Anda di halaman 1dari 6

Vol.

1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGETAHUAN DENGAN


PERILAKU PENERAPAN PROGRAM 5R PADA PEKERJA BEKISTING
DI PROYEK THAMRIN NINE
Wahyudiansyah1, Yunita Sari Purba2
1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Binawan
2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas/Institusi Penulis
3
Program Studi, Universitas/Institusi Penulis

Korespondensi : 1wahyudiansyah899792@gmail.com, 2yunita@binawan-ihs.ac.id

Abstrak
Berdasarkan wawancara dan observasi awal, ditemukan 8 dari 10 pekerja yang
masih kurang memiliki pengetahuan tentang 5R serta ditemukannya beberapa
lingkungan tempat kerja yang belum menerapkan aspek 5R. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan faktor-faktor pengetahuan dengan perilaku penerapan
program 5R pada pekerja bekisting di proyek Thamrine Nine tahun 2019. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain observasional dan
crossectional. Jumlah sampel yaitu 32 pekerja. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penerapan program 5R
(p=0,004<0,05) dan tidak terdapat hubungan pada beberapa variabel seperti umur
(p=0,148>0,05), tingkat pendidikan (p=0,252>0,05), dan pengalaman bekerja
(p=0,108>0,05). Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
pengetahuan dengan perilaku penerapan program 5R dan tidak terdapat hubungan
pada hubungan antara umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bekerja dengan
perilaku penerapan program 5R pada pekerja bekisting di proyek Thamrine Nine
Jakarta Pusat tahun 2019.

Kata kunci: Pengetahuan, perilaku penerapan program 5R, pekerja bekisting.

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE FACORS WITH BEHAVIOR


OF THE 5R PROGRAM IMPLEMENTATION ON FORMWORK WORKES
AT THAMRINE NINE PROJECT
Abstract
Based on interviews and preliminary observations, it was found that 8 out of 10
workers still lack knowledge of the 5Rs and the discovery of several workplace
environments that have not applied the 5R aspect. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge factors with the behavior of implementing
the 5R program for formwork workers in the Thamrine Nine project. This type of
research is quantitative descriptive with observational and cross-sectional designs.
The number of samples is 32 workers. Data analysis was performed univariately and
bivariately with chi-square test. The results of this study indicate that there is a
relationship between knowledge and behavior of implementing the 5R program (p =
0.004 <0.05) and there is no relationship on some variables such as age (p = 0.148>
0.05), education level (p = 0.252> 0 , 05), and work experience (p = 0.108> 0.05).
The conclusion of this study states that there is a relationship of knowledge with the
behavior of implementing the 5R program and there is no relationship between the
age, level of education, and work experience with the behavior of implementing the
5R program in formwork workers at the Central Jakarta Thamrine Nine project in
2019.

Keywords: Knowledge, behavior of implementing 5R program, formwork workers.

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 1
Vol.1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

PENDAHULUAN PT Acset Indonesia Tbk. telah


Bidang jasa kontruksi merupakan salah melakukan usaha untuk mencegah terjadinya
satu dari sekian banyak bidang usaha yang kecelakaan kerja, salah satunya dengan
sangat tergolong rentan terhadap kecelakaan penerapan K3 berupa menjaga kerapian
kerja ataupun terpajan penyakit akibat kerja. lingkungan kerja yang baik dan sistematis
Oleh karena itu, perusahaan perlu yaitu program 5R yang sudah dicanangkan
melaksanakan SNI ISO 2000:2009 sebagai sejak tahun 2015 di Proyek Thamrine Nine
wujud kesadaran akan pentingnya keadaan setiap pagi ada tool box talk yang berisi
lingkungan kerja yang bersih, produk yang informasi mengenai permasalahan 5R di
dihasilkan aman dan berkualitas, kesehatan Proyek Thamrin Nine dan memberi
dan keselamatan kerja. Salah satu cara pengarahan agar housekeeping 5R berjalan
mengimplementasikan SNI ISO 2000:2009 dengan lancar. Kegiatan safety patrol
dengan melakukan penerapan budaya kerja dilaksanakan setiap 2 minggu 1x pada hari
5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan selasa secara rutin dilakukan untuk mencari
Rajin. Program tersebut merupakan konsep permasalahan seperti housekeeping
dari Jepang yaitu 5S (Seiri, Seiton, Seiso, penyimpanan material tidak pada tempatnya
Seiketsu, dan Shitsuke) (SNI ISO 2000:2009). dan mencari ketidak kesesuaian di tempat
Salah satu upaya dalam pelaksanaan kerja. Membuat team fresh clean untuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu membersihkan seluruh area kerja yang ada di
dengan menciptakan tempat kerja yang aman, proyek agar bersih dan rapi di Proyek Thamrin
sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan Nine.
sehingga dapat bebas dari kecelakaan kerja Namun, masih ditemukannya
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya permasalahan dalam area kerja ada kegiatan
dapat meningkatkan produktivitas kerja penempatan material yang ada di lingkungan
(Yenita, 2017). Berdasarkan data yang kerja yang kurang rapi seperti penyimpanan
didapatkan dari RIDDOR (The Reporting of alat kerja yang sembarangan, sisa-sisa
Injuries, Diseases and Dangerous potongan besi dan kayu tidak di tempatkan di
Occurrences Regulations) dilaporkan 35% tempat yang semestinya, kurangnya teratur,
cedera pada pekerja adalah karena terpeleset, dan masih dijumpai sampah plastik yang akan
tersandung dan jatuh dari ketinggian. menimbulkan kecelakaan kerja.
Berdasarkan data yang ada, bahwa K3 Berdasarkan wawancara dan observasi
merupakan bagian penting dalam suatu awal, ditemukan 8 dari 10 pekerja yang masih
pekerjaan. Dengan adanya budaya kerja kurang memiliki pengetahuan tentang 5R.
mengurangi kejadian kecelakaan kerja, salah Selain itu, hasil studi pendahuluan melalui
satu budaya kerja yaitu budaya 5R. . pengamatan dan observasi terlihat kondisi
Perkembangan yang pesat dalam peralatan kerja yang masih kurang tertata rapi
proyek konstruksi menyebabkan aspek seperti penempatan alat kerja, material yang
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi menghalangi akses jalur berisko
penting. Hal ini disebabkan semakin menyebabkan tersandung dan terjatuh serta
kompleksnya pekerjaan sehingga semakin ditemukannya beberapa lingkungan tempat
tinggi resiko kecelakaan kerja. Data kerja yang belum menerapkan aspek 5R.
kecelakaan menunjukkan bahwa untuk tahun Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
2010 terdapat 1525 korban kecelakaan kerja hubungan faktor-faktor pengetahuan dengan
pada sektor jasa konstruksi di Indonesia perilaku penerapan program 5R pada pekerja
(Jamsostek, 2011) bekisting di proyek Thamrine Nine.
PT. Acset indonusa Tbk merupakan BAHAN dan METODE
jenis perusahaan di bidang kontruksi building Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
yang merupakan perusahaan besar di bidang dengan desain observasional dan
kontruksi yang memulai proyek crossectional. Teknik sampel pada penelitian
pembangunan Tower Thamrin Nine pada ini yaitu total sampling sebanyak 32 pekerja
bulan juni 2014 dengan target penyelesaian bekisting.
awal pada tahun 2022. Proyek pembangunan Pengumpulan data dilakukan dengan
ini sedang membangun gedung 72 lantai memberikan kuesioner pengetahuan tentang
untuk perkantoran dan menjadi salah satu 5R dan kuesioner tentang perilaku penerapan
gedung tertinggi di Indonesia. program 5R. Data yang telah terkumpul

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 2
Vol.1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

kemudian dianalisis secara univariat dan


bivariat dengan uji chi-square. Baru <2 15 pekerja 46,9%
Penelitian ini dilakukan pada pekerja tahun
bekisting di Proyek Thamrin Nine PT. Acset
Indonusa Tbk. Jakarta Pusat pada bulan Total 32 pekerja 100%
Februari-April 2019.
Berdasarkan tabel 3. di atas dapat
HASIL
disimpulkan bahwa dari 32 pekerja, yang
Analisis Univariat
memiliki pengalaman kerja lama (≥2 tahun)
Berikut ini adalah analisis data secara
sebanyak 17 pekerja (53,1%) dan pekerja
univariat pada variabel independen (bebas)
yang memiliki pengalaman kerja baru (<2
seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman
tahun) sebanyak 15 pekerja (46,9%).
kerja, pengetahuan, dan periaku penerapan
4. Pengetahuan
program 5R yang dijelaskan pada tabel-tabel
Tabel 4. Gambaran Frekuensi Pengetahuan
di bawah ini:
Pengetahuan Frekuensi Persentase
1. Umur (%)
Tabel 1. Gambaran Frekuensi Umur
Kurang baik 17 pekerja 53,1 %
Umur Frekuensi Persentase (%)
Pekerja
Tua >40 6 pekerja 18,8% Baik 15 pekerja 46,9%
tahun
Total 32 pekerja 100%
Dewasa 26 pekerja 81,3%
≤40 tahun
Berdasarkan tabel 4. di atas dapat
Total 32 pekerja 100% disimpulkan bahwa dari 32 pekerja, yang
memiliki pengetahuan tentang 5R kurang baik
Berdasarkan tabel 1. di atas dapat sebanyak 17 pekerja (53,1%) dan pekerja
disimpulkan bahwa dari 32 pekerja, yang yang memiliki pengetahuan 5R baik
berumur tua (>40 tahun) sebanyak 6 pekerja sebanyak 15 pekerja (46,9%).
(18,8%) sedangkan yang berusia dewasa (≤40 5. Perilaku Penerapan Program 5R
tahun) sebanyak 26 pekerja (81,3%). Tabel 5. Gambaran Frekuensi Perilaku Penerapan
2. Tingkat Pendidikan Program 5R
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Perilaku Frekuensi Persentase
Penerapan (%)
Tingkat Frekuensi Persentase Program 5R
Pendidikan (%)
≤SMP 22 pekerja 68,8% Tidak baik 21 pekerja 65,6%
≤33
≥SMA/SMK 10 pekerja 31,3% 11 pekerja 34,4%
Baik >33
Total 32 pekerja 100%

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat Total 32 pekerja 100%


disimpulkan bahwa dari 32 pekerja, yang
memiliki tingkat pendidikan di bawah dan
setara dengan SMP sebanyak 22 pekerja Berdasarkan tabel 5. di atas dapat
disimpulkan bahwa dari 32 pekerja, yang
(68,8%) dan pekerja yang memiliki tingkat
memiliki perilaku penerapan program 5R
pendidikan di atas dan setara dengan
tidak baik sebanyak 21 pekerja (65,6%) dan
SMA/SMK sebanyak 10 pekerja (31,3%).
pekerja yang memiliki perilaku penerapan
3. Pengalaman Kerja
Tabel 3. Gambaran Frekuensi Pengalaman Kerja program 5R baik sebanyak 11 pekerja
Pengalaman Frekuensi Persentase (34,4%).
Kerja (%) Analisis Bivariat
Lama ≥2 17 pekerja 53,1% Berikut ini adalah analisis data secara
tahun bivariat antara variabel independen (bebas)
yaitu pengetahuan, umur, tingkat pendidikan,

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 3
Vol.1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

pengalaman bekerja dengan variabel Total 21 65,6 11 34,4 32 100


dependen (terikat) yaitu perilaku penerapan
program 5R yang dijelaskan pada tabel-tabel Berdasarkan hasil penelitian yang telah
di bawah ini: dilakukan pada 32 pekerja didapatkan hasil
1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku bahwa dari 6 pekerja yang memilki umur
Penerapan Program 5R tua dengan perilaku penerapan program 5R
Tabel 6. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku tidak baik sebanyak 2 pekerja (33,3%)
Penerapan Program 5R tetapi pekerja yang memiliki umur tua
dengan perilaku penerapan program 5R
Perilaku Penerapan baik sebanyak 4 pekerja (66,7%)
Program 5R Jumlah P sedangkan dari 26 pekerja yang memiliki
Pengetahuan
Tidak baik Baik value umur dewasa dengan perilaku penerapan
N % N % N % 5R tidak baik sebanyak 19 pekerja (73,1%)
tetapi pekerja yang memiliki umur dewasa
Kurang baik 15 88,2 2 11,8 17 100 dengan perilaku penerapan program 5R
0,004
baik sebanyak 7 pekerja (26,9%). Dengan
Baik 6 40 9 60 15 100
nilai uji Fisher Exact Test yaitu 0,148 lebih
Total 21 65,6 11 34,4 32 100 besar dari nilai α=0,05 (0,148>0,05)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan
dilakukan pada 32 pekerja didapatkan hasil hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang
bahwa dari 17 pekerja yang memiliki memiliki pengertian bahwa tidak terdapat
pengetahuan 5R kurang baik dengan perilaku hubungan antara umur pada pekerja dengan
penerapan program 5R tidak baik sebanyak 15 perilaku penerapan program 5R di Proyek
pekerja (88,2%) tetapi pekerja yang memiliki Thamrin Nine Jakarta Pusat.
pengetahuan 5R kurang baik dengan perilaku 3. Tingkat Pendidikan
Tabel 8. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
penerapan program 5R baik sebanyak 2
Perilaku Penerapan Program 5R
pekerja (11,8%) sedangkan dari 15 pekerja Perilaku Penerapan
yang memiliki pengetahuan 5R baik dengan Program 5R
perilaku penerapan 5R tidak baik sebanyak 6 Tingkat Jumlah P
pekerja (40%) tetapi pekerja yang memiliki Pendidikan Tidak baik Baik value
pengetahuan 5R baik dengan perilaku
penerapan program 5R baik sebanyak 9 pekerja N % N % N %
(60%). Dengan nilai uji Pearson Chi-Square ≤SMP 16 72,7 6 27,3 22 100 0,252
yaitu 0,004 lebih kecil dari nilai α=0,05
(0,004>0,05) sehingga hipotesis nol (H0) ≥SMA 5 50 5 50 10 100
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima
yang memiliki pengertian bahwa terdapat Total 21 65,6 11 34,4 32 100
hubungan antara pengetahuan 5R pada pekerja
dengan perilaku penerapan program 5R di Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Proyek Thamrin Nine Jakarta Pusat. dilakukan pada 32 pekerja didapatkan hasil
2. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku bahwa dari 22 pekerja yang memilki tingkat
Penerapan Program 5R pendidikan di bawah atau setara SMP dengan
Tabel 7. Hubungan Umur dengan Perilaku perilaku penerapan program 5R tidak baik
Penerapan Program 5R sebanyak 16 pekerja (72,7%) tetapi pekerja
yang memiliki tingkat pendidikan di bawah
Perilaku Penerapan atau setara SMP dengan perilaku penerapan
Program 5R Jumlah program 5R baik sebanyak 6 pekerja (27,3%)
P
Umur sedangkan dari 10 pekerja yang memiliki
Tidak baik Baik value
tingkat pendidikan di atas atau setara SMA
N % N % N % dengan perilaku penerapan 5R tidak baik
sebanyak 5 pekerja (50%) tetapi pekerja yang
Tua 2 33,3 4 66,7 6 100 0,148
memiliki umur dewasa dengan perilaku
Dewasa 19 73,1 7 26,9 26 100
penerapan program 5R baik sebanyak 5
pekerja (50%). Dengan nilai uji Fisher Exact
Test yaitu 0,252 lebih besar dari nilai α=0,05

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 4
Vol.1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

(0,252>0,05) sehingga hipotesis nol (H0) yaitu Penelitian Fahmi Abdillah tahun 2017
diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
yang memiliki pengertian bahwa tidak pengetahuan dengan perilaku penerapan pada
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan bagian pemasangan keramik di Tower 7 Proyek
pada pekerja dengan perilaku penerapan Wisma Atlet Kemayoran dengan nilai uji
program 5R di Proyek Thamrin Nine Jakarta statistik chi-square (p value) yaitu 0,001
Pusat. (Abdillah, 2017).
4. Pengalaman Bekerja Selain itu, pada faktor-faktor pengetahuan
Tabel 9. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan seperti pada umur didapatkan hasil dengan nilai
Perilaku Penerapan Program 5R uji Fisher Exact Test yaitu 0,148 lebih besar dari
Perilaku Penerapan nilai α=0,05 (0,148>0,05) sehingga hipotesis nol
Program 5R (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
Pengalaman Jumlah
Tidak P value
ditolak yang memiliki pengertian bahwa tidak
Bekerja Baik terdapat hubungan antara umur pada pekerja
baik
dengan perilaku penerapan program 5R di
N % N % N % Proyek Thamrin Nine Jakarta Pusat. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Lama 9 52,9 8 47,1 22 100 lainnya yaitu penelitian Nova Elyanti tahun 2017
0,108
Baru 12 80 3 20 10 100 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
usia dengan perilaku 5R pada perawat kelas III
Total 21 65,6 11 34,4 32 100 di RSUD Pasar Rebo Jakarta dengan nilai uji
statistik nonparametric dengan nilai p value
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sebesar 0,017 (Elyanti, 2017).
dilakukan pada 32 pekerja didapatkan hasil Pada tingkat pendidikan didapatkan hasil
bahwa dari 22 pekerja yang memilki bahwa dengan nilai uji Fisher Exact Test yaitu
pengalaman bekerja dengan perilaku 0,252 lebih besar dari nilai α=0,05 (0,252>0,05)
penerapan program 5R tidak baik sebanyak 9 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan
pekerja (52,9%) tetapi pekerja yang memiliki hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki
pengalaman bekerja lama dengan perilaku pengertian bahwa tidak terdapat hubungan
penerapan program 5R baik sebanyak 8 antara tingkat pendidikan pada pekerja dengan
pekerja (47,1%) sedangkan dari 10 pekerja perilaku penerapan program 5R di Proyek
yang memiliki pengalaman bekerja baru Thamrin Nine Jakarta Pusat. Hasil penelitian ini
dengan perilaku penerapan 5R tidak baik sejalan dengan penelitian lainnya yaitu
sebanyak 12 pekerja (80%) tetapi pekerja Penelitian Fahmi Abdillah tahun 2017 yang
yang memiliki pengalaman bekerja baru menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
dengan perilaku penerapan program 5R baik tingkat pendidikan dengan perilaku penerapan
sebanyak 3 pekerja (20%). Dengan nilai uji pada bagian pemasangan keramik di Tower 7
Pearson Chi-Square yaitu 0,108 lebih besar Proyek Wisma Atlet Kemayoran dengan nilai uji
dari nilai α=0,05 (0,108>0,05) sehingga statistik chi-square (p value) yaitu 0,978
hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis (Abdillah, 2017).
alternatif (Ha) ditolak yang memiliki Pada pengalaman bekerja didapatkan hasil
pengertian bahwa tidak terdapat hubungan dengan nilai uji Pearson Chi-Square yaitu 0,108
antara pengalaman bekerja pada pekerja lebih besar dari nilai α=0,05 (0,108>0,05)
dengan perilaku penerapan program 5R di sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan
Proyek Thamrin Nine Jakarta Pusat. hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang memiliki
PEMBAHASAN pengertian bahwa tidak terdapat hubungan
Pada penelitian ini menyatakan bahwa antara pengalaman bekerja pada pekerja dengan
terdapat hubungan anatara pengetahuan dengan perilaku penerapan program 5R di Proyek
perilaku penerapan program 5R pada pekerja Thamrin Nine Jakarta Pusat. Hasil penelitian ini
bekisting proyek Thamrine Nine Jakarta Pusat sejalan dengan penelitian lainnya yaitu
tahun 2019 dengan nilai uji Pearson Chi-Square penelitian Nova Elyanti tahun 2017 yang
yaitu 0,004 lebih kecil dari nilai α=0,05 menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
(0,004>0,05) sehingga hipotesis nol (H0) ditolak masa bekerja dengan perilaku 5R pada perawat
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil kelas III di RSUD Pasar Rebo Jakarta dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 5
Vol.1, Nomor 1, Agustus 2019 ISSN 2656-5285

nilai uji statistik nonparametric didapatkan p berperilaku dan menerapkan program 5R


value sebesar 0,096 (Elyanti, 2017). dengan baik.
SIMPULAN dan SARAN 3. Seluruh pekerja dapat berpartisipasi secara
Simpulan aktif dalam seluruh kegiatan khususnya
Kesimpulan pada penelitian menyatakan mengenai program 5R di tempat kerja.
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan 4. Sebaiknya pekerja mematuhi peraturan
dengan perilaku penerapan program 5R pada dan prosedur penerapan program 5R atau
pekerja bekisting di Proyek Thamrine Nine housekeeping di tempat kerja sehingga
Jakarta Pusat tahun 2019. Sedangkan pada dapat memberikan hasil yang baik dalam
faktor-faktor pengetahuan seperti umur, penerapan program 5R.
tingkat pendidikan, dan pengalaman bekerja UCAPAN TERIMA KASIH
tidak terdapat hubungan dengan perilaku 1. Bapak Husen, SST.K3, M.Si, selaku ketua
penerapan program 5R pada pekerja bekisting Program Studi K3 (Keselamatan dan
di proyek Thamrine Nine Jakarta Pusat tahun KesehatanKerja) Universitas Binawan dan
2019. penguji skripsi.
Saran 2. Ibu Yunita Sari Purba, SST.K3, M.A
Bagi Perusahaan selaku dosen pembimbing atas berkat
1. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan bantuan dan bimbingannya.
atau menanamkan pengetahuan tentang 5R 3. Bapak Soehatman Ramli, SKM, MBA,
pada pekerja melalui training kepada selaku dosen penguji.
pekerja saat diterima bekerja atau sebelum DAFTAR PUSTAKA
memasuki lokasi proyek ataupun hal Abdillah, F. 2017. Hubungan
lainnya seperti penyuluhan dan safety talk Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan 5R
secara rutin misalnya sebulan sekali atau Pada Bagian Pemasangan Keramik di Tower
tiga bulan sekali. 7 Proyek Wisma Atlit Kemayoran. Skripsi.
2. Pihak manajemen sebaiknya meningkatkan Universitas Binawan. Jakarta.
dukungan terhadap perilaku penerapan Elyanti, N. 2017. Determinan Perilaku
program 5R yang dapat dilakukan dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) pada
pemenuhan sarana dan fasilitas, pemberian Perawat Kelas III di RSUD Pasar Rebo
reward dan punishment pada pekerja yang Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri
memiliki perilaku penerapan program 5R Syarif Hidayatullah..Jakarta.
yang baik dan tidak baik. Jamsostek. 2011. Data Kecelakaan Kerja.
3. Membentuk penanggung jawab 5R dari http://www.PT.Jamsostek_co_id/conten/new
setiap unit kerja dan melakukan sosialisasi s_php?id=1031 diakses 22 April 2019.
secara rutin mengenai pentingnya SNI ISO 22000:2009. 2009. Sistem
penerapan 5R di tempat kerja serta Manajemen Keamanan Pangan-Persyaratan
memberikan poster tentang 5R di beberapa untuk Organisasi dalam Rantai Pangan.
tempat kerja. Jakarta.
4. Sebaiknya pihak manajemen memberikan Yenita, R., N. 2017 Higiene Industri.
arahan dan penegasan kepada safety officer Deepublish Grup Penerbitan CV Budi Utama.
maincoan ataupun subcoan untuk Yogytakarta.
melakukan pengawasan secara rutin ke
lapangan terkait perilaku penerapan
program 5R pada pekerja.
Bagi Pekerja Bekisting
1. Sebaiknya pekerja, selalu menerapkan 5R
dalam setiap pekerjaan atau bahkan
dalam setiap aktivitas setiap hari, sehingga
dapat menjadi kebiasaan.
2. Sebaiknya antar pekerja dapat saling
mengingatkan dan memberikan dukungan
apabila melihat pekerja lain tidak

Hubungan Faktor-Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Penerapan Program 5R pada Pekerja Bekisting di
Proyek Thamrin Nine 6

Anda mungkin juga menyukai