Nim : PO.71.20.2.19.027
Tingkat : III.A
1. DEFINISI
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan
mendengar.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam
keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat
masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran.
Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba
membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak
memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap
enteng oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan
nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang
tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri
karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang
berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk
biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian
khusus
2. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu:
Secara Anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Dalam
perkembangannya telinga dalam merupakan organ yang pertama kali terbentuk mencapai
konfingurasi dan ukuran dewasa pada trimester pertengahan kehamilan. Sedangkan telinga
tengah dan luar belum terbentuk sempurna saat kelahiran, akan tumbuh terus dan berubah bentuk
sampai pubertas. Secara embriologi telinga luar dan tengah berasal dari celah brankial pertama
dan kedua, sedangkan telinga dalam berasal dari plakoda otik. Sehingga suaru bagian dapat
mengalami kelainan, sementara bagian lain berkembang normal. Pada kebanyakan kasus telinga
luar dan tengah mengalami kelainan kongenital bersama-sama, sedangkan koklea berkembang
normal. Hal ini memungkinkan.rehabilitasi pendengaran pada kebanyakan kelainan telinga
kongenital.
a. Telinga Dalam
Labirin mulai berdiferensiasi pada akhir minggu ketiga dengan munculnya plakoda otik
(auditori). Dalam waktu kurang dari satu minggu plakoda tersebut mengalami invaginasi
membentuk lekuk pendengaran, kemudian berdilatasi membentuk suaru kantong, selanjutnya
tumbuh menjadi vesikula auditorius. Suatu proses migrasi,
pertumbuhan dan elongasi vesikula kemudian berlangsung dan segera membuat lipatan pada
dinding kantong yang secara jelas memberi batas tiga divisi utama vesikula auditorius yaitu
sakus dan duktus endolimfarikus, utrikulus dengan duktus semi sirkuler dan sakulus dengan
duktus koklea. Dari utrikulus kemudian timbul tiga tonjolan mirip gelang. Lapisan membran
yang jauh dari perifer gelang diserap meninggalkan tiga kanalis semisirkularis pada perifer
gelang. Sakulus kemudian membentuk duktus koklearis berbenruk spiral.Secara filogenetik
organ-organ akhir khusus berasal dari neuromast yang tidak terlapisi yang berkembang dalam
kanalis semisirkularis untuk membentuk krista. Di dalam utrikulus dan sakulus membentuk
makula dan dalam koklea membentuk organon koiti. Diferensiasi ini berlangsung dari minggu
keenam sampai ke 10 fetus, pada saat itu hubungan definitive seperfi telinga orang dewasa telah
siap.
Ruang telinga tengah, mastoid, permukaan dalam membijana timpani dan tuba. Eustachius
berasal dari kantong faring pertama. Perkembangan prgan ini dimulai pada minggu keempat dan
berlanjut sampai minggu ke 30 fetus, kecuali pneumatisasi mastoid yang terus berkembang
sampai pubertas. Osikel berasal dari mesoderm celah brankial pertama dan kedua, kecuali basis
stapes yang berasal dari kapsul otik. Osikel berkembang mulai minggu kedelapan sampai
mencapai bentuk- komplet pada minggu ke 26 fetus. Liang telinga luar berasal dari ektoderm
celah brankial pertama.Membrana timpani mewakili membran penutup celah tersebut. Pada
awalnya liang telinga luar tertutup sama sekali oleh suatu sumbatan jaringan padat, akan tetapi
akan mengalami rekanalisasi
4. MANIFESTASI KLINIS
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala sampai
dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran.
• Merasa tidak enak ditelinga :
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak enak, dan
banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong
benda asing yang mauk kedalam menjadi masuk lagi.
• Tersumbat :
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja membuat telinga
terasa tersumbat.
• Pendengaran terganggu :
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem
pengantaran suara ke telinga tengah.
• Rasa nyeri telinga / otalgia
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan
tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.
• Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing
5. PATOFISIOLOGI
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada
anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor kecerobohan misalnya
menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat , nyamuk.
Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan
menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan
benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing
tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis
eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari
laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa
nyeri telinga/ otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
b. Pemeriksaan Ketajaman
Test penyaringan sederhana
1. Lepaskan semua alat bantu dengar
2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3. Berdirilah dengan jarak 30 cm
4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
d. Uji Rine
1. Membandingkan konduksi udara dan tulang
2. Pegang garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3. Sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi
pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)
4. Tanyakan pasien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik)
5. Ulangi pada telinga berikutnya
Interpretasi
1. Normal: terdengar terus suara garpu tala.
2. Klien dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi tulang
(Rinne negatif)
7. PENATALAKSANAAN
Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator (khususnya gabah).
Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan dalam narcosis umum, agar tidak terjadi
komplikasi pada membrane timapani.
Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan dulu dengan
meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau alcohol kemudian dijepit dengan pinset.
Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya dijepit dengan pinset dan ditarik
keluar. Bila pasien tidak kooperatif dan beresiko merusak gendang telinga atau struktur- struktur
telinga tengah, maka sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan.
Jika benda asing serangga yang masih hidup, harus dimatikan terlebih dahulu dengan
meneteskan larutan pantokain, alcohol, rivanol atau minyak. Kemudian benda asing dikait
dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda asing keluar, liang telinga dibersihkan
dengan larutan betadin. Bila ada laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3
hari dan analgetik jika perlu
Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik keluar.
Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian pada anak yang tidak
kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala yang sinarnya terang lalu
dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat menyebabkan trauma pada membran
timpani.
Pengambilan benda asing dari kanalis audiotorius eksternus merupakan tantangan bagi petugas
perawatan kesehatan. Banyak benda asing (misalnya : kerikil, mainan, manik-manik, penghapus)
dapat diambil dengan irigasi kecuali ada riwayat perforasi lubang membrana timpani. Benda
asing dapat terdorong secara lengkap ke bagian tulang kanalis yang menyebabkan laserasi kulit
dan melubangi membrana timpani pada anak kecil atau pada kasus ekstraksi yang sulit pada
orang dewasa. Pengambilan benda asing harus dilakukan dengan anatesia umum di kamar
operasi.
8. KOMPLIKASI