Anda di halaman 1dari 9

KOHESI LEKSIKAL

 Oleh :

REGULER C 2018

KELOMPOK 2
NO NAMA NIM

1. ELRA AZMI MASFUFAH 2181111002

2. KHOLIJAH LUBIS 2183311016

3. LISA KIRANTI 2181111007

4. MAULIANA PEBRIANI LUBIS 2183111034

5. POLMARIS NAIBAHO 2183311040

6. RANTIKA ALYCIA PUTRI 2181111025

7. RIZKI AMANDA 2181111001

8. TIO AIGA SITORUS 2182111012


PENGERTIAN KOHESI LEKSIKAL

Halliday dan Hasan (dalam Ali, 2010: 45) menyatakan, bahwa “This (lexical cohesion) is the cohesive effect achieved
by the selection of vocabulary”. Jadi, kohesi leksikal adalah ikatan kohesi yang muncul dalam wacana karena pilihan
kata. Ikatan kohesi unsur leksikal lebih sulit diidentifikasi dengan segera karena sistem leksikal bahasa bersifat terbuka.
Sedangkan, sistem gramatikal bersifat tertutup, sehingga ikatan kohesi unsur gramatikal terlihat lebih nyata dan
konsisten.

Oleh karena itu, hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menganalisis ikatan kohesi unsur leksikal adalah
dengan apa yang oleh Halliday dan Hasan disebut sebagai akal sehat dan tingkat penguasaan kosa kata. Unsur leksikal
wacana yang membentuk ikatan kohesi biasanya dinyatakan lewat tingkat hubungan itu sendiri. Dalam hal ini, Halliday
dan Hasan menyebutnya sebagai Relatedness of the lexical item. Tingkat hubungan yang lebih kuat menyatakan bahwa
unsur-unsur leksikal yang dimaksud membentuk ikatan kohesi.
UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN KOHESI
LEKSIKAL
Ada beberapa unsur yang terdapat di dalam kohesi leksikal menurut Sumarlam (2003: 35) sebagai berikut.

A. Repetisi (pengulangan)

Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi suku kata, kata atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk
memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

Contoh: Dalam kehidupan demokrasi, rakyat harus berani. Berani menyatakan pendapat...

Menurut Sumarlam (2003:34), berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat,
repetisi dapat dibedakan menjadi delapan macam, yaitu: Repetisi epizeuksis, Repetisi tautotes Repetisi anafora, Repetisi
epistrofa, Repetisi simploke simploke, Repetisi mesodiplosis, Repetisi epanalepsis, dan Repetisi anadiplosis
B. Sinonimi (padan kata)

Fungsi dari sinonimi adalah untuk menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan
satuan lingual yang lain dalam wacana.

Contoh : 1) Berita surat kabar sekarang penuh dengan pertentangan elit politik.

2) Berita koran sekarang penuh dengan pertentangan elit politik.

Berdasarkan wujud satuan bahasanya, sinonimi dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: (1) sinonimi antara morfem
(bebas) dengan morfem (terikat), (2) kata dengan kata (3) kata dengan frasa atau sebaliknya, (4) frasa dengan frasa, (5)
klausa/kalimat dengan klausa/kalimat.
C. Antonimi (lawan makna)

Istilah antonimi dipakai untuk menyatakan lawan makna sedangkan kata yang berlawanan disebut antonim.
Sejalan dengan pendapat itu Cruse (1986: 197-262) membagi keantoniman menjadi lima, yaitu (1) oposisi mutlak,
seperti jantan dan betina, (2) antonim, seperti besar dan kecil, (3) oposisi kesebalikan, seperti guru dan murid, (d)
oposisi hierarkis, seperti Minggu, Senin,,... Sabtu, dan (e) oposisi majemuk berdiri dan duduk.

Berdasarkan sifatnya, Sumarlam (2003:39-42) membedakan antonimi/oposisi menjadi lima macam, yaitu:

a) Oposisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak.

b) Oposisi kutub adalah oposisi makna yang tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat gradasi.

c) Oposisi hubungan adalah oposisi makna yang bersifat saling melengkapi.

d) Oposisi hirarkial adalah oposisi makna yang menyatakan deret jenjang atau tingkatan.

e) Oposisi majemuk adalah oposisi makna yang terjadi pada beberapa kata (lebih dari dua).
D. Kolokasi (sanding kata)

Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung
digunakan secara berdampingan. Dengan kata lain, berhubungan dengan hubungan antara kata-kata atas
dasar fakta bahwa ini sering terjadi di sekitarnya yang sama. Barang-barang berikut adalah contoh kolokasi
leksikal karena mereka semua milik bidang ilmiah biologi: tanaman ... mensintesis ... organik ... anorganik ...
tanaman hijau ... energi ... sinar matahari ... pigmen hijau ... klorofil ... fotosintesis ... sintesis cahaya ...
makan diri ... autotrophic.
E. Hiponimi (hubungan atas-bawah)

Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna satuan lingual yang lain.

Contoh: kursi, meja, lemari, bufet, tempat tidur, tercakup dalam hiperonimnya, yaitu mebel.
F. Ekuivalensi (kesepadanan)

Ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam
sebuah paradigma.

 
“Esok sepertinya sudah mengetahui banyak hal di tenda pengungsian 24 jam terakhir. Dia mengenal dan dikenal banyak
petugas, cakap berbicara dengan mereka. Lima menit membujuk petugas, Esok dan Lail keluar dari dapur umum membawa
bungkusan makanan, kembali ke tenda.”

Pada data (6) satuan lingual mengenal dan dikenal menunjukkan hubungan kesepadanan. Meskipun ditinjau
dari aspek makna, kata mengenal dan dikenal tidak memiliki kesamaan makna, tetapi kedua satuan lingual
tersebut merupakan hasil dari afiksasi morfem asal yang sama yaitu kenal. Kata mengenal merupakan jenis
kata kerja (verba) aktif sedangkan kata dikenal merupakan jenis kata kerja (verba) pasif.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai