Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA : LISA KIRANTI

NIM : 2181111007

DOSEN PENGAMPU : DRS. WESLY SILALAHI, M. PD.

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

19 NOVEMBER 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelasaikan critical journal review ini. Alasan saya menyelasaikan
tugas wajib ini dari 6 tugas pokok KKNI karena untuk memenuhi penyelesaian tugas dari
mata kuliah Filsafat Pendidikan. Semoga critical journal review ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam menyelesaikan critical journal review ini, saya juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan, dan dosen pengampu yang telah
membimbing mata kuliah ini.

Saya menyadari bahwa critical journal review ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya meminta maaf dan mengharapkan kritik serta
saran agar ke depannya saya mampu menyempurnakan tugas ini untuk lebih baik lagi. Akhir
kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Medan, 19 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Rasionalisasi pentingnya CJR.............................................................................1


B. Tujuan penulisan CJR.........................................................................................1
C. Manfaat CJR.......................................................................................................1
D. Identitas Journal..................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL...........................................................................2

A. Pendahuluan........................................................................................................2
B. Pragmatisme dan humanisme pendidikan...........................................................2

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.........................................................6

A. Kelebihan............................................................................................................6
B. Kekurangan.........................................................................................................6

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................8

A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu jurnal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam mempelajari mata kuliah keterampilan bahasa reseptif, sebaiknya kita
terlebih dahulu mengkritisi jurnal tersebut agar kita mengetahui jurnal mana yang lebih
relevan untuk dijadikan sumber bacaan.

B. TUJUAN PENULISAN CJR


1. Untuk memenuhi tugas KKNI yang wajib dari mata kuliah pengantar ilmu bahasa.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas dan membandingkan jurnal
satu dengan jurnal yang lain.
3. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya membaca dalam kehidupan

C. MANFAAT CJR
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan mencari
sumber bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis lebih terasah dalam mengkritisi sebuah jurnal.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang mata kuliah ini.

D. IDENTITAS JOURNAL
1. Identitas jurnal utama
a. Judul artikel : Pragmatisme, Humanisme dan Implikasinya Bagi
Dunia Pendidikan di Indonesia
b. Nama jurnal : Jurnal penelitian pengembangan kepenelitian
c. Edisi terbit : Desember 2012
d. Volume & nomor : Volume 28, No. 2
e. Pengarang : Satya Widya
f. Kota terbit : Salatiga
g. Nomor ISSN : 0854-5995
h. Alamat situs : http://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/
view/134

1
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. PENDAHULUAN

Secara etimologis, kata pragmatisme berasal dari bahasa Yunani “pragma”, adapula
yang menyebut dengan istilah “pragmatikos”, yang berarti tindakan atau aksi. Pragmatisme
berarti filsafat atau pemikiran tentang tindakan (Keraf,1987:15). Aliran filsafat ini mencuat
ke permukaan selama seratus tahun terakhir dan dikaitkan dengan nama-nama berikut:
Charles Sanders Peirce (1839-1914), William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-
1952). Sedangkan seorang ahli bernama William James merumuskan pragmatisme sebagai
“sikap memalingkan muka dari segala sesuatu, prinsip-prinsip, kategori-kategori,
keniscayaan-keniscayaan awal, untuk kemudian beralih pada segala sesuatu, hasil-hasil,
konsekuensi-konsekuensi, serta fakta-fakta baru.”

Pragmatisme memiliki tiga ciri, yaitu: (1) memusatkan perhatian pada hal-hal dalam
jangkauan pengalaman indera manusia, (2) apa yang dipandang benar adalah apa yang
berguna atau berfungsi, dan (3) manusia bertanggung jawab atas nilai-nilai dalam masyarakat
(George R. Knight, 1982). Pertama, Pertama, dari perspektif penganut pragmatisme, kita
hidup dalam sebuah dunia pengalaman. Kedua, pragmatisme pada dasarnya adalah sebuah
pemikiran epistemologis. Pengetahuan, menurut kaum pragmatis, berakar pada pengalaman.
Manusia mempunyai pemikiran yang aktif dan eksploratif, bukan pasif dan reseptif. Ketiga,
manusia bertanggung jawab atas nilai-nilai dari masyarakat. Nilai-nilai bersifat relatif dan
tidak ada prinsip-prinsip absolut yang dapat dipedomani.

B. PRAGMATISME DAN HUMANISME PENDIDIKAN

Pengaruh filsafat pragmatisme terhadap humanisme pendidikan modern terwujud


melalui pengaruh teori pendidikan progresivisme. Pragmatisme juga mempengaruhi
pendidikan baik secara langsung maupun tidak, melalui rekonstruksionisme, futurisme,
dandeschooling dalam pendidikan.

Progresivisme berakar pada pragmatisme. Progresivisme melihat peserta didik sebagai


makhluk yang aktif dan kreatif. Dari aliran progresivisme inilah muncul aliran lagi yang
bernama aliran rekostruksionisme yang melihat pendidikan sebagai agen perubahan sosial,
politik dan ekonomi. Selain itu, progresivisme juga percaya kepada kemajuan masyarakat

2
melalui langkah-langkah yang tersusun, ke arah masa depan (futurisme) namun bukan suatu
utopia masa depan. Progresivisme didasarkan kepada paham liberalisme, yaitu kepercayaan
kepada prosedur publik danbukan kepada hal-hal yang tidak transparan.

Berbagai pandangan filsafat pragmatisme terhadap berbagai komponen esensial dalam


pendidikan yaitu:

a. Pengalaman sebagai basis pendidikan


Menurut Dewey, pengalaman adalah basis pendidikan, atau dalam terminologi Dewey
sendiri “pengalaman” sebagai “sarana dan tujuan pendidikan”.(John Dewey, 2004:ix).
Oleh karena itu, bagi John Dewey, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses
penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus-menerus. Inti pendidikan tidak
terletak dalam usaha menyesuaikan dengan standar kebaikan, kebenaran dan keindahan
yang abadi, melainkan dalam usaha untuk terus-menerus menyusun kembali
(reconstruction) dan menata ulang (reorganization) pengalaman hidup subjek didik. Bagi
Dewey, kesinambungan pengalaman yang menumbuhkan, tidak hanya secara fisik, tetapi
juga secara intelektual dan moral, merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai apakah
suatu pengalaman bersifat mendidik atau tidak. menurut Dewey (Glassman, 2001) peran
pendidikan yang sangat penting adalah mengajar peserta didik tentang bagaimana
menjalin hubungan antara sejumlah pengalaman sehingga terjadi penyimpulan dan
pengujian pengetahuan baru.
Pengalaman baru peserta didik diperoleh dari sekolah, baik yang dirancang maupun
tidak. Penentuan pengalaman yang diperoleh di sekolah harus melihat ke depan, yaitu
tuntutan masyarakat di masa depan, karena perubahan yang dilakukan saat ini akan
diperoleh hasilnya di masa depan. Akumulasi pengetahuan baru bagi peserta didik
menentukan kemampuan peserta didik.
b. Pandangan tentang peserta didik
Dari sudut pandang epistemologi kaum pragmatis, siswa adalah seseorang yang
mempunyai pengalaman (George R. Knight, 1982:66). Ia seorang individu
berpengalaman yang mampu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan situasi-
situasi problematik. Siswa belajar dari lingkungannya dan menjalani berbagai
konsekuensi dari tindakan-tindakannya.
c. Pandangan tentang guru
Guru dalam sebuah sekolah yang pragmatik dapat dipandang sebagai anggota pelajar
dalam pengalaman pendidikan karena masuk kelas setiap hari menghadapi dunia yang

3
berubah. Namun, guru adalah anggota perjalanan yang lebih berpengalaman dan oleh
karena itu dapat dipandang sebagai pembimbing atau direktur proyek.
d. Pandangan tentang kurikulum
Kurikulum mestinya lebih dibangun di seputar unit-unit yang wajar yang timbul dari
pertanyaan-pertanyaan yang mendesak dan pengalaman-pengalaman siswa.
e. Pandangan tentang metode pendidikan
Menurut pragmatisme, metode pendidikan adalah upaya menanamkan suatu disiplin,
tetapi bukan otoritas. Metode pengajaran dengan disiplin berarti seseorang mengarahkan
pelajaran dengan disiplin. Metode ini seharusnya lebih bermakna karena mereka
membangun berdasarkan basis pengetahuan yang ditemukan pada pengalaman-
pengalaman signifikan dalam hidup sehari-hari.
f. Pandangannya mengenai demokrasi
Sudut pandang politis dari pragmatisme adalah sudut pandang demokrasi.
Pragmatisme melihat sekolah, secara ideal, sebagai sebuah kehidupan dan lingkungan
belajar yang demokratis di mana setiap orang berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan, sebagai latihan dan persiapan untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat yang lebih besar.
Jadi, demokrasi dan pendidikan dilihat sebagai semacam dua muka dari suatu mata
uang, demokrasi tidak dapat hidup tanpa pendidikan, dan sebaliknya pendidikan yang
baik tidak akan hidup dalam suatu masyarakat yang tidak demokratis.
g. Implikasi pragmatisme bagi dunia pendidikan di Indonesia
 Menghormati prinsip pendidikan berbasiska pengalaman

Menurut pragmatisme (Glassman, 2001) peran pendidikan yang sangat penting adalah
mengajar peserta didik tentang bagaimana menjalin hubungan antara sejumlah pengalaman
sehingga terjadi penyimpulan dan pengujian pengetahuan baru. Pengalaman baru akan
menjadi pengetahuan baru apabila seseorang selalu bertanya dalam hatinya. Jawaban
terhadap pertanyaan tersebut merupakan pengetahuan baru yang tersimpan pada struktur
kognitif seseorang. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan baru akan terjadi bila
ada pengalaman baru. Pengalaman baru bisa didapatkan dari lingkungan sekolah, baik yang
dirancang maupun tidak. Kompetensi yang mendukung pengalaman baru untuk tingkat
sekolah yang dipakai di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

 Pendidikan yang berpusat pada subjek didik

4
Pragmatisme mengidealkan anak sebagai subyek yang aktif, bukan pasif. Tentang hal
inipun, kiranya telah disadari pentingnya di Indonesia, tetapi yang terjadi dalam praktek
prinsip tersebut belum dilaksanakan secara optimal.

Di Indonesia umumnya menerapkan teacher centre strategies dan material centre


strategies katimbang student centre strategies. Teacher centre strategies adalah strategi
belajar mengajar yang berpusat pada guru. Artinya tekanan belajar terletak pada guru itu
sendiri, dimana guru sbagai sumbr informasi. Sedangkan dalam material centre strategies,
strategi belajar mengajar lebih berpusat pada materi. Dimana materi bukan saja berasal dari
dalam kelas dan buku bacaan, tetapi berasal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dan yang terakhir siswa menjadi pusat belajar mengajar di sekolah (student centre
strategies). Dalam hal ini, peran guru di depan kelas lebih diposisikan sebagai motivator,
mediator, fasilitator dan evaluator.

5
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. KELEBIHAN
a) Kegalayutan antar elemen
Setiap penjelasan yang diuraikan oleh penulis di dalam jurnal ini memiliki keterkaitan
antar sub-sub penjelasannya, seperti antara pragmatisme dan humanisme pendidikan
serta implikasi yang dilakukan di lingkungan sekolah.
b) Originalitas temuan
Tidak adanya penemuan di dalam jurnal ini.
c) Kemutakhiran masalah
Masalah yang dibahas kali ini adalah mengenai bagaimana aliran pragmatisme, seluk-
beluk dan teori mengenai aliran ini. Terdapat juga implikasi, bagaimana cara aliran ini
diterapkan di dalam sekolah.
d) Kohesi dan koherensi isi penelitian
Beberapa paragraf dalam jurnal memiliki kohesi maupun koherensi yang padu seperti
contoh paragraf berikut:
“Selain itu, pengetahuan dari perspektif pragmatis perlu dibedakan dari keyakinan
atau kepercayaan. Hal-hal autentik tentang keyakinan manusia adalah urusan pribadi,
tetapi apa yang ia anggap perlu diketahui harus dapat didemonstrasikan kepada
pengamat yang memenuhi syarat dan tak berpihak. Dengan kata lain, kepercayaan
(keimanan) itu bersifat pribadi, sedangkan pengetahuan adalah hal yang senantiasa
bersifat publik. Dari sudut pandang pragmatis, sebuah pernyataan dikatakan benar
adalah jika dapat diuji dengan pengalaman empiris yang bersifat publik...”
B. KEKURANGAN
a) Kegalayutan antar elemen
Tidak terdapat ketidakgayutan di jurnal ini.
C. Originalitas temuan
Tidak adanya metode yang dipakai dalam jurnal ini.
D. Kemutakhiran masalah
Tidak terdapat ketidakmutakhiran masalah dalam jurnal ini, karena sumber masalah
yang dikaji oleh penulis ruang lingkupnya sangat kecil sehingga tidak ditemukan
ketidakmutakhiran masalah.

6
E. Kohesi dan koherensi isi penelitian
Saya rasa tidak ada kohesi dan koherensi yang tidak saling terhubung. Menurut saya
setiap paragraf, saling berkaitan satu sama lain.

7
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut filsafat pragmatisme
menyatakan bahwa benar tidaknya suatu teori bergantung pada berfaedah atau tidaknya teori
itu bagi manusia dalam penghidupannya. Lahirnya pragmatisme dilatarbelakangi oleh
kritiknya terhadap filsafat-filsafat tradisional yang bersifat statis dan cenderung melihat
segala sesuatu sebagaimana adanya. Pragmatisme juga mempengaruhi pendidikan baik secara
langsung maupun tidak, melalui rekonstruksionisme, futurisme, dan deschooling dalam
pendidikan.

B. SARAN

Saya rasa bagi para pembaca jurnal yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai aliran
pragmatisme bisa memakai jurnal ini sebagai referensi karena penjelasannya yang sudah baik
dan informative.

8
DAFTAR PUSTAKA

Widya, Satya. 2012. Pragmatisme, Humanisme dan Implikasinya Bagi Dunia Pendidikan
di Indonesia. Salatiga: FKIP-University Kristen Satya Wacana.

Anda mungkin juga menyukai