Seribu Satu Malam
Seribu Satu Malam
Buku Seribu Satu Malam terdiri dari kumpulan-kumpulan kisah dengan tokoh yang berbeda dan alur cerita
yang menarik. Di dalamnya termasuk legenda, fabel, roman, dan dongeng dengan latar yang berbeda
seperti Baghdad, Basrah, Kairo, dan Damaskus juga ke Cina, Yunani, India, Afrika Utara dan Turki.
Kisah-kisah dalam Seribu Satu Malam, seperti Scheherezade dan Shahryar, dan Sinbad si Pelaut,
menekankan tiga hal pada pembaca yaitu :
”Masterpieces seni cerita bertutur itu berasal dari sebuah buku dari Persia yang hilang berjudul Hazar
Afsanah (Seribu Legenda),” papar Dawood dan Harvey. Menurut keduanya, buku cerita dari Persia itu
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 850 M. Hazar Afsanah, imbuh keduanya,
berisi tentang cerita rakyat India dan Persia. ”Para pendongeng Muslim yang profesional membumbui dan
mengadopsi cerita itu dengan warna lokal Arab.” Versi lainnya menyebutkan, Hikayat 1001 Malam sebagai
kumpulan ceritera rakyat Arab. Adalah Abu Abdullah bin Abdus Al-Jasyayari seorang pengarang Muslim
terkemuka yang merangkai dan dan menulis kisah yang legendaris itu. Kitab Alf layla wa-layla yang ditulis
Al-Jasyayari ide ceritanya berasal dari Hazar Afsanah yang diterjemahkannya ke dalam bahasa Arab.
Pendapat lainnya menuturkan, dongeng 1001 Malam yang dikenal dalam bahasa Persia berjudul Hezar-o
yek sab itu merupakan sebuah kumpulan cerita yang disusun selama berabad-abad oleh be gitu banyak
pengarang, penerjemah, dan sarjana. Cerita rakyat yang mulai la hir antara abad ke-8 M hingga 9 M itu
berawal dan berakar dari cerita rakyat Arab dan Yaman Kuno, India Kuno, Asia Kecil Kuno, Persia Kuno,
Mesir Kuno, Suriah Kuno, dan era kekhalifahan Islam. Cerita rakyat India mewarnai dongeng 1001 Malam
melalui fabel Sansekerta kuno. Sedangkan, cerita rakyat Baghdad hadir dalam hikayat yang populer itu
melalui kekhalifahan Abbasiyah.[1]
Scheherezade mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan dan menggantung. Sehingga, sang
raja dibuat tertarik dan penasaran untuk mendengar kelanjutan kisah dari sang ratu. Setiap kisah yang
diceritakan ratu mampu membetot perhatian raja. Sang raja pun selalu menangguhkan perintah hukuman
mati bagi Scheherazade.
Hikayat 1001 Malam mengandung beragam cerita seperti, kisah percintaan, tragedi, komedi, syair, ejekan,
serta beragam bentuk erotika. Sejumlah kisah yang termuat dalam 1001 Malam juga melukiskan tentang
jin, tukang sihir, tempat-tempat legendaris yang sering kali menampilkan tempat dan orangorang yang
sesungguhnya. Khalifah Harun Ar-Rasyid, Abu Nuwas dan Wazir (perdana menteri) Ja`far Al-Barmaki juga
menjadi tokoh cerita. Popularitas Hikayat 1001 Malam semakin mengkilap lantaran diramaikan dengan
kisah-kisah lainnya yang menarik seperti, Aladdin dan Lampu Wasiat, Ali Baba, Sinbad si Pelaut, serta 40
Pencuri.
Namun, kisah-kisah yang justru cerita rakyat Timur Tengah yang asli itu tak muncul dalam kitab Alf layla
wa-layla versi Arab. Kisah-kisah yang menarik itu justru baru muncul dalam The Arabian Nights yang
diterjemahkan seorang sarjana Prancis bernama Jean Antonie Galland. Galland mengaku menulis kisah-
kisah yang banyak diangkat ke dalam film di berbagai negara itu setelah mendengarnya dari seorang
penutur cerita asal Aleppo, Suriah bernama Hanna Diab. Hikayat 1001 Malam yang merupakan
sumbangsih peradaban Islam, kini telah menjadi cerita rakyat seluruh dunia. Sastra epik Arab di zaman
kekhalifahan itu telah memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia terutama dalam bidang
kebudayaan. Dengan sederet kisah yang memikat, Hikayat 1001 Malam telah memberi warna dalam
bidang sastra, film, musik dan permainan di berbagai belahan dunia.