Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PRODI S1 PENDIDIKAN IPA

SKOR NILAI :

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Prof.Dr.H.Sunarto
Dra.Ny.B.Agung Hartono
2008

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : LAILA SAPNI


NIM : 4213151018
DOSEN PENGAMPU : MISWANTO, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya
serta nikmat sehat sehingga penyusunan CBR guna memenuhi tugas mata kuliah perkembangan
peserta didik ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya
Amiin.

Dalam penyusunan CBR ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.

Makalah ini saya susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai perkembangan peserta didik. Semoga CBR ini dapat memberikan manfaat dan
sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan CBR ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan CBR ini. Saya sebagai penulis sadar bahwa CBR ini masih jauh dari kata sempurna dan
untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1

B. TUJUAN ................................................................................................................................... 1

C. MANFAAT ............................................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN BUKU

A. IDENTITAS BUKU .................................................................................................................. 2

B. RINGKASAN BUKU ................................................................................................................ 2

BAB I KARATERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU .......................................................... 2

BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA ................................................ 7

BAB III PERTUMBUHAN FISIK ................................................................................................. 11

BAB IV PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA ........................................... 13

BAB V PERKEMBANGAN AFEKTIF ......................................................................................... 17

BAB VI TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN, PRIBADI, ............................................... 19

BAB VII PENYESUAIAN DIRI REMAJA ................................................................................... 22

BAB VIII PEMBAHASAN ......................................................................................................... 25

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 26

B. Saran ........................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk
dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan
sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik,
maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan
dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.

Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan
dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Oleh sebab itu, peserta didik harus
mendapat pendidikan yang layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan
sekitarnya. Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan
berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini, mengalami peningkatan yang pesat
pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting untuk menunjang kecerdasan anak di masa yang akan
datang.

Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik baik dalam
naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka
perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga
pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar
peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.

B. TUJUAN

Penulisan CBR ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis mengenai
perkembangan peserta didik yang meliputi konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik
dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

C. MANFAAT

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap


pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan peserta didik ,
Untuk pelajar dapat menambah wawasan tentang perkembangan peserta didik dan untuk masyarakat
dapat mengetahui lebih dalam tentang apa itu perkembangan peserta didik.

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. IDENTITAS BUKU
1. Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
2. Pengarang : Prof.Dr.H.Sunarto dan Dra.Ny.B.Agung Hartono
3. Penerbit : Rineka Cipta
4. Tahun Terbit : 2008
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Jumlah Halaman : 245 halaman(20,5 cm)
7. ISBN : 978-979-518-826-1

B. RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
KARATERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

A. Individu dan Karateristiknya

Untuk memahami karateristik individu, perlu terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud
dengan individu ini.

1. Pengertian Individu

“Manusia” adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sebagaimana
dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir “Homo sapiens”, makhluk yang berbentuk
“Homo faber” makhluk yang dapat dididik “Homo educandum” dan seterusnya, yang merupakan
pandangan-pandangan manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan terhadap
manusia tersebut.
Manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan
menunggalnya berbagai karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi,
yaitu antara segi : individu dan social, jasmani dan rohani, serta dunia dan akhirat. Keseimbangan
hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan manusia dan dirinya, manusia dengan
sesamanya, manusia dengan alam sekitar atau lingkungan, dan manusia dengan Tuhannya. Setiap
manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu berarti tidak dapat dibagi-
bagi, tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas.

2
Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu (Webster’s : 743). Menurut
Kamus Echols & Shadaly, Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan, oknum (Echols, 1975 :519).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat
merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-
perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikapnya.

2. Karateristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karateristik bawaan dan karateristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karateristik bawaan merupakan karateristik keturunan yang
dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor social psikologis. Natur
dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karateristik-karateristik
individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana
seseorang dilahirkan menjadi seorang individu dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi. Karateristik
yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang
karateristik yang berkaitan dengan social psikologis lebih banyak di pengaruhi oleh faktor lingkungan.

B. Perbedaan Individu

Dari perbedaan bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua
fakta yang menonjol, yaitu :

 Semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya.


 Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang warisan manusia secara biologis
dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.

Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan.


Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat
orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan
individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut Landgren (1980 : 578)
menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik, maupun aspek psikologis. Seorang ibu
yang memiliki seorang bayi, bertutur bahwa bayinya banyak menangis, banyak bergerak dan kuat
minum. Ibu lain yang juga memiliki bayi menceritakan bahwa bayinya pendiam, banyak tidur dan
kuat minum. Cerita kedua itu itu bahwa bayi memiliki ciri dan sifat yang berbeda.

1. Bidang-Bidang Perbedaan

Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu, sebelum dilakukan pengukuran
kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah adalah menghitung umur kronologi. Umur

3
kronologis sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu memungkinkan
anak dapat di didik hendaknya dapat di lihat sebagai komponen perbedaan. Kecakapan mental secara
umum seperti di ukur dengan tes inteligensi juga merupakan indeks kesiapan anak untuk belajar.
Kecakapan khusus yang dimiliki anak berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Masalah
ini perlu di kembangkan pula, terutama dalam mempelajari hal-hal yang memerlukan mental tinggi.
Tambahan lagi, kesiapan untuk melibatkan diri dalam situasi belajar tertentu berbeda antara individu
satu dan lainnya dalam setiap tingkatan umur. Konstitusi fisik dari individu, sejauh mana ia secara
fisik mempunyai bentuk-bentuk yang khas, tingkat stabilitas emosional dan temperamennya, sikapnya
terhadap pelajaran, dan minat-minatnya akan mempengaruhi keberhasilan yang di capai dalam belajar
mereka. Faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, pengaruh keluarga, status ekonomi, pengalaman
belajar sebelumnya, kesesuaian bahan yang dipelajari dan teknik-teknik mengajar, semuanya
berpengaruh pada tingkat kemampuan individu untuk mencapai keberhasilan dalam tingkatan
belajarnya. Garry 1963 (Oxendine 1984 : 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut :

 Perbedaan fisik : Usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan
kemampuan bertindak.
 Perbedaan social : status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.
 Perbedaan kepribadian : watak, motif, minat, dan sikap.
 Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
 Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

a. Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom proses belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, menghasilkan tiga
pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai Taxonomi Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yangberkaitan dengan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknolog. Pada dasarnya kemampuankognitif merupakan hasil belajar. Hasil
belajar merupakan perpaduan antara factor pembawaan dan pengaruh lingkungan. Tingkat
kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang di ukur dengan tes hasil belajar.

b. Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda, kemampuan berbahasa merupakan
kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat
yang penuh makna logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi oleh
faktor kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga penting antara lain adalah
faktor fisik, terutama organ berbicara.

4
c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan otak untuk


melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis. Alat indera menerima
rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat (otak) untuk diolah,
dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan/kegiatan.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kematangan
berpikir.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat manapun, perbedaan latar belakang dan
pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari
potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir, kemampuan tersebut akan
berkembang dengan baik apabila mendapat rangsangan dan pemupukan secara tepat. Dalam hal
inilah, maka makna pendidikan menjadi penting artinya.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Perbedaan-perbedaan individu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang


kematangan, tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

Istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahanperubahan


fisik yang secara kuantitatif semakin besar dan panjang, dan istilah perkembangan diberi makna dan
digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan panjang, dan prosesnya
terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.

 Pertumbuhan sebelum Lahir


Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan saraf yang membentuk system yang lengkap.

5
 Pertumbuhan setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan
pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa
dewasa.

2. Intelek

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran
pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut
kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara
baik. Perkembangan tingkat berpikir atau perkembangan intelek akan diawali dengan kemampuan
mengenal, yaitu untuk mengetahui dunia luar. Perkembangan kemampuan berpikir semacam ini
dikenal pula sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget
(Sarlito 1991 : 81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut.

 Tahap Pertama (masa sensorik motor 0,0 – 2,5 tahun)


Masa ketika bayi mempergunakan system penginderaan dan aktivitas motoric untuk
mengenal lingkungan.
 Tahap Kedua (masa pra-operasional 2,0 – 7,0 tahun)
Kemampuan anak menggunakan simbolyang mewakili suatu konsep.
 Tahap Ketiga (masa konkreto prerasional 7 – 11 tahun)
Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu :
a. Identifikasi : mengenali sesuatu
b. Negasi : mengingkari sesuatu
c. Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
 Tahap Keempat (masa operasional 11,0 – dewasa)
Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada tahap ini seseorang sudah bias memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat
mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan.

3. Emosi

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya.
Kebutuhan setiap orang dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan tersebut ada yang primer, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi, dan kebutuhan
sekunder yang pemenuhannya dapat ditangguhkan.

4. Sosial

6
Dalam proses pertumbuhan, setiap orang tidak berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan
lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal
kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social.

5. Bahasa

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan
dunia sekitarnya. Sejak bayi manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain. Pengertian bahasa
sebagai alat komunikasi diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain.

6. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang
hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Bakat
yang dimiliki individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta
memecahkan masalah disbanding orang lain.

7. Sikap, Nilai, dan Moral

Bloom (Woolfolk dan Nicolich 1984 : 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses
belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan
nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan
psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak
boleh. Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat
“paksaan” dan anak belum mengetahui maknanya, tapi sejalan dengan inteleknya anak mulai
mengikuti ketentuan yang berlaku.

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu
sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipisahkkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri
sendiri-sendiri, akan tetapi bias dibedakan untuk maksud yang lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses

7
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam
perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran
kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
ada bermacam-macam, yaitu :

 Faktor sebelum lahir (kekurangan gizi/nutrisi, infeksi bakteri)


 Faktor saat kelahiran (pandarahan pada kepala bayi)
 Faktor sesudah lahir (pengalaman traumatic pada kepala)
 Faktor psikologis (ditinggal ibu/ayah)

Selain itu ada rumusan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan Strauss,
yaitu bahwa “Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.” Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek,
baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dibagi menjadi 4 (empat) kategori utama, yaitu :

 Perubahan dalam ukuran


 Perubahan dalam perbandingan
 Perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama
 Perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

B. Tugas-Tugas Perkembangan

Perkembangan merupakan proses yang menggambarkan perilaku kehidupan social psikologi


manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks.
Tugas-tugas perkembangan dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan
kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan masyarakat agar ia
mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di kehidupan nyata. Harvighurst mengemukakan 10
(sepuluh) jenis tugas perkembangan remaja.

 Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan matang
 Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial
 Meneriam keadaan badannya dan menggunakan secara efektif
 Mencapai kebebasan ekonom
 Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
 Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
 Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang
kompeten
 Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social

8
 Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku

C. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

1) Hukum Cephalocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik
dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian pada kepala tumbuh lebih dulu dari bagian lain.

2) Hukum proximodistal

Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik dan menurut
hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.

3) Perkembangan terjadi dari umum ke khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum
kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus.

4) Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan

Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa


perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara
ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan
yang lain. Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa pra lahir,
0-9 bulan, 10 hari masa jabang bayi 0-2 minggu, masa bayi 2 minggu – 1 tahun, masa anak pra
sekolah 1-5 tahun, masa sekolah 6-12 tahun, masa remaja 13-21 tahun, masa dewasa 21-65 tahun, dan
masa tua 65 ke atas.

5) Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Cepat atau lambatnya suatu perkembangan
dilalui dan seluruh perkembangan dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik dan
ortogenetik, juga menunjukkan perbedaan secara perorangan meskipun tingkat perbedaannya tidak
terlalu besar. Ritme/irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi.

D. Remaja : Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya

1. Remaja menurut hokum


Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal

9
konsep “remaja” walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut
Undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria.
2. Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik
Remaja merupakan suatu tahap perkembangan fisik dimana alat kelamin manusia mencapai
kematangannya. Masa pematangan fisik ini berlangsung kurang lebih 2 tahun dihitung dari mulai
menstruasi pertama bagi anak wanita dan sejak anak lakilaki mengalami mimpi basah yang pertama.
Masa 2 tahun ini disebut masa pubertas.
3. Batasan remaja menurut WHO
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seksual sekundernya sampai saat
ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanakkanak menjadi
dewasa
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative
lebih mandiri.
4. Remaja di tinjau dari faktor sosial psikologis
5. Definisi remaja untuk masyarakat indonesia

E. Jenis-Jenis Kebutuhan Dan Pemenuhannya

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan
sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan
umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif asli. Contohnya : makan, minum,
bernafas, dan kehangatan tubuh. Sedangkan pertumbuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan
yang di dorong oleh motif yang dipelajari seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan,
kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan
sebagainya.

Kebutuhan psikologis yang dikemukakan oleh maslow adalah:


• Kebutuhan untuk memiliki sesuatu
• Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang
• Kebutuhan akan keyakinan diri
• Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan dasar manusia :


• Kebutuhan jasmiah
• Kebutuhan psikologis
• Kebutuhan ekonomi
• Kebutuhan social
• Kebutuhan politik

10
• Kebutuhan penghargaan
• Kebutuhan aktualisasi diri

F. Kebutuhan remaja, masalah, dan konsekuensinya

Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok


kebutuhan yaitu:
• Kebutuhan organik, yaitu makan, minum bernapas, seks.
• Kebutuhan emosional, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari pihak lain,
• Kebutuhan berprestasi, berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
• Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan diri

G. Masalah dan Konsekuensinya

1. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku
dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja lakilaki maupun perempuan.
2. Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya
3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk
memahaminya.
4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam
arti menilai dirinya cukup mampu mengatasi problema kehidupan.
5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.
6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja.

BAB III
PERTUMBUHAN FISIK

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi : Perubahan ukuran tubuh dan
Perubahan proporsi tubuh

Munculnya cirri-ciri kelamin yang utama (primer) dan kedua (skunder)

A. Penyebab Perubahan

Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam system endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak didasar otek mengeluarkan dua
macam hormone yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan masa remaja yang
disebabkan oleh kelenjar pituitary dan klenjar hyphotalamus. Kedua itu ang terletak didasar otak

11
itumasing-masing menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas dan
pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja.Kelenjar pitutitari yang terletak didasar
otak mengeluarkan dua macam hormone, yaitu : hormone pertumbuhaan dan hormone Golanoik

Pertumbuhan fisik yang tepet akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pituitary
dan gonadotropik. Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh :
1. Perubahan ukuran tubuh
2. Perubahan proporsi tubuh
3. Ciri kelamin utama
4. Ciri kelamin kedua

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik ini adalah :


1. Faktor keluarga yaitu factor lingkungan dan lingkungan keluarga
2. Faktor gizi yatu erat hubungannya dengan kondisi social ekonomi keluarga.
3. Faktor emosional yaitu yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama
perkembangannya.
4. Faktor jenis kelamin yaitu dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan
lebih kuat dibanding wanita.
5. Faktor kesehatan yaitu anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang
lebih berat daripada anak yang sering sakit.
6. Faktor jenis kelamin yaitu anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari anak
perempuan. Kecuali pada usia antara 12 sampai 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya berat dan tinggi tubuh ini karena
bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
7. Faktor bentuk tubuh yaitu bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorph akan
mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak.

Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja yang hal ini pada
perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri remaja, isolasi diri dari pergaula, perilaku
emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan, dan semaramnya.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para
pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan
kelompok olah raga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Disekolah
kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.

12
BAB IV
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA

A. Perkembangan Intelek

1. Pengertian Intelek, dan Intelegensi

Menurut English & English dalam bukunya “ A Comperehensive Dictionary of Psycological and
Psycoanalitical Terms”, istilah intelek berate antara lain : Kekuatan mental dimana manusia dapat
berpikir. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan
berpikir. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.

Menurut kamus Webster New World Dictionary of The American Language, istilah intelek berarti :
a. Kecakapan untuk berfikir, mengamati atau mengerti, kecakapan untuk mengamati hubungan-
hubungan, perbedaan-perbedaan dsb.
b. Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence
c. Pikiran atau inteligensi

Menurut buku Psikologi Remaja (1991) yang dikemukakan oleh Singgih Gunarsa, rumus
intelegensi sebagai berikut :

1) Intelegensi merupakan suatu kumoulan kemampuan seseorang yang memungkinkan


memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya
dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
2) Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran
tingkah laku.
3) Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian
dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.
4) William Stern mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunaan fungsi berfikir.
5) Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui
keturunan, kemempuan yang diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak
dipengaruhi oleh lingkungan.
1. Hubungan Antara Intelek dan Tingkah Laku

Kemampuan berfikir abstrak menunjukan perhatian seseorang kepada kejadian dan peristiwa yang
tidak konkret. Seperti misalnya pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup
yang sebenarnya masih jau didepannya dan lain-lain. Bagi remaja, corak prilaku pribadinya dihari
depan dan corak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadiannya

13
2. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
 Dalam berfikir operasional formal setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting yaitu
:
Sifat deduktif hipotesis
 Berfikir operasional juga berfikir kombinatoris

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek

Menurut Andi Moppiare (1982 : 80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara
lain sebagai berikut:

a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang dapat berfikir efektif.
b. Banyaknya pengalaman dan latihan, latihan memecahkan masalah sehingga seseorang
dapat berfikir proporsional.
c. Adanya kebebasan berfikir menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun
hipotesis-hipotesis yang radikal kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan
menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru
dan benar.
4. Perbedaan Individu Dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek

Menurut David Wechler intelegensi didefinisikan sebagai “keseluruhan kemampuan individu


untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif”.
Bedasarkan nilai IQ atau kecerdasannya, manusia dapat dikategorikan menjadi 6 kelompok yaitu :

 Dibawah 70, anak mengalami kelainan mental


 71-80, anak dibawah normal (bodoh)
 86-115, anak yang normal
 116-130,anak diatas normal (pandai)
 131-145, anak yang superior (cerdas)
 145 ke atas anak genius (istimewa)

B. Bakat Khusus

Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama yang
lain dalam berbagai hal, antara lain dalam :
a. Intelegensi
b. Minat
c. Kepribadian
d. Keadaan Jasmani

14
e. Prilaku Sosial
Ada kalanya sesorang lebih cekatan dalam satu bidang dibandingkan dengan orang lain. Dalam
bidang tertentu ia mungkin menunjukan keunggulannya dibandingkan dengan orang lain. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus. Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
a. Anak itu sendiri
b. Lingkungan anak

C. Perkembangan Sosial

1. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial

Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur kebutuhan manusia menjadi komplek dan dengan
demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa.
Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup komplek, cakrawala interaksi social dan pergaulan
remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan
norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :


a. Kelurga
b. Status sosial ekonomi keluarga
c. Tingkat pendidikan
d. Kemampuan mental

4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri yang sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari hasil
pergaulannya dengan orang lain.

5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Sosial

Bergaul dengan sesame manusia ( sosialisasi ) dilakukan oleh setiap orang, baik secara
individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia,
yang hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya.

15
6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan
Pendidikan

Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan


kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak.

D. Perkembangan Bahasa

1. Pengertian Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor


intelek/kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Jadi,
perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaj telah banyak belajar dari
lingkungan dan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi lingkungan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :


a. Umur anak
b. Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan anak
d. Status sosial ekonomi keluarga
e. Kondisi fisik

4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berfikir

Kemampuan berfikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya.

5. Perbedaan Individual Dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

Remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan
dan perkembangan bahasanya.

6. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya

Dalam Penyelenggaraan pendidikan , Anak perlu melakukan pengulangan pelajaran yang


telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Berdasar hasil
identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid.

16
BAB V
PERKEMBANGAN AFEKTIF

A. Perkembangan Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

2. Karakteristik Perkembangan Emosi

Remaja sendiri menyadari bahwa aspek-aspek emosional dalam kehidupan adalah penting.
Contoh beberapa kondisi emosional seperti :
a. Cinta / kasih sayang
b. Gembira
c. Kemarahan dan permusuhan
d. Ketakutan dan kecemasan

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka
bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi antara lain adalah :

a. Belajar dengan coba-coba


b. Belajar dengan cara meniru
c. Belajar dengan cara mempersamakan diri
d. Belajar melalui pengkondisian
e. Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek
reaksi.

4. Pengaruh Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku Serta Pengaruh emosi Terhadap Tingkah
Laku

Rasa takut atau marah dapat menyebabkan seseorang gemetar. Dalam ketakutan mulut
menjadi kering, cepatnya jantung berdetak, derasnya aliran darah/tekanan darah, system pencernaan
mungkin berubah selama pemunculan emosi. Keadaan emosi yang menyenangkan dan rileks
berfungsi sebagai alat pembantu unruk mencerna, sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan
menghambat / mengganggu pencernaan.

17
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Emosi

Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan tetapi terdapat perbedaan dalam segi
frekuensi, intensitas, serta jangka waktu dalam berbagai macam emosi dan juga saat pemunculannya.
Perbedaan ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin bertambah frekuensinya,
serta lebih mencolok sehubungan dengan bertambahnya usia anak-anak.

6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam penyelenggaraan Pendidikan

Hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab. Guru-guru dapat membantu
mereka yang bertingkah laku kasar dengan jalan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan / tugas-tugas
sekolah sehingga mereka menjadi anak yang lebih tenag dan lebih mudah ditangani. Salah satu cara
yang mendasar adalah dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.

B. Perkembangan Nilai, Moral Dan Sikap

1. Pengertian dan Saling Keterkaitan Antara Nilai, Moral, dan Sikap Serta Pengaruhnya Terhadap
Tingkah Laku

Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang belaku dalam masyarakat. Moral adalah
ajaran tentang baik buruk perbuatan dan merupakan kendali dari bertingkah laku. Dalam kaitannya
dengan pengalaman nilai-nilai hidup, maka moral merupakan control dalam bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut. Keterkaitan
antara, nilai, moral, sikap, dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman nilai-nilai. Dengan kata
lain nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan
terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuia
dengan nilai-nilai yang dimaksud.

2. Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap Remaja

Kehidupan moral merupakan problematik yang pokok dalam masa remaja. Dari hasil
penyelidikan-penyelidikan Kahlborg mengemukakan 6 tahap perkembangan moral yang berlaku
secara universal dan dalam urutan tertentu ada 3 tingkatan yaitu :
a. Prakonvensional
b. Konvensional
c. Post-Konvensional

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, dan sikap

18
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu
ternyata bahwa faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala unsure lingkungan
sosial yang berpengaruh yang tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia
yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
Dalam hal ini lingkungan sosial terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai
pendidik dan pembina.

4. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Nilai, Morak, dan sikap

Diantara dua ujung yang ekstrem dikelompokan individu-individu yang memiliki berbagai
tingkat pemahaman dan yang memperlihatkan berbagai bentuk tingkah laku, sehingga garis kontinum
itu tensi semua. Dan dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan-perbedaan individual dalam
pemahaman nilai-nilai dan moral sebagai pendukung sikap dan perilakunya.

5. Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja Serta Implikasinya dalam
Penyelenggaraan Pendidikan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja
adalah Menciptakan komunikasi dan Menciptakan iklim lingkungan yang serasi

BAB VI
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN, PRIBADI, PENDIDIKAN, DAN KARIER, DAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA

A. Perkembangan Kehidupan Pribadi Sebagai Individu

1. Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya

Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kehidupannya sebagai makhluk individu seseorang
menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntungkan bagi kepentingan
diri pribadi, baik fisik maupn non fisik. Kebutuhan diri pribadi tersebut meliputi kebtuhan fisik dan
kebutuhan sosio-psikologi. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya
tahan tubuh sertaperlindungan keamanan fisiknya. Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan
kebutuhan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang
menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan
kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan.
Kekhususan kehidupan pribadi bermakna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan
dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi

19
Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukan
dalam prilaku. Prilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk
didalam lingkungan. Lingkungan tempat anak berkembang sangat kompleks. Seorang individu,
pertama tumbuh dan berkembang dilingkungan keluarga. Faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan pribadianak, adalah perkembangan kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya.

3. Perbedaan Individu dalam perkembangan Pribadi

Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda pula sesuai denga lingkungan dimana
mereka dibesarkan. Dua orang anak yang dibesarkan dalam suatu keluarga akan menunjukan sifat
pribadi yang berbeda karna hal itu ditentuka oleh bagaimana meraka masing-masing beeinteraksi dan
terintegrasika dirinya dengan lingkungan.

4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi Terhadap Tingkah Laku

Kehidupan merupakan rangkaina yang berkesinambungan dala proses pertumbuhan dan


perkembangan kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan seseorang anak akan berprilaku
mantap, yaitu mampu mengahadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian
emosi secara matang, tertb disiplin dan penuh tanggung jawab.

5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi

Kehidupan pribadi yang merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan, perlu
dipersiapkan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pembiasaan dalam hal:

 Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan
pemahaman nilai dan moral yang berlaku didalam kehidupan perlu ditanamkan
secara benar.
 Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan penuh
tanggungjawab.
 Hidup bermasyarakat dengan memerlukan pergaulan dengan sesame, terutama
dengan teman sebaya.
 Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi.
 Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggungjawab dan disiplin
 Melakukan peran dan tanggungjawab dalam kehidupan berkeluarga.

Dalam suasana ini yang perlu ditinjolkan antara lain adalah sifat sportif dan kejujuran, yang
berjuang keras dengan berpegangan pada prinsip yang matang (dapat dipercaya).

B. Perkembangan Kehidupan Pendidikan Dan Karier

20
1. Pengertian Kehidupan Pendidikan dan Karier

Mengapa manusia belajar dan bekerja? Pada hakiktanya manusia ingin tau, dengan demikian
ia (mereka) selalu berupaya mengejar pengetahuan. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip
pendidikan (belajar) seumur hidup, yang artinya adalah menusia itu senantiasa terus belajar sepanjang
hayatnya. Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang
hidupnya, baik dalam jalur pendidikan sekolah naupun luar sekolah. Dikatakan oleh Garrison (1956)
bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja.

2. Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier

Belajar itu akan berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pada usia remaja
telah mulai jelas terbentukanya cita-cita dewasa nanti oleh karna itu, dapat dikatan bahwa remaja telah
memiliki minat yang jelas terhadap jenis pekerjaan tertentu. Remaja memiliki tiga lingkungan
kehidupan, yang ketiga-teiganya memiliki corak yang berbeada-beda serta masing-masing memikul
tanggungjawab dalam penyelengaraan pendidikan. Oleh karena itu, remaja seperti “ditantang” untuk
mampu mengatasi problem keaneka ragaman tersebut dan mampu menempatkan dirinya dengan tepat
dan harmonis.

a. Lingkungan Pendidikan Keluarga


b. Masyarakat
c. Sekolah

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier


a. Faktor social ekonomi
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Pandanga Hidup

C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan Dengan Kehidupan Berkeluarga

1. Pengertian Kehidupan Berkeluarga

Secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa
secara biologis remaja telah siap melakukan fungsi produksi.

2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta

Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama
menemukan jenis pekerjaan yang sesuai dan kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga
(keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu dicatat bahwa seorang

21
remaja akan mengalami “jatuh cinta” didalam masa kehidupannya setela mencapai belasan tahun.
(Garrison, 1956 : 483)

3. Masyarakat dan Perkawinan

Pemilihan pasangan hidup meupakan tugas perkembangan yang didorong factor biologis.
Disamping fisik (biologis) dan psikologis, factor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan dalam
menetapkan calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan dalam hal ras, bangsa, agama, dan
status social ekonomi.

BAB VII
PENYESUAIAN DIRI REMAJA

A. Konsep Dan Proses Penyesuaian Diri

1. Penyesuaian Diri

Penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada
lingkungannya.

2. Proses Penyesuaian Diri

Proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Penyesuaian yang sempurna terjadi jika manusia
atau individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungan dimana tidak ada lagi
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan dimana semua fungsi organisme/individu berjalan normal.
Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai satu upaya individu
untuk mereduksimenjauhi ketegangan dan untuk memelihara dan kondisi-kondisi keseimbangan yang
lebih wajar. Penyesuaian adalah sebagai suatu proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan
internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan,
dan frustasi dan individu di dorong meneliti berbagai kemungkinan prilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan. Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia sehingga individu mencari
suatu respon lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.

3. Karakteristik Penyesuaian Diri

a. Penyesuaian diri secara positif


Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuain diri sendiri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut :
1) Tidak menujukan adanya ketegangan emosional
2) Tidak adanya menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologi

22
3) Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5) Mampu dalam belajar
6) Menghargai pengalaman
7) Bersikap realistik dan objekti

b. Penyesuaian Diri yang salah


Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu:
1) Reaksi bertahan
2) Reaksi menyerang
3) Reaksi melarikan diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Penyesuaian Diri
1) Kondisi-kondisi fisik
2) Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, moral, dan emosioanl
3) Penentu psikologi
4) Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah
5) Penentu kultural, termasuk agama

Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dan respon yang bersifat instinktif
menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Kondisikondisi perkembangan
mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.

 Penentu Psikologis terhadap Penyesuaian Diri


Banyak sekali faktor psikologi yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya :
a. Pengalaman
b. Belajar
c. Determinasi Dini Diri
d. Konflik dan Penyesuaian
 Lingkungan sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Berbagai lingkungan anak seperti keluarga dan pola hubungan didalamnya, sekolah,
masyarakat, kultur, dan agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak.
a. Pengaruh rumah dan keluarga
b. Hubungan orang tua dan anak
c. Hubungan saudara
d. Masyarakat
e. Sekolah

B. Permasalahan – Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja

23
Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang di hadapi remaja dapat berasal dari
suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Perbedaan prilaku antara anak laki-laki dan
anak perempuan anak mempengaruhi hubungan antar mereka. Penyesuaian diri remaja dengan
kehidupan sekolah. Persoalan-persoalan umum yang sering kali dihadapi remaja antara lain yang
mungkin timbul adalah penyesuaian diri yang berkaitan dengan kebiasaan belajar yang baik.

C. Implikasi Proses Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja
khususnya disekolah adalah :

 Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulakn rasa betah bagi anak didik baik secara
sosial, fisik, maupun akademis.
 Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak.
 Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik presentasi belajar, sosial, maupun
seluruh aspek pribadinya.
 Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.

Karna disekolah guru merupakan figur pendidik yang penting dan besar pengaruhnya terhadap
penyesuaian siswa – siswanya, maka dituntut sifat 0 sifat guru yang efektif, yakni sebagai berikut
(Ryans dalam Garrisonm 1956)

1) Memberi kesempatan (alert), tampak antusias dan berminat dalam aktivitas siswa
dikelas.
2) Ramah dan optimis
3) Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau, dan teratur tindakkannya
4) Senang kelakar, mempunyai rasa humor
5) Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri
6) Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa

24
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan dan Kelemahan Buku

Buku yang saya kritik ini dengan judul perkembangan peserta didik,memiliki cover berwarna
biru dengan desain nama penulis berwana putih dan judul buku dengan format font yang besar
berwarna kuning dan putih,juga terdapat nama penerbit pada sisi kanan bawah. Hubungan gambar
cover dengan judul buku menurut saya berkaitan ,namun desain gambar cover kurang menarik
perhatian saya ,pemilihan warna buku pun kurang menarik .Seharusnya untuk buku seperti ini,penulis
memilih warna buku yang lebih terang ,dan desain gambarnyapun harus dipikirkan semenarik
mungkin,agar menarik minat pembaca.Namun, saya suka dengan buku ini karna tidak terlalu tebal
dan ukurannya pun tidak terlalu besar jadi memudahkan saya dalam memahami materi dengan cepat.
Penjilitan buku ini pun sangat kurang memuaskan ,karna halaman demi halaman mudah sekali
robek,begitu juga dengan pemilihan kertas yang sangat tipis .Seharusnya penulis lebih memperhatikan
hal ini ,kana kualitas fisik buku itu merupakan bagian terpenting.

Buku ini dilengkapi dengan identitas buku yang jelas dilengkapi dengan hak cipta buku dan
juga terdapat kata pengantar dan daftar isi,format penulisan pada keduanya rapi namun terlalu
kebawah sehingga terjadi pemborosan halaman dan juga terdapat daftar pustaka,namun tidak terdapat
biografi penulis yang umumnya ada di dalam bukubuku,sehingga saya sebagai pe riview tidak tau
latar belakang penulis buku ini ,guna penyempurnaan buku ini.Kedepannya penulis harus lebih
mencantumkan hal-hal penting yang seharusnya terdapat dalam buku.

Materi/pembahasan yang disampaikan penulis cukup bermanfaat untuk pemgimplikasian


dalam proses pendidikan. Pembahasan antar satu bab ke bab lain saling berkaitan ,materi yang
disampaikan pun cukup jelas dan mudah dipahami. Buku ini juga disusun secara
sistematik,menggunakan EYD yang seharusnya,dan yang paling menarik dalam buku ini adalah
dalam akhir setiap pembahsan antar bab terdapat daftar pustaka yang umumnya pada buku
kebanyakan ,daftar pustaka hanya terdapat pada akhir halaman ,namun tidak pada buku ini.Tanda
baca nya pun cukup jelas,sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memahami isi buku ini.
Penomoran dalam buku juga jelas,terdapat pada sisi paling bawah buku. Secara keseluruhan,materi
dalam buku ini sangat bagus dan mendetail dalam penjelasannya ,padat dan jelas ,materi nya merujuk
dari pembahasan umum menuju ke pembahasan khusus, hanya saja fisik buku dan bagian-bagian yang
terpenting yang harusnya terdapat dalam buku ini yang harusnya mesti dikaji ulang oleh penulis demi
penyempurnaan buku ini.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi dalam buku dapat saya simpulkan bahwa: Perkembangan adalah proses perubahan
individu yang bersifat dinamis kearah secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat tanpa
adanya perhentian. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang
disebabkan oleh pengalaman. Peserta didik adalah semua komponen mayarakat yang belajar dan
mengembangkan diri melalui prosedur – prosedur, baik prosedur formal maupun nonformal.

Prinsip-prinsip perkembangan peserta didik meliputi perkembangan adalah proses yang tak
berakhir, setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya, semua
aspek perkembangan saling berkatan, perkembanagan berlangsung dari kemampuan bersifat umum
menuju ke bersifat khusus, serta perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan.

B. Saran

Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik, pembaca


diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta memberi
wawasan yang lebih dalam mengenal karakteristik peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam
proses belajar mengajar.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Ny.B. Agung Hartono, Prof. Dr. H. Sunarto (2006). Perkembangan peserta didik.

Jakarta: Rineka Cipta

27

Anda mungkin juga menyukai