Anda di halaman 1dari 8

MUHAMMAD RAFI AHNAF

XII MIPA 1
Menganalisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
1. Sinopsis
Srinthil adalah bocah berusia 11 tahun yang kehilangan kedua orang
tuanya karena keracunan Tempe Bongkrek. Dia dianggap keturunan Ki
Secamenggala yang diyakini dapat meengembalikan citra pedukuhan
Srinthil yang kala itu masih bayi, dirawat oleh kakek dan neneknya.
Kakeknya meyakini Srinthil sudah kerasukan Indung Ronggeng dan
dilahirkan sebagai Ronggeng dengan restu arwah Ki Secamenggala.
Karena anggapan seperti itulah, Srinthil digembleng menjadi
Ronggeng. Kartareja, sang dukun Ronggeng mengajak Srinthil mengikuti
tahapan menjadi Ronggeng sesungguhnya.
Namun, ada Rasus yang keberatan bahwa Srinthil mengikuti tahapan
tersebut. Dia adalah teman Srinthil sejak kecil. Rasus merasa sakit hati dan
tidak dapat menerima bahwa Srinthil menjadi Ronggeng.
Karena hal tersebut, Rasus memutuskan untuk pergi dari desa
tersebut. Srinthil sempat menawarkan dirinya untuk menjadi istrinya Rasus
namun Rasus menolak permintaan tersebut.
Menganalisis Novel Lintang Kemukus Dini Hari
1. Sinopsis
Rasus telah pergi bersama tentara pimpinan Sersan Slamet. Hal ini membuat
Srintil sakit hati karena Rasus pergi tanpa pamit. Srintil mulai berubah sikapnya, ia
sering merenung dan menangis. Bahkan Srintil berani menolak untuk tampil
menari. Suatu hari Srintil melihat anak-anak kambing yang sedang menetek, tiba-
tiba hasrat untuk memiliki bayi muncul di benaknya. Pak Marsusi yang datang
untuk menemui Srintil tidak dapat terwujud. Srintil pergi ke pasar Dawuan, ia pun
beristirahat di salah satu warung nasi. Semua orang yang melihat Srintil nampak
kasihan. Di pasar Dawuan Srintil bertemu dengan Kopral Pujo dan mendengar
berita bahwa Rasus telah pergi ke markas batalyon. Mendengar berita itu, Srintil
menjadi lebih murung. Kemudian datang Nyai Sakarya dan mengajak Srintil
pulang ke Dukuh Paruk.
Srintil sakit untuk waktu yang cukup lama. Hanya bayi yang bernama Goder
yang dapat menyembuhkannya. Srintil kembali sehat dan kini wajah dan bentuk
tubuhnya sangat menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Suatu hari Pak
Marsusi datang lagi ke rumah Kertareja, Srintil pun mau menemuinya. Namun
Srintil tetap dengan menggendong Goder. Srintil ingin diajak pergi jalan-jalan, tapi
menolak. Pak Marsusi yang datang dengan membawa kalung emas kecewa dan
marah besar. Nyai Kertareja pun memarahi Srintil dan menyinggung tentang
orang tua Srintil yang telah tiada. Hal ini membuat Srintil bersedih.
Sakarya merasa Dukuh Paruk akan kehilangan pamornya. Pikiran Sakarya
bertambah kacau karena hampir setiap hari ada kejadian-kejadian aneh. Ia pun
pergi ke makam Ki Secamenggala untuk memberi sesaji. Suatu hari pak Ranu
datang untuk meminta Srintil untuk menari di hari perayaan Agustusan. Srintil
masih bimbang akan permintaan Pak Ranu. Srintil kasihan melihat keadaan
ekonomi keluarga Sakum yang serba kekurangan semenjak tidak ada pementasan.
Sakum dengan yakinnya meyakinkan kepada Srintil bahwa indang ronggeng masih
bersemayam dalam diri Srintil dan meminta Srintil untuk melupakan Rasus.
Di suatu tempat, Pak Marsusi sedang bingung di hadapan Pak Tarim. Niatnya
untuk menghabisi nyawa Srintil melalui guna-guna tidak terlaksana. Ia lebih
memilih untuk membalas rasa malu dengan rasa malu juga. Kabar gembira cepat
tersiar, Srintil akan kembali menari dalam acara Agustusan. Hanya Sakarya yang
merasa agak risau karena permintaan yang aneh-aneh dari pihak panitia di
antaranya meminta Kertareja mengubah beberapa bait dalam lagu-lagu yang
akan dinyanyikan dengan kata rakyat dan revolusi.
Srintil dengan usianya delapan belas tahun akan menghibur Dawuan. Tapi
Sakarya dan Kertareja bingung karena mereka tidak diperbolehkan membakar
sesaji. Akhirnya Sakarya pergi menjauh dan membakar sesaji secara tersembunyi.
Saat pentas semua orang nampak gembira, Srintil pun ikut merasakannya. Namun
Sakum yang dalam keadaan buta bisa merasakan bahwa gerakan tarian Srintil
lebih kepada emosi. Srintil dalam tariannya merasa bahwa ia tidak lagi bersedih
karena Rasus telah pergi. Srintil tergugah hatinya ketika melihat sosok pemuda
bernama Tri Murdo. Kejadian yang tidak disangka datang, srintil mendadak sesak
nafas berulang kali hingga akhirnya pentas berakhir. Kertareja yang merasa
janggal, pergi ke kerumunan orang. Ia mendapati Pak Marsusi yang sedang
menyamar. Ternyata Pak Marsusi orang yang membuat Srintil sesak nafas dengan
jimatnya.
Suatu hari datang seorang yang kaya raya bernama Sentika dari Alas
Wangkal. Sentika ingin meminta Srintil untuk menari di rumahnya dan ingin Srintil
menjadi gowok untuk anak laki-lakinya. Srintil mau menerima tawaran itu.
Melihat Waras anak Sentika Srintil tertawa karena ternyata Waras mengalami
keterbelakangan mental. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Srintil untuk
menjadi gowok. Malam hari ketika pentas, Srintil mencoba memancing birahi
Waras tetapi tidak berhasil. Suatu hari Sentika dan Istrinya meninggalkan Waras
untuk tinggal berdua bersama Srintil. Setiap hari Srintil harus mengajari Waras
tentang bagaimana pekerjaan laki-laki dan suami, namun yang terjadi sangat
mengecewakan. Waras tidak memiliki tenaga layaknya lelaki, lebih lagi nafsu
birahi. Bagi Srintil menjadi gowok adalah pengalaman yang tidak terlupakan.
Tahun 1964 Dukuh Paruk menjadi sangat miskin. Pentas ronggeng jarang
terdengar. Tetapi suatu hari datang tawaran dari Pak Bakar, seorang dari partai
tertentu. Ronggeng kembali sering dipentaskan demi untuk meraih simpati
masyarakat. Sakarya dan Kertareja tidak bisa menolak permintaan Pak Bakar
karena ingin membalas budi, sebab kini rombongan ronggeng telah diberi alat-
alat elektronik untuk pementasan. Suatu malam ketika sedang pentas, ada banyak
penonton mabuk dan kesurupan. Mereka yang kesurupan merusak sawah yang
sedang mau panen. Terjadilah tawuran antara petani dan perusak padi tersebut.
Kejadian ini membuat Srintil dan rombongannya memutuskan untuk tidak lagi
pentas di acara Pak Bakar.
Suatu pagi warga Dukuh Paruk marah, makam Ki Secamenggala dirusak.
Mereka mendapati sebuah caping hijau tergeletak disemak-semak. Mereka
menduga orang dari partai yang massanya sering mengenakan caping tersebut
sebagai pelakunya. Orang dari partai tersebut memang tidak suka dengan segala
kegiatan warga Dukuh Paruk. Atas kejadian ini, Srintil dan rombongannya kembali
mau meronggeng. Srintil ingin menunjukkan perlawanan bagi partai yang
merusak makam leluhurnya.
Senja di Dukuh Paruk disambut keributan besar. Hampir semua rumah di
Dukuh Paruk terbakar habis. Sementara Srintil, Kertareja beserta istrinya, dan
Sakarya ditangkap polisi karena diduga terkait gerakan Pak Bakar yang dilarang
pemerintah. Orang-orang Dukuh Paruk tidak ada yang mengetahui bahwa mereka
menjadi korban fitnah Pak Bakar. Di dalam penjara Srintil sangat tersiksa, ia harus
menjadi korban atas kekejaman para aparat.
Menganalisis Novel Jantera Bianglala
1. Sinopsis
Dukuh Paruk kini tanpa pemimpin dan Srintil, orang yang selama ini menjadi
panutan di Dukuh Paruk harus dipenjara. Beberapa bulan kemudian Sakarya,
Kertareja, dan yang lainnya dibebaskan. Tetapi mereka pulang tanpa Srintil.
Orang-orang Dukuh Paruk pun tidak ada yang menanyakan kemana Srintil berada.
Itu karena Srintil masih ditahan di tempat yang tidak diketahui oleh Sakarya dan
yang lainnya.
Dukuh Paruk yang miskin lalu didatangi seorang pemuda yang gagah
berseragam. Semula semua orang takut dan enggan tersenyum meskipun yang
datang pada saat itu adalah Rasus. Orang-orang Dukuh paruk ternyata masih
trauma bila ada orang berseragam datang. Tetapi yang membuat mereka
tersenyum lagi adalah karena Rasus yang masih mau peduli dengan tempat
kelahirannya. Rasus masih seperti yang dulu dan kedatangannya kali ini untuk
menjenguk neneknya yang kritis. Tidak lama kemudian nenek Rasus meninggal
dan Rasus harus kembali menjalankan tugasnya. Sebelum Rasus pergi, Sakarya
meminta bantuan kepada Rasus untuk membebaskan Srintil.
Tidak lama kemudian Srintil kembali pulang ke Dukuh Paruk. Srintil lemas
tak berdaya dan kelelahan karena ia pulang dengan berjalan kaki. Sejak
kepulangannya pun sikapnya berubah. Ia lebih banyak diam. Walaupun sudah
keluar dari tahanan, Srintil masih tetap harus melapor ke tempat di mana ia
ditahan. Srintil mulai bisa tersenyum Ketika melihat Goder, anak Tampi. Srintil
memutuskan untuk mengasuh Goder.
Cobaan kembali datang, ketika Srintil diajak oleh Marsusi untuk melapor ke
Dawuan, tempat di mana Srintil pernah ditahan. Setelah pulang, Srintil ternyata
diajak pergi ke suatu tempat oleh Marsusi. Untung bagi Srintil karena akibat
kecerobohan Marsusi, Srintil jatuh dari motor, sementara Marsusi terus melaju.
Srintil yang penuh luka masih belum aman karena Marsusi kembali mencarinya
dengan nafsu birahi yang menggebu. Beruntung datang seseorang yang mau
menolong Srintil. Orang itu dari dusun yang masih satu kelurahan dengan Srintil.
Hati Srintil pun mulai bisa terbuka ketika melihat Bajus. Bajus adalah
seorang pekerja proyek pembangunan irigasi. Srintil ternyata menaruh hati
kepada lelaki itu. Ia sangat berarap impiannya menjadi ibu rumah tangga dapat
terwujud bersama Bajus. Srintil mengenal Bajus sebgai pribadi yang baik, terlebih
sikapnya terhadap Srintil.
Srintil yang yakin bahwa Bajus adalah orang yang akan mengubah hidupnya,
harus kembali merasakan kekecewaan yang begitu dalam. Bajus ternyata malah
menawarkan Srintil kepada bosnya. Bajus kini berubah menjadi beringas dan
memarahi Srintil apabila ia menolak permintaan bosnya. Akibat tekanan batin
yang mendalam, Srintil menjadi lupa ingatan.
Suatu ketika Rasus pulang dari menjalankan tugasnya. Namun hati Rasus
sangat terkejut ketika mendapati Srintil lupa ingatan. Srintil pun dibawa berobat
ke dokter jiwa. Akhirnya Rasus mempunyai tekad yang besar dalam dirinya untuk
membawa Dukuh paruk menjadi lebih baik.
Menganalisis Novel Karya Sendiri
1. Sinopsis
seorang pria bernama Irfan Kurniawan telah melakukan sesuatu hal yang ia
sesali, ia tidak sengaja menabrak seorang wanita sehingga ia tewas. Karena
panik, Irfan langsung tancap gas meninggalkan TKP. Sambil menyesali hal
tersebut, tiba tiba seorang pria tua misterius datang menemui kerumahnya
dan menawarkan bantuan, yakni memberikan sebuah jam yang dipercaya
bisa mengembalikan ia ke masa lalu, namun perbuatan tersebut bisa
membuat masa depan berubah. Tanpa berpikir panjang, Irfan segera
mengambil jam tersebut dan kembali ke masa lalu. Tanpa ia sadari, seorang
pria tua tersebut merupakan Irfan dari masa depan yang ingin membantu
Irfan dari masa lalu agar Irfan dari masa lalu tidak memiliki penyesalan
seperti dirinya. Seperti yang dikatakan Irfan dari masa depan, setelah
menyelamatkan wanita tersebut, tiba tiba masa depan berubah. Sebagai
contoh : di waktu normalnya, Irfan masih jomblo di usianya, namun di
waktu ini, Irfan menikah dengan wanita yang ditabraknya, dan di waktu ini
pula telah terjadi pembantaian beberapa orang di kota yang Irfan tinggali
yang pelakunya tidak lain dan tidak bukan merupakan Irfan dari waktu itu
yang merupakan seorang pembunuh berantai. Jadi dia dan wanita tersebut
berencana untuk keluar dari dimensi waktu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai