Garuda 783953
Garuda 783953
7 Juli 2016
Abstrak
Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGS) bahwa pengisian istilah tindakan medis dan kode tindakan
mengacu pada ICD-9CM. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUP dr. Hasan Sadikin, koder mengalami
kesulitan menentukan Leadterm untuk menetapkan kode tindakan berdasarkan ICD-9-CM, sehingga
menimbulkan asumsi yang berakibat penentuan kode yang tidak akurat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
persentase tingkat kesesuaian istilah tindakan medis berdasarkan ICD-9-CM. Penelitian ini bersifat deskriptif
yang berusaha melihat ke belakang (backward looking) dengan me-review atau melihat kembali penggunaan
istilah tindakan medis pada dokumen rekam medis rawat inap Non-PBI Triwulan I tahun 2015. Data diperoleh
melalui observasi menggunakan lembar observasi dan wawancara sebagai pendukung deskripsi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan istilah tindakan medis sebagian besar sesuai ICD-9-CM dengan persentase
sesuai sebesar 78% dan tidak sesuai sebesar 22%. Meski begitu, agar dapat menyeragamkan persepsi
penggunaan istilah tindakan medis, berbagai upaya harus dilakukan untuk mengatasi dampak yang diakibatkan,
dengan lebih meningkatkan kerja sama yang telah terjalin antara dokter, perawat, dan praktisi kesehatan lain
dengan petugas rekam medis mengenai penulisan istilah tindakan medis yang harus sesuai berdasarkan ICD-9-
CM.
Abstract
The Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 27 Year 2014 on the
Indonesian Systems Case Base Groups (INA-CBGS) Technical Guidelines that charging medical action terms,
and action code refers to ICD-9cm. Based on preliminary studies in dr. Hasan Sadikin Central General
Hospital, coders have difficulty in determining leadterm to define actions based on ICD-9-CM, giving rise to the
assumption that resulted in inaccurate code determination. The study was conducted to determine the percentage
level of medical procedures term conformity based on ICD -9-CM. This study is a descriptive study that seeks to
look back by re-reviewing or review back the use of the medical action term on NON-PBI inpatient medical
record document in the first quarter of 2015. Data obtained through observation using observation sheet and
interviews as supportive descriptives. The results showed that the use of medical action term is largely in
accordance ICD-9-CM with the corresponding percentage at 78% and in non-accordance of 22%. However, in
order to homogenize the perceptionof the medical action term usage, efforts should be made to address the
impact caused, by further enhancing the cooperation that has existed between physicians, nurses and other
healthcare practitioners with medical records clerk about writing medical term measures appropriately based
on ICD- 9-CM.
1
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
31
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
32
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
33
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Penggunaan Istilah Tindakan Medis Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin 2015
Tingkat
No F Persentase (%)
Kesesuaian
1 Sesuai 77 78%
2 Tidak Sesuai 22 22%
Jumlah 99 100%
Berdasarakan hasil penelitian, diketahui bahwa dengan ICD-9-CM dan sebanyak 78% sesuai
kesesuaian penggunaan istilah tindakan medis dengan ICD-9-CM.
berdasarkan ICD-9-CM dari 99 sampel Dari 77 perolehan istilah tindakan medis yang
dokumen rekam medis rawat inap NON-PBI sesuai menurut tabel diatas, dapat dirinci ke
periode triwulan I, sebanyak 22% tidak sesuai dalam frekuensi temuan variasi istilah tindakan
medis, yaitu:
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variasi Penggunaan Istilah Tindakan Medis yang Sesuai pada
Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum Pusat
Hasan Sadikin Tahun 2015
Istilah tindakan medis Istilah Tindakan Medis Kode Persentase
No f
yang digunakan pada ICD-9-CM ICD-9-CM (%)
1 Kemoterapi Chemotherapy 99.25 32 32,32%
EKG / EKG /
2 89.52 5 5,05%
Electrocardiografi Electrocardiogram
Cesarean section, low
3 low cervical c-section 74.1 4 4,04%
cervical
4 Salpingoovarektomi Salpingo-oophorectomy 65.49 3 3,03%
Roentgenography/Radiogr
5 Rontgen Thorax PA 87.44 3 3,03%
aphy, chest
Examination, specimen,
6 pemeriksaan darah 90.5 3 3,03%
blood
Infusion / Injection,
7 Injection of Antibiotik 99.21 2 2,02%
Antibiotic
Infusion / Injection,
8 infusion of electrolyte 99.18 2 2,02%
electrolyte
9 Injection Insulin Injection, insulin 99.17 2 2,02%
10 simple mastoidectomy Mastoidectomy, simple 20.41 2 2,02%
11 Hemodialysis Hemodialysis 39.95 2 2,02%
12 resection of ileum Resection, ileum 45.62 1 1,01%
34
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
Tabel di atas merupakan prosentase variasi yang digunakan sebagai acuan penentuan kode
istilah tindakan medis yang sesuai berdasarkan tindakan pada ICD-9-CM yaitu Penggunaan
ICD-9-CM. Penggunaan istilah tindakan medis istilah Injection atau Infusion sebanyak 7,07%,
sesuai dengan persentase paling tinggi terdapat kemudian pada tindakan EKG atau
pada istilah tindakan Chemotherapy sebanyak Electrocardiogram sebanyak 5,05%%. Adapun
32,32%. Ditemukan pula beberapa istilah dari 22 perolehan istilah tindakan medis yang
tindakan medis yang berbeda namun tidak sesuai menurut tabel 1, juga dapat dirinci
digolongkan menjadi satu golongan yang sama ke dalam frekuensi temuan variasi istilah
karena dilihat dari Leadterm atau kata kunci tindakan medis, yaitu:
35
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variasi Penggunaan Istilah Tindakan Medis yang Tidak Sesuai
pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Non-PBI Triwulan I Rumah Sakit Umum
Pusat Hasan Sadikin Tahun 2015
Tabel di atas merupakan persentase variasi menegaskan “Setiap dokter atau dokter gigi
penggunaan istilah tindakan medis yang tidak dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
sesuai berdasarkan ICD-9-CM. Penggunaan membuat rekam medis.” Oleh karena itu setiap
istilah tindakan medis yang tidak sesuai pelayanan yang telah diberikan harus dicatat
dengan persentase paling tinggi terdapat pada dalam sebuah berkas, yaitu rekam medis.
istilah tindakan medis Lumbal Pungsi yaitu Menurut Permenkes RI No.
5,05%, kemudian beberapa istilah tindakan 269/MenKes/Per/III/2008 Tentang Rekam
medis yang berbeda namun digolongkan Medis, bahwa Rekam Medis yang dimaksud
menjadi satu golongan yang sama karena adalah berkas yang berisikan catatan dan
memiliki tujuan yang sama baik dari diagnosa dokumen tentang identitas pasien,
selama masa perawatan maupun dari kode pemeriksaan, pengobatan, dan pelayanan lain
tindakan yang diberikan yaitu Zometa, Border, yang telah diberikan kepada pasien.
Siklofosfamid, Terapi Hormonal Dalam melaksanakan pencatatan pada
Goserelin/Zoladex sebanyak 4,04%, dokumen rekam medis di rumah sakit atau
selanjutnya pada tindakan Konservatif dengan sarana pelayanan kesehatan tentunya ada
kode tindakan 90.5, Insulin dan Coagulant beberapa hal harus dipenuhi demi tercapainya
masing-masing sebanyak 2,02%. kesesuaian data pasien. Ketentuan standar data
yang telah ditetapkan untuk melakukan
Pembahasan pengisian dokumen rekam medis pasien
Menurut Undang-Undang Republik dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Republik IndonesiaNomor 27 Tahun
Praktik Kedokteran, pada pasal 46 ayat 1 2014Tentang Petunjuk Teknis Sistem
36
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
37
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
Klasifikasi dan Prosedur dan Tindakan yang ditemukan leadterm “Casting” dengan langkah
berlaku. Khusus mengenai istilah medis berupa penentuannya sebagai berikut:
singkatan, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
juga telah membuat kebijakan berupa Daftar Leadterm :
Singkatan Dan Simbol Untuk Penulisan Cast
Rekam Medis Rsup Dr. Hasan Sadikin Index to Procedures (ICD9-CM):
Bandung yang diatur dalam Keputusan Casting(for immobilization) NEC
Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung Nomor: 03.06/E013/15657/X/2012. Dengan ditentukan Leadterm Casting
Dalam menentukan hasil penelitian dalam ICD-9-CM sebagai acuan dalam
berupa tingkat kesesuaian pada istilah tindakan menentukan kode tindakan Hip Spica Cast
medis, peneliti mengacu pada Leadterm atau mak istilah tindakan medis diatas telah sesuai.
kata kunci sebagai acuan untuk Apabila terdapat istilah tindakan medis
membandingkan istilah tindakan medis yang yang menggunakan unsur kata dari bahasa
digunakan pada dokumen rekam medis dengan Indonesia, namun jika diartikan atau
istilah tindakan medis pada Index to diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sesuai,
Procedures atau daftar istilah tindakan medis maka istilah tindakan medis tersebut juga telah
yang diurutkan sesuai abjad yang terdapat pada sesuai. Sebagaimana yang dianut dalam ICD-
ICD-9-CM. 9-CM, bahwa bahasa yang digunakan didalam
Terdapat berbagai macam istilah tindakan ICD-9-CM adalah bahasa inggris. Contoh
medis yang digunakan pada dokumen rekam istilah tindakan medis pada “Pemeriksaan
medis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan darah” maka jika diterjemahkan ke dalam
Sadikin Bandung, diantaranya penggunaan bahasa inggris menjadi “Examination of
istilah tindakan medis dengan satu unsur kata, blood”, maka langkah penentuan nya yaitu:
dua unsur kata atau bahkan lebih. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Nuryati (2011), sebagian Leadterm :
besar struktur istilah medis tersusun dari 3 Pemeriksaan = Examination
(tiga) unsur kata, yakni: prefix, root, dan suffix. Index to Procedures (ICD-9-CM) :
Dalam struktur setiap kata atau istilah harus ExaminationMicroscopic (specimen)
memiliki minimal satu root. Tidak semua (of)Blood
istilah medis terdiri dari tiga unsur prefix, root,
dan suffix, adakalanya satu istilah terdiri hanya Dalam upaya untuk mengoptimalkan
dua unsur kata, dan bahkan hanya terdiri dari pengolahan data rekam medis juga sebagai
prefix dan root atau root dan suffix saja. sarana untuk memperkaya wawasan dan
Namun tidak jarang juga istilah memiliki lebih informasi bagi petugas rekam medis khususnya
dari tiga unsur kata. yang bertugas pengolah data rekam medis
Adapun yang menjadi ketentuan peneliti secara langsung terhadap istilah medis, salah
sebagai acuan bahwa apabila salah satu unsur satunya petugas koding. Berikut adalah istilah-
kata pada istilah tindakan medis tersebut sesuai istilah tindakan medis yang tidak sesuai
dengan Leadterm atau kata kunci yang terdapat dengan kaidah penulisan tindakan dari hasil
pada Index to Procedres pada ICD 9-CM, penelitian yang diperoleh pada rekam medis
maka istilah tindakan medis tersebut telah pasien rawat inap Non-PBI periode triwulan I
sesuai. Sebagai contoh penggunaan istilah tahun 2015, diantaranya:
tindakan medis dengan tiga unsur kata seperti 1. Zometa
“Hip Spica Cast” dengan leadterm “Cast” 2. Lumbal Pungsi/Puncture
yang jika dilihat pada ICD-9-CM akan 3. Konservatif
4. Border
38
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
39
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
istilah tersebut yang menjadi acuan sebagai tidak akan ditemukan pada Alphabetic index
kata kunci, singkatan tersebut tidak akan yang terdapat di ICD-9-CM jika 38tidak diawali
ditemukan di dalam ICD-9-CM. TEE yang dengan kata kerja “Injeksi” atau “Infus”.
merupakan singkatan dari Trans Esophageal Berdasarkan ICD-9-CM beberapa zat atau
Echocardiography, ditemukan pada ICD-9- cairan seperti Antibiotik, dan Anticoagulant
CM dengan istilah Echocardiography dan secara umum pemakaiannya memang 38 melalui
selanjutnya diikuti oleh transesophageal. infus atau injeksi namun perlu diingat beberapa
Tidak jauh berbeda dengan TEE, CVC adalah Antibiotik, dan Anticoaglant juga ada yang
kependekan dari Central Venous diberikan secara oral atau dalam bentuk
Catheterization, pada ICD-9-CM akan kapsul. Maka dari itu, perlunya awalan kata
ditemukan dengan istilah Catheterization, “Injeksi” atau “Infus” pada setiap istilah
kemudia diikuti oleh central venous. Lain tindakan yang berkenaan dengan memasukan
halnya dengan RO Thorax, awalan unsur kata obat, zat, atau cairan seperti Insulin, Antibiotik,
RO pada RO Thorax merupakan satu unsur Anticoagulant, serta Electrolytes agar
kata yang disingkat yaitu Roentgen atau pengolahan data dapat dilakukan secara tepat
Radiography. Pada ICD-9-CM memang dan akurat.
terdapat istilah tindakan Roentgen maupun Kemudian pada istilah Konservatif, yaitu
Radiography, namun jika melihat singkatan istilah lain terhadap tindakan medis yang sama
yang digunakan yaitu RO, bisa merujuk ke dengan tindakan medis yang diberikan pada
berbagai istilah lain seperti Reverse Osmosis saat parawatan sebelumnya, dengan tujuan
atau metode penyaringan yang dapat untuk mengganti istilah tindakan medis
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion sebelumnya, karena tindakan yang di berikan
dari suatu larutan. Memang tidak ada setiap kali perawatan merupakan tindakan
hubungannya dengan istilah tindakan medis, medis yang sama. Kode tindakan (ICD-9-CM)
namun perlunya upaya untuk menyatukan yang ditegakkan pada tindakan ini diberikan
persepsi antara praktisi kesehatan khususnya berdasarkan hasil uji laboratorium yang
dokter, perawat dengan petugas rekam medis diberikan, maka dari itu penggunaan istilah
khususnya di bagian koding, mengenai istilah tindakan medis ini bertujuan untuk
tindakan medis atau singkatan dari istilah mempermudah penulisan tindakan medis juga
tindakan medis sesuai dengan yang telah agar lebih sederhana karena tindakan yang di
disepakati. Bila mengacu pada ketentuan berikan setiap kali perawatan merupakan
penelitian, istilah-istilah berupa singkatan tindakan medis yang sama. Namun jika
diatas memang termasuk dalam kategori tidak tindakan medis yang diberikan sebelumnya
sesuai, namun dapat ditanggulangi dengan lebih dari satu atau bahkan lebih dari dua
membuat daftar singkatan disertai dengan kode tindakan medis, maka dapat membingungkan
ICD-9-CM yang telah ditentukan dengan koder untuk menentukan kode tindakan. Akan
terlebih dahulu menguraikan singkatan, lalu lebih baik jika istilah tindakan medis ditulis
salah satu unsur kata dari singkatan tersebut secara lengkap agar penentuan kode tindakan
dijadikan Leadterm atau kata kunci dalam pun lebih akurat.
menentukan kode ICD-9-CM. Ketidaksesuaian dalam penulisan istilah
Selanjutnya pada istilah tindakan yang tindakan medis tentu dapat memicu beberapa
bertujuan memasukan cairan atau zat dalam masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
masa pengobatan kepada pasien, yaitu Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit
Dehidrasi Cairan, Insulin, Antibiotik, dan Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang
Anticoaglant. Tidak ada yang salah dalam menyatakan hal serupa, bahwa penulisan
penggunaan istilah tersebut. Namun nama istilah tindakan medis yang tidak sesuai dapat
obat, zat, atau cairan khusus seperti diatas menimbulkan beberapa masalah seperti
40
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
pemberian kode tindakan yang sedikit dari penelitian ini akan diperlukan guna
terhambat, sehingga proses penentuan kode evaluasi demi tercapainya hasil yang
tindakan menjadi kurang optimal, karena memuaskan dalam pelaksanaan akreditasi
petugas koding akan merasa kebingungan tingkat selanjutnya.
dengan penulisan istilah tindakan medis yang Penggunaan istilah tindakan medis juga
tidak sesuai. berhubungan dengan akurasi dari Pelaporan.
Dampak dari hal tersebut ialah penentuan Sebagai rumah sakit pendidikan, tentu ada
kode tindakan menjadi tidak akurat apabila banyak sekali mahasiswa praktikan dan dokter
penentuan kode tindakan masih berdasarkan yang sedang melanjutkan pendidikan, bahkan
pada asumsi. Sehingga harus melihat kembali diantara mereka ada yang sedang melakukan
pada lembaran-lembaran formulir sebelumnya penelitian. Tidak sedikit dari mereka yang
untuk memastikan istilah tindakan yang membutuhkan data berupa tindakan-tindakan
diberikan. Sebagaimana penelitian sugiarsi tertentu yang diberikan dalam satu periode
(2012) dalam Khabibah (2013) bahwa teknik tertentu, apabila tindakan serta kode tindakan
penulisan terminologi tindakan medis yang yang diberikan kurang tepat, maka akurasi data
tidak benar bedampak pada keakuratan kode yang dihasilkan juga akan kurang baik dan
yang tidak tepat.Istilah tindakan medis yang akan berdampak pula pada penelitian
tidak sesuai tidak lain adalah istilah tindakan selanjutnya.
medis baru yang muncul seiring dengan Penggunaan istilah tindakan medis yang
semakin majunya teknologi di bidang tidak sesuai juga dapat berdampak pada proses
kesehatan. Penggunaan istilah tindakan medis pengolahan data di Instalasi Rekam Medis
yang tidak sesuai juga dapat berdampak negatif yang akan sedikit terhambat. Setiap petugas
bagi rumah sakit apabila kode tindakan yang Rekam Medis harus mampu menjalankan
diberikan tidak akurat dan menyebabkan prosedur kerja di tiap-tiap bagian di Instalasi
defisit ataupun minus berdasarkan berkas Rekam Medis dan tidak hanya mampu
pengklaiman yang akan di ajukan, karena kode menjalankan prosedur di hanya satu bagian
yang diberikan menghasilkan biaya unit kerja saja. Sesuai dengan kompetensi
pengklaiman yang lebih rendah dari dari kode perekam medis yaitu perekam medis
tindakan yang seharusnya. Maka dari itu, salah diharuskan mampu melakukan tugas dalam
satu prinsip dari kodefikasi yaitu untuk memberikan pelayanan rekam medis dan
mencegah perbedaan asumsi, agar penentuan informasi kesehatan yang bermutu tinggi
kode tindakan akurat dan sesuai. dengan memperhatikan beberapa kompetensi
Penggunaan istilah tindakan medis juga salah satunya yaitu Klasifikasi dan kode
berkaitan dengan akreditasi yang dilaksanakan klasifikasi penyakit maupun tindakan
di rumah sakit. Sebagaimana disebutkan pada (Rustiyanto, 2009).
buku pedoman akreditasi KARS (Komisi Berkenaan dengan hal itu, instalasi rekam
Akreditasi Rumah Sakit) tahun 2012 pada medis di beberapa rumah sakit telah
Standar MKI. 13 bahwa Rumah Sakit harus menerapakan sistem kerja bergantian. Dengan
menggunakan standar kode diagnosa, kode masa kerja yang sudah cukup lama bagi
prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan petugas koding dalam menanggulangi
definisi. Dari hasil wawancara tersebut juga ketidaksesuaian istilah tindakan medis adalah
dijelaskan, bahwa tingkat kesesuaian hal yang sudah biasa. Dengan berbagai proses
penggunaan istilah medis di Rumah Sakit yang telah dilalui, seperti menghubungi dokter
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin telah mencapai pemberi pelayanan, atau berkonsultasi dengan
diatas 50%. Didukung dengan hasil akreditasi perawat mengenai penulisan istilah tindakan
KARS pada tahun 2014 yang memperoleh medis, maka masalah-masalah yang timbul
hasil Paripurna. Berkaitan dengan hal itu, hasil seperti penulisan istilah tindakan medis yang
41
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
tidak sesuai pun segera terselesaikan, namun Hasan Sadikin mengenai kesesuaian istilah
memakan waktu yang cukup lama dan sedikit tindakan medis berdasarkan ICD-9-CM pada
menghambat kerja petugas koding. Apalagi dokumen rekam medis rawat inap Non-PBI
jika Instalasi Rekam Medis tersebut triwulan I di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan
menerapkan sistem kerja bergantian, maka Sadikin tahun 2015, diperoleh simpulan
dapat dipastikan proses pengolahan data pun sebagai berikut:
akan kembali terhambat dikarenakan proses 1. Tingkat kesesuaian penggunaan istilah
pengolahan data di bagian koding dilakukan tindakan medis pada dokumen rekam
oleh petugas yang baru dan proses medis rawat inap diketahui sebanyak 78%
penanggulangan ketidaksesuaian istilah penggunaan istilah tindakan medis sesuai
tindakan medis pun akan kembali menghambat berdasarkan ICD-9-CM. Dan sisanya
proses pengolahan data di bagian tersebut. sebanyak 22% penggunaan istilah tindakan
Oleh karena itu kesesuaian penggunaan istilah medis tidak sesuai berdasarkan ICD-9-CM.
tindakan medis perlu dioptimalkan agar proses Istilah medis diagnosis dan tindakan
pengolahan data di Instalasi Rekam Medis sebagai dasar pengkodean hendaknya
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin harus tercatat secara benar dan tepat.
tidak terhambat. Bahkan dengan mempelajari Artinya tidak menimbulkan pemahaman
istilah yang belum dikuasai untuk menambah ganda dan banyak pertimbangan karena
wawasan khususnya bagi petugas rekam medis penulisan istilah yang beragam untuk satu
di bagian koding. makna istilah tindakan.
Berkaitan dengan hal diatas agar dapat 2. Penggunaan istilah tindakan medis sesuai
menyeragamkan persepsi, berbagai upaya yaitu Chemotherapy sebanyak 32,32%,
harus dilakukan untuk bisa mengatasi berbagai kemudian beberapa istilah tindakan medis
dampak yang diakibatkan dari penggunaan yang berbeda namun digolongkan menjadi
istilah tindakan medis yang tidak sesuai yaitu satu golongan yang sama karena dilihat
dengan lebih meningkatkan kerja sama yang dari Leadterm atau kata kunci yang
telah terjalin antara dokter, perawat, dan digunakan sebagai acuan penentuan kode
praktisi kesehatan lain dengan petugas rekam tindakan pada ICD-9-CM.
medis khususnya mengenai penulisan istilah 3. Ketidaksesuaian penggunaan istilah
tindakan medis yang harus sesuai berdasarkan tindakan medis terbanyak pada istilah
ICD-9-CM. Sebagaimana dijelaskan pada lumbal pungsi sebasar 5,05% serta 4,04%
Peraturan Menteri Kesehatan Republik penggunaan istilah obat-obatan
IndonesiaNomor 27 Tahun 2014 Tentang chemotherapy cancer. Hal tersebut
Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base dikarenakan kebiasaan petugas medis
Groups (INA-CBGS) BAB IV KODING INA- dalam melakukan pencatatan istilah
CBGs tentang Tugas dan Tanggung Jawab, tindakan terpaku pada kebiasaan
bahwa untuk mendapatkan hasil grouper atau penggunaan bahasa lokal instansi
jumlah biaya dari hasil pengklaiman yang (Indonesia) dan beban kerja petugas yang
benar diperlukan kerjasama yang baik antara tinggi sehingga untuk mempermudah,
dokter dan koder. Kelengkapan rekam medis pencatatan dilakukan secara sederhana.
yang ditulis oleh dokter akan sangat membantu
koder dalam memberikan kode diagnosis dan Saran
tindakan/prosedur yang tepat. Dengan masih adanya penggunaan
beberapa istilah tindakan medis yang belum
Kesimpulan sesuai berdasarkan ICD-9-CM, berikut adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang beberapa saran yang dapat diterapkan, yaitu:
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
42
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7 Juli 2016
43
Jurnal Persada Husada Indonsia Vol.2. No.7Juli 2016
Universitas Sumatera Utara. Medan: Tidak Yeni Kusmiati. (2013). Pengetahuan perawat
diterbitkan. dalam penyimpanan insulin di RSUD Dr.
World Health Organization. (2011). Initial Harjono Ponorogo. Universitas
treatment of dehydration for severe acute Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo:
malnutrition, [Online]. Tersedia: Tidak Diterbitkan.
http://www.who.int/elena/titles/bbc/dehydra
tion_sam/en/. [07-06-2015]
44