Anda di halaman 1dari 27

BIOKIMIA

METABOLISME KARBOHIDRAT

Dosen : Febriniwati Rifdi, S.SiT, M.Biomed

DISUSUN OLEH

Kelompok 1

Ayi Hanafiani B (2115302077)


Maria Mirdatul Fadillah (2115302081)
Mitra Sari (2115302082)
Rista Khardianti Pertiwi (2115302088)
Salma Aulia (2115302089)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabiullah Muhammad SAW. “ Metabolisme Karbohidrat” ini sengaja
dibahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih
mengenal tentang biokimia.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah ibu Febriniwati Rifdi, S.SiT, M. Biomed yang telah memberikan pengarahan-
pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kepada
dosen dan teman-teman kami membutuhkan kritik dan saran agar penyusunan makalah ini
kedepannya lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua yang membaca makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
2. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
3. Manfaat Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Metabolisme Karbohidrat..................................................................................3
a. Isomerase Glukosa 6-Fosfat................................................................................................5
b. Fosforealasi Fruktosa -6-Fosfat Menjadi Fruktosa 1.6 Difosfat.........................................5
c. Pembentukan Trio Fosfa......................................................................................................5
d. Interkonversi Asam 3-Fosfogliserat Menjadi 2-Fosfogliserat.............................................6
e. Pembentukan Asam Fosfoenol Piruvat...............................................................................6
f. Hidrolisis Asam Fosfoenol Piruvat Menjadi Piruvat...........................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................................23
A. KESIMPULAN.................................................................................................................23
B. SARAN..............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefnisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat yang paling
sederhana adlah aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Karbohidrat terdiri
atas atom C,H, dan O.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak
jumlahnya di permukaan bumi. Polimer karbohidrat yang tidak larut
merupakan pelindung dan pembentuk energi sel bakteri; pada tumbuhan
senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada hewan berfungsi sebagai
jaringan ikat dan “cel coat”. Fungsi utama dari metabolisme karbohidrat
adalah untuk menghasilkan energi dalam ntuk senyawa yang mengandung
ikatan fosfat bertenga tinggi.
Metabolisme karbohidrat yaitu metabolisme mencakup sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organuk kompleks.
Metabilisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim,
yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan
semua proses biokimia didalam organisme.Metabolisme sel mencakup
semua proses kimia didalam sel.
Metabolisme karbohidrat dimulali dengan pencernaan amilum dalam
usus halus. Hasli pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus.
Glukosa merupakan senyawa utama yang paling bnayak dibahas dalam
metabolisme karbohidrat. Rangkaian reaksi yang membentuk beberapa
jalur, seperti glikolisis, siklus asam sitrat, jalur pentose,transfer elektron,
hingga fosforilasi oksidatif.

1
1. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana menjelaskan jalur metabolisme karbohidrat ?


a. Glikolisis
b. Siklus asam sitrat
c. Jalur pentose fosfat
d. Transfer Elektron
e. Fosforilasi Oksidatif

2. Apa yang dimaksud dengan metabolisme ?

2. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui tentang metabolisme karbohidrat

2. Untuk mampu menjelaskan jalur metabolisme karbohidrat mulai:

Jalur glikolisis, siklus asam sitrat, jalur pentosa ,jalur transfer


elektron dan jalur fosforilasi oksidatif.

3. Manfaat Penulisan

1. Untuk dapat memahami tentang metabolisme karbohidrat,serta


2. Menjelaskan tentang jalur metabolisme karbohidrat mulai dari
glikolisis, jalur pentose fosfat, siklus asam sitrat, transfer elektron dan
fosforilasi oksidatif.

2
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-


enzim. Pengertian secara luas metabolisme bukanlah suatu proses acak
melainkan sangat terintegrasi dan terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan
mencakup berbagai kerjasama banyak system multi enzim. Sedangkan
karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam
pelarut organic, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa sakarida) dengan
fungsi utama sebagai penghasil energi di dalam tubuh.

Pada metabolisme karbohidarat salah satu substansi penting yang akan


dipelajari adalah oksidasi glukosa yang disebut dengan respirasi sel. Proses
oksidasi ini terjadi secara aerobik. Diamana glukosa ini akan dioksidasi
secara lebih lanjut menjadi energi. Karena glukosa termasuk ke dalam
senyawa organic yang mengandung karbon, hydrogen dan oksigen, maka
dapat di oksidasi secara sempurna menjadi CO2 dan H2O. Okisidasi aerobic
glukosa ini memrlukan partisipasi dari lima proses metabolisme yang terkait
(glikolisis,siklus asam sitrat,jalur pentosa,transfer elektron,dan fosforilasi
oksidatif).

3
Berikut ini jalur metabolisme karbohidrat yaitu:

1. Glikolisis
Glikolisis merupakan sebuah rangakaian reaksi biokimia dimana
glukosa dioksidaisi menjadi asam piruvat. Dalam keadaaan anaerob piruvat
dikonversi menjadi asetil KoA yang kemudian masuk dalam jalur asam
trikarboksilat.Sedangkan serangkaian reaksi yang trjadi berurutann dalam
jalur EMP untuk mengkonversi glukosa untuk menjadi asam piruvat yang
secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap yaitu, perubahan
glukosa menjadi triosa fosfat (yang memerlukan energi kimia) dan tahap
perubahan triofosfat menjadi asam piruvat sambil melepaskan energi kimia
ke lingkungannya.

(Gambar proses glikolisis).

4
a. Isomerase Glukosa 6-Fosfat
Reaksi berikutnya adalah reaksi isomerase glukosa menjadi fruktosa 6-
fosfat. Reaksi dan sebaliknya dikatalisis enzim fosfat glukoisomerase
(ΔG±1400 kalori,Ph)

b. Fosforealasi Fruktosa -6-Fosfat Menjadi Fruktosa 1.6 Difosfat.


Pada reaks tahap ketiga ini dikatalisis oleh fosfat- fruktosakinase.
Tahap ini merupakan tahap reaksi penting untuk pengendalian
metabolisme karena enzim ini adalah enzim alkosterik yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa metabolit umum. Kelebihan ATP ataupun asam
sitrat dapat menghambat enzim fosfofruktokinas ini. Sebaliknya
AMP,ADP, dan Fruktosa 6-P dapat menstimulasi enzim.Enzim ini
memerlukan ion Mg sebagai kofaktor dan memiliki berat miolekul yang
sangat tinggi (±360.000 dan terdiri dari 4 sub unit).

c. Pembentukan Trio Fosfa


Reaksi berikutnya menyangkut pemotongan glukosa 1,6- difosfat
dengan membentuk dua triosa fosfat: dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Enzim yang memngkatalisis rekasi ini adalah
aldolase,yang diisolasi pertama kali oleh “Warburg” kini diketahui banyak
ditemukan di alam.

Garapan yang didapat dari oksidasi aldehida menjadi asam


karboksilat disimpan dalam bentuk gugus hasil fosfat 1-3 difosfogliserat.
Enzim yang berperan adalah gliseraldehida-3-fosfatdehidrogenase. Berat
molekul enzim ini 145.000 dan terdiri atas suatu tetramer dengan berat
5
molekul maisnng-masimg sebanyak 35.000 dan terikat erat dengan NAD+,
jadi seluruhnya ada 4 NAD+.

d. Interkonversi Asam 3-Fosfogliserat Menjadi 2-Fosfogliserat


Fosfogliseril mutase mengkatalisis interkonvensi dua macam asam
fosfogliserat.

e. Pembentukan Asam Fosfoenol Piruvat


Reaksi berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase, Tetapan
Kesetimbangan rekasi ini sama dengan 3. Hal ini berarti bahwa reaksi
diatas berjalan secara reversible. Asam fosfoenol piruvat (PED)
merupakan molekul berenergi tinggi. Hidrolisis molekul ini menghasilkan
ΔG-14.800 kalori.

f. Hidrolisis Asam Fosfoenol Piruvat Menjadi Piruvat


Gugus fosfat dari PEP dipindahkan kepada ADP sehingga
terbebntuk ATP. Reaksi ini di katalisis oleh enzim piruvat kinase dan
menghasilkan energi sebesar 61.000 kalori. Taoutomerisasi dari brntuk
enol menjajdi keton dapat memberikan cukup energi untuk membentuk
ATP.

6
Satu molekul asam piruvat yang dihasilkan memiliki total energi tersimpan
kira-kira sebesar 564 kcal, seadangkan energi yang tersimpan dalam satu
molekul glukosa sekitar 686 kcal. Sehingga energy yang tersimpan dalam dua
molekul asam piruvat lebih besar daripada satu molekul glukosa sebagai
bahan dasarnya. Singkatnya seluruh proses glikolisis melibatkan pemecahan
satu molekul glukosa dan menghasilkan 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, 2
molekul H2O dan 2 molekul asam piruvat.Produk tersebut selanjutnya
digunakan dalam siklus/jalus asam sitrat yang merupakan bagian dari
respirasi selular.

2. Jalur Asam Sitrat (Siklus Krebs)


Siklus asam sitrat atau siklus asam trikarboksilat atau disebut juga
dengan siklus krebs merupakan tahapan kedua dari respirasi aerob. Sesuai
dengan namanya penemu siklus ini adalah Sir Hans Krebs (1937), pada
kondisi aerob glukosa akan dioksidasi secara sempurna menjadi H2O dan
CO2 melalui siklus asam sitrat. Sebelum memasuki siklus asam sitrat, asam
piruvat (3 atom karbon) harus dioksidas terlebih dahulu menajdi asetil
koenzim A atau asetil Ko-A (2 atom karbon). Reaksi ini terjadi di dalam
mitokondria dan dikatalisis oleh enzim piruvat dehydrogenase.

(Gambar jalur siklus krebs)

7
Sebagai jalur metabolisme, siklus krebs sangat berperan penting
pada ketersediaan ATP yang dieperlukan jaringan. Beberapa fungsi dar siklus
krebs diantaranya yaitu sebagai jalur terakhir oksidasi karbohidrat,protein dan
lipid yang akan dimetabolisme menjadi Asetil Koenzim-A, menghasilkan
sebgaian besar CO2 dengan mengoksidasi glukosa; dan menghasilkan
sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakan rantai pernapasan untuk
memproduksi ATP (Adenosin Trfosfat) serta menyediakan sejumlah bahan
untuk kebutuhan sintesis protein dan asam nukleat mengkonversi sejumlah
energi zat yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam lemak
sebelum pembentukan trigleserida untuk penimbunan lemak dan juga
bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap
system enzim melalui komponen siklus.

Proses dan Tahapan Siklus Krebs

Siklus krebs merupakan tahapan kedua setelah glikoslis dari


respirasi seluler, siklus ini terjadi di dalam mitokondria sedangkan glikolisis
terjadi di dalam sitoplasma. Asam piruvat yang dihasilkan dari proses

8
glikolisis masuk kedalam mitokondria terlebih dulu melalui proses
dekarbosilasi oksidatif agar proses siklus jrebs dapat berlangsung.
Pada tahap dekarbosilasi oksidatif, asam piruvat akan diubah
menjadi Asetil Koenzim-A. Proses pengubahan ini diperantai oleh enzim
piruvat dehydrogenase yang ada pada mitokondria sel eukariotik.

Berikut adalah tahapan pengubahan asam piruvat menjadi Asetil Ko-A atau
disebut dengan dekarbosilasi oksidatif:
 Pelepas gugus karboksilat (-COO) dari asam piruvat menjadi CO2;
 Sisa dua atom karbon (Ch3COO-) dari piruvat akan mentrasfer
kelebihan elektronnya ke NAD+ sehingga akan terbentuk NADH dan
dua molekul tadi akan menjadi asetat.
 Selanjutnya, Koenzim-A (Ko-A) akan diikatkan pada asetat yang telah
terbentuk pada asetat yang telah terbentuk sebelumnya sehingga
dihasilkan Asetil Koenzim-A (Ko-A). Asetil Ko-A inilah yang
menjadi bahan baku dalam siklus kreb yang berlangsung di
mitokondria untuk menghasilkan ATP, NADH, FADH2, dan CO2.
Terdapat 8 tahapan dalam siklus krebs diantaranya yaitu sebagai
berikut:

a. Tahap I : Sitrat Sintesa


Proses yang berlangsung ditahap ini disebut dengan hidrolisis. Pada tahap
ini terjadi penggabungan molekul Asetil Ko-A dengan oksaloasetat
membentuk asam sitrat dibantu oleh enzim asam sitrat sintase.

9
b. Tahap II : Isomerase Sitrat

Pada tahap ini, asam sitrat yang telah terbentuk diubah menjadi isositrat
dengan bantuan enzim akotinase yang mengandung Fe2+.

c. Tahap III : Isositrat Dehidrogenase

Pada tahap ini, berlangsung proses dekarboksilai oksidatif atau


perombakan pertama. Isositrat yang terbentuk pada tahap sebelumnya
dioksidasi menjadi oksalosuksinat yang terikat enzim oleh enzim isositrat
Zdehydrogenase. Pada tahap ini pula, isositrat diubah menjadi α-
ketoglutarat oleh enzim isositrat dehydrogenase dan dibantu NADH.

d. Tahap IV : α-Ketoglutarat Dehidrogenase Kompleks

Pada tahap ini terjadi proses pengubahan α-ketoglutarat menjadi suksinil


Ko-A oleh enzim α-ketoglutarat dehydrogenase kompleks.

10
e. Tahap V : Suksinat Thikonase

Pada tahap ini, terjadinya konversi suksinil Ko-A menjadi suksinat. Pada
tahap ini proses konversi atau pengubahan tidak hanya dibantu oleh enzim
namun juga memerlukan Mg2+ dan GPD dengan Pi (fosfat) akan
membentuk GTP. GTP inilah yang nantinya akan diubah menjadi ATP.

f. Tahap VI : Suksinat Dehidrogenase

Suksinat yang telah dihasilkan pada tahap ini akan di dehidregenase


menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehydrogenase.

g. Tahap VII : Hidrasi

Pada tahap ini terjadi proses hidrasi, yaitu proses penambahan atom
hydrogen pada ikatan ganda karbon (C=C) yang ada pada fumarat
sehingga menghasilkan malat.

11
h. Tahap VIII : Regenerasi Oksaloasetat

Pada tahap ini, terjadi pengubahan malat oleh enzim malat


dehydrogenase membentuk oksaloasetat. Oksaloasetat ini berperan
menangkap Asetil Ko-A sehingga proses siklus kreb dapat berlangsung
kembali.

Untuk mencukupi kebutuhan energi, siklus krebs harus


berlangsung sebnayak dua kali. Hal tersebut karena reaksi oksidasi pada
molekul glukosa untuk sekali proses siklus kreb hanya menghasilkan 2
molekul Asetil Ko-A.

Dalam proses satu kali siklus krebs, menghasilkan 12 ATP dengan


perhitungan 1 molekul GTP yang akan secara diproduksi menjadi ATP; 3
molekul ATP NADH yang akan dioksidasi melalui transport elektron
mengahsilkan 3 ATP per molekul; 1 molekul FADH yang akan di oksidasi
melalui transport elektron mengahsilkan 2 ATP per molekul; 1 molekul
CO2 yang dilepaskan. Sehingga, unntuk dua kali siklus krebs akan
dihasilkan energy sebanyak 24 ATP dan molekul CO2.

12
3. Jalur Pentosa Fosfat

Jalur pentosa fosfat merupakan jalur metabolisme alternatif untuk


oksidasi glukosa di mana tidak ada ATP yang dihasilkan. Produk
utamanya adalah NADPH, suatu pereduksi yang diperlukan dalam
beberapa proses anabolisme (untuk biosintesis asam lemak,kolesterol, dan
steroid lain) dan ribosa-5 fosfat yang merupakan komponen struktural
nukleotida dan asam nukleat (Ribosa untuk biosintesis asam nukleat).
Jalur pentosa fosfat merupakan jalur untuk sintesis tiga fosfat
pentosa : ribulosa 5 - fosfat, ribose 5 - fosfat, dan xylulose 5 - fosfat.
Ribosa 5 – fosfat diperlukan untuk sintesis RNA dan DNA.Jalur pentosa
fosfat/heksosa monofosfat menghasilkan NADPH dan ribosa di luar
mitokondria.Kepentingan lain jalur pentosa fosfat berlangsung dalam
jaringan hepar, lemak, korteks adrenal, tiroid, eritrosit, kelenjar
mammae.NADPH juga penting dalam detoksifikasi obat oleh
monooksigenase, reduksiglutation.
Lintasan pentosa fosfat merupakan jalur alternatif untuk
metabolisme glukosa. Lintasan ini tidak menghasilkan ATP, tetapi
mempunyai dua fungsi utama, yaitu :

a. Produksi NADPH untuk sintesis reduktif seperti biosintesis asam


lemak serta steroid.
b. Mencegah stress oksidatif dengan mengubah H2O2 menjadi H2O dan
jika tidak terdapat NADPH, H2O2akan di ubah menjadi radikal bebas
hidroksin yang akan menyerang sel.
Pada sel darah merah, kegunaan pertama dari NADPH adalah untuk
mereduksi bentuk disulfid dari glutathione menjadi bentuk sulfhydril,
reduksi glutathione ini adalah untuk mempertahankan struktur normal dari
sel darah merah dan untuk menjaga bentuk hemoglobin dalam bentuk
Fe2+.NADPH pada hati dan payudara digunakan untuk biosintesis asam
lemak.

13
Reaksi pentosa fosfat terjadi dalam sitosol.Enzim pada lintasan pentosa
fosfat seperti pada glikolisis ditemukan di dalam sitosol.Seperti pada
glikolisis, oksidasi dicapai lewat reaksi dehidrogenasi, tetapi dalam hal
lintasan pentosa fosfat, sebagai akseptor hidrogen digunakan NADP+ dan
bukan NAD+.Tidak ada ATP yang digunakan ataupun diproduksi pada
jalur ini.
Terdapat 2 fase pada pentosa fosfat :
1. Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH
Pada fase yang pertama, glukosa 6-phosphate menjalani proses
dehidroginase dan dekarboksilase untuk memberikan sebuah senyawa
pentosa, yaitu ribosa 5-phosphate.
2. Fase nonoksidatif yang menghasilkan prekursor ribosa
Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali
menjadi glukosa 6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama
melibatkan dua enzim yaitu transketolase dan transaldolase.

1. Fase Oksidatif yang menghasilkan NADPH


Reaksi dehydrogenase glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat
trejadi lewat pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh enzim
glukosa-6-fosfat dehydrogenase, suatu enzim yang bergantung pada NADP.
Hidrolisis 6-fosfoglukonolakton dilaksankan oleh enzim glukonolakton
hydrolase.

14
Tahap oksidasi yang kedua dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat
dehydrogenase, yang juga memerlukan NADP+ Sebagai akseptor hydrogen.
Dekarbosilasi kemudia terjadi dengan pembentukan senyawa ketopentosa
yaitu ribulosa 5-fosfat. Reaksi mungkin berlangsung dalam dua tahap
melalui intermediate 3-keto-6-fosfoglukonat.

2. Fase Nonoksidatif yang menghasilkan prekurso ribose.


Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali
menjadi glukosa 6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama
melibatkan dua enzim yaitu transketolase dan transaldolase. Ribulosa 5-
fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua enzim yang berbeda.
Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3
dari ribulosa 5-fosfat, dengan membentuk epimer xilulosa 5-fosfat, yaitu
senyawa ketopentosa lainnya. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase mengubah
ribulosa 5-fosfat menjadi senyawa aldopentosa yang bersesuaian, yaitu
ribose 5-fosfat yang merupakan precursor bagi residu ribose yang
diperlukan dalam sintesis nukleotida dan asam nukleat.

15
Transketolase memindahkan unut dua-karbon yang terdiri atas
karbon aldehid pada gula aldosa. Oleh karena itu, enzim ini mempengaruhi
konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan berkurangnya dua karbon,
dan sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi ketosa dengan
bertambahnya dua atom karbon. Reaksi tersebut memerlukam vitamin B,
yaitu tiamin.
Enzim transketolase mengkatalisis proses pemindahan unit dua
karbon dari xilulosa 5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat yang menghasilkan
ketosa sedoheptulosa 7-fosfat 7 karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat.
Kedua produk ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai
reaksi transdolasi.Enzim transdolase memungkinka pemindahan moietas
dihidroksiaseton 3 karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7-fosfat
kepda aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-
fosfat dan aldosa eritrosa 4-fosfat 4 karbon.
Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi
melibatkan enzim transketolase dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai
donor glikoaldehid. Pada keadaan ini, eritrosit 4-fosfat yang terbentuk di
atas bertindak sebagai akseptor, dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-
fosfat serat gliseraldehid 3-fosfat.

16
4. Jalur Tranfer Elektron

Rantai transpor elektron adalah proses di mana NADH dan


[FADH2] dihasilkan selama glikolisis, B-oksidasi, dan proses katabolik
lainnyateroksidasi sehingga melepaskan energi dalam bentuk ATP.
Mekanisme yang ATP terbentuk dalam ETC disebut phosphorolation
kemiosmotik.
Produk sampingan dari proses katabolik kebanyakan NADH dan
[FADH2] yang merupakan bentuk pengurangan (reduksi). Proses
metabolisme menggunakan NADH dan [FADH2] untuk mengangkut elektron
dalam bentuk ion hidrida (H-). Elektron ini melewati dari NADH atau
[FADH2] untuk pembawa elektron terikat membran yang kemudian
diteruskan kepada pembawa elektron lain sampai mereka akhirnya diberikan
kepada oksigen yang mengakibatkan produksi air.

Saat elektron berlalu dari satu operator elektron ke yang lain ion
hidrogen diangkut ke ruang antarmembran di tiga titik-titik tertentu dalam
rantai. Pengangkutan ion hidrogen menciptakan konsentrasi yang lebih besar
dari ion hidrogen dalam ruang antarmembran dibandingkan dalam matriks
yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan ATP Sintase dan
menghasilkan ATP (molekul energi tinggi).

17
Transfer Elektron

 I (NADH-ubiquinone oxidioreductase): Sebuah protein integral yang


menerima elektron dalam bentuk ion hidrida dari NADH dan melewati
mereka ke ubiquinone
 II (suksinat-ubiquinone oxidioreductase alias dehidrogenase suksinat dari
siklus TCA): Sebuah protein perifer yang menerima elektron dari suksinat
(perantara metabolit siklus TCA) untuk menghasilkan fumarat dan
[FADH2]. Dari suksinat elektron diterima oleh [FAD] (kelompok prostetik
protein) yang kemudian menjadi [FADH2]. Elektron tersebut kemudian
dilewatkan ke ubiquinone.

 Q (Ubiquinone / ubiquinol): Ubiquinone (bentuk teroksidasi molekul)


menerima elektron dari beberapa operator yang berbeda, dari I,
II,dehidrogenase Gliserol-3-fosfat, dan ETF. Sekarang bentuk tereduksi
(ubiquinol) yang melewati elektronnya pergi ke III.
 III (ubiquinol-sitokrom c oxidioreductase): Sebuah protein integral yang
menerima elektron dari ubiquinol yang kemudian diteruskan ke sitokrom c
 IV (sitokrom c oksidase): Sebuah protein integral yang yang menerima
elektron dari sitokrom c dan mentransfernya ke oksigen untuk
menghasilkan air dalam matriks mitokondria.
 ATP Synthas: Sebuah protein terpisahkan terdiri dari beberapa subunit
yang berbeda. Protein ini bertanggung jawab langsung untuk produksi
ATP melalui phosphorolation kemiosmotik. Ia menggunakan gradien
proton yang dibuat oleh beberapa operator lain di ETC untuk
menggerakkan rotor mekanis. Energi dari rotor yang kemudian digunakan
untuk phosphorolate ADT menjadi ATP.
 ETF (Elektron-transfer flavoprotein) dehidrogenase: Ini protein perifer
terletak di sisi matriks dari membran dalam merupakan bagian siklus B-
oksidasi. Elektron dari asil-CoA yang disumbangkan ke flavoprotien-
transfer elektron yang kemudian ditransfer ke ETF (Elektron-transfer
flavoprotein) dehidrogenase dalam bentuk [FADH2]. ETF dehidrogenase
kemudian melewati mereka elektron dari [FADH2] untuk ubiquinone dan
18
melalui RTE.
 Dehydrogenas gliserol-3-fosfat: Ini protein perifer terletak di sisi ruang
antarmembran dari membran dalam merupakan bagian dari sistem
transportasi gliserol-3-fosfat. Ia menerima sebuah proton dari gliserol-3-
fosfat ke [FAD] kelompok prostetik yang menghasilkan [FADH2]. Dari
[FADH2] elektron tersebut kemudian diberikan kepada ubiquinone dan
melalui RTE.

5. Jalur Fosforilasi Oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang


menggunakan energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk
menghasilkan adenosina trifosfat (ATP).Walaupun banyak bentuk kehidupan
di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya menjalankan
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum
digunakan karena ia merupakan cara yang sangat efisien untuk melepaskan
energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya
seperti glikolisis anaerobik.

Rantai transpor elektron dalam mitokondria merupakan tempat


terjadinya fosforilasi oksidatif pada eukariota. NADH dan suksinat yang
dihasilkan pada siklus asam sitrat dioksidasi, melepaskan energi untuk
digunakan oleh ATP sintase.

Selama fosforilasi oksidatif, elektron ditransfer dari pendonor


elektron ke penerima elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini
melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada eukariota,
reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di
dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di
membran dalam sel. Enzim-enzim yang saling berhubungan ini disebut
sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein
19
utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak
enzim-enzim berbeda yang terlibat.
Energi yang dilepaskan oleh perpindahan elektron melalui rantai transpor
elektron ini digunakan untuk mentranspor proton melewati membran dalam
mitokondria. Proses ini disebut kemiosmosis. Transpor menghasilkan energi
potensial dalam bentuk gradien pH dan potensial listrik di sepanjang
membran ini. Energi yang tersimpan dalam bentuk ini dimanfaatkan dengan
cara mengijinkan proton mengalir balik melewati membran
melalui enzim yang disebut ATP sintase. Enzim ini menggunakan energi
seperti ini untuk menghasilkan ATP dari adenosina difosfat (ADP) melalui
reaksi fosforilasi. Reaksi ini didorong oleh aliran proton, yang
mendorong rotasi salah satu bagian enzim.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia
menghasilkan spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen
peroksida. Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas,
merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-
enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga merupakan target
dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.

Tinjauan Transfer Energi Melalui Kemiosmosis

Rantai transpor elektron membawa baik proton maupun elektron,


mengangkut proton dari donor ke akseptor, dan mengangkut proton melawati
membran. Proses ini menggunakan molekul yang larut dan terikat pada
molekul transfer. Pada mitokondria, elektron ditransfer dalam ruang
antarmembran menggunakan protein transfer elektron sitokrom c yang larut
dalam air. Ia hanya mengangkut elektron, dan elektron ini ditransfer
menggunakan reduksi dan oksidasi atom besi yang terikat pada protein pada
gugus heme strukturnya. Sitokrom c juga ditemukan pada beberapa bakteri, di
mana ia berlokasi di dalam ruang periplasma.
20
Dalam membran dalam mitokondria, koenzim Q10 pembawa
elektron yang larut dalam lipid membawa baik elektron maupun proton
menggunakan siklus redoks. Molekul benzokuinon yang kecil ini
sangat hidrofobik, sehingga ia akan berdifusi dengan bebas ke dalam
membran. Ketika Q menerima dua elektron dan dua proton, ia menjadi bentuk
tereduksi ubikuinol (QH2); ketika QH2 melepaskan dua elektron dan dua
proton, ia teroksidasi kembali menjadi bentuk ubikuinon (Q). Akibatnya, jika
dua enzim disusun sedemikiannya Q direduksi pada satu sisi membran dan
QH2 dioksidasi pada sisi lainnya, ubikuinon akan menggandengkan reaksi ini
dan mengulang alik proton melewati membran. Beberapa rantai transpor
elektron bakteri menggunakan kuinon yang berbeda, seperti menakuinon,
selain ubikuinon
Dalam protein, elektron ditransfer antar kofaktor flavin, gugus
besi-sulfur, dan sitokrom. Terdapat beberapa jenis gugus besi-sulfur. Jenis
paling sederhana yang ditemukan pada rantai transfer elektron terdiri dari dua
atom besi yang dihubungkan oleh dua atom sulfur; ini disebut sebagai gugus
[2Fe-2S]. Jenis kedua, disebut [4Fe-4S], mengandung sebua kubus empat
atom besi dan empat atom sulfur. Tiap-tiap atom pada gugus ini
berkoordinasi dengan asam amino, biasanya koordinasi antara atom sulfur
dengan sisteina. Kofaktor ion logam menjalani reaksi redoks tanpa mengikat
ataupun melepaskan proton, sehingga pada rantai transpor elektron ia hanya
berfungsi sebagai pengangkut elektron. Elektron bergerak cukup jauh melalui
protein-protein ini dengan cara meloncat disekitar rantai kofaktor ini . Hal ini
terjadi melalui penerowongan kuantum, yang terjadi dengan cepat pada jarak
yang lebih kecil daripada 1,4×10−9 m.
Banyak proses-proses katabolik biokimia, seperti glikolisis, siklus
asam sitrat, dan oksidasi beta, menghasilkan koenzim NADH yang tereduksi.
Koenzim ini mengandung elektron yang memiliki potensial transfer yang
tinggi. Dengan kata lain, ia akan melepaskan energi yang sangat besar semasa
oksidasi. Namun, sel tidak akan melepaskan semua energi ini secara
bersamaan karena akan menjadi reaksi yang tidak terkontrol. Sebaliknya,

21
elektron dilepaskan dari NADH dan dipindahkan ke oksigen melalui
serangkaian enzim yang akan melepaskan sejumlah kecil energi pada tiap-tiap
enzim tersebut. Rangkaian enzim yang terdiri dari kompleks I sampai dengan
kompleks IV ini disebut sebagai rantai transpor elektron dan ditemukan
dalam membran dalam mitokondria.
1. Kompleks I (NADH dehidrogenase)
2. Kompleks II: Suksinat-Q oksidoreduktase.
3. Komplek 3 (Q-sitokrom c oksidoreduktase)
4. Kompleks IV: Sitokrom C Oksidase.
5. Komplek V (ATP sintase)
2. Pengertian Metabolisme

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam


organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel. Dua tujuan utama
metabolisme yaitu: Konversi makanan menjadi energi umtuk menjalankan
proses seluler. Konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun
protein, lipid, asam nukleat dan karbohidrat.

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah mempelajari tentang metabolisme karbohidrat kita dapat


menyimpulkan bahwa semua proses kimia yang terjadi di dalam sel suatu
organisme disebut metabolisme,dimana terjadi perubahan molekul-moleku
kimiawi melalui jalur-jalur tahapan reaksi yang kompleks. Beberapa jalur
metabolisme merombak molekul kompleks menjadi molekul sederhana
untuk menghasilkan energi (katabolik) melalui proses respirasi dan
fermentasi, jalur metabolisme lain yang sebaliknya menggunakan energy
untuk membangun molekul kompleks (zat organik) dari molekul yang
sederhana berupa zat anorganik (anabolik) melalui proses biosintesis.

B. SARAN

Dari uraian makalah ini disarankan kepada para pembaca


khususnya mahasiswa yang memprogram mata kuliah yang terkait dengan
isi makalah ini agar sebaiknya mencari literatur lain baik dari beberapa
referensi buku maupun internet agar materi ini dapat dikembangkan lebih
luas lagi dengan harapan wawasan dapat bertambah mengenai lima jalur
dalam metabolisme karbohidrat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Campbel,N.A,. Reece.J.B.,dan Mitchel,L.G.2003.Biologi Edisi Kelima Jilid 2.


Jakarta: Erlangga.
Horton,R.H.,Moran,L.A.,Ochs,R.S.,Rawan,J.D.,dan Scrimgeour,K.G.2003.

Principles of Biochemistry Third Edition New York:Prentice-Hall,Inc.

Lehninger,L.A.1993.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:Erlangga.
Strayer,L.1995.Biochemistry.W.H.Freeman and Company,New York and
Basingstoke.

Anda mungkin juga menyukai