Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KEPEMIMPINAN

PRODI S1 PEND. BASASTRASIA - FBS

‘ Skor Nilai :

PENELITIAN KONSEP DAN PENERAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KOMISARIAT KAN KORPS HMI WATI (KOHATI) HMI FBS UNIMED

(INTAN WIJAYANTI, 2017)

NAMA MAHASISWA : 1. LISA KIRANTI (218111007)

2. HERLINA FITRI YANI (2182111004)

3. MELDA BONITA (21

DOSEN PENGAMPU : DRS. SYAMSUL ARIF, M.Pd.

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2018
EXCECUTIVE SUMMERY
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. IDENTIFIKASI MASALAH

C. BATASAN MASALAH

D. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana penerapan pengambilan keputusan ketua komisariat dan ketua
kohati dalam kinerja kesuksesan HMI FBS Universitas Negeri Medan?
b. Bagaimana pengaruh pengambilan keputusan ketua komisariat dan ketua
kohati terhadap peningkatan kinerja HMI FBS Universitas Negeri Medan
c. TUJUAN SURVEY

Mengetahui bagaimana penerapan dan pengaruh pengambilan keputusan ketua


komisariat dan ketua kohati HMI FBS Universitas Negeri Medan.

d. MANFAAT SURVEY

Agar para pembaca, dapat mengerti bagaimana cara pengambilan keputusan di


Komisariat HMI FBS.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Definisi Pengambilan Keputusan

G.R. (Penyusun, 2018:142) yang mengemukakan bahwa pengambillan


keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atasa dua atau
lebih alternatif yang mungkin. Sedangkan, pengertian pengambilan keputusan
menurut Horold dan Cyrill O’donnell (Penyusun, 2018:142) adalah pemilihan diantara
allternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana
tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

2. Metode Pengambilan Keputusan

Ada 4 (empat) metode pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu


kewenangan tanpa diskusi, pendapat ahli, kewenangan setelah diskusi, dan
kesepakatan.

a) Kewenangan Tanpa Diskusi

Metode pengambilan keputusan ini sering kali digunakan oleh para pemimpim
otokkratik atau dalam kepemimpinan militer.

b) Pendapat Ahli

Metode ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang
dianggap ahli dan memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam
hal tertentu oleh anggota lainnya.

c) Kewenangan Setelah Diskusi

Metode ini mempertimbangankan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian metode ini akan
meningkatkan kuaitas dan tanggung jawab para anggotanya di samping juga
munculnya aspek (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari
usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas.

3. Langkah Pengambilan Keputusan

Ada 3(tiga) langkah yang diambil dalam pengambilan keputusan Menurut


Mintzberg yaitu:

 Tahap identifikasi: Pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis


dibuat diketahui bahwa masalah ynag berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis tetapi masalah yang sederhana tidak.
 Tahap pengembangan: pencarian prosedur atau solusi standar yang ada sebagai
mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian percobaan dimana pembuat keputusan yang mepunyai ideal yang
tidak jelas.
 Tahap seleksi: pilihan solusi dibuat. Ada 3 cara pembentukan seleksi yaitu
pembuatan keputusan berdasarkan pengalaman atau intuisi (bukan analisis
logis); analisis alternatif yang logis dan sistematis; tawar menawar saat seleksi
melibatkan kelompok pembuatan keputusan.
4. Fase-Fase Pengambilan Keputusan

Ada beberapa fase dalam proses pengambilan keputusan Menurut Simon yaitu:
 Fase inteligensi, yaitu inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi
pemindaian (scanning). Ini dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan
sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu-isu yang terkait dan
menentukan
Apakah tujuan itu telah terpenuhi.
 Fase desain, meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Pemodelan ini meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan msalah ke dalam bentuk kuantitatif dan kualitattif.
 Fase pilihan adalah dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil
suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
 Fase implementasi, fase yang meliputi membuat suatu solusi yang di
rekomendasikan bisa bekerja.
 Fase monitoring, fase ini mengevaluasi dan memonitor segala rangkaian
kegiatan yang direncanakan.

B. KERANGKA BERPIKIR
BAB III

METODE SURVEY

A. TEMPAT DAN WAKTU SURVEY


 Tanggal : 03-04 Desember 2018
 Tempat penelitian : Lingkungan Fakultas FBS, Open Stage FBS, serta
Sekret HMI FBS Jl. Seser No. 60
B. SUBJEK SURVEY
 Ketua komisariat dan kohati FBS Unimed
 Para pengurus komisariat HMI FBS Unimed
 Para anggota komisariat HMI FBS Unimed

C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA


 Wawancara
Teknik wawancara digunakan terhadap ketua komisariat dan kohati FBS
Unimed. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang cara
penerapan dan pengaruh pengambilan keputusan ketua komisariat serta
kohati.
 Angket
Teknik tulisan ini digunakan untuk mendapatkan data kemampuan
pengambilan keputusan ketua komisariat serta kohati, angket ini disebarkan
kepada para pengurus dan anggota HMI.
D. INSTRUMEN SURVEY

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KETUA HMI & KOHATI

Nama : 1. (sebagai ketua komisariat)

2. (sebagai ketua kohati)

Jabatan : Ketua komisariat HMI & Kohati FBS UNIMED

Tempat wawancara :

Tanggal :

PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK KETUA KOMISARIAT DAN KOHATI HMI


FBS UNIMED

1. Bagaimana strategi ketua komisariat serta kohati dalam memecahkan masalah di


organisai HMI ini
2. Bagaimana upaya ketua komisariat serta kohati untuk meningkatkan kinerja
pengurus dan bawahan?
3. Bagaimana cara ketua komisariat serta kohati meningkatkan mutu organisai
HMI?
4. Apa yang ketua komisariat serta kohati jika ada anggotanya yang melanggar
keputusan yang dibuat?
5. Apakah ketua komisariat serta kohati melibatkan pengurus dan para anggota
dalam pengambilan keputusan?
6. Apa alasan ketua komisariat serta kohati melibatkan para pengurus dan anggota
dalam pengambilan keputusan?
7. Apakah suatu keputusan yang ketua komisariat serta kohati keluarkan sudah
diterapkan para pengurus dan anggota?
8. Apakah keputusan ketua komisariat serta kohati berikan berpengaruh dengan
kinerja HMI FBS?
ANGKET UNTUK PENGURUS

Nama :

Jabatan :

Tempat wawancara :

Tanggal :

Bacalah pernyataan berikut ini. Lalu cekliskan () kolom “YA” jika sesuai dan
“TIDAK” jika tidak sesuai.
No PERNYATAAN YA TIDAK
.
1. Ketua komisariat serta kohati mampu
memecahkan masalah yang terjadi di dalam HMI
2. Ketua komisariat serta kohati mengambil suatu
keputusan dengan strategi yang diambil dari
permusyawaratan bersama
3. Ketua komisariat serta kohati meneliti berbagai
kesulitan dalam situasi tertentu dengan cara
menganalisis akar permasalahan
4. Ketua komisariat serta kohati menetapkan sebuah
solusi yang dirasa bagus dengan melakukan
kompromi.
5. Ketua komisariat serta kohati mampu menerapkan
keputusan yang telah diambil
6. Ketua komisariat serta kohati tetap berprinsip
terhadap keputusan yang telah terjadi
7. Ketua komisariat serta kohati terampil dalam
mengambilan keputusan
8. Ketua komisariat serta kohati dalam mengambil
keputusan ia melibatkan Anda sebagai pengurus
9. Keputusan ketua komisariat dan kohati
berpengaruh dalam meningkatkan mutu organisasi
HMI
10. Anda sudah menerapkan keputusan yang
ditetapkan Ketua komisariat serta kohati
ANGKET UNTUK ANGGOTA

Nama :

Tempat wawancara :

Tanggal :

Bacalah pernyataan berikut ini. Lalu cekliskan () kolom “YA” jika sesuai dan
“TIDAK” jika tidak sesuai.
No. PERNYATAAN YA TIDAK
1. Apakah keputusan ketua komisariat dan kohati tidak
dapat diganggu gugat?
2. Apakah ketua komisariat dan kohati sudah
menggunakan cara yang tepat dalam pengambilan
keputusan masalah yang terjadi?
3. Apakah ketua komisariat dan kohati meminta Anda
untuk terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan?
4. Apakah keputusan ketua komisariat dan kohati sudah
Anda terapkan?
5. Apakah ketua komisariat dan kohati Anda membuat
keputusan mendadak tanpa persetujuan anggota?
6. Apakah keputusan ketua komisariat dan kohati telah
meningkatkan mutu kualitas HMI FBS Unimed?
7. Apakah keputusan ketua komisariat dan kohati
berpengaruh untuk Anda?
8. Apakah keputusan yang diberikan ketua komisariat
dan kohati sudah tepat?
9. Apakah ketua komisariat dan kohati tidak
mendengarkan saran dari Anda?
10. Apakah saran Anda dalam pengambilan keputusan di
terima ketua komisariat dan kohati?
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. GAMBARAN HASIL SURVEY


B. PEMBAHASAN
C. TEMUAN LAPANGAN
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai