Anda di halaman 1dari 26

REVIEW ARTIKEL JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi yang dibina oleh
1. Bapak Ahmad Fauzan Hidayatullah, M.Si
2. Ibu Anif Rizqiyanti Hafiz, M.Sc

Disusun oleh :
Nama : Dwi Cahyono

NIM : 1908086070
Kelas : PB- 5C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
NOVEMBER 2021
REVIEW ARTIKEL JURNAL 1

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Niche Strategy of Campus Planning
Peneliti : 1. Zetong Jiao
2. Benchen Fu
Tahun penelitian : 2019
Sumber artikel : Energy Procedia (2019) : 782-792. Hanbin Institute of Technology.
Hanbin. China.

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Teori niche merupakan salah satu teori penting dalam ekologi, dimana beberapa
tahun terakhir penerapan teori nichel untuk kontruksi bangunan perkotaan
khusunya kampus sedang menjadi tren, sehingga penting untuk mempelajari
perencanaan dan desain kampus dengan menggunakan teori dan metode niche.
2. Tujuan Penelitian.
Mengetahui informasi terkait perencanaan kampus dikombinasikan dengan teori
niche dan mengusulkan strategi perencanaan kampus dari dua aspek, yaitu alam
dan masyarakat.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Teori Niche
Teori niche “ceruk” pertama kali diusulkan oleh RH Johnson yang menggunakan
konsep dimana spesies dengan kebiasaan hidup yang sama tidak akan muncul di
tempat yang sama; alam akan memotong mereka melalui ruang geografis. Tidak
ada kasus spesies yang berbeda menempati relung yang sama, fenomena alam
seperti survival of the fittest dan hukum rimba semuanya disebabkan oleh
tumpang tindih relung.
 Perencanaan kampus dan “ceruk” niche ekologi
Kondisi ekologi kampus dapat dibagi menjadi dua aspek: alam dan masyarakat.
Diantaranya, kondisi relung alami meliputi kondisi iklim, topografi, sumber daya
air, ruang hijau dan vegetasi, dll. Kondisi relung ekologi sosial meliputi budaya
daerah, teknologi konstruksi, dan kondisi ekonomi.
 Objek Penelitian
Enam kampus yang dipilih termasuk Institut Teknologi Harbin, universitas
teknologi Cina selatan, universitas Wuhan, universitas Lanzhou, universitas
Xiamen dan universitas Chongqing sebagai objek penelitian.
 Strategi Niche Perencanaan Kampus
 Ceruk Alami :
a. Sesuai iklim
o Energi matahari, untuk pembangkit listrik/pemanas yang diserap
dengan membangun panel fotovoltaik silikon polikristalin di atap
gedung.
o Energi angin, dengen menekankan ventilasi alami secara maksimal.
b. Menggunakan sumber daya lahan
penggunaan sistem pompa panas sumber tanah di Universitas Teknologi
Henan, menggunakan panas bumi untuk menyesuaikan suhu
(memanaskan/mendinginkan).
c. Melindungi dan memanfaatkan air
mendaur ulang air hujan, dan kemudian berfungsi sebagai sumber air
untuk irigasi dan irigasi.
d. Melindungi sistem penghijauan
Dilakukan dengan penanaman, sesuai dengan musim dan warna lanskap,
menyesuaikan keadaan spiritual guru dan siswa, dan penghijauan sering
kolokasi. Beberapa lanskap buatan seperti air mancur, kolam dan
pegunungan juga dapat berperan dalam mengatur iklim mikro.
e. Daur ulang sumber daya
Penggunaan kembali limbah telah sangat mengurangi konsumsi energi
dan limbah. Daur ulang sumber daya memiliki prospek besar dalam
perencanaan kampus.
 Niche sosial
a. Warisan budaya daerah
seperti pembawaan budaya tradisional, penambangan gaya daerah dan
penggunaan bahan dan teknologi lokal, kesemuanya itu juga dapat
diciptakan untuk beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial
setempat, dan juga dapat menciptakan ruang dengan semangat tempat.
b. Penggunaan teknologi baru
penggunaan teknologi baru dalam perencanaan kampus terutama
inovasi dan pemanfaatan teknologi tradisional secara komprehensif,
terutama untuk membangun sistem teknologi rendah karbon hijau.
c. Pertimbangan manfaat ekonomi
untuk mengontrol dan beradaptasi dengan pembangunan kota dan
investasi dana, untuk mengevaluasi manfaat komprehensif dari sistem
kampus, untuk meningkatkan siklus hidup kampus dan untuk
membangun kampus pembangunan berkelanjutan
D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan
1. Kondisi ekologi kampus dapat dibagi menjadi dua aspek: alam dan masyarakat.
2. Kondisi relung alami meliputi kondisi iklim, topografi, sumber daya air, ruang
hijau dan vegetasi, dll.
3. Kondisi relung ekologi sosial meliputi budaya daerah, teknologi konstruksi, dan
kondisi ekonomi.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 2

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Environmental footprint assessment of green campus from a food-water-
energy nexus perspective
Peneliti : 1. Yifan Gu
2. Hongtao Wang
3. Zoe P.Robinson
4. Xin Wang
5. Jiang Wu
6. Xuyao Li
7. Jin Xu
8. Fengting Li
Tahun : 2018
Sumber artikel : Energy Procedia 152 (2018) : 240-246. Tongji University. Shanghai.
China

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Karena kompleksitasnya yang tinggi dan saling ketergantungan yang masif,
kampus hijau yang berfokus pada satu sistem seringkali tidak berjalan dengan
baik. Namun, sebagian besar upaya untuk kampus hijau terfragmentasi dengan
berfokus pada satu bidang seperti pengelolaan sampah; kurangnya upaya terpadu
seperti itu dapat menyebabkan implementasi tujuan programnya tidak efisien.
Selain itu, hubungan pangan-air-energi di perguruan tinggi masih perlu
ditentukan. Oleh karena itu, penting untuk membangun sistem evaluasi yang
komprehensif dan metodologi kampus hijau untuk mengisi kesenjangan
penelitian.
2. Tujuan Penelitian.
Untuk memahami secara sistematis dan komprehensif bagaimana universitas
berinteraksi dengan siklus hidrologi, sumber daya energi, dan iklim.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Bahan dan Metode
 Deskripsi studi kasus : Keele University menempati area seluas 2500.000
m2 kampus pedesaan dan terdiri dari halaman rumput yang luas, hutan dan
danau. Dengan ruang akademik, domestik, dan komersial termasuk aula
untuk tempat tinggal mahasiswa dan staf.
 Perhitungan jejak lingkungan : Dalam penelitian ini, total jejak air
Universitas Keele terdiri dari jejak air langsung, jejak air makanan dan jejak
air energi. Jejak energi total Universitas Keele terdiri dari jejak energi
langsung, dan jejak energi rantai pasokan termasuk pasokan air, pembuangan
limbah, dan pengolahan air limbah.
 Hasil dan Pembahasan
 "Jejak lingkungan" umat manusia diterima secara luas sebagai indikator yang
mencerminkan tekanan antropogenik total di bumi. Jejak air mengukur
penggunaan air tawar dan polusi air. Jejak energi memetakan energi secara
langsung dan tidak langsung yang dibutuhkan dalam aktivitas manusia. Jejak
karbon mengukur CO2 emisi
 Penelitian jejak energi
Dengan kampus lebih dari 250 bangunan, 11328 mahasiswa dan staf,
Universitas Keele adalah pengguna energi yang signifikan. Total jejak energi
langsung Universitas Keele adalah 42.811.409 kWh selama tahun akademik
2015/16, termasuk 11.972.793 kWh konsumsi energi listrik jaringan dan
28.594.666 kWh konsumsi energi gas jaringan.
 Penilaian jejak karbon
o Jejak karbon dari konsumsi gas alam di tahun akademik 2015/16 adalah
6654 ton CO2e. Sedangkan jejak karbon gird dan listrik yang dihasilkan
di lokasi masing-masing adalah 5229 dan 401 ton. Upaya perbaikan dari
Universitas Keele menggunakan solar-PV, kontrol deteki lampu hanya
menyala saat dibutuhkan.
o Jejak karbon pasokan air dan pengolahan air limbah masing-masing
adalah 100 dan 175 ton. Salah satu perbaikan lingkungan utama yang
dilakukan oleh Universitas Keele adalah tidak ada limbah Universitas
yang dikirim langsung ke TPA tetapi digunakan kembali, didaur ulang,
atau dipulihkan oleh kontraktor limbah.
o jejak karbon 3 (pasokan air limbah dan pembuangan sampah) dan jejak
karbon total Universitas Keele pada tahun akademik 2015/16 adalah
1688 dan 12972 ton CO2e masing-masing.
 Penilaian Jejak Air
Universitas Keele berkomitmen untuk mengelola penggunaan air secara
efisien, sementara juga memastikan rencana yang kuat untuk meminimalkan
risiko polusi dari kegiatan yang berhubungan dengan air. Air bersih disuplai
untuk aula tempat tinggal, dan gedung-gedung akademik dan pusat
pelayanan. Total pengambilan air Universitas Keele adalah 290925 m3
selama tahun ajaran 2015/16.
 Dalam studi yang mengkaji kerangka jejak lingkungan, jejak energi, jejak karbon,
dan analisis jejak air ini dilakukan secara komprehensif untuk memahami
bagaimana universitas berinteraksi dengan siklus hidrologi, sumber daya energi,
dan iklim.
D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan
1. Pembangunan kampus hijau perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang
komprehensif.
2. Jejak air mengukur penggunaan air tawar dan polusi air.
3. Jejak energi memetakan energi secara langsung dan tidak langsung yang
dibutuhkan dalam aktivitas manusia
4. Jejak karbon mengukur CO2 emisi.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 3

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Indigenous People and Biodiversity
Peneliti : Victor M Toledo
Tahun penelitian : 2013
Sumber artikel : Encyclopedia of Biodiservity (2013) 4 : 269-278. National University of
Mexico. Morelia. Mexico

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Secara global keanekaragaman budaya manusia dikaitkan dengan konsentrasi
keanekaragaman hayati yang tersisa, dimana banyak jalur terakhir dari hutan
belantara yang dihuni oleh masyarakat adat selama ribuan tahun dan memiliki
klaim ribuan tahun terhadap wilayah dengan tingkat keanekaragam yang tinggi.
Namun keanekaragaman budaya dan keanekaragamn hayati terancam punah
sekarang.
2. Tujuan Penelitian.
Memaparkan ulasan terkait pentingnya berbagai masyarakat adat dan
menegaskan bahwa pandangan, pengetahuan, dan praktik lokal yang bergharga
dan khusus digunakan oleh masyarakat adat pada pemeliharaan keanekaragaman
hayati.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Keanekaragaman Hayati dan Keanekaragaman Budaya
Secara global keanekaragaman budaya manusia dikaitkan dengan konsentrasi
keanekaragaman hayati yang tersisa, faktanya ada bukti tumpang tindih yang luar
biasa antara pemetaan geografis global wilayah dunia dengan kekayaan hayati
yang tinggi dan wilayah dengan keragaman bahasa yang tinggi, menjadi satu-
satunya indikator terbaik dari budaya yang berbeda.
 Keanekaragaman Hayati dan Perampasan Biomassa : Peran Masyarakat
Adat Masyarakat adat adalah sebagian kecil perampas biomassa manusia yang
menentukan dampak ekologis terendah, dimana mereka umumnya tinggal di
“tanah perbatasan” atau “daerah perlindungan”, sehingga daerah terpencil dari
hutan belantara dimana struktur komponen dari ekosistem asli tidak tersentuh.
Dalam banyak kasus tanah dan perairan yang ditempati masyarakat adat tidak
diketahu, tidak diklam, dan tidak dimiliki.
 Keanekaragaman Hayati dan Etnoekologi : Pandangan, Pengetahuan, dan
Praksis Masyarakat Adat.
 Kormus : kelompok adat sebagai mekanisme yang mengatur penggunaan dan
pengelolaan sumber daya, dimana setiap tindakan perampasan alam harus
dinegosiasikan dengan melalui mekanisme seperti ritual agraria dan
tindakan perdukunan (pertukaran simbolik)
 Korpus : masyarakat adat menyimpan perbendaharaan pengetahuan ekologi
yang umumnya bersifat lokal, kolektif, diakronis, dan histolis.
 Praksis : masyarakat adat umumnya hidup dengan mengambil alih
keaekaragaman hayati dari lingkungan terdekat mereka,oleh karena itu
kehidupannya lebih didasarkan pada pertukaran ekologis sehingga
mngadopsi mekanisme bertahan hidup yang menjamin aliran barang,
material, dan energi yang tidak terputus dari ekosistem.
 Melestarikan Keanekaragaman Hayati dengan Memberdayakan Masyarakat
Adat
Mengingat pentingnya masyarakat adat yang ditunjuk sebagai konservasi
keanekaragaman hayati maka penting untuk mempertahankan, memperkuat, dan
memberi kontrol terhadap masyarakat adat atas wilayah dan sumber daya alam
ereka sendiri serta memberikan akses yang memadai terhadap informasi dan
teknologi.
D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan.
1. Keanekaragaman budaya manusia berikatan dengan keanekaragaman hayati.
2. Kelompok adat sebagai mekanisme yang mengatur penggunaan dan pengelolaan
sumber daya.
3. Masyarakat adat menyimpan perbendaharaan pengetahuan ekologi yang
umumnya bersifat lokal, kolektif, diakronis, dan histolis.
4. Pentig untuk melibatkan masyarakat adat atas penlestarian keanekaragaman
hayati.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 4

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Healthy campus by open space design : Approaches and guidelines
Peneliti : 1. Stephen Siu Yu Lau
2. Zhonghua Gou
3. Yajing Liu
Tahun penelitian : 2014
Sumber artikel : Frontiers of Architectural Research (2014) 3 : 452-467.

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Kehidupan universitas yang penuh tekanan sehingga banyak kasus mahasiswa
mengalami tingkat stress yang tinggi, oleh karena itu diperlukan ruang terbuka
yang terletak diantara gedung-gedung dan berfungsi sebagai sumbangan dari
lingkuangan.
2. Tujuan Penelitian.
untuk mengidentifikasi bagaimana ruang terbuka dapat mempengaruhi stres
manusia.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Desain ruangan :
 Halaman : Halaman yang man bentuk ruang terbuka yang dikelilingi oleh
bangunan dapat menghasilkan rangsanerupakgan alam melalui penawaran
pemandangan dan pemandangan untuk bangunan di sekitarnya. Tampilan
jendela dapat secara efektif memfasilitasi pemulihan bagi pengguna dalam
ruangan. Selain itu, koneksi visual dengan ruang terbuka akan menyebabkan
pemanfaatan ruang terbuka secara aktif.
 Sirkulasi : Ruang terbuka menghubungkan berbagai area kampus dengan
jalan aksial, yang dapat membentuk struktur spasial yang kuat di kampus.
Namun, ruang sirkulasi menyediakan jauh lebih banyak daripada
transportasi. Sirkulasi yang terencana dengan baik dapat mengontrol
stimulasi berlebih dengan meminimalkan paparan kebisingan dan
kemacetan.
 Privasi : Ruang terbuka menghubungkan berbagai area kampus dengan jalan
aksial, yang dapat membentuk struktur spasial yang kuat di kampus. Namun,
ruang sirkulasi menyediakan jauh lebih banyak daripada transportasi.
Sirkulasi yang terencana dengan baik dapat mengontrol stimulasi berlebih
dengan meminimalkan paparan kebisingan dan kemacetan. Jarak yang jauh
dari topologi yang sama bisa jadi membosankan. Berbagai fungsi yang
ditanamkan di sepanjang jalan akan menghindari monoton dan kebosanan.
 Desain hijau : Ruang terbuka dapat dianggap sebagai ekosistem, yang
menawarkan habitat, menopang makhluk, memanen air hujan, dan
membentuk iklim mikronya sendiri. Ditutupi oleh tanaman hijau, ruang
terbuka menyediakan “perlindungan alami” perkotaan bagi serangga, hewan
kecil, dan manusia. Ini adalah habitat penting bagi tumbuhan dan hewan asli
dan membantu melestarikan keanekaragaman hayati lokal.
 Tanaman air : Taman air atau hujan adalah sejenis ruang terbuka yang
membantu pengelolaan air hujan. Tanaman dan rumput asli yang berakar
dalam ditanam, yang menangkap limpasan air hujan dan dinamis pelapisan
horizontal dan vertikal untuk menciptakan serangkaian ruang terjalin untuk
panen air hujan
D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan
1. Dalam membuat desain ruang terbuka untuk kampus, maka perlu memperhatikan
beberapa desain ruang.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 5

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Reinventing papadak/hoholok as a traditional management system of
marine resources in Rote Ndao, Indonesia
Peneliti : 1. Putu Oktavia
2. Wilmar Salim
3. Glaudy Perdanahardja
Tahun penelitian : 2018
Sumber artikel : Ocean and Coastal Management 161 (2018) : 27-49. Institut Teknologi
Bandung. Indonesia

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Meningkatnya aktivitas di laut menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap
sumber daya laut. Peningkatan eksploitasi sumber daya laut antara lain
disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar akan hasil laut, bahkan yang
sebelumnya tidak digunakan, dan pada akhirnya menyebabkan menipisnya
sumber daya tersebut
2. Tujuan Penelitian.
untuk memahami proses yang berkontribusi pada keberhasilan pembentukan dan
implementasipapadak/ hoholok dalam pengelolaan sumber daya laut di Rote
Ndao.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Pentingnya ekologi perairan teritorial Rote Ndao
Wilayah perairan Rote Ndao dibagi menjadi 4 (empat) zona/sub zona, yaitu zona
pemanfaatan, sub zona perikanan berkelanjutan tradisional, sub zona perikanan
berkelanjutan umum dan sub zona perlindungan cetacea. Zona dan subzona ini
diharapkan dapat mendukung pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut Rote
Ndao secara berkelanjutan dalam rangka melindungi dan melestarikan
sumberdaya alam guna mendukung pembangunan di Rote Ndao, khususnya di
bidang kelautan dan perikanan. Keberadaan sumber daya alam pesisir dan laut di
Rote Ndao sangat penting dalam rangka mendukung pengembangan kabupaten
ini sebagai pusat terpadu pengembangan kelautan dan perikanan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
 Penggambaran papadak laut/hoholok
Dalam kasus kelautan papadak/ hoholok, sumber daya yang dikelola (yaitu laut)
tidak dimiliki secara pribadi tetapi dikendalikan oleh negara. Dengan demikian,
seluruh biaya operasional penerapan marinepapadak/hoholok tidak dapat
dibebankan kepada “pemilik tanah” karena tidak ada pengakuan kepemilikan di
wilayah laut selain milik pemerintah.
 Partisipasi dan inklusivitas
Ada perbedaan dalam proses penyiapan lahan papadak/ hoholok dengan kelautan
papadak/hoholok. Di darat papadak/hoholok, aturannya disusun sepenuhnya
oleh para tetua melalui Langga Mook. Di lautpapadak/hoholok, Namun, semua
anggota masyarakat bersama-sama menyiapkan aturan. Panitia perumus yang
dibentuk dari masyarakat kemudian menulis aturan untuk dikonsultasikan ke
FKTA-PB sebelum disosialisasikan kembali ke masyarakat. Sosialisasi dilakukan
secara berulang-ulang selama perumusan aturan untuk memastikan semua
anggota masyarakat memahami aturan yang akan diterapkan dipapadak/hoholok.
Kegiatan ini dilakukan dalam berbagai kesempatan, disisipkan dalam kegiatan
sehari-hari para
D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan
1. Wilayah perairan Rote Ndao dibagi menjadi 4 (empat) zona/sub zona, yaitu zona
pemanfaatan, sub zona perikanan berkelanjutan tradisional, sub zona perikanan
berkelanjutan umum dan sub zona perlindungan cetacea.
2. Kelautan papadak/ hoholok, sumber daya yang dikelola (yaitu laut) tidak dimiliki
secara pribadi tetapi dikendalikan oleh negara.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 6

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Developing a Sustainable Mobility Action Plan for University Campuses
Peneliti : 1. P.Papantoniou
2. G. Yannis
3. E. Vlahogianni
4. M. Attard
5. A. Regattieri
6. F. Piana
7. F. Pilati
Tahun penelitian : 2020
Sumber artikel : Transportation Research Procedia (2020) 48 : 1908-1917.

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Sementara kebutuhan akan proses perencanaan yang lebih berkelanjutan dan
integratif sebagai cara untuk menangani kompleksitas mobilitas perkotaan telah
diakui secara luas, Rencana Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan (Sustainable
Urban Mobility Plans/SUMPs) telah menjadi alat yang sangat penting untuk
menentukan serangkaian tindakan yang saling terkait yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan mobilitas kota dan manusia. Berfokus lebih sempit pada
kampus universitas, karakteristik khusus menyangkut fakta bahwa universitas
adalah tempat menghasilkan jadwal yang tidak teratur dan pergerakan orang dan
barang yang konstan sepanjang hari. Hal ini bahkan lebih terlihat di kampus
universitas dengan komuter harian dari populasi universitas, jarak tempuh yang
lebih jauh, dan dominasi penggunaan mobil pribadi dibandingkan sarana
transportasi tidak bermotor. Oleh karena itu perlu dikembangkan SUMPs di
wilayah kampus.
2. Tujuan Penelitian.
Mempresentasikan state of the art mengenai rencana mobilitas yang telah
diterapkan di universitas-universitas di Eropa dan untuk menyajikan template
rencana aksi yang dapat digunakan oleh universitas sebagai panduan untuk
perencanaan dan pelaksanaan rencana mobilitas yang komprehensif.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Rencana mobilitas di Kampus Universitas
Mobilitas universitas untuk mengembangkan rencana aksi untuk rencana
mobilitas universitas berkelanjutan yang efisien dan efektif yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan. kampus. Selanjutnya, dalam
tinjauan
mutakhir dokumen teknis yang memeriksa rencana aksi, sebagian besar studi (i)
menangani tingkat kematangan yang berbeda di antara kota-kota dalam hal SUMP
dan perencanaan mobilitas di tingkat Universitas, (ii) memiliki aksesibilitas yang
terbatas ke data dan dokumen (misalnya bahasa lokal, referensi hanya untuk
rencana, tingkat detail yang buruk, informasi yang terfragmentasi), dan terakhir
(iii) sebagian besar rencana mobilitas universitas terbatas untuk memberikan
informasi praktis tentang solusi transportasi yang tersedia dari/ke kampus.
 Rencana aksi
Rancangan rencana aksi yang diusulkan adalah panduan strategis dengan urutan
langkah-langkah yang didorong untuk diikuti oleh para perencana untuk
membuat rencana mobilitas universitas yang berkelanjutan. rencana aksi yang
diusulkan mempertimbangkan beberapa fitur lain yang relevan untuk definisi
rencana aksi yang tepat. Karakteristik universitas yang paling signifikan
dipertimbangkan adalah: ukuran universitas, infrastruktur transportasi yang ada,
layanan transportasi umum, lokasi geografis dan keterbukaan populasi
universitas terhadap solusi mobilitas yang berkelanjutan.
 Rencana waktu rencana aksi
Ini adalah perkiraan indikatif yang dimaksudkan untuk memandu perencana
mobilitas Universitas untuk mencapai rencana akhir. Secara total, Rencana Aksi
yang diusulkan memiliki perkiraan durasi sekitar 22 bulan. bagian Studi adalah
yang paling memakan waktu dengan perkiraan durasi 10 bulan yang
didistribusikan secara merata di antara berbagai kegiatan. Bagian Rencana
dibedakan dengan durasi yang luar biasa dari 8 bulan. Di antara aktivitasnya,
“Komunikasi dan keterlibatan masyarakat” kurang lebih memiliki durasi
pelaksanaan seluruh rencana karena merupakan kegiatan pemantauan dan
informasi. Aksi Do berlangsung sekitar 4 bulan, sedangkan bagian Check & Act
bersifat komprehensif dari seluruh durasi rencana aksi, karena aktivitas yang
terlibat sangat terintegrasi dengan bagian-bagian berbeda dari Rencana Aksi.

D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan


1. Mobilitas universitas untuk mengembangkan rencana aksi untuk rencana
mobilitas universitas berkelanjutan yang efisien dan efektif yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan.
2. Rencana aksi mempertimbangkan fakta bahwa Kampus Universitas tertanam ke
dalam konteks mobilitas menyeluruh yang melihat pengguna akhir lain dari
layanan mobilitas berbagi dengan infrastruktur dan layanan pengguna akhir
Universitas.
3. Rencana aksi yang diusulkan menawarkan saran untuk memuaskan, khususnya
kebutuhan mahasiswa dan staf universitas dengan mempertimbangkan
keberlanjutan teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan dari solusi mobilitas yang
diusulkan.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 7

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Students’ Perceptions of the Implementation of Sustainable Campus
Development Based on Landscape Concepts at Andalas University
Peneliti : 1. Nilda Tri Putri
2. Elita Amrina
3. Sri Nuraeni
Tahun penelitian : 2020
Sumber artikel : Procedia Manufacturing (2020) 43 : 255.262. Andalas University.
Padang. Indonesia

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Keberlanjutan kampus telah menjadi isu dan perhatian global bagi para
pengambil kebijakan dan perencana di perguruan tinggi sebagai akibat dari
realisasi dampak kegiatan kampus terhadap lingkungan.
2. Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap implementasi pembangunan
kampus berkelanjutanberdasarkan konsep lansekap di Universitas Andalas, dan
mengusulkan usulan perbaikan dalam pelaksanaan pembangunan kampus
berkelanjutan dengan konsep lansekap di Universitas Andalas.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Software Statistik SPSS 20.0. Metode
yang digunakan dalam pengujian keabsahan data adalah dengan menggunakan
metode product moment Pearson yang menggunakan nilai r tabel. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach's Alpha. Hasil uji
validitas dan reliabilitas persepsi penerapan dan tingkat kepentingan
pembangunan kampus berkelanjutan berbasis konsep landscape menunjukkan
bahwa semua indikator valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari t tabel
dan reliabel karena memiliki alpha nilai lebih besar dari 0,7.
 Perhitungan Tingkat Penerapan dan Tingkat Minat Pembangunan Kampus
Berkelanjutan di Universitas Andalas
Perhitungan Kesenjangan Tingkat Penerapan dan Tingkat Minat Pengembangan
Kampus Berkelanjutan Universitas Andalas dilakukan dengan cara menurunkan
rata-rata skor tingkat kepentingan dengan rata-rata skor bobot persepsi
penerapan. Rata-rata skor bobot diperoleh dengan membagi nilai bobot skor
dengan jumlah responden. Bobot skor diperoleh dari hasil penjumlahan jumlah
responden pada setiap jawaban dikalikan dengan skor setiap jawaban pada skala
Likert. Nilai gap ini kemudian dipilah untuk mengetahui prioritas perbaikan.
 Hasil
Tingkat penerapan dan tingkat kepentingan pembangunan kampus berkelanjutan
di Universitas Andalas menunjukkan adanya perbedaan jarak antara masing-
masing indikator pada setiap faktor yang dipertimbangkan dalam pembangunan
berkelanjutan berdasarkan konsep lanskap. Hal ini dinilai dari persepsi
mahasiswa terhadap penerapan dan tingkat minat kampus berkelanjutan
berdasarkan konsep lanskap. Usulan perbaikan pembangunan kampus
berkelanjutan di Universitas Andalas berdasarkan konsep landscape
menunjukkan bahwa hasil urutan prioritas perbaikan memiliki beberapa faktor
yang paling mendominasi dengan jumlah prioritas peningkatan tertinggi yaitu
faktor keamanan, kenyamanan dan pencahayaan. Faktor lain yang indikatornya
termasuk dalam prioritas perbaikan antara lain pertimbangan ruang, sirkulasi,
dan utilitas dalam lanskap. Sedangkan faktor lain seperti pertimbangan vegetasi
dan sistem hijau, pertimbangan material keras, dan identitas lokal tidak ada
indikator yang termasuk dalam prioritas perbaikan.

D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan


1. Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga pilar, yaitu aspek sosial, aspek
lingkungan dan aspek ekonomi.
2. Program kampus berkelanjutan berkonsentrasi pada unsur-unsur utama sebagai
berikut: 1). Meningkatkan efisiensi; 2). Melindungi dan memulihkan sistem
ekologi, dan 3). Meningkatkan kesejahteraan semua bangsa.
3. Pembangunan kampus berkelanjutan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengorbankan pemenuhan generasi berikutnya
REVIEW ARTIKEL JURNAL 8

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Local Knowladge and Management of Simpukng (Forest gardens) the
Dayak People in East Kalimantan, Indonesia
Peneliti : 1. Elok Mulyoutami
2. Ratna Rismawan
3. Laxman Joshi
Tahun penelitian : 2009
Sumber artikel : Forest Ecology and Management (2009) 257 : 2054-2061.

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Beberapa informasi tentang tanaman obat di hutan dan simpukng di wilayah ini
dapat ditemukan dalam literatur abu-abu. Sampai saat ini pengetahuan lokal
masyarakat Dayak tentang tanaman obat dan pengelolaannya dalam sistem
simpukng belum banyak dipelajari
2. Tujuan Penelitian.
Menjelaskan sistem pengelolaan agroforestri tradisional yang digunakan oleh
masyarakat Dayak Benuaq dan Bentian di desa-desa terpilih di Kalimantan Timur
dengan fokus khusus pada peran mereka dalam produksi tanaman obat dan hasil
hutan nonkayu lainnya

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Semua desa Dayak memiliki hutan alam (bengkar) dari mana kayu, rotan,
tanaman obat, madu, sayuran liar dan hewan dipanen secara teratur. Sebagian
besar bengkar adalah hutan dipterokarpa campuran yang merupakan cagar alam
komunal yang digunakan terutama untuk berburu dan ekstraksi skala kecil untuk
penggunaan pribadi atau rumah tangga; penebangan atau eksploitasi komersial
tidak diperbolehkan di hutan-hutan ini. Izin untuk memanen hasil hutan
memerlukan izin dari kepala desa (Kepala Desa).
 Simpukng lati adalah kawasan cagar alam yang dirancang khusus yang digunakan
untuk memasok bahan bangunan bagi masyarakat. Beberapa simpukng digunakan
untuk ritual dan upacara adat—kwangkai (upacara penguburan tradisional) atau
belian (upacara penyembuhan tradisional).
 Secara struktural, simpukng sangat mirip dengan hutan alam yang tidak dikelola,
dengan keanekaragaman flora yang tinggi, termasuk banyak spesies berguna yang
menyediakan buah, kayu bakar dan kayu, dan tanyut atau ''pohon madu'' yang
biasanya sangat tinggi dengan tajuk yang tinggi. Contoh pohon madu antara lain
jelemu atau lomuq (Canarium pseudodecumanum), banggeris (Kompassia
malaccensis), puti (Koompassia exelsa),lomuq (Canarium pseudo-decumanum),
kapur atau ngoik (Dryobalanops lanceolata), bengkirai (Shorea laevis) dan bilas
(ficus albifil).
 Secara teoritis simpukng dapat didirikan di mana saja—di ladang perladangan
(ladang atau umaq), di dekat pemukiman, rumah panjang dan bahkan di dekat
rumah individu dan tempat ibadah. Simpukng lou atausimpukng lamin ditemukan
dekat dengan rumah panjang (dikenal sebagai lou ataulamin), dan simpukng belai
dekat dengan rumah keluarga individu.
 Simpukng umumnya terdiri dari beberapa tanaman dengan musim berbuah yang
berbeda, sehingga panen produk dimungkinkan sepanjang tahun. Spesies yang
tidak memiliki musim berbunga dan panen tertentu seperti pisang, pepaya, kelapa
dipanen setiap saat sepanjang tahun. Bambu, rotan, karet dan kayu dapat dipanen
sesuai kebutuhan. Buah-buahan lainnya sepertiMangifera indica (buah mangga),
Durio zibethinus (durian) memiliki musim berbuah yang berbeda dan pendek.
Kayu dari simpukng digunakan untuk konstruksi rumah, peti mati (lungun) dan
perahu kecil (perahu). Baik produk kayu maupun non-kayu dari simpukng
penting bagi masyarakat Dayak, baik untuk uang tunai maupun untuk konsumsi.
 Ada sekitar 30 jenis rotan di Kalimantan Timur. Semua rotan memiliki akar yang
kasar, berserat dan beregenerasi melalui batang atau biji. Ada tipe clustering dan
creeping. Rotan lebih menyukai daerah lembab, karena itu ditemukan di
sepanjang sungai dan tanah miring.

D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan


1. Simpukng lati adalah kawasan cagar alam yang dirancang khusus yang digunakan
untuk memasok bahan bangunan bagi masyarakat.
2. Kebot (istilah Dayak untuk kebun) mengacu pada petak-petak yang dikelola
secara lebih intensif yang menghasilkan komoditas untuk dijual.
3. Jenis tumbuhan yang bernilai komersial lebih intensif dikelola di dalam simpukng,
antara lain rotan, pohon buah-buahan seperti langsat (Lansium domesticum) dan
durian (Durio zibethinus).
REVIEW ARTIKEL JURNAL 9

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Academic Greenspace and Well-Beig-Can Campus Landscape be
Therapeutic ? Evidence from a German University
Peneliti : 1. Julia Follmer
2. Thomas Kistemann
3. Cermen Anthonj
Tahun penelitian : 2020
Sumber artikel : Wellbeing, Space and Society (2020) : 1-49.

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Situs kampus universitas dan ruang akademik menawarkan lingkungan integral
untuk rutinitas sehari-hari, hidup, bekerja dan belajar untuk peningkatan jumlah
dan keragaman siswa. Siswa menghabiskan banyak waktu mereka di kampus
terlibat dalam kegiatan yang terus-menerus membutuhkan perhatian dan
konsentrasi yang sangat terfokus. Universitas tidak hanya berfungsi sebagai
tempat pendidikan formal dan sebagai pemberi kerja skala besar, tetapi juga
menyediakan lingkungan di manasiswa mengembangkan identitas pribadi dan
sosial mereka pada tahap yang signifikan dalam kehidupan mereka.
2. Tujuan Penelitian.
Untuk mengungkapkan keterkaitan antara persepsi siswa tentang kesehatan
mereka dan fisik, sosial dan mental kesejahteraan di tempat dan ruang akademik.
Dengan demikian, penyelidikan berfokus pada pola-pola penggunaan ruang hijau
kampus, elemen pembentuk identitas, pengalaman pribadi, ikatan emosional.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Penggunaan Hofgarten (E-learning)
Secara umum, semua kelompok paling sering menunjukkan alasan seperti:
bertemu teman, istirahat di antara kursus atau saat makan siang untuk bersantai
dari kehidupan sehari-hari, menghabiskan waktu luang, dan memanfaatkan waktu
yang dihabiskan di alam. Namun kebanyakan mahasiswa justru lebih memilih
mengakses horfargen.
 Peran dari Hofgarten dalam kehidupan universitas
Mayoritas peserta tidak menganggap Hofgarten sebagai faktor penarik penting
untuk keputusan untuk belajar, tetapi sebagian besar siswa menganggap Ruang
Hijau Akademik sebagai elemen fundamental yang membentuk citra universitas.
 Mengadopsi konsep luas lanskap terapeutik ke Academic Greenspace
Dalam diskusi berikut, kami mengungkap bagaimana kualitas hidup di kampus
dapat dibuktikan melalui pendekatan berbasis pengaturan untuk promosi
kesehatan yang mempertimbangkan kondisi fisik-material dan aspek non-moneter
dari kesehatan dan kesejahteraan.
 Ruang fisik
Mempertimbangkan elemen lanskap fisik-material selain empat dimensi
apropriasi tion memfasilitasi pemahaman holistik tentang Hofgarten sebagai
konstruksi dinamis yang dikombinasikan dari kondisi material dan makna yang
dialokasikan.

D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan


1. Mahasiswa lebih memilih mengakses hofgarten daripada bersosialisasi.
2. Banyaknya tugas membuat mahasiswa merasa tertekan dan membahayakan
kesehatan mental.
REVIEW ARTIKEL JURNAL 10

A. Bibliografi Artikel yang Dianalisis


Judul Penelitian : Effect of the COVID-19 Pandemic on the use and Perception of Urban
Green Space : An International Exploratory Study
Peneliti : 1. Francesca Ugolini
2. Luciano Masetti
3. Padro Galaza-Martinez
4. Paloma Garinanos
5. Cynnamon Dobbs
6. Silvija Krajter Ostoic
7. Ana Marija Marin
8. David Pearlmutter
9. Hadas Saaroni
10. Ingrida Sauliene
11. Maja Simoneti
12. Andrej Verlic
13. Dijana Vuletic
14. Giovanni Sanesi
Tahun penelitian : 2020
Sumber artikel : Urban Forestry & Urban Greenig (2020) 56 : 126-134

B. Masalah dan Tujuan Penelitian


1. Masalah
Pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang dengan berfokus
pada keseimbangan lingkungan, sosial dan ekonomi. Di sisi lain, jumlah
mahasiswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi semakin meningkat setiap
tahunnya
2. Tujuan Penelitian.
Untuk menguji efektivitas pendekatan kampuss fisik pembangunan di Malaysia
pada keberlanjutan campus.

C. Ulasan Artikel Jurnal


 Struktur tata letak kampus
Struktur tata ruang kampus mempengaruhi pola kehidupan di kampus terutama
dalam hal aksesibilitas dan sirkulasi. Selain itu, ada kekurangan fisik.
 Aksesibilitas
Aksesibilitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan barang, jasa,
dan aktivitas. Umpan balik yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa
aksesibilitas dari kawasan pemukiman ke kawasan akademik tertinggi di USM
diikuti oleh UPM, UM dan UKM. Hal ini mungkin disebabkan oleh struktur tata
letak USM yang lebih kompak dibandingkan kampus lain. Ini mengurangi jarak
antara daerah-daerah. Untuk kampus UKM, penempatan mahasiswa secara acak di
area pemukiman dan pembangunan kampus yang luas dengan akresi sederhana
meningkatkan jarak antara area perumahan dan akademik dan mengurangi tingkat
aksesibilitas.
 Keamanan dan Pencahayaan
Berdasarkan masukan yang diterima dari mahasiswa, ada beberapa lokasi yang
tidak aman di kampus. Jalan, trotoar, dan area parkir termasuk di antara lokasi
yang dianggap sebagai area paling berisiko. Hal ini terkait erat dengan faktor
iluminasi ketika umpan balik juga menunjukkan bahwa tingkat iluminasi di area
ini paling rendah dibandingkan dengan lokasi lain. Survei juga menemukan bahwa
desain sirkulasi tidak ramah pengguna. Jalur pejalan kaki yang gelap, tidak ada
pemisahan jalur pejalan kaki dan jalan, perjalanan jarak jauh, dan area berisiko di
sepanjang jalur pejalan kaki menyebabkan rasa tidak aman bagi siswa. Selain itu,
kondisi jalan yang buruk meningkatkan risiko kecelakaan dan kerusakan
kendaraan.

D. Fakta-Fakta Unik dan Konsep Penting yang Ditemukan


1. Struktur tata ruang kampus mempengaruhi pola kehidupan di kampus terutama
dalam hal aksesibilitas dan sirkulasi.
2. Aksesibilitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan barang, jasa,
dan aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai