkan kuisioner indeks Desa/Kelurahan Sadar 6. Menetapkan Desa/Kelurahan Binaan yang lolos untuk ditetapkan sebagai
Desa/Kelurahan Sadar Hukum (dengan nilai 141 s/d 202);
Hukum dan mengumpulkan data dukung serta
melakukan koordinasi dengan instansi terkait; 7. Mengundang Badan Pembinaan Hukum Nasional untuk melakukan proses
verifikasi dan finalisasi penilaian Desa/Kelurahan Binaan yang diusulkan.
3. Pengisian kuisioner oleh masing-masing Desa/Kelurahan BPHN memiliki kewenangan penuh dalam menentukan Desa/Kelurahan
Binaan yang diusulkan; Sadar Hukum yang akan ditetapkan untuk disampaikan kepada Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM guna ditindak lanjuti oleh
4. Melakukan survey lapangan secara sampling untuk Pemerintah Daerah Provinsi dalam bentuk Surat Keputusan Gubernur
memvalidasi data guna menguji secara langsung tentang Desa/Kelurahan Sadar Hukum;
terhadap data yang disampaikan;
8. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM menyampaikan permohonan
kepada Menteri Hukum dan HAM melalui Kepala BPHN untuk meresmikan
Desa/Kelurahan Sadar Hukum dan menganugerahkan penghargaan
Anubhawa Sasana Desa atau Anubhawa Sasana Kelurahan.

10
d. Kriteria Penilaian

1) Desa/Kelurahan Binaan ditetapkan menjadi Desa/Kelurahan Sadar Hukum dengan mempedomani


pada Indeks Desa/Kelurahan Sadar Hukum berdasarkan data hasil kuisioner yang diisi oleh aparat
Desa/Kelurahan atau pejabat yang berwenang;
2) Penilaian tingkat Kesadaran Hukum masyarakat setiap Desa/Kelurahan akan didasarkan pada
jumlah nilai Indeks Desa/Kelurahan Sadar Hukum yang meliputi 4 (empat) dimensi yakni: dimensi
akses informasi hukum, dimensi implementasi hukum, dimensi akses keadilan, dan dimensi
11

demokrasi dan regulasi dengan bobot penilaian tingkat kesadaran hukum sebuah Desa/Kelurahan.
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM RI

KUESIONER INDEKS DESA/KELURAHAN


SADAR HUKUM
Surat Edaran Ka. BPHN No. PHN-5.HN.04.04 Tahun 2017
Tentang
PERUBAHAN KRITERIA PENILAIAN DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM RI

KATEGORI DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM


(SE Ka.BPHN No. PHN-05.HN.04.04 Tahun 2017 ttg. Perubahan Kriteria Penilaian Desa/Kelurahan Sadar Hukum)

- Penilaian Desa/Kelurahan Sadar Hukum meliputi 4 dimensi yaitu :


1.Dimensi Akses Informasi Hukum;
2.Dimensi Implementasi Hukum;
3.Dimensi Akses Keadilan; dan
4.Dimensi Akses Demokrasi dan Regulasi.
Bobot prosentase penilaian Dimensi Implementasi hukum sebesar 40%
sedangkan dimensi lainnya masing-masing 20 % dari nilai yang diperoleh
berdasarkan Kuesioner Indeks Desa/Kelurahan Sadar Hukum.

- KATEGORI DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM, terdiri atas :


1.Desa/Kelurahan yang memiliki kesadaran hukum “TINGGI”;
2.Desa/Kelurahan yang memiliki kesadaran hukum “CUKUP”; dan
3.Desa/Kelurahan yang memiliki kesadaran hukum “RENDAH”. 32
PENILAIAN DESA/KELURAHAN SADAR HUKUM

NILAI SYARAT TERTINGGI


LOLOS SEBAGAI DESA/KEL. SADAR DESA/KEL. SADAR DESA/KEL. SADAR
DIMENSI TERTINGGI DSH DESA/KELURAHAN HUKUM DENGAN HUKUM DENGAN HUKUM DENGAN
SESUAI SADAR HUKUM TINGKAT TINGKAT KESADARAN TINGKAT
INDEKS* SESUAI KESADARAN “CUKUP” KESADARAN
PROSENTASE** “TINGGI” “KURANG”

AKSES INFORMASI 180 36


HUKUM
NILAI TOTAL NILAI TOTAL NILAI TOTAL
IMPLEMENTASI 325 130 SEMUA DIMENSI SEMUA DIMENSI : SEMUA
HUKUM
: DIMENSI :
AKSES KEADILAN 90 18 101 S/D 140
141 S/D 202 0 S/D 100
AKSES DEMOKRASI 90 18 (50 % - 69%)
DAN REGULASI
(70 % - 100%) (0 % - 49%)

685 202
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM
Republik Indonesia

INVENTARISASI DESA / KELURAHAN SADAR HUKUM


TAHUN 1993 S/D Januari 2020
NO PROPINSI TAHUN JUMLAH
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Aceh 9 24 31 48 42 154
2 Sumatera Utara 13 9 15 37 72 17 163
3 Sumatera Barat 2 26 15 5 2 2 2 6 15 18 21 35 149
4 Riau 4 2 6 12 24
5 Jambi 1 5 6 5 17 7 20 61
6 Sumatera Selatan 12 19 18 49
7 Bengkulu 73 73
8 Lampung 7 3 18 30 58
9 Bangka Belitung 7 2 15 12 8 44
10 Kepulauan Riau 2 10 12
11 DKI Jakarta 5 10 42 32 33 29 17 31 199
12 Jawa Barat 4 13 44 14 20 35 60 32 675 775 766 235 147 130 2.950
13 Jawa Tengah 1 35 22 120 43 221
14 DI. Yogyakarta 4 11 32 52 99
15 Jawa Timur 36 11 25 111 183
16 Banten 3 1 4 1 68 77
17 Bali 16 3 8 29 14 21 54 23 14 182
18 Nusa Tenggara Barat 6 21 40 67
19 Nusa Tenggara Timur 119 55 174
20 Kalimantan Barat 34
11 10 103 52 176
21 Kalimantan Tengah 12 13 21 46
22 Kalimantan Selatan 1 17 18
23 Kalimantan Timur 11 11 21 43
24 Sulawesi Utara 45 81 126
25 Sulawesi Tengah 2 9 29 10 50
26 Sulawesi Selatan 4 9 3 4 7 21 48
27 Sulawesi Tenggara 4 5 55 64
28 Gorontalo 7 53 60
29 Sulawesi Barat 1 1 11 44 57
30 Maluku 23 23
31 Maluku Utara 7 7
32 Papua 13 16 14 16 59
33 Papua Barat 16 6 6 28
JUMLAH 16 14 28 34 218 53 27 20 53 43 46 7 22 12 17 13 23 101 396 349 393 706 1233 974 264 372 310 5.744
BANTUAN HUKUM
INTRODUCING
LEGALAID LAW OF INDONESIA
MENGENALKAN
UNDANG-UNDANG BANTUAN HUKUM INDONESIA

NATIONAL LEGAL AID AND PUBLIC LEGAL EDUCATION CENTER


NATIONAL LAW DEVELOPMENT AGENCY
MINISTRY OF LAW AND HUMAN RIGHTS
GENERAL PROVISIONS KETENTUAN UMUM

1. Legal Aid means legal services provided 1. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh
by the Provider of Legal Aid free of Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada
charge to a Receiver of Legal Aid. Penerima Bantuan Hukum.
2. Receiver of Legal Aid means indigent 2. Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok
people or a group of indigent people. orang miskin.
3. Provider of Legal Aid means a legal aid 3. Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan
institution or social organization which hukum atau organisasi kemasyarakatan yang memberi
provides Legal Aid services in accordance layanan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang
with this Law. ini.
PRINCIPELS OFLEGALAID
ASASBANTUANHUKUM

Legal Aid shall be carried out based on the following Bantuan Hukum dilaksanakan berdasarkan asas:
principles:
a. keadilan;
a. fairness; b. persamaan kedudukan di dalam hukum;
b. equality before the law; c. keterbukaan;
c. transparency; d. efisiensi;
d. efficiency; e. efektivitas; dan
e. effectiveness; and
f. akuntabilitas.
f. accountability.
OBJECTIVE
TUJUAN

The implementation of Legal Aid aims to: Penyelenggaraan Bantuan Hukum bertujuan untuk:
a. guarantee and fulfill the rights of the Receiver of a. menjamin dan memenuhi hak bagi Penerima
Legal Aid to obtain access to justice; Bantuan Hukum untuk mendapatkan akses
keadilan;
b. realize the constitutional rights of all citizens in
accordance with the principle of equality before b. mewujudkan hak konstitusional segala warga
the law; negara sesuai dengan prinsip persamaan
kedudukan di dalam hukum;
c. guarantee that certainty of the implementation of
Legal Aid is carried out equally throughout the c. menjamin kepastian penyelenggaraan Bantuan
entire territory of the Republic of Indonesia; and Hukum dilaksanakan secara merata di seluruh
d. realize effective, efficient, and accountable wilayah Negara Republik Indonesia; dan
judicature. d. mewujudkan peradilan yang efektif, efisien, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
SCOPE
RUANG LINGKUP

(1) Legal Aid is provided to a Receiver of Legal Aid (1) Bantuan Hukum diberikan kepada Penerima
who faces any legal issue. Bantuan Hukum yang menghadapi masalah
(2)Legal Aid includes issues of civil law, criminal law hukum.
and administrative law either in litigation or non- (2) Bantuan Hukum meliputi masalah hukum
litigation matters. keperdataan, pidana, dan tata usaha negara baik
(3)Legal Aid includes carrying out a power of litigasi maupun nonlitigasi.
attorney, assisting, representing, defending, (3) Bantuan Hukum meliputi menjalankan kuasa,
and/or carrying out any other legal actions in the mendampingi, mewakili, membela, dan/atau
legal interest of the Receiver of Legal Aid. melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum Penerima Bantuan Hukum.
LEGALAID RECEIPIENTS
PENERIMABANTUAN HUKUM

(1) The Receiver of Legal Aid includes each indigent (1) Penerima Bantuan Hukum meliputi setiap orang
person or group of indigent people who cannot atau kelompok orang miskin yang tidak dapat
fulfill basic rights properly and independently. memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri.
(2) The basic rights include the rights to food, (2) Hak dasar meliputi hak atas pangan, sandang,
clothing, health services, education, layanan kesehatan, layanan pendidikan,
employment and doing business, and/or pekerjaan dan berusaha, dan/atau perumahan.
housing.
IMPLEMENTATIONOFLEGAL AID
PENYELENGGARAANBANTUANHUKUM

(1) Legal Aid is carried out to help in settlements of legal issues faced by a (1) Bantuan Hukum diselenggarakan untuk membantu penyelesaian
Receiver of Legal Aid. permasalahan hukum yang dihadapi Penerima Bantuan Hukum.
(2) Providing Legal Aid to Receivers of Legal Aid is organized by the Minister (2) Pemberian Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum
and implemented by Providers of Legal Aid in accordance with this Law. diselenggarakan oleh Menteri dan dilaksanakan oleh Pemberi Bantuan
Hukum berdasarkan Undang-Undang ini.
(3) The Minister shall be in charge of:
a. drawing up and determining policies on the implementation of Legal Aid;
(3) Menteri bertugas:
a. menyusun dan menetapkan kebijakan penyelenggaraan Bantuan Hukum;
b. drawing up and determining the Standard of Legal Aid based on the principles of
providing Legal Aid; b. menyusun dan menetapkan Standar Bantuan Hukum berdasarkan asas-asas
c. drawing up draft budgets for Legal Aid; pemberian Bantuan Hukum;
c. menyusun rencana anggaran Bantuan Hukum;
d. managing the budgets for Legal Aid effectively, efficiently, transparently, and
accountably; and d. mengelola anggaran Bantuan Hukum secara efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel; dan
e. drawing up and submitting reports on the implementation of Legal Aid to the
House of Representatives at the end of each fiscal year. e. menyusun dan menyampaikan laporan penyelenggaraan Bantuan Hukum kepada
Dewan Perwakilan Rakyat pada setiap akhir tahun anggaran.
Minister is authorized to:
Menteri berwenang:
a. supervise and ensure the implementation of a. mengawasi dan memastikan penyelenggaraan
Legal Aid and the provision of Legal Aid are Bantuan Hukum dan pemberian Bantuan Hukum
carried out in accordance with the principles and dijalankan sesuai asas dan tujuan yang ditetapkan
objectives determined in this Law; and dalam Undang-Undang ini; dan
b. carry out a verification and accreditation of the b. melakukan verifikasi dan akreditasi terhadap
properness of the legal aid institutions or social lembaga bantuan hukum atau organisasi
organizations as Providers of Legal Aid in kemasyarakatan untuk memenuhi kelayakan
accordance with Legal Aid Law. sebagai Pemberi Bantuan Hukum berdasarkan
Undang-Undang Bantuan Hukum.
Tocarry out the verification and accreditation,
the Minister shall form a committee consisting of:
Untuk melakukan verifikasi dan akreditasi,
Menteri membentuk panitia yang unsurnya terdiri atas:

a. the ministry which implements governmental a. kementerian yang menyelenggarakan urusan


matters in the field of law and human rights; pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi
b. academics; manusia;
b. akademisi;
c. public figures; and
c. tokoh masyarakat; dan
d. institutions or organizations which provide Legal
Aid services. d. lembaga atau organisasi yang memberi layanan
Bantuan Hukum.
PERIODOFACCREDITATION
PERIODE AKREDITASI

 The verification and accreditation are carried out  Verifikasi dan akreditasi dilakukan setiap 3 (tiga)
every 3 (three) years. tahun.
 Further provisions regarding the procedure of  Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
verification and accreditation will be regulated in verifikasi dan akreditasi diatur dengan Peraturan
a Ministerial Regulation. Menteri.
PROVIDEROFLEGALAID
PEMBERI BANTUAN HUKUM

(1) Legal Aid is provided by Providers of Legal Aid (1) Pelaksanaan Bantuan Hukum dilakukan oleh
which fulfill the requirements according to Legal Pemberi Bantuan Hukum yang telah memenuhi
Aid Law. syarat berdasarkan Undang-Undang Bantuan
Hukum.
(2) Requirements for Providers of Legal Aid include:
a. it shall be a legal entity; (2) Syarat-syarat Pemberi Bantuan Hukum meliputi:
a. berbadan hukum;
b. accredited based on this Law;
b. terakreditasi berdasarkan Undang-Undang ini;
c. having a permanent office and secretariat;
d. having a management; and c. memiliki kantor atau sekretariat yang tetap;
d. memiliki pengurus; dan
e. having a Legal Aid program.
e. memiliki program Bantuan Hukum.
ENTITLINGOFPROVIDERSOFLEGAL AID
HAKPEMBERI BANTUANHUKUM
A Providers of Legal Aid is entitled to: Pemberi Bantuan Hukum berhak:
a. recruit advocates, paralegals, lecturers, and law students; a. melakukan rekrutmen terhadap advokat, paralegal, dosen, dan
mahasiswa fakultas hukum;
b. carry out Legal Aid services;
b. melakukan pelayanan Bantuan Hukum;
c. provide legal information, legal consultation, and other activity
programs related to implementation of Legal Aid; c. menyelenggarakan penyuluhan hukum, konsultasi hukum, dan program
kegiatan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan Bantuan Hukum;
d. receive a budget from the state for carrying out Legal Aid based on this
Law; d. menerima anggaran dari negara untuk melaksanakan Bantuan Hukum
berdasarkan Undang-Undang ini;
e. issue an opinion or statement in the defense of a case for which they
are responsible in court hearings in accordance with the provisions of e. mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
prevailing law; menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. obtain information and other data from the government or other
institutions, in the interest of defense of a case; and f. mendapatkan informasi dan data lain dari pemerintah ataupun instansi
lain, untuk kepentingan pembelaan perkara; dan
g. obtain a guarantee of legal protection, security, and safety during the
provision of Legal Aid. g. mendapatkan jaminan perlindungan hukum, keamanan, dan
keselamatan selama menjalankan pemberian Bantuan Hukum.
OBLIGATION OFPROVIDEROFLEGAL AID
KEWAJIBANPEMBERIBANTUAN HUKUM
A Provider of Legal Aid is obliged to: Pemberi Bantuan Hukum berkewajiban untuk:
a. report the Legal Aid program to the Minister; a. melaporkan kepada Menteri tentang program Bantuan Hukum;

b. report every use of the state budget for the provision b.melaporkan setiap penggunaan anggaran negara yang
of Legal Aid based on this Law; digunakan untuk pemberian Bantuan Hukum berdasarkan
Undang-Undang ini;
c. organize educations and trainings of Legal Aid for c. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Bantuan Hukum
advocates, paralegals, lecturers, law students who are bagi advokat, paralegal, dosen, mahasiswa fakultas hukum yang
recruited; direkrut;
d. maintain confidentiality of data, and/or information d.menjaga kerahasiaan data, informasi, dan/atau keterangan
obtained from Receivers of Legal Aid related to cases yang diperoleh dari Penerima Bantuan Hukum berkaitan
being handled, except provided otherwise by laws; and dengan perkara yang sedang ditangani, kecuali ditentukan lain
oleh undang-undang; dan
e. provide Legal Aid to Receivers of Legal Aid based on the
terms and procedures specified in this Law until the e. memberikan Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan
Hukum berdasarkan syarat dan tata cara yang ditentukan dalam
case is finished, except there is any legally valid reason. Undang-Undang ini sampai perkaranya selesai, kecuali ada
alasan yang sah secara hukum.
A Provider of Legal Aid Cannot Be Prosecuted
Pemberi Bantuan Hukum tidak dapat dituntut

A Provider of Legal Aid cannot be prosecuted either Pemberi Bantuan Hukum tidak dapat dituntut
under civil or penal law in providing Legal Aid for secara perdata maupun pidana dalam memberikan
which he or she is responsible acting in good faith Bantuan Hukum yang menjadi tanggung jawabnya
both inside and outside the court in accordance yang dilakukan dengan iktikad baik di dalam
with the Legal Aid Standard based on the provisions maupun di luar sidang pengadilan sesuai Standar
of prevailing law and/or the Code of Conduct of Bantuan Hukum berdasarkan peraturan perundang-
Advocates. undangan dan/atau Kode Etik Advokat.
RIGHTSOFTHERECEIVEROFLEGALAID
HAKPENERIMABANTUAN HUKUM

A Receiver of Legal Aid is entitled to: Penerima Bantuan Hukum berhak:


a. receive Legal Aid until the legal issue is settled a. mendapatkan Bantuan Hukum hingga masalah
and/or the decision of the case has become final hukumnya selesai dan/atau perkaranya telah
and conclusive as long as the Receiver of Legal mempunyai kekuatan hukum tetap, selama
Aid has not revoked the power of attorney; Penerima Bantuan Hukum yang bersangkutan
b. obtain Legal Aid based on the Legal Aid Standard tidak mencabut surat kuasa;
and/or Code of Conduct of Advocates; and b. mendapatkan Bantuan Hukum sesuai dengan
Standar Bantuan Hukum dan/atau Kode Etik
c. obtain information and documents in relation to
Advokat; dan
the implementation of the provision of Legal Aid
based on the provisions of prevailing law. c. mendapatkan informasi dan dokumen yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemberian
Bantuan Hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
OBLIGATIONSOFTHERECEIVEROFLEGALAID
KEWAJIBANPENERIMABANTUAN HUKUM

A Receiver of Legal Aid is obliged to: Penerima Bantuan Hukum wajib:

a. menyampaikan bukti, informasi, dan/atau


a. provide true evidences, and/or keterangan perkara secara benar kepada Pemberi
information of the case to the Provider Bantuan Hukum;
of Legal Aid; b. membantu kelancaran pemberian Bantuan
b. help the smooth provision of Legal Aid. Hukum.
REQUIREMENTSPROVISIONOFLEGALAID
SYARATPEMBERIANBANTUAN HUKUM
(1) In order to obtain Legal Aid, an applicant for Legal Aid (1) Untuk memperoleh Bantuan Hukum, pemohon Bantuan
shall fulfill the following requirements: Hukum harus memenuhi syarat-syarat:

a. submitting a written application which contains at a. mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi
sekurang-kurangnya identitas pemohon dan uraian singkat
least applicant’s identity and a brief description mengenai pokok persoalan yang dimohonkan Bantuan
regarding the subject matter for which Legal Aid is Hukum;
requested;
b. menyerahkan dokumen yang berkenaan dengan perkara;
b. submitting documents in relation to the case; and dan
c. enclosing a statement from the headman (lurah), c. melampirkan surat keterangan miskin dari lurah, kepala
village head or an official of equal level in the place desa, atau pejabat yang setingkat di tempat tinggal
of domicile of the applicant for Legal Aid stating that pemohon Bantuan Hukum.
he/she is indigent. (2) Dalam hal pemohon Bantuan Hukum tidak mampu
menyusun permohonan secara tertulis, permohonan dapat
(2) In the event an applicant for Legal Aid is not able to diajukan secara lisan.
draw up a written application, the application may be
submitted orally.
PROCEDUREOFLEGALAID
TATACARAPEMBERIANBANTUANHUKUM

(1) A Receiver of Legal Aid submits an application for Legal Aid to (1) Pemohon Bantuan Hukum mengajukan permohonan Bantuan
a Provider of Legal Aid. Hukum kepada Pemberi Bantuan Hukum.
(2) The Provider of Legal Aid shall, within a period of 3 (three) (2) Pemberi Bantuan Hukum dalam jangka waktu paling lama 3
working days after the application for Legal Aid is stated as (tiga) hari kerja setelah permohonan Bantuan Hukum
completed, accept or reject the application for Legal Aid. dinyatakan lengkap harus memberikan jawaban menerima
atau menolak permohonan Bantuan Hukum.
(3) In the event the application for Legal Aid is accepted, the
Provider of Legal Aid will provide Legal Aid based on a power (3) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum diterima, Pemberi
of attorney from the Receiver of Legal Aid. Bantuan Hukum memberikan Bantuan Hukum berdasarkan
surat kuasa khusus dari Penerima Bantuan Hukum.
(4) In the event the application for Legal Aid is rejected, the
Provider of Legal Aid shall mention the reason for the (4) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum ditolak, Pemberi
rejection. Bantuan Hukum mencantumkan alasan penolakan.
(5) Further provisions regarding the requirements and procedure (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara
for the provision of Legal Aid shall be determined in pemberian Bantuan Hukum diatur dengan Peraturan
Government Regulations. Pemerintah.
FUNDING
PENDANAAN
(1) Funding of Legal Aid which is needed and used (1) Pendanaan Bantuan Hukum yang diperlukan dan
for the implementation of Legal Aid in digunakan untuk penyelenggaraan Bantuan
accordance with this Law is charged to the State Hukum sesuai dengan Undang-Undang ini
Budget. dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
(2) Other than the funding, the sources of funding Belanja Negara.
of Legal Aid may come from: (2) Selain pendanaan tersebut, sumber pendanaan
a. grants or donations; and/or Bantuan Hukum dapat berasal dari:
b. other legal sources of funding which are not a. hibah atau sumbangan; dan/atau
binding. b. sumber pendanaan lain yang sah dan tidak
mengikat.
The government is obliged to allocate funds for the
implementation of LegalAid
Pemerintah wajib mengalokasikan dana penyelenggaraan Bantuan Hukum

(1) The government is obliged to allocate funds for 1) Pemerintah wajib mengalokasikan dana
the implementation of Legal Aid in the State penyelenggaraan Bantuan Hukum dalam
Budget. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Funding for implementation of Legal Aid as (2) Pendanaan penyelenggaraan Bantuan Hukum
mentioned in paragraph (1) is allocated to the sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
budget of the ministry which carries out dialokasikan pada anggaran kementerian yang
governmental matters in the field of law and menyelenggarakan urusan pemerintahan di
human rights. bidang hukum dan hak asasi manusia.
A regional government may allocate the budget
for implementation of LegalAid
Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan Bantuan Hukum
(1) A regional government may allocate the budget (1) Daerah dapat mengalokasikan anggaran
for implementation of Legal Aid in the Regional penyelenggaraan Bantuan Hukum dalam
Budget. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(2) Further provisions regarding the implementation (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
of Legal Aid mentioned in paragraph (1) will be penyelenggaraan Bantuan Hukum sebagaimana
determined in regional regulations. dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Daerah.
PROHIBITIONS
LARANGAN

Pemberi Bantuan Hukum dilarang menerima atau


A Provider of Legal Aid is prohibited meminta pembayaran dari Penerima Bantuan
to receive or ask payment from Hukum dan/atau pihak lain yang terkait dengan
perkara yang sedang ditangani Pemberi Bantuan
Receivers of Legal Aid and/or other Hukum.
parties related to a case which is
being handled by said Provider of
Legal Aid.
PENAL PROVISIONS
KETENTUANPIDANA

A Provider of Legal Aid who is proven


to have received or asked payment Pemberi Bantuan Hukum yang terbukti menerima
atau meminta pembayaran dari Penerima Bantuan
from a Receiver of Legal Aid and/or Hukum dan/atau pihak lain yang terkait dengan
another party in relation to a case perkara yang sedang ditangani sebagaimana
that is being handled by the said dimaksud dalam Pasal 20, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda
Provider of Legal Aid as mentioned in paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
Article 20, shall be punished with rupiah).
imprisonment of at the longest 1
(one) year or a fine of maximum Rp
50,000,000 (fifty million rupiah).
REQUIREMENTSAND PROCEDURE FORTHE PROVISION OFLEGALAIDAND
THE DISTRIBUTION OFFUNDSFORLEGALAID
Based on
GOVERNMENTREGULATIONOFTHEREPUBLICOFINDONESIA
NUMBER 42 OF2013
SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM
Berdasarkan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013

NATIONAL LEGAL AID AND PUBLIC LEGAL EDUCATION CENTER


NATIONAL LAW DEVELOPMENT AGENCY
MINISTRY OF LAW AND HUMAN RIGHTS
GENERAL PROVISIONS KETENTUAN UMUM

1. Litigation means the process of handling a legal case for settlement through the court. 1. Litigasi adalah proses penanganan Perkara hukum yang dilakukan melalui jalur pengadilan untuk
menyelesaikannya.
2.Non-litigation means the process of handling a legal case for settlement out of the
court. 2. Nonlitigasi adalah proses penanganan Perkara hukum yang dilakukan di luar jalur pengadilan
3.Verification means examination of the truth of reports, statements, and documents untuk menyelesaikannya.
provided by the Provider of Legal Aid.
3. Verifikasi adalah pemeriksaan atas kebenaran laporan, pernyataan, dan dokumen yang
4.Accreditation means official recognition of the Provider of Legal Aid by the Committee diserahkan oleh Pemberi Bantuan Hukum.
for Verification and Accreditation after it has been assessed that said Provider of Legal
Aid is competent to provide Legal Aid. 4. Akreditasi adalah pengakuan terhadap Pemberi Bantuan Hukum yang diberikan oleh Panitia
Verifikasi dan Akreditasi setelah dinilai bahwa Pemberi Bantuan Hukum tersebut layak untuk
5.State Budget, hereinafter abbreviated as APBN, means the annual financial plan of the memberikan Bantuan Hukum.
government which is approved by the House of Representatives.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana
6. Regional Budget, hereinafter abbreviated as APBD, means the annual financial plan of keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
the regional government which is approved by the Regional House of Representatives.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana
7.Budget for the Implementation of Legal Aid means the allocation of the APBN or APBD keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
for Implementation of Legal Aid according to the objectives of Law Number 16 of 2011
regarding Legal Aid. 7. Anggaran Penyelenggaraan Bantuan Hukum adalah alokasi APBN atau APBD untuk
8.Budget for Legal Aid means the allocation of the Budget for the Implementation of Legal Penyelenggaraan Bantuan Hukum yang sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 16 Tahun
Aid to the Provider of Legal Aid who has passed the Verification and Accreditation 2011 tentang Bantuan Hukum.
determined by the Minister as a reference of the implementation of Legal Aid.
8. Anggaran Bantuan Hukum adalah alokasi Anggaran Penyelenggaraan Bantuan Hukum kepada
Pemberi Bantuan Hukum yang lulus Verifikasi dan Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
sebagai acuan pelaksanaan Bantuan Hukum.
APLICATIONOFLEGALAID
PERMOHONANBANTUAN HUKUM
(1) (1)
AnPemohon Bantuan
Applicant forHukum
Legalmengajukan permohonan
Aid submits Bantuan
a written
Hukum secara
application tertulis
for Legal Aidkepada Pemberi
to the Bantuan
Provider Hukum.
of Legal Aid.
(2)(2)
AnPermohonan
applicationpaling sedikit
shall at leastmemuat:
contain:
a. identitas Pemohon Bantuan Hukum; dan
a. identity of the Applicant for Legal Aid; and
b. uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimintakan
b. a brief description
Bantuan Hukum. regarding the subject matter for
which Legal Aid is requested.
(3) Permohonan Bantuan Hukum, harus melampirkan:
(3) An a.
application for Legal Aid at least contains:
surat keterangan miskin dari Lurah, Kepala Desa, atau
a. a statement from the Headman (lurah), Village pejabat yang setingkat di tempat tinggal Pemohon
Head or an official of equal level in the domicile of Bantuan Hukum; dan
the Applicant for Legal Aid stating that said person b. dokumen yang berkenaan dengan Perkara.
is indigent; and
b. documents in relation to the case.
WRITTENORVERBALAPLICATION OFLEGALAID
PERMOHONANBANTUAN HUKUM SECARA TERTULISATAULISAN
(1) An Applicant for Legal Aid who is not able to draw up (1) Pemohon Bantuan Hukum yang tidak mampu menyusun
a written application shall be allowed to submit an permohonan secara tertulis dapat mengajukan permohonan
application verbally. secara lisan.
(2) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum diajukan secara
(2) In the event the application for Legal Aid is submitted
lisan, Pemberi Bantuan Hukum menuangkan dalam bentuk
verbally, the Provider of Legal Aid shall put it in tertulis.
writing.
(3) Permohonan ditandatangani atau dicap jempol oleh
(3) The application shall be signed or provided with a Pemohon Bantuan Hukum.
thumb print by the Applicant for Legal Aid.
IDENTITY
IDENTITAS

(1) The identity of the Applicant for Legal Aid shall be proven by a (1) Identitas Pemohon Bantuan Hukum dibuktikan dengan kartu
resident identification card and/or other documents issued by tanda penduduk dan/atau dokumen lain yang dikeluarkan
the competent authorities. oleh instansi yang berwenang.
(2) In the event the Applicant for Legal Aid does not have an (2) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki identitas,
identity card, the Provider of Legal Aid shall assist the Pemberi Bantuan Hukum membantu Pemohon Bantuan
Applicant of Legal Aid in obtaining a statement of a Hukum dalam memperoleh surat keterangan alamat
temporary address and/or other document from the sementara dan/atau dokumen lain dari instansi yang
competent authorities in the domicile of the Provider of Legal berwenang sesuai domisili Pemberi Bantuan Hukum.
Aid.
(3) Instansi yang berwenang sesuai domisili Pemberi Bantuan
(3) The competent authorities based on the domicile of the Hukum wajib mengeluarkan surat keterangan alamat
Provider of Legal Aid are obliged to issue a statement of the sementara dan/atau dokumen lain untuk keperluan
temporary address and/or other document for the purpose penerimaan Bantuan Hukum.
of the applicant receiving Legal Aid.
STATEMENTOFINDIGENCE
SURATKETERANGANMISKIN

(1) In the event the Applicant for Legal Aid does not (1) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki surat
have a statement of indigence, the Applicant for keterangan miskin, Pemohon Bantuan Hukum dapat
Legal Aid may enclose a Public Health Insurance melampirkan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat,
Card, Direct Cash Aid, Rice Card for Indigent People Bantuan Langsung Tunai, Kartu Beras Miskin, atau dokumen
lain sebagai pengganti surat keterangan miskin.
or other documents as substitute for the statement
of indigence. (2) Lurah, Kepala Desa, atau pejabat yang setingkat sesuai
domisili Pemberi Bantuan Hukum wajib mengeluarkan surat
(2) The Headman (Lurah), Village Head or an official of keterangan miskin dan/atau dokumen lain sebagai
equal level in the place domicile of the Provider of pengganti surat keterangan miskin untuk keperluan
Legal Aid shall issue a statement of indigence or penerimaan Bantuan Hukum.
other documents as substitute for the statement of (3) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki
indigence for the purpose of receiving Legal Aid. persyaratan, Pemberi Bantuan Hukum membantu Pemohon
Bantuan Hukum dalam memperoleh persyaratan tersebut.
(3) In the event the Applicant for Legal Aid does not
have the required documents, the Provider of Legal
Aid will assist the Applicant for Legal Aid in obtaining
said documents
CHECKING REQUIREMENT
Pemeriksaan Kelengkapan

(1) A Provider of Legal Aid shall check whether the requirements (1) Pemberi Bantuan Hukum wajib memeriksa kelengkapan
have all been fulfilled within one working day after receiving persyaratan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja setelah
the application for Legal Aid. menerima berkas permohonan Bantuan Hukum.
(2) In the event the application for Legal Aid fulfills the (2) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum telah memenuhi
requirements, the Provider of Legal Aid shall express its persyaratan, Pemberi Bantuan Hukum wajib menyampaikan
willingness or refusal in writing within 3 (three) working days kesediaan atau penolakan secara tertulis atas permohonan
since said application was stated to be complete. dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
permohonan dinyatakan lengkap.
(3) In the event the Provider of Legal Aid states its willingness,
the Provider of Legal Aid shall provide Legal Aid based on a (3) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menyatakan kesediaan,
special power of attorney from the Receiver of Legal Aid. Pemberi Bantuan Hukum memberikan Bantuan Hukum
berdasarkan surat kuasa khusus dari Penerima Bantuan Hukum.
(4) In the event the application for Legal Aid is rejected, the
Provider of Legal Aid shall give the reasons of said rejection in (4) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum ditolak, Pemberi
writing within 3 (three) working days since said application Bantuan Hukum wajib memberikan alasan penolakan secara
was stated as completed. tertulis dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak permohonan dinyatakan lengkap.
FULLPROVIDINGOFLEGALAID
BANTUAN HUKUM SECARATUNTAS

The Legal Aid by a Provider of Legal Aid to a Pemberian Bantuan Hukum oleh Pemberi Bantuan
Receiver of Legal Aid will be provided until the legal Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum diberikan
issue has been settled and/or the decision on the hingga masalah hukumnya selesai dan/atau
Case has become final and conclusive as long as the Perkaranya telah mempunyai kekuatan hukum
Receiver of Legal Aid does not revoke the special tetap, selama Penerima Bantuan Hukum tersebut
power of attorney. tidak mencabut surat kuasa khusus.
LEGALAID PROVIDER
PEMBERI BANTUAN HUKUM

(1) Legal Aid in Litigation is provided by an advocate who (1) Pemberian Bantuan Hukum secara Litigasi dilakukan oleh
holds a position as manager of the Provider of Legal Advokat yang berstatus sebagai pengurus Pemberi Bantuan
Aid and/or recruited advocate by the Provider of Legal Hukum dan/atau Advokat yang direkrut oleh Pemberi
Aid. Bantuan Hukum.
(2) Dalam hal jumlah Advokat yang terhimpun dalam wadah
(2) In the event the number of advocates who are Pemberi Bantuan Hukum tidak memadai dengan banyaknya
associated in the Provider of Legal Aid is inadequate to jumlah Penerima Bantuan Hukum, Pemberi Bantuan Hukum
the number of Receivers of Legal Aid, the Provider of dapat merekrut paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultas
Legal Aid may recruit paralegals, lecturers, and law hukum.
students. (3) Dalam melakukan pemberian Bantuan Hukum, paralegal,
(3) In providing Legal Aid, paralegals, lecturers, and law dosen, dan mahasiswa fakultas hukum harus melampirkan
students shall enclose written evidence of assistance bukti tertulis pendampingan dari Advokat sebagaimana
from advocates as mentioned in paragraph (1) above. dimaksud pada ayat (1).
(4) Mahasiswa fakultas hukum harus telah lulus mata kuliah
(4) The law students shall have passed the subject of hukum acara dan pelatihan paralegal.
procedural laws and training of paralegals
PROBONO
PROBONO

The provision of Legal Aid by Pemberian Bantuan Hukum oleh


advocates, does not discharge the Advokat, tidak menghapuskan
advocates from their obligation to kewajiban Advokat tersebut untuk
provide legal aid free of charge in memberikan bantuan hukum secara
accordance with the provisions of cuma-cuma sesuai dengan ketentuan
prevailing law. peraturan perundang-undangan.
LITIGATION LEGAL AID
BANTUANHUKUM LITIGASI

The provision of Legal Aid in Litigation shall Pemberian Bantuan Hukum secara Litigasi dilakukan
be carried out in the following manner: dengan cara:
a. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa yang
a. assistance and/or carry out the power of dimulai dari tingkat penyidikan, dan
attorney from the level of investigation penuntutan;
and prosecution; b. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa
b. assistance and/or carry out the power of dalam proses pemeriksaan di persidangan; atau
attorney in the process of examination in c. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa
the hearing; or terhadap Penerima Bantuan Hukum di
Pengadilan Tata Usaha Negara.
c. assistance and/or carry out the power of
attorney from the Receiver of Legal Aid
in an Administrative Court.
NON LITIGATION LEGAL AID
BANTUANHUKUM LNON ITIGASI

(1) Legal Aid in Non-Litigation may be provided by advocates, paralegals, lecturers, and (1) Pemberian Bantuan Hukum secara Nonlitigasi dapat dilakukan oleh Advokat,
law students in the scope of Providers of Legal Aid who have passed Verification paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultas hukum dalam lingkup Pemberi Bantuan
and Accreditation. Hukum yang telah lulus Verifikasi dan Akreditasi.
(2) The provision of Legal Aid in Non-Litigation includes the following activities: (2) Pemberian Bantuan Hukum secara Nonlitigasi meliputi kegiatan:
a. providing legal information; a. penyuluhan hukum;
b. legal consultation; b. konsultasi hukum;
c. investigation of the case either electronically or non-electronically; c. investigasi perkara, baik secara elektronik maupun nonelektronik;
d. legal research; d. penelitian hukum;
e. mediation; e. mediasi;
f. negotiation; f. negosiasi;
g. empowerment of society; g. pemberdayaan masyarakat;
h. assistance outside the court; and/or h. pendampingan di luar pengadilan; dan/atau
i. drafting legal documents. i. drafting dokumen hukum.
IMPLEMENTATIONOFLEGALAID
Pelaksanaan Bantuan Hukum

The Provider of Legal Aid shall Pemberi Bantuan Hukum


provide Legal Aid in Litigation and melaksanakan Bantuan Hukum
Non-Litigation matters as in Litigasi dan Nonlitigasi sesuai dengan
accordance with the provisions of an ketentuan yang diatur dalam
agreement regarding the perjanjian pelaksanaan Bantuan
implementation of the provisions of Hukum dan ketentuan peraturan
Legal Aid and the provisions of perundang-undangan.
prevailing laws.
THELITIGATION LEGALAID DISTRIBUTION OFFUNDS
Penyaluran Dana Bantuan Hukum Litigasi

(1) The distribution of funds for Legal Aid in Litigation shall be made after the Provider (1)Penyaluran dana Bantuan Hukum Litigasi dilakukan setelah Pemberi Bantuan Hukum
of Legal Aid has settled the Case in each stage of the process of a court session and menyelesaikan Perkara pada setiap tahapan proses beracara dan Pemberi Bantuan Hukum
the Provider of Legal Aid has submitted a report together with the supporting menyampaikan laporan yang disertai dengan bukti pendukung.
documents. (2) Tahapan proses beracara merupakan tahapan penanganan Perkara dalam:
(2) The stages of process of a court session constitutes stages of handling the Case in: a. kasus pidana, meliputi penyidikan, dan persidangan di pengadilan tingkat I, persidangan
a. criminal case, include investigation and proceedings at the court of first tingkat banding, persidangan tingkat kasasi, dan peninjauan kembali;
instance, court hearing at the appeals level, court hearing at the cassation level, b. kasus perdata, meliputi upaya perdamaian atau putusan pengadilan tingkat I, putusan
and judicial review of a court decision; pengadilan tingkat banding, putusan pengadilan tingkat kasasi, dan peninjauan kembali;
dan
b. civil law case, include alternative dispute resolution or decision of a court of first
instance, decision of the appellate court, decision of the court at the cassation c. kasus tata usaha negara, meliputi pemeriksaan pendahuluan dan putusan pengadilan
level, and judicial review of a court decision; and tingkat I, putusan pengadilan tingkat banding, putusan pengadilan tingkat kasasi, dan
peninjauan kembali.
c. administrative case, include preliminary examination and decision of the court
of first instance, decision of the appellate court, decision of the court at the (1) Penyaluran dana Bantuan Hukum dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari tarif per
cassation level, and judicial review of a court decision. Perkara sesuai standar biaya pelaksanaan Bantuan Hukum Litigasi.

(3) The distribution of funds for Legal Aid is calculated based on a certain percentage of (4)Penyaluran dana Bantuan Hukum pada setiap tahapan proses beracara tidak
the rate per Case in accordance with the standard cost of implementation of Legal menghapuskan kewajiban Pemberi Bantuan Hukum untuk memberikan Bantuan Hukum
sampai dengan Perkara yang ditangani selesai atau mempunyai kekuatan hukum tetap.
Aid in Litigation.
(4) The distribution of funds for Legal Aid at each step of the proceeding does not
discharge the Provider of Legal Aid from his/her obligations to provide Legal Aid
until the handled Case is settled or has become final and conclusive.
THENON LITIGATION LEGALAID DISTRIBUTION OFFUNDS
Penyaluran Dana Bantuan Hukum Non Litigasi
(1) The distribution of funds for Legal Aid in (1) Penyaluran dana Bantuan Hukum
Non-Litigation matters is carried out Nonlitigasi dilakukan setelah Pemberi
after the Provider of Legal Aid has Bantuan Hukum menyelesaikan paling
completed at least 1 (one) activity in the sedikit 1 (satu) kegiatan dalam paket
package of Non-Litigation activities and kegiatan Nonlitigasi dan menyampaikan
has submitted a report together with laporan yang disertai dengan bukti
the supporting documents. pendukung.
(2) The distribution of funds for Legal Aid is (2) Penyaluran dana Bantuan Hukum
calculated based on the rate per activity dihitung berdasarkan tarif per kegiatan
in accordance with the standard cost for sesuai standar biaya pelaksanaan
the implementation of Legal Aid in Non- Bantuan Hukum Nonlitigasi.
Litigation matters.
ACCOUNTABILITY
PERTANGGUNGJAWABAN

(1) The Provider of Legal Aid shall report the (1) Pemberi Bantuan Hukum wajib melaporkan
realization of the implementation of the Budget realisasi pelaksanaan Anggaran Bantuan Hukum
for Legal Aid to the Minister quarterly, kepada Menteri secara triwulanan,semesteran,
semesterly, and annually. dan tahunan.
(2) In the event the Provider of Legal Aid receives (2) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menerima
funds other than from the APBN, the Provider of sumber pendanaan selain dari APBN, Pemberi
Legal Aid shall report the realization of the Bantuan Hukum melaporkan realisasi
receipt and use of said funds to the Minister. penerimaan dan penggunaan dana tersebut
kepada Menteri.
(3) The report of the realization of the receipt and
use of the funds other than from the APBN shall (3) Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan
be reported separately from the report of dana selain dari APBN dilaporkan secara terpisah
realization of the implementation of the Budget dari laporan realisasi pelaksanaan Anggaran
of Legal Aid. Bantuan Hukum.
REPORTFORREALIZATION
Laporan Realisasi

(1) For Litigation Cases, the report of realization (1) Untuk Perkara Litigasi, laporan realisasi, harus
shall enclose at least: melampirkan paling sedikit:
a. a copy of the decision of the Case which has a. salinan putusan Perkara yang telah
been become final and conclusive; and mempunyai kekuatan hukum tetap; dan
b. the progress of the Case which is in the b. perkembangan Perkara yang sedang dalam
process of settlement. proses penyelesaian.
(2) For Non-Litigation activities, a report of the (2) Untuk kegiatan Nonlitigasi, laporan realisasi,
realization shall enclose a report regarding the harus melampirkan laporan kegiatan yang telah
activities which have been carried out. dilaksanakan.
(3) Further provisions regarding the procedure of (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
the report regarding the implementation of the pelaporan pelaksanaan Anggaran Bantuan
Budget for Legal Aid will be determined in a Hukum diatur dengan Peraturan Menteri.
Regulation of the Minister.
SUPERVISION
PENGAWASAN

(1)The Minister shall supervise the (1) Menteri melakukan pengawasan pemberian
provision of Legal Aid and the Bantuan Hukum dan penyaluran dana Bantuan
distribution of funds for Legal Aid. Hukum.
(2) Pengawasan oleh Menteri dilaksanakan oleh
(2)The supervision by the Minister shall be unit kerja yang tugas dan fungsinya terkait
carried out by a work unit whose duties dengan pemberian Bantuan Hukum pada
and functions are related to the Kementerian.
provision of Legal Aid in the Ministry.
DUTIESOFSUPERVISING
TUGAS PENGAWASAN

In supervising, the work unit has the following duties: Unit kerja dalam melaksanakan pengawasan mempunyai tugas:

a. supervise the provision of Legal Aid and the distribution of a. melakukan pengawasan atas pemberian Bantuan Hukum dan
funds for Legal Aid; penyaluran dana Bantuan Hukum;

b. receive the reports of supervision carried out by the regional b. menerima laporan pengawasan yang dilakukan oleh panitia pengawas
daerah;
committee of supervisors;
c. menerima laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan
c. receive reports from the public regarding allegations of penyimpangan pemberian Bantuan Hukum dan penyaluran dana
irregularities in the provision of Legal Aid and the distribution Bantuan Hukum;
of funds for Legal Aid;
d. melakukan klarifikasi atas adanya dugaan penyimpangan pemberian
d. clarify allegations of irregularities in the provision of Legal Aid Bantuan Hukum dan penyaluran dana Bantuan Hukum yang dilaporkan
and the distribution of funds for Legal Aid; oleh panitia pengawas daerah dan/atau masyarakat;

e. propose sanctions to the Minister for the occurrence of e. mengusulkan sanksi kepada Menteri atas terjadinya penyimpangan
pemberian Bantuan Hukum dan/atau penyaluran dana Bantuan Hukum;
irregularities in the provision of Legal Aid and/or the dan
distribution of funds for Legal Aid; and
f. membuat laporan pelaksanaan pengawasan kepada Menteri.
f. draw up a report on the supervision to the Minister.
PENALTYOFVIOLATION
Sanksi Pelanggaran
(1) In the event a violation is found in the provision of Legal
Aid provided by a Provider of Legal Aid to a Receiver of
Legal Aid, the Minister may:
(1) Dalam hal ditemukan pelanggaran pemberian Bantuan
a. cancel the agreement of Hukum oleh Pemberi Bantuan Hukum kepada Penerima
implementation of Legal Aid; Bantuan Hukum, Menteri dapat:

b. terminate the grant of the Budget for a. membatalkan perjanjian pelaksanaan Bantuan
Hukum;
Legal Aid; and/or
b. menghentikan pemberian Anggaran Bantuan
c. no longer grant a Budget for Legal Aid in Hukum; dan/atau
the next budgetary fiscal year.
c. tidak memberikan Anggaran Bantuan Hukum
(2) In the event the Minister cancels the agreement, the pada tahun anggaran berikutnya.
Minister shall appoint another Provider of Legal Aid to assist
or carry out the power of attorney from the Receiver of (2) Dalam hal Menteri membatalkan perjanjian, Menteri
Legal Aid. menunjuk Pemberi Bantuan Hukum lain untuk mendampingi
atau menjalankan kuasa Penerima Bantuan Hukum.
PARALEGALS IN THE PROVISION OF
LEGAL AID
PARALEGAL DALAM PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
Based On Berdasarkan
The Minister Of Law And Human Rights Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Of The Republic Of Indonesia Republik Indonesia
Regulation Of The Minister Of Law And Human Rights Of The Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republic Of Indonesia Republik Indonesia
Number 01 Of 2018 Nomor 01 Tahun 2018

NATIONAL LEGAL AID AND PUBLIC LEGAL EDUCATION CENTER


NATIONAL LAW DEVELOPMENT AGENCY
MINISTRY OF LAW AND HUMAN RIGHTS
CONCEPTI
ON
Paralegals who are regulated in this Paralegal yang diatur dalam Peraturan Menteri ini
KONSEPSI
Ministerial regulation are Paralegals who merupakan Paralegal yang melaksanakan pemberian
implement the provision of legal aid and are bantuan hukum dan terdaftar pada Pemberi Bantuan
registered at a Provider of Legal Aid. Hukum.
RECRUITMENT OF
PARALEGALS
(1) Providers of Legal Aid provide Legal Aid in REKRUTMEN PARALEGAL
(1) Pemberi Bantuan Hukum memberikan Bantuan Hukum
litigation and non-litigation to Receivers of secara litigasi dan nonlitigasi kepada Penerima Bantuan
Legal Aid. Hukum.
(2) In rendering Legal Aid a Provider of Legal Ai (2) Dalam memberikan Bantuan Hukum, Pemberi Bantuan
shall be entitled to recruit Paralegals to carry Hukum berhak melakukan rekrutmen Paralegal sebagai
out the provision of Legal Aid. pelaksana Bantuan Hukum.
(3) A Provider of Legal Aid may recruit Paralegals (3) Pemberi Bantuan Hukum dapat merekrut Paralegal di luar
outside those who are registered to carry out pelaksana Bantuan Hukum yang telah terdaftar jika:
the provision of Legal Aid, if:
a. ketersediaan jumlah pelaksana Bantuan Hukum
a. the number of those to carry out Legal Aid who tidak mencukupi dalam menangani perkara;
are available is insufficient to handle the case, dan/atau
and/or:
b. there is no Provider of Legal Aid in the region b. tidak terdapat Pemberi Bantuan Hukum di
where the Receiver of Legal Aid resides. wilayah tempat tinggal Penerima Bantuan
Hukum.
REQUIREM E
NTS
In order to be able to re recruited and to Untuk dapat direkrut menjadi Paralegal sebagaimana
PERSYARATAN
become a Paralegal as meant in paragraph dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) harus memenuhi
(2) of Article 3, the following requirements persyaratan sebagai berikut:
shall be fulfilled:
a. warga negara Indonesia;
a. be an Indonesian citizen; b. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun;
b. be at least be 18 (eighteen); c. memiliki pengetahuan tentang advokasi masyarakat;
c. have knowledge about advocacy and/or dan/atau
d. must fulfil other requirements determined d. memenuhi syarat lain yang ditentukan oleh Pemberi
by the Provider of Legal Aid. Bantuan Hukum.
REGISTERING OF
PARALEGALS
PENDAFTARAN PARALEGAL
1) Paralegals registered at a Provider of Legal (1) Paralegal yang telah terdaftar pada Pemberi Bantuan
Aid receive an identity card issued by the Hukum memperoleh kartu identitas yang diterbitkan
Provider of Legal Aid. oleh Pemberi Bantuan Hukum.
(2)The identity card shall be valid for a (2) Kartu identitas berlaku dalam jangka waktu paling
period of maximum 2 (two) years and may lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang.
be extended.
(3) Pemberi Bantuan Hukum mendaftarkan Paralegal
(3)A Provider of Legal Aid registers the sebagai pelaksana Bantuan Hukum kepada BPHN
Paralegal as the implementer of Legal Aid melalui sistem informasi database Bantuan Hukum.
at BPHN through the Legal Aid database
information system.
TRAINING OF
PARALEGALS
(1) The Paralegals are entitled to get Paralegal training.PELATIHAN
(1) Paralegal
PARALEGALberhak mendapatkan pelatihan Paralegal.
(2) The Paralegal Training is held to improve the (2) Pelatihan Paralegal dilaksanakan untuk meningkatkan
qualifications of the Paralegals in providing Legal
Aid.
kualifikasi Paralegal dalam memberikan Bantuan Hukum.
(3) The qualifications of Paralegals referred to (3) Kualifikasi Paralegal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
in paragraph (2) include: meliputi:
a. the ability to understand regional conditions and a. kemampuan memahami kondisi wilayah dan kelompok-kelompok
interest groups in society; kepentingan dalam masyarakat;
b. the ability to strengthen society in the fight for b.kemampuan melakukan penguatan masyarakat dalam
human rights and other rights protected by law; memperjuangkan hak asasi manusia, dan hak-hak lain yang
and dilindungi oleh hukum; dan
c. the skill to advocate society in the form of c. keterampilan mengadvokasi masyarakat berupa pembelaan dan
defending and supporting people who are weak in dukungan terhadap masyarakat lemah untuk mendapatkan hak-
order to obtain their rights. haknya.

.
TRAINING
ORGANIZER
PENYELENGGARA PELATIHAN
(1) The training will be organized by: (1) Pelatihan diselenggarakan oleh:
a. Providers of Legal Aid; a. Pemberi Bantuan Hukum;
b. universities; b. perguruan tinggi;
c. non-governmental organizations providing Legal Aid c. lembaga swadaya masyarakat yang memberikan Bantuan Hukum; dan/atau
and/or
d. lembaga pemerintah yang menjalankan fungsinya di bidang hukum.
d. government institutions that carry out their function in
the field of law. (2)Dalam menyelenggarakan pelatihan Paralegal, penyelenggara dapat bekerja
sama dengan pemerintah, pemerintah daerah atau pihak terkait lainnya.
(2) In organizing Paralegal training the organizer may cooperate
with the government, regional government or other related (3) Penyelenggara pelatihan harus membentuk unit khusus yang menangani
party. penyelenggaraan pelatihan.

(3) The organizer shall establish a special unit that handles the (4) Penyelenggara pelatihan melaksanakan pelatihan Paralegal setelah
organization of the training. mendapatkan persetujuan dari BPHN.

(4) The organizer carries out the training for Paralegals after
having obtained approval from BPHN.
REQUEST FOR PARALEGAL
TRAINING
(1) The organizer submits a request for Paralegal training to the
PERMOHONAN (1)PELATIHAN
Penyelenggara PARALEGAL
pelatihan mengajukan permohonan pelatihan Paralegal kepada
head of BPHN by attaching a proposal for the Paralegal training. Kepala BPHN dengan melampirkan proposal pelaksanaan pelatihan Paralegal.
(2) The proposal to organize the Paralegal training shall at least (2) Proposal pelaksanaan pelatihan Paralegal paling sedikit memuat:
include the:
a. latar belakang;
a. background;
b. tujuan dan sasaran;
b. purpose and aim;
c. kurikulum;
c. curriculum;
d. nama dan kualifikasi pengajar;
d. name and qualifications of the teaching staff;
e. sarana, prasarana, dan alat bantu yang tersedia; dan
e. means, facilities and available auxiliary apparatus; and
f. susunan kepanitiaan.
f. composition of the secretariat.
(3) BPHN melakukan pemeriksaan terhadap permohonan pelatihan Paralegal).
(3) BPHN examines the request for Paralegal training.
(4) Hasil pemeriksaan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
(4) The result of the examination of the request referred to disampaikan oleh Kepala BPHN kepada penyelenggara pelatihan paling lama 14
paragraph (3) is submitted by the head of BPHN to the organizer (empat belas) hari kerja terhitung sejak pengajuan permohonan diterima.
of the training at the latest 14 (fourteen) working days as of the
date the request was received
LEVEL OF
includes:
TRAINING
(1) The Paralegal training referred to in Article 6 (1) Pelatihan Paralegal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 terdiri atas:
TINGKATANa.PELATIHAN
tingkat dasar; dan
a. basic level; and
b. tingkat lanjutan.
b. advanced level.
(2) Selain pelatihan Paralegal, penyelenggara pelatihan sebagaimana
(2)Aside of the Paralegal training the organizer of the dimaksud dalam Pasal 7 dapat menyelenggarakan pelatihan khusus
training referred to in Article 7 may organize other lain untuk meningkatkan keterampilan bagi Paralegal.
training to increase the skills of the Paralegals.
(3) Penyelenggara pelatihan dapat mengembangkan materi kurikulum
(3)The organizer of the training may develop the Paralegal untuk menampung kekhasan daerah dan kekhususan ruang
material of the Paralegal curriculum to accommodate lingkup kerja Pemberi Bantuan Hukum.
regional special characteristics and particulars of the
work scope of the Provider of Legal Aid. (4) Dalam pengembangan materi kurikulum Paralegal yang bersifat
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyelenggara dapat
(4)In developing the Paralegal’s curriculum material of berkonsultasi dengan BPHN.
specific nature as referred to in paragraph (3), the
(5) Ketentuan mengenai pedoman pelatihan Paralegal ditetapkan oleh
Organizer may consult with BPHN.
Kepala BPHN.
(5) The provisions regarding guidelines for Paralegal
training are determined by the Head of the BPHN.
CERTIFICATI
ON
(1)Participants of the Paralegal training who (1) Peserta
PEMBERIAN pelatihan Paralegal yang telah mengikuti
SERTIFIKAT
have followed the training shall be pelatihan berhak memperoleh sertifikat yang
entitled to receive a certificate issued by dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan Paralegal.
the organizer of the Paralegal training.
(2) Sertifikat ditandatangani oleh pimpinan penyelenggara
(2) The certificate shall be signed by head of pelatihan Paralegal.
the organizer of the Paralegal training.
(3) Dalam hal penyelenggaraan pelatihan Paralegal
(3)In the event the paralegal training is dilaksanakan oleh Pemberi Bantuan Hukum, sertifikat
organized by a Provider of Legal Aid, the disahkan oleh BPHN.
certificate shall be signed by BPHN.
.
EMPOWERMENT OF
PARALEGALS
PEMBERDAYAAN PARALEGAL
Paralegals may provide Legal Aid Paralegal dapat memberikan Bantuan
in litigation to assist Advocate, Hukum secara litigasi untuk membantu
and non-litigation after having Advokat, dan nonlitigasi setelah terdaftar
been registered at the Provider pada Pemberi Bantuan Hukum dan
of Legal Aid and receive a mendapatkan sertifikat pelatihan
certificate of Paralegal basic Paralegal tingkat dasar
level training.
THE PROVISION OF NON-LITIGATION
LEGALAID
Pemberian Bantuan Hukum secara nonlitigasi
The provision of non-litigation Legal Aid by paralegals is Pemberian Bantuan Hukum secara nonlitigasi oleh Paralegal dilakukan
carried out by the following activities: melalui kegiatan:
a. guidance and counseling in the field of law; a. penyuluhan hukum;
b. legal consultancy; b. konsultasi hukum;
c. investigation of the case, electronically as well as non- c. investigasi perkara, baik secara elektronik maupun nonelektronik;
electronically;
d. penelitian hukum;
d. legal research;
e. mediasi;
e. mediation;
f. negosiasi;
f. negotiation;
g. pemberdayaan masyarakat;
g. empowerment of society;
h. pendampingan di luar pengadilan; dan/atau
h. assistance outside the court; and/or
i. perancangan dokumen hukum.
i. drawing up legal documents.
OTHER
PROVIDING
Legal Aid in the form of:
LEGAL AID
1) Beside providing Legal Aid, Paralegals may render (1) Selain memberikan Bantuan Hukum, Paralegal dapat
memberikan pelayanan hukum berupa:
PENYEDIAAN BANTUAN HUKUM
a. advocacy of regional policy at the regional a. advokasi kebijakan perangkat daerah tingkat
village/kelurahan level of up to the kabupaten/city
level; desa/kelurahan sampai dengan tingkat kabupaten/kota;
b. assistance in programs or activities organized by b. pendampingan program atau kegiatan yang dikelola oleh
ministries, government institution, non-ministerial kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,
government institutions, provincial governments, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
governments of kabupaten/city or village kabupaten/kota, atau pemerintah desa; dan/atau
governments; and/or
c. bekerja sama dengan penyuluh hukum untuk membentuk
c. in cooperation with legal counselors establish dan/atau membina kelompok keluarga sadar hukum.
and/or develop groups of families who are aware
of the law. (1) Pemberian pelayanan hukum dilakukan di bawah koordinasi
(2) The provision of legal service is carried out under the Pemberi Bantuan Hukum.
coordination of the provider of Legal Aid.
SUPERVISI
NG
(1) The Provider of Legal Aid supervises and evaluates
Paralegals, covering:
a. the performance of Paralegals in providing Legal (1) Pemberi Bantuan Hukum melakukan pengawasan dan
PENGAWASAN
evaluasi Paralegal, meliputi:
Aid; and/or
b. the code of ethics of the service of Legal Aid by a.kinerja Paralegal dalam pemberian Bantuan Hukum;
Paralegals. dan/atau

(2) In the event the result of the supervision and evaluation b. kode etik pelayanan Bantuan Hukum Paralegal.
referred to in paragraph (1) shows there is violation, the (2) Dalam hal hasil pengawasan dan evaluasi sebagaimana
Provider of Legal Aid may impose a sanction. dimaksud pada ayat (1) terdapat pelanggaran maka Pemberi
(3) The Provider of Legal Aid must submit a report regarding Bantuan Hukum dapat memberikan sanksi.
the result of supervision and evaluation of the Paralegals to
(3) Pemberi Bantuan Hukum wajib menyampaikan laporan atas
BPHN. hasil pengawasan dan evaluasi terhadap Paralegal kepada
(4) The report referred to in paragraph (5) may be BPHN.
submitted periodically or any time it is required. (4) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
THANKYOU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai