Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

KELUARAN (OUTPUT) TA 2021

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I
Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia / Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku
Program : Pmajuan dan PenegakanHAM
Sasaran program : Meningkatnya kebijakan pembangunan yang
berperspektif HAM

Indikator Kinerja Program : 1. Persentase Kab/Kota Peduli HAM;


2. Persentase penanganan dugaan pelanggaran
HAM yang ditindaklanjuti oleh pemangku
kepentingan;
3. Persentase instansi pemerintah yang
menindaklanjuti hasil Diseminasi dan Penguatan
HAM dalam bentuk pelayanan publik berbasis
HAM.
Kegiatan : Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah
Sasaran Kegiatan : 1. Meningkatnya pemerintah daerah yang
melaksanakan program aksi HAM;
2. Meningkatnya rekomendasi perlindungan dan
pemenuhan HAM di Wilayah.
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Jumlah pemerintah daerah yang melaksanakan
program aksi HAM;
2. Jumlah Kab/Kota Peduli HAM;
3. Jumlah instansi pemerintah yang menindaklanjuti
hasil desiminasi dan penguatan HAM melalui
pelayanan publik berbasis HAM.
Klasifikasi Rincian Output : 5255.ABD - Kebijakan Bidang Hukum dan HAM
Indikator KRO : 1. Jumlah Kab/Kota Peduli HAM;
2. Jumlah Rekomendasi Penanganan Dugaan
pelanggaran HAM ;
3. Jumlah Rekomendasi Analisis Produk Hukum
Daerah dari Perspektif HAM.
Rincian Output : 5255.ABD.001 – Fasilitas Proses Penilaian Kab/Kota
Peduli HAM
Indikator RO : Jumlah Pelaksanaan Fasilitas Proses Penilaian Kriteria
Kab/Kota Peduli HA
Volume RO : 57
Satuan RO : Rekomendasi Kebijakan

1 | KAK Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah


A. Latar belakang

1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun 2015;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI
Nomor 70 Tahun 2012;
8. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 53 Tahun 2010;
9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN
11. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 49/PMK.02/2017 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2018;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas
Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai tidak tetap;
13. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI;
14. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 30 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia
15. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia
Tahun Anggaran 2020 Nomor : DIPA-013.09.2.408898/2020 tanggal … Desember
2019
2 | KAK Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah
2. Gambaran Umum

Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah


ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented
government). Orientasi pada input, terutama uang, seperti selama ini dijalankan,
hendak ditinggalkan. Pernerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan
fokus pada kernaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output
dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan rnasyarakat.
Output rnerupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan
pernerintah dan dapat berwujud sarana, barang, dan jasa pelayanan kepada
rnasyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut
sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome inilah yang
selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kernarnpuan menyerap anggaran seperti
persepsi yang ada selarna ini. Narnun demikian, uang tetap merupakan faktor penting
untuk mencapai kinerja tertentu, baik berupa output maupun outcome. Money follows
function maupun money follow program bukan sebaliknya, karena itu prinsip dasar
rnanajernen berbasis kinerja adalah no performance, no money.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia adalah unsur
pelaksana yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri
Hukum dan HAM dan dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Diretorat Jenderal HAM berdasarkan peraturan Menteri Hukum
dan HAM dimaksud melalui 7 kegiatan yaitu :
1. Diseminasi dan Penguatan HAM;
Diselenggarakan oleh Direktorat Diseminasi dan Penguatan HAM pada Direktorat Jenderal
HAM
2. Informasi HAM
Diselenggarakan oleh Direktorat Informasi HAM pada Direktorat Jenderal HAM.
3. Kerja Sama HAM;
Diselenggarakan oleh Dir Jenderalektorat Kerja Sama HAM pada Direktorat Jenderal HAM.
4. Pelayanan Komunikasi Masyarakat;
Diselenggarakan oleh Direktorat Pelayanan Komunikasi Masyarakat pada Direktorat Jenderal
HAM.
5. Analisa, Penyiapan, dan Laporan Instrumen HAM;

3 | KAK Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah


Diselenggarakan oleh Direktorat Instrumen HAM pada Direktorat Jenderal HAM.

6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya;


Diselenggarakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal HAM pada Direktorat Jenderal HAM.
7. Penyelenggaraan Program Pemajuan HAM di Wilayah.
Diselenggarakan oleh Bidang HAM Divisi Pelayanan Hukum dan HAM pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM.

Kegiatan penyelenggaraan program pemajuan HAM di wilayah memiliki 2 keluaran, yaitu (1)
Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga.dan (2) Kebijakan Bidang Hukum dan HAM
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka diperlukan alokasi anggaran dalam rangka
pelaksanaan Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga dan Kebijakan Bidang Hukum dan
HAM untuk tahun anggaran 2021.

B. Penerima Manfaat

1. Masyarakat.

2. Kementerian Hukum dan HAM.


3. Instansi Pusat dan Daerah.
4. Stake holder.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pada Keluaran (output) dimaksud adalah melalui swakelola

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


2.1. Tahapan Pelaksanaan
Keluaran (output) dimaksud dibagi kedalam beberapa sub keluaran yang
dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan pencapaian, yaitu :

a. Sub keluaran Fasilitasi Proses Penilaian Kab/Kota Peduli HAM :

1. Persiapan Data Kab/Kota


2. Pelaksanaan Verifikasi Data
3. Pengusulan Kab/Kota untuk Penilaian Peduli HAM
4. Penyusunan Laporan

4 | KAK Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah


D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu pencapaian Fasilitasi proses penilaian Kab/Kota Peduli HAM selama 6 (enam)
Bulan yaitu Maret - Agustus

E. Biaya Yang Diperlukan


Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Fasilitasi proses penilaian Kab/Kota peduli HAM
adalah Rp. 47.790.000

Ambon, 30 September 2020


KEPALA KANTOR WILAYAH

ANDI NURKA
NIP. 196312311989031005

5 | KAK Penyelenggaraan Pemajuan HAM di Wilayah

Anda mungkin juga menyukai